SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
SEMINAR NASIONAL FISIKA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA, 1 JUNI 2013
PENGEMBANGAN PROTOTIP SISTEM PEMANTAU SIKAP DINAMIK ROKET
DENGAN VISUALISASI GRAFIK DAN ANIMASI PERGERAKAN 3D SECARA
REAL TIME
Rifki Reinaldo*)
, Mashaler Suradam, Eko Andri, Iwan Sugihartono, Hadi Nasbey
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi
Jurusan Fisika, Universitas Negeri Jakarta
Jl. Pemuda Rawamangun No. 10, Jakarta Timur
*)
Email: rifkyreynaldo@gmail.com
Abstrak
Telah dikembangkan sebuah prototip sistem temetri yang berfungsi untuk mendukung proses
pemantauan sikap dinamik roket dengan visualisasi grafik dan animasi pergerakan 3D secara real
time. Sistem dibangun berbasiskan sensor Inertial Measurement Unit (IMU) 10 derajat kebebasan dan
mikrokontroler ATmega328P pada perangkat keras. Sementara perangkat lunak sistem yang berperan
sebagai Ground Control Station (GCS) untuk melakukan telecommand dan visualisasi data, dibangun
berbasiskan Graphical User Interface (GUI) komputer personal menggunakan programming
environment Processing. Perangkat keras dan perangkat lunak sistem terhubung secara nirkabel
melalui modul frekuensi radio Xbee S2 2.4 GHz. Pengujian sistem dilakukan secara eksperimental
melalui beberapa metode pengujian fungsionalitas, respon serta ketahanan sistem seperti uji g-shock,
g-force, uji vibrasi, dan uji telecomand. Hasil pengujian menunjukan bahwa sistem dapat bekerja
dengan baik dan memiliki tingkat keberhasilan dalam berbagai perlakuan uji yang diberikan mencapai
100%. Proses telemetri data serta fungsi telecommand dan visualisasi berlangsung dengan baik tidak
mengalami cacat data, lag, misinterpretasi visualisasi dan tidak mengalami putus koneksi selama
pengujian berlangsung.
Kata Kunci: Inertial Measurement Unit (IMU), Atmega328P, Telecommand, Telemetri, Processing
Abstract
A telemetry system prototype has been developed to support process of real time monitoring dynamic
attitude of rocket with graph visualization and 3D movement animation. Hardware of the system is
based on 10 degrees of freedom Inertial Measurement Unit (IMU) sensor and microcontroller
ATmega328P. While, software of the system which is act as a Ground Control Station (GCS) that
used to perform telecommand and data visualization is built based on computer Graphical User
Interface (GUI) using Processing programming environment. The hardware and software of the
system wirelessly connected through wireless radio frequency module Xbee S2 2.4 GHz. Testing of
the system is experimentallly done through some functionallity, respone as well as survavibility
testing method, namely as g-shock, g-force, vibration, and telecomand test. The results of the test
show that the system can work well and has a success rate in the various testing treatment given at
100%. The process of data telemetry, telecommand function and data visualization run well and
didn’t have any disabilities, lag, visualization misinterpret and did not experience dropped
connection during the test.
Keywords: Inertial Measurement Unit (IMU), ATmega328P, Telecommand, Telemetry, Processing
1. Pendahuluan
Roket merupakan salah satu wahana dirgantara
yang memiliki makna strategis bagi suatu bangsa.
Roket mampu digunakan untuk melaksanakan misi
perdamaian maupun pertahanan. Dengan kata lain,
roket berfungsi sebagai peralatan untuk menjaga
kedaulatan dan meningkatkan martabat bangsa, baik
di darat, laut maupun di udara hingga antariksa [1].
Roket pada dasarnya hanya dapat dibuat oleh lembaga
yang berwenang dalam suatu negara seperti di
Indonesia yaitu oleh Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional (LAPAN). Sementara pihak yang
berada diluar naungan LAPAN diperbolehkan hanya
sebatas mempelajari roket dan tidak diizinkan untuk
membuatnya. Namun, untuk muatan roket (payload),
pihak lain boleh mempelajari sekaligus membuatnya.
[2] Sebelum sebuah roket yang telah berhasil dibuat
diterbangkan, roket tersebut harus dikarakterisasi
terlebih dahulu dinamika terbangnya. Hal ini
bertujuan agar dapat diketahui serta dianalisis
beragam koefisien parameter dinamika yang dimiliki
roket tersebut. Jenis karakterisasi ini pada umumnya
meliputi karakterisasi geometri, inersia, dan
aerodinamika roket. Proses karakterisasi aerodinamik
SEMINAR NASIONAL FISIKA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA, 1 JUNI 2013
roket dapat dilakukan secara teoritis dan eksperimen.
Secara teoritis yaitu melalui perhitungan matematis
serta simulasi dengan bantuan perangkat lunak
komputer. Sementara secara eksperimen dilakukan
dalam dua bentuk, yaitu uji darat yang dilakukan
melalui pengujian pada terowongan angin (wind
tunnel), dan uji terbang yaitu melalui implementasi
langsung penerbangan roket [3]. Selama proses
karakterisasi aerodinamik roket secara eksperimen
berlangsung, parameter-parameter sikap dinamik yang
muncul tentunya tidak hanya diamati secara visual
melainkan harus dapat diakusisi secara kuantitatif.
Hal ini ini tentunya juga tidak dapat dilakukan tanpa
adanya dukungan sistem akuisisi telemetri yang dapat
mengukur secara real time setiap parameter sikap
dinamik roket yang timbul. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini dibangun sebuah prototip sistem
telemetri yang berfungsi untuk mendukung proses
pemantauan sikap dinamik roket secara real time.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari
penelitian sebelumnya [4]. Dalam penelitian tersebut,
dibangun sebuah muatan roket yang dapat melakukan
proses pemantauan sikap dinamik roket dan juga
surveillance. Namun dalam penelitian ini, penulis
membatasi hanya berkonsentrasi pada sistem
pemantau sikap dinamik roket. Sensor yang
digunakan untuk melakukan pemantauan sikap
dinamik roket dalam penelitian tersebut adalah sensor
accelerometer 3-axis dan mikrokontroller Basic
Stamp 2P40, Sementara dalam penelitian ini
digunakan sensor Inertial Measurement Unit (IMU)
10 derajat kebebasan yang merupakan kombinasi dari
4 buah sensor pergerakan dan mikrokontroler
ATmega328P. Perangkat lunak Ground Control
Station (GCS) pada penelitian tersebut dibangun
menggunakan bahasa pemrograman LabView dan
hanya memiliki fitur visualisasi grafik, sementara
pada penelitian ini GCS dibangun berbasiskan bahasa
pemrograman Processing yang tidak hanya memiliki
fitur visualisasi grafik tetapi juga memiliki fitur
visualisasi animasi pergerakan 3 dimensi (3D). Selain
itu GCS dalam penelitian ini juga dibangun untuk
memiliki fitur penyimpanan data baik dalam bentuk
data mentah maupun plot grafik yang dapat digunakan
untuk keperluan analisis lebih lanjut.
2. Inertial Measurement Unit (IMU)
Inertial Measurement Unit (IMU) merupakan
istilah yang digunakan untuk merepresentasikan
sebuah unit devais elektronik yang dapat mengukur
keadaan inersia dari suatu objek seperti kecepatan,
percepatan, orientasi, gaya gravitasi dan ketinggian
menggunakan kombinasi sensor accelerometer,
gyroscope, magnetometer, dan barometric pressure
[4]. IMU bekerja secara umum untuk mendeteksi
percepatan dinamik maupun inersia yang dikenal
sebagai G-Force dalam 3 derajat kebebasan
menggunakan sensor accelerometer 3-Sumbu, dan
mendeteksi keadaan rotasi baik posisi maupun laju
dalam 3 derajat kebebasan seperti yaw (menggeleng) ,
pitch (mengangguk), roll (berputar) menggunakan
sensor gyroscope 3-Sumbu. Namun, seiring
berkembangnya teknologi Micro Electro Mechanical
Systems (MEMS) yang melandasi teknologi fabrikasi
sensor-sensor IMU, kini IMU juga dilengkapi dengan
sensor magnetometer 3-Sumbu untuk mendapatkan
kinerja lebih baik dalam hal pengukuran orientasi
dinamik. Bahkan kini IMU juga sudah dilengkapi
dengan sensor barometric pressure yang digunakan
