SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Rizky Hadi Rahmannia

150110080211

Agroteknologi

                      Tugas Perencanaan dan Pengembangan Wilayah

   1. Metode Concentration Index (CI)
             Model analisis ini mirip dengan model LQ. Tetapi model ini mengacu kepada
      rasio angkatan kerja dengan jumlah penduduk.




      Dimana P adalah jumlah penduduk.
      Contoh 1. (Perhitungan CI ukuran tenaga kerja). Jika diketahui sektor i di wilayah j
      memiliki kesempatan kerja 40.000 orang dengan jumlah penduduk 120.000 orang dengan
      jumlah penduduknya 1.200.000 orang. Perhitungan CI:




             Perbedaan antara model LQ dengan model CI adalah, jika dijumlahkan LQ semua
      sektor dan dibagi dengan jumlah sektor maka hasilnya sama dengan 1. Tetapi tidak
      demikian untuk CI, karena total angkatan kerja jumlahnya tidak sama dengan jumlah
      penduduk. Atau komposisi angkatan kerja dimungkinkan sekali berbeda untuk wilayah
      yang berbeda,
             Disamping nominator dengan ukuran (terminologi) jumlah penduduk juga dapat
      digunakan usia kerja, dan sebagainya. Baik model LQ maupun model CI dapat juga
      diterapkan untuk wilayah kota dengan wilayah referensinya. Hasil-hasil perhitungan dari
      data berurutan tahun (Time Series) akan memberikan makna yang lebih mendalam
      tentang kedua indeks tersebut. Tetapi interpretasinya hanya bisa dilakukan dengan latar
      belakang adanya pengertian kuantitatif tentang situasi perekonomian di daerah dan
      Negara yang bersangkutan (perlu kehati-hatian).
2. Metode Spesialisasi Index (SI)

            Analisis Indeks Spesialisasi (IS) ini merupakan salah satu cara untuk mengukur
   perilaku kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Misalnya bagaimana tenaga kerja atau
   pendapatan regional (PDRB) di suatu wilayah tersebut tersebar.

    1.     Hitung persentase jumlah tenaga kerja atau PDRB dari suatu sektor terhadap
           totalnya untuk suatu wilayah.
    2.     Hitung juga persentase jumlah tenaga kerja atau PDRB dari suatu sektor terhadap
           totalnya untuk wilayah yang lebih atas atau wilayah refersensi.
    3.     Hitung selisih antara persentase yang diperoleh pada tahap ke-1 dengan ke-2,
           kemudian jumlahkan nilai-nilai selisih yang bertanda positip saja, yang selanjutnya
           total nilai tersebut dan dibagi dengan 100 untuk mendapatkan nilai IS.
   Teknik pengukuran indeks spesialisasi

           Sektor                  Z           %        Indonesia       %           Selisih


                                                                               (f) = (c) –
             (a)                  (b)          (c)         (d)         (e)
                                                                               (e)


Tanaman Bahan
Makanan                          2675.69       0.26     47622100        9.15           -8.89


Tanaman Perkebunan                      7.22   0.00     14147800        2.72           -2.72


Peternakan dan Hasil-
hasilnya                         1405.89       0.13      9347100        1.80           -1.66


Kehutanan                               0.00   0.00      7883000        1.51           -1.51


Perikanan                        1208.78       0.12      9040800        1.74           -1.62
Pertambangan dan
Penggalian                         0.00      0.00     45915700        8.82         -8.82


Industri Pengolahan          225657.44      21.59   149775200       28.77          -7.19


Listrik, Gas dan Air
Bersih                        45789.30       4.38      6593700        1.27          3.11


Bangunan                     132838.56      12.71     42024800        8.07          4.63


Perdagangan Besar dan
Eceran                       174779.25      16.72     70786800      13.60           3.12


Hotel dan Restoran            69672.94       6.67     18091000        3.48          3.19


Pengangkutan dan
Komunikasi                   123987.20      11.86     34926300        6.71          5.15


Bank, Non Bank, Sewa         190969.76      18.27     18091000        3.48        14.79


Jasa-Jasa Lainnya             76337.38       7.30     46299400        8.89         -1.59


