SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
Ditjen Perlindugan Hutan dan Konservasi Alam
Kementerian Kehutanan
 Taman Nasional adalah Kawasan Pelestarian Alam
(KPA) yang mempunyai ekosistem asli, dikelola
dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk
tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,
menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.
(UU No. 5Tahun 1990)
 Adalah kawasan pelestarian alam yang
merupakan karang atoll terbesar ketiga di
dunia (luasan mencapai 220.000 Ha) setelah
Atol Kwajifein di Kepulauan Marshall dan Atol
Suvadiva di Maldive, serta memiliki
keanekaragaman biota laut yang tinggi dan
habitat bagi berbagai spesies satwa laut yang
langka dan dilindungi.
 Status awal : SK No. 100/Kpts-II/1989 sebagai
cagar alam laut.
 Penunjukan : SK Nomor: 280/KPTS-II/1992,
tanggal 26 Pebruari 1992 sebagai UnitTaman
NasionalTaka Bonerate dengan luas 530.765
Ha.
 Penetapan : SK Nomor: 92/KPTS-II/2001
tanggal 15 Maret 2001 sebagaiTaman
NasionalTaka Bonerate dengan luas kawasan
530.765 Ha.
Terbagi dalam :
 2 SPTN (Seksi PengelolaanTaman Nasional)
 8 Resort (Tinabo,Tarupa, Latondu, Rajuni Besar, Rajuni Kecil,
Jinato, PasitalluTengah dan PasitalluTimur)
 Secara Geografis terletak pada 6° 23’ – 7° 05’
LS dan 120° 55’ – 121° 21’ BT
 SecaraAdministratifTaman NasionalTaka
Bonerate merupakan bagian wilayah
KecamatanTakabonerate, Kabupaten
Kepulauan Selayar, Propinsi Sulawesi Selatan.
 Pulau-pulau yang terdapat di dalam
kawasanTaman NasionalTaka Bonerate
berada pada ketinggian sekitar 2-4 m dari
permukaan laut, sebagian besar memanjang
dari utara ke selatan dengan panjang antara
200 - 2.000 m, dan lebar antara 50 - 1.000 m.
Bentuk wilayah datar dengan tekstur tanah
pasir berlempung.
 Kondisi batimetri disekitar paparanTNTaka
Bonerate sangat terjal, dimana karang atoll
dibatasi oleh paparan yang berkedalaman
200 meter, dan pada tepi paparan
kedalaman perairan mengalami penurunan
drastis (drop) hingga kedalaman 1.500 -
2.000 meter.
 BeriklimTropis, dipengaruhi musim angin
Barat, musim anginTimur.
 Suhu udara berkisar antara 28 – 32°C.
 Curah hujan tertinggi 300 mm/bln
 Terdapat 7 (tujuh) buah pulau yang berpenduduk dalam
kawasan (Zona Khusus).
 Penduduk dalam kawasan didominasi oleh suku Bugis dan
suku Bajo, selebihnya etnis lain seperti Makassar, Selayar
dan Flores.
 Mayoritas masyarakat bermatapencaharian sebagai
nelayan.
 Kondisi sarana-prasarana dan infrastruktur desa masih
sangat minim dan terbatas.
 Terumbu Karang
 Padang Lamun
 Ganggang Laut
 Ikan Karang
 Ikan Pelagis
 Mollusca
 Echinodermata
 Mammalia Laut
 Penyu
 dll
 Pahami daerah dan
lokasi penyelaman
agar penyelaman
Anda menjadi aman.
 Konsultasi dengan
penyelam lokal atau
para penyelam yang
pernah menyelam di
daerah tersebut.
 Cuaca
 Kondisi pergerakan Air
 Visibility (jarak pandang)
 Substrat (Komponen dasar perairan)Jenis substrat:
Pasir, Karang, dan Lamun
 Daerah entri dan exit
 Biota berbahaya
 KawasanTNTaka Bonerate dipengaruhi oleh musim
angin barat, angin timur dan peralihan (pancaroba).
 Secara geografis berhadapan langsung dengan Laut
Jawa di sebelah barat dan Laut Banda di sebelah
Timur, menyebabkan kawasan ini diterjang ombak
yang dibangkitkan oleh angin.
 Gelombang besar dapat berbahaya dan
menyebabkan jarak pandang (visibility) yang
sangat terbatas.
 Sebaiknya jangan menyelam saat terjadi
gelombang besar.
 Pasang surut terjadi akibat adanya
gaya tarik bulan dan matahari yang
berbeda terhadap bumi.
 Jenis pasang surut kawasanTNTaka
Bonerate adalah Campuran
Condong Dominan Ganda (Mixed
tide prevailing semidiurnal) atau
dalam sehari semalam terjadi dua
kali air pasang , dengan nilai rata-
rata muka air (MSL) berada dalam
interval 200 cm – 250 cm.
 Musim angin barat (angin kencang) bulan Januari –
Maret, biasanya menimbulkan gelombang laut yang
besar (tinggi gelombang dapat mencapai 3 m).
 Musim anginTimur bulan Juli – September, biasanya
gelombang laut agak tenang (tinggi gelombang tidak
lebih dari 1 m).
 Musim pancaroba (peralihan) terjadi antara bulan
April – Juni dan bulan Oktober – Desember keadaan
laut tidak dapat diduga sewaktu-waktu gelombang
laut tenang dan kadang-kadang menjadi besar.
 Arus adalah perpindahan air dari suatu
tempat ke tempat lainnya.
 Beberapa penyebab terjadinya arus :
1. Geografis
2. Perbedaan temperatur
3. Perbedaan bentuk relief
4. Pasang Surut
5. Gelombang
6. Perbedaan kadar garam
7. Angin, dll
 Jenis Arus :
1. Tidal Current (Arus Pasang Surut)
2. Rip Current (Arus Celah)
3. Natural Rip Current (Arus Celah Alami)
4. Longshore Current
 Tidal Current (Arus Pasang
Surut) : adalah arus yang
ditimbulkan karena adanya
perpindahan air laut dari
pasang ke surut atau dari
surut ke pasang.
 Pasang surut yang terjadi di
perairan bersubstrat pasir
akan sangat mempengaruhi
visibility air laut.
 Air laut akan lebih jernih
ketika terjadi pasang.
 Rip Current (Arus Celah) :
adalah arus yang terjadi didekat
pantai yang disebabkan karena
adanya dorongan dari
gelombang atau angin kearah
pantai dan kembali lagi ke laut
melewati celah karang yang
sempit.
 Biasanya ditandai dengan aliran
arus yang berbuih dan agak
keruh.
 Arus jenis ini berbahaya bagi
penyelam.
 Jika terperangkap dalam arus (Rip Current) ini maka
berenanglah sejajar garis pantai hingga pengaruh dari rip
current tidak terasa. Setelah itu berenang menuju pantai.
 Jangan sesekali melawan arus karena akan sangat berbahaya
 Longshore Current : adalah
arus yang bergerak sejajar
dengan garis pantai yang
disebabkan oleh arah
pergerakan angin.
 Arus yang ditimbulkan oleh
longshore current tidak
terlalu kuat dan tidak
membahayakan.
 Arus seperti ini akan
berpengaruh pada orientasi
seorang penyelam yang ingin
lurus ke tengah laut.
 Suhu permukaan perairan di kawasanTNTaka
Bonerate dipengaruhi oleh musim dan berkisar antara
26,7 - 29°C.
 Suhu permukaan pada bulan Mei mulai menurun
hingga Agustus dan mencapai minimum 26,7°C.
 Suhu permukaan mulai naik pada bulan September
dan mencapai maksimum 29°C pada bulan Desember.
 Pada waktu puncak musim Barat (Januari) temperatur
turun lagi sampai bulan Februari, kemudian naik pada
bulan Maret hingga Mei.
 Adalah lapisan pembatas antara
air yang berada di permukaan
dan yang berada di bawahnya.
 Pada umumnya lapisan ini
memiliki flukstuasi suhu yang
sangat tajam dibandingkan
dengan lapisan air lainnya.
 Perbedaan suhu lapisan air
membuat kita harus
memperhitungkan jenis pakaian
selam yang sesuai.
 Jenis komposisi dasar di
kawasanTNTaka
bonerate berupa karang,
pasir dan lamun.
 Waspadai menyelam
pada komposisi dasar
dengan dominasi karang
tajam karena dapat
melukai Anda.
 Menyelam pada
komposisi dasar karang
juga perlu kehati-hatian
agar tidak merusak
karang.
HINDARI MEMEGANG, MENYENTUH
BINATANG &TUMBUHAN LAUT KARENA
MUNGKINTERMASUK SALAH SATUYANG
MEMBAHAYAKANANDA
 Yang menggigit/menyerang :
1. Hiu (Shark)
2. Baracuda
3. Moray
 Yang berbisa/menyengat :
1. SeaWasp (Chironex
Fleckeri)
2. Portugese Man ofWar
3. Blue Ring Octopus
4. Cone Shell
5. Ular Laut
6. Stone Fish (Ikan Batu)
7. Bulu Babi
8. Pari
9. Karang Api
10. Stinging Hydroid
DiTaman NasionalTaka Bonerate
 Guest House
 Dive Center
 Shelter
 Campground
TNTB: Kepulauan Karang Terbesar Ketiga di Dunia

