Makalah ini membahas tentang sejarah Indonesia pada masa Orde Baru, meliputi kebijakan politik dan ekonomi pemerintahan Orde Baru serta dampak positif dan penyimpangannya. Kebijakan politik mencakup pelaksanaan pemilu, penyederhanaan partai politik, dan peran ABRI. Kebijakan ekonomi meliputi Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) dan fokus pada pertumbuhan ekonomi, pemerataan, s
2. ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah Sejarah Indonesia.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Kepahiang, November 2021
Penyusun
3. iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................i
KATA PENGANTAR .................................................................................................ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................1
C. Tujuan .............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Masa Orde Baru ............................................................................................3
B. Kebijakan Politik Orde Baru ........................................................................4
C. Kebijakan Ekonomi Orde Baru ...................................................................
D. Dampak Positif Kebijakan Politik Ekonomi Pemerintahan
Orde Baru .......................................................................................................7
E. Kasus Penyimpangan dari Kebijakan Politik dan Ekonomi
Pemerintahan Orde Baru .............................................................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................11
B. Saran ...............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Orde baru merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk memisahkan
antara kekuasaanmasa Sukarno (Orde Lama) dengan masa Suharto. Sebagai
masa yang menandai sebuah masa baru setelah pemberontakan Gerakan 30
September tahun 1965. Orde baru lahir sebagai upayauntuk: mengoreksi total
penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama, penataan kembali
seluruh aspek kehidupan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia,melaksanakan
Pancasila dan UUD1945 secara murni dan konsekuen dan menyusun kembali
kekuatan bangsa untuk menumbuhkan stabilitas nasional guna mempercepat
proses pembangunan bangsa
Di awal Orde Baru, Suharto berusaha keras membenahi ekonomi Indonesia
yang terpuruk, dan berhasil untuk beberapa lama. Kondisi ekonomi Indonesia
ketika Pak Harto pertama memerintah adalah keadaan ekonomi dengan inflasi
sangat tinggi, 650% setahun,” kata Emil Salim, mantan menteri pada
pemerintahan Suharto.
Orang yang dulu dikenal sebagai salah seorang Emil Salim penasehat
ekonomi presiden menambahkan langkah pertama yang diambil Suharto, yang
bisa dikatakan berhasil, adalah mengendalikan inflasi dari 650% menjadi di
bawah 15% dalam waktu hanya dua tahun. Untuk menekan inflasi yang begitu
tinggi, Suharto membuat kebijakan yang berbeda jauh dengan kebijakan
Sukarno, pendahulunya. Ini dia lakukan dengan menertibkan anggaran,
menertibkan sektor perbankan, mengembalikan ekonomi pasar, memperhatikan
sektor ekonomi, dan merangkul negara-negara barat untuk menarik modal.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kebijakan politik pada masa orde baru?
2. Bagiamana kebijakan ekonomi pada masa orde baru?
3. Apa dampak positif kebijakan politik ekonomi masa orde baru?
4. Apa saja bentuk penyimpangan dari kebijakan politik dan ekonomi pada
masa orde baru?
5. 2
C. Tujuan
1. Mengetahui kebijakan politik dan ekonomi pada masa orde baru
2. Mengetahui dampak positif kebijakan politik ekonomi masa orde baru
3. Mengetahui bentuk penyimpangan kebijakan politik dan ekonomi masa orde
baru
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masa Orde Baru
Pada masa ini pemerintah lebih menitikberatkan pada sektor bidang
ekonomi. Pembangunan ekonomi ini berkaitan dengan industri dan pertanian
serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai
pendukungnya. Indonesia dilanda krisis ekonomi yang sulit di atasi pada akhir
tahun 1997. Semula berawal dari krisis moneter lalu berlanjut menjadi krisis
ekonomi dan akhirnya menjadi krisis kepercayaan terhadap pemerintah.
Kondisi ekonomi yang kian terpuruk ditambah dengan KKN yang merajalela,
Pembagunan yang dilakukan, hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil
kalangan masyarakat. Karena pembangunan cenderung terpusat dan tidak
merata. Meskipun perekonomian Indonesia meningkat, tapi secara fundamental
pembangunan ekonomi sangat rapuh.. Kerusakan serta pencemaran
lingkungan hidup dan sumber daya alam. Perbedaan ekonomi antar daerah,
antar golongan pekerjaan, antar kelompok dalam masyarakat terasa semakin
tajam.. Terciptalah kelompok yang terpinggirkan (Marginalisasi sosial).
