Teks tersebut membandingkan hidup manusia dengan perjalanan benih. Ada empat kemungkinan nasib benih yang ditabur: (1) jatuh di pinggir jalan dan dimakan burung, (2) jatuh di tanah berbatu dan cepat layu, (3) jatuh di semak berduri dan terhambat, (4) jatuh di tanah subur dan berbuah banyak. Teks ini menganalogikan keempat kemungkinan itu dengan empat jenis hidup manusia:
1. miens.blogspot.com
Benih Sukses
"Try not to become a man of success, but rather a man of value."~ Albert Einstein ~
Alkisah, ada seorang penabur benih yang pergi membawa sekarung benih. Sepanjang
perjalanannya, sebagian benih jatuh di pinggir jalan, setelah beberapa waktu, datanglah seekor
burung dan memakannya.
Sebagian lagi jatuh di tanah yang berbatu, yang tidak banyak tanahnya, dan b! enih itu pun segera
tumbuh, tetapi tidak dapat bertahan lama karena tanahnya tipis, maka akarnya pendek, segeralah ia
menjadi kering dan layu.
Sebagian lagi jatuh di semak berduri, lalu seiring dengan pertumbuhan benih tersebut, ia terhimpit
oleh semak belukar, sehingga ia tidak berbuah.
Dan sebagian lainnya jatuh di tanah yang baik, ia tumbuh dengan subur dan banyak buahnya, dan
menghasilkan banyak sekali panenan.
Benih hidup kita, Hidup manusia pun bisa dianalogikan seperti benih di atas.
Seperti benih pertama, beberapa orang hidup tanpa berhasil mengaktualisasi potensi diri mereka
atau bahkan tidak berhasil menemukannya. Mereka sama sekali tidak menghasilkan apa-apa dalam
hidupnya, bahkan sampai mereka meninggal.
Beberapa seperti benih kedua, yang mampu berkembang dengan cepat dan pesat, namun
sesungguhnya akarnya (hidupnya) sangat rapuh dan kering. Orang-orang sepertinya adalah orang
yang tidak henti-hentinya bekerja secara terus menerus, tanpa mempedulikan kualitas kesehatan
fisik, mental, ataupun sosial. Mereka memiliki kualitas hidup yang kurang baik, mungkin sakit-
sakitan, memiliki tingkat kebahagiaan yang rendah, ataupun terdapat ketidakharmonisan di
keluarganya. Secara sekilas, mereka terlihat memiliki segalanya, tetapi sesungguhnya kehidupan
mereka kering.
Beberapa seperti benih ketiga, walaupun mereka punya akar kuat dan mampu tumbuh tinggi, tetapi
mereka tidak berbuah. Orang-orang seperti ini hanya hidup untuk dirinya sendiri, dan sesungguhnya
mereka tidak memberikan †nilai’ yang berarti bagi orang-orang di sekitar mereka. Mereka
hanya hidup untuk ambisi pribadi sendiri, tanpa memperdulikan orang lain.
Mereka sama sekali tidak menghasilkan †buah’ yang bisa diberikan untuk orang lain.
Dan tentunya, sedikit orang seperti benih keempat, di mana mereka berhasil mempunyai tanah yang
subur dengan mineral yang cukup, di mana akhirnya potensi dari benih tersebut bisa sampai
maksimal dan juga menghasilkan buah bagi orang lain.
Merekalah yang bisa menjaga keseimbangan di antara seluruh aspek hidup mereka, karena selain
2. miens.blogspot.com
berbuah dengan baik, juga memiliki akar yang kuat.
Benih yang manakah kita? Manakah benih yang paling menggambarkan hidup kita? Apakah hidup
kita seperti benih yang pertama, yang hidup dengan sia-sia tanpa menghasilkan apa pun?Ataukah
seperti benih kedua, yang dibutakan oleh harta semata tanpa mempedulikan kebahagiaan dan
kesehatan kita? Dan akhirnya kita akan merasa hidup kita sia-sia dan kering?
Ataukah seperti benih ketiga, yang hanya egois memperhatikan diri sendiri, tetapi tidak memberikan
kontribusi (nilai) apa pun bagi sesama kita?
Berbeda dengan benih, kita mempunyai kekuatan dan daya untuk menentukan hendak berada di
tanah yang manakah kita berada. Jika pun kita telah berada di tanah yang salah, kita masih
mempunyai kemampuan untuk berpindah.
Tidak seperti benih yang hanya bisa pasrah, kita masih mempunyai †kaki’, pikiran, dan hati
untuk meninggalkan tanah yang lama dan menuju tanah subur impian benih tersebut. Jika kita
merasa belum berada di tanah subur kita, maka jangan buang waktu lagi, carilah tanah tersebut.
Tanamkanlah akar dengan kuat, tumbuhkanlah batang pohon kita dengan tinggi, dan yang paling
penting: hasilkanlah buah yang manis untuk orang lain. Karena hanya dengan demikianlah, benih
(orang) tersebut telah mengeluarkan potensi maksimal dalam dirinya.
Benih yang berhasil menanamkan akar yang kuat, dan telah menumbuhkan batang yang menjulang
tinggi, tapi tidak menghasilkan buah apapun, sama saja dengan tidak berguna. Ia akan ditebang dan
dibuang, dan akan digantikan dengan pohon yang lain..
Regards,
Djodi Ismanto