More Related Content

What's hot

Perairan laut, batas laut, dan pantai
Perairan laut, batas laut, dan pantaiPerairan laut, batas laut, dan pantai
Perairan laut, batas laut, dan pantaimafle kh
 
Kondisi geografis dan penduduk
Kondisi geografis dan pendudukKondisi geografis dan penduduk
Kondisi geografis dan pendudukUmi Pujiati
 
Bentuk muka bumi dan aktivitas penduduk indonesia
Bentuk muka bumi dan aktivitas penduduk indonesiaBentuk muka bumi dan aktivitas penduduk indonesia
Bentuk muka bumi dan aktivitas penduduk indonesiaAdi Rachmanto
 
MATPEL IPS KELAS 4 dan 5 SD KENAMPAKAN ALAM DAN KERAGAMAN BUDAYA
MATPEL IPS KELAS 4 dan 5 SD KENAMPAKAN ALAM DAN KERAGAMAN BUDAYAMATPEL IPS KELAS 4 dan 5 SD KENAMPAKAN ALAM DAN KERAGAMAN BUDAYA
MATPEL IPS KELAS 4 dan 5 SD KENAMPAKAN ALAM DAN KERAGAMAN BUDAYAAzhari Islamic School Rasuna
 
Bab 1 kondisi fisik wilayah indonesia c
Bab 1   kondisi fisik wilayah indonesia   cBab 1   kondisi fisik wilayah indonesia   c
Bab 1 kondisi fisik wilayah indonesia cAtanasia Widihartanti
 
Letak geografis indonesia
Letak geografis indonesiaLetak geografis indonesia
Letak geografis indonesiaFiqri Hasann
 
Kondisi fisik wilayah dan penduduk indonesia
Kondisi fisik wilayah dan penduduk indonesiaKondisi fisik wilayah dan penduduk indonesia
Kondisi fisik wilayah dan penduduk indonesiaRahma Adhalia
 
Kondisi geografi indonesia
Kondisi geografi indonesiaKondisi geografi indonesia
Kondisi geografi indonesiaErianaretnoputri
 
Oseanografi Kelas X
Oseanografi Kelas XOseanografi Kelas X
Oseanografi Kelas XSulthan Isa
 
Letak geografis, astronomis dan geologin 2
Letak geografis, astronomis dan geologin 2Letak geografis, astronomis dan geologin 2
Letak geografis, astronomis dan geologin 2Sabriah Ahmad
 
Bentuk muka bumi dan pengaruhnya terhadap aktivitas penduduk indonesia
Bentuk muka bumi dan pengaruhnya terhadap aktivitas penduduk indonesiaBentuk muka bumi dan pengaruhnya terhadap aktivitas penduduk indonesia
Bentuk muka bumi dan pengaruhnya terhadap aktivitas penduduk indonesiaGaling Galang
 
ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN ANTARA WAY PENET DAN WAY ...
ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN ANTARA WAY PENET DAN WAY ...ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN ANTARA WAY PENET DAN WAY ...
ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN ANTARA WAY PENET DAN WAY ...Repository Ipb
 

What's hot (20)

