2. KELUARGA
Keluarga : unit sosial terkecil yang terdiri dari kepala
keluarga dan anggota keluarga, hidup bersama di
satu tempat di bawah satu atap dalam keadaan
saling bergantung.
>>>
Kepala keluarga
Anggota keluarga
Hidup bersama
Saling bergantung/membutuhkan
3. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Keagamaan - wahana pembinaaan kehidupan beragama yaitu
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME
2. Fungsi Sosial Budaya – wahana utama dalam pembinaan dan penanaman
nilai-nilai luhur budaya yang selama ini menjadi anutan dalam tata
kehidupan
3. Fungsi Cinta Kasih (Afeksi) - Cinta dan kasih sayang merupakan komponen
penting dalam pembentukan karakter anak
4. Fungsi Perlindungan (Proteksi) - dukungan emosi , rasa aman
5. Fungsi Reproduksi - tugas untuk mempertahankan populasi yang ada di
dalam masyrakakat. Keluarga merupakan tempat diterapkannya cara
hidup sehat, khususnya dalam kehidupan reproduksi.
6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan - Keluarga menjadi sarana untuk
transmisi nilai, keyakinan, sikap, pengetahuan, keterampilan dan teknik dari
generasi sebelumnya ke generasi yang lebih muda
7. Fungsi Ekonomi - tempat utama dalam membina dan menanamkan nilai-
nilai yang berhubungan dengan keuangan dan pengaturan penggunaan
keuangan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mewujudkan keluarga
sejahtera.
8. Fungsi Pembinaan dan Pengembangan Lingkungan – menempatkan diri
dalam lingkungan sosial budaya dan lingkungan alam yang dinamis secara
serasi, selaras dan seimbang
4. 1.DYSFUNCTIONAL FAMILY?
Fungsi keluarga yaitu sistem dimana setiap
anggota keluarga mampu menjalankan fungsi,
tugas dan kedudukannya di dalam keluarga
Disfungsi keluarga dapat diartikan sebagai sebuah
sistem sosial terkecil dalam masyarakat dimana
anggota-anggotanya tidak atau telah gagal
manjalankan fungsi-fungsi secara normal
sebagaimana mestinya
Hubungan yang terjalin di dalamnya tidak berjalan
dengan harmonis, seperti fungsi masing-masing
anggota keluarga tidak jelas atau ikatan emosi
antar anggota keluarga kurang terjalin dengan baik
5. 2. FAKTOR DYSFUNCTIONAL FAMILY
1. Disfungsi Keluarga Biasa
Dalam kategori ini setiap gangguan keluarga yang dapat merupakan
komplikasi atau variasi dari perkembangan keluarga yang biasa:
a. Keluarga terputus karena terjadi perceraian antara kedua orang tua.
b. Keluarga tunggal sebagai akibat dari perceraian atau perpisahan suami
dan istri, masing-masing membentuk keluarga sendiri-sendiri (tidak kawin
lagi), sebagian anak ada yang ikut ayah dan sebagian lain ikut ibu.
Catatan: ada juga single parent family, yaitu ayah dan ibu yang tidak kawin,
namun mempunyai anak angkat (adopsi) atau anak yang diperolehnya bukan
dari perkawinan.
c. Keluarga baru, satu bentuk keluarga di mana masing-masing suami/istri
kawin kembali. Permasalahan dapat timbul karena hubungan dengan
keluarga yang lama, sebelum terjadi perceraian. Dalam bentuk keluarga ini
diperlukan kembali penyesuaian diri dari masing-masing pihak, suami/istri
atau ayah/ibu dan anak-anaknya.
d. Keluarga tidak stabil yang berkelanjutan. Ketidakstabilan yang terjadi
karena perpindahan, perpisahan, atau perceraian yang berulang kali.
6. 2. DISFUNGSI PERKEMBANGAN KELUARGA
Dilihat dari sudut perkembangan, maka berbagai gangguan atau disfungsi
yang dapat terjadi pada keluarga adalah:
a. Disfungsi keluarga primer. Terjadi disfungsi anggota pasangan
suami istri yang disebabkan oleh:
Ketidakmampuan untuk membentuk hubungan yang rukun, cocok dan
harmonis.
Kegagalan dalam mengadakan perjanjian dan tanggung jawab
perkawinan.
Menunjukkan suatu perkawinan yang neurotik (gangguan kejiwaan)
karena ada harapan-harapan yang menimbulkan konflik.
Kesulitan untuk melepaskan diri dari keluarga asal.
b. Disfungsi keluarga sehubungan dengan kelahiran anak, ditandai
dengan:
Kesukaran karena perubahan peranan sebagai ayah atau sebagai ibu.
Harapan neurotik yang dihubungkan dengan anak yang dilahirkan.
7. c. Disfungsi keluarga sehubungan dengan pengasuhan anak
yang ditandai dengan:
Kegagalan untuk menciptakan suasana psikologis yang sehat
untuk keluarga yang semakin besar.
Kesukaran dalam mengorganisasi keluarga sebagai suatu
kelompok.
Kesukaran dalam menghadapi beberapa anak dengan usia
yang berbeda-beda.