untuk mengukur ketinggian. Kombinasi dari keempat
sensor ini lah yang dikenal dengan istilah sensor IMU
10 derajat kebebasan [5].
Gbr 1. Contoh Sensor IMU 10 Derajat Kebebasan.
3. Processing
Processing secara umum merupakan sebuah
perangkat lunak development enviroment yang
didesain untuk membangun aplikasi berorientasi
visual. Secara fundamental, Processing sebenarnya
adalah perangkat lunak programming enviroment
yang dikembangkan berlandaskan struktur bahasa
pemrograman Java. Sehingga bahasa pemrograman
yang digunakan Processing, dapat dikatakan hampir
setara dengan bahasa pemrograman Java. Processing
terdapat secara open source dan berjalan pada
beberapa sistem operasi komputer seperti Macintosh,
Windows, dan Linux, bahkan kini Processing sudah
dapat berjalan pada sistem operasi mobile seperti
Android [6]. Seiring dengan banyaknya kontibusi para
pengembang dalam mengembangkan library
perangkat lunak Processing, kini Processing memiliki
berbagai fitur yang dapat digunakan untuk
mengembangkan berbagai macam bentuk dan tujuan
aplikasi. Sehingga kini Processing tidak hanya dapat
digunakan untuk membangun aplikasi berorientasi
visual, melainkan dapat digunakan untuk membangun
aplikasi berbasis antarmuka grafis pengguna atau
yang dikenal sebagai Graphical User Interface (GUI).
SEMINAR NASIONAL FISIKA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA, 1 JUNI 2013
4. Mikrokontroler ATmega328P
Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s Risc
processor) merupakan bagian dari keluarga
mikrokontroller CMOS 8-bit buatan Atmel. AVR
memiliki arsitektur 8-bit, dimana semua instruksi
dikemas dalam kode 16-bit dan sebagian besar
instruksi dieksekusi dalam 1 siklus clock.
Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur Havard,
yaitu memisahkan memori untuk kode program dan
memori data. AVR dibangun berbasiskan instruksi
Reduced Instruction Set Computing (RISC) dan pada
umumnya dapat dikelompokkan menjadi empat kelas,
yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT 90Sxx, keluarga
ATmega dan AT86RFxx. Mikrokontroler
ATmega384P merupakan salah satu mikrokontroler
AVR picoPower 8-bit keluarga ATmega yang
mengkombinasikan 32 Kb ISP memori flash dengan
kemampuan read-while-write, 1024 B EEPROM, 2
Kb SRAM, 23 jalur I/O, 32 register, interupsi
internal/eksternal, Serial Programable USART, dan
6-channel 10-bit A/D konverter [7].
5. Metode Penelitian
5.1. Rancangan Sistem
Sistem dalam penelitian ini dirancang terdiri dari
dua bagian utama yaitu bagian perangkat keras dan
perangkat lunak. Blok diagram sistem secara
keseluruhan dapat dilihat pada gambar. 2.
Gbr 2. Blok diagram rancangan sistem.
Gbr 3. Desain struktural perangkat keras sistem.
Pada tahap awal dilakukan perancangan perangkat
keras sistem mulai dari desain struktural seperti pada
gambar. 3. Desain struktural perangkat keras sistem
dibuat sedemikian rupa menyerupai bentuk
kompartemen muatan roket yang pada umumnya
berbentuk seperti tabung dengan tujuan untuk
mempermudah proses integrasi kedalam
kompartemen tersebut.
Devais elektronik yang digunakan pada perangkat
keras sistem terdiri dari mikrokontroler, sensor dan
modul komunikasi nirkabel. Mikrokontroler yang
digunakan adalah ATmega348P yang terintegrasi
pada development board Arduino UNO. Sementara
pada bagian sensor, digunakan sensor IMU 10 derajat
kebebasan yang merupakan kombinasi dari 4 buah
sensor yaitu, sensor 3-axis accelerometer ADXL45,
3-axis gyro-rate ITG3200, 3-axis magnetometer
HCM5883L, dan barometeric pressure BMP085.
Spesifikasi dari sensor IMU ini dapat dilihat pada
tabel. 1 dan tabel. 2. Sementara pada bagian modul
komunikasi nirkabel, digunakan dua buah modul
frekuensi radio, yaitu Xbee S2 2.4 GHz yang
dikoneksikan pada mikrokontroler dan Xbee Pro S2B
2.4 GHz yang dikoneksikan pada komputer. Kedua
modul tersebut dalam hal ini memiliki peran yang
sama yaitu sebagai transmitter dan receiver.
Tahap selanjutnya adalah menanamkan perangkat
lunak pada mikrokontroler untuk melakukan telemetri
dan telecommand dengan GCS. Telecommand dalam
hal ini diartikan sebagai pengatur jalannya proses
transmisi data telemetri antara mikrokontroler dengan
GCS maupun sebaliknya. Pada tahap akhir
dilaksanakan perancangan perangkat lunak sistem
menggunakan programming environment Processing.
Perangkat lunak sistem dalam hal ini berperan sebagai
Ground Control Station (GCS) untuk menerima,
menyimpan dan menvisualisasikan data hasil
telemetri secara grafik dan animasi pergerakan 3D
serta melakukan telecommand dengan mikrokontroler.
Perangkat lunak sistem dirancang untuk memiliki
berbagai macam fitur informatif visualisasi serta
penyimpanan data hasil telemetri. Fitur-fitur yang
dimaksud seperti, visualisasi kompas, altimeter, plot
grafik otomatis, dan animasi 3D pergerakan roket.
Komunikasi nirkabel serta pengiriman paket data
telemetri antara perangkat keras dan perangkat lunak
sistem didesain berjalan secara real time dengan baud
rate 57600 bps, databits 8, stop bits 0, dan parity
none. Sementara frekuensi komunikasi berada pada
kanal tetap yaitu 2.4 GHz.
5.2. Pengujian Sistem
Pengujian sistem dalam penelitian ini dilakukan
secara eksperimental, yaitu dengan menguji
fungsionalitas, respon serta ketahan sistem terhadap
beberapa variasi metode pengujian. Metode pengujian
yang dimaksud berbasis uji mekanik seperti uji g-
force, uji g-shock, uji vibrasi, dan uji telecommand.
SEMINAR NASIONAL FISIKA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA, 1 JUNI 2013
Table 1. Spesifikasi Dimensi Sensor IMU 10 Derajat Kebebasan yang Digunakan.
Dimensi 35 x 10.6 mm
Berat 20 gr
Arus 10 - 20 mA
Tegangan 2.7 - 3.3 V
Tabel 2. Spesifikasi Elektronik Sensor IMU 10 Derajat Kebebasan yang Digunakan.
Besaran Range Static precission
Dynamic
precission
Resolusi Noise Bandwidth
Kecepatan
Angular
±20000
/s ±0.10
/s - 0.010
/s 0.380
/s-rms 36 kHz
Percepatan ±2 - ±16 g (±20/ ±100).10-3
g - (1/9).10-3
g (1/12).10-3
g 3.2 kHz
Sudut Roll ±1800
±0.10
±0.500
0.0250
0.150
36 kHz
Sudut Pitch ±900
±0.10
±0.500
0.0120
0.100
33 kHz
Sudut Yaw 0-3600
±0.10
±0.500
0.0250
0.500
30 kHz
Kompas
Heading
0-3600
±20
±0.500
0.500
0.100
75 Hz
Ketinggian -0.6 – 8 km 5 m - 1 m 0.30 m -
Metode setiap pengujian dilakukan seperti yang
dianjurkan oleh referensi dan beberapa penelitian
terkait sebelumnya [8] [9].
Uji g-force dilaksanakan dengan tujuan menguji
fungsionalitas, respon, serta ketahanan sistem
terhadap pemberian variasi percepatan inersia (g-
force). Hal tersebut dilaksanakan dalam penelitian
ini yaitu dengan memutarkan perangkat keras
melalui pemanfaatan putaran motor mesin bor.
Pengaturan aparatus uji g-force dalam penelitian ini
dapat dilihat pada gambar. 4.
Gbr 4. Pengaturan aparatus uji g-force.
Uji G-Shock dilakukan dengan tujuan menguji
fungsionalitas, respon serta ketahanan sistem
terhadap pemberian variasi shock atau hentakan.
Hal tersebut dilaksanakan dalam penelitian ini yaitu
dengan memberikan pukulan secara tidak langsung
terhadap perangkat keras sistem menggunakan palu.
Uji vibrasi dilakukan dengan tujuan menguji
sikap dan respon sistem terhadap penerapan vibrasi.
Hal tersebut dilaksanakan dalam penelitian ini
melalui pemanfaatan vibrasi yang ditimbulkan
rotasi gear mesin gerinda duduk. Pengaturan
aparatus uji vibrasi dalam penelitian ini dapat
dilihat pada gambar. 5.
Gbr 5. Pengaturan aparatus uji vibrasi.
Uji telecommand dalam penelitian ini juga
dilakukan secara bersamaan pada setiap uji
mekanik, yaitu dengan menghidupkan dan
mematikan fungsi telecommand pada GCS selagi
perangkat keras mengalami pengujian tersebut.
Ketika hal ini berlanngsung, fungsi telecommand
dan visualisasi real time data hasil telemetri oleh
GCS diperhatikan tingkat keberhasilannya, apakah