Total                       1045329.41     100.00   520544700      100.00         34.00




               selisih( )    34
         IS                       0.34
                100         100


   Analisis : IS sebesar 0.34 menandakan tingkat spesialisasi sektoral di Kabupaten Z
   sangat rendah, ini berarti konsentrasi sektor ekonomi tersebar cukup merata dalam
   perekonomian wilayah, dimana ada 6 sektor produksi yang menjadi konsentrasi
   pertumbuhan yakni (1) listrik, gas dan air bersih, (2) bangunan, (3) perdagangan besar
dan eceran, (4) hotel dan restoran, (5) pengangkutan dan komunikasi, dan (6) bank, non
   bank, sewa. Sedangkan sektor ekonomi lain merupakan sektor-sektor under konsentrasi
   seperti pertanian dan industri.

3. Metode Shift - Share
           Analisis shift-share digunakan untuk menganalisis dan mengetahui pergeseran
   dan peranan perekonomian di daerah. Metode itu dipakai untuk mengamati struktur
   daerah, yang dibandingkan dengan sektor yang sama pada tingkat daerah yang lebih
   tinggi atau nasional.
           Analisis tersebut dapat digunakan untuk mengkaji pergeseran struktur
   perekonomian daerah dalam kaitannya dengan peningkatan perekonomian daerah yang
   lebih tinggi. Perekonomian daerah yang didominasi oleh sektor yang lamban
   pertumbuhannya akan tumbuh dibawah tingkat pertumbuhan perekonomian daerah
   diatasnya.
           Data yang biasa digunakan untuk analisis shift-share adalah pendapatan per kapita
   (Y/P), PDRB (Y) atau Tenaga Kerja (e) dengan tahun pengamatan pada rentang waktu
   tertentu, misalnya 1997-2002.
           Pertumbuhan ekonomi dan pergeseran struktural suatu perekonomian daerah
   ditentukan oleh tiga komponen:
      I.   Provincial share (Sp), yang digunakan untuk mengetahui pertumbuhan atau
           pergeseran struktur perekonomian suatu daerah (kabupaten/kota) dengan melihat
           nilai PDRB daerah pengamatan pada periode awal yang dipengaruhi oleh
           pergeseran pertumbuhan perekonomian daerah yang lebih tinggi (provinsi). Hasil
           perhitungan tersebut akan menggambarkan peranan wilayah provinsi yang
           mempengaruhi pertumbuhan perekonomian daerah kabupaten. Jika pertumbuhan
           kabupaten sama dengan pertumbuhan provinsi maka peranannya terhadap
           provinsi tetap.
     II.   Proportional (Industry-Mix) Shift adalah pertumbuhan Nilai Tambah Bruto suatu
           sektor/dibandingkan total sektor di tingkat provinsi.
    III.   Differential Shift (Sd), adalah perbedaan antara pertumbuhan ekonomi daerah
           (kabupaten) dan nilai tambah bruto sektor yang sama di tingkat provinsi. Suatu
daerah dapat saja memiliki keunggulan dibandingkan daerah lainnya karena
       lingkungan dapat mendorong sektor tertentu untuk tumbuh lebih cepat.

       Menurut Glasson (1977), kedua komponen shift−yaitu Sp dan Sd− memisahkan
unsur-unsur pertumbuhan regional yang bersifat eksternal dan internal: Sp merupakan
akibat pengaruh unsur-unsur eksternal yang bekerja secara nasional (provinsi), sedangkan
Sd adalah akibat dari pengaruh faktor-faktor yang bekerja di dalam daerah yang
bersangkutan (Paul Sitohang, 1977).