Pembangunan hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi
kehidupan politik, ekonomi, dan sosial yang demokratis dan berkeadilan.
Pembagunan tidak merata tampak dengan adanya kemiskinan di sejumlah
wilayah yang menjadi penyumbang devisa terbesar seperti Riau, Kalimantan
Timur, dan Irian. Faktor inilah yang selantunya ikut menjadi penyebab
terpuruknya perekonomian nasional Indonesia menjelang akhir tahun
1997.membuat perekonomian Indonesia gagal menunjukan taringnya. Namun
pembangunan ekonomi pada masa Orde Baru merupakan pondasi bagi
pembangunan ekonomi selanjutnya.
B. Kebijakan Politik Orde Baru
Kalau kita bicara soal orde baru, pasti yang paling teringat adalah nama
Soeharto. Ya, orde baru dipimpin oleh Soeharto selama 32 tahun. Waktu yang
tidak sebentar. Selama 32 tahun masa kepemimpinannya, banyak kebijakan
yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap proses berjalannya Negara kita
ini. Mulai dari kebijakan politik maupun kebijakan ekonomi.
7. 4
Kebijakan politik yang dikeluarkan terbagi menjadi dua, yaitu kebijakan
politik dalam negeri dan luar negeri. Masing-masing kebijakan tentunya
dikeluarkan berdasarkan kebutuhan Negara. Idealnya, kebijakan yang
dikeluarkan adalah yang menguntungkan dan mengedepankan kepentingan
rakyat banyak. Nah, kita lihat nih beberapa kebijakan politik pada masa orde
baru.
4. Kebijakan Politik Dalam Negeri
a. Pelaksanaan pemilu 1971
Pemilu yang sudah diatur melalui SI MPR 1967 yang menetapkan
pemilu akan dilaksanakan pada tahun 1971 ini, berbeda dengan pemilu
pada tahun 1955 (orde revolusi atau orde lama). Pada pemilu ini para
pejabat pemerintah hanya berpihak kepada salah satu peserta Pemilu
yaitu Golkar. Dan kamu tahu? Golkar lah yang selalu memenangkan
pemilu di tahun selanjutnya yaitu tahun 1977, 1982, 1987, 1992, hingga
1997.
b. Penyederhanaan partai politik
Penyederhanaan partai politik menjadi dua partai dan satu golongan
karya yaitu:
1) Partai Parsatuan Pembangunan (PPP) gabungan dari Nahdlatul
Ulama, Parmusi, Perti, PSII
2) Partai Demokrasi Indonesia gabungan dari Partai Nasional Indonesia,
Partai Katolik, Partai Murba, IPKI, Parkindo
3) Golongan Karya (Golkar)
c. Dwifungsi ABRI
Dwifungsi ABRI adalah peran ganda ABRI sebagai kekuatan
pertahanan keamanan dan sebagai kekuatan sosial politik. Sebagai
kekuatan sosial politik ABRI diarahkan untuk mampu berperan secara
aktif dalam pembangunan nasional. ABRI juga memiliki wakil dalam MPR
yang dikenal sebagai Fraksi ABRI, sehingga kedudukannya pada masa
Orde Baru sangat dominan.
d. Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4)
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau P-4 atau
Ekaprasetya Pancakarsa, bertujuan untuk memberi pemahaman kepada
seluruh lapisan masyarakat mengenai Pancasila. Semua organisasi tidak
8. 5
boleh menggunakan ideologi selain Pancasila, bahkan dilakukan
penataran P4 untuk para pegawai negeri sipil.
5. Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia antara lain
a. Indonesia kembali menjadi anggota PBB
Pada saat Indonesia keluar dari PBB tanggal 7 Agustus 1965,
Indonesia terkucil dari pergaulan internasional dan menyulitkan
Indonesia secara ekonomi maupun politik dunia. Keadaan ini kemudian
mendorong Indonesia untuk kembali menjadi anggota PBB berdasarkan
hasil sidang DPRGR. Pada tanggal 28 September 1966, Indonesia resmi
aktif kembali menjadi anggota PBB.
b. Pemulihan hubungan diplomatik dengan Malaysia dan Singapura dan
pemutusan hubungan dengan Tiongkok
Pada tahun 1965, terjadi konfrontasi antara Indonesia dengan
Malaysia dan Singapura. Untuk memulihkan hubungan diplomatik,
dilakukan penandatanganan perjanjian antara Indonesia yang diwakili
oleh Adam Malik dan Malaysia yang diwakili oleh Tun Abdul Razak pada
tanggal 11 Agustus 1966 di Jakarta. Pemulihan hubungan diplomatik
dengan Singapura melalui pengakuan kemerdekaan Singapura pada
tanggal 2 Juni 1966.