Klasifikasi laut 2
Klasifikasi laut 2Klasifikasi laut 2
Klasifikasi laut 2
 
Perairan laut, batas laut, dan pantai
Perairan laut, batas laut, dan pantaiPerairan laut, batas laut, dan pantai
Perairan laut, batas laut, dan pantai
 
Kondisi geografis dan penduduk
Kondisi geografis dan pendudukKondisi geografis dan penduduk
Kondisi geografis dan penduduk
 
Geologi laut 1
Geologi laut 1Geologi laut 1
Geologi laut 1
 
Bentuk muka bumi dan aktivitas penduduk indonesia
Bentuk muka bumi dan aktivitas penduduk indonesiaBentuk muka bumi dan aktivitas penduduk indonesia
Bentuk muka bumi dan aktivitas penduduk indonesia
 
MAteri SIG
MAteri SIGMAteri SIG
MAteri SIG
 
Cuaca buruk
Cuaca burukCuaca buruk
Cuaca buruk
 
MATPEL IPS KELAS 4 dan 5 SD KENAMPAKAN ALAM DAN KERAGAMAN BUDAYA
MATPEL IPS KELAS 4 dan 5 SD KENAMPAKAN ALAM DAN KERAGAMAN BUDAYAMATPEL IPS KELAS 4 dan 5 SD KENAMPAKAN ALAM DAN KERAGAMAN BUDAYA
MATPEL IPS KELAS 4 dan 5 SD KENAMPAKAN ALAM DAN KERAGAMAN BUDAYA
 
Bab 1 kondisi fisik wilayah indonesia c
Bab 1   kondisi fisik wilayah indonesia   cBab 1   kondisi fisik wilayah indonesia   c
Bab 1 kondisi fisik wilayah indonesia c
 
Letak geografis indonesia
Letak geografis indonesiaLetak geografis indonesia
Letak geografis indonesia
 
Kondisi fisik wilayah dan penduduk indonesia
Kondisi fisik wilayah dan penduduk indonesiaKondisi fisik wilayah dan penduduk indonesia
Kondisi fisik wilayah dan penduduk indonesia
 
Kondisi geografi indonesia
Kondisi geografi indonesiaKondisi geografi indonesia
Kondisi geografi indonesia
 
Oseanografi Kelas X
Oseanografi Kelas XOseanografi Kelas X
Oseanografi Kelas X
 
Letak geografis, astronomis dan geologin 2
Letak geografis, astronomis dan geologin 2Letak geografis, astronomis dan geologin 2
Letak geografis, astronomis dan geologin 2
 
Geografi Air Laut
Geografi Air LautGeografi Air Laut
Geografi Air Laut
 
Hidrosfer- Perairan Laut
Hidrosfer- Perairan LautHidrosfer- Perairan Laut
Hidrosfer- Perairan Laut
 
Makalah lingkungan hidup STIP WUNA
Makalah lingkungan hidup STIP WUNA Makalah lingkungan hidup STIP WUNA
Makalah lingkungan hidup STIP WUNA
 
Bentuk muka bumi dan pengaruhnya terhadap aktivitas penduduk indonesia
Bentuk muka bumi dan pengaruhnya terhadap aktivitas penduduk indonesiaBentuk muka bumi dan pengaruhnya terhadap aktivitas penduduk indonesia
Bentuk muka bumi dan pengaruhnya terhadap aktivitas penduduk indonesia
 
Rinjani
RinjaniRinjani
Rinjani
 
ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN ANTARA WAY PENET DAN WAY ...
ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN ANTARA WAY PENET DAN WAY ...ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN ANTARA WAY PENET DAN WAY ...
ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN ANTARA WAY PENET DAN WAY ...
 

Similar to TNTB: Kepulauan Karang Terbesar Ketiga di Dunia

Pantai berbatu habitat supratidal
Pantai berbatu habitat supratidal Pantai berbatu habitat supratidal
Pantai berbatu habitat supratidal Register Undip
 
Pertemuan 11 Karakteristik Ekologi Zona Intertidal.ppt
Pertemuan 11 Karakteristik Ekologi Zona Intertidal.pptPertemuan 11 Karakteristik Ekologi Zona Intertidal.ppt
Pertemuan 11 Karakteristik Ekologi Zona Intertidal.pptKelasBiologi2
 
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''Sutrisna Sandi
 
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamagung_mabol
 
Power point terumbu karang
Power point terumbu karangPower point terumbu karang
Power point terumbu karangrantikaput
 
b63d3_MODUL_04_-_PENGETAHUAN_TEKNIK_PANTAI.pptx
b63d3_MODUL_04_-_PENGETAHUAN_TEKNIK_PANTAI.pptxb63d3_MODUL_04_-_PENGETAHUAN_TEKNIK_PANTAI.pptx
b63d3_MODUL_04_-_PENGETAHUAN_TEKNIK_PANTAI.pptxErikMunandar1
 
Karakteristik Wilayah Daratan dan Perairan.pptx
Karakteristik Wilayah Daratan dan Perairan.pptxKarakteristik Wilayah Daratan dan Perairan.pptx
Karakteristik Wilayah Daratan dan Perairan.pptxHafidMuhammadRafdi
 
Karakteristik Wilayah Daratan dan Perairan.pptx
Karakteristik Wilayah Daratan dan Perairan.pptxKarakteristik Wilayah Daratan dan Perairan.pptx
Karakteristik Wilayah Daratan dan Perairan.pptxHafidMuhammadRafdi
 
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamgio_simamora
 
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamgio_simamora
 
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamgio_simamora
 
Aquatic biodiversity present 2
Aquatic biodiversity present 2Aquatic biodiversity present 2
Aquatic biodiversity present 2aswar hamzah
 
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptx
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptxJENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptx
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptxRenadaArifaDhuantie
 
Hidrosfer Perairan Laut
Hidrosfer Perairan LautHidrosfer Perairan Laut
Hidrosfer Perairan LautTheresia Nelie
 
Pertemuan Kedua | Budidaya Tiram Mutiara| Potensi Biota Laut Indonesia dan NTB
Pertemuan Kedua | Budidaya Tiram Mutiara| Potensi Biota Laut Indonesia dan NTBPertemuan Kedua | Budidaya Tiram Mutiara| Potensi Biota Laut Indonesia dan NTB
Pertemuan Kedua | Budidaya Tiram Mutiara| Potensi Biota Laut Indonesia dan NTBBudiatman Dani
 