Kesukaran dalam menghadapi permasalahan kebersamaan dan
perpisahan dalam upaya mengatasi segi tiga antara ayah, ibu
dan anak.
d. Disfungsi maturitas (kematangan) keluarga, di mana anak-
anak sudah besar dan ingin berdiri sendiri. Orang tua mungkin
mempunyai kesulitan untuk melepaskan diri dari anak-anaknya
yang sudah dewasa dan untuk menegakkan kembali
keseimbangankembali perkawinan mereka.
e. Disfungsi keluarga karena berkurangnya anggota keluarga.
Hal ini terjadi manakala orang tua tidak siap untuk berpisah
dengan salah satu anggota keluarganya. Keluarga dapat
mengalami kesukaran penyesuaian diri kembali setelah berpisah
dengan salah seorang anggota keluarganya itu.
8. 3. DISFUNGSI ANTAR ANGGOTA KELUARGA
Keluarga sebagai suatu subsistem (ayah, ibu dan
anak-anak) dapat pula mengalami berbagai
gangguan di antara anggota keluarga. Termasuk
dalam kategori ini adalah gangguan hubungan suami
istri (orang tua), antara orang tua dan anak-anak,
serta antara sesama anak.
Disfungsi subsistem suami istri terjadi karena
perkawinan. Sebagai individu, suami/istri dapat
berfungsi dengan baik, namun dalam bentuk
perkawinan malah terbalik
9. Berdasarkan sifat hubungan suami istri, maka berbagai disfungsi dapat disebutklan
sebagai berikut:
a. Disfungsi perkawinan di mana suami istri merupakan pasangan yang saling
melengkapi. Kombinasi pasangan tersebut ialah:
Dominan dan submisif (menerima).
Emosional dingin dan sangat omesional (perasa).
Obsesi-kompulsif dan hysterik (lembut dan kasar).
Mandiri/serba kuasa dan serba ketergantungan.
Sadis dan mosochis (sering dikasiari)
b. Disfungsi perkawinan penuh konflik di mana suami istri merupakan kombinasi
dua orang yang kedua-duanya mempunyai kecendrungan untuk menguasai dan
mengendalikan.
c. Disfungsi perkawinan di mana kedua suami istri saling menggantungkan diri,
merasa tidak berdaya dan secara emosional imatur (tidak dewasa).
d. Disfungsi perkawinan di mana hubungan suami istri menjadi berkurang dan
hubungan menjadi dingin. Perkawinan dipertahankan semata-mata karena alsan
agama dan sosial.
e. Disfungsi perkawinan di mana terajadi perbedaan tanaj antara suami istri.
Terdapat perbedaan besar dalm kepribadian, cara
10. 4. DISFUNGSI HUBUNGAN ORANG TUA-
ANAK
Permasalahan keluarga timbul karena terjadi gangguan
interaksi (hubungan) antara orang tua dan anak, yang
dapat berupa:
a. Disfungsi keluarga terjadi sehubungan dengan kondisi
psikopatologis (sakit secara psikologis) pada ke dua orang
tua.
b. Disfungsi keluarga terjadi karena adannya kondisi
psikopatologis pada anak.
c. Disfungsi keluarga terjadi sehubungan dengan kondisi
yang simbolik dan bersamaan pada psikopatologi orang
tua dan anak.
d. Disfungsi keluarga terjadi sehubungan dengan adanya
konflik segitiga antara ayah, ibu dan anak.
11. 5. DISFUNGSI SESAMA SAUDARA/ANAK
Permasalahan dalam keluarga karena adanya
persaingan atau perselisihan antara satu anak
dengan anak yang lain. Perselisihan antara anak-
anak ini dapat melibatkan kedua orang tua ataupun
keluarga lainnya.
12. 6. DISFUNGSI KELUARGA SEBAGAI KELOMPOK
SOSIAL
Berbagai permasalahan dapat timbul sehubungan dengan organisasi
keluarga itu sendiri, integrasi antar anggota, komunikasi,
pembagian peran, penyelesaian tugas, hubungan emosional, dan
lain sebagainya.
Termasuk dalam kategori ini adalah sebagai berikut:
a. Keluarga yang dipimpin oleh kedua orang tua yang imatur (tidak
dewasa).
b. Keluarga yang dipimpin oleh kedua orang tua yang perfeksionis
(harus serba sempurna).
c. Keluarga di mana antara sesama anggota keluarga tidak
terdapat kepuasan satu dengan lainnya.
d. Keluarga di mana terjadi kekacauan peran dan fungsi antar
anggota keluarga.
e. Keluarga di mana terdapat keseimbangan yang patologis (sakit).
13. BEBERAPA TANDA KELUARGA YANG MENGALAMI
DISFUNGSI
1. Komunikasi yang Buruk
2. Rendahnya Empati
3. Rentan Adiksi
4. Masalah Mental
5. Perilaku Mengontrol
6. Perfeksionisme
7. Kritik Penuh
8. Kurangnya Kemandirian dan Privasi
9. Tidak Adanya Dukungan Emosional
10. Kekerasan dan Siksaan
14. 3. MENCEGAH DAN MENGATASI
Menyadari Bahwa Kamu Tidak Bisa Mengubah
Seseorang
Jangan Pernah Berusaha Mengubah Masa Lalu
Jangan Menyalahkan Masa Lalu untuk Perilaku
Masa Kini
Jangan Membuat Siklus yang Sama
BERDAMAI DENGAN KENYATAAN, PENERIMAAN,
KETEGUHAN UNTUK MEMPERBAIKI
15. DO
Konsultasi ke profesional
Buat komitmen diri – review, perbaiki
Belajar tanpa henti