Guru perlu menguasai materi pelajaran, mengontrol kelas, dan menggunakan berbagai strategi seperti membuat rencana pembelajaran, melibatkan ketua kelas, mengawali pelajaran dengan permainan atau berita, mempersiapkan media pembelajaran, menyisipkan permainan di tengah pelajaran, memberi poin kepada siswa, serta menegakkan disiplin secara konsisten.
1. Seorang guru hendaknya tidak hanya menguasai materi kompetensi yang dikuasainya saja,
melainkan juga harus menguasai kelas sekaligus mahir dalam melakukan kontrol kelas. Berikut
adalah tujuh strategi yang bisa digunakan oleh seorang guru untuk menguasai dan mengontrol kelas.
Pertama: jangan lupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Sebagian dari kita, para guru, biasanya merasa enggan untuk membuat RPP. Kalaupun kita
membuatnya, niatnya pun terkadang hanya untuk persiapan jika ada pengawas atau kepala sekolah
mengadakan pengecekan perangkat mengajar. Kesalahan niat inilah yang akhirnya berakibat pada
keteledoran dalam pengajaran. Oleh karena itu, buatlah RPP untuk diri Anda sendiri!
Kedua: ketua kelas menyiapkan kelas di awal dan di akhir pelajaran.
Satu hal lagi yang tidak kalah penting mengenai kontrol kelas adalah pembiasaan peserta didik untuk
membuat pelaporan baik sebelum pelajaran dimulai atau pun sesudah pelajaran berlangsung.
Laporan ini juga memudahkan guru untuk melakukan kontrol kelas. Berikut contoh pelaporannya.
Ketua kelas melapor. “Lapor, peserta didik kelas … berjumlah … lengkap siap mengikuti pelajaran
….”
Atau bila tidak lengkap. “Lapor, peserta didik kelas … berjumlah … tidak masuk … keterangan …
siap mengikuti pelajaran….”
Ketiga: mengawali pelajaran dengan informasi aktual/permainan.
Saat Anda memasuki kelas jangan memulai pelajaran terlebih dahulu. Sebab, bisa jadi siswa Anda
sedang merasa masih capek dengan pelajaran sebelumnya atau cuaca sedang membuat mereka
gerah. Hal yang harus Anda lakukan adalah dengan membacakan berita terbaru, cerita lucu, buku
terbaru, film, atau tebakan-tebakan sederhana. Kegiatan ini bisa Anda lakukan selama lima sampai
dengan 10 menit. Saat mereka sudah merasa terhibur, baru mulailah pelajaran.
Keempat: Media Pembelajaran.
Setelah Anda membuat RPP, tentunya Anda bisa memperkirakan kebutuhan media yang hendak
Anda gunakan. Media yang sudah Anda dapatkan selanjutnya diurutkan sesuai dengan kronologi
pembelajaran. Kita sekarang sudah memasuki era multimedia. Jadi, tidak ada alasan lagi untuk tidak
mengikuti perkembangan informasi dan teknologi. Walaupun demikian, bukan berarti kita harus
memaksakan keadaan sekolah kita untuk memasang internet atau pengadaan laptop. Media
pembelajaran bisa berupa apa saja. Misalnya berupa buku, kliping, artikel internet, dan sebagainya.
Kelima: perlunya permainan.
Anda tentunya bisa merasakan situasi di mana siswa Anda merasa tidak nyaman di kelas. Tanda-
tandanya antara lain malas, mengantuk, berbicara dengan temannya, atau membuat gaduh. Pada
saat inilah Anda harus menghentikan pembelajaran dan mencoba membuat penyegaran kelas.
Beberapa contoh permainan yang bisa Anda lakukan adalah membacakan anekdot (bisa Anda
temukan di www.ketawa.com), instruksikan kepada mereka untuk membetulkan rumus XI + I = X atau
menyuruh mereka menebak kode rahasia berikut: >I7VqJ3+ $w$ V>vq 063q 6uVJo vpv.
Jawabannya adalah dengan membalik kertas ini. Anda harus banyak membaca untuk mengumpulkan
permainan-permainan semacam ini.
Keenam: memberi siswa poin.
Poin menjadi semangat anak-anak untuk aktif. Poin merupakan salah satu bentuk rewards.
Ketujuh: perlu ketegasan terhadap peserta didik yang bermasalah.
Disiplin tidak harus keras. Disiplin adalah bagaimana seorang guru menegakkan aturan secara
konsisten. Apabila terdapat satu peserta didik yang bermasalah tetapi tidak segera ditindak, maka ia
akan menjadi seperti ulat dalam apel: merusak bagian-bagian baik yang lainnya.
Itulah ketujuh strategi yang bisa Anda coba di kelas. Selamat mengajar.