SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Kelompok 5
IDENTIFIKASI ANCAMAN LEPASNYA DUA BELAS PULAU KECIL
TERLUAR DARI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
Anugerah M. Zulfikar I34130064
Dea Kandita H. K. A I34140076
Irfipta I34130065
Maesarotunisya I34130066
Sari Nurfiani I34130052
Yani Istikasari I34130050
PROGRAM TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan benar, serta tepat pada waktunya. Tema yang kami pilih adalah geopolitik dengan
judul “ANCAMAN LEPASNYA DUA BELAS PULAU KECIL TERLUAR DARI
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA”.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai referensi dan beberapa pihak untuk
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Etty Eidman, SH selaku pembimbing dan semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat membantu kami agar dapat
menyempurnakan makalah untuk selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.
Bogor, 21 Februari 2014
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Landasan Teori....................................................................... 2
C. Tujuan..................................................................................... 4
BAB II PERMASALAHAN .............................................................. 6
BAB III PEMBAHASAN .................................................................. 7
A. Nama-Nama Dua Belas Pulau Kecil Terluar ......................... 7
B. Permasalahan Pengelolaan ................................................... 11
C. Aspek Pengelolaan............................................................... 12
D. Kelembagaan dalam Pengelolaan......................................... 12
E. Strategi Pengelolaan............................................................. 14
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ......................................... 15
A. Kesimpulan........................................................................... 15
B. Saran..................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 22
LAMPIRAN ..................................................................................... 23
STRUKTUR ORGANISASI............................................................ 27
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan potensi sumber daya
alamnya. Dalam rangka pemanfaatan sumber daya alam tersebut maka dibutuhkan
suatu sistem yaitu pengelolaan sumber daya alam secara terpadu untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat demi pembangunan berkelanjutan. Namun, perlu pula diadakan
pengawasan secara intensif terhadap sumber daya alam tersebut terutama yang
terletak di pulau-pulau kecil terluar Indonesia. Pulau-pulau terluar tersebut ternyata
memiliki kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga
diperlukan pula sistem pengelolaan terpadu untuk pulau-pulau kecil terluar.
Perhatian terhadap keberadaan pulau-pulau kecil terluar kini semakin marak
setelah peristiwa lepasnya pulau Sipadan dan Ligitan dari Indonesia yang diputuskan
oleh Mahkamah Internasional pada tahun 2002 lalu yang kemudian menjadi
pengalaman buruk bagi bangsa Indonesia. Selain kurangnya pengawasan yang
dilakukan oleh pemerintah, juga kurangnya rasa nasionalisme masyarakat pulau
Sipadan dan Ligitan sehingga sebagian besar masyarakatnya memilih untuk bersatu
dengan Malaysia.
Faktor-faktor inilah yang menjadi rawan penguasaan negara tetangga terhadap
pulau-pulau kecil terluar sehingga dapat menjadi ancaman bagi kedaulatan negara.
Wilayah darat Indonesia berbatasan dengan tiga negara yaitu Malaysia, Papua New
Guinea, dan Timor Leste, sedangkan wilayah laut berbatasan dengan 10 negara yaitu
India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Republik Palau, Papua New
Guinea, Australia, dan Timor Leste. Perbatasan laut pada umumnya ditandai oleh
pulau-pulau kecil terluar. Indonesia yang memiliki 92 pulau terluar antara lain 67
pulau yaitu 28 pulau berpenduduk dan 39 pulau belum berpenduduk berbatasan
langsung dengan negara tetangga dan 12 pulau lainnya rawan penguasaan efektif oleh
2
negara lain. Dua belas pulau rawan itu antara lain pulau Rondo, Sekatung, Nipa,
Berhala, Marore, Miangas, Marampit, Batek, Dana, Fani, Fanildo dan Bras. Beberapa
pulau-pulau terluar tersebut memiliki kekayaan alam seperti terumbu karang,
perikanan, hutan tropis dengan keanekaragaman hayati tinggi tetapi rawan
terhadap illegal fishing, effective occupation dari negara tetangga, dan rawan abrasi
serta hilangnya pulau karena tenggelam.
B. Landasan Teori
Kata geopolitik berasal dari kata geo dan politik. “Geo” berarti bumi dan
“Politik” berasal dari bahasa Yunani politeia, berarti kesatuan masyarakat yang
berdiri sendiri (negara) dan teia yang berarti urusan. Sementara dalam bahasa Inggris,
politics adalah suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara, danalat yang digunakan
untuk mencapai cita-cita atau tujuan tertentu. Dalam bahasa Indonesia, politik dalam
arti politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa.
Politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang
digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki. Secara umum
geopolitik adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri,
lingkungan, yang berwujud Negara kepulauan berlandaskan Pancasila dan UUD
1945. Pentingnya geopolitik bagi Indonesia adalah untuk dapat mempertahankan
Negara dan berperan penting dalam pembinaan kerjasama dan penyelesaian konflik
antar negara yang mungkin muncul dalam proses pencapaian tujuan.
Kedudukan Wawasan Nusantara
a. Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia merupakan
ajaran yang diyakini kebenaran oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi penyesatan dan
penyimpangan dalam upaya mencapai dan mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.
Dengan demikian, Wawasan Nusantara menjadi landasan visional dalam
menyelenggarakan kehidupan nasional.
3
b. Wawasan Nusantara dalam paradigma nasional dapat dilihat dari
spesifikasinya sebagai berikut :
1). Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dan dasar negara; berkedudukan
sebagai landasan idiil.
2). Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 sebagai landasan konstitusi negara;
berkedudukan sebagai landasan konstitusional.
3). Wawasan Nusantara sebagai visi nasional; berkedudukan sebagai landasan
konsepsional
4). Ketahanan Nasional sebagai konsepsi nasional; berkedudukan sebagai landasan
konsepsional.
5). GBHN sebagai politik dan strategi nasional atau sebagai kebijaksanaan dasar
nasional; berkedudukan sebagai landasan operasional.
Fungsi Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu-
rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan, serta perbuatan
bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah, maupun bagi seluruh rakyat
Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan, bahwa ada dua golongan negara. Yaitu
golongan negara “determinis” dan golongan negara “posibilitis”. Determinis berarti
semua hal yang bersifat politis secara mutlak tergantung dari keadaan bumi geografi.
Negara determinis adalah negara yang berada diantara dua negara raksasa / adikuasa,
sehingga, secara langsung maupun tidak langsung, terpengaruh oleh kebijakan politik
luar negeri dua negara raksasa itu.
Sebenarnya, faktor keberadaan dua negara raksasa, bukanlah satu-satunya faktor yang
mempengaruhi keadaan suatu negara yang berada diantaranya. Faktor lain seperti
faktor ideologi, politik, sosial, budaya dan militer, juga merupakan faktor yang
4
mempengaruhi. Hanya saja, karena besarnya kekuasaan dua negara besar tersebut,
maka keberadaannya menjadi faktor yang begitu dominan dalam mempengaruhi
keadaan negara yang bersangkutan.
Golongan negara yang kedua adalah golongan negara posibilitis. Golongan ini
merupakan kebalikan dari golongan determinis. Negara ini tidak mendapatkan
dampak yang terlalu besar dari keberadaan negara raksasa, karena letak geografisnya
tidak berdekatan dengan negara raksasa. Sehingga, faktor yang cukup dominan dalam
mempengaruhi keadaan negara ini adalah faktor-faktor seperti ideologi, politik,
sosial, budaya dan militer yang telah disebutkan sebelumnya. Tentunya, keberadaan
negara-negara lain di sekitar kawasan tersebut juga turut menjadi faktor yang
berpengaruh.
Geopolitik, dibutuhkan oleh setiap negara di dunia, untuk memperkuat posisinya
terhadap negara lain, untuk memperoleh kedudukan yang penting di antara
masyarakat bangsa-bangsa, atau secara lebih tegas lagi untuk menempatkan diri pada
posisi yang sejajar di antara negara-negara raksasa.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keadaan geografi suatu negara sangat
mempengaruhi berbagai aspek dalam penyelenggaraan negara tersebut, seperti
pengambilan keputusan, kebijakan politik luar negeri, hubungan perdagangan dll.
Maka dari itu, muncullah organisasi-organisasi internasional yang berdasarkan pada
keberadaannya dalam suatu kawasan, seperti ASEAN, Masyarakat Ekonomi Eropa,
The Shanghai Six dll. Komunitas-komunitas internasional ini berperan dalam hal
kerjasama kawasan, penyelesaian masalah bersama, usaha menciptakan kedamaian
dunia, dll.
C. Tujuan
1. Mengetahui permasalahan pengelolaan pulau – pulau kecil terluar di
Indonesia.
2. Mengetahui pola kelembagaan dalam pengelolaan pulau – pulau kecil terluar
5
di Indonesia.
3. Mengetahui strategi lembaga pemerintah dalam mengelola pulau – pulau kecil
terluar di Indonesia.
6
BAB II
PERMASALAHAN
Ternyata terdapat pula beragam masalah yang terjadi di pulau-pulau kecil luar
tersebut diantaranya belum ada kepastian batas laut, kondisi penduduk terisolir dan
marginal serta banyaknya pelanggaran hukum seperti pencurian dan penyelundupan.
Hal tersebut tidak terlepas dari peran pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan-
kebijakan strategis pengelolaan pulau-pulau terluar untuk memanfaatkan dan
mengembangkan potensi sumber dayanya yang tertuang dalam Peraturan Presiden
Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar. Namun,
kurangnya pengawasan secara intensif dari pemerintah terhadap penguasaan pihak
asing, diperlukan strategi-strategi jitu dalam melindungi eksistensi pulau-pulau kecil
terluar berpotensi.
Berdasarkan hal tersebut tim penulis memberikan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa yang menjadi permasalahan pengelolaan pulau – pulau kecil terluar di
Indonesia?
2. Bagaimana pola kelembagaan dalam pengelolaan pulau – pulau kecil terluar di
Indonesia?
3. Bagaimana strategi lembaga pemerintah dalam mengelola pulau – pulau kecil
terluar di Indonesia?
7
BAB III
PEMBAHASAN
A. Nama – Nama Dua Belas Pulau Kecil Terluar Indonesia yang Terancam Lepas
Berikut ini adalah nama – nama dua belas pulau kecil terluar di Indonesia
beserta keterangannya:
1. Pulau Rondo (Gambar 1)
Lokasi pulau : Kabupaten Sabang, Nangroe Aceh Darussalam
Koordinat : 6° 4′ 30″ LU, 95° 6′ 45″ BT (sebelah barat