c. Memperkuat Kerja Sama Regional dan Internasional
Indonesia mulai memperkuat kerjasama baik regional dan
internasional dengan melakukan beberapa upaya, yaitu:
1) Turu serta dalam pembentukan ASEAN. Indonesia menjadi salah satu
negara pendiri ASEAN
2) Mengirimkan Kontingen Garuda dalam misi perdamaian
3) Ikut berperan dalam KTT Non Blok
4) Berperan dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI)
C. Kebijakan Ekonomi Orde Baru
Pemerintahan orde baru memiliki slogan yang menunjukkan fokus utama
mereka dalam memberlakukan kebijakan ekonomi, yaitu Trilogi Pembangunan.
1. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
2. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
9. 6
3. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis
Bukan tanpa dasar, Trilogi Pembangunan dibuat karena Indonesia
mengalami inflasi yang sangat tinggi pada awal tahun 1966, kurang lebih
sebesar 650% setahun. Nah, beberapa kebijakan ekonomi yang dikeluarkan
pada masa orde baru adalah:
1. Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita)
Pada April 1969, pemerintah menyusun Rencana Pembangunan Lima
Tahun (Repelita) yang bertujuan untuk meningkatkan sarana ekonomi,
kegiatan ekonomi serta kebutuhan sandang dan pangan. Repelita ini akan
dievaluasi selama lima tahun sekali.
a. Repelita I (1 April 1969-31 Maret 1974) Sasaran utama yang hendak
dicapai adalah pangan, sandang, papan, perluasan lapangan kerja, dan
kesejahteraan rohani. Pertumbuhan ekonomi berhasil naik 3 sampai
5,7% sedangkan tingkat inflasi menurun menjadi 47,8%.
Namun, kebijakan pada masa Repelita I dianggap menguntungkan
investor Jepang dan golongan orang-orang kaya saja. Hal ini memicu
timbulnya peristiwa Malapetaka Lima Belas Januari (Malari).
b. Repelita II (1 April 1974 - 31 Maret 1979) menitikberatkan pada sektor
pertanian dan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan
baku.
c. Repelita III (1 April 1979-31 Maret 1984) Pelita III menekankan pada
Trilogi Pembangunan dengan menekankan pada azas pemerataan,
yaitu:
1) Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat
2) Pemerataan kesempatan memperoleh Pendidikan dan pelayanan
3) Pemerataan pembagian pendapatan
4) Pemerataan kesempatan kerja
5) Pemerataan kesempatan berusaha
6) Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan
7) Pemerataan penyebaran pembangunan
8) Pemerataan memperoleh keadilan
d. Repelita IV (1 April 1984 - 31 Maret 1989) menitikberatkan pada sektor
pertanian menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industri
yang dapat menghasilkan mesin-mesin sendiri.
10. 7
e. Repelita V (1 April 1989-31 Maret 1994) menitikberatkan pada sektor
pertanian untuk memantapkan swasembada pangan, meningkatkan
produksi pertanian, menyerap tenaga kerja, dan mampu menghasilkan
mesin-mesin sendiri.
f. Repelita VI dimulai pada tahun 1994, pembangunan berfokus pada pada
sektor ekonomi, industri, pertanian dan peningkatan sumber daya
manusia.
2. Revolusi Hijau
Revolusi Hijau pada dasarnya adalah suatu perubahan cara bercocok
tanam dari cara tradisional (peasant) ke cara modern (farmers). Untuk
meningkatkan produksi pertanian umumnya dilakukan empat usaha pokok,
yang terdiri dari:
a. Intensifikasi, yaitu penelitian, pengembangan, dan penerapan teknologi
pertanian untuk memanfaatkan lahan yang ada guna memperoleh hasil
yang optimal; Perubahan ini dilakukan melalui program Panca Usaha
Tani yang terdiri dari:
1) Pemilihan dan penggunaan bibit unggul atau varietas unggul
2) Pemupukan yang cukup
3) Pengairan yang cukup
4) Pemberantasan hama secara intensif
5) Teknik penanaman yang baik
b. Ekstentifikasi, yaitu perluasan lahan pertanian untuk memperoleh hasil
pertanian yang lebih optimal;
c. Diversifikasi (keanekaragaman usaha tani);
d. Rehabilitasi (pemulihan daya produktivitas sumber daya pertanian yang
sudah kritis).
