SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
1
PENDEKATAAN SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING
(SAW) UNTUK MENENTUKAN PENERIMA
BEASISWA PADA STIKOM BINANIAGA BOGOR
Erick Ramdhani Sukaman
erick.ramdhani@gmail.com
Program Studi Sistem Informasi
Sekolah Tinggi Ilmu Komputer, Bogor
Abstrak
Beasiswa merupakan pembiayaan yang tidak
bersumber dari pendanaan sendiri atau orang tua,
akan tetapi diberikan oleh pemerintah, perusahaan
swasta, kedutaan, universitas, serta lembaga
pendidik atau peneliti. Dengan adanya ketentuan
diatas maka Stikom Binaniaga harus memenuhi
prinsip dan pedoman. Namun dalam praktisnya
seleksi penerima beasiswa tidak berprinsip kepada
pedoman yang telah ditetapkan. Karena setiap
perguruan tinggi memprioritaskan kriteria-kriteria
yang berbeda. Dengan demikian diperlukan kriteria
yang tepat dalam menyeleksi penerima beasiswa
tersebut. Sistem pendukung keputusan menentukan
alternatif nilai terbaik yang layak menerima
beasiswa menggunakan Simple Additive Weighting
(SAW) dengan kriteria yang telah di tentukan.
Konsep dasar Metode Simple Additive Weighting
(SAW) adalah mencari penjumlahan terbobot dari
rating kinerja pada setiap alternatif pada semua
atribut. Metode SAW membutuhkan proses
normalisasi matriks keputusan ke suatu skala yang
dapat di perbandingkan dengan semua rating
alternatif yang ada. Dari kriteria yang ada dilakukan
proses perhitungan dari masing-masing kriteria
untuk mendapatkan hasil alternatif terbaik penerima
beasiswa.
Kata Kunci : Simple Additive Weighting, beasiswa,
kriteria.
A. Latar Belakang Penelitian
Menyadari bahwa pendidikan sangat penting,
negara sangat mendukung setiap warga negaranya
untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya.
Beberapa di antaranya melakukan program
pendidikan gratis dan program beasiswa. Beasiswa
dapat dikatakan sebagai pembiayaan yang tidak
bersumber dari pendanaan sendiri atau orang tua,
akan tetapi diberikan oleh pemerintah, perusahaan
swasta, kedutaan, universitas, serta lembaga
pendidik atau peneliti.
Stikom Binaniaga sebagai lembaga pendidikan
dibidang komputerpun telah menyelenggarakan
program pemberian beasiswa terhadap peserta
didiknya. Namun kriteria yang dipakai untuk
menyeleski harus akurat dan tepat seperti yang
tercantum pada Pedoman Beasiswa dan Bantuan
Biaya Pendidikan PPA 2013 bahwa program
berprinsip pada 3T (Tepat Sasaran, Tepat
Jumlah, & Tepat Waktu).
Metode yang digunakan untuk menentukan
penerima beasiswa adalah Simple Additive
Weighting (SAW). Karena dalam seleksi penerima
beasiswa terdapat kriteria-kriteria yang telah
ditentukan dan mahasiswa /pemohon sebagai
alternatifnya, sedangkan prioritas dari kriteria itu
sebagai nilai bobot. SAW sering juga dikenal istilah
metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar
metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot
dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua
atribut (Fishburn, 1967) (MacCrimmon, 1968).
Dengan metode ini diharapkan penentuan kriteria
akan lebih tepat karena didasarkan pada nilai
kriteria dan bobot yang sudah ditentukan sehingga
akan mendapatkan hasil yang lebih tepat dalam
menentukan kriteria seleksi penerima beasiswa.
Kajian tentang SAW pernah digunakan oleh
(Sri Eniyati, 2011) dalam judul “Perancangan
Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan untuk
Penerimaan Beasiswa dengan
Metode SAW (Simple Additive Weighting)” dengan
kesimpulan, Perancangan yang telah disusun,
sebagian besar merupakan kriteria untuk
penerimaan beasiswa dalam sekolah. Bobot
perhitungan adalah merupakan salah satu indikator
penting dalam perhitungan untuk penerimaan
beasiswa. Dari hasil penelitian sebelumnya terbukti
bahwa SAW dapat digunakan untuk membantu
sebagai pendukung keputusan.
Berdasarkan uraian diatas yang melatar belakangi
masalah penelitian penentuan penerima beasiswa
maka penulis melakukan penelitian dengan judul.
“PENDEKATAAN SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING
(SAW) UNTUK MENENTUKAN PENERIMA
BEASISWA PADA STIKOM BINANIAGA BOGOR ”
B. Rumusan Masalah
Kriteria beasiswa PPA dan beasiswa BBM pada
STIKOM Binaniaga adalah nilai dengan Indeks
2
Kumulatif (IPK) paling rendah 3.0, semester,
ekonomi, Surat Keterangan Tidak Mampu, dan
keaktifan mahasiswa di kampus.
Dari data penyebaran penerima beasiswa dari
tahun 2010 sampai tahun 2013 diperoleh informasi
sebagai berikut,
Dilihat dari tabel 1 penentu keputusan tidak mudah
dalam menyeleksi dan menentukan penerima
beasiswa, karena jumlah pemohon setiap jenis
beasiswa melebihi batas alokasi. Maka proses
penyeleksian harus dilakukan dengan proses yang
tepat sehingga pemohon pada setiap jenis
beasiswa sesuai dengan beasiswa yang
diajukannya. Dari uraian tersebut dapat diidentifikasi
masalah penelitian sebagai berikut :
1. Penentu keputusan sulit menetapkan jenis
beasiswa yang akan diberikan kepada
mahasiswa.
2. Penerima beasiswa PPA dan BBM kurang
optimal.
Problem Statement
Dari identifikasi masalah diatas dapat ditetapkan
permasalahannya yaitu:
Kurang optimalnya proses seleksi penerima
beasiswa pada Stikom Binaniaga dengan
menggunakan SAW, sehingga kurang tepatnya
penerima beasiswa PPA dan BBM.
Research Question
Bagaimana pendekatan SAW dalam menentukan
penerima beasiswa pada Stikom Binaniaga Bogor?
C. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah membuktikan
metode SAW dalam menentukan penerima
beasiswa.
Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Menetapkan jenis beasiswa yang akan
diberikan kepada mahasiswa dengan
menggunakan SAW.
2. Optimalisasi penentuan calon penerima
beasiswa PPA dan BBM sehingga lebih tepat
sasaran.
D. Definisi Istilah
1. Kriteria : Ukuran yang menjadi dasar
penilaian atau penetapan sesuatu.
2. Sub Kriteria : Ukuran yang menjadi dasar
penilaian atau penetapan sesuatu dalam setiap
kriteria.
3. Alternatif : Pilihan di antara dua atau
beberapa kemungkinan yang menjadi kandidat
dalam proses pengambilan keputusan.
E. Penelitian Rujukan
Telah banyak penelitian yang menerapkan SAW
dalam berbagai objek permasalahan. Dibawah ini
beberapa penelitian yang sangat relevan dengan
penelitian yang akan dilakukan :
1. Henry Wibowo S, Riska Amalia, Andi Fadlun M,
Kurnia Arivanty (2009) melakukan penelitian
dengan judul “Sistem Pendukung Keputusan
Untuk Menentukan Penerima Beasiswa Bank
Bri Menggunakan Fmadm (Studi Kasus:
Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia)”. Kesimpulan dari
penelitian ini yaitu, dibangunnya sebuah sistem
pendukung keputusan untuk membantu
penentuan seseorang yang berhak
mendapatkan beasiswa berdasarkan kriteria-
kriteria yang telah ditentukan, dimana kriteria
tersebut diterjemahkan dari bilangan fuzzy
kedalam bentuk sebuah bilangan crisp.
sehingga nilainya akan bisa dilakukan proses
perhitungan untuk mencari alternatif terbaik.
Dari penelitian tersebut diketahui bahwa
semakin banyak sampel yang dipunyai, maka
tingkat validitasnya akan cenderung naik. dan
hasil akhir dari penelitian ini adalah sebuah
alternatif yang memiliki nilai alternatif terbaik
dari alternatif yang lain.
2. Rubiyatun, Bowo Winarno, dan Sri Sulistijowati
(2012), melakukan penelitian dengan judul
”Simulasi Seleksi Mahasiswa Baru Jalur
Undangan Dengan Menggunakan Metode
Simple Additive Weighting”. Kesimpulan dari
3
penelitian ini bahwa proses seleksi mahasiswa
baru jalur undangan dengan metode SAW
dipengaruhi oleh kriteria yang telah ditetapkan
dan perbandingan tingkat kepentingan antar
kriteria. Selain itu, seleksi mahasiswa baru jalur
undangan juga melalui proses perangkingan.
Perangkingan berdasarkan nilai akhir. Nilai
akhir terbesar berada pada peringkat atas.
3. Magfirah (2013), melakukan penelitian dengan
judul “Sistem Pendukung Keputusan Untuk
Menentukan Penerima Beasiswa Bagi Siswa
SD Salman Al Farisi 2 Yogyakarta
Menggunakan Metode Simple Additive
Weighting (Saw)”. Dengan kesimpulan bahwa
Sistem pendukung keputusan penentuan
penerima beasiswa bagi siswa SD Salman Al
Farisi 2 Yogyakarta berbasis desktop telah
dibuat dengan menggunakan metode Fuzzy
Multiple Attribute Decision Making (FMADM).
4. Metode Fuzzy-SAW dapat memberikan
informasi yang tepat berdasarkan uji coba pada
penelitian mengenai penentuan kriteria seleksi
penerima beasiswa pada Stikom Binaniaga
Bogor menggunakan Simple Additive
Weighting.
Sehubungan dengan penelitian sebelumnya tentang
metode yang digunakan, maka akan dilakukan
penelitian tentang pendekatan SAW untuk seleksi
penerima beasiswa. Hasil yang diharapkan yaitu
menentukan penerima beasiswa yang tepat dan
sesuai.
F. LANDASAN TEORI
1. Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) sebagai
sebuah system berbasis komputer yang membantu
dalam proses pengambilan keputusan. SPK
sebagai sistem berbasis komputer yang adaptif,
interaktif, fleksibel, yang secara khusus
dikembangkan untuk mendukung solusi dari
permasalahan manajemen yang tidak terstruktur
untuk meningkatkan kualitas pengambilan
keputusan. Dengan demikian dapat ditarik satu
definisi tentang SPK yaitu sebuah sistem berbasis
komputer yang adaptif, interaktif, fleksibel, dan
interaktif yang digunakan untuk memecahkan
masalah-masalah tidak terstruktur sehingga
meningkatkan nilai keputusan yang diambil
(Khoirudin,2008).
a)Simple Additive Weighting Method(SAW)
b)Weighted Product(WP)
c) ELECTRE
d)Technique for Order Preference by Similarity to
Ideal Solution(TOPSIS)
e)Analytic Hierarchy Process(AHP)
2. Proses pengambilan keputusan
Proses pengambilan keputusan dimulai dari fase
inteligensi . Realitas diuji, dan masalah diidentifikasi
dan ditentukan. Kepemilikan masalah juga
ditetapkan. Selanjutnya pada fase desain akan
dikonstruksi sebuah model yang merepresentasikan
sistem. Hal ini dilakukan dengan membuat asumsi-
asumsi yang menyederhanakan realitas dan
menuliskan hubungan di antara semua variabel .
Model ini kemudian di validasi dan ditentukanlah
kriteria dengan menggunakan prinsip memilih untuk
mengevaluasi alternatif tindakan yang telah
diidentifikasi. Proses pengembangan model sering
mengidentifikasi solusi-solusi alternatif dan
demikian sebaliknya. Selanjutnya adalah fase
pilihan yang meliputi pilihan terhadap solusi yang
diusulkan untuk model (tidak memerlukan masalah
yang disajikan). Solusi ini diuji untuk menentukan
viabilitasnya. Begitu solusi yang diusulkan tampak
masuk akal, maka kita siap untuk masuk kepada
fase terakhir yakni fase implementasi keputusan.
Hasil implementasi yang berhasil adalah dapat
dipecahkannya masalah riil. Sedangkan kegagalan
implementasi mengharuskan kita kembali ke fase
sabelumnya (Turban, 2005).
3. Beasiswa
Beasiswa merupakan tunjangan yang diberikan
kepada pelajar atau mahasiswa sebagai bantuan
biaya belajar. Sekarang kita dapat melihat
pengertian dari Beasiswa, namun sepertinya kita
masih belum dapat memutuskan secara pasti siapa
yang berhak menerima beasiswa maka sekarang
kita akan coba melihat dari landasan folosofis,
yuridis, dan sosiologis.
4. SAW
Metode Simple Additive Weighting (SAW) sering
juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot.
Konsep dasar metode SAW adalah mencari
penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap
4
alternatif pada semua atribut (Fishburn, 1967)
(MacCrimmon, 1968). Metode SAW membutuhkan
proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu
skala yang dapat diperbandingkan dengan semua
rating alternatif yang ada.
Formula untuk melakukan normalisasi adalah
sebagai berikut :