Pulau Weh)
Spesifikasi : Tidak ada penduduk, penjaga mercusuar
Negara tetangga : India
Kerawanan : Illegal Fishing
2. Pulau Berhala (Gambar 2)
Lokasi pulau : Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatra Utara
Koordinat : 3°46′38″LU,99°30′3″BT, sekitar 48 mil dari
Pelabuhan Belawan.
Spesifikasi : Tidak ada Penduduk, luas ± 2,5 km2
Negara tetangga : Malaysia
Kerawanan : Illegal Fishing, Effective Occupation
8
3. Pulau Sekatung (Gambar 3)
Lokasi pulau : Kabupaten Natuna , Kepulauan Riau
Koordinat : 4°47′45″LU,108°1′19″BT
Spesifikasi : Tidak ada penduduk, luas ± 0,3 km2
Negara tetangga : Vietnam
Kerawanan : Illegal Fishing
4. Pulau Nipah (Gambar 4)
Lokasi pulau : Kota Batam, Riau
Koordinat : 01º 93” 13’ LU dan 103º 39” 11’ BT
Spesifikasi : Tidak ada penduduk, luas ± 60 ha, 60% karang, 20%
pasir
Negara tetangga : Singapura
Kerawanan : Terancam tenggelam karen eksploitasi pasir laut
secara besar – besaran oleh Singapura, Pelayaran
Internasional, Biota laut rusak.
5. Pulau Marore (Gambar 5)
Lokasi pulau : Kabupaten Sangihe, Sulawesi Utara
Koordinat : 4°44′14″LU,125°28′42″BT
Spesifikasi : penduduk ± 640 jiwa, luas ± 214,49 km2
Negara tetangga : Fillipina
Kerawanan : Illegal fishing
6. Pulau Miangas (Gambar 5)
Lokasi pulau : Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara
9
Koordinat : 5°34′2″LU,126°34′54″BT, 48 mil ke Filipina
Spesifikasi : penduduk ± 678 jiwa, luas ± 3,15 km2
Negara tetangga : Filipina
Kerawanan : Penyelundupan, Terorisme, Penggunaan mata uang
Peso
7. Pulau Marampit (Gambar 5)
Lokasi pulau : Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara
Koordinat : 4° 46′18″ LU, 127° 8′ 32″ BT.
Spesifikasi : penduduk ± 1436 jiwa, luas 12 km2
Negara tetangga : Fillipina
Kerawanan : Illegal Fishing, Effective Occuption
8. Pulau Fani (Gambar 6)
Lokasi pulau : Kabupaten Raja Ampat, Papua
Koordinat : 1°4′28″LU,131°16′49″BT
Spesifikasi : ada penduduk, luas ± 9km2
Negara tetangga : Republik Palau
Kerawanan : Illegal fishing, Effective Occupation
9. Pulau Fanildo (Gambar 6)
Lokasi pulau : Kabupaten Biak Numfar, Papua
Koordinat : 0° 56′22″ LU, 134° 17′44″ BT.
Spesifikasi : Tidak ada penduduk, luas ± 9 km2
Negara tetangga : Republik Palau
Kerawanan : Illegal fishing, Effective Occuption
10
10. Pulau Dana (Gambar 7)
Lokasi pulau : Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur
Koordinat : 11°0′36″LS,122°52′37″BT
Spesifikasi : Tidak ada penduduk
Negara tetangga : Australia
Kerawanan : Illegal fishing, Effective Occuption
11. Pulau Bras (Gambar 6)
Lokasi pulau : Kabupaten Biak Numfor, Papua
Koordinat : 0°55′57″LU,134°20′30″BT
Spesifikasi : Penduduk ± 50 jiwa, luas ± 3375 km2
Negara tetangga : Republik Palau
Kerawanan : Illegal fishing, Effective Occuption
12. Pulau Batek (Gambar 7)
Lokasi pulau : Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur
Koordinat : 9°15′30″LS,123°59′30″BT
Spesifikasi : Tidak ada penduduk, luas ± 25 ha, tempat penyu
bertelur dan migrasi lumba – lumba
Negara tetangga : Timor Leste
Kerawanan ; Illegal Fishing, Effective Occuption
11
B. Permasalahan Pengelolaan Pulau – Pulau Kecil Terluar
Permasalahan yang dihadapi pulau – pulau kecil terluar sebagai
wilayah perbatasan, antara lain :
● Belum adanya kepastian sebagian garis batas laut dengan negara
tetangga.
● Untuk pulau - pulau yang berpenduduk, kondisi masyarakat di wilayah
tersebut masih terisolir dan termarjinalkan, sehingga memiliki tingkat
kerawanan yang tinggi di bidang ekonomi, politik, dan keamanan.
● Maraknya pelanggaran hukum yang terjadi di wilayah perbatasan
seperti penyelundupan, pencurian ikan, trafficking dan perompakan.
● Terbatasnya prasarana dan sarana untuk melakukan pembinaan,
pengawasan, dan pengembangan, khususnya terhadap pulau – pulau
yang terpencil, sulit dijangkau dan tidak berpenghuni.
● Ukuran pulau diperbatasan umumnya pulau – pulau yang sangat kecil
sehingga sangat rentan terhadap kerusakan baik oleh alam maupun
manusia.
● Belum sinkronnya pengelolaan perbatasan, baik yang mencakup
kelembagaan, program, maupun kejelasan kewenagan.
● Belum adanya peraturan perundangan yang jelas dan menyeluruh
dalam pengelolaan pulau – pulau terluar.
● Adanya salah penafsiran tentang Undang – Undang Nomor 34 Tahun
2004 tentang Otonomi Daerah yang menimbulkan berbagai konflik
dalam kewenangan pengelolaan wilayah perairan.
● Kurangnya sosialisasi tentang keberadaan dan pentingnya pulau –
pulau terluar.
12
C. Aspek – Aspek Pengelolaan Pulau – Pulau Kecil Terluar
Pengelolaan pulau - pulau kecil terluar terutama pelau – pulau yang
berbatasan langsung dengan negara tetangga dilakukan setidaknya membawa
tiga misi, yaitu : 1) menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
keamanan nasional, pertahanan negara, dan menciptakan stabilitas kawasan;
2) pemanfaatan sumber daya alam dalam rangka pembangunan
berkelanjutan; 3) memberdayakan masyarakat dalam rangka meningkatkan
kesejahteraannya.
Kawasan pulau – pulau kecil terluar memiliki arti penting dalam
pengembangan bangsa dan negara, karena kawasan ini secara geopolitik
memiliki nilai strategis, secara ekonomi berkaitan dengan penguasaan zona
ekonomi eksklusif dan zona landas kontinen, dan secara politis sangat terkait
dengan batas teritorial laut. Kawasan ini juga merupakan kawasan potensial
terjadinya dispute dan konflik dengan negara tetangga serta sebagai penentu
struktur geografi dan volume wilayah.
D. Kelembagaan dalam Pengelolaan Pulau – Pulau Kecil Terluar
Strategi pembangunan pulau – pulau kecil terluar yang telah diuraikan
diatas perlu dilakukan secara terpadu antar sektor. Pembangunan yang
dilakukan harus terintegrasi dengan mengutamakan peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan keamanan mencakup mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan pembangunan dengan konsep kemitraan,
monitoring, serta evaluasi pelaksanaan kegiatan pembangunan dengan
melibatkan institusi independen. Integrasi pembangunan wilayah perbatasan
memerlukan penanganan dalam bentuk kemitraan sebab beban
pembangunan tidak dapat hanya dilakukan oleh pemerintah daerah sendiri
dengan keterbatasan sumber dana, sumber daya manusia, dan institusi.
Pembangunan pulau – pulau kecil terluar harus melibatkan seluruh instansi
sektoral terkait dengan memanfaatkan berbagai sumber dana pembangunan
13
(lokal, nasional, dan internasional), kekuatan ekonomi daerah, serta
melibatkan peran sektor perbankan pemerintah dan swasta dan lembaga
keuangan non bank.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 pengelolaan
pulau – pulau kecil terluar dikoordinasikan oleh Tim Koordinasi Pengelolaan
Pulau – Pulau Kecil Terluar, yang selanjutnya disebut Tim Koordinasi. Tim
tersebut merupakan wadah koordinasi non-struktural yang berada di bawah
dan bertanggung jawab langsung kepada presiden. Tim tersebut bertugas
untuk mengkoordinasikan dan merekomendasikan penetapan rencana dan
pelaksanaan pengelolaan pulau – pulau kecil terluar; serta melakukan
monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaanya. Penyelenggaraan tugas
Tim Koordinasi sehari – hari dibantu oleh Tim Kerja yang dikoordinasikan
oleh Menteri Kelautan dan Perikanan .
Selain Tim Koordinasi dan Tim Kerja, pengelolaan pulau – pulau kecil
terluar juga melibatkan pemerintah daerah sebagai pemilik kewenangan
pembangunan di mana pulau tersebut berada. Disebutkan dalam Peraturan
Presiden Nomor 78 Tahun 2005 bahwa pengelolaan pulau – pulau kecil
terluar dilakukan secara terpadu antara pemerintah bersama sama dengan
pemerintah daerah. Seiring dengan diterapkannya Undang – Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah maka daerah memiliki peluang
untuk merencanakan, mengelola dan mengendalikan pemanfaatan sumber
daya di daerahnya, termasuk sumber daya kelautan, pesisir dan pulau – pulau
kecil yang ada di wilayahnya. Diberlakukannya undang – undang tersebut
merupakan momentum untuk lebih terperhatikannya pengelolaan terhadap
pulau – pulau kecil terluar. Dengan kata lain, otonomi daerah diharapkan
dapat memfasilitasi percepatan pembangunan di wilayah tersebut, sehingga
potensi yang ada dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat.
14
E. Strategi Pengelolaan Pulau – Pulau Kecil Terluar
Ada dua strategi dalam pengelolaan kawasan pulau – pulau kecil
terluar Indonesia, yaitu strategi jangka pendek dan jangka panjang.
Strategi jangka pendek, meliputi :
a. Sosialisasi Perpres No. 78/2005 tentang Pengelolaan Pulau – Pulau
Kecil Terluar.
b. Melakukan identifikasi terhadap keberadaan pulau – pulau kecil
terluar.
c. Melakukan rekonstruksi dan pemeliharaan titik – titik referensi dari
titik – titik dasar.
d. Membangun pelindung pantai dari ancaman abrasi.
e. Melakukan patroli keamanan laut yang dimaksudkan sebagai upaya
preventif (pencegahan) maupun upaya represif (penindakan).
f. Sosialisasi tentang pentingnya menjaga pulau – pulau kecil terluar.
Strategi jangka panjang meliputi :
a. Mengundang investasi untuk pengembangan pulau – pulau kecil
terluar.
b. Menjadikan pulau – pulau yang memiliki produktivitas hayati tinggi
sebagai kawasan koservasi.
c. Melakukan penataan ruang pada wilayah pulau – pulau kecil termasuk
laut dan pesisirnya.
d. Meningkatkan kerjasama bilateral dalam pengelolaaan kawasan
perbatasan.
e. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal melalui kegiatan
pemberdayaan.
15
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Permasalahan yang dihadapi pulau – pulau kecil terluar sebagai wilayah
perbatasan, antara lain :
● Belum adanya kepastian sebagian garis batas laut dengan negara
tetangga.
● Untuk pulau - pulau yang berpenduduk, kondisi masyarakat di wilayah
tersebut masih terisolir dan termarjinalkan, sehingga memiliki tingkat
kerawanan yang tinggi di bidang ekonomi, politik, dan keamanan.
● Maraknya pelanggaran hukum yang terjadi di wilayah perbatasan
seperti penyelundupan, pencurian ikan, trafficking dan perompakan.
● Terbatasnya prasarana dan sarana untuk melakukan pembinaan,
pengawasan, dan pengembangan, khususnya terhadap pulau – pulau
yang terpencil, sulit dijangkau dan tidak berpenghuni.
● Ukuran pulau diperbatasan umumnya pulau – pulau yang sangat kecil
sehingga sangat rentan terhadap kerusakan baik oleh alam maupun
manusia.
● Belum sinkronnya pengelolaan perbatasan, baik yang mencakup
kelembagaan, program, maupun kejelasan kewenagan.
● Belum adanya peraturan perundangan yang jelas dan menyeluruh
dalam pengelolaan pulau – pulau terluar.
● Adanya salah penafsiran tentang Undang – Undang Nomor 34 Tahun
2004 tentang Otonomi Daerah yang menimbulkan berbagai konflik
16
dalam kewenangan pengelolaan wilayah perairan.
● Kurangnya sosialisasi tentang keberadaan dan pentingnya pulau –
pulau terluar.
2. Pembangunan yang dilakukan harus terintegrasi dengan mengutamakan
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan keamanan mencakup mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan pembangunan dengan konsep kemitraan, monitoring, serta