       Apabila Sd dan Sp positif maka sektor yang bersangkutan dalam perekonomian
daerah menempati posisi yang baik untuk daerah yang bersangkutan. Sebaliknya, bila
nilainya negative maka perekonomian daerah sektor tersebut masih dapat diperbaiki,
antara lain dengan membandingkannya terhadap struktur perekonomian provinsi (Harry
W. Richardson, 1978: 202)
       Sektor-sektor yang memiliki differential shift (Sd) positif memiliki keunggulan
komparatif terhadap sektor yang sama di daerah lain. Selain itu, sektor-sektor yang
memiliki Sd positif berarti bahwa sektor tersebut terkonsentrasi di daerah dan
mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan daerah lainnya. Apabila
Sd negative maka tingkat pertumbuhan sektor tersebut relative lamban.
Keunggulan shift-share, antara lain:
       Memberikan gambaran mengenai perubahan struktur ekonomi yang terjadi, walau
       analisis shift-share tergolong sederhana,
       Memungkinkan seorang pemula mempelajari struktur perekonomian dengan
       cepat,
       Memberikan gambaran pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktur dengan
       cukup akurat.
Kelemahan analisis shift-share, antara lain:
    Hanya dapat digunakan untuk analisis ex-post,
    Masalah benchmark berkenaan dengan homothetic charge, apakah t atau (t+1)
       tidak dapat dijelaskan dengan baik,
    Ada data periode waktu tertentu di tengah tahun pengamatan yang tidak
       terungkap,
 Analisis ini sangat berbahaya sebagai alat peramalan, mengingat bahwa regional
               shift tidak konstan dari suatu periode ke periode lainnya,
             Tidak dapat dipakai untuk melihat keterkaitan antarsektor,
             Tidak ada keterkaitan antardaerah.

Referensi

Yundy Hafizrianda. Metode Kuantitatif Dalam Perencanaan Pembangunan Wilayah. Online;
http://www.mie.unja.ac.id/pustaka/tekren.ppt (diakses 14 November 2011).

Dr. M. Syurya Hidayat, S.E., M.E. Ekonomi Regional. Online;
http://www.mie.unja.ac.id/pustaka/ekoregional.ppt (diakses 14 November 2011).

Ghalib, Rusli. 2005. EKONOMI REGIONAL. Diakses dari
       http://www.scribd.com/doc/58443826/121/Analisis-Indeks-Konsentrasi pada tanggal
       14 November 2011

More Related Content

Similar to Rizky hadi rahmannia perwil

Kajian terhadap Ekonomi Daerah Kabupaten Pakpak Bharat, 2000-2004
Kajian terhadap Ekonomi Daerah Kabupaten Pakpak Bharat, 2000-2004Kajian terhadap Ekonomi Daerah Kabupaten Pakpak Bharat, 2000-2004
Kajian terhadap Ekonomi Daerah Kabupaten Pakpak Bharat, 2000-2004
Ar Tinambunan
 
Ekonomi wilayah
Ekonomi wilayahEkonomi wilayah
Ekonomi wilayah
Ary Ajo
 

Similar to Rizky hadi rahmannia perwil (20)

Analisis potensi Ekonomi Regional
Analisis potensi Ekonomi RegionalAnalisis potensi Ekonomi Regional
Analisis potensi Ekonomi Regional
 
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riauAnalisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
 
Shift Share.pptx
Shift Share.pptxShift Share.pptx
Shift Share.pptx
 
Kontribusi Sektor Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja ...
Kontribusi Sektor Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja ...Kontribusi Sektor Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja ...
Kontribusi Sektor Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja ...
 
PPT Analisis Ekonomi Regional.pptx
PPT Analisis Ekonomi Regional.pptxPPT Analisis Ekonomi Regional.pptx
PPT Analisis Ekonomi Regional.pptx
 
PPT Analisis Ekonomi Regional.pptx
PPT Analisis Ekonomi Regional.pptxPPT Analisis Ekonomi Regional.pptx
PPT Analisis Ekonomi Regional.pptx
 
Saila rahmah
Saila rahmah Saila rahmah
Saila rahmah
 
Lq share, lqshift, lqtrend
Lq share, lqshift, lqtrendLq share, lqshift, lqtrend
Lq share, lqshift, lqtrend
 
Kajian terhadap Ekonomi Daerah Kabupaten Pakpak Bharat, 2000-2004
Kajian terhadap Ekonomi Daerah Kabupaten Pakpak Bharat, 2000-2004Kajian terhadap Ekonomi Daerah Kabupaten Pakpak Bharat, 2000-2004
Kajian terhadap Ekonomi Daerah Kabupaten Pakpak Bharat, 2000-2004
 
Kajian Dinamika Kinerja Ekonomi Kota Solok
Kajian Dinamika Kinerja Ekonomi Kota SolokKajian Dinamika Kinerja Ekonomi Kota Solok
Kajian Dinamika Kinerja Ekonomi Kota Solok
 
Ekonomi wilayah
Ekonomi wilayahEkonomi wilayah
Ekonomi wilayah
 
Renstra.docx
Renstra.docxRenstra.docx
Renstra.docx
 
Model analisis simultan, nanik istianingsih
Model analisis simultan, nanik istianingsihModel analisis simultan, nanik istianingsih
Model analisis simultan, nanik istianingsih
 
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...
 