telah terjadi putus koneksi antara GCS dengan
perangkat keras sistem serta bagaimana kualitas
paket yang diterima dan visualisasinya oleh GCS.
SEMINAR NASIONAL FISIKA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA, 1 JUNI 2013
6. Hasil dan Pembahasan
6.1 Hasil Rancang Bangun Sistem
Hasil rancang bangun perangkat keras dan
perangkat lunak sistem dapat dilihat pada gambar. 6
dan gambar. 7.
Gbr 6. Hasil rancang bangun perangkat keras.
Gbr 7. Hasil rancang bagun perangkat lunak.
6.2 Hasil Pengujian Sistem
6.2.1 Hasil Uji G-Force
Pada uji g-force, hasil fitur plot grafik otomatis
GCS untuk data telemetri sensor accelerometer
dapat dilihat pada gambar. 9. Berdasarkan plot
grafik tersebut, besar percepatan inersia yang
terukur oleh sensor accelerometer tidaklah konstan,
melainkan bervariasi terhadap waktu dengan nilai
maksimum sekitar 3.1g. Hal terssebut tentunya
sesuai dengan perlakuan sesungguhnya yang
diberikan terhadap sistem selama pengujian
berlangsung, yaitu memberikan variasi percepatan
inersia melalui pemutaran perangkat keras sistem
dengan kecepatan dan percepatan sudut yang tidak
konstan.
Gbr 9. Hasil fitur plot grafik otomatis GCS untuk
data sensor accelerometer GCS pada uji g-force.
Sementara untuk hasil uji telecommand pada tiap 5
detik pertama uji g-force berlangsung dapat dilihat
pada tabel. 3.
Tabel 3. Hasil uji telecommand pada uji g-force.
Keadaan
Telecommand
Waktu
(detik)
Keadaan
Paket
Data
Yang
Diterima
Kualitas
Paket
Data
ON
0.172 Lengkap Baik
1.099 Lengkap Baik
2.023 Lengkap Baik
3.031 Lengkap Baik
4.016 Lengkap Baik
5.052 Lengkap Baik
OFF - - -
ON
0.296 Lengkap Baik
1.046 Lengkap Baik
2.036 Lengkap Baik
3.074 Lengkap Baik
4.020 Lengkap Baik
5.061 Lengkap Baik
Dari hasil uji telecommand tersebut, terlihat
bahwa penerapan gangguan percepatan inersia
terhadap sistem tidak menghambat kinerja telemetri
data. Hal ini terbukti bahwa tidak adanya paket
data yang diterima mengalami keadaan hilang
ataupun cacat serta tidak terjadinya putus koneksi
selama pengujian berlangsung. Tampilan visualisasi
GCS ketika uji g-force berlangsung dapat dilihat
pada gambar. 10.
SEMINAR NASIONAL FISIKA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA, 1 JUNI 2013
Gbr 10. Tampilan GCS ketika uji g-force
dilaksanakan.
6.2.1 Hasil Uji G-Shock
Pada uji g-shock, hasil fitur plot grafik otomatis
GCS untuk data telemetri sensor accelerometer
dapat dilihat pada gambar. 11.
Gbr 11. Hasil fitur plot grafik otomatis GCS untuk
data sensor accelerometer pada uji g-shock.
Berdasarkan plot grafik tersebut, sensor
accelerometer membaca setiap hentakan yang
diterapkan dengan respon yang cukup baik
sebagaimana salah satu fungsi sensor accelerometer
yaitu sebagai mechanical shock sensor. Hal ini
dibuktikan dengan bermunculannya puncak-puncak
seperti spektrum pada grafik tersebut. Spektrum ini
pada dasarnya mengartikan besar dan waktu
diterapkannya hentakan. Kemunculnan puncak-
puncak spektrum pada pengujian ini sangat
bertepatan dengan waktu pemberian hentakan dan
mempunyai nilai maksimum yang mencapai 2.8 g.
Sementara untuk hasil uji telecommand pada tiap 5
detik pertama uji g-shock berlangsung dapat dilihat
pada tabel. 4.
Dari hasil uji telecommand tersebut, terlihat
bahwa penerapan hentakan terhadap sistem juga
tidak menghambat kinerja telemetri data. Hal ini
terbukti bahwa tidak adanya paket data yang
diterima mengalami keadaan hilang ataupun cacat
serta tidak terjadinya putus koneksi pada sistem
selama pengujian berlangsung.
Tabel 4. Hasil uji telecommand pada uji g-shock.
Keadaan
Telecommand
Waktu
(detik)
Keadaan
Paket
Data
Yang
Diterima
Kualitas
Paket
Data
ON
0.138 Lengkap Baik
1.000 Lengkap Baik
2.006 Lengkap Baik
3.020 Lengkap Baik
4.035 Lengkap Baik
5.011 Lengkap Baik
OFF - - -
ON
0.981 Lengkap Baik
1.024 Lengkap Baik
2..20 Lengkap Baik
3.065 Lengkap Baik
4.079 Lengkap Baik
5.021 Lengkap Baik
Tampilan visualisasi GCS ketika uji g-shock
berlangsung dapat dilihat pada gambar. 12.
Gbr 12. Tampilan GCS ketika uji g-shock
dilaksanakan.
6.2.1 Hasil Uji Vibrasi
Pada uji vibrasi, hasil fitur plot grafik otomatis
GCS untuk data telemetri sensor accelerometer dan
magnetometer dapat dilihat pada gambar. 13 dan
gambar. 14. Berdasarkan hasil plot grafik ini,
terlihat bahwa sensor accelerometer membaca
setiap sinyal getaran yang muncul dengan cukup
baik berkesesuaian dengan salah satu fungsi dari
sensor accelerometer yaitu sebagai sensor getaran.
Hal ini juga dibuktikan dengan keterlihatan bentuk
pola karakteristik kepriodikan sinyal getaran yang
diterapkan terukur oleh sensor accelerometer yang
digunakan. Sementara untuk hasil fitur plot grafik
otomatis GCS untuk data telemetri sensor
magnetometer pada uji vibrasi dapat dilihat pada
gambar. 14. Hasil plot grafik data telemettri sensor
magnetometer pada uji vibrasi ini menunjukan telah
terjadinya ketidaktepatan pengukuran. Seharusnya
SEMINAR NASIONAL FISIKA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA, 1 JUNI 2013
sensor magnetometer mengukur derajat pengarahan
kutub medan magnet bumi dengan nilai yang
konstan, dikarenakan perangkat keras sistem tidak
mengalami perubahan arah heading selama uji
vibrasi berlangsung.
Gbr 13. Plot grafik data hasil telemetri sensor
accelerometer pada uji vibrasi.
Gbr 14. Plot grafik data hasil telemetri sensor
magnetometer pada uji vibrasi.
Tabel 5. Hasil uji telecommand pada uji vibrasi.
Keadaan
Telecommand
Waktu
(detik)
Keadaan
Paket
Data
Yang
Diterima
Kualitas
Paket
Data
ON
0.150 Lengkap Baik
1.001 Lengkap Baik
2.024 Lengkap Baik
3.039 Lengkap Baik
4.006 Lengkap Baik
5.28 Lengkap Baik
OFF - - -
ON
1.110 Lengkap Baik
2.009 Lengkap Baik
3.003 Lengkap Baik
4.032 Lengkap Baik
5.019 Lengkap Baik
6.009 Lengkap Baik
Hal ini disebabkan bukan karena disfungsionalitas
dari sensor yang digunakan, melainkan karena
vibrasi yang dihasilkan mesin gerinda duduk
berasal dari rotasi gear akibat adanya induksi
medan magnet. Disinyalir kuat, medan magnet
tersebut menggangu kinerja pengukuran sensor
magnetometer yang digunakan.
6. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa secara
keseluruhan sistem yang dikembangkan layak
untuk diterapkan sebagai prototip sistem pemantau
sikap dinamik roket. Hal ini dibuktikan berdasarkan
hasil pengujian yang dilakukan memberikan tingkat
keberhasilan yang mencapai 100% baik dari segi
fungsionalitas, respon serta ketahanan sistem.
Selain itu, proses telemetri, telecommand dan
visualisasi dalam hal ini juga dapat bekerja dengan
baik, ditandai dengan tidak terjadinya kecacatan
data telemetri, keterlambatan pengiriman data,
misinterpretasi visualisasi, serta putus koneksi
selama pengujian sistem berlangsung.
DAFTAR ACUAN
[1] Anonim. 2013. Rule Book KOMURINDO
2013 ver.11. Panitia KOMURINDO 2013:
Jakarta.
[2] S Soediatmo, D. Rahadian, Jalimin. Rancang
Bangun Prototip Payload Pada Roket Uji
Muatan, J. Electrical Engineering. 2 (2011), p.
66-80.
[3] R. Andiarti, E. Sofyan. Sistem Kendali Roket
Untuk Gerak Unpitching. J. Teknologi
Dirgantara. 4 (2006).
[4] S. Muhiban. 2011. Perancangan Attitude
Monitoring and Surveillance Payload. Skripsi.
Fakultas Ilmu dan Teknik Komputer,
UNIKOM, Bandung.
[5] J. Woodman. 2007. An Introduction To
Inertial Navigation. Cambridge Press: UK.
[6] F. Robert. 2011. Building Wireless Sensor
Network. Oreilly: USA.
[7] ATMEL corp. 2013. Microcontroller with
16kbytes In-System Programmable Flash
ATmega328.ATMEL. www.atmel.com. Diakes
Tanggal 29 Mei 2013.
[8] G. Pasquale, A. Soma. Reliability Testing
Procedure For MEMS IMU s Applied to
Vibrating Environments. J. Sensors. 10
(2010), p. 456-474.
[9] H. Hyvonen. 2011. Thermomechanical and
Mechanical Characterization of a 3-Axial
MEMS Gyroscope. Master Thesis. School of
Electrical Engineering, Aalto University,
Finlandia.