evaluasi pelaksanaan kegiatan pembangunan dengan melibatkan institusi independen.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 pengelolaan pulau – pulau
kecil terluar dikoordinasikan oleh Tim Koordinasi Pengelolaan Pulau – Pulau Kecil
Terluar, yang selanjutnya disebut Tim Koordinasi. Tim tersebut merupakan wadah
koordinasi non-struktural yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung
kepada presiden. Tim tersebut bertugas untuk mengkoordinasikan dan
merekomendasikan penetapan rencana dan pelaksanaan pengelolaan pulau – pulau
kecil terluar; serta melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaanya.
Penyelenggaraan tugas Tim Koordinasi sehari – hari dibantu oleh Tim Kerja yang
dikoordinasikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan . Peraturan Presiden Nomor 78
Tahun 2005 bahwa pengelolaan pulau – pulau kecil terluar dilakukan secara terpadu
antara pemerintah bersama sama dengan pemerintah daerah. Seiring dengan
diterapkannya Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
maka daerah memiliki peluang untuk merencanakan, mengelola dan mengendalikan
pemanfaatan sumber daya di daerahnya, termasuk sumber daya kelautan, pesisir dan
pulau – pulau kecil yang ada di wilayahnya.
3. Strategi dalam pengelolaan kawasan pulau – pulau kecil terluar Indonesia, yaitu
strategi jangka pendek dan jangka panjang.
17
B. SARAN
Adapun beberapa pokok strategi yang dapat dilakukan dalam mempertahankan
kedaulatan wilayah kita antara lain:
1. Pemetaan Kembali Titik-Titik Perbatasan Indonesia
Pemetaan kembali titik-titik perbatasan wilayah Indonesia harus dilakukan. Hasil
pemetaan baru tersebut harus dibandingkan dengan pemetaan yang pernah dilakukan
sebelumnya. Koordinat titik-titik perbatasan sangat penting untuk kita inventarisir
dan dimasukkan dalam sebuah undang-undang mengenai perbatasan wilayah
Indonesia. Apabila perlu, daripada konstitusi diubah-ubanh hanya untuk keperluan
rebutan kekuasaan, masukkan klausul mengenai titik-titik perbatasan tersebut dalam
UUD.
2. Bangun Jalan (Prioritaskan Pembangunan) di Sepanjang Perbatasan Darat
Pandangan kita mengenai perbatasan sebagai wilayah terpencil harus kita ubah. Mulai
saat ini kita harus memandang perbatasan sebagai wilayah strategis. Strategis untuk
mempertahankan wilayah kita. Dari perspektif eksternal, wilayah atau kota-
kota/kabupaten di daerah perbatasan adalah “etalase” NKRI. Artinya, kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat di daerah-daerah tersebut akan menjadi “nilai jual” positif
bagi diplomasi internasional Indonesia. Sebaliknya, keterbelakangan atau kelambanan
ekonomi di daerah-daerah itu akan menjadi makanan empuk bagi pihak-pihak asing
yang berkepentingan untuk melemahkan kredibilitas RI di dunia internasional. Oleh
karena itu, pemerintah pusat dan daerah yang memiliki wilayah perbatasan darat
dengan negara tetangga seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara
Timur dan Papua harus memprioritaskan pembangunan prasarana jalan di sepanjang
perbatasan. Jalan tersebut dihubungkan ke pusat kota atau pusat pemukiman terdekat.
Tujuan pembangunan jalan tersebut adalah untuk merangsang pembangunan kota
atau pemukiman baru di dekat perbatasan. Kelak, sarana transportasi darat itulah
media “perkuatan” ketahanan ekonomi (juga sosial budaya) di daerah-daerah
tersebut.
18
3. Bangun Wilayah Baru di Dekat Perbatasan
Setelah di sepanjang perbatasan dibangun jalan yang terhubung ke pusat kota atau
pusat pemukiman terdekat, pemerintah daerah diharuskan membangun wilayah baru
di dekat perbatasan. Pembangunan untuk perluasan kota yang sudah mapan harus
dihambat dan masyarakat dirangsang untuk mengembangkan wilayah baru. Untuk
melakukan hal tersebut, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah harus menyusun
konsep pengembangan wilayah perbatasan secara komprehensif agar wilayah baru
yang dibentuk dapat hidup baik secara ekonomi maupun sosial.
Selain itu, wilayah baru yang dibangun sebaiknya diarahkan untuk memiliki
spesialsisasi. Misalnya, ada blok khusus jeruk Pontianak, blok khusus kebun aren,
blok khusus sawah padi, dll. untuk merangsang masuknya investasi bisnis pendukung
di sana.
4. Pembangunan Pangkalan Militer di Dekat Perbatasan
Saat ini kita melihat gelaran pasukan TNI kita kurang memadai untuk melakukan
upaya menjaga perbatasan negara. Gelaran pasukan justru diletakkan di wilayah-
wilayah padat penduduk yang sudah terbangun. Gelaran pasukan seperti ini harus
diubah. Batalyon-batalyon yang berada di wilayah “aman” dari gangguan luar
sepantasnya direlokasi ke wilayah perbatasan. Apalagi, urusan keamanan dan
ketertiban saat ini sudah menjadi tanggung jawab kepolisian. Jelas ini tidak mudah
dan akan membutuhkan „effort“ tidak sedikit. Namun, terbukti ini cukup efektif di
perbatasan RI-Papua Nugini. Bukan karena angkatan perang PNG „lebih kecil“
dibanding TNI (juga Malaysia), namun penggelaran kekuatan militer akan
menghambat “perilaku mencuri” negara lain karena konflik senjata (apabila terjadi
kontak senjata) relatif lebih sulit diselesaikan sehingga negara manapun cenderung
menghindari kontak senjata.
5. Galakkan Kembali Transmigrasi
Program transmigrasi yang dulu gencar dilaksanakan pada era Orde Baru harus
19
digalakkan kembali. Transmigran diarahkan untuk mendiami wilayah-wilayah baru
yang dibentuk di dekat perbatasan. Saya yakin, apabila infrastruktur transportasi dan
komunikasi disiapkan, banyak penduduk dari wilayah-wilayah padat yang bersedia
bertransmigrasi.
6. Pemberian Insentif Pajak
Agar pengusaha dan perbankan mau masuk, pemerintah perlu memberikan insentif
pajak bagi pengusaha yang mau berinvestasi di wialayah baru tersebut.
7. Pilih Pemimpin yang Kuat dan Tegas
Pemimpin yang kuat dan tegas sangat penting. Terlepas dari segala kekurangan yang
dituduhkan, kita pernah memiliki dua sosok pemimpin yang tegas sehingga dihormati
kawan dan disegani lawan. Kedua pemimpin yang kuat dan tegas itu adalah Soekarno
dan Soeharto. Pada saat kedua orang itu memimpin, tidak ada yang berani
melecehkan negara kita. Akan tetapi, setelah berganti pemimpin, negara kita menjadi
bulan-bulanan pelecehan terutama oleh Malaysia dan kadang-kadang Singapura.
8. Bangun Jalan (Prioritaskan Pembangunan) di Sepanjang Perbatasan Darat
Pandangan kita mengenai perbatasan sebagai wilayah terpencil harus kita ubah. Mulai
saat ini kita harus memandang perbatasan sebagai wilayah strategis. Strategis untuk
mempertahankan wilayah kita. Dari perspektif eksternal, wilayah atau kota-
kota/kabupaten di daerah perbatasan adalah “etalase” NKRI. Artinya, kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat di daerah-daerah tersebut akan menjadi “nilai jual” positif
bagi diplomasi internasional Indonesia. Sebaliknya, keterbelakangan atau kelambanan
ekonomi di daerah-daerah itu akan menjadi makanan empuk bagi pihak-pihak asing
yang berkepentingan untuk melemahkan kredibilitas RI di dunia internasional. Oleh
karena itu, pemerintah pusat dan daerah yang memiliki wilayah perbatasan darat
dengan negara tetangga seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara
Timur dan Papua harus memprioritaskan pembangunan prasarana jalan di sepanjang
perbatasan. Jalan tersebut dihubungkan ke pusat kota atau pusat pemukiman terdekat.
20
Tujuan pembangunan jalan tersebut adalah untuk merangsang pembangunan kota
atau pemukiman baru di dekat perbatasan. Kelak, sarana transportasi darat itulah
media “perkuatan” ketahanan ekonomi (juga sosial budaya) di daerah-daerah
tersebut.
9. Bangun Wilayah Baru di Dekat Perbatasan
Setelah di sepanjang perbatasan dibangun jalan yang terhubung ke pusat kota atau
pusat pemukiman terdekat, pemerintah daerah diharuskan membangun wilayah baru
di dekat perbatasan. Pembangunan untuk perluasan kota yang sudah mapan harus
dihambat dan masyarakat dirangsang untuk mengembangkan wilayah baru. Untuk
melakukan hal tersebut, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah harus menyusun
konsep pengembangan wilayah perbatasan secara komprehensif agar wilayah baru
yang dibentuk dapat hidup baik secara ekonomi maupun sosial.
Selain itu, wilayah baru yang dibangun sebaiknya diarahkan untuk memiliki
spesialsisasi. Misalnya, ada blok khusus jeruk Pontianak, blok khusus kebun aren,
blok khusus sawah padi, dll. untuk merangsang masuknya investasi bisnis pendukung
di sana.
10. Pembangunan Pangkalan Militer di Dekat Perbatasan
Saat ini kita melihat gelaran pasukan TNI kita kurang memadai untuk melakukan
upaya menjaga perbatasan negara. Gelaran pasukan justru diletakkan di wilayah-
wilayah padat penduduk yang sudah terbangun. Gelaran pasukan seperti ini harus
diubah. Batalyon-batalyon yang berada di wilayah “aman” dari gangguan luar
sepantasnya direlokasi ke wilayah perbatasan. Apalagi, urusan keamanan dan
ketertiban saat ini sudah menjadi tanggung jawab kepolisian. Jelas ini tidak mudah
dan akan membutuhkan „effort“ tidak sedikit. Namun, terbukti ini cukup efektif di
perbatasan RI-Papua Nugini. Bukan karena angkatan perang PNG „lebih kecil“
dibanding TNI (juga Malaysia), namun penggelaran kekuatan militer akan
menghambat “perilaku mencuri” negara lain karena konflik senjata (apabila terjadi
kontak senjata) relatif lebih sulit diselesaikan sehingga negara manapun cenderung
21
menghindari kontak senjata.
11. Galakkan Kembali Transmigrasi
Program transmigrasi yang dulu gencar dilaksanakan pada era Orde Baru harus
digalakkan kembali. Transmigran diarahkan untuk mendiami wilayah-wilayah baru
yang dibentuk di dekat perbatasan. Saya yakin, apabila infrastruktur transportasi dan
komunikasi disiapkan, banyak penduduk dari wilayah-wilayah padat yang bersedia
bertransmigrasi.
12. Pemberian Insentif Pajak
Agar pengusaha dan perbankan mau masuk, pemerintah perlu memberikan insentif
pajak bagi pengusaha yang mau berinvestasi di wialayah baru tersebut.
13. Pilih Pemimpin yang Kuat dan Tegas
Pemimpin yang kuat dan tegas sangat penting. Terlepas dari segala kekurangan yang
dituduhkan, kita pernah memiliki dua sosok pemimpin yang tegas sehingga dihormati
kawan dan disegani lawan. Kedua pemimpin yang kuat dan tegas itu adalah Soekarno
dan Soeharto. Pada saat kedua orang itu memimpin, tidak ada yang berani
melecehkan negara kita. Akan tetapi, setelah berganti pemimpin, negara kita menjadi
bulan-bulanan pelecehan terutama oleh Malaysia dan kadang-kadang Singapura.
22
DAFTAR PUSTAKA
23
LAMPIRAN
Gambar 1. Lokasi Pulau Rondo
Gambar 2. Lokasi Pulau Berhala
24
Gambar 3. Peta Pulau Sekatung
Gambar 4. Lokasi Pulau Nipa
25
Gambar 5. Lokasi Pulau Marore, Pulau Marampit dan Pulau Miangas
Gambar 6. Lokasi Pulau Fani, Pulau Fanildo dan Pulau Bras
26
Gambar 7. Lokasi Pulau Dana dan Pulau Batek
27
STRUKTUR ORGANISASI
KETUA
Anugerah M.
Zulfikar
SEKRETARIS
Dea Kandita H.
K. A
MODERATOR
Sari Nurfiani
PENYAJI
Irfipta
PENYAJI
Yani Istikasari
PENYAJI
Maesarotunisya