Kelompok 1 kelas e analisis pdrb kota bandarlampung
Kelompok 1 kelas e   analisis pdrb kota bandarlampungKelompok 1 kelas e   analisis pdrb kota bandarlampung
Kelompok 1 kelas e analisis pdrb kota bandarlampung
 
From Potentials and Problems to Actions and Plans (Simulation Studies of Regi...
From Potentials and Problems to Actions and Plans (Simulation Studies of Regi...From Potentials and Problems to Actions and Plans (Simulation Studies of Regi...
From Potentials and Problems to Actions and Plans (Simulation Studies of Regi...
 
Laporan Akhir EKPD 2009 Aceh - UNSYIAH
Laporan Akhir EKPD 2009 Aceh - UNSYIAHLaporan Akhir EKPD 2009 Aceh - UNSYIAH
Laporan Akhir EKPD 2009 Aceh - UNSYIAH
 
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegaraTubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
 
PERKEMBANGAN SEKTOR KONTRUKSI TERHADAP PEREKONOMIAN DI JAWA TIMUR
PERKEMBANGAN SEKTOR KONTRUKSI TERHADAP PEREKONOMIAN DI JAWA TIMURPERKEMBANGAN SEKTOR KONTRUKSI TERHADAP PEREKONOMIAN DI JAWA TIMUR
PERKEMBANGAN SEKTOR KONTRUKSI TERHADAP PEREKONOMIAN DI JAWA TIMUR
 
Tubes Pengek Smt 2
Tubes Pengek Smt 2Tubes Pengek Smt 2
Tubes Pengek Smt 2
 

More from rizky hadi

Pengamatan kualitas tanah dari aspek biologis
Pengamatan kualitas tanah dari aspek biologisPengamatan kualitas tanah dari aspek biologis
Pengamatan kualitas tanah dari aspek biologis
rizky hadi
 
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
rizky hadi
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
rizky hadi
 
Profil desa.cileles
Profil desa.cilelesProfil desa.cileles
Profil desa.cileles
rizky hadi
 
Rizky hadi rahmannia
Rizky hadi rahmanniaRizky hadi rahmannia
Rizky hadi rahmannia
rizky hadi
 
Tugas individu perwil
Tugas individu perwilTugas individu perwil
Tugas individu perwil
rizky hadi
 
Pertanian pd lahan lebak (3)
Pertanian pd lahan lebak (3)Pertanian pd lahan lebak (3)
Pertanian pd lahan lebak (3)
rizky hadi
 
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor dasPeran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
rizky hadi
 
Pengamatan kualitas tanah dari aspek biologis
Pengamatan kualitas tanah dari aspek biologisPengamatan kualitas tanah dari aspek biologis
Pengamatan kualitas tanah dari aspek biologis
rizky hadi
 
Pengamatan kualitas dengan standar bulog
Pengamatan kualitas dengan standar bulogPengamatan kualitas dengan standar bulog
Pengamatan kualitas dengan standar bulog
rizky hadi
 
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
rizky hadi
 
Bahan poster jagung(2)
Bahan poster jagung(2)Bahan poster jagung(2)
Bahan poster jagung(2)
rizky hadi
 
Dalam pembangunan tempat penyimpanan hasil panen terdapat beberapa syarat ata...
Dalam pembangunan tempat penyimpanan hasil panen terdapat beberapa syarat ata...Dalam pembangunan tempat penyimpanan hasil panen terdapat beberapa syarat ata...
Dalam pembangunan tempat penyimpanan hasil panen terdapat beberapa syarat ata...
rizky hadi
 
Tgs mklh pbl residu pestisida
Tgs mklh pbl residu pestisidaTgs mklh pbl residu pestisida
Tgs mklh pbl residu pestisida
rizky hadi
 