(cost)biayaatributadalahjjika
(benefit)keuntunganatributadalahj
ij
ij
i
ij
i
ij
ij
x
xMin
jika
xMax
x
r
dengan r adalah rating kinerja ternormalisasi dari
alternatif pada atribut dengan i=1,2,...,m dan
j=1,2,...,n. Nilai preferensi untuk setiap alternatif
diberikan sebagai :
∑ ij
Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa
alternatif lebih terpilih.
G. KERANGKA PEMIKIRAN
Seleksi penerima beasiswa merupakan hal yang
mudah, namun pada kenyataannya proses tersebut
tidak mudah, karena banyak pertimbangan dalam
menentukannya. Dalam penelitian ini dalam
menentukan penerima beasiswa dengan
pendekatan SAW diawali dengan penentuan
kriteria, alternatif, dan nilai bobot. Kemudian data
yang telah didapatkan akan diolah dengan
menggunakan SAW. Setelah itu hasil dari
perhitungan diranking dengan tujuan mendapatkan
alternatif tertinggi. Sehingga para penentu seleksi
penerima beasiswa mendapatkan rekomendasi
penerima beasiswa dari hasil perankingan tersebut.
Adapun dalam menentukan kriteria seleksi
penerima beasiswa telah didefinisikan yaitu
beasiswa PPA, beasiswa BBM, dan beasiswa
Stikom Binaniaga. Sedangkan alternatif didapatkan
dari data pemohon beasiswa, yang nantinya akan di
proses dengan menggunakan metode SAW.
Kerangka berfikir tersebut dapat dilihat dari gambar
2.1.
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran
H. Metode Penelitian
Rancangan penelitian yang akan digunakan pada
pendekatan SAW untuk menentukan seleksi
penerima beasiswa sebagai berikut:
Gambar 3.1. Rancangan Penelitian
I. Pengumpulan data
Prosedur pengumpulan data berpengaruh terhadap
kualitas data yang akan dijadikan bahan dasar
penelitian. Oleh karena itu harus dilakukan dengan
sebaik-baiknya dengan harapan data yang didapat
adalah data yang sebenarnya sesuai dengan
keadaan objek penelitian.
Metode pengumpulan data dalam penelitian
dilakukan dengan mengumpulkan data, membagi
jenis data serta menganalisis data yang diperlukan
guna mempermudah pemecahan masalah. Metode
pengumpulan data yang digunakan antar lain:
1. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data
dengan jalan tanya jawab sepihak yang dilakukan
secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan
penelitian (Lerbin,1992 dalam Hadi, 2007). Tanya
jawab „sepihak‟ berarti bahwa pengumpul data yang
aktif bertanya, sermentara pihak yang ditanya aktif
5
memberikan jawaban atau tanggapan. Dari definisi
itu, kita juga dapat mengetahui bahwa tanya jawab
dilakukan secara sistematis, telah terencana, dan
mengacu pada tujuan penelitian yang dilakukan,
tujuan penelitian ini yaitu mendapatkan informasi
mengenai proses penentuan kriteria seleksi
penerima beasiswa kepada bagian kemahasiswaan.
2. Pengumpulan dokumen
Pengumpulan dokumen berupa data mahasiswa,
data pemohon beasiswa, data penerima beasiswa,
dan Surat Keputusan Ketua Stikom Binaniaga
tentang penentuan beasiswa dari bagian
kemahasiswaan Stikom Binaniaga.
J. Analisis data
Analisis data yang digunakan adalah perbandingan,
dimana sistem yang lama dibandingkan dengan
sistem baru.
Rumus:
Perbandingan = (Qn-Q0) * 100%
Keterangan:
Qn = data setelah menggunakan sistem baru.
Q0 = data sebelum menggunakan sistem baru.
K. Deskripsi Objek Penelitian
Objek penelitian yang akan penyusun teliti adalah
informasi tentang proses seleksi penerima beasiswa
PPA dan BBM pada STIKOM Binaniaga. Dalam
penelitian ini penyusun mengumpulkan data yang
mengenai data-data yang bersangkutan yang
kemudian di analisis mengenai seleksi penerima
beasiswa PPA dan BBM pada STIKOM Binaniaga.
Penyusun melakukan penelitian langsung ke
STIKOM Binaniaga Bogor dan mengadakan
wawancara kepada bagian kemahasiswaan yang
berkaitan sesuai dengan masalah yang diteliti. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui data penerima,
pemohon dan kriteria yang digunakan yang meliputi
nilai IPK, Semester, keaktifan mahasiswa, Surat
Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dan
Ekonomi/penghasilan orangtua.
L. Penentuan Kriteria dan Sub kriteria Dalam
Penelitian
Dalam penentuan calon penerima beasiswa dengan
menggunakan Simple Additive Weighting (SAW)
diperlukan kriteria, sub kriteria dan bobot untuk
melakukan perhitungannya agar memperoleh
alternatif terbaik, dalam hal ini alternatif yang
dimaksud adalah urutan calon pemohon yang akan
menerima beasiswa berdasarkan Pedoman
beasiswa dan Surat Keputusan dari STIKOM
Binaniaga.
Penentuan sub kriteria pada setiap beasiswa
dilakukan dengan mewawancarai penentu beasiswa
dengan pertimbangan utama bahwa kegiatan
seleksi beasiswa harus tepat sasaran, sehingga
didapatkan sub kriteria pada setiap jenis beasiswa
yang paling menentukan dalam seleksi penerima
beasiswa sesuai dengan Pedoman Beasiswa.
1. IPK ( )
IPK merupakan penentuan utama dari penyeleksian
pemberian beasiswa PPA. Karena dalam menurut
buku pedoman IPK menjadi prioritas utama dalam
menyeleksi penerima beasiswa PPA. Dalam
penelitian ini IPK dikategorikan menjadi:
a) Tinggi, dengan nilai IPK lebih dari 3.5;
b) Sedang, dengan nilai IPK 3.0 sampai 3.5;
c) Rendah, kurang dari 3.0;
2. Semester ( )
Semester digunakan sebagai penentuan penerima
beasiswa PPA. Dalam penelitian ini semester
dikategorikan sebagai berikut:
a) Tinggi, semeter 1 sampai semester 2;
b) Sedang, semester 3 sampai semester 4;
c) Rendah, semester 5 sampai semester 8;
3. Keaktifan mahasiswa dikampus ( )
Keaktifan mahasiswa dikategorikan sebagai berikut:
a) Tinggi, mengikuti lebih dari dua organisasi atau
UKM;
b) Sedang, mengikuti satu sampai dua organisasi
atau UKM;
c) Rendah, tidak mengikuti organisasi atau UKM;
4. Surat Keterangan Tidak Mampu ( )
Calon penerima beasiswa PPA harus mempunyai
surat keterangan tidak mampu yang jelas. Karena
surat ini menjelaskan bahwa calon penerima
beasiswa benar-benar berhak menerima beasiswa.
Dalam penelitian ini surat keterangan tidak mampu
dikategorikan sebagai berikut:
a) Tinggi, Surat keterangan tidak mampu jelas
dan lengkap;
b) Sedang, Surat keterangan tidak mampu kurang
lengkap dan jelas;
c) Rendah, Surat keterangan tidak mampu tidak
ada;
5. Ekonomi ( )
6
Faktor ekonomi atau penghasilan/bulan merupakan
hal yang paling menentukan layak atau tidaknya
pemohon menerima beasiswa PPA, dalam
penelitian ini penghasilan dikategorikan sebagai
berikut:
a) Tinggi, dengan penghasilan lebih dari
Rp.2.500.000 perbulan;
b) Sedang, dengan penghasilan Rp.2.000.000
sampai Rp.2.500.000 perbulan;
c) Rendah, dengan penghasilan dibawah
Rp.2.000.000 prbulan;
Subkriteria diatas didapatkan dari Buku Pedoman
Beasiswa dan dari bagian kemahasiswaan.
M. Langkah Penyelesaian Dengan Menggunakan
SAW
Langkah penyelesaian dalam Simple Additive
Weighting (SAW) meliputi:
1. Memberikan nilai setiap alternatif pada setiap
sub kriteria yang sudah ditentukan.
a) Fotokopi transkip nilai dengan Indeks Kumulatif
(IPK),
IPK Nilai Keterangan
>3,0 1 Rendah
3,0 – 3,5 3 Sedang
<3,5 5 Tinggi
b) Semester,
Semester-Sks Nilai Keterangan
7 - 8 1 Rendah
3 - 6 3 Sedang
1 - 2 5 Tinggi
c) Keaktifan mahasiswa di kampus,
Mengikuti organisasi atau
UKM
Nilai Keterangan
Tidak 1 Rendah
1 – 2 3 Sedang
> 2 5 Tinggi
d) Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM),
SKTM Nilai Keterangan
Tidak ada 1 Rendah
Tidak jelas 3 Sedang
Ada 5 Tinggi
e) Ekonomi,
Penghasilan (Ekonomi) Nilai Keterangan
> Rp.2.500.000 1 Rendah
2.000.000 – 2.500.000 3 Sedang
<= Rp.2.000.000 5 Tinggi
Data pemohon beasiswa selanjutnya di sesuaikan
dengan keterangan diatas, maka dimasukan
kedalam tabel.
2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada
setiap kriteria
Dari data pemohon beasiswa yang telah ditentukan,
dimisalkan = Pemohon A, = Pemohon B, =
Pemohon C, dan seterusnya.
Dari Tabel diubah kedalam matriks keputusan X
kepada setiap jenis beasiswa. Berdasarkan nilai
setiap alternatif dan sub kriteria yang sudah
ditentukan diubah ke dalam matriks keputusan X
dibentuk sebagai berikut :
Dari matriks keputusan X tersebut kemudian
dilakukan proses normalisasi ke suatu skala yang
dapat diperbandingkan dengan semua rating
alternatif yang ada sesuai dengan persamaan (1) ;
Normalisasi Beasiswa PPA.
No Alternatif
Normalisasi Beasiswa PPA
1 1,00 0,60 1,00 1,00 1,00
2 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
3 1,00 0,60 1,00 1,00 1,00
4 1,00 1,00 0,33 0,33 0,33
5 1,00 0,60 1,00 0,33 0,33
6 1,00 1,00 0,33 0,33 0,33
7 1,00 1,00 1,00 0,33 0,33
8 1,00 0,60 1,00 0,33 0,33
9 1,00 0,60 0,33 0,33 0,33
10 1,00 0,60 1,00 1,00 0,33
11 1,00 0,60 0,33 0,33 1,00
12 1,00 0,60 0,33 0,33 1,00
13 1,00 0,60 0,33 1,00 1,00
14 1,00 0,60 0,33 1,00 1,00
15 0,60 0,60 0,33 1,00 1,00
16 0,60 0,60 0,33 1,00 1,00
17 1,00 0,20 0,33 1,00 1,00
18 0,60 0,20 0,33 1,00 1,00
19 1,00 0,60 0,33 1,00 1,00
20 0,60 1,00 0,33 1,00 1,00
21 0,60 0,20 0,33 1,00 1,00
22 1,00 0,20 0,33 1,00 1,00
23 1,00 0,60 0,33 1,00 1,00
7
Normalisasi Beasiswa BBM.
No Alternatif
Normalisasi Beasiswa BBM
1 0,60 0,33 1,00 0,33 0,33
2 0,60 0,20 1,00 0,33 0,33
3 0,60 0,33 1,00 0,33 0,33
4 0,60 0,20 0,33 1,00 1,00
5 0,60 0,33 1,00 1,00 1,00
6 0,60 0,20 0,33 1,00 1,00
7 0,60 0,20 1,00 1,00 1,00
8 0,60 0,33 1,00 1,00 1,00
9 0,60 0,33 0,33 1,00 1,00
10 0,60 0,33 1,00 0,33 1,00
11 0,60 0,33 0,33 1,00 0,33
12 0,60 0,33 0,33 1,00 0,33
13 0,60 0,33 0,33 0,33 0,33
14 0,60 0,33 0,33 0,33 0,33
15 1,00 0,33 0,33 0,33 0,33
16 1,00 0,33 0,33 0,33 0,33
17 0,60 1,00 0,33 0,33 0,33
18 1,00 1,00 0,33 0,33 0,33
19 0,60 0,33 0,33 0,33 0,33
20 1,00 0,20 0,33 0,33 0,33
21 1,00 1,00 0,33 0,33 0,33
22 0,60 1,00 0,33 0,33 0,33
23 0,60 0,33 0,33 0,33 0,33
3. Memberikan nilai bobot (W) pada setiap jenis
beasiswa. Tahap berikutnya memberikan bobot
untuk setiap sub kriteria sebagai berikut : = 35%;
= 30%; = 5%; = 20%; = 10%, dengan
ketentuan nilai bobot (W) = [0,35; 0,30; 0,15; 0,20;
0,05]
No
Alte
rnat
if
Bobot Perangkingan
Hasil
W1 W2 W3 W4 W5
1 0,35 0,18 0,20 0,15 0,05 0,93
2 0,35 0,30 0,20 0,15 0,05 1,05
3 0,35 0,18 0,20 0,15 0,05 0,93
4 0,35 0,30 0,07 0,05 0,02 0,78
5 0,35 0,18 0,20 0,05 0,02 0,80
6 0,35 0,30 0,07 0,05 0,02 0,78
7 0,35 0,30 0,20 0,05 0,02 0,92
8 0,35 0,18 0,20 0,05 0,02 0,80
9 0,35 0,18 0,07 0,05 0,02 0,66
10 0,35 0,18 0,20 0,15 0,02 0,90
11 0,35 0,18 0,07 0,05 0,05 0,70
12 0,35 0,18 0,07 0,05 0,05 0,70
13 0,35 0,18 0,07 0,15 0,05 0,80
14 0,35 0,18 0,07 0,15 0,05 0,80
15 0,21 0,18 0,07 0,15 0,05 0,66
16 0,21 0,18 0,07 0,15 0,05 0,66
17 0,35 0,06 0,07 0,15 0,05 0,68