D. Dampak Positif Kebijakan Politik Ekonomi Pemerintahan Orde Baru
Orde Baru adalah masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia
yang menggantikan Orde Lama pemerintahan Soekarno. Orde Baru
berlangsung dari tahun 1966 hingga tahun 1998. Dalam jangka waktu tersebut,
ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan
dengan praktik korupsi yang merajalela. Pendekatan keamanan yang
diterapkan Orde Baru dalam menegakkan stabilisasi nasional secara umum
11. 8
memang berhasil menciptakan suasana aman bagi masyarakat Indonesia.
Pembangunan ekonomi pun berjalan baik dengan pertumbuhan ekonomi yang
tinggi karena setiap program pembangunan pemerintah terencana dengan baik.
Pada masa Orde Baru pemerintah sangat mengutamakan persatuan
bangsa Indonesia. Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah adalah
meningkatkan transmigrasi dari daerah yang padat penduduknya seperti Jawa,
Bali dan Madura ke luar Jawa, terutama ke Kalimantan, Sulawesi, Timor Timur,
dan Irian Jaya. Namun dampak negatif dari program ini adalah terjadinya
marjinalisasi terhadap penduduk setempat dan kecemburuan terhadap
penduduk pendatang yang banyak mendapatkan bantuan pemerintah.
Selain keberhasilan yang dapat dicapai oleh Orde baru, di sisi lain
kebijakan politik dan ekonomi pemerintah Orde Baru juga memberi beberapa
dampak yang lain, baik di bidang ekonomi dan politik. Berikut ini dampak positif
dan negatif bidang ekonomi dan politik pada masa orde baru.
No. Bidang Dampak Positif
1. Politik 1. Pemerintah mampu membangun pondasi yang kuat bagi
kekuasaan lembaga kepresidenan yang membuat
semakin kuatnya peran Negara dalam masyarakat.
2. Situasi keamanan pada masa ORBA relatif aman dan
terjaga dengan baik karena pemerintah mampu
mengatasi semua tindakan dan sikap yang dianggap
bertentangan dengan Pancasila.
3. Dilakukan peleburan partai dimaksudkan agar
pemerintah dapat mengontrol parpol.
4. Keamanan dalam negeri lebih terjamin.
2. Ekonomi 1. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program
pembangunan pemerintah terencana dengan baik dan
hasilnya pun dapat terlihat secara konkrit.
2. Indonesia mengubah status dari negara pengimpor beras
terbesar menjadi bangsa yang memenuhi kebutuhan
beras sendiri (swasembada beras).
3. Penurunan angka kemiskinan yang diikuti dengan
perbaikan kesejahteraan rakyat.
12. 9
4. Penurunan angka kematian bayi dan angka partisipasi
pendidikan dasar yang semakin meningkat.
5. Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada
tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996 telah mencapai
lebih dari AS$1.000.
6. Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia
7. Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta
produk dalam negeri.
E. Kasus Penyimpangan dari Kebijakan Politik Ekonomi Pemerintahan Orde
Baru
1. Di bidang politik, antara lain:
a. Ditetapkannya calon resmi partai politik dan Golkar dari keluarga
presiden atau yang terlibat dengan bisnis keluarga presiden, dan calon
anggota DPR/MPR yang monoloyalitas terhadap presiden (lahirnya
budaya paternalisti /kebapakan dan feodal gaya baru).
b. Tidak berfungsinya kontrol dari lembaga kenegaraan politik dan sosial,
karena didominasi kekuasaan presiden/eksekutif yang tertutup sehingga
memicu budaya korupsi kolusi dan nepotisme.
c. Golkar secara terbuka melakukan kegiatan politik sampai ke desa-desa,
sedangkan parpol hanya sampai kabupaten.
d. Ormas hanya diperbolehkan berafiliasi kepada Golkar.
e. Berlakunya demokrasi terpimpin konstitusional
2. Di bidang ekonomi, antara lain:
a. Perekonomian nasional sebagaimana diamanatkan pasal 33 UUD 1945
tidak terpenuhi, karena munculnya pola monopoli terpuruk dan tidak
bersaing. Akses ekonomi kerakyatan sangat minim.
b. Keberhasilan pembangunan yang tidak merata menimbulkan
kesenjangan antara yang kaya dan miskin serta merebaknya KKN.
