SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
ASKEP PADA KLIEN
    FRAKTUR
1.1. Pengertian
Fraktur adalah setiap retak atau patah
  pada tulang yang utuh sehingga
  menyebabkan terputusnya kontinuitas
  tulang.
1.2. Klasifikasi
n  Berdasarkan penyebab, fraktur dibagi
   menjadi:
2. Fraktur akibat trauma langsung.
3. Fraktur akibat trauma tidak langsung.
4. Fraktur patologis.
Con’t…
n    Berdasarkan pada patahnya integritas
     kulit, lokasi, bentuk patahan dan
     status kelurusan, fraktur dibagi
     menjadi:
2.   Closed fracture (simple fraktur).
3.   Open fracture (compound fraktur).
4.   Complete fracture.
5.   Incomplete fracture.
Con’t…
n    Berdasarkan tipe fraktur yang berat,
     fraktur dibagi menjadi :
2.   Oblique.
3.   Spiral.
4.   Transverse.
5.   Segmental.
6.   Comminuted.
Con’t…
Berbagai jenis fraktur yang lain antara
   lain:
b. Fraktur kompresi.
c. Fraktur avulsi.
d. Fraktur impaksi.
e. Fraktur epifiseal.
1. 3. Etiologi
Fraktur dapat disebabkan karena
  benturan tubuh, jatuh dan cidera
Fraktur pathologis ialah kelemahan tulang
  akibat penyakit kanker atau
  osteoporosis.
Patah tulang karena otot tidak dapat
  mengabsorbsi energi
Con’t…
Patah tulang dapat terjadi pada semua
 umur, yang beresiko tinggi untuk patah
 tulang adalah orang yang lanjut usia,
 orang yang bekerja yang membutuhkan
 keseimbangan,     masalah     gerakan,
 pekerja-pekerja yang beresiko tinggi
 (tukang besi, sopir, pembalap mobil,
 orang dengan penyakit degeneratif atau
 neoplasma).
1.4. Pathofisiologi dan
Penyembuhan Fraktur

    Tingkatan    pertumbuhan     tulang
   (Long, 1989) adalah sebagai berikut:
n Hematoma formation (pembentukan
   hematom)
n Fibrin meskwork (pembentukan fibrin)
3. Inflasi osteoblast
4. Callus     formation   (pembentukan
   callus)
5. Remodeling
Con’t…
Dari sumber lain, dikatakan tingkat
   penyembuhan tulang adalah sebagai
   berikut:
n      Fase Hematom
n      Fase Inflamasi
n      Fase pembentukan kallus
n      Fase Konsolidasi
n      Fase Remodelling
1. 5. Manifestasi Klinis

Nyeri yang terjadi adalah nyeri tekan
  disertai pembengkakan dan deformitas
  pada daerah extremitas.
Krepitasi antara ujung – ujung tulang
  yang patah adalah patognomonik bagi
  fraktur.
Bila terjadi union maka tak ada perasaan
  tak enak dan tulang terasa kaku.
1. 6. Penatalaksanaan


Prinsip penatalaksanaan fraktur dibagi menjadi
   3 yaitu :
1.     Pre terapi/rekognisi.
Rekognisi menyangkut diagnosis fraktur pada
   tempat kejadian kecelakaan sampai di rumah
   sakit.    Riwayat     kecelakaan,    derajat
   keparahannya, jenis kekuatan yang berperan,
   dan deskripsi tentang peristiwa yang terjadi
   oleh penderita sendiri menentukan apakah
   ada kemungkinan fraktur, dan apakah perlu
   dilakukan    pemeriksaan    spesifik  untuk
   mencari adanya fraktur.
Con’t…
2.     Intra terapi
Panatalaksanaan intra terapi diarahkan
   pada pelurusan kembali fragmen tulang
   (reduksi/reposisi) dan    immobilisasi
   untuk     mempertahankan    pelurusan
   kembali dengan benar (retensi)
Con’t…
 Reduksi / Reposisi
a)  Reduksi / reposisi tertutup
b)  Reduksi / reposisi terbuka
 Immobilisasi / Retensi
 Pembidaian Eksterna :
(a) Gips
1.  Gips Plester.
2.  Gips Sintetis
Con’t…
 B. Traksi
1.   Traksi Kulit, macamnya :
    Traksi kulit Buck
    Traksi kulit Bryant
    Traksi Halter leher-kepala
    Traksi Russel
2.   Traksi Tulang, macamnya :
    Penjepit Steinmann atau Tali Kirschner
    Traksi kepala atau tengkorak
    Perangkat halo (lingkaran)
Con’t…
 Pembidaian interna/fiksasi interna
Dalam penggunaannya ada dua bentuk dasar
  fiksasi interna.
Pertama, yang pegangannya dicapai dengan
  sekrup yang melintang pada korteks tulang.
Kedua, fiksasi dicapai dengan pembidaian
  interna yang melintang pada cavum
  medularis tulang.
3.     Post terapi (Rehabilitasi)

Tujuan rehabilitasi yakni untuk
 mengembalikan bagian fungsi normal
 yang cedera atau jika ini gagal , untuk
 membantu pasien agar hidup dengan
 disabilitas yang masih tertinggal.
1.7. Komplikasi

    1.   Komplikasi intra terapi
       Rasa tidak enak pada tubuh, bisa
  disebabkan karena tekanan kulit atau
  pakaian, gips yang ketat
      Iritasi kulit dan luka yang disebabkan
  oleh penekanan
     Thrombophlebitis
     Emboli pulmonari
     Hipotensi postural, biasanya disebabkan
  kurangnya aktivitas
     Hilangnya otot
2.      Komplikasi post terapi

    Malunion
Keadaan dimana tulang yang patah telah
  sembuh dalam posisi yang tidak seharusnya,
  membentuk sudut atau miring.
    Delayed union dan non union
Sambungan tulang yang terlambat dan tulang
  yang patah yang tidak menyambung kembali.
Dari sumber lain dikatakan komplikasi
dari fraktur dibagi menjadi awal dan
lambat:

1. Komplikasi awal
a.    Syok
b.    Sindrome emboli lemak
c.    Sindrome kompartemen
d.    Tromboemboli
e.   Infeksi
f.   CID
2. Komplikasi lambat


a.   penyatuan lambat atau tidak ada
   penyatuan
b.    Nekrosis avaskuler tulang
c.    Reaksi terhadap alat fiksasi interna
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
` Data dasar
Terdiri dari nama klien, usia, jenis kelamin,
   agama, pendidikan,sll
` keluhan utama saat pengkajian :nyeri, pusing
   dll
` riwayat penyakit dahulu
` riwayat penyakit sekarang
` pemeriksaa fisik
Con’t…
` Pemeriksaan penunjang atau diagnostik
- pemeriksaan rontgen;
- Scan tulang , tomogram, scan CT/ MRI
- Arteriogram
- Hitung darah lengkap
- Kreatinin
- Profil koagulasi
Pohon masalah ada di
   transparansi….


    Yeah……………..
Analisa data
N   DATA                                                   ETIOLOGI     MASA
o                                                                       LAH

1 S: klien mengatkan nyeri pada daerah yang fraktur        Cidera pada Nyeri
    O: -ada fraktur pada jaringan atau anggota tubuh       tulang atau (akut )
    -ada krepitasi                                         jaringan
                                                           lunak
    -- ada deformitas lokal
    -- verbal klien menahan sakit, meringis.
    -- terfokus pada area yang sakit atau luka.
    -- respon klien menyempit
    --takikardia, RR meningkat,TD mungkin meningkat atau
    turun
    -- perilaku berhati-hati
Con’t…
2   S: klien mengatakan sakit dan malas      Keruasakan   Kerusak
    jika bergerak                            rangka       an
    O: `ada fraktur                          neuro        mobilitas
                                             muskular;    fisik
    ` ada terapi resteriktif / imobilisasi
                                             nyeri
    ` menurunnya kekuatan atau kontrol
    otot
    ` klien menolak untuk bergerak
    ` adanya keterbatasan rentang gerak
3   S: klien mengatakan suhu badanya         Fraktur      Kerusak
    terasa panas, dan terasa gatal           terbuka,     an
    -klien     mengatakan     permukaan      bedah        integritas
    kulitnya tampak pucat.                   perbaikan,   kulit atau
                                             pemasanga    jaringan
                                             n traksi
Con’t…
    O: adanya frakturterbuka
    ` adanya akumulasui sekret
    ` destruksi lapisan kulit atau jaringan
    ` takikardia
    kulit tampak pucat padaarea luka
    ` pembengkakan lokal
    `suhu tubuh meningkat
    klien bed rest
    adanya pemasangan traksi pen/ kawat/
    sekrup


4   S; --                                Tidak ade          Resti terhadap
    O: ` LAB: Hb rendah atau kurang dari kuatnya            infeksi
    normal; leukositosis; Ht menurun     pertahanan
                                         primer; terpajan
    ` takikardia, RR meningkat
                                         pada lingkungan
    ` adanya prosedur infasif
Con’t…
5   S: --                               Penurunan aliran      Resti disfungsi
    O: kulit ,bibir,membran mukosa      darah (cidera         neuro vaskuler
    tampak pucat                        vaskular ,edema       perifer
                                        berlebihan,
    `adanya trauma pada vaskular
                                        pembentukan
    `Hb rendah                          trombus;
    ` perdarahan                        hipovolemia).
    `nadi lemah atau tak teraba
    S: --                                Penurunan aliran     Resti kerusakan
6                                        darah; hipovolemia   pertukaran gas
    O: ` warna kulit pucat
    ` bibir dan kuku cianosis
    `takikardia
    ` Hb rendah atau kurang dari normal.
    `RR meningkat
    ` adanya perdarahan
B. Diagnosa keperawatan yang muncul bardasarkan
prioritas masalah


1.       nyeri ( akut) berhubungan dengan cidera pada tulang atau
     jaringan lunak
2.       kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan
     rangka neuro muskular; nyeri.
3.      kerusakan integritas kulit atau jaringan berhubungan dengan
     fraktur terbuka; bedah perbaikan; pemasangan traksi.
4.        resti kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan
     perubahan aliran darah; emboli lemak.
5.         resti infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
     pertahanan primer; terpajan pada lingkungan.
6.        resti disfungsi neuro vaskular perifer berhubungan dengan
     penurunan aliran darah ( cidera vaskular; edema berlebihan;
     pembentukan trombus; hipovolemia)
C. Planning
n       diagnosa 1
kriteria hasil :
-       menyatakan nyeri hilang
-        menunjukkan tindakan santai; mampu berpartisipasi dalam aktivitas/ tidur/
        istirahat dengan tepat.
-        Menunjukkan penggunaan keterampilan relaksai dan aktivitasterapeutik
        sesuai indikasi untuk situasi individual.
2       diagnosa 2
kriteria hasil;
-        meningkatkan atau mempertahankan mobilitas pada tingakt paling sesuai
        yang mungkin
-       mempertahankan posisi fungsional
-       meningkatkan kekuatan atau fungsi yang sakiy dan mengkopensasi bagian
        tubuh
-       menunjukkan teknik yang memmapukan melakukan aktivitas
Con’t…
3.diagnosa 3
kriteria hasil:
-       menyatakan ketidaknyamanan hilang
-        menunjukkan perilaku atau teknik untuk mencegah kerusakan kulit atau
     memudahkan penyembuhan sesuai indikasi
-       mencapai pemye,buhan luka sesuai waktu /penyenbuhan lesi terjadi
4. diagnosa 4
kriteria hasil :
-       mempertahankan fungsi pernapasan adekuat, dibuktikan oelh tidak adanya
     dispnea/sianosis; ferekuensi pernapasan dan GDA dalam batas normal
5. diagnosa 5
kriteria hasil :
-mencapai penyembuhan luka sesuai waktu, bebasdrainase purulae atau eritema,
     dan demam.
6. diagnosa 6
kriteria hasil :
-       mempertahankan perfusi jaringan dibuktikan oleh terabanya
    nadi, kulit hangat atau kering, sensasi normal, sensori biasa ,
    TTV stabil, dan haluaran urine ade kuat untuk sesuai individu.
D. Intervensi

     1. Diagnosa 1

1   Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan   Menghilangkan nyeri dan
    tirah baring, gips, pembebat, traksi.              mencegah kesalahan
                                                       posisi tulang atau
                                                       njaringan yang cidera .
2   Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terkena      Meningkatkan aliran balik
                                                       vena , menurunklan
                                                       edema dan menurunkan
                                                       nyeri.
3   Hindari penggunaan sprei atau bantal plastik di    Dapat meningkatkan
    bawah ekstremitas dalam gips                       ketidaknyamanan kerena
                                                       peningkayan produksi
                                                       panas dalam gips yamg
                                                       kering
4   Tinggikan penutup tempat tidur, pertahankan linen Mempertahankan
    terbuka pada ibu jari                             kehangatan tubuh tanpa
                                                      ketidaknyamanan karena
                                                      tekanan slimut pada
                                                      bagian yang sakit
E. Evaluasi

1. Rasa nyeri klien berkurang
2. Penyembuhan tercapai
3. Komplikasi tidak timbul
4. Klien memperlihatkan kemampuan
  aktivitas kebutuhan sehari-hari sesuai
  dengan kemampuan

More Related Content

What's hot

Materi 2 m3 kb3 ppt
Materi 2 m3 kb3 pptMateri 2 m3 kb3 ppt
Materi 2 m3 kb3 pptppghybrid4
 
Laporan pendahuluan fraktur femur
Laporan pendahuluan fraktur femurLaporan pendahuluan fraktur femur
Laporan pendahuluan fraktur femurSMA NEGERI 8 BEKASI
 
Laporan pendahuluan frakt
Laporan pendahuluan fraktLaporan pendahuluan frakt
Laporan pendahuluan fraktDoni Luter
 
Lp Askep Fraktur Femur
Lp Askep Fraktur FemurLp Askep Fraktur Femur
Lp Askep Fraktur FemurYie Sufyan
 
Trauma spinal cord injury
Trauma spinal cord injuryTrauma spinal cord injury
Trauma spinal cord injuryArmy Of God
 

What's hot (8)

27798620 askep-muskuloskletaal
27798620 askep-muskuloskletaal27798620 askep-muskuloskletaal
27798620 askep-muskuloskletaal
 
Materi 2 m3 kb3 ppt
Materi 2 m3 kb3 pptMateri 2 m3 kb3 ppt
Materi 2 m3 kb3 ppt
 
Ppt fraktur
Ppt frakturPpt fraktur
Ppt fraktur
 
Laporan pendahuluan fraktur femur
Laporan pendahuluan fraktur femurLaporan pendahuluan fraktur femur
Laporan pendahuluan fraktur femur
 
Fraktur lp
Fraktur lpFraktur lp
Fraktur lp
 
Laporan pendahuluan frakt
Laporan pendahuluan fraktLaporan pendahuluan frakt
Laporan pendahuluan frakt
 
Lp Askep Fraktur Femur
Lp Askep Fraktur FemurLp Askep Fraktur Femur
Lp Askep Fraktur Femur
 
Trauma spinal cord injury
Trauma spinal cord injuryTrauma spinal cord injury
Trauma spinal cord injury
 

Similar to Fraktur (20)

Laminektomi
LaminektomiLaminektomi
Laminektomi
 
Asuhan keperawatan pd klien fraktur
Asuhan keperawatan pd klien frakturAsuhan keperawatan pd klien fraktur
Asuhan keperawatan pd klien fraktur
 
MIND MAP FRAKTUR.pdf
MIND MAP FRAKTUR.pdfMIND MAP FRAKTUR.pdf
MIND MAP FRAKTUR.pdf
 
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdf
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdfASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdf
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdf
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Askep dislokasi AKPER PEMKAB MUNA
Askep dislokasi AKPER PEMKAB MUNA Askep dislokasi AKPER PEMKAB MUNA
Askep dislokasi AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep trauma muskuloskeleta1
Askep trauma muskuloskeleta1Askep trauma muskuloskeleta1
Askep trauma muskuloskeleta1
 
7. fraktur
7. fraktur7. fraktur
7. fraktur
 
Dislokasi AKPER PEMKAB MUNA
Dislokasi  AKPER PEMKAB MUNA Dislokasi  AKPER PEMKAB MUNA
Dislokasi AKPER PEMKAB MUNA
 
Day 2 - Fraktur - KELOMPOK 9A - TUTOR 4 - BLOK 17 .pdf
Day 2 - Fraktur - KELOMPOK 9A - TUTOR 4 - BLOK 17 .pdfDay 2 - Fraktur - KELOMPOK 9A - TUTOR 4 - BLOK 17 .pdf
Day 2 - Fraktur - KELOMPOK 9A - TUTOR 4 - BLOK 17 .pdf
 
dislokasi
dislokasidislokasi
dislokasi
 
Fcruris
FcrurisFcruris
Fcruris
 
Acute limb ischemia
Acute limb ischemiaAcute limb ischemia
Acute limb ischemia
 
6.trauma tulang belakang
6.trauma tulang belakang6.trauma tulang belakang
6.trauma tulang belakang
 
410670591-Ppt-Closed-Fraktur-digiti-III-Pedis-sinistra.pptx
410670591-Ppt-Closed-Fraktur-digiti-III-Pedis-sinistra.pptx410670591-Ppt-Closed-Fraktur-digiti-III-Pedis-sinistra.pptx
410670591-Ppt-Closed-Fraktur-digiti-III-Pedis-sinistra.pptx
 
7 Trauma Muskuloskeletal
7 Trauma Muskuloskeletal7 Trauma Muskuloskeletal
7 Trauma Muskuloskeletal
 
7 artritis-rhematoi-67-73
7 artritis-rhematoi-67-737 artritis-rhematoi-67-73
7 artritis-rhematoi-67-73
 
Askep truma-mata
Askep truma-mataAskep truma-mata
Askep truma-mata
 
6. trauma musculoscletal
6. trauma musculoscletal6. trauma musculoscletal
6. trauma musculoscletal
 
Asuhan gangguan muskuloskeletal
Asuhan gangguan muskuloskeletalAsuhan gangguan muskuloskeletal
Asuhan gangguan muskuloskeletal
 