Pengaruh aplikasi cendawan mikoriza arbuskular
Pengaruh aplikasi cendawan mikoriza arbuskularPengaruh aplikasi cendawan mikoriza arbuskular
Pengaruh aplikasi cendawan mikoriza arbuskular
rizky hadi
 

More from rizky hadi (20)

Pengamatan kualitas tanah dari aspek biologis
Pengamatan kualitas tanah dari aspek biologisPengamatan kualitas tanah dari aspek biologis
Pengamatan kualitas tanah dari aspek biologis
 
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Profil desa.cileles
Profil desa.cilelesProfil desa.cileles
Profil desa.cileles
 
Rizky hadi rahmannia
Rizky hadi rahmanniaRizky hadi rahmannia
Rizky hadi rahmannia
 
Pisaaang
PisaaangPisaaang
Pisaaang
 
Agroforestri
AgroforestriAgroforestri
Agroforestri
 
Tugas individu perwil
Tugas individu perwilTugas individu perwil
Tugas individu perwil
 
Pertanian pd lahan lebak (3)
Pertanian pd lahan lebak (3)Pertanian pd lahan lebak (3)
Pertanian pd lahan lebak (3)
 
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor dasPeran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
 
Pengamatan kualitas tanah dari aspek biologis
Pengamatan kualitas tanah dari aspek biologisPengamatan kualitas tanah dari aspek biologis
Pengamatan kualitas tanah dari aspek biologis
 
Pengamatan kualitas dengan standar bulog
Pengamatan kualitas dengan standar bulogPengamatan kualitas dengan standar bulog
Pengamatan kualitas dengan standar bulog
 
Pasca
PascaPasca
Pasca
 
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
 
Benih tugas
Benih tugasBenih tugas
Benih tugas
 
Bahan poster jagung(2)
Bahan poster jagung(2)Bahan poster jagung(2)
Bahan poster jagung(2)
 
Dalam pembangunan tempat penyimpanan hasil panen terdapat beberapa syarat ata...
Dalam pembangunan tempat penyimpanan hasil panen terdapat beberapa syarat ata...Dalam pembangunan tempat penyimpanan hasil panen terdapat beberapa syarat ata...
Dalam pembangunan tempat penyimpanan hasil panen terdapat beberapa syarat ata...
 
Praktikum paspan mentimun
Praktikum paspan mentimunPraktikum paspan mentimun
Praktikum paspan mentimun
 
Tgs mklh pbl residu pestisida
Tgs mklh pbl residu pestisidaTgs mklh pbl residu pestisida
Tgs mklh pbl residu pestisida
 
Pengaruh aplikasi cendawan mikoriza arbuskular
Pengaruh aplikasi cendawan mikoriza arbuskularPengaruh aplikasi cendawan mikoriza arbuskular
Pengaruh aplikasi cendawan mikoriza arbuskular
 