Similar to TNTB: Kepulauan Karang Terbesar Ketiga di Dunia (20)

Oceanografi
OceanografiOceanografi
Oceanografi
 
Pantai berbatu habitat supratidal
Pantai berbatu habitat supratidal Pantai berbatu habitat supratidal
Pantai berbatu habitat supratidal
 
Perairan laut dan potensinya
Perairan laut dan potensinyaPerairan laut dan potensinya
Perairan laut dan potensinya
 
Tugas geografi
Tugas geografiTugas geografi
Tugas geografi
 
Pertemuan 11 Karakteristik Ekologi Zona Intertidal.ppt
Pertemuan 11 Karakteristik Ekologi Zona Intertidal.pptPertemuan 11 Karakteristik Ekologi Zona Intertidal.ppt
Pertemuan 11 Karakteristik Ekologi Zona Intertidal.ppt
 
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
 
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alam
 
Power point terumbu karang
Power point terumbu karangPower point terumbu karang
Power point terumbu karang
 
b63d3_MODUL_04_-_PENGETAHUAN_TEKNIK_PANTAI.pptx
b63d3_MODUL_04_-_PENGETAHUAN_TEKNIK_PANTAI.pptxb63d3_MODUL_04_-_PENGETAHUAN_TEKNIK_PANTAI.pptx
b63d3_MODUL_04_-_PENGETAHUAN_TEKNIK_PANTAI.pptx
 
Karakteristik Wilayah Daratan dan Perairan.pptx
Karakteristik Wilayah Daratan dan Perairan.pptxKarakteristik Wilayah Daratan dan Perairan.pptx
Karakteristik Wilayah Daratan dan Perairan.pptx
 
Karakteristik Wilayah Daratan dan Perairan.pptx
Karakteristik Wilayah Daratan dan Perairan.pptxKarakteristik Wilayah Daratan dan Perairan.pptx
Karakteristik Wilayah Daratan dan Perairan.pptx
 
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alam
 
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alam
 
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alam
 
Aquatic biodiversity present 2
Aquatic biodiversity present 2Aquatic biodiversity present 2
Aquatic biodiversity present 2
 
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptx
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptxJENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptx
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptx
 
Hidrosfer Perairan Laut
Hidrosfer Perairan LautHidrosfer Perairan Laut
Hidrosfer Perairan Laut
 
Pertemuan Kedua | Budidaya Tiram Mutiara| Potensi Biota Laut Indonesia dan NTB
Pertemuan Kedua | Budidaya Tiram Mutiara| Potensi Biota Laut Indonesia dan NTBPertemuan Kedua | Budidaya Tiram Mutiara| Potensi Biota Laut Indonesia dan NTB
Pertemuan Kedua | Budidaya Tiram Mutiara| Potensi Biota Laut Indonesia dan NTB
 
Ekosistem perairan
Ekosistem perairanEkosistem perairan
Ekosistem perairan
 
EKOLABA KELOMPOK 1 (1).pptx
EKOLABA KELOMPOK 1 (1).pptxEKOLABA KELOMPOK 1 (1).pptx
EKOLABA KELOMPOK 1 (1).pptx
 

