2. Sosialisasi IHR
SEJARAH (1)
Pada tahun 1348 lebih dari 60 juta orang penduduk dunia
meninggal karena penyakit “Pes” (Black Death)
Pada tahun 1348 Pelabuhan Venesia sebagai salah satu
pelabuhan yang terbesar di Eropa melakukan upaya karantina
dengan cara menolak masuknya kapal yang datang dan
daerah terjangkit Pes serta terhadap kapal yang dicurigai
terjangkit penyakit PES di isolasi diluar pelabuhan selama
40 hari (Quadraginta” (latin) ) KARANTINA
Pada tahun 1377 di Roguasa dibuat suatu peraturan bahwa
penumpang dari daeah terjangkit penyakit pes harus tinggal di
suatu tempat diluar pelabuhan di isolasi diluar pelabuhan
selama 40 hari (Quadraginta” (latin) ) KARANTINA
3. Sosialisasi IHR
SEJARAH (2)
1951 World Health Organization mengadopsi regulasi
yang dihasilkan oleh International Sanitary Conference.
International Sanitary Regulations 1951 (ISR 1951)
1969 WHO mengubah International Sanitary
Regulations (ISR) yang dihasilkan oleh International
Sanitary Conference menjadi : International Health
Regulations (IHR) dan dikenal sebagai IHR 1969
1973 WHO melakukan Revisi terhadap International
Health Regulations (1969) dan dikenal sebagai
Additional Regulation 1973
4. Sosialisasi IHR
SEJARAH (3)
Pada tahun 2005 dilakukan Revisi terhadap IHR 1969
melalui sidang WHA dan dihasilkan dokumen yg saat ini
dikenal sebagai IHR 2005 mengusung issue : Public
Health Emergency Of International Concern (PHEIC)
KedaruratanKesehatan yang Meresahkan Dunia)
.
5. Sosialisasi IHR
Wars: Global deaths US deaths
World War II (1939-1945) 13 million 400,000 (1941-1945)
World War I (1914-1918) 8 million 110,000 (1917-1918)
Influenza pandemic
(Sep 1918-Jun 1919) ~21-40 million! ~550,000
7. Sosialisasi IHR
IHR (2005)
Penerapan IHR 2005 bukan hanya di lingkungan wilayah
pelabuhan/KKP saja, tapi mencakup diseluruh wilayah R.I.
(Dinkes kab/kota/propinsi)
Pembagian peran yang lebih jelas antara WHO, pusat,
daerah dan lintas sektor.
Adanya istilah baru yaitu PHEIC yang artinya KLB yang
berskala internasional.
Persyaratan untuk memiliki kapasitas inti (core capacity)
8. Sosialisasi IHR
Dasar Pemikiran IHR 2005
• Inti dari IHR didasarkan pada:
System dan infrastruktur surveilans nasional yang
kuat serta terhubung dengan sistem kewaspadaan dan
respon internasional.
• Pencegahan penyebaran penyakit secara internasional
memerlukan:
Kemampuan deteksi dini setiap ancaman kesehatan
masyarakat melalui system yang efektif serta
menerapkan tindakan penanggulangan yang efektif di
wilayah, ketika ancaman tadi masih kecil dan masih
bersifat lokal.
9. Sosialisasi IHR
Definisi
Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) dalam
IHR(2005)
PHEIC
Public Health Emergency of
International Concern
Kedaruratan Kesehatan
(KLB)
yang Meresahkan Dunia
Adalah KLB yang :
dapat menjadi ancaman kesehatan
bagi negara lain
kemungkinan membutuhkan
koordinasi internasional dalam
penanggulangannya
10. Sosialisasi IHR
PHEIC
(Kedaruratan Kesehatan yg Meresahkan Dunia)
Negara anggota diharapkan melaporkan setiap kejadian
yang kemungkinan menjadi
– Negara anggota melaporkan setiap kejadian yg ber
potensi untuk menjadi PHEIC – (dg. batas ambang
yang lebih rendah dibanding PHEIC yang
sebenarnya).
– Semua mekanisme yang telah ada untuk mengatur
tindakan terhadap KLB tetap relevan untuk tindakan
penangulangan PHEIC.
