2. Joged Bumbung merupakan tari pergaulan di Bali. Biasanya
dipentaskan dalam acara-acara sosial kemasyarakatan di Bali,
seperti acara pernikahan. Tarian ini ditarikan oleh penari
wanita, yang kemudian mencari pasangan pria dari para
penonton untuk diajak menari bersama. Tarian ini biasanya
diiringi dengan seperangkat musik dari bambu.
3. Tarian ini biasanya hanya merupakan banyolan atau lelucon yang
ditandai dengan sorak-sorai penonton pada saat penari dan
pengibingnya melakukan pementasan.
Dalam babad bali, joged bumbung adalah termasuk dalam drama tari
yang pertama kali muncul di Bali Utara dan kini Joged Bumbung dapat
dijumpai hampir di semua desa dan merupakan jenis tari joged yang
paling populer di Bali.
Selain joged bumbung, di Bali ada beberapa joged seperti : joged
pingitan (muncul tahun 1884), joged gebyog dan joged gandrung.
4. Sebagai sebuah kesenian rakyat, tari joged diiringi dengan barungan
gamelan yang didominir oleh instrumen-instrumen bambu seperti
tingklik, gebyog dll.
Biasanya dipentaskan pada musim sehabis panen, hari raya, dan hari
penting lainnya. Tari joged ini merupakan tarian berpasangan, laki-laki
dan perempuan dengan mengundang partisipasi penonton. Tarian ini
juga membutuhkan kelincahan gerak tubuh dan mata dari penarinya,
dengan sesekali penarinya bergoyang ala dangdut.
5. Biasanya dipentaskan pada musim sehabis panen, hari raya,
dan hari penting lainnya. Tari joged ini merupakan tarian
berpasangan, laki-laki dan perempuan dengan mengundang
partisipasi penonton. Tarian ini juga membutuhkan kelincahan
gerak tubuh dan mata dari penarinya, dengan sesekali
penarinya bergoyang ala dangdut.
6. Semua tari Joged (kecuali Joged Pingitan yang memakai lakon
Calonarang), selalu ada bagian paibing-ibingannya yaitu tarian
bermesraan. Diawali dengan penari joged memilih penonton
laki-laki yang diajak menari bersama-sama di atas pentas.
Tarian Joged kini banyak dipertunjukkan saat ada acara
pernikahan, perayaan hari besar Hindu dan juga nasional.