TNTB: Kepulauan Karang Terbesar Ketiga di Dunia

  • 1. Ditjen Perlindugan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan
  • 2.  Taman Nasional adalah Kawasan Pelestarian Alam (KPA) yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. (UU No. 5Tahun 1990)
  • 3.  Adalah kawasan pelestarian alam yang merupakan karang atoll terbesar ketiga di dunia (luasan mencapai 220.000 Ha) setelah Atol Kwajifein di Kepulauan Marshall dan Atol Suvadiva di Maldive, serta memiliki keanekaragaman biota laut yang tinggi dan habitat bagi berbagai spesies satwa laut yang langka dan dilindungi.
  • 4.  Status awal : SK No. 100/Kpts-II/1989 sebagai cagar alam laut.  Penunjukan : SK Nomor: 280/KPTS-II/1992, tanggal 26 Pebruari 1992 sebagai UnitTaman NasionalTaka Bonerate dengan luas 530.765 Ha.  Penetapan : SK Nomor: 92/KPTS-II/2001 tanggal 15 Maret 2001 sebagaiTaman NasionalTaka Bonerate dengan luas kawasan 530.765 Ha.
  • 5. Terbagi dalam :  2 SPTN (Seksi PengelolaanTaman Nasional)  8 Resort (Tinabo,Tarupa, Latondu, Rajuni Besar, Rajuni Kecil, Jinato, PasitalluTengah dan PasitalluTimur)
  • 6.
  • 7.  Secara Geografis terletak pada 6° 23’ – 7° 05’ LS dan 120° 55’ – 121° 21’ BT  SecaraAdministratifTaman NasionalTaka Bonerate merupakan bagian wilayah KecamatanTakabonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar, Propinsi Sulawesi Selatan.
  • 8.
  • 9.
  • 10.  Pulau-pulau yang terdapat di dalam kawasanTaman NasionalTaka Bonerate berada pada ketinggian sekitar 2-4 m dari permukaan laut, sebagian besar memanjang dari utara ke selatan dengan panjang antara 200 - 2.000 m, dan lebar antara 50 - 1.000 m. Bentuk wilayah datar dengan tekstur tanah pasir berlempung.  Kondisi batimetri disekitar paparanTNTaka Bonerate sangat terjal, dimana karang atoll dibatasi oleh paparan yang berkedalaman 200 meter, dan pada tepi paparan kedalaman perairan mengalami penurunan drastis (drop) hingga kedalaman 1.500 - 2.000 meter.
  • 11.  BeriklimTropis, dipengaruhi musim angin Barat, musim anginTimur.  Suhu udara berkisar antara 28 – 32°C.  Curah hujan tertinggi 300 mm/bln
  • 12.  Terdapat 7 (tujuh) buah pulau yang berpenduduk dalam kawasan (Zona Khusus).  Penduduk dalam kawasan didominasi oleh suku Bugis dan suku Bajo, selebihnya etnis lain seperti Makassar, Selayar dan Flores.  Mayoritas masyarakat bermatapencaharian sebagai nelayan.  Kondisi sarana-prasarana dan infrastruktur desa masih sangat minim dan terbatas.
  • 13.
  • 14.
  • 15.  Terumbu Karang  Padang Lamun  Ganggang Laut  Ikan Karang  Ikan Pelagis  Mollusca  Echinodermata  Mammalia Laut  Penyu  dll
  • 16.
  • 17.  Pahami daerah dan lokasi penyelaman agar penyelaman Anda menjadi aman.  Konsultasi dengan penyelam lokal atau para penyelam yang pernah menyelam di daerah tersebut.
  • 18.  Cuaca  Kondisi pergerakan Air  Visibility (jarak pandang)  Substrat (Komponen dasar perairan)Jenis substrat: Pasir, Karang, dan Lamun  Daerah entri dan exit  Biota berbahaya
  • 19.  KawasanTNTaka Bonerate dipengaruhi oleh musim angin barat, angin timur dan peralihan (pancaroba).  Secara geografis berhadapan langsung dengan Laut Jawa di sebelah barat dan Laut Banda di sebelah Timur, menyebabkan kawasan ini diterjang ombak yang dibangkitkan oleh angin.
  • 20.  Gelombang besar dapat berbahaya dan menyebabkan jarak pandang (visibility) yang sangat terbatas.  Sebaiknya jangan menyelam saat terjadi gelombang besar.
  • 21.  Pasang surut terjadi akibat adanya gaya tarik bulan dan matahari yang berbeda terhadap bumi.  Jenis pasang surut kawasanTNTaka Bonerate adalah Campuran Condong Dominan Ganda (Mixed tide prevailing semidiurnal) atau dalam sehari semalam terjadi dua kali air pasang , dengan nilai rata- rata muka air (MSL) berada dalam interval 200 cm – 250 cm.
  • 22.  Musim angin barat (angin kencang) bulan Januari – Maret, biasanya menimbulkan gelombang laut yang besar (tinggi gelombang dapat mencapai 3 m).  Musim anginTimur bulan Juli – September, biasanya gelombang laut agak tenang (tinggi gelombang tidak lebih dari 1 m).  Musim pancaroba (peralihan) terjadi antara bulan April – Juni dan bulan Oktober – Desember keadaan laut tidak dapat diduga sewaktu-waktu gelombang laut tenang dan kadang-kadang menjadi besar.
  • 23.  Arus adalah perpindahan air dari suatu tempat ke tempat lainnya.  Beberapa penyebab terjadinya arus : 1. Geografis 2. Perbedaan temperatur 3. Perbedaan bentuk relief 4. Pasang Surut 5. Gelombang 6. Perbedaan kadar garam 7. Angin, dll
  • 24.  Jenis Arus : 1. Tidal Current (Arus Pasang Surut) 2. Rip Current (Arus Celah) 3. Natural Rip Current (Arus Celah Alami) 4. Longshore Current
  • 25.  Tidal Current (Arus Pasang Surut) : adalah arus yang ditimbulkan karena adanya perpindahan air laut dari pasang ke surut atau dari surut ke pasang.  Pasang surut yang terjadi di perairan bersubstrat pasir akan sangat mempengaruhi visibility air laut.  Air laut akan lebih jernih ketika terjadi pasang.
  • 26.  Rip Current (Arus Celah) : adalah arus yang terjadi didekat pantai yang disebabkan karena adanya dorongan dari gelombang atau angin kearah pantai dan kembali lagi ke laut melewati celah karang yang sempit.  Biasanya ditandai dengan aliran arus yang berbuih dan agak keruh.  Arus jenis ini berbahaya bagi penyelam.
  • 27.  Jika terperangkap dalam arus (Rip Current) ini maka berenanglah sejajar garis pantai hingga pengaruh dari rip current tidak terasa. Setelah itu berenang menuju pantai.  Jangan sesekali melawan arus karena akan sangat berbahaya
  • 28.  Longshore Current : adalah arus yang bergerak sejajar dengan garis pantai yang disebabkan oleh arah pergerakan angin.  Arus yang ditimbulkan oleh longshore current tidak terlalu kuat dan tidak membahayakan.  Arus seperti ini akan berpengaruh pada orientasi seorang penyelam yang ingin lurus ke tengah laut.
  • 29.  Suhu permukaan perairan di kawasanTNTaka Bonerate dipengaruhi oleh musim dan berkisar antara 26,7 - 29°C.  Suhu permukaan pada bulan Mei mulai menurun hingga Agustus dan mencapai minimum 26,7°C.  Suhu permukaan mulai naik pada bulan September dan mencapai maksimum 29°C pada bulan Desember.  Pada waktu puncak musim Barat (Januari) temperatur turun lagi sampai bulan Februari, kemudian naik pada bulan Maret hingga Mei.
  • 30.  Adalah lapisan pembatas antara air yang berada di permukaan dan yang berada di bawahnya.  Pada umumnya lapisan ini memiliki flukstuasi suhu yang sangat tajam dibandingkan dengan lapisan air lainnya.  Perbedaan suhu lapisan air membuat kita harus memperhitungkan jenis pakaian selam yang sesuai.
  • 31.  Jenis komposisi dasar di kawasanTNTaka bonerate berupa karang, pasir dan lamun.  Waspadai menyelam pada komposisi dasar dengan dominasi karang tajam karena dapat melukai Anda.  Menyelam pada komposisi dasar karang juga perlu kehati-hatian agar tidak merusak karang.
  • 32. HINDARI MEMEGANG, MENYENTUH BINATANG &TUMBUHAN LAUT KARENA MUNGKINTERMASUK SALAH SATUYANG MEMBAHAYAKANANDA
  • 33.  Yang menggigit/menyerang : 1. Hiu (Shark) 2. Baracuda 3. Moray
  • 34.  Yang berbisa/menyengat : 1. SeaWasp (Chironex Fleckeri) 2. Portugese Man ofWar 3. Blue Ring Octopus 4. Cone Shell 5. Ular Laut 6. Stone Fish (Ikan Batu) 7. Bulu Babi 8. Pari 9. Karang Api 10. Stinging Hydroid
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 39.
  • 40.
  • 41.  Guest House  Dive Center  Shelter  Campground