18 0,21 0,06 0,07 0,15 0,05 0,54
19 0,35 0,18 0,07 0,15 0,05 0,80
20 0,21 0,30 0,07 0,15 0,05 0,78
21 0,21 0,06 0,07 0,15 0,05 0,54
22 0,35 0,06 0,07 0,15 0,05 0,68
23 0,35 0,18 0,07 0,15 0,05 0,80
Tahap berikutnya memberikan bobot untuk setiap
sub kriteria sebagai berikut : C1= 0.05%; C2= 10%;
C3= 20%; C4= 30%; C5= 35%, dengan ketentuan
nilai bobot (W) = [0,05; 0,10; 0,20; 0,30; 0,35 ]
No Alternatif
Bobot Perangkingan
Hasil
W1 W2 W3 W4 W5
1 0,21 0,10 0,20 0,05 0,02 0,58
2 0,21 0,06 0,20 0,05 0,02 0,54
3 0,21 0,10 0,20 0,05 0,02 0,58
4 0,21 0,06 0,07 0,15 0,05 0,54
5 0,21 0,10 0,20 0,15 0,05 0,71
6 0,21 0,06 0,07 0,15 0,05 0,54
7 0,21 0,06 0,20 0,15 0,05 0,67
8 0,21 0,10 0,20 0,15 0,05 0,71
9 0,21 0,10 0,07 0,15 0,05 0,58
10 0,21 0,10 0,20 0,05 0,05 0,61
11 0,21 0,10 0,07 0,15 0,02 0,54
12 0,21 0,10 0,07 0,15 0,02 0,54
13 0,21 0,10 0,07 0,05 0,02 0,44
14 0,21 0,10 0,07 0,05 0,02 0,44
15 0,35 0,10 0,07 0,05 0,02 0,58
16 0,35 0,10 0,07 0,05 0,02 0,58
17 0,21 0,30 0,07 0,05 0,02 0,64
18 0,35 0,30 0,07 0,05 0,02 0,78
19 0,21 0,10 0,07 0,05 0,02 0,44
20 0,35 0,06 0,07 0,05 0,02 0,54
21 0,35 0,30 0,07 0,05 0,02 0,78
22 0,21 0,30 0,07 0,05 0,02 0,64
23 0,21 0,10 0,07 0,05 0,02 0,44
Melakukan proses perangkingan dengan
menggunakan persamaan (2).
Urutan penerima beasiswa PPA dan beasiswa BBM
Beasiswa PPA Beasiswa BBM
No Alternatif Hasil No Alternatif Hasil
1 1,05 1 0,78
2 0,93 2 0,78
3 0,93 3 0,71
4 0,92 4 0,71
5 0,9 5 0,67
6 0,8 6 0,64
7 0,8 7 0,64
8 0,8 8 0,61
9 0,8 9 0,58
10 0,8 10 0,58
11 0,8 11 0,58
12 0,78 12 0,58
13 0,78 13 0,58
14 0,78 14 0,54
15 0,7 15 0,54
16 0,7 16 0,54
17 0,68 17 0,54
18 0,68 18 0,54
19 0,66 19 0,54
20 0,66 20 0,44
21 0,66 21 0,44
22 0,54 22 0,44
23 0,54 23 0,44
N. Pembahasan
Daftar penerima beasiswa PPA dan BBM 2013
dengan sistem lama
No Penerima Jenis Beasiswa
1 PPA
2 PPA
3 PPA
4 BBM
5 BBM
6 BBM
7 BBM
8 BBM
9 BBM
10 BBM
Tabel diatas berupa nama penerima yang telah
diinisaialisasikan menjadi sampai beserta
jenis beasiswa yang diterimanya.
a. Sistem lama beasiswa PPA
Alternatif
Kriteria
1.75 0.9 0.6 0.1 0.05
1.75 1.5 0.6 0.1 0.05
1.75 0.9 0.6 0.1 0.05
1.75 1.5 0.2 0.3 0.15
1.75 0.9 0.6 0.3 0.15
1.75 1.5 0.2 0.3 0.15
1.75 1.5 0.6 0.3 0.15
8
1.75 0.9 0.6 0.3 0.15
1.75 0.9 0.2 0.3 0.15
1.75 0.9 0.6 0.1 0.15
1.75 0.9 0.2 0.3 0.05
1.75 0.9 0.2 0.3 0.05
1.75 0.9 0.2 0.1 0.05
1.75 0.9 0.2 0.1 0.05
1.05 0.9 0.2 0.1 0.05
1.05 0.9 0.2 0.1 0.05
1.75 0.3 0.2 0.1 0.05
1.05 0.3 0.2 0.1 0.05
1.75 0.9 0.2 0.1 0.05
1.05 1.5 0.2 0.1 0.05
1.05 0.3 0.2 0.1 0.05
1.75 0.3 0.2 0.1 0.05
1.75 0.9 0.2 0.1 0.05
Tabel diatas menujukan sistem lama yang
dihasilkan dari rating kecocokan setiap alternatif
( ) pada setiap kriteria ( ) dikalikan dengan bobot
(W) yang diberikan kepada beasiswa PPA yaitu: W
= [0,35; 0,30; 0,20; 0,10; 0,05 ].
Sistem lama beasiswa BBM
Alternatif
Kriteria
0.25 0.3 0.6 0.3 0.35
0.25 0.5 0.6 0.3 0.35
0.25 0.3 0.6 0.3 0.35
0.25 0.5 0.2 0.9 1.05
0.25 0.3 0.6 0.9 1.05
0.25 0.5 0.2 0.9 1.05
0.25 0.5 0.6 0.9 1.05
0.25 0.3 0.6 0.9 1.05
0.25 0.3 0.2 0.9 1.05
0.25 0.3 0.6 0.3 1.05
0.25 0.3 0.2 0.9 0.35
0.25 0.3 0.2 0.9 0.35
0.25 0.3 0.2 0.3 0.35
0.25 0.3 0.2 0.3 0.35
0.15 0.3 0.2 0.3 0.35
0.15 0.3 0.2 0.3 0.35
0.25 0.1 0.2 0.3 0.35
0.15 0.1 0.2 0.3 0.35
0.25 0.3 0.2 0.3 0.35
0.15 0.5 0.2 0.3 0.35
0.15 0.1 0.2 0.3 0.35
0.25 0.1 0.2 0.3 0.35
0.25 0.3 0.2 0.3 0.35
Tabel diatas menujukan sistem lama yang
dihasilkan dari rating kecocokan setiap alternatif
( ) pada setiap kriteria ( ) dikalikan dengan bobot
(W) yang diberikan kepada beasiswa BBM yaitu: W
= [0,05; 0,10; 0,20; 0,30; 0,35 ]
Perbandingan sistem lama dan baru
Perbandingan antara sistem lama dan baru dapat
dilakukan dengan mencari tingkat ketidakakuratan
sistem lama dengan sistem baru, maka didapatkan
tingkat ketidakakuratan setiap jenis beasiswa
seperti tabel dibawah ini:
No Pemohon
Sistem
Lama
Sistem
Baru
Tidak
Akurat (%)
1 Pemohon A 0.68 0.93 25.00
2 Pemohon B 0.80 1.50 25.00
3 Pemohon C 0.68 0.93 25.00
4 Pemohon D 0.78 0.78 0.00
5 Pemohon E 0.74 0.80 6.00
6 Pemohon F 0.78 0.78 0.00
7 Pemohon G 0.86 0.92 6.00
8 Pemohon H 0.74 0.80 6.00
9 Pemohon I 0.66 0.66 0.00
10 Pemohon J 0.70 0.90 20.00
11 Pemohon K 0.64 0.70 6.00
12 Pemohon L 0.64 0.70 6.00
13 Pemohon M 0.60 0.80 20.00
14 Pemohon N 0.60 0.80 20.00
15 Pemohon O 0.46 0.66 20.00
16 Pemohon P 0.46 0.66 20.00
17 Pemohon Q 0.48 0.68 20.00
18 Pemohon R 0.34 0.54 20.00
19 Pemohon S 0.60 0.80 20.00
20 Pemohon T 0.58 0.78 20.00
21 Pemohon U 0.34 0.54 20.00
22 Pemohon V 0.48 0.68 20.00
23
Pemohon
W
0.60 0.80 20.00
Rata-rata Tidak Akurat = 15.00
Tingkat Akurasi Sistem Baru = 85.00
Perbandingan system lama dan baru beasiswa
BBM
Tabel 4.19. Tabel perbandingan penerima beasiswa BBM
No Pemohon
Sistem
Lama
Sistem
Baru
Tidak Akurat
(%)
1 Pemohon A 0.36 0.58 22.00
2 Pemohon B 0.40 0.54 14.00
3 Pemohon C 0.36 0.58 22.00
4 Pemohon D 0.58 0.54 -4.00
5 Pemohon E 0.62 0.71 9.00
6 Pemohon F 0.58 0.54 -4.00
7 Pemohon G 0.66 0.67 1.00
8 Pemohon H 0.62 0.71 9.00
9 Pemohon I 0.54 0.58 4.00
10 Pemohon J 0.50 0.61 11.00
11 Pemohon K 0.40 0.54 14.00
12 Pemohon L 0.40 0.54 14.00
13 Pemohon M 0.28 0.44 16.00
14 Pemohon N 0.28 0.44 16.00
15 Pemohon O 0.26 0.58 32.00
16 Pemohon P 0.26 0.58 32.00
17 Pemohon Q 0.24 0.64 40.00
18 Pemohon R 0.22 0.78 56.00
19 Pemohon S 0.28 0.44 16.00
9
20 Pemohon T 0.30 0.54 24.00
21 Pemohon U 0.22 0.78 56.00
22 Pemohon V 0.24 0.64 40.00
23 Pemohon W 0.28 0.44 16.00
Rata-rata Tidak Akurat = 19.83
Tingkat Akurasi Sistem Baru = 80.17
Hasil perbandingan sistem lama dan baru akan
menghasilkan nilai ketidakakuratan yang
didapatkan dari rumus:
Keterangan
: Data setelah
: Data sebelum
Maka dari hasil perhitungan didapati nilai
ketidakakuratan dari masing-masing pemohon
seperti yang terlihat pada tabel 4.18 dan tabel 4.19.
Rata-rata ketidakakuratan dari hasil sistem lama
dan baru penerima beasiswa PPA didapat sebesar
15%, sehingga nilai keakuratan sistem sebesar
100% - 15% = 85%. Sedangkan rata-rata
ketidakakuratan dari hasil sistem lama dan baru
penerima beasiswa BBM didapat sebesar 19.83%,
sehingga nilai keakuratan sistem sebesar 100% -
19.83% = 80.17% ini dikarenakan proses
perhitungan yang berbeda antara sistem lama dan
baru, pada sistem baru pemberian bobot yang
berbeda antara subkriteria setiap beasiswa yaitu
PPA dan BBM, sedangkan sistem lama pemberian
bobot seluruh kriteria setiap jenis beasiswa
dianggap sama. Dalam sistem baru data pemohon
dimasukan kedalam matriks keputusan kemudian
dilakukan normalisasi matriks X yaitu dengan cara
membagi setiap nilai kriteria dengan nilai tertinggi
masing-masing kriteria sehingga menghasilkan
matriks ternormalisasi R. Dari matriks R akan
diproses perangkingan dengan cara mengalikan
dengan bobot masing-masing kriteria, hasil yang
didapat adalah hasil yang tertinggi. Perhitungan
dengan Simple Additive Weighting (SAW) dapat
menjawab maksud dari penelitian ini yaitu
menentukan penerima beasiswa yang tepat, karena
penilaian beracuan pada setiap kriteria dan
subkriteria.
O. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di
atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Dari hasil perhitungan didapati ketidakakuratan
dari masing-masing calon penerima beasiswa
PPA dan BBM. Hasil analisis perbandingan
sistem lama dan baru dari beasiswa PPA
didapat sebesar 15%, sehingga nilai keakuratan
sistem dibandingakan dengan sistem lama
sebesar 100% - 15% = 85%. Sedangkan untuk
beasisw BBM didapat sebesar 19.83%,
sehingga nilai keakuratan sistem dibandingkan
dengan sistem lama sebesar 100% - 19.83% =
80.17%. Dengan penerapan setiap kriteria,
didapatkan daftar calon penerima beasiswa PPA
dan BBM pada STIKOM Binaniaga yang lebih
optimal tingkat akurasinya dibandingkan dengan
cara sebelumnya yang memberikan nilai bobot
yang sama pada setiap kriteria dan subkriteria.
2. Bagian Kemahasiswaaan sebagai pemerivikasi
menetapkan kriteria-kriteria calon penerima
beasiswa berdasarkan jenis beasiswanya baik
PPA ataupun BBM antara lain: IPK, semester,
keaktifan mahasiswa di kampus, surat
keterangan tidak mampu, dan penghasilan
perbulan (ekonomi).
3. Dengan hasil itu maka Simple Additive
Weighting (SAW) dapat direkomendasikan
sebagai alat penunjang keputusan dalam
menentukan penerima beasiswa.
P. Saran
Dalam penelitian masih terbatas pada penentuan
penerima beasiswa PPA dan BBM, untuk
pengembangan lebih lanjut disarankan perluasan
masalah yaitu:
1. Menerapkan metode fuzzy atau metode lainnya
yang dapat menyelesaikan masalah dalam
seleksi penerima beasiswa sehingga dapat
menghasilkan suatu daftar yang lebih akurat.
2. Pengembangan sistem informasi penerima
beasiswa.
Q. Daftar Pustaka
A1. PEDOMAN BEASISWA BBP PPA 2013
Basyaib, F., 2007. Teori Pembuat Keputusan.
Gramedia: Jakarta.
http://books.google.co.id/books?id=1oX1gq9ofjYC&
printsec=frontcover&num=100&hl=id&redir_e
10
sc=y#v=onepage&q&f=false [diakses pada 2
november 2013 00.02]
http://books.google.co.id/books?id=v6EwtZ8EkN0C
&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge
_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false
[diakses pada 2 november 2013 00.30]
http://elearning.amikom.ac.id/index.php/download/m
ateri/88892-ST083-16/P8_angka%20
indeks.doc [diakses pada 2 februari 2014
00.30]
http://www.dikti.go.id/?page_id=397&lang=id
[diakses pada 2 november 2013 14.55]
Kusumadewi, S., dkk. 2006. Fuzzy Multi-Attribute
Decision Making (Fuzzy MADM) (Edisi
Pert.). Graha Ilmu. Yogyakarta.
Kusumadewi, S., 2010. Materi Kuliah [7, 8] (Sistem
Pendukung Keputusan) Metode-metode
Optimasi dengan Alternatif Terbatas.
Universitas Islam Indonesia: Jakarta.
Mahdiana, Deni., 2013. Metode SAW. Universitas
Budiluhur: Jakarta.
Maghfirah,. 2013. SISTEM PENDUKUNG
KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN
PENERIMA BEASISWA BAGI SISWA SD
SALMAN AL FARISI 2 YOGYAKARTA
MENGGUNAKAN METODE SIMPLE
ADDITIVE WEIGHTING (SAW). Yogyakarta
Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 2008
tentang Pendanaan Pendidikan
SK Ketua Stikom Binaniaga Nomor:
025/KPTS/KET-SB/V/2013
Wibowo, S, H., Amalia, R., Fadlun, M, A., Arivanty,
K. 2009. SISTEM PENDUKUNG
KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN
PENERIMA BEASISWA BANK BRI
MENGGUNAKAN FMADM (STUDI KASUS:
MAHASISWA FAKULTAS TEKNOLOGI
INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM
INDONESIA). Yogyakarta: Seminar Nasional
Aplikasi Teknologi Informasi.