More Related Content

What's hot

Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan KewarganegaraanPendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan KewarganegaraanSanti Rukmala
 
Tugas makalah ketahanan nasional ( harits )
Tugas makalah ketahanan nasional ( harits )Tugas makalah ketahanan nasional ( harits )
Tugas makalah ketahanan nasional ( harits )Rietz Wiguna
 
Poltranas Politik dan Strategi Nasional
Poltranas Politik dan Strategi NasionalPoltranas Politik dan Strategi Nasional
Poltranas Politik dan Strategi NasionalEva Rosita
 
Makalah PKN tentang ketahanan Nasional di Indonesia
Makalah PKN tentang ketahanan Nasional di IndonesiaMakalah PKN tentang ketahanan Nasional di Indonesia
Makalah PKN tentang ketahanan Nasional di IndonesiaDesi Rahmawati
 
Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi
Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasiMakalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi
Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasiSeptian Muna Barakati
 
Merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan
Merajut kebersamaan dalam kebhinnekaanMerajut kebersamaan dalam kebhinnekaan
Merajut kebersamaan dalam kebhinnekaanRacmat Ridho
 
Slide 8 wawasan nusantara
Slide 8 wawasan nusantaraSlide 8 wawasan nusantara
Slide 8 wawasan nusantaraFadzilul idqham
 
KETAHANAN NASIONAL - PPKN - DJOKO AW
KETAHANAN NASIONAL - PPKN - DJOKO AWKETAHANAN NASIONAL - PPKN - DJOKO AW
KETAHANAN NASIONAL - PPKN - DJOKO AWDjoko Adi Walujo
 
Ketahanan nasional
Ketahanan nasionalKetahanan nasional
Ketahanan nasionalAdita Utami
 
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsaPencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsaOperator Warnet Vast Raha
 
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persat...
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persat...Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persat...
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persat...Operator Warnet Vast Raha
 
PPT Bab Wawasan Nusantara (PPKn Kelas 10 Semester 2)
PPT Bab Wawasan Nusantara (PPKn Kelas 10 Semester 2)PPT Bab Wawasan Nusantara (PPKn Kelas 10 Semester 2)
PPT Bab Wawasan Nusantara (PPKn Kelas 10 Semester 2)Aura Tsabita Camalia
 
KEWARGANEGARAAN (MAKALAH KETAHANAN NASIONAL)
KEWARGANEGARAAN (MAKALAH KETAHANAN NASIONAL)KEWARGANEGARAAN (MAKALAH KETAHANAN NASIONAL)
KEWARGANEGARAAN (MAKALAH KETAHANAN NASIONAL)tita_chubie
 
PKn X bab 7 SEM2
PKn X bab 7 SEM2PKn X bab 7 SEM2
PKn X bab 7 SEM2Miff190
 
Politik Dan Strategi Pembangunan Nasional Jokowi - JK
Politik Dan Strategi Pembangunan Nasional Jokowi - JKPolitik Dan Strategi Pembangunan Nasional Jokowi - JK
Politik Dan Strategi Pembangunan Nasional Jokowi - JKYayu Ferdian
 
Merajut Kebersamaan Dalam Kebhinnekaan
Merajut Kebersamaan Dalam KebhinnekaanMerajut Kebersamaan Dalam Kebhinnekaan
Merajut Kebersamaan Dalam Kebhinnekaanamara visca
 

What's hot (20)

Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan KewarganegaraanPendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan
 
Tugas makalah ketahanan nasional ( harits )
Tugas makalah ketahanan nasional ( harits )Tugas makalah ketahanan nasional ( harits )
Tugas makalah ketahanan nasional ( harits )
 
Poltranas Politik dan Strategi Nasional
Poltranas Politik dan Strategi NasionalPoltranas Politik dan Strategi Nasional
Poltranas Politik dan Strategi Nasional
 
Tugas makalah ketahanan nasional
Tugas makalah ketahanan nasionalTugas makalah ketahanan nasional
Tugas makalah ketahanan nasional
 
Makalah PKN tentang ketahanan Nasional di Indonesia
Makalah PKN tentang ketahanan Nasional di IndonesiaMakalah PKN tentang ketahanan Nasional di Indonesia
Makalah PKN tentang ketahanan Nasional di Indonesia
 
Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi
Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasiMakalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi
Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi
 
Merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan
Merajut kebersamaan dalam kebhinnekaanMerajut kebersamaan dalam kebhinnekaan
Merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan
 
Slide 8 wawasan nusantara
Slide 8 wawasan nusantaraSlide 8 wawasan nusantara
Slide 8 wawasan nusantara
 
Rpp ppkn x bab 7 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 7 1516 8 kali jpRpp ppkn x bab 7 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 7 1516 8 kali jp
 
KETAHANAN NASIONAL - PPKN - DJOKO AW
KETAHANAN NASIONAL - PPKN - DJOKO AWKETAHANAN NASIONAL - PPKN - DJOKO AW
KETAHANAN NASIONAL - PPKN - DJOKO AW
 
Ketahanan nasional
Ketahanan nasionalKetahanan nasional
Ketahanan nasional
 
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsaPencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa
 
Geopolitik
GeopolitikGeopolitik
Geopolitik
 
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persat...
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persat...Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persat...
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persat...
 
PPT Bab Wawasan Nusantara (PPKn Kelas 10 Semester 2)
PPT Bab Wawasan Nusantara (PPKn Kelas 10 Semester 2)PPT Bab Wawasan Nusantara (PPKn Kelas 10 Semester 2)
PPT Bab Wawasan Nusantara (PPKn Kelas 10 Semester 2)
 
KEWARGANEGARAAN (MAKALAH KETAHANAN NASIONAL)
KEWARGANEGARAAN (MAKALAH KETAHANAN NASIONAL)KEWARGANEGARAAN (MAKALAH KETAHANAN NASIONAL)
KEWARGANEGARAAN (MAKALAH KETAHANAN NASIONAL)
 
PKn X bab 7 SEM2
PKn X bab 7 SEM2PKn X bab 7 SEM2
PKn X bab 7 SEM2
 
Politik Dan Strategi Pembangunan Nasional Jokowi - JK
Politik Dan Strategi Pembangunan Nasional Jokowi - JKPolitik Dan Strategi Pembangunan Nasional Jokowi - JK
Politik Dan Strategi Pembangunan Nasional Jokowi - JK
 
Merajut Kebersamaan Dalam Kebhinnekaan
Merajut Kebersamaan Dalam KebhinnekaanMerajut Kebersamaan Dalam Kebhinnekaan
Merajut Kebersamaan Dalam Kebhinnekaan
 
Wawasan nusantara
Wawasan nusantaraWawasan nusantara
Wawasan nusantara
 

Viewers also liked

Pulau pulau terluar indonesia
Pulau pulau terluar indonesiaPulau pulau terluar indonesia
Pulau pulau terluar indonesiaAzry Marinerzz
 
Undang nomor 27 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau pula...
Undang nomor 27 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau pula...Undang nomor 27 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau pula...
Undang nomor 27 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau pula...Rizki Fitrianto
 
Pemanfaatan Pulau Nipah
Pemanfaatan Pulau NipahPemanfaatan Pulau Nipah
Pemanfaatan Pulau NipahDidi Sadili
 
Makalah Perkembangan Fisika Modern
Makalah Perkembangan Fisika Modern Makalah Perkembangan Fisika Modern
Makalah Perkembangan Fisika Modern Muhammad Sudarbi
 
Geopolitik Nasional Indonesia
Geopolitik Nasional IndonesiaGeopolitik Nasional Indonesia
Geopolitik Nasional Indonesiarusdiman1
 
Geopolitik (modul etika, profesional dan humaniora)
Geopolitik (modul etika, profesional dan humaniora)Geopolitik (modul etika, profesional dan humaniora)
Geopolitik (modul etika, profesional dan humaniora)fikri asyura
 
Makalah Pengaruh Pemanasan Global Terhadap Meningkatnya Frekuensi dan Intensi...
Makalah Pengaruh Pemanasan Global Terhadap Meningkatnya Frekuensi dan Intensi...Makalah Pengaruh Pemanasan Global Terhadap Meningkatnya Frekuensi dan Intensi...
Makalah Pengaruh Pemanasan Global Terhadap Meningkatnya Frekuensi dan Intensi...Rimbawan Ank
 
Ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan (aght) bagi persatuan di perbatasan
Ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan (aght) bagi persatuan di perbatasanAncaman, gangguan, hambatan dan tantangan (aght) bagi persatuan di perbatasan
Ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan (aght) bagi persatuan di perbatasanFirda Saadah
 

Viewers also liked (12)

Pulau pulau terluar indonesia
Pulau pulau terluar indonesiaPulau pulau terluar indonesia
Pulau pulau terluar indonesia
 
Undang nomor 27 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau pula...
Undang nomor 27 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau pula...Undang nomor 27 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau pula...
Undang nomor 27 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau pula...
 
Pemanfaatan Pulau Nipah
Pemanfaatan Pulau NipahPemanfaatan Pulau Nipah
Pemanfaatan Pulau Nipah
 
Tugas plh global warrming
Tugas plh global warrmingTugas plh global warrming
Tugas plh global warrming
 
Makalah Perkembangan Fisika Modern
Makalah Perkembangan Fisika Modern Makalah Perkembangan Fisika Modern
Makalah Perkembangan Fisika Modern
 
Makalah jadi
Makalah jadiMakalah jadi
Makalah jadi
 
Geopolitik Nasional Indonesia
Geopolitik Nasional IndonesiaGeopolitik Nasional Indonesia
Geopolitik Nasional Indonesia
 
Geopolitik
GeopolitikGeopolitik
Geopolitik
 
Geopolitik (modul etika, profesional dan humaniora)
Geopolitik (modul etika, profesional dan humaniora)Geopolitik (modul etika, profesional dan humaniora)
Geopolitik (modul etika, profesional dan humaniora)
 
Makalah Pengaruh Pemanasan Global Terhadap Meningkatnya Frekuensi dan Intensi...
Makalah Pengaruh Pemanasan Global Terhadap Meningkatnya Frekuensi dan Intensi...Makalah Pengaruh Pemanasan Global Terhadap Meningkatnya Frekuensi dan Intensi...
Makalah Pengaruh Pemanasan Global Terhadap Meningkatnya Frekuensi dan Intensi...
 