Editor's Notes

  1. Sebelum seseorang menyelami suatu peairan,ia harus terlebih dahulu mengetahui apakah daerah tersebut baik untuk dijadikan lokasi penyelaman dan apakah sesuai dengan tujuan penyelaman yang akan dilakukan. Sebelum melakukan penyelaman di tempat yang masih asing bagi penyelam.Penyelam dianjurkan untuk mencari informasi mengenai tempat tersebut ke penduduk setempat atau orang yang pernah sebelumnya menyelam di tempat tersebut.
  2. Ke-enam hal tersebut diatas perlu diperhatikan agar dalam penyelaman,seorang penyelam mengetahui kondisi di daerah penyelaman ,sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat jika sewaktu penyelaman berlangsung terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.Dan hal yang perlu dilakukan jika dalam menuju daerah penyelaman tidak dapat mengunakan kapal dan harus berjalan kaki maka enyelam harus melakukan suitting up (memakai peralatan separuh lengkap menuju daerah penyelaman).
  3. MSL = mean sea level 
  4. Sea Wasp (Chironex Fleckeri) termasuk ubur-ubur Portugese Man of War = bukan ubur-ubur tapi termasuk kelompok binatang hydroid
  5. Spot Bulu ayam Lokasi : Perairan Taka Gantarang Topografi : Reef flat - wall Suhu : 29° C Arus : 0,11 m/s Kedalaman : 5 – 10 meter Visibility : 15 meter Kondisi terumbu : Asosiasi antara hard coral dan soft coral seimbang, masing-masing sekitar 50% dengan persentase hidup yang sangat tinggi, kerapatan karang diatas 90%, persentase yang berimbang antara karang keras dan karang lunak membuat spot ini kaya akan warna dan membuatnya tampak seperti taman yang teratur dan tertata dengan rapi. Karang keras di dominasi dari jenis Acropora sp. sedangkan karang lunak didominasi oleh bulu ayam (Agalaophenia cupressina). Karena dominasi yang tinggi di spot ini sehingga spot ini dinamakan spot bulu ayam. Spot Pinky Fish Lokasi : Perairan Pulau Tarupa Kecil Topografi : reef flat Suhu : 28° - 29° Arus : 0,15 m/s Kedalaman : 5 – 8 meter Visibility : 12 m Kondisi terumbu: Lokasi ini di tumbuhi karang yang rapat dengan asosiasi soft coral dan hard coral yang berimbang, kombinasi ini memberikan degradasi warna yang menarik bagi terumbu karang di sekitarnya. Biota yang ada : Ikan kecil yang berkelompok dan didominasi oleh ikan berwarna pink, ikan inilah yang menjadi maskot di lokasi dive pinky fish. Selain itu terdapat banyak ikan hias lain dengan warna-warni yang lebih menarik. Terdapat juga jenis echinodermata seperti, bintang laut linckia laevigata, lili laut warna kuning dan hitam, teripang, dan beberapa jenis bulu babi. Spot Haemulidae Lokasi : Perairan Pulau Tarupa Kecil Topografi : Wall Reef Suhu : 29° C Arus : 0,24 m/s Kedalaman : 5 – 32 meter Visibility : 12 m Kondisi terumbu: keadaan karang cukup sehat, dengan kerapatan sekitar 60%. Karang yang umum dijumpai adalah hard coral dari jenis Acrofora sp. Di daerah tubir kemiringan lokasi 85 derajat, sampai dengan kedalaman 31 meter, kontur bawah laut agak landai dengan kemiringan 10 meter, disepanjang patahan terumbu tersebut ditumbuhi karang dari jenis foliose, encuristing, dan acropora. Biota Lainnya : Beberapa nudibranch jenis Phyllidiella pustulosa. Jika anda beruntung akan terlihat penyu sisik yang sedang beristirahat di daerah tersebut. Haemulidae menjadi maskot di lokasi ini karena banyak sekali dijumpai ikan family Haemulidae spesies Plectrohinchus sp dengan ekor dan sirip berwarna kuning, sedangkan dibagian badannya terdapat beberapa garis horizontal dengan kombinasi beberapa warna. Kemungkinan di lokasi ini adalah lokasi SPAG’s (Spawning, Agression Spesies) bagi ikan tersebut. Spot Uka Lokasi : Perairan Pulau Tarupa Kecil Topografi : Reef flat – wall Suhu : 29° Arus : 0,12 m/s Kedalaman : 5 – 10 meter Visibility : 15 mater. Kondisi terumbu: Dominasi karang tanduk (Acropora palifera) dengan ciri koloni seperti piringan berkerak dengan punggung tebal, berkolom dan bercabang, umumnya berwarna krem dan coklat. Penamaan spot uka didasarkan pada buku cerita inspiratif pelestarian karang yang dikeluarkan oleh COREMAP, dengan aktor cerita utama iki yang berarti ikan karang dengan gambar ikan hias jenis Pomacenthridae dan uka yang berarti terumbu karang dengan gambar karang tanduk jenis Acropora palifera, karang jenis inilah yang banyak ditemukan pada spot ini sehingga cocok disebut sebagai spot Uka. Selain karang jenis A. Palifera, jenis yang lain juga sangat beragam dan didominasi oleh karang keras sekitar 80%. Spot Hantu Ceria Lokasi : Perairan Pulau Tarupa Kecil Topografi : Wall reef Suhu : 29° C Arus : 0,19 m/s Kedalaman : 10 – 30 meter Visibility : 15 meter Kondisi terumbu: hamparan terumbu karang dengan kerapatan yang sangat tinggi, didominasi oleh hard coral jenis Acropora sp. Ditubir atau patahan terumbu karang dengan kedalaman sekitar 35 meter, kemiringan mencapai 90 derajat, maka pengunjung akan diajak seperti berada di dunia lain. Menyelami heningnya lautan dan memandang lebih dalam lagi, maka yang terlihat hanyalah birunya air laut, seolah yang diselami tidak ada dasarnya, yang nampak hanya warna biru gelap yang menyimpan misteri dalamnya laut. Karang yang tumbuh umumnya menggantung pada dinding