More Related Content

Similar to SEMNASFIK

Agent untuk pemantau keamanan server pada jaringan internet menggunakan mobil...
Agent untuk pemantau keamanan server pada jaringan internet menggunakan mobil...Agent untuk pemantau keamanan server pada jaringan internet menggunakan mobil...
Agent untuk pemantau keamanan server pada jaringan internet menggunakan mobil...Muhammad Faozan Akbar
 
Siti maryam alizza_6701140222_pis1405_apsi
Siti maryam alizza_6701140222_pis1405_apsiSiti maryam alizza_6701140222_pis1405_apsi
Siti maryam alizza_6701140222_pis1405_apsismaryamalz
 
IMPLEMENTATION OF MOTORCYCLE TRACKING SYSTEM USING GPS AND GPRS WITH INTEGRAT...
IMPLEMENTATION OF MOTORCYCLE TRACKING SYSTEM USING GPS AND GPRS WITH INTEGRAT...IMPLEMENTATION OF MOTORCYCLE TRACKING SYSTEM USING GPS AND GPRS WITH INTEGRAT...
IMPLEMENTATION OF MOTORCYCLE TRACKING SYSTEM USING GPS AND GPRS WITH INTEGRAT...Yazid Muchlisin
 
3 c skd-b100_regi adriana saputra_stabilizer kamera 2-axis
3 c skd-b100_regi adriana saputra_stabilizer kamera 2-axis3 c skd-b100_regi adriana saputra_stabilizer kamera 2-axis
3 c skd-b100_regi adriana saputra_stabilizer kamera 2-axisRegiAdriana1
 
data acquisition flight control actuator benchmark
data acquisition flight control actuator benchmarkdata acquisition flight control actuator benchmark
data acquisition flight control actuator benchmarkSheen Parawansa
 
data acquisition flight control actuator benchmark using Labview
data acquisition flight control actuator benchmark using Labviewdata acquisition flight control actuator benchmark using Labview
data acquisition flight control actuator benchmark using LabviewSheen Parawansa
 
Otomatisasi Sistem Parkiran Berbasis Objek
Otomatisasi Sistem Parkiran Berbasis ObjekOtomatisasi Sistem Parkiran Berbasis Objek
Otomatisasi Sistem Parkiran Berbasis Objeknaufals11
 
Integrasi Sensor - Rapid Mapping Using UAV (Unmanned Aerial Vehicle)
Integrasi Sensor - Rapid Mapping Using UAV (Unmanned Aerial Vehicle)Integrasi Sensor - Rapid Mapping Using UAV (Unmanned Aerial Vehicle)
Integrasi Sensor - Rapid Mapping Using UAV (Unmanned Aerial Vehicle)Luhur Moekti Prayogo
 
Aplikasi manajemen jaringan
Aplikasi manajemen jaringanAplikasi manajemen jaringan
Aplikasi manajemen jaringanIndra Ramdhani
 
DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR ANALISIS PERFORMANSI ANTENA SEASPACE AXY...
DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR ANALISIS PERFORMANSI ANTENA SEASPACE AXY...DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR ANALISIS PERFORMANSI ANTENA SEASPACE AXY...
DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR ANALISIS PERFORMANSI ANTENA SEASPACE AXY...Arif Hidayat
 
DESIGN AND IMPLEMENTATION WEB BASED EXPERT SYSTEM FOR ANALIZING PERFORMANCE ...
DESIGN AND IMPLEMENTATION WEB BASED  EXPERT SYSTEM FOR ANALIZING PERFORMANCE ...DESIGN AND IMPLEMENTATION WEB BASED  EXPERT SYSTEM FOR ANALIZING PERFORMANCE ...
DESIGN AND IMPLEMENTATION WEB BASED EXPERT SYSTEM FOR ANALIZING PERFORMANCE ...Arif Hidayat
 
Kelompok 12 Artificial intelligence (AI): Smart Camera Checks Currency For Co...
Kelompok 12 Artificial intelligence (AI): Smart Camera Checks Currency For Co...Kelompok 12 Artificial intelligence (AI): Smart Camera Checks Currency For Co...
Kelompok 12 Artificial intelligence (AI): Smart Camera Checks Currency For Co...Ahmad Faldhi
 