Rizky hadi rahmannia perwil

  • 1. Rizky Hadi Rahmannia 150110080211 Agroteknologi Tugas Perencanaan dan Pengembangan Wilayah 1. Metode Concentration Index (CI) Model analisis ini mirip dengan model LQ. Tetapi model ini mengacu kepada rasio angkatan kerja dengan jumlah penduduk. Dimana P adalah jumlah penduduk. Contoh 1. (Perhitungan CI ukuran tenaga kerja). Jika diketahui sektor i di wilayah j memiliki kesempatan kerja 40.000 orang dengan jumlah penduduk 120.000 orang dengan jumlah penduduknya 1.200.000 orang. Perhitungan CI: Perbedaan antara model LQ dengan model CI adalah, jika dijumlahkan LQ semua sektor dan dibagi dengan jumlah sektor maka hasilnya sama dengan 1. Tetapi tidak demikian untuk CI, karena total angkatan kerja jumlahnya tidak sama dengan jumlah penduduk. Atau komposisi angkatan kerja dimungkinkan sekali berbeda untuk wilayah yang berbeda, Disamping nominator dengan ukuran (terminologi) jumlah penduduk juga dapat digunakan usia kerja, dan sebagainya. Baik model LQ maupun model CI dapat juga diterapkan untuk wilayah kota dengan wilayah referensinya. Hasil-hasil perhitungan dari data berurutan tahun (Time Series) akan memberikan makna yang lebih mendalam tentang kedua indeks tersebut. Tetapi interpretasinya hanya bisa dilakukan dengan latar belakang adanya pengertian kuantitatif tentang situasi perekonomian di daerah dan Negara yang bersangkutan (perlu kehati-hatian).
  • 2. 2. Metode Spesialisasi Index (SI) Analisis Indeks Spesialisasi (IS) ini merupakan salah satu cara untuk mengukur perilaku kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Misalnya bagaimana tenaga kerja atau pendapatan regional (PDRB) di suatu wilayah tersebut tersebar. 1. Hitung persentase jumlah tenaga kerja atau PDRB dari suatu sektor terhadap totalnya untuk suatu wilayah. 2. Hitung juga persentase jumlah tenaga kerja atau PDRB dari suatu sektor terhadap totalnya untuk wilayah yang lebih atas atau wilayah refersensi. 3. Hitung selisih antara persentase yang diperoleh pada tahap ke-1 dengan ke-2, kemudian jumlahkan nilai-nilai selisih yang bertanda positip saja, yang selanjutnya total nilai tersebut dan dibagi dengan 100 untuk mendapatkan nilai IS. Teknik pengukuran indeks spesialisasi Sektor Z % Indonesia % Selisih (f) = (c) – (a) (b) (c) (d) (e) (e) Tanaman Bahan Makanan 2675.69 0.26 47622100 9.15 -8.89 Tanaman Perkebunan 7.22 0.00 14147800 2.72 -2.72 Peternakan dan Hasil- hasilnya 1405.89 0.13 9347100 1.80 -1.66 Kehutanan 0.00 0.00 7883000 1.51 -1.51 Perikanan 1208.78 0.12 9040800 1.74 -1.62
  • 3. Pertambangan dan Penggalian 0.00 0.00 45915700 8.82 -8.82 Industri Pengolahan 225657.44 21.59 149775200 28.77 -7.19 Listrik, Gas dan Air Bersih 45789.30 4.38 6593700 1.27 3.11 Bangunan 132838.56 12.71 42024800 8.07 4.63 Perdagangan Besar dan Eceran 174779.25 16.72 70786800 13.60 3.12 Hotel dan Restoran 69672.94 6.67 18091000 3.48 3.19 Pengangkutan dan Komunikasi 123987.20 11.86 34926300 6.71 5.15 Bank, Non Bank, Sewa 190969.76 18.27 18091000 3.48 14.79 Jasa-Jasa Lainnya 76337.38 7.30 46299400 8.89 -1.59 Total 1045329.41 100.00 520544700 100.00 34.00 selisih( ) 34 IS 0.34 100 100 Analisis : IS sebesar 0.34 menandakan tingkat spesialisasi sektoral di Kabupaten Z sangat rendah, ini berarti konsentrasi sektor ekonomi tersebar cukup merata dalam perekonomian wilayah, dimana ada 6 sektor produksi yang menjadi konsentrasi pertumbuhan yakni (1) listrik, gas dan air bersih, (2) bangunan, (3) perdagangan besar
  • 4. dan eceran, (4) hotel dan restoran, (5) pengangkutan dan komunikasi, dan (6) bank, non bank, sewa. Sedangkan sektor ekonomi lain merupakan sektor-sektor under konsentrasi seperti pertanian dan industri. 3. Metode Shift - Share Analisis shift-share digunakan untuk menganalisis dan mengetahui pergeseran dan peranan perekonomian di daerah. Metode itu dipakai untuk mengamati struktur daerah, yang dibandingkan dengan sektor yang sama pada tingkat daerah yang lebih tinggi atau nasional. Analisis tersebut dapat digunakan untuk mengkaji pergeseran struktur perekonomian daerah dalam kaitannya dengan peningkatan perekonomian daerah yang lebih tinggi. Perekonomian daerah yang didominasi oleh sektor yang lamban pertumbuhannya akan tumbuh dibawah tingkat pertumbuhan perekonomian daerah diatasnya. Data yang biasa digunakan untuk analisis shift-share adalah pendapatan per kapita (Y/P), PDRB (Y) atau Tenaga Kerja (e) dengan tahun pengamatan pada rentang waktu tertentu, misalnya 1997-2002. Pertumbuhan ekonomi dan pergeseran struktural suatu perekonomian daerah ditentukan oleh tiga komponen: I. Provincial share (Sp), yang digunakan untuk mengetahui pertumbuhan atau pergeseran struktur perekonomian suatu daerah (kabupaten/kota) dengan melihat nilai PDRB daerah pengamatan pada periode awal yang dipengaruhi oleh pergeseran pertumbuhan perekonomian daerah yang lebih tinggi (provinsi). Hasil perhitungan tersebut akan menggambarkan peranan wilayah provinsi yang mempengaruhi pertumbuhan perekonomian daerah kabupaten. Jika pertumbuhan kabupaten sama dengan pertumbuhan provinsi maka peranannya terhadap provinsi tetap. II. Proportional (Industry-Mix) Shift adalah pertumbuhan Nilai Tambah Bruto suatu sektor/dibandingkan total sektor di tingkat provinsi. III. Differential Shift (Sd), adalah perbedaan antara pertumbuhan ekonomi daerah (kabupaten) dan nilai tambah bruto sektor yang sama di tingkat provinsi. Suatu
  • 5. daerah dapat saja memiliki keunggulan dibandingkan daerah lainnya karena lingkungan dapat mendorong sektor tertentu untuk tumbuh lebih cepat. Menurut Glasson (1977), kedua komponen shift−yaitu Sp dan Sd− memisahkan unsur-unsur pertumbuhan regional yang bersifat eksternal dan internal: Sp merupakan akibat pengaruh unsur-unsur eksternal yang bekerja secara nasional (provinsi), sedangkan Sd adalah akibat dari pengaruh faktor-faktor yang bekerja di dalam daerah yang bersangkutan (Paul Sitohang, 1977). Apabila Sd dan Sp positif maka sektor yang bersangkutan dalam perekonomian daerah menempati posisi yang baik untuk daerah yang bersangkutan. Sebaliknya, bila nilainya negative maka perekonomian daerah sektor tersebut masih dapat diperbaiki, antara lain dengan membandingkannya terhadap struktur perekonomian provinsi (Harry W. Richardson, 1978: 202) Sektor-sektor yang memiliki differential shift (Sd) positif memiliki keunggulan komparatif terhadap sektor yang sama di daerah lain. Selain itu, sektor-sektor yang memiliki Sd positif berarti bahwa sektor tersebut terkonsentrasi di daerah dan mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan daerah lainnya. Apabila Sd negative maka tingkat pertumbuhan sektor tersebut relative lamban. Keunggulan shift-share, antara lain: Memberikan gambaran mengenai perubahan struktur ekonomi yang terjadi, walau analisis shift-share tergolong sederhana, Memungkinkan seorang pemula mempelajari struktur perekonomian dengan cepat, Memberikan gambaran pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktur dengan cukup akurat. Kelemahan analisis shift-share, antara lain:  Hanya dapat digunakan untuk analisis ex-post,  Masalah benchmark berkenaan dengan homothetic charge, apakah t atau (t+1) tidak dapat dijelaskan dengan baik,  Ada data periode waktu tertentu di tengah tahun pengamatan yang tidak terungkap,
  • 6.  Analisis ini sangat berbahaya sebagai alat peramalan, mengingat bahwa regional shift tidak konstan dari suatu periode ke periode lainnya,  Tidak dapat dipakai untuk melihat keterkaitan antarsektor,  Tidak ada keterkaitan antardaerah. Referensi Yundy Hafizrianda. Metode Kuantitatif Dalam Perencanaan Pembangunan Wilayah. Online; http://www.mie.unja.ac.id/pustaka/tekren.ppt (diakses 14 November 2011). Dr. M. Syurya Hidayat, S.E., M.E. Ekonomi Regional. Online; http://www.mie.unja.ac.id/pustaka/ekoregional.ppt (diakses 14 November 2011). Ghalib, Rusli. 2005. EKONOMI REGIONAL. Diakses dari http://www.scribd.com/doc/58443826/121/Analisis-Indeks-Konsentrasi pada tanggal 14 November 2011