Tugas makalah wawasan nusantara
Tugas makalah wawasan nusantaraTugas makalah wawasan nusantara
Tugas makalah wawasan nusantara
 
Ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan (aght) bagi persatuan di perbatasan
Ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan (aght) bagi persatuan di perbatasanAncaman, gangguan, hambatan dan tantangan (aght) bagi persatuan di perbatasan
Ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan (aght) bagi persatuan di perbatasan
 

Similar to GEOPOLITIK 12 PULAU

Paper KWN
Paper KWNPaper KWN
Paper KWNeche089
 
Kedudukan strategis indonesia dalam konteks ipoleksosbudhankam ila AKBID PARA...
Kedudukan strategis indonesia dalam konteks ipoleksosbudhankam ila AKBID PARA...Kedudukan strategis indonesia dalam konteks ipoleksosbudhankam ila AKBID PARA...
Kedudukan strategis indonesia dalam konteks ipoleksosbudhankam ila AKBID PARA...Operator Warnet Vast Raha
 
Kedudukan strategis indonesia dalam konteks ipoleksosbudhankam ila
Kedudukan strategis indonesia dalam konteks ipoleksosbudhankam ilaKedudukan strategis indonesia dalam konteks ipoleksosbudhankam ila
Kedudukan strategis indonesia dalam konteks ipoleksosbudhankam ilaOperator Warnet Vast Raha
 
3. PENGERTIAN, LATAR BELAKNAG DAN KOMPETENSI.pptx
3. PENGERTIAN, LATAR BELAKNAG DAN KOMPETENSI.pptx3. PENGERTIAN, LATAR BELAKNAG DAN KOMPETENSI.pptx
3. PENGERTIAN, LATAR BELAKNAG DAN KOMPETENSI.pptxIsamu280604
 
Analisis Stabilitas Ketahanan Nasional Indonesia
Analisis Stabilitas Ketahanan Nasional IndonesiaAnalisis Stabilitas Ketahanan Nasional Indonesia
Analisis Stabilitas Ketahanan Nasional IndonesiaErvina Nurjanah
 
Tugas Makalah Peranan Indonesia Dalam Dunia Internasional
Tugas Makalah Peranan Indonesia Dalam Dunia InternasionalTugas Makalah Peranan Indonesia Dalam Dunia Internasional
Tugas Makalah Peranan Indonesia Dalam Dunia InternasionalEltani Kurniawan
 
Makalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasionalMakalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasionalWarnet Raha
 
Makalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasionalMakalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasionalWarnet Raha
 
Makalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasionalMakalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasionalSeptian Muna Barakati
 
PRESENTATION GEOPOLITIK INDONESIA
PRESENTATION GEOPOLITIK INDONESIAPRESENTATION GEOPOLITIK INDONESIA
PRESENTATION GEOPOLITIK INDONESIAsri Siti
 
PAPARAN MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA.pptx
PAPARAN MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA.pptxPAPARAN MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA.pptx
PAPARAN MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA.pptxMuhammadTaufik516348
 
Negara dan Negarawan ,Restu Jonatan Satria Putra(2302056).pptx
Negara dan Negarawan ,Restu Jonatan Satria Putra(2302056).pptxNegara dan Negarawan ,Restu Jonatan Satria Putra(2302056).pptx
Negara dan Negarawan ,Restu Jonatan Satria Putra(2302056).pptxrestujonatansatriapu
 
Refleksi wawasan nusantara sebagai geopolitik indonesia di
Refleksi wawasan nusantara sebagai geopolitik indonesia diRefleksi wawasan nusantara sebagai geopolitik indonesia di
Refleksi wawasan nusantara sebagai geopolitik indonesia diPOLBAN
 

Similar to GEOPOLITIK 12 PULAU (20)

Pkn kel 6_revisi_geopolitik
Pkn kel 6_revisi_geopolitikPkn kel 6_revisi_geopolitik
Pkn kel 6_revisi_geopolitik
 
Paper KWN
Paper KWNPaper KWN
Paper KWN
 
Kedudukan strategis indonesia dalam konteks ipoleksosbudhankam ila AKBID PARA...
Kedudukan strategis indonesia dalam konteks ipoleksosbudhankam ila AKBID PARA...Kedudukan strategis indonesia dalam konteks ipoleksosbudhankam ila AKBID PARA...
Kedudukan strategis indonesia dalam konteks ipoleksosbudhankam ila AKBID PARA...
 
Kedudukan strategis indonesia dalam konteks ipoleksosbudhankam ila
Kedudukan strategis indonesia dalam konteks ipoleksosbudhankam ilaKedudukan strategis indonesia dalam konteks ipoleksosbudhankam ila
Kedudukan strategis indonesia dalam konteks ipoleksosbudhankam ila
 
Teori geopolitik
Teori geopolitikTeori geopolitik
Teori geopolitik
 
Tugas PKN IV Ketahanan Nasional
Tugas PKN IV Ketahanan NasionalTugas PKN IV Ketahanan Nasional
Tugas PKN IV Ketahanan Nasional
 
3. PENGERTIAN, LATAR BELAKNAG DAN KOMPETENSI.pptx
3. PENGERTIAN, LATAR BELAKNAG DAN KOMPETENSI.pptx3. PENGERTIAN, LATAR BELAKNAG DAN KOMPETENSI.pptx
3. PENGERTIAN, LATAR BELAKNAG DAN KOMPETENSI.pptx
 
Paper individu pkn
Paper individu pknPaper individu pkn
Paper individu pkn
 
Analisis Stabilitas Ketahanan Nasional Indonesia
Analisis Stabilitas Ketahanan Nasional IndonesiaAnalisis Stabilitas Ketahanan Nasional Indonesia
Analisis Stabilitas Ketahanan Nasional Indonesia
 
Tugas Makalah Peranan Indonesia Dalam Dunia Internasional
Tugas Makalah Peranan Indonesia Dalam Dunia InternasionalTugas Makalah Peranan Indonesia Dalam Dunia Internasional
Tugas Makalah Peranan Indonesia Dalam Dunia Internasional
 
Makalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasionalMakalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasional
 
Makalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasionalMakalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasional
 
Makalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasionalMakalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasional
 
PRESENTATION GEOPOLITIK INDONESIA
PRESENTATION GEOPOLITIK INDONESIAPRESENTATION GEOPOLITIK INDONESIA
PRESENTATION GEOPOLITIK INDONESIA
 
Wawasan nusantara
Wawasan nusantaraWawasan nusantara
Wawasan nusantara
 
PAPARAN MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA.pptx
PAPARAN MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA.pptxPAPARAN MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA.pptx
PAPARAN MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA.pptx
 
Negara dan Negarawan ,Restu Jonatan Satria Putra(2302056).pptx
Negara dan Negarawan ,Restu Jonatan Satria Putra(2302056).pptxNegara dan Negarawan ,Restu Jonatan Satria Putra(2302056).pptx
Negara dan Negarawan ,Restu Jonatan Satria Putra(2302056).pptx
 
Makalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasionalMakalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasional
 
Modul 5 kb 1
Modul 5 kb 1Modul 5 kb 1
Modul 5 kb 1
 
Refleksi wawasan nusantara sebagai geopolitik indonesia di
Refleksi wawasan nusantara sebagai geopolitik indonesia diRefleksi wawasan nusantara sebagai geopolitik indonesia di
Refleksi wawasan nusantara sebagai geopolitik indonesia di
 

More from sari nurfiani

(contoh) Rancangan Sistem Informasi Manajemen Pengendalian Proyek
(contoh) Rancangan Sistem Informasi Manajemen Pengendalian Proyek(contoh) Rancangan Sistem Informasi Manajemen Pengendalian Proyek
(contoh) Rancangan Sistem Informasi Manajemen Pengendalian Proyeksari nurfiani
 
POLEMIK PEMBANGUNAN PLTU BATANG
POLEMIK PEMBANGUNAN PLTU BATANGPOLEMIK PEMBANGUNAN PLTU BATANG
POLEMIK PEMBANGUNAN PLTU BATANGsari nurfiani
 
Analisis ketergantungan terhadap pemberian bantuan sosial masyarakat miskin
Analisis ketergantungan terhadap pemberian bantuan sosial masyarakat miskinAnalisis ketergantungan terhadap pemberian bantuan sosial masyarakat miskin
Analisis ketergantungan terhadap pemberian bantuan sosial masyarakat miskinsari nurfiani
 
PENGARUH RELAWAN DAN MOTIVASINYA TERHADAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS PE...
PENGARUH RELAWAN DAN MOTIVASINYA TERHADAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS PE...PENGARUH RELAWAN DAN MOTIVASINYA TERHADAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS PE...
PENGARUH RELAWAN DAN MOTIVASINYA TERHADAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS PE...sari nurfiani
 
TINGKAT KESOPANAN MAHASISWA TPB KEPADA DOSEN
TINGKAT KESOPANAN MAHASISWA TPB KEPADA DOSENTINGKAT KESOPANAN MAHASISWA TPB KEPADA DOSEN
TINGKAT KESOPANAN MAHASISWA TPB KEPADA DOSENsari nurfiani
 

More from sari nurfiani (6)

(contoh) Rancangan Sistem Informasi Manajemen Pengendalian Proyek
(contoh) Rancangan Sistem Informasi Manajemen Pengendalian Proyek(contoh) Rancangan Sistem Informasi Manajemen Pengendalian Proyek
(contoh) Rancangan Sistem Informasi Manajemen Pengendalian Proyek
 
POLEMIK PEMBANGUNAN PLTU BATANG
POLEMIK PEMBANGUNAN PLTU BATANGPOLEMIK PEMBANGUNAN PLTU BATANG
POLEMIK PEMBANGUNAN PLTU BATANG
 
Analisis ketergantungan terhadap pemberian bantuan sosial masyarakat miskin
Analisis ketergantungan terhadap pemberian bantuan sosial masyarakat miskinAnalisis ketergantungan terhadap pemberian bantuan sosial masyarakat miskin
Analisis ketergantungan terhadap pemberian bantuan sosial masyarakat miskin
 
BUDI DAYA TANAMAN
BUDI DAYA TANAMANBUDI DAYA TANAMAN
BUDI DAYA TANAMAN
 
PENGARUH RELAWAN DAN MOTIVASINYA TERHADAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS PE...
PENGARUH RELAWAN DAN MOTIVASINYA TERHADAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS PE...PENGARUH RELAWAN DAN MOTIVASINYA TERHADAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS PE...
PENGARUH RELAWAN DAN MOTIVASINYA TERHADAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS PE...
 