11. Sosialisasi IHR
Implikasi dari PHEIC/KLB
Dampak negatif ekonomi yang hebat terhadap
turisme, perdagangan, dan perjalanan
Implikasi sosial, penderitaan manusia baik secara
fisik maupun psikologis.
Gangguan terhadap kehidupan normal.
Ancaman terhadap kesehatan dan sistim
kesejahteraan masyarakat.
12. International Health Security
IHR(2005),
Dari pengawasan diperbatasan penanggulangan pada sumber
Dari beberapa penyakit semua jenis ancaman
Dari tindakan yg tlh ditetapkan sblmnya respons yg disesuaikan
Pergeseran paradigma
13. Sosialisasi IHR
SISTEM
SURVEILLANCE
DAN TANGGAP
NASIONAL
SISTEM
KEWASPADAAN DAN
TANGGAP WHO
ANCAMAN-
PROGRAM
PENANGGULANGAN
KHUSUS
INTERNATIONAL
TRAVELS AND
TRANSPORTS
IHR(2005)…
merupakan
landasan yang
kuat
KEMITRAAN GLOBAL
Ibarat suatu Mercu Suar…….
• Risiko yang
semakin luas
• Risiko yang
semakin luas
BARU
14. Sosialisasi IHR
IHR ADALAH JARINGAN SURVEILLANCE
• Sangat ditentukan oleh kualitas fungsi sistem
surveillance nasional.
• Kepekaan terhadap gejala awal merupakan fungsi
sistim kewaspadaan dini.
• Kecepatan respon dilapangan menentukan hasil
akhir
• Sangat tergantung pada sistem kesiapsiagaan
menghadapi kedaruratan kesehatan masyarakat
15. Sosialisasi IHR
Kapasitas Surveillance dan response yang dituntut dalam IHR
Di tk lokal
– Deteksi kejadian
– Reporting
– Tindakan
penanggulangan
Tk Nasional
– Assessment
– Notification (ke WHO)
– Public health response
; Tindakan penanggulangan
; Pendukung (staff, lab)
; Bantuan ditempat
; Operational links/liaison
; Rencana Kedaruratan
kesehatan masyarakat
; Dalam waktu 24 jam
Tingkat Kab/kota/prop
– Konfirmasi
– Assessment
– Reporting
16. Sosialisasi IHR
Decision intrument (Annex 2)
4 penyakit yg hrs dilaporkan:
1. polio ( wild type virus),
2. smallpox,
3. human influenza new subtype,
4. SARS.
Penyakit yg harus menggunakan algorithm:
cholera, pneumonic plague, Yellow Fever, Viral
haemorragic fevers (Ebola, Lassa, Marburg),
West Nile Fever, méningococcal disease
Setiap peristiwa yang dicurigai sebagai
potensi International public health
concern (PHEIC)
17. Sosialisasi IHR
Adakah Risiko penyebaran
internasional ?
Peninjauan
kembali dengan
mencari data
tambahan
Tdk
Yes
No
Apakah mrpk KLB?
Pemberitahuan kepada WHO berdasarkan International Health
Regulations
Yes
Yes
Apakah mrpk KLB?
No
Adakah Risiko penyebaran
internasional ?
No
Yes
Yes
IHR Decision intrument
Adakah Risiko sangsi
internasional?
No
Apakah kejadian itu serius?
Ya
No
18. Sosialisasi IHR
Adakah Risiko penyebaran
internasional ?
Peninjauan
kembali dengan
mencari data
tambahan
Tdk
Yes
No
Apakah mrpk KLB?
Pemberitahuan kepada WHO berdasarkan International Health
Regulations
Yes
Yes
Apakah mrpk KLB?
No
Adakah Risiko penyebaran
internasional ?
No
Yes
Yes
IHR Decision intrument
Adakah Risiko sangsi
internasional?
No
Apakah kejadian itu serius?