karang dan menjuntai ke bawah, karang tersebut akan bergerak dan melambai-lambai seiring arah gerak arus laut. Pada waktu-waktu tertentu, akan ditemukan celah batu dan cekungan yang menjorok kedalam, membentuk seperti gua bawah laut dan cukup memuat badan penyelam untuk berdiri di dalamnya. Berhenti sejenak dan membayangkan seolah-olah berdiri di dinding tebing dengan jurang yang menganga lebar di bawahnya. Biota Lainnya : Kima, bintang laut, lili laut, teripang dan ikan hias famili Chaetodontidae akan sangat mudah dijumpai di lokasi ini. Pada dinding tebing banyak di jumpai ikan family Balistidae spesies odonus sp, jika penyelam mendekatinya maka ikan tersebut akan masuk ke celah batu bersembunyi. Banyak juga di jumpai jenis ikan lain diantaranya ikan kembung, cakalang dan ikan ekonomis lainnya. Spot Kaldera Lokasi : Perairan Pulau Tarupa Kecil Topografi : Reef flat/ paparan terumbu dengan relatif datar dan membentuk kubangan karang di tengahnya sehingga nampak seperti kaldera atau kawah gunung Suhu : 28° - 30° C Arus : 0,18 m/s Kedalaman : 5 – 20 meter Visibility : 14 meter Kondisi terumbu: Spot ini sangat cocok untuk penyelam lanjutan atau A2, dan merupakan wisata selam dengan fokus edukasi, pengunjung akan diajak menyaksikan dampak dari penggunaan bahan peledak/ bom, pengunjung juga bisa membandingkan karang sehat dengan karang hancur akibat bom, keadaan ini bisa langsung dilihat karena posisi karang hancur dan karang sehat yang berdampingan. Pada kedalaman 5 s/d 8 meter merupakan lokasi safety stop, dengan kerapatan karang yang sangat rapat, pengunjung tidak akan bosan karena sambil menunggu limit safety stop habis, pengunjung bisa berfoto ria ataupun menikmati pemandangan disekitarnya.
  6. Acropora Point (Spot Dive) Titik Koordinat : S.6°33’40,5” E.121°06’05,2”, Lokasi : Perairan Tinabo Besar, Topografi : reef flat—drop off, Suhu : 27° – 30° C, Arus : sedang—kuat, Kedalaman : 25 m, Visibility : 8—14 m, Kondisi karang: bagus dengan tutupan 35—65%, didominasi oleh hardcoral dan softcoral, Biota yang ada : gerombolan ikan trevallies, snapper, fusiliers, sweetlips, butterfly fish, cardinal fish, angelfish, grouper, damselfish, batfish, wrasse, parrot fish, surgeon fish, frog fish, trigger fish, bumphead fish, flat worm, scorpion fish. Lobster, eagle rays, nudibrands, crocodile fish. Ibel Orange 1 (Spot Dive) Titik Koordinat : S.6°34’50,6” E.121°05’36,3”, Lokasi : Perairan Tinabo Besar, Topografi : pinnacle (gundukan karang membentuk bukit dibawah laut), Suhu : 27° – 30° C, Arus : dipengaruhi pasut, Kedalaman : 15—25 m, Visibility: 5—10 m, Kondisi karang: bagus dengan tutupan 35—65%, didominasi oleh hardcoral dan softcoral, Biota yang ada : gerombolan ikan trevallies, snapper, fusiliers, sweetlips, butterfly fish, cardinal fish, angelfish, grouper, damselfish, batfish, wrasse, parrot fish, surgeon fish, frog fish, trigger fish, bumphead fish, flat worm, scorpion fish. Lobster, eagle rays, nudibranc. Corina Corner (Spot Dive) Titik Koordinat : S.6°34’46,7” E.121°05’59,2”, Lokasi : Perairan Tinabo Besar, Topografi : reef flat- drop off, Suhu : 27° – 30° C, Arus : sedang—kuat, Kedalaman : 10—20 m, Visibility : 10—15 m, Kondisi terumbu: bagus dengan tutupan 35—75% yang didominasi oleh hardcoral dan softcoral, Biota yang ada : ikan trevallies, snapper, fusiliers, sweetlips, butterfly fish, cardinal fish, angelfish, grouper, damselfish, batfish, wrasse, parrot fish, surgeon fish, trigger fish, bumphead fish, scorpion fish. Lobster, eagle rays, nudibranc, baby shark, penyu.
  7. Wall Reef (Spot Dive) Titik Koordinat : S.6°30’11,9” E.120°59’37,9”, Lokasi : Perairan Latondu, Topografi : drop off/wall, Suhu : 27° – 30° C, Arus : sedang dan dipengaruhi pasut dan musim, Kedalaman : > 20 m, Visibility : 4—8 m, Kondisi terumbu: sangat bagus dengan tutupan karang berkisar 50—89% ya ng didominasi oleh softcoral dan hardcoral, Biota yang ada : gerombolan ikan karang seperti sanpper, sweetlips, baracuda, butterfly fish, cardnal fish, angel fish, damsekfish, grouper, batfish, wrasse, parrot fish, surgeon fish, trigger fish, scorpionfish,morray, crocodile fish, ikan pelagis sperti tarvelling dan tuna. Wall Reef 3 (Spot Dive) Titik Koordinat : S.6°29’34,6” E.120°59’11,6” Lokasi : Perairan Latondu, Topografi : drop off/ wall, Suhu :27° – 30° C, Arus : sedang dan dipengaruhi pasut/musim, Kedalaman : > 20 m, Visibility : 8—14 m, Kondisi terumbu: sangat bagus dengan tutupan karang berkisar 45– 75% yang didominasi oleh hardcoral dan softcoral, Biota yang ada : berbagai jenis ikan karang seperti butterfly fish, cardinal fish, angelfish, grouper, surgeon fish, damselfish, batfishtrevallies, snapper, fusiliers, sweetlips, wrasse, parrot fish, trigger fish, bumphead fish, scorpion fish, lobster, eagle rays, nudibrands, crocodile fish.