More Related Content

What's hot

Laporan uji coba tes hasil belajar
Laporan uji coba tes hasil belajarLaporan uji coba tes hasil belajar
Laporan uji coba tes hasil belajarErzhua Habib
 
3.vina serevina wawan gunawan
3.vina serevina wawan gunawan3.vina serevina wawan gunawan
3.vina serevina wawan gunawanvinaserevina
 
Cjr pengaruh pengaitan nilai keimanan dan ketaqwaan dalam pembelajaran kimia ...
Cjr pengaruh pengaitan nilai keimanan dan ketaqwaan dalam pembelajaran kimia ...Cjr pengaruh pengaitan nilai keimanan dan ketaqwaan dalam pembelajaran kimia ...
Cjr pengaruh pengaitan nilai keimanan dan ketaqwaan dalam pembelajaran kimia ...Linda Rosita
 
REVIEW JURNAL INTERNASIONAL MONA NOVITA "ASSESSMENT OF THE QUALITY MANAGEMENT...
REVIEW JURNAL INTERNASIONAL MONA NOVITA "ASSESSMENT OF THE QUALITY MANAGEMENT...REVIEW JURNAL INTERNASIONAL MONA NOVITA "ASSESSMENT OF THE QUALITY MANAGEMENT...
REVIEW JURNAL INTERNASIONAL MONA NOVITA "ASSESSMENT OF THE QUALITY MANAGEMENT...Mona Novita
 
Review jurnal internasional teja tubagus syahputra 1614370131
Review jurnal internasional teja tubagus syahputra 1614370131Review jurnal internasional teja tubagus syahputra 1614370131
Review jurnal internasional teja tubagus syahputra 1614370131tejatubagus
 
Kontrak Perkuliahan Matematika Ekonomi.pptx
Kontrak Perkuliahan Matematika Ekonomi.pptxKontrak Perkuliahan Matematika Ekonomi.pptx
Kontrak Perkuliahan Matematika Ekonomi.pptxDENDYETAMIRLANA
 

What's hot (8)

Laporan uji coba tes hasil belajar
Laporan uji coba tes hasil belajarLaporan uji coba tes hasil belajar
Laporan uji coba tes hasil belajar
 
3.vina serevina wawan gunawan
3.vina serevina wawan gunawan3.vina serevina wawan gunawan
3.vina serevina wawan gunawan
 
Cjr pengaruh pengaitan nilai keimanan dan ketaqwaan dalam pembelajaran kimia ...
Cjr pengaruh pengaitan nilai keimanan dan ketaqwaan dalam pembelajaran kimia ...Cjr pengaruh pengaitan nilai keimanan dan ketaqwaan dalam pembelajaran kimia ...
Cjr pengaruh pengaitan nilai keimanan dan ketaqwaan dalam pembelajaran kimia ...
 
REVIEW JURNAL INTERNASIONAL MONA NOVITA "ASSESSMENT OF THE QUALITY MANAGEMENT...
REVIEW JURNAL INTERNASIONAL MONA NOVITA "ASSESSMENT OF THE QUALITY MANAGEMENT...REVIEW JURNAL INTERNASIONAL MONA NOVITA "ASSESSMENT OF THE QUALITY MANAGEMENT...
REVIEW JURNAL INTERNASIONAL MONA NOVITA "ASSESSMENT OF THE QUALITY MANAGEMENT...
 
Laporan hasil analisis
Laporan hasil analisisLaporan hasil analisis
Laporan hasil analisis
 
Kartu saol
Kartu saolKartu saol
Kartu saol
 
Review jurnal internasional teja tubagus syahputra 1614370131
Review jurnal internasional teja tubagus syahputra 1614370131Review jurnal internasional teja tubagus syahputra 1614370131
Review jurnal internasional teja tubagus syahputra 1614370131
 
Kontrak Perkuliahan Matematika Ekonomi.pptx
Kontrak Perkuliahan Matematika Ekonomi.pptxKontrak Perkuliahan Matematika Ekonomi.pptx
Kontrak Perkuliahan Matematika Ekonomi.pptx
 

Viewers also liked

Quantum Teaching
Quantum TeachingQuantum Teaching
Quantum Teachingtaytay09
 
Ppt Quantum Teaching Learning
Ppt Quantum Teaching LearningPpt Quantum Teaching Learning
Ppt Quantum Teaching LearningUHAMKA
 
Quantum learning
Quantum learningQuantum learning
Quantum learningawittstruck
 
Magazine world is magnifique june 2014
Magazine world is magnifique june 2014Magazine world is magnifique june 2014
Magazine world is magnifique june 2014Prakash Montroy
 
Cognos tm1 Online Training @ Adithya Elearning
Cognos tm1 Online Training @ Adithya ElearningCognos tm1 Online Training @ Adithya Elearning
Cognos tm1 Online Training @ Adithya Elearningshanmukha rao dondapati
 
Featured Golf and Resort Properties February
Featured Golf and Resort Properties FebruaryFeatured Golf and Resort Properties February
Featured Golf and Resort Properties FebruaryFrank Jermusek
 

Viewers also liked (11)

Quantum Teaching
Quantum TeachingQuantum Teaching
Quantum Teaching
 
Ppt Quantum Teaching Learning
Ppt Quantum Teaching LearningPpt Quantum Teaching Learning
Ppt Quantum Teaching Learning
 
Quantum learning
Quantum learningQuantum learning
Quantum learning
 
Js on-microcontrollers
Js on-microcontrollersJs on-microcontrollers
Js on-microcontrollers
 
Magazine world is magnifique june 2014
Magazine world is magnifique june 2014Magazine world is magnifique june 2014
Magazine world is magnifique june 2014
 
Tic´s Informatica
Tic´s InformaticaTic´s Informatica
Tic´s Informatica
 
Rg daddu's bday ppt
Rg daddu's bday pptRg daddu's bday ppt
Rg daddu's bday ppt
 
Cognos tm1 Online Training @ Adithya Elearning
Cognos tm1 Online Training @ Adithya ElearningCognos tm1 Online Training @ Adithya Elearning
Cognos tm1 Online Training @ Adithya Elearning
 
Tansiyon
TansiyonTansiyon
Tansiyon
 
Featured Golf and Resort Properties February
Featured Golf and Resort Properties FebruaryFeatured Golf and Resort Properties February
Featured Golf and Resort Properties February
 