Fraktur

  • 2. 1.1. Pengertian Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh sehingga menyebabkan terputusnya kontinuitas tulang.
  • 3. 1.2. Klasifikasi n Berdasarkan penyebab, fraktur dibagi menjadi: 2. Fraktur akibat trauma langsung. 3. Fraktur akibat trauma tidak langsung. 4. Fraktur patologis.
  • 4. Con’t… n Berdasarkan pada patahnya integritas kulit, lokasi, bentuk patahan dan status kelurusan, fraktur dibagi menjadi: 2. Closed fracture (simple fraktur). 3. Open fracture (compound fraktur). 4. Complete fracture. 5. Incomplete fracture.
  • 5. Con’t… n Berdasarkan tipe fraktur yang berat, fraktur dibagi menjadi : 2. Oblique. 3. Spiral. 4. Transverse. 5. Segmental. 6. Comminuted.
  • 6. Con’t… Berbagai jenis fraktur yang lain antara lain: b. Fraktur kompresi. c. Fraktur avulsi. d. Fraktur impaksi. e. Fraktur epifiseal.
  • 7. 1. 3. Etiologi Fraktur dapat disebabkan karena benturan tubuh, jatuh dan cidera Fraktur pathologis ialah kelemahan tulang akibat penyakit kanker atau osteoporosis. Patah tulang karena otot tidak dapat mengabsorbsi energi
  • 8. Con’t… Patah tulang dapat terjadi pada semua umur, yang beresiko tinggi untuk patah tulang adalah orang yang lanjut usia, orang yang bekerja yang membutuhkan keseimbangan, masalah gerakan, pekerja-pekerja yang beresiko tinggi (tukang besi, sopir, pembalap mobil, orang dengan penyakit degeneratif atau neoplasma).
  • 9. 1.4. Pathofisiologi dan Penyembuhan Fraktur  Tingkatan pertumbuhan tulang (Long, 1989) adalah sebagai berikut: n Hematoma formation (pembentukan hematom) n Fibrin meskwork (pembentukan fibrin) 3. Inflasi osteoblast 4. Callus formation (pembentukan callus) 5. Remodeling
  • 10. Con’t… Dari sumber lain, dikatakan tingkat penyembuhan tulang adalah sebagai berikut: n Fase Hematom n Fase Inflamasi n Fase pembentukan kallus n Fase Konsolidasi n Fase Remodelling
  • 11. 1. 5. Manifestasi Klinis Nyeri yang terjadi adalah nyeri tekan disertai pembengkakan dan deformitas pada daerah extremitas. Krepitasi antara ujung – ujung tulang yang patah adalah patognomonik bagi fraktur. Bila terjadi union maka tak ada perasaan tak enak dan tulang terasa kaku.
  • 12. 1. 6. Penatalaksanaan Prinsip penatalaksanaan fraktur dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Pre terapi/rekognisi. Rekognisi menyangkut diagnosis fraktur pada tempat kejadian kecelakaan sampai di rumah sakit. Riwayat kecelakaan, derajat keparahannya, jenis kekuatan yang berperan, dan deskripsi tentang peristiwa yang terjadi oleh penderita sendiri menentukan apakah ada kemungkinan fraktur, dan apakah perlu dilakukan pemeriksaan spesifik untuk mencari adanya fraktur.
  • 13. Con’t… 2. Intra terapi Panatalaksanaan intra terapi diarahkan pada pelurusan kembali fragmen tulang (reduksi/reposisi) dan immobilisasi untuk mempertahankan pelurusan kembali dengan benar (retensi)
  • 14. Con’t…  Reduksi / Reposisi a) Reduksi / reposisi tertutup b) Reduksi / reposisi terbuka  Immobilisasi / Retensi  Pembidaian Eksterna : (a) Gips 1. Gips Plester. 2. Gips Sintetis
  • 15. Con’t…  B. Traksi 1. Traksi Kulit, macamnya :  Traksi kulit Buck  Traksi kulit Bryant  Traksi Halter leher-kepala  Traksi Russel 2. Traksi Tulang, macamnya :  Penjepit Steinmann atau Tali Kirschner  Traksi kepala atau tengkorak  Perangkat halo (lingkaran)
  • 16. Con’t…  Pembidaian interna/fiksasi interna Dalam penggunaannya ada dua bentuk dasar fiksasi interna. Pertama, yang pegangannya dicapai dengan sekrup yang melintang pada korteks tulang. Kedua, fiksasi dicapai dengan pembidaian interna yang melintang pada cavum medularis tulang.
  • 17. 3. Post terapi (Rehabilitasi) Tujuan rehabilitasi yakni untuk mengembalikan bagian fungsi normal yang cedera atau jika ini gagal , untuk membantu pasien agar hidup dengan disabilitas yang masih tertinggal.
  • 18. 1.7. Komplikasi 1. Komplikasi intra terapi  Rasa tidak enak pada tubuh, bisa disebabkan karena tekanan kulit atau pakaian, gips yang ketat  Iritasi kulit dan luka yang disebabkan oleh penekanan  Thrombophlebitis  Emboli pulmonari  Hipotensi postural, biasanya disebabkan kurangnya aktivitas  Hilangnya otot
  • 19. 2. Komplikasi post terapi  Malunion Keadaan dimana tulang yang patah telah sembuh dalam posisi yang tidak seharusnya, membentuk sudut atau miring.  Delayed union dan non union Sambungan tulang yang terlambat dan tulang yang patah yang tidak menyambung kembali.
  • 20. Dari sumber lain dikatakan komplikasi dari fraktur dibagi menjadi awal dan lambat: 1. Komplikasi awal a. Syok b. Sindrome emboli lemak c. Sindrome kompartemen d. Tromboemboli e. Infeksi f. CID
  • 21. 2. Komplikasi lambat a. penyatuan lambat atau tidak ada penyatuan b. Nekrosis avaskuler tulang c. Reaksi terhadap alat fiksasi interna
  • 22. ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian ` Data dasar Terdiri dari nama klien, usia, jenis kelamin, agama, pendidikan,sll ` keluhan utama saat pengkajian :nyeri, pusing dll ` riwayat penyakit dahulu ` riwayat penyakit sekarang ` pemeriksaa fisik
  • 23. Con’t… ` Pemeriksaan penunjang atau diagnostik - pemeriksaan rontgen; - Scan tulang , tomogram, scan CT/ MRI - Arteriogram - Hitung darah lengkap - Kreatinin - Profil koagulasi
  • 24. Pohon masalah ada di transparansi…. Yeah……………..
  • 25. Analisa data N DATA ETIOLOGI MASA o LAH 1 S: klien mengatkan nyeri pada daerah yang fraktur Cidera pada Nyeri O: -ada fraktur pada jaringan atau anggota tubuh tulang atau (akut ) -ada krepitasi jaringan lunak -- ada deformitas lokal -- verbal klien menahan sakit, meringis. -- terfokus pada area yang sakit atau luka. -- respon klien menyempit --takikardia, RR meningkat,TD mungkin meningkat atau turun -- perilaku berhati-hati
  • 26. Con’t… 2 S: klien mengatakan sakit dan malas Keruasakan Kerusak jika bergerak rangka an O: `ada fraktur neuro mobilitas muskular; fisik ` ada terapi resteriktif / imobilisasi nyeri ` menurunnya kekuatan atau kontrol otot ` klien menolak untuk bergerak ` adanya keterbatasan rentang gerak 3 S: klien mengatakan suhu badanya Fraktur Kerusak terasa panas, dan terasa gatal terbuka, an -klien mengatakan permukaan bedah integritas kulitnya tampak pucat. perbaikan, kulit atau pemasanga jaringan n traksi
  • 27. Con’t… O: adanya frakturterbuka ` adanya akumulasui sekret ` destruksi lapisan kulit atau jaringan ` takikardia kulit tampak pucat padaarea luka ` pembengkakan lokal `suhu tubuh meningkat klien bed rest adanya pemasangan traksi pen/ kawat/ sekrup 4 S; -- Tidak ade Resti terhadap O: ` LAB: Hb rendah atau kurang dari kuatnya infeksi normal; leukositosis; Ht menurun pertahanan primer; terpajan ` takikardia, RR meningkat pada lingkungan ` adanya prosedur infasif
  • 28. Con’t… 5 S: -- Penurunan aliran Resti disfungsi O: kulit ,bibir,membran mukosa darah (cidera neuro vaskuler tampak pucat vaskular ,edema perifer berlebihan, `adanya trauma pada vaskular pembentukan `Hb rendah trombus; ` perdarahan hipovolemia). `nadi lemah atau tak teraba S: -- Penurunan aliran Resti kerusakan 6 darah; hipovolemia pertukaran gas O: ` warna kulit pucat ` bibir dan kuku cianosis `takikardia ` Hb rendah atau kurang dari normal. `RR meningkat ` adanya perdarahan
  • 29. B. Diagnosa keperawatan yang muncul bardasarkan prioritas masalah 1. nyeri ( akut) berhubungan dengan cidera pada tulang atau jaringan lunak 2. kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka neuro muskular; nyeri. 3. kerusakan integritas kulit atau jaringan berhubungan dengan fraktur terbuka; bedah perbaikan; pemasangan traksi. 4. resti kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan aliran darah; emboli lemak. 5. resti infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan primer; terpajan pada lingkungan. 6. resti disfungsi neuro vaskular perifer berhubungan dengan penurunan aliran darah ( cidera vaskular; edema berlebihan; pembentukan trombus; hipovolemia)
  • 30. C. Planning n diagnosa 1 kriteria hasil : - menyatakan nyeri hilang - menunjukkan tindakan santai; mampu berpartisipasi dalam aktivitas/ tidur/ istirahat dengan tepat. - Menunjukkan penggunaan keterampilan relaksai dan aktivitasterapeutik sesuai indikasi untuk situasi individual. 2 diagnosa 2 kriteria hasil; - meningkatkan atau mempertahankan mobilitas pada tingakt paling sesuai yang mungkin - mempertahankan posisi fungsional - meningkatkan kekuatan atau fungsi yang sakiy dan mengkopensasi bagian tubuh - menunjukkan teknik yang memmapukan melakukan aktivitas
  • 31. Con’t… 3.diagnosa 3 kriteria hasil: - menyatakan ketidaknyamanan hilang - menunjukkan perilaku atau teknik untuk mencegah kerusakan kulit atau memudahkan penyembuhan sesuai indikasi - mencapai pemye,buhan luka sesuai waktu /penyenbuhan lesi terjadi 4. diagnosa 4 kriteria hasil : - mempertahankan fungsi pernapasan adekuat, dibuktikan oelh tidak adanya dispnea/sianosis; ferekuensi pernapasan dan GDA dalam batas normal 5. diagnosa 5 kriteria hasil : -mencapai penyembuhan luka sesuai waktu, bebasdrainase purulae atau eritema, dan demam.
  • 32. 6. diagnosa 6 kriteria hasil : - mempertahankan perfusi jaringan dibuktikan oleh terabanya nadi, kulit hangat atau kering, sensasi normal, sensori biasa , TTV stabil, dan haluaran urine ade kuat untuk sesuai individu.
  • 33. D. Intervensi 1. Diagnosa 1 1 Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan Menghilangkan nyeri dan tirah baring, gips, pembebat, traksi. mencegah kesalahan posisi tulang atau njaringan yang cidera . 2 Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terkena Meningkatkan aliran balik vena , menurunklan edema dan menurunkan nyeri. 3 Hindari penggunaan sprei atau bantal plastik di Dapat meningkatkan bawah ekstremitas dalam gips ketidaknyamanan kerena peningkayan produksi panas dalam gips yamg kering 4 Tinggikan penutup tempat tidur, pertahankan linen Mempertahankan terbuka pada ibu jari kehangatan tubuh tanpa ketidaknyamanan karena tekanan slimut pada bagian yang sakit
  • 34. E. Evaluasi 1. Rasa nyeri klien berkurang 2. Penyembuhan tercapai 3. Komplikasi tidak timbul 4. Klien memperlihatkan kemampuan aktivitas kebutuhan sehari-hari sesuai dengan kemampuan