  8. Spot Lembaran daun Lokasi : Perairan Taka Gantarang Topografi : Reef flat Suhu : 29° C Arus : 0,15 m/s Kedalaman : 5 – 12 meter Visibility : 10 meter Kondisi terumbu : Pada kedalaman 5 s/d 8 m terumbu karang di dominasi oleh karang Acropora dengan percabangan yang cenderung tumbuh kesamping dan membentuk seperti meja, ketika penyelam/diver’s masuk ke kedalaman diatas 8 meter, akan terlihat hamparan foliose yang tumbuh subur dan mendominasi perbukitan pasir, jenis foliose yang tumbuh adalah foliose yang sejenis dari famili Agariciidae, foliose ini tumbuh dan membentuk gundukan masing-masing dengan spesies yang beragam, tetapi untuk spesies tertentu ada yang mendominasi dan tumbuh berkoloni sepanjang sekitar 50 m. Di lokasi ini juga di temui karang Acropora dengan percabangan kesamping yang membentuk meja dengan ukuran sekitar 2 x 3 meter, karang tersebut tumbuh di atas Porites sp. Biota lainnya : ikan kerapu, sunu, katamba, simampara dan berbagai biota laut lainnya yang terbiasa menjadikan terumbu karang sebagai tempat memijah dan hidup bagi keberlangsungan spesies masing-masing. Spot Kolam Gantarang Lokasi : Perairan Taka Gantarang Topografi : Reef flat Suhu : 29° C Arus : 0,07 m/s Kedalaman : 5 – 8 meter Visibility : 14 meter Kondisi terumbu : Hamparan terumbu karang didominasi oleh karang Acropora dengan percabangan yang cenderung tumbuh kesamping dan membentuk seperti meja, di sela karang acropora terlihat juga beberapa soft coral sehingga makin memberi warna terhadap spot ini. Lokasi ini terletak di bagian dalam karang penghalang Taka Gantarang, jadi secara alami akan terhindar dari badai saat musim barat, terumbu karang seolah-olah berada dalam kolam. Yang menjadi keunggulan pada lokasi ini adalah kerapatan karang yang sangat tinggi pada kedalaman sekitar 5 meter. Kerapatannya di perkirakan 90%, sejauh mata memandang maka yang tampak adalah hard coral dengan dominasi karang meja. Spot Tabulate Lokasi : Perairan Taka Gantarang Topografi : Reef flat - wall Suhu : 29° C Arus : 0,20 m/s Kedalaman : 5 – 15 meter Visibility : 15 meter Kondisi terumbu : Didominasi karang meja. Spot ini sangat cocok untuk semua tingkatan penyelam, pemandangan yang indah di kedalaman 5 meter, keanekaragaman yang tinggi di kedalaman 15 meter dan keindahan topografi bawah laut yang terhampar di dinding terumbu pada kedalaman 25 meter. Biota lainnya : Pemandangan bawah laut yang eksotik dan sejuta ikan hias melengkapi keanekaragaman spot ini. Spot Tebing Gantarang Lokasi : Perairan Taka Gantarang Topografi : Wall Suhu : 29° C Arus : 0,07 m/s Kedalaman : 10 – 30 meter Visibility : 15 meter Kondisi terumbu : Hamparan terumbu karang didominasi oleh karang Acropora dengan percabangan yang cenderung tumbuh ke samping dan membentuk seperti meja, di sela karang Acropora terlihat juga beberapa soft coral sehingga makin memberi warna terhadap spot ini. Jenis massive dan sub massive pun terlihat di beberapa tempat. Kondisi karang di sisi tebing atau kedalaman di atas 10 meter tak kalah menarik, tumbuh dan melambai mengikuti arah arus menunjukkan bahwa pertumbuhan karang di lokasi tersebut sangat optimal, topografi dinding tubir bertangga-tangga sehingga penyelaman tidak terasa membosankan. Biota lainnya : Ikan yang beranekaragam, teripang langka jenis Thelenota rubranilata, Bintang laut/ Linckia laevigata, molusca dan lain-lain.
  9. Jinato Wall Paradise : Lokasi : Perairan Jinato Topografi : wall Suhu :27° - 29° C Arus : sedang dan dipengaruhi pasut/musim Kedalaman : 5 - 15 m Visibility : 15 —20 m Kondisi terumbu: sangat bagus dengan tutupan karang berkisar 57– 83% yang didominasi oleh hardcoral dan softcoral Biota yang ada : berbagai jenis ikan karang seperti butterfly fish, cardinal fish, angelfish, grouper, surgeon fish, damselfish, batfishtrevallies, snapper, fusiliers, sweetlips, wrasse, parrot fish, trigger fish, bumphead fish, scorpion fish, lobster, eagle rays, nudibrands, crocodile fish, moray, kima. FUJIYAMA/TAKA BAJANG POGO (Spot Dive) Lokasi : Taka Bajang Pogo Topografi : reef flat Suhu :27° - 29° C Arus : 0,36 m/s Kedalaman : 5 - 15 m Visibility : 12 —16 m Kondisi terumbu : Substrat dasar perairan terdiri dari karang keras, karang lunak, alga, pasir dan didominasi oleh karang lunak. Persentase tutupan karang hidup mencapai 84,38 %. Pemberian nama pada lokasi penyelaman ini berdasarkan karakter dan ciri khas lokasi, Fujiyama Spot karena terdapatnya sebuah gundukan karang lunak yang menyerupai gunung Fujiyama di Jepang. Biota lainnya : berbagai jenis ikan dari family Chaetodontidae, Pomacenthridae, Pomacantidae, Lutjanidae, Serranidae, Carangidae, Balistidae, Ostracidae, Scorpionidae, Apogonidae dan beberapa jenis ikan yang lain. TAKA MALLORI (Spot Dive) Lokasi : Taka Bajang Mallori Topografi : reef flat Suhu : 28° C Arus : 0,62 m/s Kedalaman : 5 - 15 m Visibility : 15 m Kondisi terumbu : Karakteristik spot ini adalah bongkahan bukit karang dengan dasar pasir yang didominasi karang keras berupa karang meja dengan persentase tutupannya mencapai 55% dan 27,50% karang lunak. Susunan karang sudah dapat ditemukan mulai dari kedalaman lima meter. Pemberian nama pada lokasi penyelaman ini berdasarkan karakter dan pemberian nama lokal oleh masyarakat yaitu Mallori Spot yang artinya taka yang berbentuk garis dalam bahasa Bugis. Biota lainnya : Ikan-ikan karang, seperti dari family Chaetodontidae, Scaridae, Serranidae, Lethrinidae, Mulidae, Balistidae, Ostracidae, Tentraodon dan Scorpionidae.