SWTT 140407 session04
SWTT 140407 session04SWTT 140407 session04
SWTT 140407 session04
 

Similar to SAW-Beasiswa

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUT...
PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUT...PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUT...
PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUT...Evi Imroatu Fadhillah
 
Sim 12 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, sistem pendukung peng...
Sim 12 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, sistem pendukung peng...Sim 12 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, sistem pendukung peng...
Sim 12 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, sistem pendukung peng...Ellya Yasmien
 
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Sekolah Dasar Islam di Pontianak
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Sekolah Dasar Islam di PontianakSistem Pendukung Keputusan Pemilihan Sekolah Dasar Islam di Pontianak
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Sekolah Dasar Islam di Pontianakfaisalpiliang1
 
Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Karyawan Dengan Metode Simple Additive ...
Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Karyawan Dengan Metode Simple Additive ...Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Karyawan Dengan Metode Simple Additive ...
Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Karyawan Dengan Metode Simple Additive ...eddie Ismantoe
 
Sinopsis Penelitian Tesis (KOMBINASI METODE FUZZY SUGENO DAN TOPSIS DALAM MEN...
Sinopsis Penelitian Tesis (KOMBINASI METODE FUZZY SUGENO DAN TOPSIS DALAM MEN...Sinopsis Penelitian Tesis (KOMBINASI METODE FUZZY SUGENO DAN TOPSIS DALAM MEN...
Sinopsis Penelitian Tesis (KOMBINASI METODE FUZZY SUGENO DAN TOPSIS DALAM MEN...ahmad jurnaidi wahidain
 
Web-based culinary tourism recommendation system
Web-based culinary tourism recommendation systemWeb-based culinary tourism recommendation system
Web-based culinary tourism recommendation systemSetiya Nugroho
 
Ahmad faozi riview jurnal pak lantip
Ahmad faozi riview jurnal pak lantipAhmad faozi riview jurnal pak lantip
Ahmad faozi riview jurnal pak lantipAhmmad Faozi
 
PPT Sempro Tesis_Anggi Dyah P.pdf
PPT Sempro Tesis_Anggi Dyah P.pdfPPT Sempro Tesis_Anggi Dyah P.pdf
PPT Sempro Tesis_Anggi Dyah P.pdfanggipratiwi38
 
224919 metode-fuzzy-multiple-attribute-decision-15941957
224919 metode-fuzzy-multiple-attribute-decision-15941957224919 metode-fuzzy-multiple-attribute-decision-15941957
224919 metode-fuzzy-multiple-attribute-decision-15941957Feri Vinsensius
 
6938791 kesahan-dan-kebolehpercayaan
6938791 kesahan-dan-kebolehpercayaan6938791 kesahan-dan-kebolehpercayaan
6938791 kesahan-dan-kebolehpercayaanWiween Mihad
 
Penelitian dasar 2021
Penelitian dasar 2021Penelitian dasar 2021
Penelitian dasar 2021ssuseradddf01
 
Sistem pendukung keputusan rekomendasi penerima bantuan siswa miskin
Sistem pendukung keputusan rekomendasi penerima bantuan siswa miskinSistem pendukung keputusan rekomendasi penerima bantuan siswa miskin
Sistem pendukung keputusan rekomendasi penerima bantuan siswa miskinTeddy Wira
 
Asesmen dalam Peminatan Peserta Didik pada Kurikulum 2013
Asesmen dalam Peminatan Peserta Didik pada Kurikulum 2013Asesmen dalam Peminatan Peserta Didik pada Kurikulum 2013
Asesmen dalam Peminatan Peserta Didik pada Kurikulum 2013acieh zahida
 
REVIEW JURNAL INTERNASIONAL MONA NOVITA " ASSESSMENT OF THE QUALITY MANAGEMEN...
REVIEW JURNAL INTERNASIONAL MONA NOVITA " ASSESSMENT OF THE QUALITY MANAGEMEN...REVIEW JURNAL INTERNASIONAL MONA NOVITA " ASSESSMENT OF THE QUALITY MANAGEMEN...
REVIEW JURNAL INTERNASIONAL MONA NOVITA " ASSESSMENT OF THE QUALITY MANAGEMEN...Mona Novita
 
Ruang Kolaborasi Modul 3.1 Kelompok 2.pptx
Ruang Kolaborasi Modul 3.1 Kelompok 2.pptxRuang Kolaborasi Modul 3.1 Kelompok 2.pptx
Ruang Kolaborasi Modul 3.1 Kelompok 2.pptxkhaerulumam82
 
Sistem penjaminan mutu
Sistem penjaminan mutuSistem penjaminan mutu
Sistem penjaminan mutuEdison Thomas
 
Testing Beasiswa.pptx
Testing Beasiswa.pptxTesting Beasiswa.pptx
Testing Beasiswa.pptxfikridouble
 

Similar to SAW-Beasiswa (20)

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUT...
PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUT...PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUT...
PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUT...
 
Sim 12 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, sistem pendukung peng...
Sim 12 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, sistem pendukung peng...Sim 12 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, sistem pendukung peng...
Sim 12 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, sistem pendukung peng...
 
28. ilhamsyah
28. ilhamsyah28. ilhamsyah
28. ilhamsyah
 
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Sekolah Dasar Islam di Pontianak
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Sekolah Dasar Islam di PontianakSistem Pendukung Keputusan Pemilihan Sekolah Dasar Islam di Pontianak
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Sekolah Dasar Islam di Pontianak
 
Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Karyawan Dengan Metode Simple Additive ...
Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Karyawan Dengan Metode Simple Additive ...Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Karyawan Dengan Metode Simple Additive ...
Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Karyawan Dengan Metode Simple Additive ...
 
Sinopsis Penelitian Tesis (KOMBINASI METODE FUZZY SUGENO DAN TOPSIS DALAM MEN...
Sinopsis Penelitian Tesis (KOMBINASI METODE FUZZY SUGENO DAN TOPSIS DALAM MEN...Sinopsis Penelitian Tesis (KOMBINASI METODE FUZZY SUGENO DAN TOPSIS DALAM MEN...
Sinopsis Penelitian Tesis (KOMBINASI METODE FUZZY SUGENO DAN TOPSIS DALAM MEN...
 
Web-based culinary tourism recommendation system
Web-based culinary tourism recommendation systemWeb-based culinary tourism recommendation system
Web-based culinary tourism recommendation system
 
Ahmad faozi riview jurnal pak lantip
Ahmad faozi riview jurnal pak lantipAhmad faozi riview jurnal pak lantip
Ahmad faozi riview jurnal pak lantip
 
PPT Sempro Tesis_Anggi Dyah P.pdf
PPT Sempro Tesis_Anggi Dyah P.pdfPPT Sempro Tesis_Anggi Dyah P.pdf
PPT Sempro Tesis_Anggi Dyah P.pdf
 
224919 metode-fuzzy-multiple-attribute-decision-15941957
224919 metode-fuzzy-multiple-attribute-decision-15941957224919 metode-fuzzy-multiple-attribute-decision-15941957
224919 metode-fuzzy-multiple-attribute-decision-15941957
 
6938791 kesahan-dan-kebolehpercayaan
6938791 kesahan-dan-kebolehpercayaan6938791 kesahan-dan-kebolehpercayaan
6938791 kesahan-dan-kebolehpercayaan
 
Penelitian dasar 2021
Penelitian dasar 2021Penelitian dasar 2021
Penelitian dasar 2021
 
Sistem pendukung keputusan rekomendasi penerima bantuan siswa miskin
Sistem pendukung keputusan rekomendasi penerima bantuan siswa miskinSistem pendukung keputusan rekomendasi penerima bantuan siswa miskin
Sistem pendukung keputusan rekomendasi penerima bantuan siswa miskin
 
Asesmen dalam Peminatan Peserta Didik pada Kurikulum 2013
Asesmen dalam Peminatan Peserta Didik pada Kurikulum 2013Asesmen dalam Peminatan Peserta Didik pada Kurikulum 2013
Asesmen dalam Peminatan Peserta Didik pada Kurikulum 2013
 
REVIEW JURNAL INTERNASIONAL MONA NOVITA " ASSESSMENT OF THE QUALITY MANAGEMEN...
REVIEW JURNAL INTERNASIONAL MONA NOVITA " ASSESSMENT OF THE QUALITY MANAGEMEN...REVIEW JURNAL INTERNASIONAL MONA NOVITA " ASSESSMENT OF THE QUALITY MANAGEMEN...
REVIEW JURNAL INTERNASIONAL MONA NOVITA " ASSESSMENT OF THE QUALITY MANAGEMEN...
 
Ruang Kolaborasi Modul 3.1 Kelompok 2.pptx
Ruang Kolaborasi Modul 3.1 Kelompok 2.pptxRuang Kolaborasi Modul 3.1 Kelompok 2.pptx
Ruang Kolaborasi Modul 3.1 Kelompok 2.pptx
 
Sistem penjaminan mutu
Sistem penjaminan mutuSistem penjaminan mutu
Sistem penjaminan mutu
 
Testing Beasiswa.pptx
Testing Beasiswa.pptxTesting Beasiswa.pptx
Testing Beasiswa.pptx
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Ringkasan materi
Ringkasan materiRingkasan materi
Ringkasan materi
 

Recently uploaded

KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksdanzztzy405
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfjeffrisovana999
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningSamFChaerul
 
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANDevonneDillaElFachri
 
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptxAbidinMaulana
 
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa IndonesiaSalinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesiasdn4mangkujayan
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptxASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptxAdrimanMulya
 

Recently uploaded (11)

KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
 
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
 
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa IndonesiaSalinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
 
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotecAbortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
 
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptxASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
 