Ya
No
19. Sosialisasi IHR
Implementasi IHR 2005
KEBERHASILAN DAN MASA DEPAN IHR
SANGAT DITENTUKAN OLEH KEBIJAKAN
DAN PERATURAN PERUNDANGAN SUATU
NEGARA. HAL INI DIBUKTIKAN DENGAN
MEMASUKKAN PERATURAN PERUNDANGAN
SEBAGAI SALAH SATU DARI DELAPAN
KAPASITAS INTI DALAM IHR 2005 YANG
HARUS DIPERKUAT.
20. Sosialisasi IHR
WILAYAH
National IHR Core Capacity Requirements
Potential Hazards
– Biological
; Infectious
; Zoonosis
; Food safety
– Chemical
– Radio nuclear
Points of Entry
21. Sosialisasi IHR
National IHR Core Capacity Requirements
8 Core capacities
– Legislation and Policy
– Coordination
– Surveillance
– Response
– Preparedness
– Risk Communications
– Human Resources
– Laboratory
PERANGKAT
UNTUK DETECT
DAN RESPON
23. Sosialisasi IHR
Core Capacity 1: Legislation, Policy and Financing
Penerapan UU Wabah dan UU Kesehatan beserta
peraturan Pemerintah yang terkait; serta instrument
pengaturan yang telah tersedia.
Batasan struktur, organisasi, peran dan tanggung
jawab disetiap tingkatan yang diperlukan untuk
pelaksanaan surveillance dan respons.
Anggaran dan dana untuk melaksanakan IHR serta
membangun semua kapasitas inti ditingkat pusat
dan daerah.
24. Sosialisasi IHR
Core Capacity 2: Coordination and Communications
Koordinasi dengan disiplin atau sektor terkait dalam
penerapan IHR
– Dalam lingkup kesehatan: semua tingkat administratif
yang ada dalam sistim pelayanan kesehatan.
– Lintas sector: Chemical, Food safety, Radio nuclear…
Fungsi2 dan operasional IHR National Focal Point
sesuai IHR
– Access dengan IHR Event Information System (EIS)
– Komunikasi yang lakukan oleh IHR NFP dengan WHO
IHR Advocacy – Keterlibatan semua pihak dalam IHR
25. Sosialisasi IHR
Core Capacity 3: Surveillance
Type2 surveillance:
– Surveillance berbasis indikator (Indicator Based
Surveillance) (rutin)
– Surveillance berbasis kejadian (Event Based Surveillance)
Fungsi utama Surveillance
– Deteksi dini kejadian dan konfirmasi.
– Penilaian risiko.
– Pelaporan atau pengumuman.
– Management data dan analysis
– Feedback dan supervision
Adanya mechanisme yang terkoordinasi dan terintegrasi untuk
pengumpulan informasi yang relevan dari semua sumber dan sektor.
26. Sosialisasi IHR
Core Capacity 4: Response
Kapasitas Respons cepat
– Mekanisme respon thd suatu Kedaruratan Kesehatan masyarakat
baik dalam lingkup pelabuhan maupun di wilayah (management
procedures, jalur komunikasi operasional, posko dll. )
– Rapid Response Teams (RRT) di tkt national dan wilayah
Prosedur tatalaksana kasus untuk berbagai ancaman
kesehatan masyarakat.
Infection Prevention and Control (IPC) pada fasilitas
kesehatan disemua tingkatan.
Disinfection, decontamination dan kemampuan vector control
untuk semua ancaman.
27. Sosialisasi IHR
Core Capacity 5: Preparedness
Kesiap siagaan ditingkat nasional/daerah terhadap ancaman
kedaruratan kesehatan masyarakat serta rencana respon
yang meliputi semua aspek dalam IHR
– Ancaman ganda dan PoE
– Teruji dan selalu dimutakhirkan
Capasitas respon yang mampu menyesuaikan terhadap
kedaruratan kesehatan masyarakat.
Pemetaan Risiko dan Sumberdaya.
Penyiapan untuk respon terhadap ancaman biologis, kimia dan
radiologi serta kedaruratan lain.
28. Sosialisasi IHR
Core Capacity 6: Risk Communication
Mechanisme untuk komunikasi risiko yang efektif pada saat
terjadi kondisi kedaruratan kesehatan masyarakat.