3985 13987-1-pb
3985 13987-1-pb3985 13987-1-pb
3985 13987-1-pbicarahmi
 
Development of Augmented Reality (AR) Based Gamelan Simulation with Leap Moti...
Development of Augmented Reality (AR) BasedGamelan Simulation with Leap Moti...Development of Augmented Reality (AR) BasedGamelan Simulation with Leap Moti...
Development of Augmented Reality (AR) Based Gamelan Simulation with Leap Moti...Soedirboy991
 
Tugas jurnal basindo rian
Tugas jurnal basindo rianTugas jurnal basindo rian
Tugas jurnal basindo rianMuhamad Iqbal
 
Cctv alat kontrol keamanan ruangan
Cctv alat kontrol keamanan ruanganCctv alat kontrol keamanan ruangan
Cctv alat kontrol keamanan ruanganJanuar P
 

Similar to SEMNASFIK (20)

Yulia indra kusuma__j0_d006034_
Yulia indra kusuma__j0_d006034_Yulia indra kusuma__j0_d006034_
Yulia indra kusuma__j0_d006034_
 
Agent untuk pemantau keamanan server pada jaringan internet menggunakan mobil...
Agent untuk pemantau keamanan server pada jaringan internet menggunakan mobil...Agent untuk pemantau keamanan server pada jaringan internet menggunakan mobil...
Agent untuk pemantau keamanan server pada jaringan internet menggunakan mobil...
 
Siti maryam alizza_6701140222_pis1405_apsi
Siti maryam alizza_6701140222_pis1405_apsiSiti maryam alizza_6701140222_pis1405_apsi
Siti maryam alizza_6701140222_pis1405_apsi
 
IMPLEMENTATION OF MOTORCYCLE TRACKING SYSTEM USING GPS AND GPRS WITH INTEGRAT...
IMPLEMENTATION OF MOTORCYCLE TRACKING SYSTEM USING GPS AND GPRS WITH INTEGRAT...IMPLEMENTATION OF MOTORCYCLE TRACKING SYSTEM USING GPS AND GPRS WITH INTEGRAT...
IMPLEMENTATION OF MOTORCYCLE TRACKING SYSTEM USING GPS AND GPRS WITH INTEGRAT...
 
3 c skd-b100_regi adriana saputra_stabilizer kamera 2-axis
3 c skd-b100_regi adriana saputra_stabilizer kamera 2-axis3 c skd-b100_regi adriana saputra_stabilizer kamera 2-axis
3 c skd-b100_regi adriana saputra_stabilizer kamera 2-axis
 
data acquisition flight control actuator benchmark
data acquisition flight control actuator benchmarkdata acquisition flight control actuator benchmark
data acquisition flight control actuator benchmark
 
data acquisition flight control actuator benchmark using Labview
data acquisition flight control actuator benchmark using Labviewdata acquisition flight control actuator benchmark using Labview
data acquisition flight control actuator benchmark using Labview
 
Review Jurnal
Review JurnalReview Jurnal
Review Jurnal
 
Otomatisasi Sistem Parkiran Berbasis Objek
Otomatisasi Sistem Parkiran Berbasis ObjekOtomatisasi Sistem Parkiran Berbasis Objek
Otomatisasi Sistem Parkiran Berbasis Objek
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Integrasi Sensor - Rapid Mapping Using UAV (Unmanned Aerial Vehicle)
Integrasi Sensor - Rapid Mapping Using UAV (Unmanned Aerial Vehicle)Integrasi Sensor - Rapid Mapping Using UAV (Unmanned Aerial Vehicle)
Integrasi Sensor - Rapid Mapping Using UAV (Unmanned Aerial Vehicle)
 
Aplikasi manajemen jaringan
Aplikasi manajemen jaringanAplikasi manajemen jaringan
Aplikasi manajemen jaringan
 
DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR ANALISIS PERFORMANSI ANTENA SEASPACE AXY...
DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR ANALISIS PERFORMANSI ANTENA SEASPACE AXY...DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR ANALISIS PERFORMANSI ANTENA SEASPACE AXY...
DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR ANALISIS PERFORMANSI ANTENA SEASPACE AXY...
 
DESIGN AND IMPLEMENTATION WEB BASED EXPERT SYSTEM FOR ANALIZING PERFORMANCE ...
DESIGN AND IMPLEMENTATION WEB BASED  EXPERT SYSTEM FOR ANALIZING PERFORMANCE ...DESIGN AND IMPLEMENTATION WEB BASED  EXPERT SYSTEM FOR ANALIZING PERFORMANCE ...
DESIGN AND IMPLEMENTATION WEB BASED EXPERT SYSTEM FOR ANALIZING PERFORMANCE ...
 
Kelompok 12 Artificial intelligence (AI): Smart Camera Checks Currency For Co...
Kelompok 12 Artificial intelligence (AI): Smart Camera Checks Currency For Co...Kelompok 12 Artificial intelligence (AI): Smart Camera Checks Currency For Co...
Kelompok 12 Artificial intelligence (AI): Smart Camera Checks Currency For Co...
 
3985 13987-1-pb
3985 13987-1-pb3985 13987-1-pb
3985 13987-1-pb
 
Development of Augmented Reality (AR) Based Gamelan Simulation with Leap Moti...
Development of Augmented Reality (AR) BasedGamelan Simulation with Leap Moti...Development of Augmented Reality (AR) BasedGamelan Simulation with Leap Moti...
Development of Augmented Reality (AR) Based Gamelan Simulation with Leap Moti...
 
Tugas jurnal basindo rian
Tugas jurnal basindo rianTugas jurnal basindo rian
Tugas jurnal basindo rian
 
Cctv alat kontrol keamanan ruangan
Cctv alat kontrol keamanan ruanganCctv alat kontrol keamanan ruangan
Cctv alat kontrol keamanan ruangan
 