TINGKAT KESOPANAN MAHASISWA TPB KEPADA DOSEN
TINGKAT KESOPANAN MAHASISWA TPB KEPADA DOSENTINGKAT KESOPANAN MAHASISWA TPB KEPADA DOSEN
TINGKAT KESOPANAN MAHASISWA TPB KEPADA DOSEN
 

Recently uploaded

5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnisilhamsumartoputra
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 

Recently uploaded (11)

5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 

GEOPOLITIK 12 PULAU

  • 1. Kelompok 5 IDENTIFIKASI ANCAMAN LEPASNYA DUA BELAS PULAU KECIL TERLUAR DARI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA Anugerah M. Zulfikar I34130064 Dea Kandita H. K. A I34140076 Irfipta I34130065 Maesarotunisya I34130066 Sari Nurfiani I34130052 Yani Istikasari I34130050 PROGRAM TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Tema yang kami pilih adalah geopolitik dengan judul “ANCAMAN LEPASNYA DUA BELAS PULAU KECIL TERLUAR DARI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA”. Makalah ini telah dibuat dengan berbagai referensi dan beberapa pihak untuk membantu dalam penyelesaian makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Etty Eidman, SH selaku pembimbing dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat membantu kami agar dapat menyempurnakan makalah untuk selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Bogor, 21 Februari 2014 Penulis
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR......................................................................... i DAFTAR ISI.......................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1 A. Latar Belakang ....................................................................... 1 B. Landasan Teori....................................................................... 2 C. Tujuan..................................................................................... 4 BAB II PERMASALAHAN .............................................................. 6 BAB III PEMBAHASAN .................................................................. 7 A. Nama-Nama Dua Belas Pulau Kecil Terluar ......................... 7 B. Permasalahan Pengelolaan ................................................... 11 C. Aspek Pengelolaan............................................................... 12 D. Kelembagaan dalam Pengelolaan......................................... 12 E. Strategi Pengelolaan............................................................. 14 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ......................................... 15 A. Kesimpulan........................................................................... 15 B. Saran..................................................................................... 17 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 22 LAMPIRAN ..................................................................................... 23 STRUKTUR ORGANISASI............................................................ 27
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan potensi sumber daya alamnya. Dalam rangka pemanfaatan sumber daya alam tersebut maka dibutuhkan suatu sistem yaitu pengelolaan sumber daya alam secara terpadu untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat demi pembangunan berkelanjutan. Namun, perlu pula diadakan pengawasan secara intensif terhadap sumber daya alam tersebut terutama yang terletak di pulau-pulau kecil terluar Indonesia. Pulau-pulau terluar tersebut ternyata memiliki kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga diperlukan pula sistem pengelolaan terpadu untuk pulau-pulau kecil terluar. Perhatian terhadap keberadaan pulau-pulau kecil terluar kini semakin marak setelah peristiwa lepasnya pulau Sipadan dan Ligitan dari Indonesia yang diputuskan oleh Mahkamah Internasional pada tahun 2002 lalu yang kemudian menjadi pengalaman buruk bagi bangsa Indonesia. Selain kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah, juga kurangnya rasa nasionalisme masyarakat pulau Sipadan dan Ligitan sehingga sebagian besar masyarakatnya memilih untuk bersatu dengan Malaysia. Faktor-faktor inilah yang menjadi rawan penguasaan negara tetangga terhadap pulau-pulau kecil terluar sehingga dapat menjadi ancaman bagi kedaulatan negara. Wilayah darat Indonesia berbatasan dengan tiga negara yaitu Malaysia, Papua New Guinea, dan Timor Leste, sedangkan wilayah laut berbatasan dengan 10 negara yaitu India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Republik Palau, Papua New Guinea, Australia, dan Timor Leste. Perbatasan laut pada umumnya ditandai oleh pulau-pulau kecil terluar. Indonesia yang memiliki 92 pulau terluar antara lain 67 pulau yaitu 28 pulau berpenduduk dan 39 pulau belum berpenduduk berbatasan langsung dengan negara tetangga dan 12 pulau lainnya rawan penguasaan efektif oleh
  • 5. 2 negara lain. Dua belas pulau rawan itu antara lain pulau Rondo, Sekatung, Nipa, Berhala, Marore, Miangas, Marampit, Batek, Dana, Fani, Fanildo dan Bras. Beberapa pulau-pulau terluar tersebut memiliki kekayaan alam seperti terumbu karang, perikanan, hutan tropis dengan keanekaragaman hayati tinggi tetapi rawan terhadap illegal fishing, effective occupation dari negara tetangga, dan rawan abrasi serta hilangnya pulau karena tenggelam. B. Landasan Teori Kata geopolitik berasal dari kata geo dan politik. “Geo” berarti bumi dan “Politik” berasal dari bahasa Yunani politeia, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri (negara) dan teia yang berarti urusan. Sementara dalam bahasa Inggris, politics adalah suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara, danalat yang digunakan untuk mencapai cita-cita atau tujuan tertentu. Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki. Secara umum geopolitik adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri, lingkungan, yang berwujud Negara kepulauan berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Pentingnya geopolitik bagi Indonesia adalah untuk dapat mempertahankan Negara dan berperan penting dalam pembinaan kerjasama dan penyelesaian konflik antar negara yang mungkin muncul dalam proses pencapaian tujuan. Kedudukan Wawasan Nusantara a. Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia merupakan ajaran yang diyakini kebenaran oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam upaya mencapai dan mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional. Dengan demikian, Wawasan Nusantara menjadi landasan visional dalam menyelenggarakan kehidupan nasional.
  • 6. 3 b. Wawasan Nusantara dalam paradigma nasional dapat dilihat dari spesifikasinya sebagai berikut : 1). Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dan dasar negara; berkedudukan sebagai landasan idiil. 2). Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 sebagai landasan konstitusi negara; berkedudukan sebagai landasan konstitusional. 3). Wawasan Nusantara sebagai visi nasional; berkedudukan sebagai landasan konsepsional 4). Ketahanan Nasional sebagai konsepsi nasional; berkedudukan sebagai landasan konsepsional. 5). GBHN sebagai politik dan strategi nasional atau sebagai kebijaksanaan dasar nasional; berkedudukan sebagai landasan operasional. Fungsi Wawasan Nusantara Wawasan Nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu- rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan, serta perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah, maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan, bahwa ada dua golongan negara. Yaitu golongan negara “determinis” dan golongan negara “posibilitis”. Determinis berarti semua hal yang bersifat politis secara mutlak tergantung dari keadaan bumi geografi. Negara determinis adalah negara yang berada diantara dua negara raksasa / adikuasa, sehingga, secara langsung maupun tidak langsung, terpengaruh oleh kebijakan politik luar negeri dua negara raksasa itu. Sebenarnya, faktor keberadaan dua negara raksasa, bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi keadaan suatu negara yang berada diantaranya. Faktor lain seperti faktor ideologi, politik, sosial, budaya dan militer, juga merupakan faktor yang
  • 7. 4 mempengaruhi. Hanya saja, karena besarnya kekuasaan dua negara besar tersebut, maka keberadaannya menjadi faktor yang begitu dominan dalam mempengaruhi keadaan negara yang bersangkutan. Golongan negara yang kedua adalah golongan negara posibilitis. Golongan ini merupakan kebalikan dari golongan determinis. Negara ini tidak mendapatkan dampak yang terlalu besar dari keberadaan negara raksasa, karena letak geografisnya tidak berdekatan dengan negara raksasa. Sehingga, faktor yang cukup dominan dalam mempengaruhi keadaan negara ini adalah faktor-faktor seperti ideologi, politik, sosial, budaya dan militer yang telah disebutkan sebelumnya. Tentunya, keberadaan negara-negara lain di sekitar kawasan tersebut juga turut menjadi faktor yang berpengaruh. Geopolitik, dibutuhkan oleh setiap negara di dunia, untuk memperkuat posisinya terhadap negara lain, untuk memperoleh kedudukan yang penting di antara masyarakat bangsa-bangsa, atau secara lebih tegas lagi untuk menempatkan diri pada posisi yang sejajar di antara negara-negara raksasa. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keadaan geografi suatu negara sangat mempengaruhi berbagai aspek dalam penyelenggaraan negara tersebut, seperti pengambilan keputusan, kebijakan politik luar negeri, hubungan perdagangan dll. Maka dari itu, muncullah organisasi-organisasi internasional yang berdasarkan pada keberadaannya dalam suatu kawasan, seperti ASEAN, Masyarakat Ekonomi Eropa, The Shanghai Six dll. Komunitas-komunitas internasional ini berperan dalam hal kerjasama kawasan, penyelesaian masalah bersama, usaha menciptakan kedamaian dunia, dll. C. Tujuan 1. Mengetahui permasalahan pengelolaan pulau – pulau kecil terluar di Indonesia. 2. Mengetahui pola kelembagaan dalam pengelolaan pulau – pulau kecil terluar
  • 8. 5 di Indonesia. 3. Mengetahui strategi lembaga pemerintah dalam mengelola pulau – pulau kecil terluar di Indonesia.
  • 9. 6 BAB II PERMASALAHAN Ternyata terdapat pula beragam masalah yang terjadi di pulau-pulau kecil luar tersebut diantaranya belum ada kepastian batas laut, kondisi penduduk terisolir dan marginal serta banyaknya pelanggaran hukum seperti pencurian dan penyelundupan. Hal tersebut tidak terlepas dari peran pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan- kebijakan strategis pengelolaan pulau-pulau terluar untuk memanfaatkan dan mengembangkan potensi sumber dayanya yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar. Namun, kurangnya pengawasan secara intensif dari pemerintah terhadap penguasaan pihak asing, diperlukan strategi-strategi jitu dalam melindungi eksistensi pulau-pulau kecil terluar berpotensi. Berdasarkan hal tersebut tim penulis memberikan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang menjadi permasalahan pengelolaan pulau – pulau kecil terluar di Indonesia? 2. Bagaimana pola kelembagaan dalam pengelolaan pulau – pulau kecil terluar di Indonesia? 3. Bagaimana strategi lembaga pemerintah dalam mengelola pulau – pulau kecil terluar di Indonesia?