– Structur org, rencana, peraturan dan prosedur yang tersedia untuk
memberikan informasi pada saat kejadian kesehatan masyarakat.
– Strategi komunikasi yang transparan.
– Informasi yang dimutakhirkan secara regular kepada media dan
masyarakat.
Kesiapsiagaan dan respon yang berfungsi ditingkat
masyarakat.
– Pesan dan materi penyuluhan yang tepat untuk masyarakat.
– Mendengarkan dari mereka yang terkena atau terlibat.
29. Sosialisasi IHR
Core Capacity 7: Human Resource Capacity
Kebijakan/instruments pemerintah untuk mengirim staf
mengikuti pelatihan maupun pendidikan tehnis/fungsional.
Training needs assessment
Menyusun rencana pelatihan serta rencana pengembangan
sumber daya secara paripurna yang didukung pendanaan
yang memadai.
Pendidikan Epidemiologi lapangan yang formal (satu atau 2
tahun) sesuai kebutuhan nasional.
30. Sosialisasi IHR
Core Capacity 8: Laboratory
Koordinasi dalam pelayanan laboratorium – kebijakan nasional,
structur organisasi serta mekanisme koordinasi.
Kapasitas diagnostik laboratorium dan konfirmasi.
– Tersedianya pelayanan laboratorium dan akses pemeriksaan untuk
ancaman kesehatan prioritas.
– Virological surveillance of influenza and other ARI
Pengumpulan Specimen, packaging dan transport
Laboratory biosafety dan biosecurity
Surveillance berbasis Laboratorium – sistim informasi
laboratorium yang berfungsi.
31. Sosialisasi IHR
Points of Entry
Kewajiban umum yang diperlukan di pintu masuk
negara.
Peraturan perundangan dan kebijakan
Koordinasi
Petunjuk teknis dan prosedur operasi untuk pintu
masuk.
Surveillance
Response
33. Sosialisasi IHR
KAPASITAS INTI IHR
SECARA NASIONAL
KAPASITAS
INTI
I H R DI
PINTU
MASUK
DETECT AND RESPONSE
KETERKAITAN KAPASITAS INTI DI PINTU MASUK
DAN KAPASITAS INTI SECARA NASIONAL
35. Sosialisasi IHR
Penerapan IHR di pintu masuk
Tujuan utama
• Melindungi kesehatan penumpang dan awak alat angkut dan
melindungi kesehatan penduduk dengan mencegah atau
mengurangi penyebaran penyakit
• Menjaga keberlangsungan operasi terminal bandara, pelabuhan dan
lintas darat, disamping itu sedapat mungkin alat angkut dalam
kondisi sehat dan bebas dari sumber infeksi dan kontaminasi,
dengan penanggulangan sumbernya serta kapasitas untuk tanggap
kedaruratan dan menerapkan upaya kesehatan masyarakat dengan
menghindari hambatan lalu lintas penumpang dan barang.
36. Sosialisasi IHR
Hasil yang diharapkan dari
penerapan IHR di pintu masuk
1. Fasilitas di pintu masuk terpelihara dalam kondisi sanitasi, bebas
infeksi dan kontaminasi, termasuk vector dan reservoirnya.
2. Upaya measures dilakukan terhadap penumpang, alat angkut,
cargo, barang dan kiriman pos.
3. Suatu rencana contingency untuk kedaruratan kesehatan
masyarakat tersusun dengan efektif dan berfungsi di seluruh pintu
masuk negara yang telah ditunjuk.
4. Kapasitas untuk secara cepat menerapkan rekomendasi kesehatan
masyarakat internasional di seluruh pintu masuk negara yang
ditunjuk.
5. Koordinasi antara WHO and Organisasi lain (mis.ICAO)
38. Sosialisasi IHR
Koordinasi dan Komunikasi
1. Jalur komunikasi Internasional dengan otoritas yang berwenang di pintu
masuk negara lain
2. Jalur komunikasi nasional antara pejabat yang berwenang di pintu masuk
dan pejabat kesehatan ditingkat kab/kota, propinsi atau pusat.
3. Hubungan komunikasi langsung dengan pejabat kesehatan di pusat.
4. Jalur komunikasi dengan operator alat angkut.
5. Jalur komunikasi dengan penumpang untuk informasi kesehatan.
6. Sambungan komunikasi dengan penyedia layanan.
7. Penilaian semua laporan kejadian penting dalam waktu 24 jam.
8. Mekanisme komunikasi untuk penyebaran informasi dan rekomendasi yang
diterima dari WHO.
9. Adanya prosedur, peraturan dan administrasi untuk melakukan inspeksi
serta menerima laporan adanya kasus kesakitan atau kejadian diatas alat
angkut yang baru datang
39. Sosialisasi IHR
Kegiatan Rutin
(a) Menyediakan akses ke pelayanan medis yang
tepat termasuk fasilitas diagnostik yang terjangkau
sehingga memungkinkan segera dilakukan penilaian
dan penanganan penumpang yang sakit, dengan staf,
alat dan ruang yang memadai
– Penilaian dan penanganan penumpang sakit
– Staff, peralatan dan ruangan yang memadai.
(b) Menyediakan akses untuk peralatan dan petugas
untuk mengangkut penumnpang sakit ke fasilitas
kesehatan yang tepat.
– Peralatan untuk mengangkut penumpang sakit.
– Petugas untuk mengangkut penumpang sakit
40. Sosialisasi IHR
Kegiatan Rutin (2)
(c ) Menyediakan petugas yang terlatih untuk inspeksi
alat angkut.
– Jumlah petugas yang terlatih.
– Pelatihan untuk pengawas.
(d) Memastikan lingkungan yang aman untuk
penumpang menggunakan fasilitas pintu masuk,
termasuk penyediaan air minum, rumah makan,
fasilitas katering pesawat, wc umum, fasilitas
penanganan limbah cair dan padat yang benar, dan
risiko potensial lainnya, dengan melakukan program
pemantauan secara tepat, jumlah yang memadai
personil yang terlatih.
– Lingkungan yang aman untuk penumpang yang
memanfaatkan fasilitas pintu masuk.
– Program pemeriksaan.
41. Sosialisasi IHR
Kegiatan Rutin (3)
(e) Menyediakan suatu program pelatihan personil untuk
penanggulangan vektor dan reservoirnya didalam dan disekitar
pintu masuk.
– Rencana penanggulangan vektor dan reservoir.
– Petugas yang terlatih untuk penanggulangan vektor dan
reservoir.
– Monitoring vektor pada fasilitas pintu masuk dan wilayah
sekitarnya setidaknya 400 meters dari terminal.
– Ruang, peralatan dan bahan yang khusus diperlukan
petugas untuk penanggulangan vektor dan resevasi.
(f) Kapasitas khusus sesuai dengan tipe pintu masuk (airport):
– Airports.
– Pelabuhan dan kapal.
– Lintas batas Darat
42. Sosialisasi IHR
Respons terhadap kemungkinan PHEIC(1)
(a) Untuk memberikan respon yang tepat terhadap
kejadian kedaruratan kesehatan masyarakat dengan
membangun dan memelihara Rencana kontingensi
kedaruratan kesehatan masyarakat, termasuk nominasi
untuk koordinator dan kontak person pada pintu masuk,
institusi kesehatan dan institusi2 lain.
– Rencana kontingensi Kesehatan Masyarakat.
– Integrasi dengan rencana respon yang lain.
– Pelatihan atau gladi.
(b) Untuk melakukan penilaian dan perawatan terhadap
penumpang atau binatang yang terkena dengan
melakukan pengaturan bersama petugas medis lokal
dan dokter hewan setempat untuk isolasi, pengobatan
dan pelayanan pendukung yang mungkin diperlukan.
– Penumpang terjangkit diatas kapal
43. Sosialisasi IHR
Respons terhadap kemungkinan PHEIC(2)
– Penilaian dan penanganan penumpang sakit.
– Penilaian, perawatan dan isolasi hewan terjangkit.
(c) Menyediakan ruangan yang tepat, terpisah dengan
penumpang lain, untuk wawancara tersangka atau
penumpang yang terjangkit.
– Ruangan untuk wawancara tersangka atau
penumpang terjangkit.
– Tindakan penanggulangan yang secara berkala
dimutakhirkan, diuji dan terdokumentasi.
– Personal protective equipment (PPE) untuk
melakukan wawancara penumpang sakit.
44. Sosialisasi IHR
Respons terhadap kemungkinan PHEIC(3)
(d) Untuk menyediakan untuk kepentingan penilaian dan
bila diperlukan tindakan karantina untuk penumpang
tersangka, sebaiknya fasilitas yang jauh dari pintu masuk.
– Penilaian penumpang tersangka.
– Karantina penumpang tersangka.
Melaksanakan tindakan yang direkomendasikan untuk
disinseksi, derat, disinfeksi, decontaminasi atau lainnya
terhadap bagasi, kargo, kontainer, alat angkut, barang atau
termasuk bila sesuai kiriman pos, disuatu lokasi yang
khusus diperuntukkan dan dilengkapi peralatan khusus
untuk keperluan ini.
– Lokasi untuk menerapkan tindakan yang
direkomendasikan.
– Prosedur operasional standar .
45. Sosialisasi IHR
Respons terhadap kemungkinan PHEIC(4)
– Petugas yang terlatih.
– Personal protective equipment
(f) Untuk menerapkan pemeriksaan pada kedatangan dan
keberangkatan penumpang.
– Adanya rencana yang formal untuk menerapkan
pengawasan masuk dan keluar di pintu masuk, dan
bila direkomendasikan untuk menerapkan penilaian
risiko terhadap penumpang secara individual pada
suatu kejadian yang dapat menimbulkan PHEIC.
(g) untuk menyediakan akses untuk peralatan khusus dan
petugas yang telah terlatih menggunakan perlindungan
personal yang sesuai, untuk merujuk penumpang yang
kemungkinan membawa infeksi atau kontaminasi.
– Menyediakan akses untuk peralatan khusus.
– Petugas untuk pengiriman penumpang tersangka
46. Sosialisasi IHR
Rencana Kontinjensi di pintu masuk
Merupakan satu dari syarat kapasitas inti di
pintu masuk yang ditunjuk,
Terkait dengan kesepakatan internasional yang
lain (mis.ICAO/IMO)
Memerlukan upaya koordinasi lintas sektor
untuk menyusun dan mengujinya.
Setiap Pintu masuk memiliki karakteristik yang
berbeda, walaupun struktur kontijensinya sama.
Tindakan kesehatan yang tepat disaat
kedaruratan.
56. Sosialisasi IHR
PENILAIAN/EVALUASI KINERJA
Secara nasional.
Berupa questionair dari WHO yang dikirim
setiap tahun untuk diisi, meliputi evaluasi
terhadap progress dan kinerja dari 8 core
capacities yang ada.
59. Sosialisasi IHR
Excell spread sheet (2)
Summary: Merupakan ringkasan lengkap dari evaluasi dan
penilaian terhadap kapasitas inti dari pintu masuk menurut
IHR Annex 1B, termasuk "comments and suggestions" yang
menyatakan kekuatan dan kelemahan yang ditemukan
dalam assessmen, serta perbaikan kedepan yang
diharapkan.
All groups of core capacities: Merupakan ringkasan
evaluasi setiap hasil.
PoE ID: Merupakan lembar kerja yang berhubungan dengan
informasi tentang identifikasi Pintu masuk yang
memungkinkan penilai memasukkan dan menata.
Coordination and communication: Modul ini mengumpulkan
informasi berhubungan dengan persyaratan kapasitas inti
untuk koordinasi, komunikasi informasi suatu kejadian dan
tindakan yang diambil
60. Sosialisasi IHR
Excell spread sheet (3)
Core capacity at all times (routine): Kelompok ini termasuk
pertanyaan yang berkaitan dengan persyaratan kapasitas inti
di bandara, Pelabuhan dan lintas batas darat yang ditunjuk
dalam kegiatan rutin.
Core capacity for responding to PHEIC: Kelompok ini
mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan persyaratan
kapasitas inti di Pelabuhan, bandara dan lintas batas darat
dalam menanggapi kejadian yang dapat menimbulkan PHEIC
(emergencies)
Reference: Petunjuk yang diterbitkan WHO yang merujuk hal
hal tehnis yang relevan dengan alat penilaian ini
61. Sosialisasi IHR
Kalkulasi Hasil
Perhitungan didasarkan pada prinsip prinsip berikut:
– Jawaban Yes (“Y”) memberi 1 point (atau “100%”) pada
pertanyaan
– Jawaban No (“No”) memberi angka 0 (atau “0%”) pada
pertanyaan
– Jawaban “partially” memberi angka 0.5(atau “50”) pada
pertanyaan.
Bila kinerja disetiap kelompok kapasitas inti telah ditentukan
dan dimasukkan kedalam Excel Spread Sheet oleh penilai,
perhitungan dari kelompok2 kapasitas inti secara otomatis
terbentuk
62. Sosialisasi IHR
Evaluasi dari hasil
Evaluasi harus dilakukan setelah semua data telah dimasukkan
dan semua komentar terkait “kekuatan”, “kelemahan” dan
rencana untuk penyempurnaan kedepan telah dimasukkan (lihat
Figure 9). Hasilnya akan dinyatakan dengan latar belakang
berwarna berkisar dari merah ke hijau.
– Merah: Dibawah 50% - diperlukan penyempurnaan yang
bermakna.
– Kuning: Antara 50% dan 80% - beberapa penyempurnaan
diperlukan.
– Hijau: Diatas 80% - Pintu Masuk cukup konsisten dengan
persyaratan IHR Annex 1
63. Sosialisasi IHR
B.2.(g) 0
Final Score 77%
Koordinasi dan komunikasi 89%
Kapasitas inti (Core capacity)
rutin 64%
Kapasitas inti (Core
capacity) pada keadaan
PHEIC
77%
89%
64%
77%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Koordinasi dan komunikasi
Kapasitas inti (Core capacity)
rutin
Kapasitas inti (Core capacity)
pada keadaan PHEIC
TAMPILAN HASIL SELF ASSESSMENT
64. Sosialisasi IHR
a. Implementasi IHR (2005) sebagai bagian integral
dalam pembangunan kesehatan.
b. Merupakan tanggung jawab bersama baik di
pusat maupun di daerah.
c. Pendekatan multi sektoral dan jejaring.
d. Pemenuhan core capacities secara bertahap dan
menjadi bagian dalam penatalaksanaan ancaman
kesehatan masyarakat internasional, (misalnya
ancaman importasi virus Polio, MERS-CoV dll).
e. Instrumen dalam komunikasi internasional (soft
power) dalam kerjasama internasional/regional
(WHA, Global Health Security, ASEAN, Onehealth
dll).
Kebijakan Indonesia
66. Sosialisasi IHR
Komite Nasional Implementasi IHR (2005)
Merupakan forum koordinasi.
Sebagai pelaksana tetap pada instansi sektor
terkait.
Masing – masing sektor terkait bertanggung
jawab dalam pengalokasian anggaran.
67. Sosialisasi IHR
Upaya Yang Sudah Dilakukan
Penyusunan UU Kekarantinaan Kesehatan (revisi
UU No 1 / 1962 dan UU No 2 / 1962).
Pembentukan Komite Nasional Implementasi IHR
(2005) pada tahun 2011 sebagai forum koordinasi
dan advokasi antar kementerian.
Koordinasi dan komunikasi dengan sektor terkait
dalam kesiapsiagaan menghadapi kejadian
zoonotik, kimia, keamanan pangan dan
kedaruratan radiasi.
68. Sosialisasi IHR
Aplikasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon Cepat
Kejadian Luar Biasa (SKDR-KLB) sampai tingkat
Puskesmas (Kecamatan) serta pengembangan sistem
tersebut di pintu masuk negara.
Sampai tahun 2014 telah tersusun Rencana Kontijensi
Penanggulangan KKM-MD di 45 pintu masuk negara dan
telah dilakukan uji coba melaui table top exercise dan
simulasi.
Menetapkan 14 designated Points of Entry (7 Pelabuhan
laut, 6 Bandara, 1 PLBD)
Pemenuhan kapasitas di pintu masuk negara ; sarana –
prasarana dan SDM serta penguatan sistem surveilans,
respon dan kesiapsiagaan.
Upaya Yang Sudah Dilakukan
70. Sosialisasi IHR
Pemenuhan Core Capacities
2007-2012 15 Juni 2014 15 June 2016
Pemenuhan core
capacities s.d. 15
Juni 2012
Batas waktu
perpanjangan
(tahap 1)
Pemenuhan core
capacities s.d. 15
Juni 2014
Batas waktu
perpanjangan
(tahap 2)
Pemenuhan core
capacities s.d. 15
Juni 2016
11 Negara SEAR
mengajukan
extension
9 Negara SEAR
mengajukan
extension (diluar
Indonesia &
Thailand
Implementasi Penuh IHR
“Negara mempunyai
kemampuan dalam
mendeteksi, melaporkan
dan menanggulangi
kejadian potensial KKM”
Negara yang tidak mengajukan Extension, harus:
1. Melanjutkan proses monitoring dan penguatan core capacities
2. Update secara regular Rencana Aksi Nasional
3. Meminta dukungan dari WHO dan atau agensi lainnya jika diperlukan
71. Sosialisasi IHR
Menyediakan pelayanan medis
yang layak, termasuk fasilitas
diagnostik yang memungkinkan
assessment segera terhdp
penumpang yang sakit
Menyediakan
transport dan
petugas
Menyediakan petugas
utk pemeriksaan
pesawat / kapal /
kendaraan
Menyediakan air yg
aman utk diminum,
fasilitas katering, toilet,
pembuangan limbah yg
memadai
Menyediakan staf untuk
pemberantasan vektor
setempat dan di
sekitarnya
KAPASITAS INTI DI PINTU MASUK
NEGARA
DALAM KONDISI RUTIN
a
b
c
d
e
72. Sosialisasi IHR
a
Melaksanakan tanggap
darurat kesehatan,
penunjukan koordinator &
pejabat berwenang di pintu
masuk & sarana yankes
lainnya
Melakukan diagnosis &
perawatan bagi pelaku
perjalanan atau hewan yg
terjangkit melalui kerjasama dg
fasilitas medis & kesehatan
hewan setempat dlm
pengisolasian, pengobatan &
layanan pendukung lainnya
b c
Menyediakan ruangan
yg memadai &
terpisah dr pelaku
perjalanan lain, utk
mewawancarai org yg
terjangkit atau
tersangka
d
Menyediakan
sarana diagnosis
& bila perlu
karantina thd
pelaku perjalanan
yg diduga
terjangkit,
sebaiknya di
sarkes yg jauh dr
pintu msk
e
Menerapkan tindakan
hapus serangga, hapus
tikus, hapus hama,
dekontaminasi atau
penanganan bagasi,
kargo, peti kemas, alat
angkut, barang & paket
pos di lokasi khusus
f
Menerapkan
pengawasan
masuk &
keluarnya
pelaku
perjalanan
g
Menyediakan kendaraan
khusus & staf terlatih dg
alat pelindung diri yg
memadai, dlm merujuk
pelaku perjalanan yg
membawa atau
terkontaminasi peny
menular
KAPASITAS INTI DI PINTU MASUK NEGARA
KETIKA TERJADI PHEIC
73. Sosialisasi IHR
Masih Diperlukan ...
Meningkatkan Koordinasi dan konsolidasi
implementasi IHR (2005) baik di pusat maupun di
daerah.
Advokasi dan sosialisasi kepada Jajaran Pimpinan
Daerah dan instansi terkait agar IHR (2005) menjadi
salah satu referensi / rujukan dalam menyusun
kebijakan, peraturan dan kegiatan.
Menyusun rencana kontingensi serta melakukan
latihan table-top dan simulasi kesiapsiagaan
penanggulangan PHEIC dengan instansi terkait.
Meningkatkan koordinasi dan kerjasama lintas
program.