c. Bercampurnya institusi negara dan swasta, misalnya bercampurnya
jabatan publik, perusahaan serta yayasan sehingga pemegang
kekuasaan dan keuntungan menjadi pemenang serta mengambil
keuntungan secara tidak adil. Sebagai contoh kasus-kasus Kepres Mobil
13. 10
Nasional, Institusi Bulog, subordinasi Bank Indonesia, dan proteksi
Chandra Asri.
d. Adanya korporatisme yang bersifat sentralis, ditandai oleh urbanisasi
besar-besaran dari desa ke kota atau dari daerah ke pusat. Korporatisme
ialah sistem kenegaraan dimana pemerintah dan swasta saling
berhubungan secara tertutup satu sama lain, yang ciri-cirinya antara lain
keuntungan ekonomi hanya dinikmati oleh segelintir pelaku ekonomi
yang dekat dengan kekuasaan, dan adanya kolusi antara kelompok
kepentingan ekonomi serta kelompok kepentingan politik.
e. Perkembangan utang luar negeri dari tahun ke tahun cenderung
meningkat. Menurut Dikdik J. Rachbini (2001:17-22) pada tahun 1980-
1999 mencapai 129 miliar dolar AS, yang berarti aliran modal ke luar
negeri pada masa ini mencapai angka lebih dari seribu triliun. Sementara
kebijakan utang luar negeri tercemar oleh kelompok pemburu
keuntungan yang berkolusi dengan pemegang kekuasaan. Kebijakan
pemerintah dianggap benar, sedangkan kritik dan partisipasi masyarakat
lemah. Kombinasi utang luar negeri pemerintah dengan swasta (yang
memiliki utang luar negeri berlebihan) menambah berat beban
perekonomian negara kita.
f. Tahun 1997 Indonesia dilanda krisis ekonomi yang ditandai naiknya
harga kebutuhan pokok dan menurunnya daya beli masyarakat. Krisis ini
melahirkan krisis politik, yaitu ketidakpercayaan masyarakat terhadap
pemerintahan Soeharto. Krisis ekonomi yang berkepanjangan, besarnya
utang yang harus dipikul oleh negara, meningkatnya pengangguran,
kemiskinan dan kesenjangan sosial, menumbuhkan krisis di berbagai
bidang kehidupan. Hal ini mendorong timbulnya gerakan masyarakat
terhadap pemerintah, yang dipelopori oleh para mahasiswa dan dosen.
Demonstrasi besar-besaran pada tanggal 20 Mei 1998 merupakan
puncak keruntuhan Orde Baru, yang diakhiri dengan penyerahan
kekuasaan dari Presiden Soeharto kepada B.J. Habibie pada tanggal 21
Mei 1998.
14. 11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lahirnya orde baru dilatarbelakangi oleh terjadinya G30S 1965, diikuti
dengan kondisi politik, keamanan dan ekonomi yang kacau (inflasi tinggi).
Wibawa presiden Sukarno semakin menurun setelah gagal mengadili tokoh-
tokoh yang terlibat G30S. Presiden mengeluarkan SUPERSEMAR 1966 bagi
Letjen Suharto guna mengambil langkah yang dianggap perlu untuk
memperbaiki keadaan negara. Akhirnya Presiden Sukarnomengundurkan diri
dan digantikan oleh Presiden Suharto.
Perkembangan politik pada masa orde baru diawali dari penataan politik
dalam negeri yaitu setelah sidang MPRS 1968 menetapkan Suharto sebagai
presiden dan dibentuklah Kabinet Pembangunan, penyederhanaan dan
pengelompokan partai politik, pemilihan umum serta mengadakan Perpera di
Irian Barat pada 2 Agustus 1969. Kedua, melakukan penataan politik luar negeri
yaitu dengan kembali menjadi anggota PBBserta normalisasi hubungan dengan
beberapa negara.
Pada masa awal Orde Baru pembangunan ekonomi di Indonesia maju
pesat mulai dari pendapatan perkapita, pertanian, pembangunan infrastruktur
dll. Upaya pembangunanekonomi dilaksanakan melalui REPELITA (Rencana
Pembangunan Lima Tahun) yangdimulai pada tanggal 1 April 1969. Namun
pada akhir tahun 1997 Indonesia dilandakrisis ekonomi. Kondisi kian terpuruk
ditambah dengan KKN yang merajalela.
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat saya sajikan membahas dampak positif
kebijakan politik ekonomi masa orde baru. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca sekalian.