SAW-Beasiswa

  • 1. 1 PENDEKATAAN SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA PADA STIKOM BINANIAGA BOGOR Erick Ramdhani Sukaman erick.ramdhani@gmail.com Program Studi Sistem Informasi Sekolah Tinggi Ilmu Komputer, Bogor Abstrak Beasiswa merupakan pembiayaan yang tidak bersumber dari pendanaan sendiri atau orang tua, akan tetapi diberikan oleh pemerintah, perusahaan swasta, kedutaan, universitas, serta lembaga pendidik atau peneliti. Dengan adanya ketentuan diatas maka Stikom Binaniaga harus memenuhi prinsip dan pedoman. Namun dalam praktisnya seleksi penerima beasiswa tidak berprinsip kepada pedoman yang telah ditetapkan. Karena setiap perguruan tinggi memprioritaskan kriteria-kriteria yang berbeda. Dengan demikian diperlukan kriteria yang tepat dalam menyeleksi penerima beasiswa tersebut. Sistem pendukung keputusan menentukan alternatif nilai terbaik yang layak menerima beasiswa menggunakan Simple Additive Weighting (SAW) dengan kriteria yang telah di tentukan. Konsep dasar Metode Simple Additive Weighting (SAW) adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan ke suatu skala yang dapat di perbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. Dari kriteria yang ada dilakukan proses perhitungan dari masing-masing kriteria untuk mendapatkan hasil alternatif terbaik penerima beasiswa. Kata Kunci : Simple Additive Weighting, beasiswa, kriteria. A. Latar Belakang Penelitian Menyadari bahwa pendidikan sangat penting, negara sangat mendukung setiap warga negaranya untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya. Beberapa di antaranya melakukan program pendidikan gratis dan program beasiswa. Beasiswa dapat dikatakan sebagai pembiayaan yang tidak bersumber dari pendanaan sendiri atau orang tua, akan tetapi diberikan oleh pemerintah, perusahaan swasta, kedutaan, universitas, serta lembaga pendidik atau peneliti. Stikom Binaniaga sebagai lembaga pendidikan dibidang komputerpun telah menyelenggarakan program pemberian beasiswa terhadap peserta didiknya. Namun kriteria yang dipakai untuk menyeleski harus akurat dan tepat seperti yang tercantum pada Pedoman Beasiswa dan Bantuan Biaya Pendidikan PPA 2013 bahwa program berprinsip pada 3T (Tepat Sasaran, Tepat Jumlah, & Tepat Waktu). Metode yang digunakan untuk menentukan penerima beasiswa adalah Simple Additive Weighting (SAW). Karena dalam seleksi penerima beasiswa terdapat kriteria-kriteria yang telah ditentukan dan mahasiswa /pemohon sebagai alternatifnya, sedangkan prioritas dari kriteria itu sebagai nilai bobot. SAW sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut (Fishburn, 1967) (MacCrimmon, 1968). Dengan metode ini diharapkan penentuan kriteria akan lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot yang sudah ditentukan sehingga akan mendapatkan hasil yang lebih tepat dalam menentukan kriteria seleksi penerima beasiswa. Kajian tentang SAW pernah digunakan oleh (Sri Eniyati, 2011) dalam judul “Perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan untuk Penerimaan Beasiswa dengan Metode SAW (Simple Additive Weighting)” dengan kesimpulan, Perancangan yang telah disusun, sebagian besar merupakan kriteria untuk penerimaan beasiswa dalam sekolah. Bobot perhitungan adalah merupakan salah satu indikator penting dalam perhitungan untuk penerimaan beasiswa. Dari hasil penelitian sebelumnya terbukti bahwa SAW dapat digunakan untuk membantu sebagai pendukung keputusan. Berdasarkan uraian diatas yang melatar belakangi masalah penelitian penentuan penerima beasiswa maka penulis melakukan penelitian dengan judul. “PENDEKATAAN SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA PADA STIKOM BINANIAGA BOGOR ” B. Rumusan Masalah Kriteria beasiswa PPA dan beasiswa BBM pada STIKOM Binaniaga adalah nilai dengan Indeks
  • 2. 2 Kumulatif (IPK) paling rendah 3.0, semester, ekonomi, Surat Keterangan Tidak Mampu, dan keaktifan mahasiswa di kampus. Dari data penyebaran penerima beasiswa dari tahun 2010 sampai tahun 2013 diperoleh informasi sebagai berikut, Dilihat dari tabel 1 penentu keputusan tidak mudah dalam menyeleksi dan menentukan penerima beasiswa, karena jumlah pemohon setiap jenis beasiswa melebihi batas alokasi. Maka proses penyeleksian harus dilakukan dengan proses yang tepat sehingga pemohon pada setiap jenis beasiswa sesuai dengan beasiswa yang diajukannya. Dari uraian tersebut dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut : 1. Penentu keputusan sulit menetapkan jenis beasiswa yang akan diberikan kepada mahasiswa. 2. Penerima beasiswa PPA dan BBM kurang optimal. Problem Statement Dari identifikasi masalah diatas dapat ditetapkan permasalahannya yaitu: Kurang optimalnya proses seleksi penerima beasiswa pada Stikom Binaniaga dengan menggunakan SAW, sehingga kurang tepatnya penerima beasiswa PPA dan BBM. Research Question Bagaimana pendekatan SAW dalam menentukan penerima beasiswa pada Stikom Binaniaga Bogor? C. Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian ini adalah membuktikan metode SAW dalam menentukan penerima beasiswa. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah: 1. Menetapkan jenis beasiswa yang akan diberikan kepada mahasiswa dengan menggunakan SAW. 2. Optimalisasi penentuan calon penerima beasiswa PPA dan BBM sehingga lebih tepat sasaran. D. Definisi Istilah 1. Kriteria : Ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan sesuatu. 2. Sub Kriteria : Ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan sesuatu dalam setiap kriteria. 3. Alternatif : Pilihan di antara dua atau beberapa kemungkinan yang menjadi kandidat dalam proses pengambilan keputusan. E. Penelitian Rujukan Telah banyak penelitian yang menerapkan SAW dalam berbagai objek permasalahan. Dibawah ini beberapa penelitian yang sangat relevan dengan penelitian yang akan dilakukan : 1. Henry Wibowo S, Riska Amalia, Andi Fadlun M, Kurnia Arivanty (2009) melakukan penelitian dengan judul “Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Penerima Beasiswa Bank Bri Menggunakan Fmadm (Studi Kasus: Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia)”. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu, dibangunnya sebuah sistem pendukung keputusan untuk membantu penentuan seseorang yang berhak mendapatkan beasiswa berdasarkan kriteria- kriteria yang telah ditentukan, dimana kriteria tersebut diterjemahkan dari bilangan fuzzy kedalam bentuk sebuah bilangan crisp. sehingga nilainya akan bisa dilakukan proses perhitungan untuk mencari alternatif terbaik. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa semakin banyak sampel yang dipunyai, maka tingkat validitasnya akan cenderung naik. dan hasil akhir dari penelitian ini adalah sebuah alternatif yang memiliki nilai alternatif terbaik dari alternatif yang lain. 2. Rubiyatun, Bowo Winarno, dan Sri Sulistijowati (2012), melakukan penelitian dengan judul ”Simulasi Seleksi Mahasiswa Baru Jalur Undangan Dengan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting”. Kesimpulan dari
  • 3. 3 penelitian ini bahwa proses seleksi mahasiswa baru jalur undangan dengan metode SAW dipengaruhi oleh kriteria yang telah ditetapkan dan perbandingan tingkat kepentingan antar kriteria. Selain itu, seleksi mahasiswa baru jalur undangan juga melalui proses perangkingan. Perangkingan berdasarkan nilai akhir. Nilai akhir terbesar berada pada peringkat atas. 3. Magfirah (2013), melakukan penelitian dengan judul “Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Penerima Beasiswa Bagi Siswa SD Salman Al Farisi 2 Yogyakarta Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (Saw)”. Dengan kesimpulan bahwa Sistem pendukung keputusan penentuan penerima beasiswa bagi siswa SD Salman Al Farisi 2 Yogyakarta berbasis desktop telah dibuat dengan menggunakan metode Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM). 4. Metode Fuzzy-SAW dapat memberikan informasi yang tepat berdasarkan uji coba pada penelitian mengenai penentuan kriteria seleksi penerima beasiswa pada Stikom Binaniaga Bogor menggunakan Simple Additive Weighting. Sehubungan dengan penelitian sebelumnya tentang metode yang digunakan, maka akan dilakukan penelitian tentang pendekatan SAW untuk seleksi penerima beasiswa. Hasil yang diharapkan yaitu menentukan penerima beasiswa yang tepat dan sesuai. F. LANDASAN TEORI 1. Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) sebagai sebuah system berbasis komputer yang membantu dalam proses pengambilan keputusan. SPK sebagai sistem berbasis komputer yang adaptif, interaktif, fleksibel, yang secara khusus dikembangkan untuk mendukung solusi dari permasalahan manajemen yang tidak terstruktur untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. Dengan demikian dapat ditarik satu definisi tentang SPK yaitu sebuah sistem berbasis komputer yang adaptif, interaktif, fleksibel, dan interaktif yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah tidak terstruktur sehingga meningkatkan nilai keputusan yang diambil (Khoirudin,2008). a)Simple Additive Weighting Method(SAW) b)Weighted Product(WP) c) ELECTRE d)Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution(TOPSIS) e)Analytic Hierarchy Process(AHP) 2. Proses pengambilan keputusan Proses pengambilan keputusan dimulai dari fase inteligensi . Realitas diuji, dan masalah diidentifikasi dan ditentukan. Kepemilikan masalah juga ditetapkan. Selanjutnya pada fase desain akan dikonstruksi sebuah model yang merepresentasikan sistem. Hal ini dilakukan dengan membuat asumsi- asumsi yang menyederhanakan realitas dan menuliskan hubungan di antara semua variabel . Model ini kemudian di validasi dan ditentukanlah kriteria dengan menggunakan prinsip memilih untuk mengevaluasi alternatif tindakan yang telah diidentifikasi. Proses pengembangan model sering mengidentifikasi solusi-solusi alternatif dan demikian sebaliknya. Selanjutnya adalah fase pilihan yang meliputi pilihan terhadap solusi yang diusulkan untuk model (tidak memerlukan masalah yang disajikan). Solusi ini diuji untuk menentukan viabilitasnya. Begitu solusi yang diusulkan tampak masuk akal, maka kita siap untuk masuk kepada fase terakhir yakni fase implementasi keputusan. Hasil implementasi yang berhasil adalah dapat dipecahkannya masalah riil. Sedangkan kegagalan implementasi mengharuskan kita kembali ke fase sabelumnya (Turban, 2005). 3. Beasiswa Beasiswa merupakan tunjangan yang diberikan kepada pelajar atau mahasiswa sebagai bantuan biaya belajar. Sekarang kita dapat melihat pengertian dari Beasiswa, namun sepertinya kita masih belum dapat memutuskan secara pasti siapa yang berhak menerima beasiswa maka sekarang kita akan coba melihat dari landasan folosofis, yuridis, dan sosiologis. 4. SAW Metode Simple Additive Weighting (SAW) sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap
  • 4. 4 alternatif pada semua atribut (Fishburn, 1967) (MacCrimmon, 1968). Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. Formula untuk melakukan normalisasi adalah sebagai berikut :           (cost)biayaatributadalahjjika (benefit)keuntunganatributadalahj ij ij i ij i ij ij x xMin jika xMax x r dengan r adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif pada atribut dengan i=1,2,...,m dan j=1,2,...,n. Nilai preferensi untuk setiap alternatif diberikan sebagai : ∑ ij Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif lebih terpilih. G. KERANGKA PEMIKIRAN Seleksi penerima beasiswa merupakan hal yang mudah, namun pada kenyataannya proses tersebut tidak mudah, karena banyak pertimbangan dalam menentukannya. Dalam penelitian ini dalam menentukan penerima beasiswa dengan pendekatan SAW diawali dengan penentuan kriteria, alternatif, dan nilai bobot. Kemudian data yang telah didapatkan akan diolah dengan menggunakan SAW. Setelah itu hasil dari perhitungan diranking dengan tujuan mendapatkan alternatif tertinggi. Sehingga para penentu seleksi penerima beasiswa mendapatkan rekomendasi penerima beasiswa dari hasil perankingan tersebut. Adapun dalam menentukan kriteria seleksi penerima beasiswa telah didefinisikan yaitu beasiswa PPA, beasiswa BBM, dan beasiswa Stikom Binaniaga. Sedangkan alternatif didapatkan dari data pemohon beasiswa, yang nantinya akan di proses dengan menggunakan metode SAW. Kerangka berfikir tersebut dapat dilihat dari gambar 2.1. Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran H. Metode Penelitian Rancangan penelitian yang akan digunakan pada pendekatan SAW untuk menentukan seleksi penerima beasiswa sebagai berikut: Gambar 3.1. Rancangan Penelitian I. Pengumpulan data Prosedur pengumpulan data berpengaruh terhadap kualitas data yang akan dijadikan bahan dasar penelitian. Oleh karena itu harus dilakukan dengan sebaik-baiknya dengan harapan data yang didapat adalah data yang sebenarnya sesuai dengan keadaan objek penelitian. Metode pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data, membagi jenis data serta menganalisis data yang diperlukan guna mempermudah pemecahan masalah. Metode pengumpulan data yang digunakan antar lain: 1. Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian (Lerbin,1992 dalam Hadi, 2007). Tanya jawab „sepihak‟ berarti bahwa pengumpul data yang aktif bertanya, sermentara pihak yang ditanya aktif
  • 5. 5 memberikan jawaban atau tanggapan. Dari definisi itu, kita juga dapat mengetahui bahwa tanya jawab dilakukan secara sistematis, telah terencana, dan mengacu pada tujuan penelitian yang dilakukan, tujuan penelitian ini yaitu mendapatkan informasi mengenai proses penentuan kriteria seleksi penerima beasiswa kepada bagian kemahasiswaan. 2. Pengumpulan dokumen Pengumpulan dokumen berupa data mahasiswa, data pemohon beasiswa, data penerima beasiswa, dan Surat Keputusan Ketua Stikom Binaniaga tentang penentuan beasiswa dari bagian kemahasiswaan Stikom Binaniaga. J. Analisis data Analisis data yang digunakan adalah perbandingan, dimana sistem yang lama dibandingkan dengan sistem baru. Rumus: Perbandingan = (Qn-Q0) * 100% Keterangan: Qn = data setelah menggunakan sistem baru. Q0 = data sebelum menggunakan sistem baru. K. Deskripsi Objek Penelitian Objek penelitian yang akan penyusun teliti adalah informasi tentang proses seleksi penerima beasiswa PPA dan BBM pada STIKOM Binaniaga. Dalam penelitian ini penyusun mengumpulkan data yang mengenai data-data yang bersangkutan yang kemudian di analisis mengenai seleksi penerima beasiswa PPA dan BBM pada STIKOM Binaniaga. Penyusun melakukan penelitian langsung ke STIKOM Binaniaga Bogor dan mengadakan wawancara kepada bagian kemahasiswaan yang berkaitan sesuai dengan masalah yang diteliti. Hal ini dilakukan untuk mengetahui data penerima, pemohon dan kriteria yang digunakan yang meliputi nilai IPK, Semester, keaktifan mahasiswa, Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dan Ekonomi/penghasilan orangtua. L. Penentuan Kriteria dan Sub kriteria Dalam Penelitian Dalam penentuan calon penerima beasiswa dengan menggunakan Simple Additive Weighting (SAW) diperlukan kriteria, sub kriteria dan bobot untuk melakukan perhitungannya agar memperoleh alternatif terbaik, dalam hal ini alternatif yang dimaksud adalah urutan calon pemohon yang akan menerima beasiswa berdasarkan Pedoman beasiswa dan Surat Keputusan dari STIKOM Binaniaga. Penentuan sub kriteria pada setiap beasiswa dilakukan dengan mewawancarai penentu beasiswa dengan pertimbangan utama bahwa kegiatan seleksi beasiswa harus tepat sasaran, sehingga didapatkan sub kriteria pada setiap jenis beasiswa yang paling menentukan dalam seleksi penerima beasiswa sesuai dengan Pedoman Beasiswa. 1. IPK ( ) IPK merupakan penentuan utama dari penyeleksian pemberian beasiswa PPA. Karena dalam menurut buku pedoman IPK menjadi prioritas utama dalam menyeleksi penerima beasiswa PPA. Dalam penelitian ini IPK dikategorikan menjadi: a) Tinggi, dengan nilai IPK lebih dari 3.5; b) Sedang, dengan nilai IPK 3.0 sampai 3.5; c) Rendah, kurang dari 3.0; 2. Semester ( ) Semester digunakan sebagai penentuan penerima beasiswa PPA. Dalam penelitian ini semester dikategorikan sebagai berikut: a) Tinggi, semeter 1 sampai semester 2; b) Sedang, semester 3 sampai semester 4; c) Rendah, semester 5 sampai semester 8; 3. Keaktifan mahasiswa dikampus ( ) Keaktifan mahasiswa dikategorikan sebagai berikut: a) Tinggi, mengikuti lebih dari dua organisasi atau UKM; b) Sedang, mengikuti satu sampai dua organisasi atau UKM; c) Rendah, tidak mengikuti organisasi atau UKM; 4. Surat Keterangan Tidak Mampu ( ) Calon penerima beasiswa PPA harus mempunyai surat keterangan tidak mampu yang jelas. Karena surat ini menjelaskan bahwa calon penerima beasiswa benar-benar berhak menerima beasiswa. Dalam penelitian ini surat keterangan tidak mampu dikategorikan sebagai berikut: a) Tinggi, Surat keterangan tidak mampu jelas dan lengkap; b) Sedang, Surat keterangan tidak mampu kurang lengkap dan jelas; c) Rendah, Surat keterangan tidak mampu tidak ada; 5. Ekonomi ( )
  • 6. 6 Faktor ekonomi atau penghasilan/bulan merupakan hal yang paling menentukan layak atau tidaknya pemohon menerima beasiswa PPA, dalam penelitian ini penghasilan dikategorikan sebagai berikut: a) Tinggi, dengan penghasilan lebih dari Rp.2.500.000 perbulan; b) Sedang, dengan penghasilan Rp.2.000.000 sampai Rp.2.500.000 perbulan; c) Rendah, dengan penghasilan dibawah Rp.2.000.000 prbulan; Subkriteria diatas didapatkan dari Buku Pedoman Beasiswa dan dari bagian kemahasiswaan. M. Langkah Penyelesaian Dengan Menggunakan SAW Langkah penyelesaian dalam Simple Additive Weighting (SAW) meliputi: 1. Memberikan nilai setiap alternatif pada setiap sub kriteria yang sudah ditentukan. a) Fotokopi transkip nilai dengan Indeks Kumulatif (IPK), IPK Nilai Keterangan >3,0 1 Rendah 3,0 – 3,5 3 Sedang <3,5 5 Tinggi b) Semester, Semester-Sks Nilai Keterangan 7 - 8 1 Rendah 3 - 6 3 Sedang 1 - 2 5 Tinggi c) Keaktifan mahasiswa di kampus, Mengikuti organisasi atau UKM Nilai Keterangan Tidak 1 Rendah 1 – 2 3 Sedang > 2 5 Tinggi d) Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM), SKTM Nilai Keterangan Tidak ada 1 Rendah Tidak jelas 3 Sedang Ada 5 Tinggi e) Ekonomi, Penghasilan (Ekonomi) Nilai Keterangan > Rp.2.500.000 1 Rendah 2.000.000 – 2.500.000 3 Sedang <= Rp.2.000.000 5 Tinggi Data pemohon beasiswa selanjutnya di sesuaikan dengan keterangan diatas, maka dimasukan kedalam tabel. 2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria Dari data pemohon beasiswa yang telah ditentukan, dimisalkan = Pemohon A, = Pemohon B, = Pemohon C, dan seterusnya. Dari Tabel diubah kedalam matriks keputusan X kepada setiap jenis beasiswa. Berdasarkan nilai setiap alternatif dan sub kriteria yang sudah ditentukan diubah ke dalam matriks keputusan X dibentuk sebagai berikut : Dari matriks keputusan X tersebut kemudian dilakukan proses normalisasi ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada sesuai dengan persamaan (1) ; Normalisasi Beasiswa PPA. No Alternatif Normalisasi Beasiswa PPA 1 1,00 0,60 1,00 1,00 1,00 2 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 3 1,00 0,60 1,00 1,00 1,00 4 1,00 1,00 0,33 0,33 0,33 5 1,00 0,60 1,00 0,33 0,33 6 1,00 1,00 0,33 0,33 0,33 7 1,00 1,00 1,00 0,33 0,33 8 1,00 0,60 1,00 0,33 0,33 9 1,00 0,60 0,33 0,33 0,33 10 1,00 0,60 1,00 1,00 0,33 11 1,00 0,60 0,33 0,33 1,00 12 1,00 0,60 0,33 0,33 1,00 13 1,00 0,60 0,33 1,00 1,00 14 1,00 0,60 0,33 1,00 1,00 15 0,60 0,60 0,33 1,00 1,00 16 0,60 0,60 0,33 1,00 1,00 17 1,00 0,20 0,33 1,00 1,00 18 0,60 0,20 0,33 1,00 1,00 19 1,00 0,60 0,33 1,00 1,00 20 0,60 1,00 0,33 1,00 1,00 21 0,60 0,20 0,33 1,00 1,00 22 1,00 0,20 0,33 1,00 1,00 23 1,00 0,60 0,33 1,00 1,00