  • 10. 7 BAB III PEMBAHASAN A. Nama – Nama Dua Belas Pulau Kecil Terluar Indonesia yang Terancam Lepas Berikut ini adalah nama – nama dua belas pulau kecil terluar di Indonesia beserta keterangannya: 1. Pulau Rondo (Gambar 1) Lokasi pulau : Kabupaten Sabang, Nangroe Aceh Darussalam Koordinat : 6° 4′ 30″ LU, 95° 6′ 45″ BT (sebelah barat Pulau Weh) Spesifikasi : Tidak ada penduduk, penjaga mercusuar Negara tetangga : India Kerawanan : Illegal Fishing 2. Pulau Berhala (Gambar 2) Lokasi pulau : Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatra Utara Koordinat : 3°46′38″LU,99°30′3″BT, sekitar 48 mil dari Pelabuhan Belawan. Spesifikasi : Tidak ada Penduduk, luas ± 2,5 km2 Negara tetangga : Malaysia Kerawanan : Illegal Fishing, Effective Occupation
  • 11. 8 3. Pulau Sekatung (Gambar 3) Lokasi pulau : Kabupaten Natuna , Kepulauan Riau Koordinat : 4°47′45″LU,108°1′19″BT Spesifikasi : Tidak ada penduduk, luas ± 0,3 km2 Negara tetangga : Vietnam Kerawanan : Illegal Fishing 4. Pulau Nipah (Gambar 4) Lokasi pulau : Kota Batam, Riau Koordinat : 01º 93” 13’ LU dan 103º 39” 11’ BT Spesifikasi : Tidak ada penduduk, luas ± 60 ha, 60% karang, 20% pasir Negara tetangga : Singapura Kerawanan : Terancam tenggelam karen eksploitasi pasir laut secara besar – besaran oleh Singapura, Pelayaran Internasional, Biota laut rusak. 5. Pulau Marore (Gambar 5) Lokasi pulau : Kabupaten Sangihe, Sulawesi Utara Koordinat : 4°44′14″LU,125°28′42″BT Spesifikasi : penduduk ± 640 jiwa, luas ± 214,49 km2 Negara tetangga : Fillipina Kerawanan : Illegal fishing 6. Pulau Miangas (Gambar 5) Lokasi pulau : Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara
  • 12. 9 Koordinat : 5°34′2″LU,126°34′54″BT, 48 mil ke Filipina Spesifikasi : penduduk ± 678 jiwa, luas ± 3,15 km2 Negara tetangga : Filipina Kerawanan : Penyelundupan, Terorisme, Penggunaan mata uang Peso 7. Pulau Marampit (Gambar 5) Lokasi pulau : Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara Koordinat : 4° 46′18″ LU, 127° 8′ 32″ BT. Spesifikasi : penduduk ± 1436 jiwa, luas 12 km2 Negara tetangga : Fillipina Kerawanan : Illegal Fishing, Effective Occuption 8. Pulau Fani (Gambar 6) Lokasi pulau : Kabupaten Raja Ampat, Papua Koordinat : 1°4′28″LU,131°16′49″BT Spesifikasi : ada penduduk, luas ± 9km2 Negara tetangga : Republik Palau Kerawanan : Illegal fishing, Effective Occupation 9. Pulau Fanildo (Gambar 6) Lokasi pulau : Kabupaten Biak Numfar, Papua Koordinat : 0° 56′22″ LU, 134° 17′44″ BT. Spesifikasi : Tidak ada penduduk, luas ± 9 km2 Negara tetangga : Republik Palau Kerawanan : Illegal fishing, Effective Occuption
  • 13. 10 10. Pulau Dana (Gambar 7) Lokasi pulau : Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur Koordinat : 11°0′36″LS,122°52′37″BT Spesifikasi : Tidak ada penduduk Negara tetangga : Australia Kerawanan : Illegal fishing, Effective Occuption 11. Pulau Bras (Gambar 6) Lokasi pulau : Kabupaten Biak Numfor, Papua Koordinat : 0°55′57″LU,134°20′30″BT Spesifikasi : Penduduk ± 50 jiwa, luas ± 3375 km2 Negara tetangga : Republik Palau Kerawanan : Illegal fishing, Effective Occuption 12. Pulau Batek (Gambar 7) Lokasi pulau : Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur Koordinat : 9°15′30″LS,123°59′30″BT Spesifikasi : Tidak ada penduduk, luas ± 25 ha, tempat penyu bertelur dan migrasi lumba – lumba Negara tetangga : Timor Leste Kerawanan ; Illegal Fishing, Effective Occuption
  • 14. 11 B. Permasalahan Pengelolaan Pulau – Pulau Kecil Terluar Permasalahan yang dihadapi pulau – pulau kecil terluar sebagai wilayah perbatasan, antara lain : ● Belum adanya kepastian sebagian garis batas laut dengan negara tetangga. ● Untuk pulau - pulau yang berpenduduk, kondisi masyarakat di wilayah tersebut masih terisolir dan termarjinalkan, sehingga memiliki tingkat kerawanan yang tinggi di bidang ekonomi, politik, dan keamanan. ● Maraknya pelanggaran hukum yang terjadi di wilayah perbatasan seperti penyelundupan, pencurian ikan, trafficking dan perompakan. ● Terbatasnya prasarana dan sarana untuk melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengembangan, khususnya terhadap pulau – pulau yang terpencil, sulit dijangkau dan tidak berpenghuni. ● Ukuran pulau diperbatasan umumnya pulau – pulau yang sangat kecil sehingga sangat rentan terhadap kerusakan baik oleh alam maupun manusia. ● Belum sinkronnya pengelolaan perbatasan, baik yang mencakup kelembagaan, program, maupun kejelasan kewenagan. ● Belum adanya peraturan perundangan yang jelas dan menyeluruh dalam pengelolaan pulau – pulau terluar. ● Adanya salah penafsiran tentang Undang – Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah yang menimbulkan berbagai konflik dalam kewenangan pengelolaan wilayah perairan. ● Kurangnya sosialisasi tentang keberadaan dan pentingnya pulau – pulau terluar.
  • 15. 12 C. Aspek – Aspek Pengelolaan Pulau – Pulau Kecil Terluar Pengelolaan pulau - pulau kecil terluar terutama pelau – pulau yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dilakukan setidaknya membawa tiga misi, yaitu : 1) menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, keamanan nasional, pertahanan negara, dan menciptakan stabilitas kawasan; 2) pemanfaatan sumber daya alam dalam rangka pembangunan berkelanjutan; 3) memberdayakan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya. Kawasan pulau – pulau kecil terluar memiliki arti penting dalam pengembangan bangsa dan negara, karena kawasan ini secara geopolitik memiliki nilai strategis, secara ekonomi berkaitan dengan penguasaan zona ekonomi eksklusif dan zona landas kontinen, dan secara politis sangat terkait dengan batas teritorial laut. Kawasan ini juga merupakan kawasan potensial terjadinya dispute dan konflik dengan negara tetangga serta sebagai penentu struktur geografi dan volume wilayah. D. Kelembagaan dalam Pengelolaan Pulau – Pulau Kecil Terluar Strategi pembangunan pulau – pulau kecil terluar yang telah diuraikan diatas perlu dilakukan secara terpadu antar sektor. Pembangunan yang dilakukan harus terintegrasi dengan mengutamakan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan keamanan mencakup mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan pembangunan dengan konsep kemitraan, monitoring, serta evaluasi pelaksanaan kegiatan pembangunan dengan melibatkan institusi independen. Integrasi pembangunan wilayah perbatasan memerlukan penanganan dalam bentuk kemitraan sebab beban pembangunan tidak dapat hanya dilakukan oleh pemerintah daerah sendiri dengan keterbatasan sumber dana, sumber daya manusia, dan institusi. Pembangunan pulau – pulau kecil terluar harus melibatkan seluruh instansi sektoral terkait dengan memanfaatkan berbagai sumber dana pembangunan
  • 16. 13 (lokal, nasional, dan internasional), kekuatan ekonomi daerah, serta melibatkan peran sektor perbankan pemerintah dan swasta dan lembaga keuangan non bank. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 pengelolaan pulau – pulau kecil terluar dikoordinasikan oleh Tim Koordinasi Pengelolaan Pulau – Pulau Kecil Terluar, yang selanjutnya disebut Tim Koordinasi. Tim tersebut merupakan wadah koordinasi non-struktural yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada presiden. Tim tersebut bertugas untuk mengkoordinasikan dan merekomendasikan penetapan rencana dan pelaksanaan pengelolaan pulau – pulau kecil terluar; serta melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaanya. Penyelenggaraan tugas Tim Koordinasi sehari – hari dibantu oleh Tim Kerja yang dikoordinasikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan . Selain Tim Koordinasi dan Tim Kerja, pengelolaan pulau – pulau kecil terluar juga melibatkan pemerintah daerah sebagai pemilik kewenangan pembangunan di mana pulau tersebut berada. Disebutkan dalam Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 bahwa pengelolaan pulau – pulau kecil terluar dilakukan secara terpadu antara pemerintah bersama sama dengan pemerintah daerah. Seiring dengan diterapkannya Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah maka daerah memiliki peluang untuk merencanakan, mengelola dan mengendalikan pemanfaatan sumber daya di daerahnya, termasuk sumber daya kelautan, pesisir dan pulau – pulau kecil yang ada di wilayahnya. Diberlakukannya undang – undang tersebut merupakan momentum untuk lebih terperhatikannya pengelolaan terhadap pulau – pulau kecil terluar. Dengan kata lain, otonomi daerah diharapkan dapat memfasilitasi percepatan pembangunan di wilayah tersebut, sehingga potensi yang ada dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat.
  • 17. 14 E. Strategi Pengelolaan Pulau – Pulau Kecil Terluar Ada dua strategi dalam pengelolaan kawasan pulau – pulau kecil terluar Indonesia, yaitu strategi jangka pendek dan jangka panjang. Strategi jangka pendek, meliputi : a. Sosialisasi Perpres No. 78/2005 tentang Pengelolaan Pulau – Pulau Kecil Terluar. b. Melakukan identifikasi terhadap keberadaan pulau – pulau kecil terluar. c. Melakukan rekonstruksi dan pemeliharaan titik – titik referensi dari titik – titik dasar. d. Membangun pelindung pantai dari ancaman abrasi. e. Melakukan patroli keamanan laut yang dimaksudkan sebagai upaya preventif (pencegahan) maupun upaya represif (penindakan). f. Sosialisasi tentang pentingnya menjaga pulau – pulau kecil terluar. Strategi jangka panjang meliputi : a. Mengundang investasi untuk pengembangan pulau – pulau kecil terluar. b. Menjadikan pulau – pulau yang memiliki produktivitas hayati tinggi sebagai kawasan koservasi. c. Melakukan penataan ruang pada wilayah pulau – pulau kecil termasuk laut dan pesisirnya. d. Meningkatkan kerjasama bilateral dalam pengelolaaan kawasan perbatasan. e. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal melalui kegiatan pemberdayaan.
  • 18. 15 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Permasalahan yang dihadapi pulau – pulau kecil terluar sebagai wilayah perbatasan, antara lain : ● Belum adanya kepastian sebagian garis batas laut dengan negara tetangga. ● Untuk pulau - pulau yang berpenduduk, kondisi masyarakat di wilayah tersebut masih terisolir dan termarjinalkan, sehingga memiliki tingkat kerawanan yang tinggi di bidang ekonomi, politik, dan keamanan. ● Maraknya pelanggaran hukum yang terjadi di wilayah perbatasan seperti penyelundupan, pencurian ikan, trafficking dan perompakan. ● Terbatasnya prasarana dan sarana untuk melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengembangan, khususnya terhadap pulau – pulau yang terpencil, sulit dijangkau dan tidak berpenghuni. ● Ukuran pulau diperbatasan umumnya pulau – pulau yang sangat kecil sehingga sangat rentan terhadap kerusakan baik oleh alam maupun manusia. ● Belum sinkronnya pengelolaan perbatasan, baik yang mencakup kelembagaan, program, maupun kejelasan kewenagan. ● Belum adanya peraturan perundangan yang jelas dan menyeluruh dalam pengelolaan pulau – pulau terluar. ● Adanya salah penafsiran tentang Undang – Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah yang menimbulkan berbagai konflik
  • 19. 16 dalam kewenangan pengelolaan wilayah perairan. ● Kurangnya sosialisasi tentang keberadaan dan pentingnya pulau – pulau terluar. 2. Pembangunan yang dilakukan harus terintegrasi dengan mengutamakan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan keamanan mencakup mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan pembangunan dengan konsep kemitraan, monitoring, serta evaluasi pelaksanaan kegiatan pembangunan dengan melibatkan institusi independen. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 pengelolaan pulau – pulau kecil terluar dikoordinasikan oleh Tim Koordinasi Pengelolaan Pulau – Pulau Kecil Terluar, yang selanjutnya disebut Tim Koordinasi. Tim tersebut merupakan wadah koordinasi non-struktural yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada presiden. Tim tersebut bertugas untuk mengkoordinasikan dan merekomendasikan penetapan rencana dan pelaksanaan pengelolaan pulau – pulau kecil terluar; serta melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaanya. Penyelenggaraan tugas Tim Koordinasi sehari – hari dibantu oleh Tim Kerja yang dikoordinasikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan . Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 bahwa pengelolaan pulau – pulau kecil terluar dilakukan secara terpadu antara pemerintah bersama sama dengan pemerintah daerah. Seiring dengan diterapkannya Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah maka daerah memiliki peluang untuk merencanakan, mengelola dan mengendalikan pemanfaatan sumber daya di daerahnya, termasuk sumber daya kelautan, pesisir dan pulau – pulau kecil yang ada di wilayahnya. 3. Strategi dalam pengelolaan kawasan pulau – pulau kecil terluar Indonesia, yaitu strategi jangka pendek dan jangka panjang.
  • 20. 17 B. SARAN Adapun beberapa pokok strategi yang dapat dilakukan dalam mempertahankan kedaulatan wilayah kita antara lain: 1. Pemetaan Kembali Titik-Titik Perbatasan Indonesia Pemetaan kembali titik-titik perbatasan wilayah Indonesia harus dilakukan. Hasil pemetaan baru tersebut harus dibandingkan dengan pemetaan yang pernah dilakukan sebelumnya. Koordinat titik-titik perbatasan sangat penting untuk kita inventarisir dan dimasukkan dalam sebuah undang-undang mengenai perbatasan wilayah Indonesia. Apabila perlu, daripada konstitusi diubah-ubanh hanya untuk keperluan rebutan kekuasaan, masukkan klausul mengenai titik-titik perbatasan tersebut dalam UUD. 2. Bangun Jalan (Prioritaskan Pembangunan) di Sepanjang Perbatasan Darat Pandangan kita mengenai perbatasan sebagai wilayah terpencil harus kita ubah. Mulai saat ini kita harus memandang perbatasan sebagai wilayah strategis. Strategis untuk mempertahankan wilayah kita. Dari perspektif eksternal, wilayah atau kota- kota/kabupaten di daerah perbatasan adalah “etalase” NKRI. Artinya, kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di daerah-daerah tersebut akan menjadi “nilai jual” positif bagi diplomasi internasional Indonesia. Sebaliknya, keterbelakangan atau kelambanan ekonomi di daerah-daerah itu akan menjadi makanan empuk bagi pihak-pihak asing yang berkepentingan untuk melemahkan kredibilitas RI di dunia internasional. Oleh karena itu, pemerintah pusat dan daerah yang memiliki wilayah perbatasan darat dengan negara tetangga seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur dan Papua harus memprioritaskan pembangunan prasarana jalan di sepanjang perbatasan. Jalan tersebut dihubungkan ke pusat kota atau pusat pemukiman terdekat. Tujuan pembangunan jalan tersebut adalah untuk merangsang pembangunan kota atau pemukiman baru di dekat perbatasan. Kelak, sarana transportasi darat itulah media “perkuatan” ketahanan ekonomi (juga sosial budaya) di daerah-daerah tersebut.
  • 21. 18 3. Bangun Wilayah Baru di Dekat Perbatasan Setelah di sepanjang perbatasan dibangun jalan yang terhubung ke pusat kota atau pusat pemukiman terdekat, pemerintah daerah diharuskan membangun wilayah baru di dekat perbatasan. Pembangunan untuk perluasan kota yang sudah mapan harus dihambat dan masyarakat dirangsang untuk mengembangkan wilayah baru. Untuk melakukan hal tersebut, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah harus menyusun konsep pengembangan wilayah perbatasan secara komprehensif agar wilayah baru yang dibentuk dapat hidup baik secara ekonomi maupun sosial. Selain itu, wilayah baru yang dibangun sebaiknya diarahkan untuk memiliki spesialsisasi. Misalnya, ada blok khusus jeruk Pontianak, blok khusus kebun aren, blok khusus sawah padi, dll. untuk merangsang masuknya investasi bisnis pendukung di sana. 4. Pembangunan Pangkalan Militer di Dekat Perbatasan Saat ini kita melihat gelaran pasukan TNI kita kurang memadai untuk melakukan upaya menjaga perbatasan negara. Gelaran pasukan justru diletakkan di wilayah- wilayah padat penduduk yang sudah terbangun. Gelaran pasukan seperti ini harus diubah. Batalyon-batalyon yang berada di wilayah “aman” dari gangguan luar sepantasnya direlokasi ke wilayah perbatasan. Apalagi, urusan keamanan dan ketertiban saat ini sudah menjadi tanggung jawab kepolisian. Jelas ini tidak mudah dan akan membutuhkan „effort“ tidak sedikit. Namun, terbukti ini cukup efektif di perbatasan RI-Papua Nugini. Bukan karena angkatan perang PNG „lebih kecil“ dibanding TNI (juga Malaysia), namun penggelaran kekuatan militer akan menghambat “perilaku mencuri” negara lain karena konflik senjata (apabila terjadi kontak senjata) relatif lebih sulit diselesaikan sehingga negara manapun cenderung menghindari kontak senjata. 5. Galakkan Kembali Transmigrasi Program transmigrasi yang dulu gencar dilaksanakan pada era Orde Baru harus
  • 22. 19 digalakkan kembali. Transmigran diarahkan untuk mendiami wilayah-wilayah baru yang dibentuk di dekat perbatasan. Saya yakin, apabila infrastruktur transportasi dan komunikasi disiapkan, banyak penduduk dari wilayah-wilayah padat yang bersedia bertransmigrasi. 6. Pemberian Insentif Pajak Agar pengusaha dan perbankan mau masuk, pemerintah perlu memberikan insentif pajak bagi pengusaha yang mau berinvestasi di wialayah baru tersebut. 7. Pilih Pemimpin yang Kuat dan Tegas Pemimpin yang kuat dan tegas sangat penting. Terlepas dari segala kekurangan yang dituduhkan, kita pernah memiliki dua sosok pemimpin yang tegas sehingga dihormati kawan dan disegani lawan. Kedua pemimpin yang kuat dan tegas itu adalah Soekarno dan Soeharto. Pada saat kedua orang itu memimpin, tidak ada yang berani melecehkan negara kita. Akan tetapi, setelah berganti pemimpin, negara kita menjadi bulan-bulanan pelecehan terutama oleh Malaysia dan kadang-kadang Singapura. 8. Bangun Jalan (Prioritaskan Pembangunan) di Sepanjang Perbatasan Darat Pandangan kita mengenai perbatasan sebagai wilayah terpencil harus kita ubah. Mulai saat ini kita harus memandang perbatasan sebagai wilayah strategis. Strategis untuk mempertahankan wilayah kita. Dari perspektif eksternal, wilayah atau kota- kota/kabupaten di daerah perbatasan adalah “etalase” NKRI. Artinya, kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di daerah-daerah tersebut akan menjadi “nilai jual” positif bagi diplomasi internasional Indonesia. Sebaliknya, keterbelakangan atau kelambanan ekonomi di daerah-daerah itu akan menjadi makanan empuk bagi pihak-pihak asing yang berkepentingan untuk melemahkan kredibilitas RI di dunia internasional. Oleh karena itu, pemerintah pusat dan daerah yang memiliki wilayah perbatasan darat dengan negara tetangga seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur dan Papua harus memprioritaskan pembangunan prasarana jalan di sepanjang perbatasan. Jalan tersebut dihubungkan ke pusat kota atau pusat pemukiman terdekat.
  • 23. 20 Tujuan pembangunan jalan tersebut adalah untuk merangsang pembangunan kota atau pemukiman baru di dekat perbatasan. Kelak, sarana transportasi darat itulah media “perkuatan” ketahanan ekonomi (juga sosial budaya) di daerah-daerah tersebut. 9. Bangun Wilayah Baru di Dekat Perbatasan Setelah di sepanjang perbatasan dibangun jalan yang terhubung ke pusat kota atau pusat pemukiman terdekat, pemerintah daerah diharuskan membangun wilayah baru di dekat perbatasan. Pembangunan untuk perluasan kota yang sudah mapan harus dihambat dan masyarakat dirangsang untuk mengembangkan wilayah baru. Untuk melakukan hal tersebut, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah harus menyusun konsep pengembangan wilayah perbatasan secara komprehensif agar wilayah baru yang dibentuk dapat hidup baik secara ekonomi maupun sosial. Selain itu, wilayah baru yang dibangun sebaiknya diarahkan untuk memiliki spesialsisasi. Misalnya, ada blok khusus jeruk Pontianak, blok khusus kebun aren, blok khusus sawah padi, dll. untuk merangsang masuknya investasi bisnis pendukung di sana. 10. Pembangunan Pangkalan Militer di Dekat Perbatasan Saat ini kita melihat gelaran pasukan TNI kita kurang memadai untuk melakukan upaya menjaga perbatasan negara. Gelaran pasukan justru diletakkan di wilayah- wilayah padat penduduk yang sudah terbangun. Gelaran pasukan seperti ini harus diubah. Batalyon-batalyon yang berada di wilayah “aman” dari gangguan luar sepantasnya direlokasi ke wilayah perbatasan. Apalagi, urusan keamanan dan ketertiban saat ini sudah menjadi tanggung jawab kepolisian. Jelas ini tidak mudah dan akan membutuhkan „effort“ tidak sedikit. Namun, terbukti ini cukup efektif di perbatasan RI-Papua Nugini. Bukan karena angkatan perang PNG „lebih kecil“ dibanding TNI (juga Malaysia), namun penggelaran kekuatan militer akan menghambat “perilaku mencuri” negara lain karena konflik senjata (apabila terjadi kontak senjata) relatif lebih sulit diselesaikan sehingga negara manapun cenderung
  • 24. 21 menghindari kontak senjata. 11. Galakkan Kembali Transmigrasi Program transmigrasi yang dulu gencar dilaksanakan pada era Orde Baru harus digalakkan kembali. Transmigran diarahkan untuk mendiami wilayah-wilayah baru yang dibentuk di dekat perbatasan. Saya yakin, apabila infrastruktur transportasi dan komunikasi disiapkan, banyak penduduk dari wilayah-wilayah padat yang bersedia bertransmigrasi. 12. Pemberian Insentif Pajak Agar pengusaha dan perbankan mau masuk, pemerintah perlu memberikan insentif pajak bagi pengusaha yang mau berinvestasi di wialayah baru tersebut. 13. Pilih Pemimpin yang Kuat dan Tegas Pemimpin yang kuat dan tegas sangat penting. Terlepas dari segala kekurangan yang dituduhkan, kita pernah memiliki dua sosok pemimpin yang tegas sehingga dihormati kawan dan disegani lawan. Kedua pemimpin yang kuat dan tegas itu adalah Soekarno dan Soeharto. Pada saat kedua orang itu memimpin, tidak ada yang berani melecehkan negara kita. Akan tetapi, setelah berganti pemimpin, negara kita menjadi bulan-bulanan pelecehan terutama oleh Malaysia dan kadang-kadang Singapura.
  • 26. 23 LAMPIRAN Gambar 1. Lokasi Pulau Rondo Gambar 2. Lokasi Pulau Berhala
  • 27. 24 Gambar 3. Peta Pulau Sekatung Gambar 4. Lokasi Pulau Nipa
  • 28. 25 Gambar 5. Lokasi Pulau Marore, Pulau Marampit dan Pulau Miangas Gambar 6. Lokasi Pulau Fani, Pulau Fanildo dan Pulau Bras
  • 29. 26 Gambar 7. Lokasi Pulau Dana dan Pulau Batek
  • 30. 27 STRUKTUR ORGANISASI KETUA Anugerah M. Zulfikar SEKRETARIS Dea Kandita H. K. A MODERATOR Sari Nurfiani PENYAJI Irfipta PENYAJI Yani Istikasari PENYAJI Maesarotunisya