ETS MPPL NEW
ETS MPPL NEWETS MPPL NEW
ETS MPPL NEW
 

Recently uploaded

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 

SEMNASFIK

  • 1. SEMINAR NASIONAL FISIKA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA JAKARTA, 1 JUNI 2013 PENGEMBANGAN PROTOTIP SISTEM PEMANTAU SIKAP DINAMIK ROKET DENGAN VISUALISASI GRAFIK DAN ANIMASI PERGERAKAN 3D SECARA REAL TIME Rifki Reinaldo*) , Mashaler Suradam, Eko Andri, Iwan Sugihartono, Hadi Nasbey Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi Jurusan Fisika, Universitas Negeri Jakarta Jl. Pemuda Rawamangun No. 10, Jakarta Timur *) Email: rifkyreynaldo@gmail.com Abstrak Telah dikembangkan sebuah prototip sistem temetri yang berfungsi untuk mendukung proses pemantauan sikap dinamik roket dengan visualisasi grafik dan animasi pergerakan 3D secara real time. Sistem dibangun berbasiskan sensor Inertial Measurement Unit (IMU) 10 derajat kebebasan dan mikrokontroler ATmega328P pada perangkat keras. Sementara perangkat lunak sistem yang berperan sebagai Ground Control Station (GCS) untuk melakukan telecommand dan visualisasi data, dibangun berbasiskan Graphical User Interface (GUI) komputer personal menggunakan programming environment Processing. Perangkat keras dan perangkat lunak sistem terhubung secara nirkabel melalui modul frekuensi radio Xbee S2 2.4 GHz. Pengujian sistem dilakukan secara eksperimental melalui beberapa metode pengujian fungsionalitas, respon serta ketahanan sistem seperti uji g-shock, g-force, uji vibrasi, dan uji telecomand. Hasil pengujian menunjukan bahwa sistem dapat bekerja dengan baik dan memiliki tingkat keberhasilan dalam berbagai perlakuan uji yang diberikan mencapai 100%. Proses telemetri data serta fungsi telecommand dan visualisasi berlangsung dengan baik tidak mengalami cacat data, lag, misinterpretasi visualisasi dan tidak mengalami putus koneksi selama pengujian berlangsung. Kata Kunci: Inertial Measurement Unit (IMU), Atmega328P, Telecommand, Telemetri, Processing Abstract A telemetry system prototype has been developed to support process of real time monitoring dynamic attitude of rocket with graph visualization and 3D movement animation. Hardware of the system is based on 10 degrees of freedom Inertial Measurement Unit (IMU) sensor and microcontroller ATmega328P. While, software of the system which is act as a Ground Control Station (GCS) that used to perform telecommand and data visualization is built based on computer Graphical User Interface (GUI) using Processing programming environment. The hardware and software of the system wirelessly connected through wireless radio frequency module Xbee S2 2.4 GHz. Testing of the system is experimentallly done through some functionallity, respone as well as survavibility testing method, namely as g-shock, g-force, vibration, and telecomand test. The results of the test show that the system can work well and has a success rate in the various testing treatment given at 100%. The process of data telemetry, telecommand function and data visualization run well and didn’t have any disabilities, lag, visualization misinterpret and did not experience dropped connection during the test. Keywords: Inertial Measurement Unit (IMU), ATmega328P, Telecommand, Telemetry, Processing 1. Pendahuluan Roket merupakan salah satu wahana dirgantara yang memiliki makna strategis bagi suatu bangsa. Roket mampu digunakan untuk melaksanakan misi perdamaian maupun pertahanan. Dengan kata lain, roket berfungsi sebagai peralatan untuk menjaga kedaulatan dan meningkatkan martabat bangsa, baik di darat, laut maupun di udara hingga antariksa [1]. Roket pada dasarnya hanya dapat dibuat oleh lembaga yang berwenang dalam suatu negara seperti di Indonesia yaitu oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Sementara pihak yang berada diluar naungan LAPAN diperbolehkan hanya sebatas mempelajari roket dan tidak diizinkan untuk membuatnya. Namun, untuk muatan roket (payload), pihak lain boleh mempelajari sekaligus membuatnya. [2] Sebelum sebuah roket yang telah berhasil dibuat diterbangkan, roket tersebut harus dikarakterisasi terlebih dahulu dinamika terbangnya. Hal ini bertujuan agar dapat diketahui serta dianalisis beragam koefisien parameter dinamika yang dimiliki roket tersebut. Jenis karakterisasi ini pada umumnya meliputi karakterisasi geometri, inersia, dan aerodinamika roket. Proses karakterisasi aerodinamik
  • 2. SEMINAR NASIONAL FISIKA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA JAKARTA, 1 JUNI 2013 roket dapat dilakukan secara teoritis dan eksperimen. Secara teoritis yaitu melalui perhitungan matematis serta simulasi dengan bantuan perangkat lunak komputer. Sementara secara eksperimen dilakukan dalam dua bentuk, yaitu uji darat yang dilakukan melalui pengujian pada terowongan angin (wind tunnel), dan uji terbang yaitu melalui implementasi langsung penerbangan roket [3]. Selama proses karakterisasi aerodinamik roket secara eksperimen berlangsung, parameter-parameter sikap dinamik yang muncul tentunya tidak hanya diamati secara visual melainkan harus dapat diakusisi secara kuantitatif. Hal ini ini tentunya juga tidak dapat dilakukan tanpa adanya dukungan sistem akuisisi telemetri yang dapat mengukur secara real time setiap parameter sikap dinamik roket yang timbul. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dibangun sebuah prototip sistem telemetri yang berfungsi untuk mendukung proses pemantauan sikap dinamik roket secara real time. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya [4]. Dalam penelitian tersebut, dibangun sebuah muatan roket yang dapat melakukan proses pemantauan sikap dinamik roket dan juga surveillance. Namun dalam penelitian ini, penulis membatasi hanya berkonsentrasi pada sistem pemantau sikap dinamik roket. Sensor yang digunakan untuk melakukan pemantauan sikap dinamik roket dalam penelitian tersebut adalah sensor accelerometer 3-axis dan mikrokontroller Basic Stamp 2P40, Sementara dalam penelitian ini digunakan sensor Inertial Measurement Unit (IMU) 10 derajat kebebasan yang merupakan kombinasi dari 4 buah sensor pergerakan dan mikrokontroler ATmega328P. Perangkat lunak Ground Control Station (GCS) pada penelitian tersebut dibangun menggunakan bahasa pemrograman LabView dan hanya memiliki fitur visualisasi grafik, sementara pada penelitian ini GCS dibangun berbasiskan bahasa pemrograman Processing yang tidak hanya memiliki fitur visualisasi grafik tetapi juga memiliki fitur visualisasi animasi pergerakan 3 dimensi (3D). Selain itu GCS dalam penelitian ini juga dibangun untuk memiliki fitur penyimpanan data baik dalam bentuk data mentah maupun plot grafik yang dapat digunakan untuk keperluan analisis lebih lanjut. 2. Inertial Measurement Unit (IMU) Inertial Measurement Unit (IMU) merupakan istilah yang digunakan untuk merepresentasikan sebuah unit devais elektronik yang dapat mengukur keadaan inersia dari suatu objek seperti kecepatan, percepatan, orientasi, gaya gravitasi dan ketinggian menggunakan kombinasi sensor accelerometer, gyroscope, magnetometer, dan barometric pressure [4]. IMU bekerja secara umum untuk mendeteksi percepatan dinamik maupun inersia yang dikenal sebagai G-Force dalam 3 derajat kebebasan menggunakan sensor accelerometer 3-Sumbu, dan mendeteksi keadaan rotasi baik posisi maupun laju dalam 3 derajat kebebasan seperti yaw (menggeleng) , pitch (mengangguk), roll (berputar) menggunakan sensor gyroscope 3-Sumbu. Namun, seiring berkembangnya teknologi Micro Electro Mechanical Systems (MEMS) yang melandasi teknologi fabrikasi sensor-sensor IMU, kini IMU juga dilengkapi dengan sensor magnetometer 3-Sumbu untuk mendapatkan kinerja lebih baik dalam hal pengukuran orientasi dinamik. Bahkan kini IMU juga sudah dilengkapi dengan sensor barometric pressure yang digunakan untuk mengukur ketinggian. Kombinasi dari keempat sensor ini lah yang dikenal dengan istilah sensor IMU 10 derajat kebebasan [5]. Gbr 1. Contoh Sensor IMU 10 Derajat Kebebasan. 