  • 7. 7 Normalisasi Beasiswa BBM. No Alternatif Normalisasi Beasiswa BBM 1 0,60 0,33 1,00 0,33 0,33 2 0,60 0,20 1,00 0,33 0,33 3 0,60 0,33 1,00 0,33 0,33 4 0,60 0,20 0,33 1,00 1,00 5 0,60 0,33 1,00 1,00 1,00 6 0,60 0,20 0,33 1,00 1,00 7 0,60 0,20 1,00 1,00 1,00 8 0,60 0,33 1,00 1,00 1,00 9 0,60 0,33 0,33 1,00 1,00 10 0,60 0,33 1,00 0,33 1,00 11 0,60 0,33 0,33 1,00 0,33 12 0,60 0,33 0,33 1,00 0,33 13 0,60 0,33 0,33 0,33 0,33 14 0,60 0,33 0,33 0,33 0,33 15 1,00 0,33 0,33 0,33 0,33 16 1,00 0,33 0,33 0,33 0,33 17 0,60 1,00 0,33 0,33 0,33 18 1,00 1,00 0,33 0,33 0,33 19 0,60 0,33 0,33 0,33 0,33 20 1,00 0,20 0,33 0,33 0,33 21 1,00 1,00 0,33 0,33 0,33 22 0,60 1,00 0,33 0,33 0,33 23 0,60 0,33 0,33 0,33 0,33 3. Memberikan nilai bobot (W) pada setiap jenis beasiswa. Tahap berikutnya memberikan bobot untuk setiap sub kriteria sebagai berikut : = 35%; = 30%; = 5%; = 20%; = 10%, dengan ketentuan nilai bobot (W) = [0,35; 0,30; 0,15; 0,20; 0,05] No Alte rnat if Bobot Perangkingan Hasil W1 W2 W3 W4 W5 1 0,35 0,18 0,20 0,15 0,05 0,93 2 0,35 0,30 0,20 0,15 0,05 1,05 3 0,35 0,18 0,20 0,15 0,05 0,93 4 0,35 0,30 0,07 0,05 0,02 0,78 5 0,35 0,18 0,20 0,05 0,02 0,80 6 0,35 0,30 0,07 0,05 0,02 0,78 7 0,35 0,30 0,20 0,05 0,02 0,92 8 0,35 0,18 0,20 0,05 0,02 0,80 9 0,35 0,18 0,07 0,05 0,02 0,66 10 0,35 0,18 0,20 0,15 0,02 0,90 11 0,35 0,18 0,07 0,05 0,05 0,70 12 0,35 0,18 0,07 0,05 0,05 0,70 13 0,35 0,18 0,07 0,15 0,05 0,80 14 0,35 0,18 0,07 0,15 0,05 0,80 15 0,21 0,18 0,07 0,15 0,05 0,66 16 0,21 0,18 0,07 0,15 0,05 0,66 17 0,35 0,06 0,07 0,15 0,05 0,68 18 0,21 0,06 0,07 0,15 0,05 0,54 19 0,35 0,18 0,07 0,15 0,05 0,80 20 0,21 0,30 0,07 0,15 0,05 0,78 21 0,21 0,06 0,07 0,15 0,05 0,54 22 0,35 0,06 0,07 0,15 0,05 0,68 23 0,35 0,18 0,07 0,15 0,05 0,80 Tahap berikutnya memberikan bobot untuk setiap sub kriteria sebagai berikut : C1= 0.05%; C2= 10%; C3= 20%; C4= 30%; C5= 35%, dengan ketentuan nilai bobot (W) = [0,05; 0,10; 0,20; 0,30; 0,35 ] No Alternatif Bobot Perangkingan Hasil W1 W2 W3 W4 W5 1 0,21 0,10 0,20 0,05 0,02 0,58 2 0,21 0,06 0,20 0,05 0,02 0,54 3 0,21 0,10 0,20 0,05 0,02 0,58 4 0,21 0,06 0,07 0,15 0,05 0,54 5 0,21 0,10 0,20 0,15 0,05 0,71 6 0,21 0,06 0,07 0,15 0,05 0,54 7 0,21 0,06 0,20 0,15 0,05 0,67 8 0,21 0,10 0,20 0,15 0,05 0,71 9 0,21 0,10 0,07 0,15 0,05 0,58 10 0,21 0,10 0,20 0,05 0,05 0,61 11 0,21 0,10 0,07 0,15 0,02 0,54 12 0,21 0,10 0,07 0,15 0,02 0,54 13 0,21 0,10 0,07 0,05 0,02 0,44 14 0,21 0,10 0,07 0,05 0,02 0,44 15 0,35 0,10 0,07 0,05 0,02 0,58 16 0,35 0,10 0,07 0,05 0,02 0,58 17 0,21 0,30 0,07 0,05 0,02 0,64 18 0,35 0,30 0,07 0,05 0,02 0,78 19 0,21 0,10 0,07 0,05 0,02 0,44 20 0,35 0,06 0,07 0,05 0,02 0,54 21 0,35 0,30 0,07 0,05 0,02 0,78 22 0,21 0,30 0,07 0,05 0,02 0,64 23 0,21 0,10 0,07 0,05 0,02 0,44 Melakukan proses perangkingan dengan menggunakan persamaan (2). Urutan penerima beasiswa PPA dan beasiswa BBM Beasiswa PPA Beasiswa BBM No Alternatif Hasil No Alternatif Hasil 1 1,05 1 0,78 2 0,93 2 0,78 3 0,93 3 0,71 4 0,92 4 0,71 5 0,9 5 0,67 6 0,8 6 0,64 7 0,8 7 0,64 8 0,8 8 0,61 9 0,8 9 0,58 10 0,8 10 0,58 11 0,8 11 0,58 12 0,78 12 0,58 13 0,78 13 0,58 14 0,78 14 0,54 15 0,7 15 0,54 16 0,7 16 0,54 17 0,68 17 0,54 18 0,68 18 0,54 19 0,66 19 0,54 20 0,66 20 0,44 21 0,66 21 0,44 22 0,54 22 0,44 23 0,54 23 0,44 N. Pembahasan Daftar penerima beasiswa PPA dan BBM 2013 dengan sistem lama No Penerima Jenis Beasiswa 1 PPA 2 PPA 3 PPA 4 BBM 5 BBM 6 BBM 7 BBM 8 BBM 9 BBM 10 BBM Tabel diatas berupa nama penerima yang telah diinisaialisasikan menjadi sampai beserta jenis beasiswa yang diterimanya. a. Sistem lama beasiswa PPA Alternatif Kriteria 1.75 0.9 0.6 0.1 0.05 1.75 1.5 0.6 0.1 0.05 1.75 0.9 0.6 0.1 0.05 1.75 1.5 0.2 0.3 0.15 1.75 0.9 0.6 0.3 0.15 1.75 1.5 0.2 0.3 0.15 1.75 1.5 0.6 0.3 0.15
  • 8. 8 1.75 0.9 0.6 0.3 0.15 1.75 0.9 0.2 0.3 0.15 1.75 0.9 0.6 0.1 0.15 1.75 0.9 0.2 0.3 0.05 1.75 0.9 0.2 0.3 0.05 1.75 0.9 0.2 0.1 0.05 1.75 0.9 0.2 0.1 0.05 1.05 0.9 0.2 0.1 0.05 1.05 0.9 0.2 0.1 0.05 1.75 0.3 0.2 0.1 0.05 1.05 0.3 0.2 0.1 0.05 1.75 0.9 0.2 0.1 0.05 1.05 1.5 0.2 0.1 0.05 1.05 0.3 0.2 0.1 0.05 1.75 0.3 0.2 0.1 0.05 1.75 0.9 0.2 0.1 0.05 Tabel diatas menujukan sistem lama yang dihasilkan dari rating kecocokan setiap alternatif ( ) pada setiap kriteria ( ) dikalikan dengan bobot (W) yang diberikan kepada beasiswa PPA yaitu: W = [0,35; 0,30; 0,20; 0,10; 0,05 ]. Sistem lama beasiswa BBM Alternatif Kriteria 0.25 0.3 0.6 0.3 0.35 0.25 0.5 0.6 0.3 0.35 0.25 0.3 0.6 0.3 0.35 0.25 0.5 0.2 0.9 1.05 0.25 0.3 0.6 0.9 1.05 0.25 0.5 0.2 0.9 1.05 0.25 0.5 0.6 0.9 1.05 0.25 0.3 0.6 0.9 1.05 0.25 0.3 0.2 0.9 1.05 0.25 0.3 0.6 0.3 1.05 0.25 0.3 0.2 0.9 0.35 0.25 0.3 0.2 0.9 0.35 0.25 0.3 0.2 0.3 0.35 0.25 0.3 0.2 0.3 0.35 0.15 0.3 0.2 0.3 0.35 0.15 0.3 0.2 0.3 0.35 0.25 0.1 0.2 0.3 0.35 0.15 0.1 0.2 0.3 0.35 0.25 0.3 0.2 0.3 0.35 0.15 0.5 0.2 0.3 0.35 0.15 0.1 0.2 0.3 0.35 0.25 0.1 0.2 0.3 0.35 0.25 0.3 0.2 0.3 0.35 Tabel diatas menujukan sistem lama yang dihasilkan dari rating kecocokan setiap alternatif ( ) pada setiap kriteria ( ) dikalikan dengan bobot (W) yang diberikan kepada beasiswa BBM yaitu: W = [0,05; 0,10; 0,20; 0,30; 0,35 ] Perbandingan sistem lama dan baru Perbandingan antara sistem lama dan baru dapat dilakukan dengan mencari tingkat ketidakakuratan sistem lama dengan sistem baru, maka didapatkan tingkat ketidakakuratan setiap jenis beasiswa seperti tabel dibawah ini: No Pemohon Sistem Lama Sistem Baru Tidak Akurat (%) 1 Pemohon A 0.68 0.93 25.00 2 Pemohon B 0.80 1.50 25.00 3 Pemohon C 0.68 0.93 25.00 4 Pemohon D 0.78 0.78 0.00 5 Pemohon E 0.74 0.80 6.00 6 Pemohon F 0.78 0.78 0.00 7 Pemohon G 0.86 0.92 6.00 8 Pemohon H 0.74 0.80 6.00 9 Pemohon I 0.66 0.66 0.00 10 Pemohon J 0.70 0.90 20.00 11 Pemohon K 0.64 0.70 6.00 12 Pemohon L 0.64 0.70 6.00 13 Pemohon M 0.60 0.80 20.00 14 Pemohon N 0.60 0.80 20.00 15 Pemohon O 0.46 0.66 20.00 16 Pemohon P 0.46 0.66 20.00 17 Pemohon Q 0.48 0.68 20.00 18 Pemohon R 0.34 0.54 20.00 19 Pemohon S 0.60 0.80 20.00 20 Pemohon T 0.58 0.78 20.00 21 Pemohon U 0.34 0.54 20.00 22 Pemohon V 0.48 0.68 20.00 23 Pemohon W 0.60 0.80 20.00 Rata-rata Tidak Akurat = 15.00 Tingkat Akurasi Sistem Baru = 85.00 Perbandingan system lama dan baru beasiswa BBM Tabel 4.19. Tabel perbandingan penerima beasiswa BBM No Pemohon Sistem Lama Sistem Baru Tidak Akurat (%) 1 Pemohon A 0.36 0.58 22.00 2 Pemohon B 0.40 0.54 14.00 3 Pemohon C 0.36 0.58 22.00 4 Pemohon D 0.58 0.54 -4.00 5 Pemohon E 0.62 0.71 9.00 6 Pemohon F 0.58 0.54 -4.00 7 Pemohon G 0.66 0.67 1.00 8 Pemohon H 0.62 0.71 9.00 9 Pemohon I 0.54 0.58 4.00 10 Pemohon J 0.50 0.61 11.00 11 Pemohon K 0.40 0.54 14.00 12 Pemohon L 0.40 0.54 14.00 13 Pemohon M 0.28 0.44 16.00 14 Pemohon N 0.28 0.44 16.00 15 Pemohon O 0.26 0.58 32.00 16 Pemohon P 0.26 0.58 32.00 17 Pemohon Q 0.24 0.64 40.00 18 Pemohon R 0.22 0.78 56.00 19 Pemohon S 0.28 0.44 16.00
  • 9. 9 20 Pemohon T 0.30 0.54 24.00 21 Pemohon U 0.22 0.78 56.00 22 Pemohon V 0.24 0.64 40.00 23 Pemohon W 0.28 0.44 16.00 Rata-rata Tidak Akurat = 19.83 Tingkat Akurasi Sistem Baru = 80.17 Hasil perbandingan sistem lama dan baru akan menghasilkan nilai ketidakakuratan yang didapatkan dari rumus: Keterangan : Data setelah : Data sebelum Maka dari hasil perhitungan didapati nilai ketidakakuratan dari masing-masing pemohon seperti yang terlihat pada tabel 4.18 dan tabel 4.19. Rata-rata ketidakakuratan dari hasil sistem lama dan baru penerima beasiswa PPA didapat sebesar 15%, sehingga nilai keakuratan sistem sebesar 100% - 15% = 85%. Sedangkan rata-rata ketidakakuratan dari hasil sistem lama dan baru penerima beasiswa BBM didapat sebesar 19.83%, sehingga nilai keakuratan sistem sebesar 100% - 19.83% = 80.17% ini dikarenakan proses perhitungan yang berbeda antara sistem lama dan baru, pada sistem baru pemberian bobot yang berbeda antara subkriteria setiap beasiswa yaitu PPA dan BBM, sedangkan sistem lama pemberian bobot seluruh kriteria setiap jenis beasiswa dianggap sama. Dalam sistem baru data pemohon dimasukan kedalam matriks keputusan kemudian dilakukan normalisasi matriks X yaitu dengan cara membagi setiap nilai kriteria dengan nilai tertinggi masing-masing kriteria sehingga menghasilkan matriks ternormalisasi R. Dari matriks R akan diproses perangkingan dengan cara mengalikan dengan bobot masing-masing kriteria, hasil yang didapat adalah hasil yang tertinggi. Perhitungan dengan Simple Additive Weighting (SAW) dapat menjawab maksud dari penelitian ini yaitu menentukan penerima beasiswa yang tepat, karena penilaian beracuan pada setiap kriteria dan subkriteria. O. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil perhitungan didapati ketidakakuratan dari masing-masing calon penerima beasiswa PPA dan BBM. Hasil analisis perbandingan sistem lama dan baru dari beasiswa PPA didapat sebesar 15%, sehingga nilai keakuratan sistem dibandingakan dengan sistem lama sebesar 100% - 15% = 85%. Sedangkan untuk beasisw BBM didapat sebesar 19.83%, sehingga nilai keakuratan sistem dibandingkan dengan sistem lama sebesar 100% - 19.83% = 80.17%. Dengan penerapan setiap kriteria, didapatkan daftar calon penerima beasiswa PPA dan BBM pada STIKOM Binaniaga yang lebih optimal tingkat akurasinya dibandingkan dengan cara sebelumnya yang memberikan nilai bobot yang sama pada setiap kriteria dan subkriteria. 2. Bagian Kemahasiswaaan sebagai pemerivikasi menetapkan kriteria-kriteria calon penerima beasiswa berdasarkan jenis beasiswanya baik PPA ataupun BBM antara lain: IPK, semester, keaktifan mahasiswa di kampus, surat keterangan tidak mampu, dan penghasilan perbulan (ekonomi). 3. Dengan hasil itu maka Simple Additive Weighting (SAW) dapat direkomendasikan sebagai alat penunjang keputusan dalam menentukan penerima beasiswa. P. Saran Dalam penelitian masih terbatas pada penentuan penerima beasiswa PPA dan BBM, untuk pengembangan lebih lanjut disarankan perluasan masalah yaitu: 1. Menerapkan metode fuzzy atau metode lainnya yang dapat menyelesaikan masalah dalam seleksi penerima beasiswa sehingga dapat menghasilkan suatu daftar yang lebih akurat. 2. Pengembangan sistem informasi penerima beasiswa. Q. Daftar Pustaka A1. PEDOMAN BEASISWA BBP PPA 2013 Basyaib, F., 2007. Teori Pembuat Keputusan. Gramedia: Jakarta. http://books.google.co.id/books?id=1oX1gq9ofjYC& printsec=frontcover&num=100&hl=id&redir_e
  • 10. 10 sc=y#v=onepage&q&f=false [diakses pada 2 november 2013 00.02] http://books.google.co.id/books?id=v6EwtZ8EkN0C &printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge _summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false [diakses pada 2 november 2013 00.30] http://elearning.amikom.ac.id/index.php/download/m ateri/88892-ST083-16/P8_angka%20 indeks.doc [diakses pada 2 februari 2014 00.30] http://www.dikti.go.id/?page_id=397&lang=id [diakses pada 2 november 2013 14.55] Kusumadewi, S., dkk. 2006. Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) (Edisi Pert.). Graha Ilmu. Yogyakarta. Kusumadewi, S., 2010. Materi Kuliah [7, 8] (Sistem Pendukung Keputusan) Metode-metode Optimasi dengan Alternatif Terbatas. Universitas Islam Indonesia: Jakarta. Mahdiana, Deni., 2013. Metode SAW. Universitas Budiluhur: Jakarta. Maghfirah,. 2013. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA BAGI SISWA SD SALMAN AL FARISI 2 YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW). Yogyakarta Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan SK Ketua Stikom Binaniaga Nomor: 025/KPTS/KET-SB/V/2013 Wibowo, S, H., Amalia, R., Fadlun, M, A., Arivanty, K. 2009. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA BANK BRI MENGGUNAKAN FMADM (STUDI KASUS: MAHASISWA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA). Yogyakarta: Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi.