2. KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
Untuk Usia Dini (U5-U12), Usia Muda (U13-U20) & Senior
Copyright @2012 by Timo Scheunemann
Penyusun : Timo Scheunemann
Penulis : Timo Scheunemann
Claudio Reyna
DR. Javier Perez
DR. Paul Gunadi
Tim Revisi : Bert Pentury, Emral Abus, Indra Syafri
Penerjemah : Gheeto TW dan Timo Scheunemann
Lay out : Gheeto TW, Timo Scheunemann, Kasmawati
Penyunting : Kasmawati
Tata Letak : Kasmawati
Desain Sampul : Gheeto TW
Foto : Koleksi Pribadi Matias Ibo
3. UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama dan terutama Puji Syukur kepada Tuhan; sumber kekuatan dan kemampuanku.
Beribu ucapan terima kasih saya tujukan kepada banyak pihak yang ikut andil secara
langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan Kurikulum Sepak bola Indonesia ini.
Bp. Djohar Arifin selaku Ketua PSSI, Bp. Bob Hippy selaku Exco Pembinaan Usia Muda PSSI
dan Bp. Arifin Panigoro atas dukungannya.
Tom Byer dan Claudio Reyna yang sudah menjembatani perijinan penggunaan sebagian dari
US Soccer Curriculum.
Bert Pentury, Emral Abus, Indra Syafri dan Wim Rijsbergen untuk masukan-masukannya.
DR. Perez, DR. Paul Gunadi, Matias Ibo dan Heru Sugiri untuk sumbangan materinya.
Gheeto TW dan Kasmawati Wicaksono yang peran dan bantuannya sangat saya hargai.
Isteri saya tercinta Devi dan orang tua serta kakak saya Sven, Rainer, Ralph dan Silke atas
dukungan morilnya selama ini.
Asisten pelatih saya yang setia Heri serta sahabat James, Rino, Nehemia Wagiyono, dan Paul
Richardson.
Mentor saya Martin Hagele serta Markus Weidner, Bernd Stroeber, Horst Hrubesch, Inggo
Weniger, Stefen Freund dan Ralf Peter dari DFB.
Semua pelatih yang pernah melatih dan semua pemain yang turut andil dalam
perkembangan saya sebagai pemain dan pelatih sepak bola.
Terima kasih.
In Loving Memory : Puji Purnawan (Mantan Punggawa Pra-Olimpiade 1992).
Untuk Bangsaku demi berkumandangnya “Indonesia Raya”
di pentas Piala Dunia.
4.
5. Sambutan Exco Usia Muda
Pembinaan sepakbola usia muda Indonesia tengah menjadi perhatian yang serius dan terus menerus
ditekuni PSSI untuk mempersiapkan sebuah desain timnas masa depan Indonesia .
Fondasi untuk membentuk timnas senior yang tangguh sudah jelas harus dimulai dengan
mempersiapkan pemain sejak usia muda. Maka pola pembinaan pemain usia muda yang seharusnya
menjadi tanggung jawab klub telah beralih menjadi “peluang “ dengan hadirnya Akademi Sepakbola
Nusantara di Indonesia .
Kehadiran Akademi Nusantara yang dibangun oleh PSSI dengan kepemimpinan pembaharuan telah
mendapatkan porsi yang layak . Ini dibuktikan dengan adanya kompetisi usia muda dan lahirnya
kurikulum untuk pelatihan bagi pemain usia muda .
Visi dari kurikulum pembinaan usia muda ini juga sekaligus menjadi fondasi dasar untuk pembinaan
pelatih dalam melatih pemain usia muda .
Target kurikulum sepakbola ini adalah, untuk memberikan panduan bagi para pelatih. Maka
diharapkan, akan hadir pemain berbakat dan tangguh di Indonesia di masa depan.
Terima kasih .
Jakarta , 1 April 2012
Bob Hippy
Ketua Komite Pengembangan Sepak Bola Usia Muda
6. Pendahuluan
Xavi, gelandang FC Barcelona, saat ditanya soal kehebatan FC Barcelona menjawab demikian,
“Di La Masia (akademi FC Barcelona) kami tidak ditempa untuk menang namun untuk berkembang.”
Salah satu kelemahan yang paling mendasar dalam pembinaan “grass root” (U5-U12) dan usia muda
(U13-U20) di Indonesia adalah fokus SSB yang salah; fokus SSB lebih ke arah menggapai kemenangan
daripada membina pemain hingga bisa mencapai potensi maksimalnya.
SSB sibuk menggapai prestasi sebagai klub hingga lupa bahwa prestasi sebenarnya adalah
pembentukan pemain secara menyeluruh; teknik (bagaimana melakukan sesuatu), taktik (pengertian
permainan atau pengertian akan mengapa melakukan sesuatu), fisik dan mental (menempa karakter
yang positif dan kuat yang begitu penting artinya baik untuk kehidupan sang pemain secara
keseluruhan maupun untuk perkembangannya sebagai pemain bola).
Sudah saatnya kita bersama menyatukan tekad memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Bukan
untuk kita pribadi atau SSB kita masing-masing namun untuk Indonesia. Mari kita berlomba
menelurkan pemain-pemain yang berbakat dan berkarakter demi kemajuan sepak bola Indonesia.
Kurikulum ini adalah bagian dari langkah-langkah konkret yang dilakukan oleh Badan Usia Muda
PSSI. Dengan adanya kurikulum ini harapan kami program latihan di semua SSB di seluruh Indonesia
menjadi; (1) lebih berkualitas , (2) lebih “age specific” atau tepat usia, (3) lebih terarah secara baku
atau dengan kata lain memiliki standar yang sama.
Segala kekurangan yang ada mohon dimaaafkan. Semoga pada edisi kedua berikutnya dapat lebih
mendekati sempurna.
Untuk memahami dan melaksanakan pedoman ini diperlukan kesungguhan dan usaha yang
maksimal dari anda. Dibutuhkan kemauan untuk belajar serta totalitas dalam melaksanakan profesi
anda sebagai seorang pelatih. Entah dibayar atau bekerja secara suka rela, seorang pelatih harus
mengerti bahwa perannya begitu penting di dalam menempa generasi penerus bangsa. Berangkat
dari pemahaman ini diharapkan anda sebagai seorang pelatih menganggap serius peran anda dan
karenanya berusaha untuk terus belajar, mempersiapkan latihan secara maksimal dan berinteraksi
dengan pemain dengan penuh rasa tanggung jawab.
Tetap semangat, jangan putus asa! Bersama kita bisa meraih keajaiban yang kita idam-idamkan
bersama; mendengar “Indonesia Raya” berkumandang di pentas Piala Dunia!
Semoga Tuhan memberkati usaha kita bersama.
Salam,
Timo Scheunemann
Direktur Pembinaan Usia Muda PSSI
7. Daftar Isi
Ucapan Terima kasih ………………......................................................................................... ii
Sambutan Ketua Umum PSSI ............................................................................................... iii
Sambutan Ketua Komite Pengembangan Sepak Bola Usia Muda…………………………………….. iv
Pendahuluan Direktur Pembinan Usia Muda ………………………………………………………………….. v
Daftar Isi .................................................................................................................. ........... vi
Keterangan Tanda Gambar: ................................................................................................ ix
Bab I Prinsip Bermain ................................................................................................. 1
A. Gaya Permainan : Garis Besar ....................................................................... 1
B. Gaya Permainan: Spesifikasi ......................................................................... 2
C. Prinsip Bermain bagi Pelatih, Pemain, dan Tim .............................................. 4
Bab II Konsep Melatih .................................................................................................. 6
A. Fondasi Program Pembinaan yang Berkualitas .............................................. 6
1. Fasilitas/Faktor Pendukung .................................................................... 7
2. Faktor Pembina (Pelatih) ........................................................................ 8
3. Program Pembinaan Rutin ..................................................................... 9
B. Falsafah Program Pembinaan ....................................................................... 10
1. Hubungan Latihan dengan Pertandingan ………………………………………. ……… 10
2. Empat Komponen yang saling melengkapi …………………………………….… …… 10
C. Intisari Materi Kepelatihan ............................................................................ 11
D. Materi Kepelatihan : Istilah Umum ................................................................ 13
E. Materi Kepelatihan : Fisik .............................................................................. 14
1. Hal-hal yang meningkatkan Kemampuan Tubuh ..................................... 14
2. Pemahaman Istilah-istilah Fisik ............................................................... 15
F. Materi Kepelatihan Teknik ............................................................................ 19
1. Pemahaman Istilah-istilah Teknik Menyerang ........................................ 20
2. Pemahaman Istilah-istilah Teknik Bertahan ............................................ 21
G. Materi Kepelatihan Taktik ............................................................................. 22
1. Pemahaman Istilah-istilah Taktik Menyerang ......................................... 23
2. Pemahaman Istilah-istilah Taktik Bertahan ............................................. 33
H. Materi kepelatihan Jiwa Kebersamaan (Psychososial)/Mental ...................... 38
I. Materi Kepelatihan Situasi Standar (Set Piece) dan Formasi .......................... 39
1. Penjabaran Situasi Standar ..................................................................... 40
J. Materi Kepelatihan Penjaga Gawang ............................................................ 46
1. Kualifikasi Penjaga Gawang .................................................................... 47
K. Gaya kepelatihan .......................................................................................... 53
1. Garis Besar Mengenai Kepelatihan & Persiapan Latihan ......................... 53
2. Menciptakan suasana dan sarana berlatih yang kondusif bagi
perkembangan Pemain ........................................................................... 55
3. Meracik Menu Latihan & Organisasi Latihan ........................................... 56
Bab III Kurikulum Sesuai Kelompok Umur ...................................................................... 59
A. Mengatur Perkembangan Pemain Berdasarkan Umur dan Tingkatan ........... 59
8. B. Frekuensi Materi Latihan Sesuai Kelompok Umur .......................................... ... 63
1. Frekuensi Latihan Fisik Sesuai Kelompok Umur .. .......................................... 63
2. Frekuensi Latihan Teknik Sesuai Kelompok Umur ......................................... 64
3. Frekuensi Latihan Taktik Sesuai Kelompok Umur........................................... 65
4. Frekuensi Latihan Jiwa Kebersamaan (Psychososial)/Mental Sesuai
Kelompok Umur.............................................................................................. 66
C. Kurikulum setahun untuk masing-masing kelompok umur................................. 67
D. Struktur Program Latihan Untuk Masing-masing Tingkatan Kelompok Umur..... 81
1. Tingkat Pemula/Fun Phase (U5-U8 Tahun).................................................... 81
1) Struktur Program Latihan ..................................................................... 81
2) Contoh Program Latihan ...................................................................... 82
2. Tingkat Dasar/Foundation Phase (U9-U12 Tahun) ....................................... 84
1) Struktur Program Latihan ..................................................................... 84
2) Contoh Program Latihan ....................................................................... 85
3. Tingkat Menengah/Formative Phase (U13-U14 Tahun) ............................... 88
1) Struktur Program Latihan ..................................................................... 88
2) Contoh Program Latihan ..................................................................... 89
4. Tingkat Mahir/Final Youth (U15-U20 Tahun) ............................................... 91
1) Struktur Program Latihan ..................................................................... 91
2) Contoh Program Latihan ..................................................................... 92
E. Format Latihan Fisik Untuk Dewasa (15 Tahun keatas) ………………………………... 94
F. Format latihan Teknik Untuk Dewasa (15 Tahun keatas) ................................. 96
1. Contoh Latihan Teknik Untuk Dewasa 1 (15 Tahun keatas) ........................ 97
2. Contoh Latihan Teknik Untuk Dewasa 2 (15 Tahun keatas) ........................ 98
G. Format latihan Taktik Untuk Dewasa (15 Tahun keatas) ................................. 101
1. Contoh Latihan Taktik Bertahan ................................................................. 101
2. Contoh Latihan Taktik Menyerang .............................................................. 103
Bab IV Kesalahan-kesalahan yang umum terjadi di Indonesia dalam hal organisasi
latihan, pembuatan program latihan serta eksekusi latihan ................................ 106
Bab V Teori Sepak Bola Modern .......................................................... ........................... 109
A. Prinsip-prinsip Sepak Bola Modern ……………………………………………………………… 109
B. Prinsip-prinsip Dasar Bermain 4-4-2 Dengan Benar ……………………………………. 111
C. Langkah-Langkah Menuju 4-4-2 (sekaligus 4-3-3) ……………………………………... 118
D. Pengertian Taktik 4-3-3 ……………………………………………………………………….…….. 135
1. Pengertian Taktik Lapangan Kecil Sebagai Tahapan Menuju 4-3-3 ……….. 137
1) Formasi 2-2 ………………………….…………………………………………………………… 138
2) Formasi 3-1 ……………………………………………..……………………………………… 140
3) Formasi 3-2 ………………………………………………………………….……………..…… 143
4) Formasi 3-1-2-1 ……………………………………………………………………….……..… 144
Bab VI Teori Melatih Secara Modern .............................................................................. 146
A. Teori Melatih Fisik……………………………………………………………………………………… 146
1. Komponen Latihan Fisik ……...……………………………………………………………… 146
2. Kiat Praktis Meningkatkan Fisik Pemain ……………………………………………. 148
3. Pemahaman Dasar Gizi ……………………………………………………………………… 150
4. Berbagai Cara Mengevaluasi Fisik Secara Obyektif & Praktis …………….. 152
5. Panduan Khusus Penggunaan Gym (Fitness Studio) ………………………….… 157
B. Teori Melatih Teknik …………………………………………………………… ………….… .…… 159
C. Teori Melatih Taktik ………………………………………………………………………….… …… 161
9. D. Teori Melatih Mental …………………………………………………………………………………… 163
1. Pemahaman Dasar ……………………………………………………………………………….. 163
2. Pembinaan Mental Pemain …………………………………………………………………… 164
3. Kiat Praktis Meningkatkan Mental Pemain …………………………………………… 170
Bab VII Berbagai Variasi Latihan Dalam Bentuk Drill dan Permainan Lapangan Kecil……… 173
A. Variasi Latihan Fisik Dalam Bentuk Drill dan Permainan Lapangan Kecil ...….. 173
B. Variasi Latihan Teknik Dalam Bentuk Drill dan Permainan Lapangan Kecil …… 179
C. Variasi Latihan Taktik Dalam Bentuk Drill dan Permainan Lapangan Kecil …… 198
Bab VIII Mencegah dan Merawat Cedera ........................................................................... 199
A. Petunjuk Umum ………………………………………………………………………………..………… 199
B. Penangganan Pada Cedera ……………………………………………………………..…………. 201
C. Sepuluh Hal Praktis Menangkal Flu ……………………………………………………..……… 220
Bab IX Pemahaman Dasar Peraturan Pertandingan (Laws of the Game)........................... 222
Bab X Lampiran ……………………………………………………………………………………………………………. 262
A. Scouting Pemain ………………………………………………………………………………………….. 262
B. Formulir Data Diri Pemain & Panduan Scouting …………………………………………… 266
C. Scouting Tim Lawan …………………………………………………………………………………….. 270
Daftar Pustaka .............................................................................................................. ......... 278
11. 1
BAB I
PRINSIP BERMAIN
A. GAYA PERMAINAN - GARIS BESAR
Elemen kunci untuk pelatih dan pemain
yang membentuk gaya permainan
1. Pertandingan
Gaya penyerangan
Semua tim disarankan untuk menunjukkan gaya bermain yang menyerang yang ditunjukkan
saat menguasai bola dan dengan melakukan pergerakan tanpa bola dengan cepat.
