1. Dokumen ini membahas tentang hukum-hukum berburu dan makan daging hewan menurut Islam. Termasuk dijelaskan hewan-hewan yang boleh dan tidak boleh dimakan, serta cara-cara berburu yang diizinkan dan dilarang.
1. Kitab Hewan Buruan, Hewan
Sembelihan Dan Hewan Yang Boleh
Dimakan
1. Berburu dengan anjing terlatih
Hadis riwayat Adi bin Hatim ra., ia berkata:
Aku bertanya: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku melepas anjing-anjing
pemburu yang terlatih lalu anjing-anjing itu pun menangkap buruan untukku
dan aku sudah membaca bismillah? Beliau menjawab: Apabila kamu melepas
anjingmu yang terlatih sambil menyebut nama Allah atasnya, maka
makanlah! Aku bertanya lagi: Meskipun anjing itu membunuhnya? Rasulullah
menjawab: Walaupun anjing itu sudah membunuhnya, selama tidak ada
anjing lain yang menyertainya. Aku bertanya lagi: Sesungguhnya aku
menombak hewan buruan dan berhasil mengenainya? Beliau menjawab:
Apabila kamu menombaknya lalu menembus tubuhnya, maka makanlah. Tapi
jika tombak itu mengenai dengan bagian sampingnya, maka janganlah
memakannya. (Shahih Muslim No.3560)
Hadis riwayat Abu Tsa`labah Al-Khusyani ra., ia berkata:
Aku menemui Rasulullah saw. lalu bertanya: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya
kami berada di negeri kaum Ahli Kitab sehingga makan dengan menggunakan
piring mereka. Saya juga berada di suatu tempat perburuan, aku berburu
dengan panahku atau dengan menggunakan anjing pemburuku yang sudah
terlatih atau yang belum terlatih. Terangkanlah kepadaku apakah yang
dihalalkan untuk kami dari semua itu? Beliau menjawab: Adapun pertanyaan
yang kamu sebutkan bila kamu berada di negeri kaum Ahli Kitab sehingga
kamu makan dengan piring-piring mereka. Kalau kamu bisa mendapatkan
selain piring mereka maka janganlah kamu memakan dengan piring mereka.
2. Namun jika kamu tidak bisa mendapatkan yang lain, maka cucilah lalu
makanlah dengan piring mereka itu. Adapun tentang pertanyaan yang kamu
sebutkan bahwa kamu sedang berburu di suatu tempat perburuan, maka apa
yang kamu peroleh dengan panahmu, sebutlah nama Allah dahulu lalu
makanlah. Dan apa yang kamu peroleh dengan anjing pemburumu yang
terlatih, maka sebutlah dahulu nama Allah kemudian makanlah. Dan apa yang
kamu peroleh dengan anjing pemburumu yang belum terlatih lalu kamu
sempat menyembelihnya (sembelihlah dahulu) kemudian makanlah!. (Shahih
Muslim No.3567)
2. Bila hewan hasil buruannya menghilang lalu ditemukan kembali
Hadis riwayat Abu Tsa`labah ra.:
Dari Nabi saw. beliau bersabda: Apabila kamu melemparkan anak panahmu
(ke hewan buruan) kemudian ia menghilang, lalu kamu mendapatkannya lagi,
maka makanlah selama belum membusuk. (Shahih Muslim No.3568)
3. Haram memakan setiap binatang buas yang bertaring dan setiap
burung yang bercakar
Hadis riwayat Abu Tsa`labah ra., ia berkata:
Nabi saw. melarang memakan binatang buas yang bertaring. (Shahih Muslim
No.3570)
4. Mubahnya bangkai binatang laut
Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. mengutus kami dan mengangkat Abu Ubaidah ra. sebagai
pemimpin untuk mencegat kafilah dagang Quraisy. Beliau membekali kami
dengan sekarung kurma karena tidak menemukan bekal lain lalu Abu Ubaidah
ra. pun memberikan kepada masing-masing kami sebuah kurma. Kemudian
aku bertanya: Apakah yang kamu sekalian perbuat dengan sebuah kurma itu?
Ia menjawab: Kami mengisapnya seperti anak kecil mengisap kemudian kami
meminum air yang ada di dalamnya hingga cukuplah bagi kami dari siang
3. sampai malam. Kemudian kami memukulkan tongkat-tongkat kami ke daun-
daunan lalu kami basahi dengan air untuk kami minum. Selanjutnya kami
menuju tepi laut, di sana tampaklah oleh kami seperti bukit pasir yang besar
sekali. Lalu kami pun segera mendatanginya dan ternyata ia adalah seekor
binatang laut yang disebut ikan paus. Abu Ubaidah ra. berkata: Ikan ini sudah
jadi bangkai (kita tidak dapat memakannya). Kemudian ia berkata lagi: Tidak
apa-apa, kita adalah utusan Rasulullah saw. di jalan Allah sedangkan kamu
sekalian dalam keadaan terpaksa, maka makanlah! Kami yang berjumlah 300
orang lalu menetap di sana selama sebulan hingga kami pun menjadi gemuk.
Ia berkata: Aku telah menyaksikan sendiri, kami menampung dengan tempat
air minyak ikan yang keluar dari lubang matanya serta memotong-motong
dagingnya sebesar kijang atau banteng. Lalu Abu Ubaidah ra. mengambil 13
orang di antara kami diperintahkan khusus untuk melubangi matanya dan ia
juga mengambil salah satu tulang rusuk ikan itu. Kemudian ia membebani
unta yang paling besar yang ada pada kami untuk mengangkutnya dan ia pun
berjalan di bawahnya (sambil menuntun) serta kami dapat berbekal dengan
dagingnya yang telah direbus setengah matang. Ketika tiba di Madinah, kami
segera menemui Rasulullah saw. untuk menceritakan kejadian itu kepada
beliau. Lalu beliau menjawab: Itu adalah rezeki yang diberikan Allah kepada
kamu sekalian. Apakah masih ada sisa dagingnya pada kamu sekalian untuk
diberikan kepada kami? Lalu kami pun mengirimkan sebagian dagingnya
kepada Rasulullah saw. kemudian beliau memakannya. (Shahih Muslim
No.3576)
5. Haram memakan daging keledai piaraan
Hadis riwayat Abu Tsa`labah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. mengharamkan daging keledai piaraan. (Shahih Muslim
No.3582)
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. melarang makan daging keledai piaraan. (Shahih
Muslim No.3583)
4. Hadis riwayat Abdullah bin Abu Aufa ra.:
Dari Syaibani ia berkata: Aku bertanya kepada Abdullah bin Abu Aufa tentang
daging keledai piaraan lalu ia menjawab: Musibah kelaparan menimpa kami
bersama Rasulullah saw. pada hari perang Khaibar padahal kami telah
berhasil menangkap beberapa ekor keledai kaum mereka yang keluar dari
Madinah lalu kami pun segera menyembelihnya. Ketika periuk-periuk kami
yang berisi daging binatang tersebut sedang mendidih, tiba-tiba berserulah
seorang penyampai seruan Rasulullah saw.: Tumpahkanlah periuk-periuk
tersebut dan janganlah memakan daging keledai itu sedikit pun! Apakah
maksud pengharaman beliau ini? Lalu kami pun saling membicarakannya di
antara kami sehingga kami berkesimpulan beliau mengharamkannya untuk
selamanya dan pasti dan beliau juga mengharamkan itu karena tidak bisa
dibagi seperlima. (Shahih Muslim No.3585)
Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
Aku tidak tahu apakah Rasulullah saw. melarangnya hanya karena binatang
itu sebagai binatang pengangkut barang bagi manusia sehingga beliau tidak
ingin binatang angkutan mereka habis (dimakan) atau apakah beliau
mengharamkan daging keledai piaraan itu hanya pada hari Khaibar saja?.
(Shahih Muslim No.3591)
Hadis riwayat Salamah bin Akwa` ra., ia berkata:
Kami bersama Rasulullah saw. berangkat menuju Khaibar. Kemudian Allah
berkenan menaklukkannya bagi kemenangan pasukan muslimin itu. Pada sore
hari di mana Khaibar telah ditaklukkan, kaum muslimin banyak yang
menyalakan api hingga bertanyalah Rasulullah saw.: Apakah api-api ini, untuk
apakah kamu sekalian menyalakannya? Mereka menjawab: Untuk memasak
daging. Rasulullah saw. bertanya lagi: Daging apakah itu? Mereka menjawab:
Daging keledai piaraan. Maka Rasulullah saw. bersabda: Tumpahkanlah
masakan itu dan pecahkanlah periuknya! Seorang lelaki bertanya: Wahai
Rasulullah, atau cukup kami tumpahkan isinya lalu kami cuci periuknya?