3. Processing Processing secara umum merupakan sebuah perangkat lunak development enviroment yang didesain untuk membangun aplikasi berorientasi visual. Secara fundamental, Processing sebenarnya adalah perangkat lunak programming enviroment yang dikembangkan berlandaskan struktur bahasa pemrograman Java. Sehingga bahasa pemrograman yang digunakan Processing, dapat dikatakan hampir setara dengan bahasa pemrograman Java. Processing terdapat secara open source dan berjalan pada beberapa sistem operasi komputer seperti Macintosh, Windows, dan Linux, bahkan kini Processing sudah dapat berjalan pada sistem operasi mobile seperti Android [6]. Seiring dengan banyaknya kontibusi para pengembang dalam mengembangkan library perangkat lunak Processing, kini Processing memiliki berbagai fitur yang dapat digunakan untuk mengembangkan berbagai macam bentuk dan tujuan aplikasi. Sehingga kini Processing tidak hanya dapat digunakan untuk membangun aplikasi berorientasi visual, melainkan dapat digunakan untuk membangun aplikasi berbasis antarmuka grafis pengguna atau yang dikenal sebagai Graphical User Interface (GUI).
  • 3. SEMINAR NASIONAL FISIKA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA JAKARTA, 1 JUNI 2013 4. Mikrokontroler ATmega328P Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s Risc processor) merupakan bagian dari keluarga mikrokontroller CMOS 8-bit buatan Atmel. AVR memiliki arsitektur 8-bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 siklus clock. Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur Havard, yaitu memisahkan memori untuk kode program dan memori data. AVR dibangun berbasiskan instruksi Reduced Instruction Set Computing (RISC) dan pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT 90Sxx, keluarga ATmega dan AT86RFxx. Mikrokontroler ATmega384P merupakan salah satu mikrokontroler AVR picoPower 8-bit keluarga ATmega yang mengkombinasikan 32 Kb ISP memori flash dengan kemampuan read-while-write, 1024 B EEPROM, 2 Kb SRAM, 23 jalur I/O, 32 register, interupsi internal/eksternal, Serial Programable USART, dan 6-channel 10-bit A/D konverter [7]. 5. Metode Penelitian 5.1. Rancangan Sistem Sistem dalam penelitian ini dirancang terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian perangkat keras dan perangkat lunak. Blok diagram sistem secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar. 2. Gbr 2. Blok diagram rancangan sistem. Gbr 3. Desain struktural perangkat keras sistem. Pada tahap awal dilakukan perancangan perangkat keras sistem mulai dari desain struktural seperti pada gambar. 3. Desain struktural perangkat keras sistem dibuat sedemikian rupa menyerupai bentuk kompartemen muatan roket yang pada umumnya berbentuk seperti tabung dengan tujuan untuk mempermudah proses integrasi kedalam kompartemen tersebut. Devais elektronik yang digunakan pada perangkat keras sistem terdiri dari mikrokontroler, sensor dan modul komunikasi nirkabel. Mikrokontroler yang digunakan adalah ATmega348P yang terintegrasi pada development board Arduino UNO. Sementara pada bagian sensor, digunakan sensor IMU 10 derajat kebebasan yang merupakan kombinasi dari 4 buah sensor yaitu, sensor 3-axis accelerometer ADXL45, 3-axis gyro-rate ITG3200, 3-axis magnetometer HCM5883L, dan barometeric pressure BMP085. Spesifikasi dari sensor IMU ini dapat dilihat pada tabel. 1 dan tabel. 2. Sementara pada bagian modul komunikasi nirkabel, digunakan dua buah modul frekuensi radio, yaitu Xbee S2 2.4 GHz yang dikoneksikan pada mikrokontroler dan Xbee Pro S2B 2.4 GHz yang dikoneksikan pada komputer. Kedua modul tersebut dalam hal ini memiliki peran yang sama yaitu sebagai transmitter dan receiver. Tahap selanjutnya adalah menanamkan perangkat lunak pada mikrokontroler untuk melakukan telemetri dan telecommand dengan GCS. Telecommand dalam hal ini diartikan sebagai pengatur jalannya proses transmisi data telemetri antara mikrokontroler dengan GCS maupun sebaliknya. Pada tahap akhir dilaksanakan perancangan perangkat lunak sistem menggunakan programming environment Processing. Perangkat lunak sistem dalam hal ini berperan sebagai Ground Control Station (GCS) untuk menerima, menyimpan dan menvisualisasikan data hasil telemetri secara grafik dan animasi pergerakan 3D serta melakukan telecommand dengan mikrokontroler. Perangkat lunak sistem dirancang untuk memiliki berbagai macam fitur informatif visualisasi serta penyimpanan data hasil telemetri. Fitur-fitur yang dimaksud seperti, visualisasi kompas, altimeter, plot grafik otomatis, dan animasi 3D pergerakan roket. Komunikasi nirkabel serta pengiriman paket data telemetri antara perangkat keras dan perangkat lunak sistem didesain berjalan secara real time dengan baud rate 57600 bps, databits 8, stop bits 0, dan parity none. Sementara frekuensi komunikasi berada pada kanal tetap yaitu 2.4 GHz. 5.2. Pengujian Sistem Pengujian sistem dalam penelitian ini dilakukan secara eksperimental, yaitu dengan menguji fungsionalitas, respon serta ketahan sistem terhadap beberapa variasi metode pengujian. Metode pengujian yang dimaksud berbasis uji mekanik seperti uji g- force, uji g-shock, uji vibrasi, dan uji telecommand.
  • 4. SEMINAR NASIONAL FISIKA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA JAKARTA, 1 JUNI 2013 Table 1. Spesifikasi Dimensi Sensor IMU 10 Derajat Kebebasan yang Digunakan. Dimensi 35 x 10.6 mm Berat 20 gr Arus 10 - 20 mA Tegangan 2.7 - 3.3 V Tabel 2. Spesifikasi Elektronik Sensor IMU 10 Derajat Kebebasan yang Digunakan. Besaran Range Static precission Dynamic precission Resolusi Noise Bandwidth Kecepatan Angular ±20000 /s ±0.10 /s - 0.010 /s 0.380 /s-rms 36 kHz Percepatan ±2 - ±16 g (±20/ ±100).10-3 g - (1/9).10-3 g (1/12).10-3 g 3.2 kHz Sudut Roll ±1800 ±0.10 ±0.500 0.0250 0.150 36 kHz Sudut Pitch ±900 ±0.10 ±0.500 0.0120 0.100 33 kHz Sudut Yaw 0-3600 ±0.10 ±0.500 0.0250 0.500 30 kHz Kompas Heading 0-3600 ±20 ±0.500 0.500 0.100 75 Hz Ketinggian -0.6 – 8 km 5 m - 1 m 0.30 m - Metode setiap pengujian dilakukan seperti yang dianjurkan oleh referensi dan beberapa penelitian terkait sebelumnya [8] [9]. Uji g-force dilaksanakan dengan tujuan menguji fungsionalitas, respon, serta ketahanan sistem terhadap pemberian variasi percepatan inersia (g- force). Hal tersebut dilaksanakan dalam penelitian ini yaitu dengan memutarkan perangkat keras melalui pemanfaatan putaran motor mesin bor. Pengaturan aparatus uji g-force dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar. 4. Gbr 4. Pengaturan aparatus uji g-force. Uji G-Shock dilakukan dengan tujuan menguji fungsionalitas, respon serta ketahanan sistem terhadap pemberian variasi shock atau hentakan. Hal tersebut dilaksanakan dalam penelitian ini yaitu dengan memberikan pukulan secara tidak langsung terhadap perangkat keras sistem menggunakan palu. Uji vibrasi dilakukan dengan tujuan menguji sikap dan respon sistem terhadap penerapan vibrasi. Hal tersebut dilaksanakan dalam penelitian ini melalui pemanfaatan vibrasi yang ditimbulkan rotasi gear mesin gerinda duduk. Pengaturan aparatus uji vibrasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar. 5. Gbr 5. Pengaturan aparatus uji vibrasi. Uji telecommand dalam penelitian ini juga dilakukan secara bersamaan pada setiap uji mekanik, yaitu dengan menghidupkan dan mematikan fungsi telecommand pada GCS selagi perangkat keras mengalami pengujian tersebut. Ketika hal ini berlanngsung, fungsi telecommand dan visualisasi real time data hasil telemetri oleh GCS diperhatikan tingkat keberhasilannya, apakah telah terjadi putus koneksi antara GCS dengan perangkat keras sistem serta bagaimana kualitas paket yang diterima dan visualisasinya oleh GCS.
  • 5. SEMINAR NASIONAL FISIKA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA JAKARTA, 1 JUNI 2013 6. Hasil dan Pembahasan 6.1 Hasil Rancang Bangun Sistem Hasil rancang bangun perangkat keras dan perangkat lunak sistem dapat dilihat pada gambar. 6 dan gambar. 7. Gbr 6. Hasil rancang bangun perangkat keras. Gbr 7. Hasil rancang bagun perangkat lunak. 6.2 Hasil Pengujian Sistem 6.2.1 Hasil Uji G-Force Pada uji g-force, hasil fitur plot grafik otomatis GCS untuk data telemetri sensor accelerometer dapat dilihat pada gambar. 9. Berdasarkan plot grafik tersebut, besar percepatan inersia yang terukur oleh sensor accelerometer tidaklah konstan, melainkan bervariasi terhadap waktu dengan nilai maksimum sekitar 3.1g. Hal terssebut tentunya sesuai dengan perlakuan sesungguhnya yang diberikan terhadap sistem selama pengujian berlangsung, yaitu memberikan variasi percepatan inersia melalui pemutaran perangkat keras sistem dengan kecepatan dan percepatan sudut yang tidak konstan. Gbr 9. Hasil fitur plot grafik otomatis GCS untuk data sensor accelerometer GCS pada uji g-force. Sementara untuk hasil uji telecommand pada tiap 5 detik pertama uji g-force berlangsung dapat dilihat pada tabel. 3. Tabel 3. Hasil uji telecommand pada uji g-force. Keadaan Telecommand Waktu (detik) Keadaan Paket Data Yang Diterima Kualitas Paket Data ON 0.172 Lengkap Baik 1.099 Lengkap Baik 2.023 Lengkap Baik 3.031 Lengkap Baik 4.016 Lengkap Baik 5.052 Lengkap Baik OFF - - - ON 0.296 Lengkap Baik 1.046 Lengkap Baik 2.036 Lengkap Baik 3.074 Lengkap Baik 4.020 Lengkap Baik 5.061 Lengkap Baik Dari hasil uji telecommand tersebut, terlihat bahwa penerapan gangguan percepatan inersia terhadap sistem tidak menghambat kinerja telemetri data. Hal ini terbukti bahwa tidak adanya paket data yang diterima mengalami keadaan hilang ataupun cacat serta tidak terjadinya putus koneksi selama pengujian berlangsung. Tampilan visualisasi GCS ketika uji g-force berlangsung dapat dilihat pada gambar. 10.
  • 6. SEMINAR NASIONAL FISIKA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA JAKARTA, 1 JUNI 2013 Gbr 10. Tampilan GCS ketika uji g-force dilaksanakan. 6.2.1 Hasil Uji G-Shock Pada uji g-shock, hasil fitur plot grafik otomatis GCS untuk data telemetri sensor accelerometer dapat dilihat pada gambar. 11. Gbr 11. Hasil fitur plot grafik otomatis GCS untuk data sensor accelerometer pada uji g-shock. Berdasarkan plot grafik tersebut, sensor accelerometer membaca setiap hentakan yang diterapkan dengan respon yang cukup baik sebagaimana salah satu fungsi sensor accelerometer yaitu sebagai mechanical shock sensor. Hal ini dibuktikan dengan bermunculannya puncak-puncak seperti spektrum pada grafik tersebut. Spektrum ini pada dasarnya mengartikan besar dan waktu diterapkannya hentakan. Kemunculnan puncak- puncak spektrum pada pengujian ini sangat bertepatan dengan waktu pemberian hentakan dan mempunyai nilai maksimum yang mencapai 2.8 g. Sementara untuk hasil uji telecommand pada tiap 5 detik pertama uji g-shock berlangsung dapat dilihat pada tabel. 4. Dari hasil uji telecommand tersebut, terlihat bahwa penerapan hentakan terhadap sistem juga tidak menghambat kinerja telemetri data. Hal ini terbukti bahwa tidak adanya paket data yang diterima mengalami keadaan hilang ataupun cacat serta tidak terjadinya putus koneksi pada sistem selama pengujian berlangsung. Tabel 4. Hasil uji telecommand pada uji g-shock. Keadaan Telecommand Waktu (detik) Keadaan Paket Data Yang Diterima Kualitas Paket Data ON 0.138 Lengkap Baik 1.000 Lengkap Baik 2.006 Lengkap Baik 3.020 Lengkap Baik 4.035 Lengkap Baik 5.011 Lengkap Baik OFF - - - ON 0.981 Lengkap Baik 1.024 Lengkap Baik 2..20 Lengkap Baik 3.065 Lengkap Baik 4.079 Lengkap Baik 5.021 Lengkap Baik Tampilan visualisasi GCS ketika uji g-shock berlangsung dapat dilihat pada gambar. 12. Gbr 12. Tampilan GCS ketika uji g-shock dilaksanakan. 6.2.1 Hasil Uji Vibrasi Pada uji vibrasi, hasil fitur plot grafik otomatis GCS untuk data telemetri sensor accelerometer dan magnetometer dapat dilihat pada gambar. 13 dan gambar. 14. Berdasarkan hasil plot grafik ini, terlihat bahwa sensor accelerometer membaca setiap sinyal getaran yang muncul dengan cukup baik berkesesuaian dengan salah satu fungsi dari sensor accelerometer yaitu sebagai sensor getaran. Hal ini juga dibuktikan dengan keterlihatan bentuk pola karakteristik kepriodikan sinyal getaran yang diterapkan terukur oleh sensor accelerometer yang digunakan. Sementara untuk hasil fitur plot grafik otomatis GCS untuk data telemetri sensor magnetometer pada uji vibrasi dapat dilihat pada gambar. 14. Hasil plot grafik data telemettri sensor magnetometer pada uji vibrasi ini menunjukan telah terjadinya ketidaktepatan pengukuran. Seharusnya
  • 7. SEMINAR NASIONAL FISIKA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA JAKARTA, 1 JUNI 2013 sensor magnetometer mengukur derajat pengarahan kutub medan magnet bumi dengan nilai yang konstan, dikarenakan perangkat keras sistem tidak mengalami perubahan arah heading selama uji vibrasi berlangsung. Gbr 13. Plot grafik data hasil telemetri sensor accelerometer pada uji vibrasi. Gbr 14. Plot grafik data hasil telemetri sensor magnetometer pada uji vibrasi. Tabel 5. Hasil uji telecommand pada uji vibrasi. Keadaan Telecommand Waktu (detik) Keadaan Paket Data Yang Diterima Kualitas Paket Data ON 0.150 Lengkap Baik 1.001 Lengkap Baik 2.024 Lengkap Baik 3.039 Lengkap Baik 4.006 Lengkap Baik 5.28 Lengkap Baik OFF - - - ON 1.110 Lengkap Baik 2.009 Lengkap Baik 3.003 Lengkap Baik 4.032 Lengkap Baik 5.019 Lengkap Baik 6.009 Lengkap Baik Hal ini disebabkan bukan karena disfungsionalitas dari sensor yang digunakan, melainkan karena vibrasi yang dihasilkan mesin gerinda duduk berasal dari rotasi gear akibat adanya induksi medan magnet. Disinyalir kuat, medan magnet tersebut menggangu kinerja pengukuran sensor magnetometer yang digunakan. 6. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa secara keseluruhan sistem yang dikembangkan layak untuk diterapkan sebagai prototip sistem pemantau sikap dinamik roket. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan memberikan tingkat keberhasilan yang mencapai 100% baik dari segi fungsionalitas, respon serta ketahanan sistem. Selain itu, proses telemetri, telecommand dan visualisasi dalam hal ini juga dapat bekerja dengan baik, ditandai dengan tidak terjadinya kecacatan data telemetri, keterlambatan pengiriman data, misinterpretasi visualisasi, serta putus koneksi selama pengujian sistem berlangsung. DAFTAR ACUAN [1] Anonim. 2013. Rule Book KOMURINDO 2013 ver.11. Panitia KOMURINDO 2013: Jakarta. [2] S Soediatmo, D. Rahadian, Jalimin. Rancang Bangun Prototip Payload Pada Roket Uji Muatan, J. Electrical Engineering. 2 (2011), p. 66-80. [3] R. Andiarti, E. Sofyan. Sistem Kendali Roket Untuk Gerak Unpitching. J. Teknologi Dirgantara. 4 (2006). [4] S. Muhiban. 2011. Perancangan Attitude Monitoring and Surveillance Payload. Skripsi. Fakultas Ilmu dan Teknik Komputer, UNIKOM, Bandung. [5] J. Woodman. 2007. An Introduction To Inertial Navigation. Cambridge Press: UK. [6] F. Robert. 2011. Building Wireless Sensor Network. Oreilly: USA. [7] ATMEL corp. 2013. Microcontroller with 16kbytes In-System Programmable Flash ATmega328.ATMEL. www.atmel.com. Diakes Tanggal 29 Mei 2013. [8] G. Pasquale, A. Soma. Reliability Testing Procedure For MEMS IMU s Applied to Vibrating Environments. J. Sensors. 10 (2010), p. 456-474. [9] H. Hyvonen. 2011. Thermomechanical and Mechanical Characterization of a 3-Axial MEMS Gyroscope. Master Thesis. School of Electrical Engineering, Aalto University, Finlandia.