Transisi cepat dan penyelesaian akhir
Mendorong semua kelompok umur untuk mengusahakan kecepatan bermain, menghindari
menggiring bola berlebihan (over dribbling), mengusahakan pergerakan yang terorganisasi
dan pergerakan cepat tanpa bola serta cepat mencari penyelesaian akhir.
Posisi spesifik
Sebuah tim harus memiliki pertahanan yang terorganisasi, menjaga posisi spesifik masing-masing
dalam formasi. Dilain pihak, pemain akan mencari ruang dan melakukan pergerakan
untuk mendukung penyerangan walau harus bergerak jauh dari posisi mereka semula.
2. Formasi
Formasi 4-3-3 dan 4-2-2
Tim di kelompok umur 12 tahun ke atas akan menggunakan formasi 4-3-3, (dengan variasi
4-2-3-1 atau 4-1-2-3 ). Tim di usia lanjutan (U15 ke atas) dapat juga menggunakan formasi
4-4-2. Untuk usia dini/grassroot (U5 - U12) disarankan bermain 4 v 4 dan 7 v 7 sebagai
tahapan menuju pemahaman 4-3-3 yang benar.
12. 4 Bek
Semua formasi yang digunakan oleh tim pada pertandingan 11 v 11 harus terus membuat
4 baris bek. 4 bek menyediakan konsistensi dalam pertahanan dan memberikan ruang bagi
bek luar untuk bergerak maju saat menyerang.
2
B. GAYA PERMAINAN : SPESIFIKASI
Elemen kunci bagi pelatih dan pemain yang
menegaskan gaya permaian
1. Fisik
Speed and Agility (Kecepatan dan ketangkasan)
Kualitas-kualitas ini akan terkandung dalam pertandingan (game) dan permainan yang
menggunakan bola sejak kelompok usia dini/grassroot (U5 - U12).
Endurance (Daya Tahan)
Pemain secara individu dan seluruh tim dilatih untuk mampu melakukan pergerakan dengan
intensitas tinggi. Usia dini/grassroot (U5 - U12) mendapatkan daya tahan hanya melalui
game/permainan dan latihan teknik. Latihan khusus endurance diharamkan.
Ketahanan dan Kekuatan
Pemain yang kuat mengembangkan kecepatan mereka dengan lebih cepat, mampu
menangkal cedera dan lebih kompetitif dalam pertandingan. Usia dini/grassroot (U5 - U12)
tidak perlu berlatih ketahanan dan kekuatan karena belum adanya hormon testosterone.
2. Teknik
Passing dan receiving (mengumpan dan menerima bola)
Passing bola bawah yang dilakukan dengan keras/tegas selagi berhadap-hadapan pada jarak
yang bervariasi serta menerima bola yang bergerak dilakukan di semua kelompok umur.
Shooting (melesatkan tembakan)
Pemain harus menumbuhkan kemampuan untuk shooting dari jarak yang bervariasi. Semua
pemain harus didorong untuk banyak melakukan shooting dari jarak-jarak yang berbeda
selama permainan.
Ball Control and turning (kontrol bola dan berbalik dengan bola)
Pemain harus didorong untuk tetap mengontrol bola dan menggunakan teknik gerakan
memutar yang berbeda guna bergerak menjauh dari pemain bertahan.
13. 3
3. Taktik
Bermain dari belakang
Semua tim harus merasa nyaman bermain bola semenjak dari belakang melewati lapangan
tengah dan dari sana menuju bagian akhir lapangan. Umpan-umpan pendek dari kaki ke
kaki yang sudah menjadi ciri khas sepak bola Indonesia hendaknya dipertahankan dan
diperbaiki kualitasnya.
Possession and Transition (penguasaan bola dan transisi)
Semua tim harus terus menjaga penguasaan bola dengan hanya menggunakan satu/dua
sentuhan saja. Pemain harus didorong untuk mendukung dan bergerak sambil berkreasi
dalam menentukan arah passing. Setelah permainan penguasaan bola berjalan dengan baik
tim harus belajar bagaimana mengumpan bola dari satu sisi lapangan ke sisi lainnya dengan
mulus dan efektif.
Transisi Penyerangan/Pertahanan dan Serangan Balik yang cepat
Ketika penguasaan bola hilang, pemain harus bereaksi cepat dan melakukan tekanan untuk
mendapatkan bola kembali. Ketika bola kembali dikuasai, pemain harus segera mungkin
melakukan serangan balik.
4. Jiwa Kebersamaan (Psychososial)/Mental
Respect and Discipline (respek dan disiplin)
Pemain harus beradaptasi pada aturan di dalam tim dan menghargai rekan satu tim, pelatih,
wasit dan lawan.
Cooperation (Kerjasama)
Setiap pemain menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari tim dalam satu unit, dan harus
bekerjasama dengan rekan satu tim untuk meraih sasaran bersama dalam tiap sesi dan
permainan, sebagaimana untuk seluruh musim kompetisi.
Competitiveness (Menumbuhkan Jiwa Kompetisi)
Pemain yang memiliki jiwa kompetisi (spirit pantang menyerah) harus dihargai karena usaha
dan fokus mereka.
14. 4
C. PRINSIP BERMAIN (PRINSIPLES OF PLAY)
Untuk pelatih, pemain dan tim
1. Pelatih
Permainan penguasaan bola (possession) dan permainan lapangan lebih kecil (small sided
games) dengan lebih sedikit pemain sangat baik untuk menumbuhkan pengertian taktis
sekaligus mengasah kemampuan teknis pemain.
Berlatih dengan lawan dan kompetisi dengan sistim reward and punishment (pemberian
penghargaan dan hukuman) dalam sesi latihan harus dilakukan untuk menumbuhkan jiwa
kompetisi dalam diri pemain.
Permainan yang memiliki intensitas tinggi didasari oleh kecepatan dan ketangkasan. Singkat
tetapi intensif dalam setiap bagian latihan. Beri waktu untuk istirahat lalu pacu kinerja
mereka saat latihan sehingga memaksimalkan hasil latihan.
2. Pemain
Maksimal satu, dua atau tiga sentuhan : Meminimalkan jumlah sentuhan menambah
kecepatan permainan. Bermainlah dengan sederhana : jangan paksakan situasi, terlalu
banyak menggiring bola, sembarangan dengan bola, atau memilih opsi yang sulit.
Tetap menjaga bola di tanah : Bola yang dimainkan mendatar di atas tanah akan lebih
mudah dikontrol dan dapat didistribusikan dengan lebih efektif dan cepat oleh tim.
Akurasi dan kualitas passing : Passing harus keras dan akurat, dengan bobot yang tepat.
Sentuhan pertama : Pastikan sentuhan pertama dilakukan secara terkontrol tanpa
menghentikan bola. Sentuhlah bola menjauh dari tekanan dan arahkan ke daerah yang
bebas.
Pemahaman dan kewaspadaan : Semua pemain, dengan atau tanpa bola harus terus
menerus mengamati lapangan, kawan dan lawan.
Situasi 1 v 1 : Bentuk determinasi pemain untuk secepatnya menguasai bola kembali saat
bertahan dan bermain sederhana saat menyerang dangan cara menyentuh bola ke samping
dengan cepat guna melewati lawan.
Transisi individu : Pemain harus bereaksi dengan cepat ketika penguasaan bola berganti dari
penyerangan ke pertahanan dan sebaliknya.
Shooting : Selalu perhatikan gawang lawan. Semua pemain didorong untuk melesatkan
tembakan.
Mengambil resiko : Sepak bola adalah olah raga yang memungkinkan terjadinya banyak
kesalahan. Kesalahan-kesalahan adalah bagian dari permainan dan proses belajar. Pemain
didorong untuk mengambil resiko dalam sesi latihan guna mengembangkan kecepatan
bermain.
15. 5
3. Tim
Semua pemain bertahan dan semua pemain menyerang : Semua pemain harus terlibat
dalam permainan sebagai satu unit.
Ciptakan situasi menang jumlah : Sepak bola adalah permainan yang mengandalkan jumlah
pemain. Saat menyerang diupayakan untuk menang jumlah sedangkan bertahan untuk
minimal tidak kalah jumlah.
Aliran bola : Bola harus mengalir dari dalam ke luar, dari luar ke dalam sisi permainan. Bola
lebih mudah dikuasai di sisi luar lapangan karena sisi dalam lapangan tekanan lawan lebih
besar (tentu saja hal ini bisa berubah tergantung situasi).
Prinsip segitiga dan pilihan arah passing : Pemain yang menguasai bola harus terus menerus
menerima dukungan dan setidaknya memiliki 2 pilihan untuk melakukan passing. Saat usia
dini/grassroot (U5-U12) ajarkan pemain membentuk ketupat saat menyerang guna
menciptakan 3 opsi mengumpan; ke kiri, ke kanan dan kedepan/belakang.
Kecepatan permainan : Pergerakan cepat bola (saat menyerang), sedangkan saat bertahan
(tanpa bola) menciptakan situasi 2 v 1 (menang jumlah).
Pergerakan tanpa bola : Cari ruang terbaik yang tersedia untuk memberikan pilihan arah
untuk mengumpan bagi pemain yang sedang menguasai bola.
Melakukan tekanan sebagai satu unit : Melakukan gerakan menekan yang terorganisasi
dengan rapi (menekan secara bersama-sama) sehingga memaksa lawan melakukan
kesalahan.
Perpindahan (Transisi) : Upayakan perpindahan dengan mengurangi jumlah operan yang
dibutuhkan untuk mendekati area target atau gawang lawan.
Arah permainan : Permainan mengalir dalam 2 arah (bertahan dan menyerang). Selalu
tekankan prinsip sederhana namun penting ini dalam semua latihan yang dilakukan.
Miliki inisiatif selama permainan : Situasi sulit bisa terjadi kapan saja. Tim harus mampu
beradaptasi saat terjadi situasi yang berbeda/tidak terencana. Beberapa pemain harus
dipersiapkan sebagai pemimpin rekan-rekannya dilapangan.
16. 6
BAB II
KONSEP MELATIH
A. FONDASI PROGRAM PEMBINAAN YANG BERKUALITAS
17. 7
1. Fasilitas & Faktor Pendukung
Lapangan Yang Memadai
Lapangan paling tidak harus rata (berdebu tidak masalah asal rata). Jika di desa Anda hanya
ada lapangan kecil, bentuklah tim U12, U10 atau U8, dan bermainlah 5 v 5 atau 7 v 7.
Pemain berusia 12 tahun keatas harus bermain di lapangan besar sesuai standar FIFA.
Pengetahuan Gizi
Orang tua dan pemain memiliki pengetahuan akan gizi dan disiplin dalam mengkonsumsi
makanan dan minuman yang membantu perkembangan fisik pemain.
Dukungan Penuh Orang Tua
Kegiatan anak harus diketahui dan direstui oleh orang tua masing-masing. Dukungan penuh
tidak berarti tekanan. Biarkan pemain berkembang dengan nyaman; didukung tapi tidak
ditekan.
Liga Dan Turnamen Yang Tertata Rapi
Liga dan turnamen SSB dalam lingkup PENGCAB (Pengurus Cabang) perlu dilaksanakan
sesering mungkin. Agar tidak tergantung pada PENCAB, bentuklah sebuah asosiasi SSB di
daerah anda atau bergabunglah secara gratis dengan asosiasi SSB Pusat (ASSBI). Lihat di
www.ssbindonesia.com. Prinsip kunci adalah bertindaklah secara pro aktif.
Jumlah Pemain Atau Grup Yang Dibatasi
Peserta latihan yang terlalu banyak tidak efektif dan sulit untuk diawasi secara individu.
Banyak Bola!
Penting tersedia satu bola untuk setiap pemain.
Cones
Sediakan cones beragam warna guna efisiensi latihan.
Kostum dan Rompi
Kostum dan rompi latihan beragam warna harus tersedia guna efisiensi latihan.
Peralatan Bantu Lainnya
Tersedia pula tangga koordinasi, 2-4 gawang kecil, beberapa barbel (2-5 kg), gawang-gawang
pendek untuk rintangan serta tiang-tiang plastik.
18. 8
2. Faktor Pembina (Pelatih)
Kualitas
Standar sertifikasi D dan C.
Sering/banyak ikut pelatihan atau seminar lebih baik, mau belajar (melalui buku,
internet, dll).
Memiliki semangat, jeli dalam melakukan pembenaran pada pemain.
Kuantitas
Pembina yang berkualitas harus banyak, PSSI Pusat dan pengurus propinsi, mutlak perlu
mengadakan kursus-kursus dan seminar kepelatihan. Coach Bert Pentury saat ini tengah
melakukan tour ke semua provinsi guna melatih pelatih khusus usia dini/grassroot
(U5 - U12).
Teladan
Seorang pelatih mutlak harus menjadi teladan baik dalam perkataan dan tingkah laku :
tidak suka omong kotor, tepat waktu, bisa menjaga emosi, tidak melakukan pencurian umur,
dll.
Motivator
Bukan pencela atau pemaki. Sering dan terus menerus memberikan semangat dengan
perkataan dan bahasa tubuh yang positif.
Mengutamakan Pendidikan Formal
Perlu memahami konsep “Student athlete”; seorang pemain adalah seorang murid sekolah,
baru kemudian menjadi atlit. Dengan kata lain, sekolah harus diutamakan oleh pemain,
pelatih dan orang tua. CI PELATIH YANG BERKUALITAS
Dapat Mengelompokkan Kualitas Masing-Masing Pemain
Pelatih sangat bergantung kepada pemain. Pelatih harus bisa melihat potensi pemain
misalnya dengan latihan atau pergantian posisi. Yang diperhatikan adalah : Teknik, Speed
dengan bola, Speed tanpa bola, Visi, Penempatan posisi, Karakter atau Mental. Karakter
perlu diperhatikan karena karakter adalah faktor penentu kesuksesan pemain itu sendiri
sekaligus berpengaruh pada kebersamaan tim.
Berjiwa Pemimpin
Kualitas pelatih sebagai pemimpin sangat berpengaruh pada respek pemain pada pelatih.
Sebagai sorang pemimpin pelatih harus :
Menjadi Contoh Hidup : Teladan dalam perkataan dan tingkah laku.
Mampu menjadi Pengatur / Penengah Hubungan antar manusia : Terutama dibutuhkan
saat terjadi perselisihan atau ketegangan antar pemain. Baik di dalam tim sendiri
maupun dengan tim lawan .
Peduli pada pemain : Tunjukkan kepedulian kepada para pemain, seperti masalah
pendidikan atau kesehatan pemain. Jangan sekadar menuntut pemain berprestasi.
Kenali dan selalu tunjukkan kepedulian anda pada pemain.
Kompeten : Memiliki kemampuan yang memadai untuk duduk di dalam posisi pelatih.
19. Maka perlu untuk terus menerus belajar menambah pengetahuan, baik secara umum
maupun dalam bidang kepelatihan.
Fair (sifat adil) : Pelatih tidak pilih kasih kepada anak-anak didiknya, melihat potensi
9
terbaik berdasarkan kemampuan, bukan pilih-pilih.
Konsisten : Tegakkan peraturan dan hukum. Pujilah pemain tanpa pandang bulu. Setali
tiga uang dengan prinsip ini adalah kemampuan pelatih untuk selalu menegakkan
peraturan tanpa berubah sejalan dengan waktu.
Pelatih harus mampu/ahli dalam menyusun program latihan
Buatlah program latihan yang :
Realistis : Sesuai kebutuhan saat pertandingan.
Variatif : Memiliki kreativitas latihan yang beragam dan tidak membosankan.
Metodis : Memiliki metode latihan yang tertata rapi dan berjenjang; , bukan
sembarangan membuat program latihan.
Mencakup semua aspek : Fisik, Teknik, Taktik, Mental dan Karakter.
Tematis : Memiliki tema atau tujuan yang dipersiapkan. Dari awal hingga akhir latihan,
tema latihan terlihat jelas lewat variasi-variasi latihan yang dipilih. Membuat program
yang tematis dikhususkan bagi usia 15 tahun ke atas dan dewasa.
Sesuai prinsip “Benang Merah “ : Masing-masing sesi latihan saling berkaitan, saling
berhubungan antara latihan yang satu dan yang lainnya sehingga menghasilkan
keutuhan latihan yang baik.
Terencana (Tertulis) : Untuk dokumentasi dan supaya dapat dikoreksi dari waktu ke
waktu. Merencanakan latihan anda bisa mengetahui perlengkapan apa saja yang
dibutuhkan sehingga latihan bisa berjalan dengan efektif.
Pengetahuan Taktik
Selain masalah teknik, sepak bola juga sangat ditentukan oleh taktik. Pemahaman mendasar
mengenai taktik yang wajib dimiliki oleh seorang pelatih adalah :
Taktik bertahan ; Pengertian permainan saat bertahan sebagai individu/grup/tim.
Taktik menyerang ; Pengertian permainan saat menyerang sebagai individu / grup/tim.
Situasi standar; Lemparan ke dalam, free kick, tendangan penjuru dan goal kick.
Taktik hari pertandingan; Penentuan tipe pemain dan formasi yang dipilih, pergantian
pemain dan arahan spesifik sesuai kelebihan/kelemahan lawan pada saat bertanding.
3. Program Pembinaan Sehari-Hari/Rutin
Program pembinaan yang rutin dilakukan harus mencakup dan sesuai dengan falsafah
program pembinaan sepak bola modern yang di jabarkan dalam halaman berikut.
”Practice doesn’t makes perfect, perfect practice makes perfect”
(latihan saja tidak menghasilkan kematangan,
tetapi latihan yang matang membuat kematangan)
20. 10
B. FALSAFAH PROGRAM PEMBINAAN
Pengertian inti metode melatih
1. Hubungan Latihan Dengan Pertandingan
Tujuan dari sesi latihan adalah untuk mempersiapkan pemain untuk kompetisi.
Pertandingan memperlihatkan perkembangan taktik, teknik, fisik dan jiwa kebersamaan
(Psychososial)/Mental dalam diri pemain.
2. Empat Komponen Yang Saling Melengkapi
Fisik
Pemain yang kuat dan ulet akan memberikan keuntungan yang besar untuk tim. Sebaliknya
seorang pemain yang kelelahan harus berjuang sangat berat untuk menjaga konsentrasinya
dan cenderung melakukan banyak kesalahan.
Teknik
Semua pemain di dalam tim diharuskan memiliki kemampuan individu yang sesuai dengan
posisi masing-masing. Sebagai contoh, seorang pemain tengah tentu memiliki teknik dan
keahlian yang berbeda dengan seorang pemain di posisi bek luar.
Taktik
Bagian ini menolong pemain agar menyatu dengan tim. Tujuannya adalah untuk
menghasilkan pemain yang cerdas, mampu beradaptasi dalam situasi yang berganti-ganti
dalam pertandingan-pertandingan yang dihadapi.
21. Jiwa Kebersamaan (Psychososial)/Mental
Manusia sering dipengaruhi oleh emosinya. Pelatih harus bisa melatih pemain untuk
menggunakan emosi-emosi ini untuk keuntungan mereka dan mengarahkan emosi mereka
menjadi sebuah kekuatan dan bukan kelemahan bagi mereka.
11
Titik lemah terbesar pemain kita selain kualitas umpan dan
kecepatan dalam bermain adalah
mental dan pengertian taktik.
Titik lemah pemain = Titik lemah pelatih!
C. Intisari Materi Kepelatihan
Area Pengembangan saat berlatih sepak bola
Materi Kepelatihan
1. Fisik
2. Teknik
3. Taktik
4. Jiwa kebersamaan (Psychososial)/Mental
5. Set piece (gerakan dan alur bola yang direncanakan - Situasi
Standar)
6. Formasi
7. Penjaga Gawang
23. 13
D. MATERI KEPELATIHAN : ISTILAH UMUM
Definisi untuk Istilah-istilah khusus dalam Sepak Bola
1. Taktik
Aksi individu atau bersama-sama yang ditunjukkan oleh pemain atau sekelompok pemain
untuk mengambil kesempatan dari seorang pemain lawan atau sekelompok pemain lawan
atau tim lawan secara keseluruhan.
Penjelasan : Sebuah taktik adalah alat untuk membangun strategi.
Contoh : Perpindahan bola dengan cepat dari satu sisi lapangan ke sisi lain.
2. Strategi
Sebuah pemahaman atau ide yang disepakati bersama oleh seluruh anggota tim sejak awal
pertandingan dengan tujuan mengalahkan lawan.
Penjelasan : Strategi berhubungan dengan formasi tim dan juga sistim yang digunakan oleh
tim.
Contoh : Strategi pertahanan - tiga striker maju guna melakukan tekanan dan pemain
gelandang tengah mendekati lawan di area tengah untuk menghalangi mereka berbalik.
Diharapkan dengan cara demikian bola bisa direbut kembali di area pertahanan lawan.
3. Formasi
Pengaturan posisi pemain dan pembagian tugas pada masing-masing pemain di lapangan
yang diatur sejak awal pertandingan.
Penjelasan : Ini biasanya ditulis dalam tiga angka yang mengidentifikasi pemain di posisi
pertahanan, tengah dan penyerangan.
Contoh : 4-3-3, berarti ada 4 pemain bertahan (defenders), 3 pemain tengah (midfielders)
dan 3 penyerang (strikers).
4. Sistem
Sebuah formasi yang secara khusus menyorot pada bentuk dan atau peran untuk satu atau
beberapa pemain.
Penjelasan : Sebuah Sistim adalah kombinasi formasi dan strategi.
Contoh : 4-4-2 dengan bentuk seperti berlian di tengah sehingga memungkinkan pemain bek
sayap bergerak naik ke area yang lebih luas didepannya.
24. 14
E. MATERI KEPELATIHAN : FISIK
1. Hal-hal yang Meningkatkan Kemampuan Tubuh
1) Kekuatan
Daya Tahan Kekuatan/Power
Daya Eksplosifitas
Kekuatan Maksimal
2) Daya Tahan
Kemampuan Gerak Tubuh (Aerobic Capacity)
Kekuatan Gerak Tubuh (Aerobic Power)
Tenaga yang Dihasilkan Otot dengan laktat (Anaerobic Lactic)
Tenaga yang dihasilkan Otot tanpa Laktat (Anaerobic Alactic)
3) Kecepatan
Reaksi
Kemampuan Akselerasi (Acceleration)
Kecepatan Maksimal
Daya tahan tubuh mempertahankan kecepatan
Kemampuan merubah arah lari dengan cepat (Acyclic Speed)
4) Kelenturan & Mobilitas Otot
5) Koordinasi & Kelincahan
6) Kemampuan Motorik Dasar
7) Daya Tanggap & Kewaspadaan (Awareness)
25. 15
2. Pemaham Istilah-Istilah Fisik
Hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan tubuh
1) Kekuatan
Kemampuan otot melakukan gerakan tiba-tiba dengan intensitas yang tinggi dan dengan
beban yang bervariasi.
Daya Tahan Kekuatan/Power
Kemampuan untuk memelihara gerakan sentak otot di dalam intensitas dan beban tinggi
dalam kurun waktu yang lama.
Dengan Cepat Menghasilkan Kekuatan Tubuh Yang Besar ( Daya Eksplosifitas )
Kemampuan untuk mengendalikan gerakan sentak otot di dalam intensitas dan beban
tinggi dalam kurun waktu sependek mungkin (secepat mungkin).
Kekuatan Maksimal
Kemampuan otot melakukan gerak yang maksimal dengan beban dalam kurun waktu
pendek.
2) Daya Tahan ( Endurance )
Kemampuan tubuh untuk melakukan aktifitas fisik dengan intensitas tertentu dan dalam
kurun waktu tertentu.
Kemampuan Gerak Tubuh (Aerobic Capacity)
Kemampuan untuk melakukan aktivitas gerak tubuh secara aerobic. Pengertian aerobic
itu sendiri adalah: Tenaga yang dihasilkan otot dengan bantuan oksigen. Semakin lama
jangka waktu latihan, semakin dominan fungsi oksigen.
Penjelasan : Ini adalah sebuah aktivitas latihan dengan oksigen yang cukup sehingga
tidak menyebabkan gangguan tertentu pada tubuh. Artinya karena adanya
keseimbangan antara produksi energi tubuh dan energi yang digunakan oleh tubuh
pemain bisa melakukan latihan tanpa halangan.
Contoh : Tergantung pada usia dan tingkat kemampuan pemain, latihan yang bersifat
aerobic terjadi secara terus menerus dan dinamis dalam kurun waktu 4 hingga 6 menit
dan menggunakan sekitar 85% fungsi kerja maksimal jantung.
Kekuatan Gerak Tubuh (Aerobic Power)
Kemampuan untuk menggabungkan antara kemampuan aerobic dan sistim energi
anaerobic di dalam jangka waktu lama dengan tujuan untuk memperoleh performa
terbaik dalam aktivitas fisik yang dinamis.
Penjelasan : Ini adalah sebuah latihan dengan persediaan oksigen yang cukup namun
juga membutuhkan sumber energi lain. Jika sumber energi lain tidak tersedia, akan
mengakibatkan gangguan dan pengurangan kekuatan pada tubuh.
Contoh : Tergantung dari usia dan tingkat kemampuan pemain, kondisi ini terjadi pada
kurun waktu 2 sampai 3 menit dan menggunakan lebih dari 85 % fungsi kerja maksimal
jantung.
26. Tenaga Yang Dihasilkan Otot Dengan Laktat (Anaerobic Lactic)
Merupakan aktivitas fisik yang terus menerus menghasilkan asam laktat konsentrasi
tinggi di dalam kurun waktu yang pendek. Berbeda dengan aktifitas aerobic yang
menggunakan oksigen, anaerobic adalah tenaga yang dihasilkan otot tanpa oksigen dan
laktat terbentuk. Kondisi ini dapat terjadi misalnya saat berlari cepat dalam kurun waktu
lama.
Penjelasan : Ketika intensitas latihan terlalu tinggi dan dalam waktu yang lama, sistem
energi tubuh yang menggunakan oksigen (aerobic) tidak mampu menyediakan semua
energi yang dibutuhkan dengan cepat. Jika kondisi ini terjadi, maka tubuh membutuhkan
sistem energi yang lainnya dan hal ini justru menjadi penyebab berkurangnya kekuatan
tubuh. Oleh sebab itu sistem energi (anaerobic lactic) kemudian menghasilkan sebuah zat
kimia yang disebut sebagai asam laktat (lactic acid). Jika dalam jumlah banyak akan
memengaruhi kemampuan tubuh selama aktivitas fisik. Oleh karena itu, tingkat aktivitas
fisik sewaktu-waktu perlu dikurangi dengan tujuan untuk mendaur ulang asam laktat dan
mendorong terjadinya performa tingkat tinggi. Untuk alasan inilah, ketahanan pemain
dalam mentolerir asam laktat yang terbentuk di dalam tubuh menjadi sangat penting.
Contoh : Tergantung dari kemampuan dan tingkat usia pemain, kondisi seperti ini tercipta
saat melakukan aktivitas yang dinamis dan berkelanjutan dengan kekuatan maksimal
selama kurun waktu 45 detik. Sebagai contoh, melakukan sprint selama 45 detik adalah
contoh aktifitas pengerakan otot tanpa oksigen yang menyebabkan terbentuknya asam
laktat.
Tenaga Yang Dihasilkan Otot Tanpa Laktat (Anaerobic Alactic)
Aktivitas fisik yang dinamis, intensitas tingkat tinggi namun singkat dengan menggunakan
sumber energi yang tersimpan di dalam otot. Ini adalah tenaga yang dihasilkan otot tanpa
oksigen dan tanpa terbentuknya laktat. Misalnya seperti yang terjadi pada lari cepat jarak
pendek. Sebagai contoh, berlari sprint sejauh 20 meter dengan di selingi istirahat adalah
contoh aktifitas pergerakan otot tanpa oksigen namun tidak sampai menyebabkan
terbentuknya asam laktat.
16
Keterangan Tambahan
Sistem yang dilakukan tubuh kita saat berolah raga ada 3 tahapan, yaitu:
a. Anaerobic alactic selama 15 detik pertama
b. Anaerobic lactic pada 2 menit berikutnya, lalu
c. Aerobic untuk latihan dengan jangka waktu 4 menit ke atas.
Jalan kaki, bersepeda atau renang santai termasuk olah raga ringan. Di sini kebutuhan
otot akan oksigen terpenuhi dengan baik ketika bernafas. Proses pembuatan energinya
didapat dari karbohidrat dan tidak menghasilkan asam laktat, sehingga energinya bisa
bertahan lama. Ini berguna untuk diet.
Sedangkan lari cepat, angkat berat, push up atau olah raga yang lain yang membutuhkan
tenaga besar dan membutuhkan waktu lama seperti sepak bola, termasuk dalam olah
raga berat. Ketika tiba-tiba diperlukan energi yang besar di saat oksigen tidak ada maka
glikolen (zat yang menyimpan cadangan energi pada sel yang dibentuk oleh glukosa)
dipisahkan untuk membuat energi kembali. Tapi dalam prosesnya akan terjadi
penumpukan asam laktat sehingga otot pada tubuh menjadi kelelahan dan jika
berlangsung lama akan terasa capek sekali.
Ketika berolah raga, oksigen yang masuk melalui pernafasan akan diurai dan menyatu
27. dengan lemak tubuh supaya otot tetap normal. Lemak bisa diurai dengan energi yang
digunakan pada saat melakukan olah raga ringan selama 20 menit terus menerus.
Mengapa kita dapat kelelahan? Kelelahan pada otot di saat tubuh membuat energi,
disebabkan oleh asam laktat yang dihasilkan oleh glikogen di saat proses
penguraiannya. Jika melakukan olah raga dengan menumpukkan asam laktat, akan
mengakibatkan kelelahan pada otot.
Dalam istilah kesehatan ada istilah yang disebut mitochondria mass, kemampuan sel
otot untuk menyerap laktat yang terbentuk saat sel otot kekurangan oksigen. Dasar
endurance yang baik ditambah berlatih keras dalam waktu singkat (interval)
meningkatkan masa mitochondria. Sedangkan mitochondria itu sendiri adalah semacam
“pabrik energi” dalam sel otot kita.
17
3) Kecepatan
Kemampuan pemain melakukan gerakan atau menempuh jarak tertentu dalam kurun
waktu sesingkat mungkin.
Reaksi
Proses yang tercepat yang dapat dilakukan seseorang baik secara fisik maupun
menggunakan otaknya dalam menanggapi peristiwa yang terjadi dilapangan dengan
tujuan melakukan gerakan yang diperlukan sesuai situasi.
Kemampuan Akselerasi (Acceleration)
Peningkatan kecepatan secara tiba-tiba dari posisi berdiri atau langkah lambat ke
berlari.
Kecepatan Maksimal
Gerakan tercepat yang mungkin dilakukan oleh tubuh atau salah satu bagian tubuh.
Daya Tahan tubuh Mempertahankan Kecepatan (Speed Endurance)
Menjaga kecepatan semaksimal mungkin sesuai kemampuan selama mungkin.
Kemampuan Merubah arah lari dengan cepat (Acyclic Speed)
Berbeda dengan seorang pelari 100 meter, seorang pemain bola harus mampu berlari
sekaligus merubah arah lari dengan cepat.
4) Kelenturan Dan Mobilitas Otot
Kemampuan tubuh atau salah satu bagian dari tubuh untuk menggabungkan kelenturan
otot dan pergerakan sendi guna mencapai jarak terjauh yang dapat dilakukan.
5) Koordinasi Dan Kelincahan
Koordinasi adalah kemampuan pemain mengatur bagian-bagian tubuhnya guna
menghasilkan gerakan tepat guna dengan mulus.
Kelincahan (Agility) adalah kemampuan pemain merubah arah dan kecepatan baik saat
mengolah bola maupun saat melakukan pergerakan tanpa bola.
Kemampuan koordinasi dan kelincahan berhubungan erat dengan kemampuan-
28. 18
kemampuan di bawah ini :
Balance/Keseimbangan : Kemampuan untuk menilai faktor-faktor di dalam dan
luar diri pemain sehingga membuat pemain mampu mengendalikan gerakan
tubuh atau posisi tubuhnya tanpa kehilangan keseimbangan.
Persepsi jarak (Depth Perseption) : Kemampuan mengira-ngira jarak dan
kecepatan bola/lawan.
Pergerakan Kompleks (Complex Movement ) : Kemampuan melakukan beberapa
gerakan tubuh secara bersamaan atau berturut-turut.
Contoh : Melakukan gerakan berputar dengan bola lalu melakukan trik individu
untuk kemudian melesatkan tembakan atau umpan adalah gerakan kompleks.
Kemampuan bereaksi dengan cepat (badan) dan mengantisipasi situasi (otak).
Kemampuan Orientasi : kemampuan untuk cepat kembali mengetahui arah
setelah terjatuh, tabrakan atau berputar dengan cepat.
Kemampuan berganti arah lari (badan) dan berganti fokus (mental) dari
menyerang ke bertahan dan sebaliknya.
Ritme (Rhythm) : Kemampuan merubah ritme lari dari pelan ke cepat, cepat ke
pelan, langkah kecil ke langkah panjang, langkah panjang ke langkah kecil, serta
berlari sambil melompat.
Keseimbangan : Kemampuan untuk menilai faktor di dalam dan di luar diri
pemain sehingga membuat pemain mampu mengendalikan gerakan tubuh atau
posisi tubuhnya tanpa kehilangan keseimbangan.
6) Kemampuan Motorik Dasar
Pergerakan tubuh dalam menyesuaikan diri dengan keadaan di luar tubuh (misalnya
saat berjalan, berlari, melompat, menjatuhkan diri atau mengubah arah tubuh).
Kemampuan motorik dasar lainnya mencakup menendang, melempar, menangkap dan
lain-lain.
7) Daya Tanggap Dan Kewaspadaan (Awareness)
Ketangkasan di dalam melihat dan menilai situasi tertentu serta mampu menggabungkan
penilaian dengan aksi yang cepat.
Umur emas melatih aneka koordinasi dan kelincahan adalah antara 10 – 12 tahun! Utamakan
juga latihan koordinasi dan kelincahan untuk pemain umur 13 – 15 tahun karena pemain di
kelompok umur ini umumnya mengalami penurunan kemampuan koordinasi dan kelincahan.
INGAT : Gabungkan latihan kecepatan, daya tahan, bahkan koordinasi sebanyak mungkin dengan
bola. Artinya, latihan daya tahan (endurance) didapatkan melalui latihan yang direncanakan
dengan rapi, dengan intensitas tinggi dan menggunakan bola, dalam bentuk permainan (game)
atau latihan teknik yang sekaligus melatih daya tahan (endurance). Setali tiga uang kecepatan
hendaknya selalu dilakukan tanpa bola dan dengan bola, jangan hanya tanpa bola saja.
29. 19
F. MATERI KEPELATIHAN : TEKNIK MENYERANG
& BERTAHAN
TEKNIK MENYERANG
1. Mengumpan dan menerima umpan (passing and receiving)
2. Berlari dengan bola (Speed Driblling)
3. Mengolah bola (Dribbling)
4. Berbalik dengan bola (Turning)
5. Melesatkan tembakan (Shooting)
6. Kontrol Bola (Ball Controll)
7. Menyundul (Heading)
8. Menyerang 1 lawan 1 (1 v 1 Attacking)
9. Melindungi Bola (Shielding the Ball)
10. Menerima sekaligus berputar (Receiving to Turn)
11. Umpan Silang dan Penyelesaian akhir (Crossing and Finishing)
TEKNIK BERTAHAN
1. Pertahanan 1 v 1 (1 v 1 Defending)
2. Penempatan Posisi dan sikap tubuh (Body shape)
3. Melakukan antisipasi
30. 20
4. Reaksi
5. Mencegat (Intercept)
6. Mencegah lawan berbalik
7. Melakukan tackling
1. Pemahaman Istilah-Istilah Teknis Menyerang (Ofense)
Teknik : Kemampan pemain untuk melakukan tugasnya dan mengeksekusi gerakan-gerakan
sepak bola dengan mulus dan efisien.
1) Mengumpan dan menerima umpan (passing and receiving) :
memindahkan bola mendatar atau di udara dari satu pemain ke pemain lainnya
dengan jarak yang bervariasi.
2) Berlari dengan bola (Speed Driblling) : Gerakan kontrol pada bola dengan
kecepatan tinggi tanpa mengubah lintasan bola.
3) Mengolah bola (Dribbling) : Gerakan kontrol bola dengan rapat, menggunakan
kedua kaki serta terus meneruskan mengubah lintasan/arah bola.
4) Berbalik dengan bola (Turning) : Menggunakan satu atau lebih dari satu
sentuhan pada bola dengan tujuan berputar bersama dengan bola.
5) Melesatkan Tembakan (Shooting) : Menendang bola ke arah gawang dengan
tujuan untuk menciptakan gol.
6) Kontrol Bola (Ball Controll) : Menerima dan mengarahkan bola secara tepat di
udara atau di lapangan.
7) Menyudul (Heading) : Mengarahkan bola dengan kepala dengan tujuan untuk
menjaukan bola dari gawang, passing, atau mencetak gol.
8) Menyerang 1 lawan 1 (1 v 1 Attacking) : Gerakan penyerangan dengan bola
di kaki untuk mengalahkan pemain bertahan lawan. Disini yang ditempa adalah Skill
(kemampuan teknis dengan lawan).
9) Melindungi Bola (Shielding the Ball) : Menjaga bola dari seorang pemain
bertahan dengan cara melindungi bola dengan badan.
31. 10) Menerima sekaligus berputar (Receiving to Turn) : Perubahan arah bola
21
dengan kaki saat menerima umpan dari rekan tim dengan tujuan untuk
membuat gerakan berikutnya seperti dribbling, passing, atau shooting.
11) Umpan Silang dan Penyelesaian akhir (Crossing and Finishing) :
Umpan bola dari sisi lebar lapangan ke sisi tengah ke arah gawang dengan
tujuan untuk memberi kesempatan pada rekan satu tim untuk menciptakan gol.
2. Pemahaman Istilah-Istilah Teknik Bertahan (Defense)
1) Pertahanan 1 v 1 (1 v 1 Defending) : Berbagai upaya dengan tujuan untuk
memperoleh kembali penguasaan bola yang dikuasai lawan.
2) Penempatan posisi dan sikap tubuh ( Body Shape ) : Sikap atau
penempatan posisi tubuh sehingga pemain dapat melakukan gerakan pertahanan
berikutnya dengan tepat.
3) Melakukan Antisipasi
Antisipasi pemain untuk mempersulit lawan melakukan serangan. Pemain
bertahan membaca/menebak alur bola atau pergerakan lawan sebelum terjadi.
4) Reaksi
Reaksi pemain terhadap gerakan - gerakan lawan sesaat setelah dilakukan.
5) Mencegat (Intercept)
Gerakan mencegat alur bola untuk memeroleh kembali penguasaan bola ketika
bola tersebut sedang dioper oleh pemain-pemain lawan.
6) Mencegah Lawan Berbalik
Tekanan pada lawan yang membelakangi gawang dengan tujuan menggagalkan
niat lawan untuk berbalik menghadap gawang.
7) Melakukan Tackling
Kontak yang dibuat dengan kaki ketika bola sedang ada di kaki lawan dengan
tujuan untuk mencegah gerakan penyerangan berikutnya atau memeroleh
penguasaan bola kembali.
32. 22
G. MATERI KEPELATIHAN : TAKTIK
MENYERANG & BERTAHAN
Berbagai aspek untuk mengembangkan pemahaman pada sebuah pertandingan/game
1. Prinsip Penyerangan
Mengkreasi ruang (membuka ruang)
Mendukung rekan tim (support)
Melebar : menggunakan lebar lapangan
Memanjang: menggunakan panjang
Untuk keterangan masing-masing istilah di atas baca halaman-halaman berikut serta bagian
pengertian sistim 4-4-2 dan 4-3-4 halaman 109 - 145.
lapangan
Berlari diagonal
Bermain ke arah depan
Kecepatan permainan (bola bawah, 1-3
sentuhan umpan tegas, banyak
melakukan pergerakan tanpa bola)
Pergantian posisi: saling mengisi posisi
sesuai situasi
Kreativitas (gerakan pemain untuk
memasuki daerah pertahanan lawan
dengan cara bervariasi seperti
“overlap”, umpan 1-2 yang dikenal
dengan “one-two”, pantulan,
terobosan, umpan silang, trik individu,
kecepatan membawa bola atau “speed
dribbling”)
2. Penguasaan Bola
3. Transisi
4. Kombinasi Permainan
5. Pergantian sisi Permainan
Pergantian langsung dari sisi ke sisi
Pergantian sisi dengan memakai
pemain jangkar sebagai jembatan
6. Serangan balik (Counter Attacking)
7. Membangun serangan dari belakang
8. Melakukan penyelesaian di daerah
pertahanan lawan
1. Prinsip Pertahanan
Menjaga pemain lawan (marking)
Menekan lawan (Press)
Melindungi, (cover)
Keseimbangan melalui pergeseran
Mengamati pergerakan lawan dan
bola (reaksi) serta mampu
memprediksi (membaca) arah
pergerakan/alur bola (antisipasi)
Berganti tempat (saling mengisi)
2. Zona Defense
Membentuk “segitiga” dan “pisang”
Bergeser bersama secara diagonal
Bergantian menjaga lawan (Tidak
terus menjaga lawan yang sama)
3. Memberi Tekanan (Pressing)
Dilakukan secara kolektif sehingga
tercipta 2 V 1 (double) atau 3 V 1
(triple)
4. Gerakan Mundur dan Kembali ke
Posisi Awal
Lari ke dalam/masuk
Mengisi posisi paling belakang lebih
dulu.
1-3 pemain melakukan tekanan,
memberi waktu pemain lain untuk
turun kembali ke posisi bertahan
5. Kepadatan Pertahanan (Compact)
33. 23
1. Pemahaman Istilah-Istilah Taktik Menyerang ( Ofense)
1) Prinsip penyerangan : Pergerakan dasar individu atau bersama-sama untuk satu atau
beberapa pemain yang bertujuan untuk mengkreasi peluang bagi penyerang.
1a. Mengkreasikan ruang (membuka ruang) : Pergerakan pemain ke ruang kosong untuk
menghasilkan kesempatan melakukan operan yang efektif.
Sebagai contoh: 4 v 1
permainan penguasaan
bola di mana para pemain
bergerak ke area lebar
untuk membuat pilihan
arah passing.
Penting: Jangan biasakan
pemain menempati pojok
kotak permainan guna
memudahkan penguasaan
bola (tidak terkepung di
pojok).
1b. Mendukung rekan tim (Support) : Menawarkan bantuan oleh rekan setim yang berada di
sekitar bola dengan tujuan untuk menerima umpan.
Satu pemain bergerak
pada sisi yang dekat
dengan rekan setim yang
menguasai bola guna
menciptakan opsi yang
jelas.
34. 24
1c. Aksi Lanjutan (Anschlussaktion)
Setelah memberikan umpan sang pengumpan melakukan aksi lanjutan bergerak ke
daerah kosong guna mendukung rekan tim (support). Apabila umpan tidak berhasil aksi
lanjutan sang pengumpan berupa gerakan bertahan.
Sebagai contoh : Setelah
memberikan umpan
pada pemain depan (1),
winger bergerak ke sisi kiri
guna memberi support
pada pemain depan (2).
1d. Melebar : menggunakan lebar lapangan. Pergerakan dan distribusi penyerang ke arah
lebar lapangan untuk menciptakan ruang dan membangun serangan dalam sebuah
pertandingan/game.
Seorang pemain bergerak
ke area lebar untuk
membuka ruang.
Tujuannya adalah untuk
menyulitkan pertahanan
lawan.
35. 1e. Memanjang : Menggunakan panjang lapangan. Pergerakan seorang pemain atau
sekelompok pemain ke posisi depan untuk menciptakan opsi saat menyerang dalam
pertandingan/game.
Seorang pemain bergerak
maju dengan tujuan untuk
memeroleh bola sehingga
makin dekat dengan
gawang.
1f. Overlap run : Pergerakan rekan setim dari belakang pemain yang sedang menguasai bola
ke arah depan untuk menciptakan kesempatan passing atau keuntungan lainnya untuk
tim.
Gelandang tengah
atau bek sayap berlari
ke depan dari
belakang pemain
sayap untuk
menciptakan
kesempatan passing.
25
36. 1g. Overlap Pass : Umpan kepada rekan se tim yang melakukan overlap run. Umpan
26
diberikan secara langsung atau melewati orang ketiga (tidak langsung).
Sebagai contoh:
Pemain gelandang
tengah memberikan
umpan langsung ke
pemain sayap yang
muncul dari belakang
(1) atau memberikan
umpan pada striker
(2a) yang kemudian
meneruskan pada
pemain sayap yang
telah bergerak maju
(2b).
1h. Pantulan (Pin ball) dan umpan terobosan (through pass) : Usaha menembus pertahanan
lawan dengan memantulkan bola serta melakukan umpan terobosan ke daerah di
belakang garis pertahanan lawan.
Gelandang
mengumpankan bola ke
striker (1) yang
memantulkan bola
dengan satu sentuhan
bisa kembali pada
gelandang yang sama
atau ke gelandang
lainnya (2). Selanjutnya
gelandang melesatkan
umpan terobosan
(diantara pemain
belakang lawan) ke arah
sayap kanan yang
bergerak maju (3).
37. 1i. Umpan One - Two : Melesatkan umpan (biasanya jarak pendek). Untuk kemudian
27
melakukan pergerakan (biasanya ke depan) guna langsung menerima umpan kembali.
Guna membebaskan diri dari
tekanan lawan seorang
pemain memberikan umpan
jarak dekat kepada rekan se
tim nya (1), melakukan
pergerakan maju dan langsung
menerima umpan kembali (2)
1j. Lari Diagonal : Sebuah gerakan serang diagonal ke arah depan, membuat ruang yang
biasanya di depan bola untuk menciptakan kesempatan passing.
Pemain sisi luar
membuat pergerakan
diagonal ke arah depan
dengan tujuan untuk
membuat kesemapatan
melakukan passing.
38. 1k. Bermain ke arah depan (Forward play) : Alur bola yang efektif dan tepat ke daerah
28
pertahanan lawan atau gawang lawan.
Gelandang tengah
mengoper kepada
pemain lapangan tengah
atau mengarahkan pada
striker yang tak dijaga
lawan guna
memindahkan bola ke
daerah pertahanan
lawan.
1l. Kecepatan Permainan : Alur bola yang cepat menciptakan kesempatan pada tim
penyerang untuk menembus pertahanan lawan.
Pemain dari tim yang
sama mengoper bola
dengan cepat dengan
satu, dua atau tiga
sentuhan, menghindari
lawan merebut bola.
Agar permainan bisa
berjalan dengan cepat
sesuai asas sepak bola
modern bola harus
dimainkan menyusur
tanah dengan tegas dan
tepat. Hindari umpan
yang memantul (tidak
mulus) karena akan
memperlambat
permainan.
39. 29
1m. Pergantian Posisi (saling mengisi posisi sesuai situasi) : Sebuah pergantian posisi oleh
dua orang pemain dalam satu tim, biasanya di depan bola untuk menciptakan kesempatan
pada pemain bertahan dan menghasilkan pilihan untuk passing.
Penyerang kiri dan kanan
saling berganti posisi untuk
membingungkan perhatian
pemain bertahan lawan
dan menciptakan
kesempatan utnuk passing.
2) Penguasaan Bola (Possession) : Umpan bola berulang-ulang di antara pemain
dalam tim yang sama.
Contoh : 5 v 3. Lima
pemain di dalam satu tim
mempertahankan
penguasaan bola dari
tekanan tiga pemain
lawan.
40. 3) Transisi : Upaya untuk mengumpan bola secara kolektif, bersama-sama sebagai sebuah
tim dimulai dari daerah pertahanan hingga daerah penyerangan tanpa melakukan long
ball langsung ke depan.
Usaha bersama untuk
mengumpan bola mulai
dari daerah pertahanan
hingga daerah
penyerangan.
4) Kombinasi Permainan : Pengaturan alur bola dengan cepat dan efektif dengan bola
30
oleh dua pemain atau lebih dari tim yang sama.
Aksi yang melibatkan
tiga pemain dengan
pergerakan cepat, baik
kecepatan bola
maupun kecepatan
pemain.
41. 5) Pergantian sisi Permainan : Mengirimkan bola dari satu sisi lapangan ke sisi yang
berseberangan. Misalnya dari sisi kanan luar ke sisi kiri luar, dengan tujuan untuk
mengacaukan organisasi pertahanan lawan dan mengambil keuntungan dari kelengahan
lawan.
Umpan jauh (long
pass) dari sisi luar
kanan ke sisi luar kiri,
dengan tujuan
mengacaukan
pertahanan lawan dan
memudahkan
pergerakan maju dari
bola.
6) Serangan Balik (Counter attack) : Gerakan vertikal yang cepat dan efektif untuk
mengirim bola ke depan secepatnya setelah tim berhasil merebut bola kembali dengan
tujuan untuk mengejutkan lawan dan memeroleh keuntungan dari pertahanan lawan
yang masih belum sempat terorganisir dengan baik.
Umpan jauh dari
penjaga gawang
kepada pemain di
sisi luar kiri ketika
bola kembali
dikuasai, memberi
peluang kepada
pertahanan lawan
yang belum
terorganisir dengan
baik.
31
42. 7) Membangun serangan dari belakang : adalah sebuah usaha bersama untuk
mengirimkan bola dari daerah pertahanan menuju ke daerah penyerangan melalui
serangkaian umpan pendek dan sedang (tidak langsung mengumpan jauh ke depan).
Sebagai contoh :
Penjaga gawang
membangun
serangan melalui bek
kiri. Bek kiri
kemudian
mengumpan pada
gelandang bertahan
yang selanjutnya
mengumpankan bola
pada sayap kiri.
8) Penyelesaian di daerah pertahanan lawan : Usaha bersama di sisi ke-3 lapangan,
32
(attacking third atau daerah pertahanan lawan) dengan tujuan untuk menciptakan
kesempatan mencetak gol.
Sebagai contoh :
Pemain sayap kiri
menggiring bola
memasuki sisi kiri
pertahanan lawan
dan memberikan
umpan silang,
mencari rekan yang
dapat melakukan
penyelesaian akhir.
43. 33
2. Pemahaman Istilah-istilah Taktik Bertahan (Defense)
1) Prinsip Pertahanan : Gerakan yang dilakukan baik secara individual atau bersama-sama
oleh satu atau lebih pemain yang tujuannya mengatasi serangan lawan.
1a. Menjaga pemain lawan (marking) : Seorang atau sekelompok pemain bertahan
memerhatikan pemain-pemain penyerang, dengan tujuan mengurangi kesempatan
mereka berpartisipasi di dalam penyerangan.
Pertahanan menjaga jalur
lari lawan, yang berupaya
mendukung rekan se timnya
yang sedang menguasai
bola.
1b. Menekan lawan (Press) : Aksi individu pemain bertahan yang menjaga dengan tujuan
untuk melakukan penguasaan bola.
Seorang pemain bertahan
mencegah pemain lawan
agar tidak menguasai bola
terlalu lama atau berhasil
memberikan bola kepada
timnya sekaligus mencoba
untuk mengambil kembali
penguasaan bola.
44. 1c. Melindungi (Cover) : Seorang pemain menciptakan garis pertahanan kedua yang
34
tujuannya untuk menambah kekuatan pertahanan.
Seorang pemain
pertahanan tengah yang
berada di belakang
seorang gelandang
tengah siap membantu
jika mungkin saja
penyerang lawan
mengecoh gelandang
tengah.
1d. Keseimbangan melalui Pergeseran : Pergeseran posisi yang terkordinasi dari para pemain
bertahan, dari satu sisi ke sisi lainnya sesuai dengan pergerakan bola di lapangan
dengan tujuan untuk mengatur kembali posisi pertahanan (Lihat bagian pengertian
sistem 4-4-2 dan 4-3-3 serta pengertian taktik lapangan kecil).
Pergerakan yang
dilakukan secara kolektif
(bersama-sama) dengan
tujuan untuk mengatur
kembali daerah
pertahanan di depan
bola seiring dengan
pergerakan bola dari
gelandang tengah ke
sayap kanan.
45. 1e. Mengikuti (Tracking) : Seorang pemain bertahan mengejar penyerang lawan yang
35
membuat gerakan maju untuk menciptakan kesempatan passing.
Seorang bek kiri
mengikuti atau menempel
sayap kanan tim lawan
guna mencegah adanya
kesempatan
mengumpan.
1f. Berganti tempat (saling mengisi) : Pergantian posisi dari 2 pemain bertahan dengan
tujuan menggalang pertahanan dengan lebih efisien.
Seorang bek tengah
bergerak dari area tengah
untuk menjaga
penyerang kanan lawan,
di saat yang sama bek kiri
belari ke area tengah
untuk menempati posisi
bek tengah.
46. 36
2) Daerah Pertahanan (Zona Defense) : Pengaturan pemain bertahan di area
pertahanan berdasarkan ruang (bukan lawan) untuk menciptakan pertahanan yang
efektif. (lihat bagian pengertian sistem 4-4-2).
Penyebaran posisi yang
seimbang dengan jarak
yang sama dalam area
pertahanan untuk
mencegah penyerang
lawan mencetak gol.
3) Menekan secara kolektif (Pressing) : gerakan pertahanan yang mantap, terus
menerus dan terorganisasi dari para pemain bertahan untuk menutup pergerakan para
penyerang.
Sebagai contoh :
Dalam permainan
6 V 6 ini terjadi tekanan
dari para pemain
gelandang tengah dan
bek kanan untuk
memeroleh kembali
penguasaan bola.
47. 37
4) Gerakan Mundur dan Kembali ke Posisi Awal : Pergerakan seorang atau
sekelompok pemain belakang, ke arah posisi pertahanan dengan tujuan untuk mengatur
kembali pola pertahanan tim.
Pemain bertahan di
kiri, tengah dan kanan
berlari ke belakang
untuk memperkuat
garis pertahanan dekat
dengan gawang.
5) Kepadatan Pertahanan (Compact) : Sebuah aksi penumpukan pemain bertahan di
area tengah, menjaga gawang mereka dan mencegah tim lawang membangun serangan.
Para pemain bertahan
dekat dengan gawang
mereka sendiri,
menempatkan diri
mereka sendiri saling
berdekatan dalam
jarak yang sama
dengan tujuan untuk
menjaga gawang dan
mempersulit
penyerang lawan.
48. 38
H. MATERI KEPELATIHAN :
Jiwa Kebersamaan (Psychososial)/Mental
1. DASAR
Motivasi
Kepercayaan Diri
Kerjasama
Membuat Keputusan/Kebulatan Tekad
2. TINGKAT LANJUT
Jiwa Kompetisi
Konsentrasi
Komitmen
Pengendalian Diri
3. SOSIAL
Komunikasi
Rasa Hormat (Respek) dan Disiplin
49. 39
I. MATERI KEPELATIHAN :
Situasi Standar (Set Piece) & Formasi
SITUASI STANDAR/BOLA MATI (SET PIECE)
1. Awal Pertandingan (Kick Off)
2. Tendangan Gawang (Goal Kick)
3. Lemparan ke Dalam (Throw-in)
4. Tendangan Sudut (Corner Kick)
5. Tendangan Bebas Langsung (Direct Free Kick)
6. Tendangan Bebas Tidak Langsung (Indirect Free Kick)
7. Penalti
[Baca halaman-halaman berikut tentang penjabaran situasi standar/Bola mati]
FORMASI*
5 v 5 = 3 - 1 - 0 Saat bertahan, 1-2-1 (ketupat) saat menyerang
6 v 6 = 3 - 2 - 0 Saat bertahan, 1-3-1 saat menyerang
7 v 7 = 3 - 2 - 1 Saat bertahan, 2-3-1 saat menyerang
8 v 8 = 3 - 1- 2 - 1 Saat bertahan, double diamond/ketupat saat
menyerang (1 - 2 - 1 - 2 - 1)
9 v 9 = 4 - 3 - 1 atau 3 - 3 - 2
11 v 11 = 4 - 3 - 3 atau 4 - 4 - 2
* Termasuk penjaga gawang
50. 40
1. Penjabaran Situasi Standar (Bola Mati)
Saya sempat terheran-heran dengan perhatian yang diberikan klub-klub Eropa
terhadap situasi-situasi standar atau bola mati. Porsi latihan yang tergolong besar diberikan
untuk melatih tendangan penalti, tendangan bebas, tendangan penjuru, bahkan lemparan
ke dalam. Hampir setiap latihan diakhiri dengan latihan bola-bola mati. Hal ini dilakukan
karena rata-rata setiap dua atau tiga gol terjadi lewat situasi bola mati. Tidak percaya? Coba
Anda perhatikan saat menonton bola di TV. Menurut statistik di majalah Sport Bild edisi
pertengahan Desember 2006, bisa disimpulkan bahwa pada prinsipnya semakin tinggi kelas
permainan atau dengan kata lain, semakin tinggi liganya, semakin penting pula situasi
standar.
Begitu seringnya kita melihat seorang Ronaldihno, Beckham, Lampard, Ballack,
Gerrard, dan masih banyak lagi pemain lain yang memecah kebuntuan lewat situsai bola
mati. Karena statistik membuktikan bahwa situasi standar begitu penting peranannya dalam
sepak bola masa kini, seorang pelatih yang bijaksana dengan sendirinya akan
mempersiapkan pasukannya baik dalam menghalau maupun melesatkan bola mati.
Situasi standar menjadi semakin penting peranannya di era sepak bola modern yang
begitu kompetetif seperti sekarang ini karena kualitas antar tim secara keseluruhan hampir
sama. Oleh karena itu, setiap kesempatan bola mati betul-betul dipergunakan dengan sebaik
mungkin guna memenangkan pertandingan yang sebenarnya berlangsung cukup seimbang.
1) TENDANGAN BEBAS
a) Di bawah ini beberapa contoh variasi tendangan bebas:
Variasi 1
Keterangan:
Pemain B berlari ke bola
seolah- olah akan menendang bola
untuk kemudian melompati bola
lalu terus berlari sesuai arah panah.
Sesaat setelah pemain B mulai
berlari, pemain A berlari ke arah
bola, berpura-pura melakukan
tembakan untuk kemudian
mengumpankan bola secara
mendatar ke depan pemain B.
Pemain B mengumpankan bola
dengan keras ke mulut gawang guna
disambar oleh pemain G, F atau E.
Pemain E, F dan G hendaknya
mempertajam efek tipuan dengan cara berpura-pura menginginkan bola diumpankan
kepada mereka secara langsung.
Penting: Tidak boleh ada pemain di sisi kanan lapangan dengan harapan lawan tidak
menjaga daerah tersebut. Selain itu umpan dari pemain A ke B harus dilakukan di
saat yang tepat untuk menghindari off side.
51. 41
Variasi 2
Keterangan:
Pemain A mengumpan
bola pada pemain B yang berlari
di depan pagar betis lawan dari
sebelah kanan ke sebelah kiri
untuk kemudian menerima bola
dan melepaskan tembakan ke
arah gawang lawan. Pemain C
berlari di belakang pagar betis
lawan dari kiri ke kanan guna
mengalihkan perhatian lawan.
Penting: Pemain C memang off
side tapi hanya secara pasif
karena bola tidak mengarah ke
C melainkan ke B.
b) Prinsip dasar bertahan saat lawan melakukan tendangan bebas:
Semakin dekat letak tendangan bebas ke gawang semakin panjang pagar betis itu
sendiri. Sebaliknya, semakin jauh letak tendangan bebas semakin sedikit pula
pemain yang dibutuhkan di dalam barisan pagar betis.
Pengaturan pagar betis dilakukan oleh kiper atau seorang pemain depan yang
berdiri di belakang posisi bola.
Pengaturan pagar betis dilakukan sesuai tinggi badan. Pemain tertinggi berdiri di
sebelah paling luar pagar betis. Semakin ke dalam semakin pendek pula tinggi
badan pemain. Logikanya di bagian gawang yang terjaga oleh kiper, pagar boleh
rendah. Bagian gawang yang jauh dari jangkuan kiper idealnya terjaga oleh
pemain-pemain yang yang setinggi mungkin.
Selain pagar betis, penjagaan lawan biasanya dilakukan secara man to man
marking. Posisi badan pemain bertahan semestinya berada di antara lawan dan
titik tengah gawang (di atas “invisible line”).
[Usahakan semua pemain bertahan naik hingga selevel dengan pagar betis. Saat tendangan
bebas dilakukan satu-dua orang pemain mundur kearah gawang, selebihnya mengikuti
pergerakan lawan. Sama seperti situasi standar yang lain, pembagian tugas harus jelas.
Masing-masing pemain mutlak harus mengetahui secara persis tugasnya saat tendangan
bebas diberikan. Pelatih harus memberi instruksi sebelum pertandingan. Jangan sampai
situasi standar terjadi baru pemain saling memberi instruksi satu sama yang lain. Secara
otomatis masing-masing pemain harus mengetahui ke mana dia harus menempatkan
dirinya]
52. Catatan :
“Invisible Line” adalah garis imjinasi yang tentunya tidak bisa dilihat dengan mata. Secara mental
tarik garis lurus antara bola dan titik tengah gawang. Di atas garis inilah - di antara bola dan titik
tengah gawang—seorang pemain seharusnya menempatkan dirinya sehingga penjagaan lawan
secara optimal bisa terlaksana. Bagi seorang penjaga gawang prinsip invisible line juga sangat
membatu dalam menempatkan posisi. Prinsipnya sama; penjaga gawang menempatkan dirinya di
atas garis imajinasi yang membentang lurus antara bola yang hendak ditendang ke arah gawang dan
titik tengah gawang. Semakin jauh posisi bola semakin dekat posisi penjaga gawang dengan garis
gawang. Sebaliknya, semakin dekat bola ke gawang posisi kiper semakin mendekati bola yang
hendak ditendang guna menyempitkan sudut tendang. Jangan lupa; tempatkan posisi di atas
invisible line, jangan disamping kiri atau kanannya (lihat bagian penjaga gawang halaman 46).
42
2) TENDANGAN PENJURU
Variasi tendangan penjuru yang paling populer di Eropa saat ini, khususnya di Jerman adalah
sebagai berikut:
Keterangan:
Pemain A melakukan
tendangan penjuru.
Pemain I dan J mengawal
pertahanan untuk mengatisipasi
kemungkinan serangan balik.
Pemain G dan H menjaga second
line. Dengan kata lain, kedua
pemain ini bertugas mencari bola
muntah untuk kemudian secepat
mungkin melesatkan tembakan ke
arah gawang lawan. Perlu
ditekankan bahwa pemain G dan H
haram mengontrol bola dengan
lama apalagi mendribel bola.
Mengumpan pun sebaiknya jangan
dilakukan karena risiko kehilangan
bola teralu besar. Apabila pemain second line kehilangan bola ujung-ujungnya adalah
serangan balik yang bisa fatal akibatnya. Disiplin tinggi untuk bermain aman mutlak
dimiliki kedua pemain ini.
Pemain B berlari ke depan tiang jauh. Tugas pemain B adalah; (1) memberi aba-aba
kepada pemain A untuk melakukan tendangan penjuru saat semua pemain telah siap, (2)
mengganggu konsentrasi kiper lawan, serta (3) menyambar bola liar yang sekiranya
terjadi di daerah tiang jauh.
Pemain C, D, E, F berlari sesuai arah lari yang digambarkan di atas. Jarak lari pemain C
paling pendek, sementara jarak lari pemain F paling jauh. Kecepatan berlari termasuk
tinggi, mendekati sprint, sehingga bola yang disambar akan melaju dengan deras ke arah
gawang lawan.
53. Posisi awal C, D, E dan F adalah berkelompok sedekat mungkin di atas garis boks penalti
43
sejajar dengan tiang jauh gawang lawan.
Keempat pemain di atas mulai berlari saat pemain A berancang-ancang melakukan
tendangan penjuru. Tujuannya salah satu dari keempat pemain tadi bisa melakukan
heading langsung setelah melakukan sprint pendek tanpa harus berhenti. Dalam posisi
berdiri secara statis sangat sulit melakukan heading dengan power yang maksimal.
Dengan kata lain, arah crossing bola harus diarahkan ke depan pemain tujuan.
Organisasi, Timing yang tepat dan teknik crossing yang sempurna tentu saja hanya bisa
terealisasi melalui latihan yang tekun.
Variasi tendangan penjuru dengan bantuan umpan kombinasi yang sering ditemui di Eropa
dewasa ini adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Pemain G melakukan tendangan
penjuru.
Pemain I melakukan gerakan
tipuan; berlari ke arah gawang
lawan untuk kemudian secara
eksplosif berlari ke arah G. Umpan
yang diberikan oleh G dikembalikan
kepada G atau I hanya melakukan
umpan tipuan kepada G untuk
kemudian menggiring bola ke garis
gawang diakhiri dengan umpan
datar yang keras atau umpan
lambung ke mulut gawang lawan.
Apabila bola diumpankan kembali
ke pemain G, ia bisa memilih antara
melepaskan umpan lambung, menggiring bola untuk kemudian melesatkan tembakan
atau menyodorkan bola pada pemain lain dengan tujuan melesatkan tembakan.
Perhatikan posisi pemain-pemain lainnya. Semua pemain mempunyai tugas yang jelas.
Selain itu perhatikan bahwa hanya satu pemain saja (B) yang bisa dikatakan tidak
mempunyai fungsi ofensife atau menyerang. Hal ini disebabkan karena situasi tendangan
penjuru sudah seharusnya dipergunakan semaksimal mungkin. Ingat: semakin sering gol
lahir di era sepak bola modern ini melalui situasi standar, termasuk lewat tendangan
penjuru! Oleh karena itu, berikan arahan sebelum bertanding mengenai tugas masing-masing
pemain secara jelas baik saat lawan melakukan tendangan penjuru maupun saat
tim Anda melakukan tendangan penjuru!
54. 44
3) LEMPARAN KE DALAM ATAU THROW IN
Lemparan ke dalam sering sekali terabaikan dalam latihan. Sama seperti situasi
standar lainnya yang lebih ‘terkenal´ pemain seharusnya mengerti di mana mereka harus
menempatkan posisi. Pembagian tugas harus ada kalau tidak ingin kehilangan kesempatan
membangun serangan lewat situasi throw in. Teramat sayang apabila bola harus hilang
hanya karena pemain berlari tanpa arah, tanpa menyesuaikan pergerakannya dengan kawan
sehingga situasi yang tercipta adalah situasi untung-untungan. Kepemilikan bola yang
tadinya 100% menjadi hanya 50% karena bola bisa hilang bisa juga tidak. Untuk menghindari
hal ini lemparan ke dalam harus dilatih dan prinsip dasar pelaksanaannya diketahui oleh
semua pemain.
a) Variasi Throw In Terpopuler Di Eropa
Keterangan:
Pemain A melakukan lemparan ke
dalam. Apabila terjadi throw in di sisi
kanan bagian tengah lapangan maka
pemain A adalah sayap kanan tentunya.
Pemain B, apabila mengikuti
skenario seperti di atas, seharusnya
adalah pemain bek kanan (wing back)
kalau sistem yang dipakai adalah 4-4-2.
Tugas pemain B tidak lain adalah
menjadi seorang pemain jangkar yang
siap meneruskan bola ke sisi kiri
lapangan entah secara langsung dengan
long pass atau melewati pemain bek
tengah F atau G yang berfungsi sebagai
´jembatan´. Pemain lain yang bisa
berfungsi sebagai ´jembatan´ adalah kiper. Seorang kiper yang modern harus senantiasa
ikut bermain. Artinya, di saat situasi throw in seperti di atas kiper hendaknya bergeser
sedikit ke sisi kanan lapangan sekaligus maju dan berfungsi sebagai libero.
Pemain C adalah pemain defensive mid (Gelandang Bertahan). Biasanya pemain ini
bergerak ke sebelah kanan pemain A untuk kemudian bergerak ke sebelah kirinya. Itu
semua tergantung situasi tentunya.
Pemain D adalah offensive mid. Awalnya pemain D bergerak ke arah pemain A untuk
kemudian berlari dengan kecepatan tinggi menyusur garis tepi lapangan. Umumnya
pemain D adalah target utama saat terjadi throw in. D dan E tentu saja bisa menukar
posisi sesuai situasi.
Pemain H adalah penyerang kiri, pemain I adalah pemain sayap kiri, sedang pemain J
adalah wing back kiri. Pemain H, I, J dan E siap mendukung serangan apabila variasi
throw in ini berhasil sesuai rencana.
Perhatikan bahwa semua pemain kecuali kiper berada dalam daerah sepanjang kira-kira
30-40 meter dan lebar sekitar 35 meter. Begitu throw in berhasil dengan baik formasi tim
langsung mengembang. Pemain diinstruksikan untuk ´membuka´ lapangan dan
mengoptimalkan lebar lapangan.
55. Variasi lemparan ke dalam lainnya yang juga cukup populer di Eropa adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Pemain A melakukan throw
in kepada pemain C.
Pemain C melakukan
heading yang diarahkan
kepada pemain D atau E.
Sebaiknya umpan heading
diarahkan ke daerah bebas di
depan E atau di daerah bebas
di depan pemain D.
Di dalam sepak bola hampir selalu ada hukum dasar dalam melakukan sebuah teknik,
kombinasi atau taktik tertentu. Begitu juga dalam melakukan throw in.
45
b) Prinsip dasar pelaksanaan lemparan ke dalam:
Semakin cepat throw in dilakukan semakin baik. Apabila throw in tidak dilakukan dengan
cepat, lawan akan punya waktu lebih untuk mengorganisasi pertahanan. Semakin banyak
waktu yang diberikan kepada lawan semakin rapi pula organisasi pertahanan lawan
sehingga semakin sulit pula menemukan celah.
Agar eksekusi throw in bisa dilangsungkan dengan cepat, semua pemain harus bereaksi
dengan cepat dan mengisi posisi masing-masing. Sekali lagi, posisi dan tugas masing-masing
pemain harus jelas agar pemain bisa cepat bereaksi terhadap situasi throw in dan
tidak ada waktu yang terbuang dikarenakan kebingungan pemain.
Timing (kesempatan) lemparan ke dalam harus tepat dan sinkron dengan pemain lainnya.
Tidak ada gunanya pemain yang melakukan lemparan ke dalam siap apabila rekan-rekannya
masih belum siap. Pelempar bola juga harus memperhatikan pergerakan
mengecoh yang dilakukan rekan-rekannya untuk kemudian melemparkan bola tepat saat
gerakan tipuan selesai. Terlalu cepat tidak baik karena pemain yang dituju akan kaget
karena belum siap. Sebaliknya, terlalu lambat juga percuma karena lawan yang tadinya
terkecoh sudah bisa melakukan penanggulangan masalah sehingga kembali mampu
menjaga lawan dengan baik dan ketat.
Variasi throw in apa pun yang dilakukan, prinsip mengecoh lawan dengan pergerakan
silang semestinya tetap terkandung di dalamnya. Pergerakan-pergerakan yang rajin, cepat
serta menipu harus ada supaya pemain yang melemparkan bola memiliki sebanyak
mungkin opsi atau kemungkinan tujuan dan pemain yang dituju memiliki ruang gerak
sekaligus sedikit waktu saat menerima bola.
56. 46
J. MATERI KEPELATIHAN : PENJAGA GAWANG
Hal-hal khusus Mengenai Fisik, Teknik, Taktik, dan Jiwa Kebersamaan(Psychososial)/
Mental Penjaga Gawang
FISIK
Kelincahan dan Reaksi
Koordinasi dan Keseimbangan
Kelenturan
Daya Tanggap dan Kewaspadaan
Kebugaran dan Kekuatan
TEKNIK
Penguasaan Bola
Penguasaan Bola Menyilang (Crossing)
Menjatuhkan diri dan Mengamankan Gawang
Kelincahan Kaki
Penempatan posisi
Menangkap dan Menepis Bola
TAKTIK
Melempar dan membagi bola
Mendukung Permainan
Mengatur Tempo Permainan
57. 47
JIWA KEBERSAMAAN (Psychososial)/Mental
Kemampuan untuk fokus / Memperhatikan
Membuat Keputusan / Kemantapan Hati
Keberanian
Komunikasi
A. KUALIFIKASI PENJAGA GAWANG
1) PENEMPATAN POSISI
Kemampuan menempatkan posisi adalah modal utama seorang penjaga gawang/
kiper yang andal. Apabila seorang penjaga gawang mampu menempatkan posisi dengan
baik, yang paling sering terjadi adalah penjaga gawang seakan-akan menjadi magnet
sehingga bola seakan terus melaju ke arah penjaga gawang. Dengan penempatan posisi yang
benar seorang penjaga gawang tidak perlu melompat jauh ke kiri dan ke kanan. Hal ini
dikarenakan segitiga yang terbentuk oleh bola dan ke dua tiang gawang menjadi lebih kecil.
Istilah umumnya adalah memperkecil sudut. Sebenarnya istilah ini dari sudut pandang
matematika salah. Sudut tidak mungkin menjadi lebih kecil. Untuk lebih jelasnya perhatikan
diagram-diagram di bawah ini:
Diagram # 1
Pada diagram # 1 terlihat
bagaimana rentang
gawang yang harus
dijangkau kiper adalah 3,16
m ke kiri dan 3,16 m ke
sebelah kanan kiper. Angka
3,16 m didapat dari
perhitungan sebagai
berikut:
(rentang gawang : 2) –
(rentang badan kiper :2) =
(7,32 m : 2) – (1 m : 2) =
(3,66 – 0,5) = 3,16 m.
58. Pada diagram ini juga terlihat bahwa segitiga yang tercipta antara letak bola dan
kedua tiang gawang cukup luas. Selanjutnya, pada diagram # 2 terlihat kiper bergerak naik
mendekati lawan. Akibatnya, rentang jarak ke sebelah kiri maupun kanan kiper yang harus
dijangkau oleh kiper guna menggagalkan tendangan lawan adalah jauh di bawah angka
3,16 m Semakin naik posisi kiper, semakin kecil luas segitiga.
48
Diagram # 2
Saya pribadi pada umumnya
menganjurkan kiper untuk naik
sejauh-jauhnya (paling sedikit 2/3
jarak antara bola dan garis gawang)
apabila lawan berada di dekat
gawang. Apabila posisi bola jauh
saat shooting dilakukan, kiper cukup
maju selangkah-dua langkah saja.
Maksudnya sama: memperkecil
segitiga (bukan sudut!) yang
akibatnya adalah rentang jarak yang
harus dijangkau kiper ke kiri
maupun ke kanan semakin dekat.
Efeknya jelas, bola yang dilesatkan
lawan akan sulit melewati kiper.
Selain penempatan posisi yang benar secara vertikal (naik-turun), posisi kiper juga
harus benar secara horisontal (kiri-kanan). Nah, untuk penempatan posisi yang benar secara
horisontal kiper harus memiliki pengetahuan akan The Invisible Line atau garis lurus yang tak
tampak. Seorang kiper yang baik akan selalu membuat garis imaginatif antara titik tengah
gawang dan letak bola. Untuk kemudian memosisikan dirinya di atas garis imajinatif
tersebut. Perhatikan diagram di bawah ini:
Diagram # 3
Saat bola berpindah posisi
kiper pun diharuskan bergerak agar
ia bisa terus berada di atas garis
invisible line. Untuk bisa melakukan
itu seorang kiper dituntut untuk (1)
sesekali menoleh ke belakang guna
mencari titik tengah gawang, dan
(2) memiliki kecepatan kaki agar
bisa dengan cepat memosisikan
dirinya dengan tepat. Oleh karena
itu, saat melatih posisi kiper seorang
pelatih yang bijaksana akan
sekaligus melatih kecepatan kaki.
59. Perhatikan dua contoh latihan di bawah ini, masing-masing satu contoh latihan untuk
penempatan posisi yang benar dan satu latihan untuk mengasah kecepatan kaki kiper
(footwork).
49
Contoh latihan posisi:
Diagram # 4
Keterangan:
1) Letakkan sebuah cone di titik
tengah gawang sebagai alat bantu
orientasi.
2) Letakkan beberapa bola di
berbagai posisi (dekat dan jauh, kiri
maupun kanan).
3) Pelatih menunjuk ke sebuah
bola. Kiper bergerak dari titik
tengah gawang ke arah bola tanpa
meninggalkan sedikit pun garis
invisible line. Asisten pelatih atau
kiper cadangan memosisikan
dirinya di belakang gawang guna
memeriksa ketepatan posisi
(apakah kiper menyimpang dari
garis invisible line atau tidak).
Contoh latihan kecepatan kaki:
Diagram # 5
Keterangan:
1) Buatlah tanda plus dari cones
masing-masing dengan jarak 3 m
dari cones pusat.
2) Instruksikan kepada kiper untuk
bergerak secepat mungkin dari
A→B→A→C→A→D→A→E→A
3) Pergerakan kaki kiper hendaknya
ke samping, ke belakang, ke depan,
dst.
4) Kiper hendaknya bergeser
dengan langkah-langkah yang kecil,
sedikit menjinjit dan dengan lutut
yang sedikit ditekuk.
5) Sebagai variasi, di akhir 1 set
pergerakan pelatih bisa melepaskan
tembakan keras untuk ditangkap
kiper dengan lengket.
60. 50
2) BERANI !
Keberanian seorang kiper/penjaga gawang begitu penting artinya. Dalam sebuah
pertandingan, seorang kiper begitu sering harus berhadapan 1 vs 1 dengan pemain lawan.
Begitu sering terjadi situasi di mana lawan melepaskan tembakan dengan keras dari jarak
dekat. Betul-betul dibutuhkan sebuah keberanian yang luar biasa. Tanpa mentalitas “berani
mati” tingkat kehebatan seorang kiper akan drop secara signifikan.
Bagaimana caranya menanamkan sifat berani dalam diri kiper Anda? Jawabannya:
sulit! Pada umumnya sifat berani adalah pembawaan sejak kecil. Anak saya Brandon saat
berusia dua tahun sudah berani meloncat dari ketinggian dua meter lebih ke dalam kolam
renang, naik seluncur yang begitu tinggi, dan lain-lain. Betul-betul tidak mengenal rasa takut.
Putri saya Shania Cinta lain lagi. Shania sangat hati-hati dalam bertindak dan cenderung
tidak berani. Begitu juga dengan orang-orang di seluruh dunia; ada yang berani dan ada yang
tidak mau ambil risiko. Jadi, bisa dikatakan keberanian adalah bakat alam yang tidak dimiliki
oleh semua kiper.
Di sisi lain pemain dan juga pelatih tidak boleh putus asa dan pasrah mengenai
ketidakberanian seorang kiper. Kiper harus berani. Tidak bisa tidak. Apabila seorang kiper
tidak ada niat untuk memperbaiki kelemahannya dalam segala hal termasuk dalam hal
keberanian, maka sebaiknya ia berhenti menjadi seorang kiper. Jadilah pemain catur saja.
Kita kembali ke pertanyaan semula; bagaimana caranya melatih keberanian seorang kiper?
Dengan cara sering berdialog untuk menanamkan positive thinking dan kepercayaan diri
dalam diri kiper Anda. Kalau Anda sendiri adalah seorang kiper, maka cara melatih diri Anda
sendiri adalah lewat positive self talk atau berbicara dalam hati secara positif; “Aku Bisa! Aku
berani! Aku adalah singa! Kalaupun luka nanti juga sembuh! Si A bisa kenapa aku tidak?!”
Dll. Bisa juga lewat mendengarkan musik-musik yang insipratif dan penuh semangat. Selain
itu tontonlah film-film yang menonjolkan keberanian seperti Gladiator, Any Given Sunday,
Rudy, dll.
Hal lain yang dapat Anda lakukan adalah: challenge yourself atau tantang diri Anda
sendiri melakukan hal-hal yang membutuhkan keberanian. Teman saya Garret Hurtle pernah
masuk ke dalam kandang buaya. Setelah memegang bahkan duduk di atas beberapa buaya,
salah satu buaya marah dan hampir saja mencaplok mukanya. Dramatis sekali. Bagaimana
tidak, antara moncong buaya dan mukanya hanya berjarak sekitar 5 cm! Yang kemudian
dilakukannya membuat saya lebih tercengang lagi, Garret yang masih schock hebat, saat
berjalan keluar kandang buaya menyempatkan dirinya memegang punggung seekor buaya.
Saya bertanya kepadanya,”Apa kamu gila? Kamu hampir mati tadi, kok sempat-sempatnya
memegang buaya saat keluar?” Garret menjawab dengan pasti, “Kalau saya langsung keluar
tanpa memegang buaya terlebih dahulu saya akan selamanya takut akan buaya.” Betul-betul
luar biasa teman saya yang satu ini. Komodo pun di alam bebas dijadikan mainan seakan-akan
komodo adalah kelinci!
Tentu saja saya tidak bermaksud mengajak Anda untuk melakukan hal-hal yang “gila”
seperti Garret. Namun, prinsipnya patut untuk dicontoh: perasaan takut harus dihadapi
bukan dihindari. Tantanglah perasaan takut itu dan “ciutkan nyalinya!” Selain itu yang bisa
dilakukan seorang pelatih adalah dengan sengaja membuat program latihan yang
memberikan kesempatan kepada kiper untuk menantang rasa takutnya. Shooting jarak
pendek, misalnya, atau simulasikan situasi 1 v 1 (kiper vs penyerang).
61. Kesimpulannya jelas:
1. Keberanian mutlak harus dimiliki seorang kiper !
2. Kelemahan dalam hal keberanian bisa diperbaiki walaupun sulit. Untuk itu diperlukan
dedikasi tinggi dan sifat pantang menyerah. Di sinilah letak rahasia orang sukses: manusia
sukses pantang menyerah. Manusia sukses selalu ingin maju, lebih baik lagi dan lebih baik
lagi. Manusia sukses melawan rasa malas. Manusia sukses melawan rasa minder dan
putus asa. Manusia sukses berkata “Tidak bisa tidak, aku harus bisa!”
51
3) PEMAIN BOLA YANG ANDAL
Kemampuan mengolah bola dengan baik mutlak harus dimiliki seorang kiper karena
seorang kiper sering mendapat umpan dari rekannya selama pertandingan berlangsung.
Seorang kiper harus mampu mengontrol bola dengan baik, memberikan umpan dengan
pasti dan tepat, serta paham mengenai ke mana bola harus diarahkan. Maka, biarkan kiper
ikut berlatih bersama pemain-pemain lain sesering mungkin. Dengan demikian, kemampuan
mengolah bola dengan kedua kakinya semakin terasah.
Contoh latihan:
Lakukan possession game (tim A vs tim B) di seluruh lapangan. Masing-masing tim diperkuat
seorang kiper yang diperbolehkan menggunakan baik kaki dan tangannya guna mengolah
bola.
4) MEMILIKI REAKSI YANG BAIK
Mampu untuk bereaksi secara cepat adalah sebuah nilai plus yang mahal harganya
bagi seorang kiper. Betapa tidak, banyak sekali tendangan ke arah gawang dilesatkan dari
jarak pendek sehingga dibutuhkan kemampuan refleks yang tinggi.
Guna melatih kemampuan bereaksi seorang kiper, lakukan latihan-latihan di bawah ini:
Contoh latihan mengasah reaksi #1:
Diagram # 6
Keterangan:
Pelatih (P) melesatkan tembakan
demi tembakan ke arah gawang.
Daerah depan gawang telah dipenuhi
cones-cones tinggi yang berpotensi
mengubah arah bola. Dengan
demikian, kiper dituntut bereaksi
secara cepat dan sigap.
62. Contoh latihan mengasah reaksi #2:
Dua kiper berhadap-hadapan dengan jarak 5 m. Masing-masing kiper melemparkan bolanya
ke arah rekannya secara bersamaan. Bola yang “muntah” harus secepatnya ditangkap.
Begitu seterusnya.
52
5) TEKNIK MENANGKAP BOLA
Bila bola yang ditangkap kiper ternyata lepas dari genggaman tentu runyam
akibatnya. Oleh karena itu, seorang kipper hendaknya memiliki teknik menangkap bola
sesempurna mungkin. Ajarilah kiper Anda untuk membentuk huruf “W” saat menangkap
bola lambung. Untuk bola yang mengarah ke badan bentuklah huruf “A” (atau sebuah
segitiga) dengan kedua jari telunjuk dan jempol tangan. Sedangkan untuk bola-bola yang
menyusur tanah bentuklah huruf “V” dengan kedua telapak tangan Anda.
6) KUALITAS LOMPATAN
Rentang gawang yang lebar dan melebihi daya jangkau memaksa seorang penjaga
gawang untuk memiliki kemampuan lompatan yang mumpuni. Untuk itu teknik melompat
dengan benar perlu dikuasai. Setali tiga uang kemampuan daya eksplosifitas otot seorang
penjaga gawang perlu dilatih agar mampu memberikan daya yang dibutuhkan untuk terbang
ke kiri, ke kanan maupun ke atas.
Untuk latihan mengasah daya eksplosifitas lihat bagian plyometrics dihalaman 158.
7) TUBUH YANG LENTUR DAN KOORDINASI YANG MULUS
Latihan seorang penjaga gawang seharusnya didominasi oleh latihan koordinasi dan
fleksibilitas. Otot seorang penjaga gawang harus lentur agar mampu melakukan lompatan-lompatan
serta gerak-gerik dengan seefisien dan semulus mungkin.
Seorang penjaga gawang yang baik sering diibaratkan seekor kucing yang piawai melompat
dengan mengandalkan tubuhnya yang lentur.
Karena itu latihan penjaga gawang hendaknya menghindari segala bentuk latihan yang
mengakibatkan tubuh menjadi kaku. Setiap latihan yang dilakukan guna memperbaiki daya
eksplosifitas otot hendaknya diimbangi dengan latihan kelenturan tubuh.
Demikian Penjabaran sebagian materi kepelatihan untuk penjaga gawang.
Selengkapnya carilah bahan-bahan panduan khusus penjaga gawang.
Variasi latihan boleh berbeda namun materi kepelatihan penjaga gawang
hendaknya mengikuti arahan sesuai kurikulum.
63. 53
K. GAYA KEPELATIHAN
1. Garis Besar Mengenai Kepelatihan dan Persiapan latihan
untuk Para Pelatih
PRINSIP UMUM
JIWA KOMPETISI : Semua permainan memiliki unsur kompetisi, menghadiahi tim yang
menang dan membentuk jiwa kompetisi yang sehat dan senantiasa berlatih dalam suasana
kompetisi.
BOLA : Semua latihan harus selalu dilakukan dengan bola.
KEGEMBIRAAN : Pelatih harus menggunakan kreativitasnya untuk merancang latihan
yang menyenangkan sekaligus berhubungan dengan sepak bola terutama untuk para
pemain muda.
ORGANISASI
PERSIAPAN : Setiap pelatih harus mempersiapkan dan membuat perencanaan dalam latihan
sebelum waktu latihan dilaksanakan. Catatan dari semua rencana latihan disimpan sebagai
arsip.
SAAT LATIHAN : Jangan hentikan terlalu sering. Pemain harus belajar untuk menemukan
cara memecahkan masalah tanpa harus diberi tahu terus menerus. Berikan kalimat yang
jelas, cermat, dan cepat-cepat lanjutkan kembali latihan.
64. EVALUASI : Ambil beberapa menit setelah jam latihan untuk meninjau kembali dan berikan
catatan pada apa yang sudah dilakukan dengan baik dan apa yang masih membutuhkan
perbaikan.
54
MELATIH PEMAIN
PENGUASAAN BOLA DAN PASSING : Teknik dari seorang pemain didasari oleh penguasan
bola yang sama baiknya dengan akurasi passing yang dilakukannya. Kualitas dan ketepatan
arah bola pada sentuhan pertama merupakan hal yang amat sangat penting.
DAYA TANGKAP DAN KEWASPADAAN : Tegaskan kepada mereka untuk terus menegakkan
kepala dan pandangan mata selalu melihat ke segala penjuru lapangan. Daya tangkap dan
kewaspadaan adalah bagian penting dari sebuah pertandingan.
KECEPATAN DAN REAKSI : Setiap latihan menggabungkan kecepatan daya tangkap,
pengambilan keputusan, dan kemampuan untuk menindaklanjutinya dengan cermat.
Meningkatkan kecepatan individu akan meningkatkan kecepatan keseluruhan tim.
MELATIH TIM
JARAK DAN PERGERAKAN : Menciptakan ruang dengan tujuan untuk mendapatkan bola dan
memberikan pilihan untuk passing kepada pemain yang sedang menguasai bola sangat
penting. Artinya tunjukkan kepada para pemain bagaimana bergerak di saat yang tepat.
MENYERANG – BERTAHAN : Semua pemain menyerang dan bertahan. Berikan aturan yang
terperinci dan jelaskan gerakan-gerakan yang diperlukan oleh para pemain, baik secara
perorangan maupun sebagai satu tim.
KECEPATAN PERMAINAN : Tujuan utama dari tim adalah untuk bermain di dalam kecepatan
yang maksimal. Mengurangi ruang dan jumlah sentuhan pada bola akan meningkatkan
kecepatan bermain.
65. 55
2. Menciptakan Suasana Dan Sarana Berlatih Yang
Kondusif Bagi Perkembangan Pemain
Ada empat faktor yang mutlak harus ada di setiap latihan apabila pelatih dan klub
menginginkan terjadinya perkembangan kualitas pemain:
Intensitas Latihan
Asal latihan tidak cukup. Sering saya miris melihat banyaknya SSB yang melatih terlalu
banyak siswa sekaligus. Alhasil, latihan tidak efektif. Pemain sedikit mendapatkan
kesempatan/giliran sehingga intensitas latihan rendah.
Program latihan yang tidak tersusun rapi juga bisa mengakibatkan latihan intensitas tinggi
tidak tercipta.
Tanpa latihan berintensitas tinggi seorang pemain tidak mungkin bisa mengembangkan
kualitas teknik dan fisiknya dengan baik.
Kualitas Latihan
Tanpa peralatan fasilitas serta lapangan yang memadai kualitas latihan akan rendah. Kualitas
Pelatih juga sangat menentukan kualitas latihan. Selain itu faktor-faktor lain seperti daya
konsentrasi dan semangat pelatih dan pemain juga kebugaran pemain sangat berpengaruh
pada tinggi rendahnya kualitas latihan.
Sedang kualitas latihan itu sendiri tentu saja sangat berpengaruh bagi perkembangan
pemain. Karena masih rendahnya kualitas latihan di Indonesia maka pemain yang tercipta
juga tidak maksimal.
Kesimpulannya jelas : apabila Indonesia ingin bersaing dengan dunia Internasional kualitas
latihan harus diperbaiki sehingga pemain bisa berkembang dengan baik.
66. Kompetisi dalam Latihan dan dalam Pertandingan
Kesalahan lain yang umum dilakukan oleh SSB dan Klub-Klub di Indonesia adalah tidak
adanya falsafah kompetisi di dalam program latihan. Latihan apapun bentuknya , akan lebih
bergairah, lebih berkualitas dan lebih efektif apabila dilakukan dalam bentuk kompetisi.
Penjadwalan pertandingan persahabatan yang rutin dan turut serta dalam festival/
turnamen/kompetisi juga sangat diperlukan bagi perkembangan kualitas pemain.
Pemahaman Permainan
Lewat program latihan dan Coaching Point (CP ) yang terkandung didalamnya peran pelatih
dan latihan itu sendiri sangat besar bagi perkembangan pemain dalam hal pengertian
permainan. Saya pribadi sangat sering menjumpai pemain di seluruh Indonesia yang
mempunyai skill individu dan kecepatan yang mumpuni namun sayang pemahaman
permainan sangat minim. Awareness tentang dimana bola, kawan dan lawan sering tidak di
miliki pemain. Selain itu, pemahaman tentang kapan mendribel bola dan kapan harus
mengumpan bola serta kemana bola harus di umpan juga sangat minim. Pemahaman taktis
seperti contoh-contoh tadi mutlak harus diajarkan kepada pemain agar perkembangan
pemain bisa optimal.
56
3. Meracik Menu Latihan dan Organisasi Latihan
LANGKAH 1
TENTUKAN FOKUS LATIHAN
Teknik : Sekali latihan fokus 1-2 macam teknik saja. Selalu tandemkan teknik passing
dengan 1-2 macam teknik lainnya (contoh : passing + shooting atau passing + trik individu)
Taktik: bertahan/menyerang? (pilih salah satu!). Taktik individu/grup/tim (pilih 1-2 saja
untuk sekali latihan).
Fisik: Endurance (ketahanan) dengan dan tanpa bola/power (kekuatan)/koordinasi dan
kelenturan/speed (kecepatan) dengan dan tanpa bola bisa digabung semua dalam sekali
latihan atau fokus ke satu-dua bagian saja. Untuk pemain usia muda gabungkan koordinasi
dengan yang lain (sebisa mungkin hindari endurance tanpa bola) untuk usia 12 tahun
kebawah fokus ke koordinasi dan kecepatan dengan bola saja.
67. 57
LANGKAH 2
MEMBUAT PROGRAM LATIHAN
Tertulis supaya terencana dan bisa diarsipkan.
Prinsip benang merah : dari awal sampai akhir latihan bagian-bagian latihan terlihat
selaras, serasi dan saling berhubungan sesuai dengan tema latihan. Tema latihan
harus terlihat jelas dari awal sampai akhir.
Pakai bola! Pakai bola! Pakai bola.
Hindari antrean! Modifikasi latihan sehingga antrean tidak terjadi. Contoh: sebagian
shooting ke dua gawang, sebagian body fitness lalu gantian.
Intensitas latihan harus dari santai ke berat.
Tingkat kesulitan latihan harus dari gampang ke sulit, dari yang sudah dikenal ke
latihan yang belum dikenal.
Pastikan adanya tekanan (untuk melatih mental) dalam bentuk perlombaan/hadiah/
hukuman/tekanan waktu.
Pastikan program Anda sesuai metode pembuatan program latihan (tidak asal bikin
program) mulai dari warm up (10’-15’) sampai cooling down (5’-10’).
Coaching point (CP) sebaiknya 3-5 saja agar mudah diserap dan diingat pemain.
Tuliskan CP di bagian-bagian latihan untuk mengingatkan Anda saat latihan.
Tentukan dan tulis berapa menit untuk setiap bagian latihan.
Perhatikan program latihan yang sudah Anda buat. Tanyakan pada diri sendiri; sudah
cukup variatifkah (tidak monoton) latihan ini?? Bagaimana dengan fun aspect atau
faktor kesenangan? Apakah pemain akan senang dan bergairah mengikuti program
latihan yang Anda buat?
Pastikan variasi-variasi yang Anda pilih efektif, gampang dimengerti dan tidak
mengakibatkan antrean. HINDARI ANTREAN!
LANGKAH 3
PERSIAPAN DI LAPANGAN
Amati program Anda; perlengkapan apa saja dan berapa biji yang anda butuhkan.
Siapkan rompi/cones/bola/dll untuk sebanyak mungkin macam latihan sebelum
latihan dimulai!!! Pelatih yang seharusnya pertama sampai di lapangan!!!
Ambil waktu beberapa menit untuk sekali lagi memperhatikan coaching points untuk
setiap bagian latihan yang telah anda tulis.
LANGKAH 4
SAAT MELATIH
Bila diperlukan adjust atau sesuaikan jumlah pemain, misalnya, atau besar lapangan,
atau jarak drill dll agar latihan menjadi lebih efektif.
Pelatih sebaiknya berdiri di posisi yang central agar bisa leluasa melihat semua
pemain dan bisa melihat kejadian-kejadian di lapangan dengan jelas.
Lakukan pembenaran sesuai coaching points. Lakukan pembenaran dengan jeli tanpa
68. memakan banyak waktu (berbicara terlalu lama/ terlalu sering). Ingat: tetaplah fokus
pada 3-5 coaching points yang telah anda persiapkan. Jangan melantur kesana
kemari.
Jangan biarkan pemain kehilangan fokus saat berlatih. Di saat yang sama tetaplah
berperilaku dan bertutur kata positif. Angkat motivasi pemain. Jaga semangat dan
fokus Anda.
58
LANGKAH 5
EVALUASI
Setelah latihan selesai lakukan evaluasi tentang apa saja yang Anda telah lakukan dengan
benar dan apa saja kesalahan yang Anda lakukan selama latihan.
Tanyakan pada diri sendiri dan rekan Anda; sudahkah organisasi latihan berjalan dengan
optimal? Apakah semua bagian latihan dapat diterima dengan baik oleh pemain? Apakah
coaching points yang anda persiapkan telah anda sampaikan sekaligus bisa dimengerti oleh
pemain? .