Rasulullah saw. menjawab: Atau begitu juga boleh. (Shahih Muslim No.3592)
Hadis riwayat Anas ra., ia berkata:
Ketika Rasulullah saw. berhasil menaklukan Khaibar, kami memperoleh
5. beberapa ekor keledai di luar dusun. Kemudian kami memasak sebagian
dagingnya. Seorang juru panggil Rasulullah saw. mengumumkan: Ketahuilah,
sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya melarang kalian makan binatang tersebut,
karena perbuatang itu adalah kotor, termasuk perbuatan setan. Maka
seketika itu periuk-periuk yang berisi masakan binatang tersebut
ditumpahkan. (Shahih Muslim No.3593)
6. Mengenai makan daging kuda
Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra.:
Bahwa pada pertempuran Khaibar, Rasulullah saw. melarang makan daging
keledai dan mengizinkan makan daging kuda. (Shahih Muslim No.3595)
Hadis riwayat Asma ra., ia berkata:
Pada zaman Rasulullah saw., kami menyembelih seekor kuda, lalu kami
memakannya. (Shahih Muslim No.3597)
7. Boleh memakan biawak
Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Nabi saw. pernah ditanya tentang binatang biawak dan beliau menjawab: Aku
tidak suka memakannya, tetapi aku tidak mengharamkannya. (Shahih Muslim
No.3598)
Hadis riwayat Khalid bin Walid ra.:
Bahwa ia bersama Rasulullah saw. mendatangi rumah Maimunah, isteri Nabi
ra. yang juga masih termasuk bibinya dan juga bibi Ibnu Abbas. Di rumahnya,
ia (Khalid) mendapatkan daging biawak yang dipanggang, oleh-oleh dari
saudara Maimunah, Hufaidah binti Harits dari Najed. Daging itu kemudian
dihidangkan kepada Rasulullah saw. karena tidak diberitahu, maka Rasulullah
saw. lalu mengulurkan tangannya hendak memakannya. Pada saat itulah
seorang wanita yang kebetulan sedang berada di rumah Maimunah berkata:
Beritahu Rasulullah saw. apa yang kalian suguhkan kepada beliau itu. Mereka
lalu mengatakan: Itu daging biawak, wahai Rasulullah! Seketika itu Rasulullah
saw. menarik kembali tangannya. Kemudian Khalid bin Walid bertanya:
6. Apakah biawak itu haram, wahai Rasulullah saw.? Rasulullah saw. menjawab:
Tidak, akan tetapi di daerah kaumku, daging itu tidak ada dan aku tidak suka
memakannya. Khalid berkata: Lalu aku mengambil dan memakannya,
sedangkan Rasulullah saw. melihat dan tidak melarangku. (Shahih Muslim
No.3603)
Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
Bibiku, Ummu Hufaid memberikan hadiah kepada Rasulullah saw. berupa
minyak samin, keju dan daging biawak. Minyak samin dan kejunya beliau
makan dan daging biawaknya beliau biarkan karena beliau merasa jijik.
Daging itu pernah dihidangkan di meja makan Rasulullah saw. Kalau
seandainya daging itu haram, maka daging itu tidak akan dihidangkan di meja
makan Rasulullah saw.. (Shahih Muslim No.3604)
8. Boleh memakan belalang
Hadis riwayat Abdullah bin Abu Aufa ra., ia berkata:
Aku ikut perang bersama Rasulullah saw. sebanyak tujuh peperangan dan
kami selalu makan belalang. (Shahih Muslim No.3610)
9. Boleh memakan kelinci
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Ketika kami melewati daerah Dhahran, kami melihat seekor kelinci berlari
melompat-lompat. Para sahabat mengejar untuk menangkapnya, tetapi tidak
berhasil. Kemudian aku berusaha menangkapnya dan berhasil. Lalu aku
menemui Abu Thalhah sambil membawa binatang tersebut, lalu kami
menyembelihnya. Bagian pangkal paha hewan itu dikirim kepada Rasulullah
saw. dan aku membawa sebagian dagingnya kepada Rasulullah saw. dan
beliau menerimanya. (Shahih Muslim No.3611)
10. Boleh berburu dengan menggunakan alat bantu dan makruh
menggunakan ketapel
7. Hadis riwayat Abdullah bin Mughaffal ra.:
Dari Ibnu Buraidah, ia berkata: Abdullah bin Mughaffal melihat seorang lelaki
temannya sedang berburu dengan menggunakan ketapel, lalu ia berkata:
Jangan menggunakan ketapel, karena sesungguhnya Rasulullah saw.
membenci, (atau berkata: melarang) (berburu dengan) ketapel, karena
sesungguhnya alat tersebut tidak dapat mematikan hewan buruan dan tidak
dapat membinasakan musuh. Tetapi ia hanya dapat memecahkan gigi dan
membutakan mata. Setelah itu ia (Abdullah) melihat temannya tadi
menggunakan ketapel lagi. Maka ia berkata: Aku beritahukan kepadamu
bahwa sesungguhnya Rasulullah saw. membencinya atau berburu dengan
ketapel. Tetapi aku melihatmu dua kali melakukannya, maka tidak akan
berbicara kepadamu begini, begitu. (Shahih Muslim No.3612)
11. Larangan memancang hewan ternak
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. melarang memancang hewan ternak. (Shahih Muslim
No.3616)
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Ibnu Umar melewati sekelompok orang sedang memancang seekor ayam
jantan untuk mereka panah. Ketika mereka melihat Ibnu Umar mereka
bercerai-berai, meninggalkan hewan tersebut. Ibnu Umar lalu bertanya: