SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
JURNAL
KESEHATAN
KEANEKARAGAMAN GENETIK Salmonella typhi
Darmawati, S.'
Analis Kesehatan FIKKES UNIMUS
ABSTMCT
Strain the bacteria Salmonella typhi (5. typhi) is also called Salmonella choleraesuis serovar typhi,
Salmonella serovar typhi, Salmonella enterica serovar typhi including members familia
Enterobacteriaceae, have O antigen (somatic), H antigen (flaSel) and capsule antigen (Yi), wide-
spread around the world. S. typhi have the genetic diversity that can be shown that the dffirence in
sensitivity towards antibiotics thqt describes the plasmid profiles of dffirences, as well as the
diferences of each of ribotyping strain originating from a dffirent area, By lcnowing the genetic
diversity S.typhi bacterial strain can be used as a basis to track the epidemiologt of cases offever
typoid, in addition to the wtique-wilh the unique nature of the bacteriql strain can be used as a
basis for identi/ication and classification.
Keywords: Salmonella typhi, the genetic diversity
ABSTMK
Strain bakteri Salmonella typhi (5. typhi) disebut juga Salmonella choleraesuis serovar typhi,
Sqlmonella serovar typhi , Salmonella enterica seroyar typhi termasuk anggota familia
Enterobacteriaceae, memiliki antigen O (somatic), antigen H (lagel) dan antigen kapsul (Vi),
tersebar luas di seluruh dunia. S. typhi mempunyai keaneka ragaman genetik yang dapat
ditunjukkan dengan adanya perbedaan sensitivitas terhadap antibiotik yang menggambarkan
adanya perbedaan profil plasmid, demikian pula dengan adanya perbedaan ribotyping dari setiap
strain yang berasal dari daerah yang berbeda. Dengan diketahuinya keaneka ragaman genetik
strain baheri S.typhi dapat digunakan sebagai dasar untuk melacak epidemiologi dari kasus
demam typoid, disamping itu dengan adanya keunikan-keunikan sifat yang dimiliki oleh strain
bakteri tersebut dapat digunakan sebagai dasar identifikasi dan klasifikasinya.
Kata Kunci: Salmonella typhi, Keanekaragaman Genetik
' Analis Kesehatan, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang
27
Jurnal Kesehatan
Keanekaragaman Genet k Salmone ll a typhi
Salmonella typhi (5. typhi) disebut
juga Salmonella choleraeszls serovar typhi,
Salmonella serovar typhi , Salmonella
enterica serovar typhi (Holt, et al., 1994
dan Anonimous, 2001). S. typhi adalah
strain bakteri yang menyebabkan terjadinya
demam tipoid. Demam tipoid merupakan
penyakit infeksi serius serta merupakan
penyakit endemis yang serta menjadi
masalah kesehatan global termasuk di
Indonesia dan Negara-negara Asia
Tenggara seperti Malaysia dan Thailand.
Angka kejadian termasuk tertinggi di dunia
yaitu antara 358-810/100.000 penduduk
setiap tahun. Penyakit ini mempunyai
angka kematian yang cukup tinggi, yaitu 1-
Soh dari penderita (Punjabi, 2004). Demam
tipoid dapat terjadi pada semua umur,
terbanyak pada usia 3-19 tahun, sekitar
77Yo dengan puncak tertinggi pada usia l0-
l5 tahun (Simanjuntak,l993). Selain itu
S.typhi dapat menyebabkan gastroenteritis
(keracunan makanan) dan septikemia.
Penyakit ini dianggap serius karena dapat
disertai berbagai penyakit, kejadian demam
typoid telah diperburuk dengan terjadinya
peningkatan resistensi bakteri terhadap
banyak antibiotik, meningkatnya jumlah
individu yang terinfeksi HIV serta
meningkatnya mobilitas pekerja migran
dari daerah dengan insiden yang tinggi (
Thong, et a1.,2000). Bakteri ini masuk
melalui mulut bersama makanan dan
minuman yang terkontaminasi oleh bakteri
tersebut dan hanyut ke saluran
pencernakan, apabila bakteri berhasil
mencapai usus halus dan masuk ke dalam
tubuh mengakibatkan terjadinya demam
tipoid.
^S. typhi adalah strain bakteri
anggota familia Enterobacteriaceae.
Menurut Kauffman-White Scheme bahwa
S.typhi dapat dikelompokkan ke dalam
serovar berdasarkan perbedaan formula
antigen, yaitu berdasarkan antigen
O(somatik), antigen Vi (kapsul) dan
antigen H (flagel), Sedangkan spesifikasi
formula antigen O dideterminasi dari
komposisi dan struktur polisakariada
selain itu formula antigen O dapat
mengalami perubahan karena terjadinya
lysogenik oleh phaga. Subdivisi serovar
S.typhi dapat dilakukan berdasarkan
biovar yaitu berdasarkan kemampuan
untuk memfermentasikan xylosa, sehingga
dapat dijumpai S.typhi xylosa positip dan
S.typhi xylosa negatip, hal ini dapat
digunakan sebagai marker epidemiologi
(Holt, et a1.,1994; Brenner. Et a|.,1984).
Selain itu subdivisi dari serovar dapat
didasarkan pada resistensi terhadap
antibiotik. .
Darmawati (2005), Murini (1998),
dan Eri (2006) menyatakan bahwa profil
protein pilli dari S. ryphi Isolat Rumah
Sakit Kariadi Semarang, Isolat Rumah
Sakit Sarjito dan Isolat Balai
Laboratorium Kesehatan Yogyakarta
sangat bervariasi meskipun diantaranya
memiliki beberapa protein hemaglutinin
sub unit pilli dengan berat molekul yang
sama yaitu 36 dan 45 kDa. Selain itu
Darmawati, S. dan Anwar, S. (2008)
menyatakan bahwa hasil analisis profil
protein pilli dari 26 strain ,!. typhi lsolat
Jawa juga menunjukkan adanya variasi
baik jumlah pita protein sub unit pilli
yang terdiri dari 8-17 pita dengan BM
tertinggi 200 kDa, terendah l0 kDa. Hal
ini menunjukkan adanya variasi protein
sub unit pilli yang dimiliki oleh 26 strain
S. typhi Isolat lawa . Dengan adanya
variasi protein sub unit pilli yang dimiliki
oleh 26 strain S. typhi Isolat Jawa
menunjukkan adanya variasi genetik,
Vol.2, No. I Juni 2009 /g
Jurnal Kesehatan
Keanekaragaman Gene tk Sal mone I I a typhi
karena sintesis protein dikode oleh gen
sebagai bagian dari DNA.
OIeh karena itu berdasarkan uraian
di atas perlu dilakukan kajian
keanekaragaman genetik S.typhi yang
merupakan variasi gen atau genom yang
dimiliki oleh setiap individu anggota
spesies. Dengan diketahuinya variasi
genetik ^y. typhi dapat diketahui pula
keanekaragaman genetik ,S. typhi yang
akhirnya dapat digunakan untuk klasifikasi
dan identifikasi S. typhi.
Mikroskopis dan makroskopis S. fyphi
S. typhi adalah bakteri yang selnya
berbentuk batang berukuran 0,7-1,5pm x
2,0-5,0 pm, bersifat Gram-negatip sehingga
mempunyai komponen outer layer (lapisan
luar) yang tersusun dari LPS
(lipopolisakariada) dan dapat berfungsi
sebagai endotoksin, bergerak dengan flagel
peritrik, tidak membentuk spora. Pada
media MacConkey koloni transparan
karena bakteri tidak memfermentasikan
laktosa, dengan diameter koloni 2-4 mm.
Media MacConkey adalah media yang
mengandung garam empedu dan kristal
violet yang fungsinya dapat menghambat
pertumbuhan bakteri gram-positip. Selain
itu media tersebut mengandung laktosa dan
indikator neutral red yang dapat untuk
menunjukkan terjadinya perubahan pH
pada media sehingga dapat untuk
membedakan antara bakteri yang
memfermentasikan laktosa secara cepat,
lambat atau tidak memfermentasikan
laktosa. (Koneman, et all. 1992;Holt et al.,
1994; Talaro et al., 2A0D. Sealain itu
bakteri S.typhi juga memiliki pilli atau
fimbriae yang berfungsi untuk adesi pada
sel host yang terinfeksi.
Pilli merupakan bentukan batang
lurus dengan ukuran lebih pendek dan
lebih kaku bila dibandingkan dengan
flagella. Pilli tersusun atas unit protein
yang disebut pillin, mempunyai struktur
yang berbentuk pipa, mempunyai peran
dalam proses konjugasi, sebagai reseptor
bagi bakteriofag dan berperan pula dalam
proses perlekatan (adesi) antara bakteri
dengan permukaan sel inang. OIeh karena
itu pilli mempunyai peran dalam proses
patogenesis bakteri, selain itu pilli mampu
menginduksi terbentuknya respon imun
pada hewan yang terinfeksi.
Suatu bakteri dapat memiliki
beberapa tipe pilli yang berbeda dalam
panjang dan tebalnya, spesifisitas
reseptornya. Banyak spesies bakteri dari
familia Enterobacteriaceae (
Enterobacter, Proteus, Providencia,
morganella, Yersinea, Serratia)
mempunyai pilli tipe I dan 3. pilli tipe I
diklasifrkasikan sebagai manno s e -sensitiy e
hemaglutinin (MSHA), yang mengadakan
perlekatan pada sel yang mempunyai
reseptor mannose-glycoprotein dan pilli
tipe 3 sebagai pilli mannose-resisten
hemaglutinin atau MRHA (Hornick, et
aII.,1992).
Sifat fisiologis S. typhi
.S. typhi adalah bakteri yang
berdasarkan kebutuhan oksigen bersifat
fakultatif anaerob, membutuhkan suhu
optimal 37'C untuk pertumbuhannya,
memfermentasikan D-glukosa
menghasilkan asam tetapi tidak
membentuk gas, oksidase negatip, katalase
positip, tidak memproduksi indol karena
tidak menghasilkan enzim tryptophanase
yang dapat memecah tryptophan menjadi
indol, methyl red (NIIR.) positip
menunjukkan bahwa fermentasi glukosa
Vol.2, No. 1 Juni 2009 lQ
Jurnal Kesehatan
Keanekaragaman Genetk Salmonella typhi
menghasilkan sejumlah asam yang
terakumulasi di dalam medium sehingga
menyebabkan pH medium menjadi asam
(pH=4,2), dengan penambahan indikator
metyl red maka warna medium menjadi
merah. Voges-Proskauer(VP) negatip,
citrat negatip, menghasilkan H2S yang
dapat ditunjukkan pada media TSIA (Triple
Sugar lron Agar). Bakteri menghasilkan
H2S yang merupakan produk hasil reduksi
dari asam amino yang mengandung sulfur,
H2S yang dihasilkan akan bereaksi dengan
garam Fe dalam media yang kemudian
menjadisenyawa FeS berwarna hitam yang
mengendap dalam media. Urease negatip,
nitrat direduksi menjadi nitrit, lysin dan
ornithin dekarboksilase positip, laktosa,
sukrosa, salisin dan inositol tidak
difermentasi, Uji ONPG negatip karena
tidak menghasikan enzim betha
galaktosidase sehingga bakteri tidak dapat
memfermentasikan laktosa, oleh karena itu
strain bakteri S.typhi termasuk anggota
familia enterobacteriaceae yang bersifat
tidak memfermentasikan laktosa (non
lactosa fermenter ), IiPase dan
deoksiribonuklease tidak diproduksi (
Brenner, et al.1984; Koneman, et al. 1992;
Talaro et a|.,2002).
Patogenitas S. typhi
Demam typoid adalah penYakit
demam akut yang disebabkan oleh bakteri
S. typhi. Penyakit ini khusus menyerang
manusia, bakteri ini ditularkan melalui
makanan dan minuman yang
terkontaminasi oleh kotoran atau tinja dari
seseorang pengidap atau penderita demam
typoid. Bakteri S.typhi masuk melalui
mulut dan hanyut ke saluran pencernaan.
Apabila bakteri masuk ke dalam tubuh
manusia, tubuh akan berusaha untuk
mengeliminasinya. Tetapi bila bakteri dapat
bertahan dan jumlah yang masuk cukup
banyak, maka bakteri akan berhasil
mencapai usus halus dan berusaha masuk
ke dalam tubuh yang akhirnya dapat
merangsang sel darah putih untuk
menghasilkan interleukin dan merangsang
terjadinya gejala demam, perasaan lemah,
sakit kepala, nafsu makan berkurang, sakit
perut, gangguan buang air besar serta
gejala lainnya.
Gejala klinik penyakit ini adalah
demam tinggi pada minggu ke 2 dan ke 3,
biasanya dalam 4 minggu gejala tersebut
telah hilang, meskipun kadang-kadang
bertambah lebih lama. Gejala yang lain
yang sering ditemukan adalah anoreksia,
malaise, nyeri otot, sakit kepala, batuk,
bradikardia (slow heart rate) dan
konstipasi. Selain itu dapat dijumpai
adanya pembesaran hati dan limpa, bintik
rose sekitar umbilicus yang kemudian
diikuti terjadinya ulserasi pada Peyer
patches pada daerah ilium, yang kemudian
diikuti terjadinya perdarahan kerena
terjadi perforasi. Masa inkubasi demam
tipoid umumnya l-3 minggu, tetapi bisa
lebih singkat yaitu 3 hari atau lebih lama
sampai dengan 3 bulan, waktu inkubasi
sangat tergantung pada kuantitas bakteri
dan host factor serta karakteristik strain
bakteri yang menginfeksi. (Maier, et al.,
2000; Anonimous, 2001). Dosis infektif
rata-rata bagi manusia cukup 106
organisme untuk menimbulkan infeksi
klinik atau sub klinik. Pada manusia S.
typhi dapat menimbulkan demam enterik,
bakterimia dengan lesi lokal dan
enterokolitis. Untuk diagnosis
laboratorium antua lain dengan cara
bakteriologik, serologi dan molekuler.
Menurut Hatta et al.(2007) polymerase
chain reaction (PCR) menggunakan satu
pasang primer gen flagelin dapat
Vol.2, No. I Juni 2009 lQ
Jurnal Kesehatan
Keanekaragaman Genet k Salmonella typhi
digunakan untuk identifikasi keberadaan
S.typhi di dalam darah, urin dan feses,
adapun sampel untuk identifikasi bakteri
dapat berupa darah, urin, feses, sumsum
tulang belakang. Menurut Talaro et
al.(2002 bahwa untuk identifikasi strain
bakteri anggota familia Enterobacteriaceae
dapat dilakukan serangkaian uji biokimia
IMViC (indol, metyl red, Voges Proskauer,
citrat).
Struktur antigen S.typhi
S.typhi adalah bakteri enterik
yang bersifat gram negatip, mempunyai
antigen permukaan yang cukup komplek
dau mempunyai peran penting dalam Proses
patogenitas, selain itu juga berperan dalam
proses terjadinya respon imun pada
individu yang terinfeksi. Antigen
permukaan tersebut terdiri dari antigen
flagel(antigen H), antigen somatik (antigen
O) dan antigen kapsul atau antigen K
(antigen Vi).
Antigen O disebut juga sebagai
antigen dinding sel karena antigen tersebut
adalah bagian duter layer dari dinding sel
bakteri gram negatip. Antigen O tersusun
dari LPS (Lipo Polisakarida) Yang
berfungsi pula sebagai endotoksin, resisten
terhadap pemanasan 100oC, alcohol dan
asam, reaksi aglutinasinya berbentuk butir'
butir pasir (Joklik et al.,1990).
Antigen H atau antigen flagel,
antigen ini terdiri dari suatu protein yang
dikode oleh gen/g yang berada pada lokus
flic. Antigen H bersifat termolabil dan
dapat rusak oleh alkohol, pemanasan pada
suhu di atas 60oC dan asam, dimana pada
reaksi aglutinasinya berbentuk butir-butir
pasir yang hilang bila dikocok. Antigen H
terdiri dari 2 fase yaitu antigen H fase 1
(Hl) dan antigen H fase 2 (HZ) sehingga
dapat dijumpai S.typhi serovar Hl dan
S.typhi serovar H 2. Sedangkan antigen
Hl terdiri dari Hl-d dan Hl-j sehingga
dapat dijumpai pula S.typhi serovar Hl-d
yang tersebar luas di seluruh dunia dan
S.typhi serovar H-j yang hanya dijumpai di
Indonesia. Strain bakteri S.typhi serovar
H-j bersifat kurang motil pada media semi
solid agar dan kurang invasive apabila
dibandingkan dengan S.typhi serovar H-d
(Grossman, et al.l995).
Antigen Vi atau antigen kapsul,
yaitu antigen yang terdiri dari polimer
polisakarida dan bersifat asam. Antigen
Vi yang dimiliki oleh bakteri berfungsi
sebagai antiopsonik dan antipagositik,
ekspresi antigen tersebut dikode oleh gen
tviA yang berada di dalam lokus via B,
tidak semua strain S.typhi
mengekspresikan antigen Vi (Wain et
a1.,2005), Antigen ini mudah rusak oleh
pemanasan selama I jam pada suhu 60oC,
selain itu pada penambahan fenol dan
asam., dimana pada reaksi aglutinasinya
berbentuk seperti awan.
Untuk pencegahan terjadinya
infeksi oleh .9. typhi dengan mencegah
terjadinya kontaminasi makanan dan air
oleh binatang pengerat atau binatang [ain,
selain itu pencegahan yang paling efektif
dengan mencegah terjadinya awal infeksi
yaitu dengan vaksinasi.
Epidemiologi dan Kepekaan ^S. Aphi
terhadap Antibiotik
S.typhi tersebar luas di
dunia, kasus yang ditimbulkan dapat
terjadi secara sporadis pada daerah-daerah
tertentu namun kebanyakan kasus dapat
menggambarkan asal bakteri dari daerah
endemik misalnya strain bakteri yang
resisten terhadap banyak obat (MDR)
tampak di beberapa area di dunia
(Anonimous, 2001). Selain itu asal strain
Vol.2, No. I Juni 2009 I I
Jurnal Kesehatan
Keanekaragaman Genetk Salmonella typhi
bakteri S.typhi yang menyebabkan kasus
demam typhoid di suatu daerah tertentu dan
pada waktu tertentu pula dapat
digambarkan dengan ribotyping dan phage
typing.Strain bakteri S. typhi yang diisolasi
dari daerah yang mengalami kasus demam
typhoid secara sporadis dan yang diisolasi
dari daerah endemis menunjukkan
perbedaan jumlah rybotype dan phage type
nya. Hal ini menunjukkan adanya
keanekaragaman genetik pada strain bakteri
S.typhi (Esteban, et al., 1993; Ng, et al.,
1999; Thong, et al., 20001' Martins, el
a|.,2006).
,S. typhi rentan terhadap
chloramphenicol, ampicilin, amoxillin,
TMP.SMX, trimethoprim-
sulfamethoxazole, bahkan jumlah strain
yang resisten terhadap banyak antibiotik
atau MDR (multi-drug resistant) meningkat
(Anonimous, .2001; Thong, et al., 2000).
Resistensi strain bakteri terhadap antibiotik
terjadi karena adanya suatu gen yang
terdapat di dalam plasmid, selain itu
plasmid juga mengandung gen yang
mengkode enterotoksin, kapsul, hemolisin
dan fimbriae. Plasmid adalah DNA ekstra
kromosom yang berbentuk sirkuler yang
dapat berpindah dari satu sel bakteri ke sel
bakteri yang lain melalui pilli (fimbriae)
yang disebut konjugasi (Talaro et al.,
2002). Sehingga plasmid dari strain bakteri
yang diisolasi dari daerah yang sama dan
dilakukan pada waktu yang sama pula
menunjukkan profil plasmid yang
homogen, analisis profil menggunakan
pulsed-field gel electrophoresis atau PFGE
(Thong, et aI.,2000).
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2001. Salmonella typhi - Material
Safety Data Sheet-Infectious Substances.
Public health Agency of Canada
Brenner, D.J., Krieg, N.R., Staley, J.T. 1984.
Bergey's Manual_Of Systematic
Bacteriology. Second edition. Baltomor
London. 416-429
Darmawati, S. Dan Haribi, R, 2005. Analisis
Profil Protein Pilli Salmonella typhi lsolat
Rumah Sakit Kariadi Semarang. Jumal
Litbang Universitas Muhammadiyah
Semarang, 3(2)
Eri, DM., 2006. Efek Anti Bakteri RIP dari Biji
Momordica charantia Terhadap Salmonella
typhi du Eschericia coli . Tesis. Program
Studi Kedokteran Tropis. Program Pasca
Sarjana. Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta.
Esteban, E., Snipes, K., Hird, D., Kasten, R.,
Kinde, H. 1993. Use of . Ribotyping for
Characterzation of Salmonel/a Serotypes.
Journal of Clinical Microbiology. Feb. 1993.
American Society for Microbiology.
Grossman, D A (DA); Witham, N D (ND); Burr, D
H (DH); Lesman4 M (M); Rubin, F A
(FA); Schoolnih G K (GK); Parsonnet, J
(i). 1995. Flagellar serotypes of Salmonella
typhi in Indonesia: relationships among
motility, invasiveness, and clinical illness.
The Journal of infectious diseases (J Infect
Dis). United States. (l7l):212-216
Hatta, M., Smits, Henk, L. 2007. Detection of
Salmonella typhi by nested polymerase
chain reaction in blood, urine, and stool
samples. The American joumal of tropical
medicine and hygiene (Am J Trop Med
Hyg), published in United States.
Holt, J.G., Noel, R.K., Peter, H.A., James, T.S.,
Stanley, T.W. 1994. Bergey's manual of
Determinative Bacteriology. Ninth edition.
Williams and Wilkins. Ballimore, Maryland
usA. 186,242
Koneman, E.W., Allen, S.D., Janda, W.M.,
Schreckenberger, P.C., Win, Jr. 1992. Color
Atlas and Texbook Of Diagrrostic
Microbiology. Fourth edition. J.B.
' Lippincott Company. Philadelphia
Maier, RM., Pepper, IL., Gerba, CP. 2000.
Environmental Microbiology. Printed in the
United States of Amerika.
Martins, CHG., Santos, VR., Attie de Castro, F.,
fernandes, SA., Martinez, R. 2006.
Ribotyping of Salmonella enteridis strains
Vol.2, No. I iuni 2009 Jf
Jurnal Kesehatan
Keanekaragaman Genet k Salmonella typhi
Reveals the spread of single genotype in the
Brazilian ciry of Riberirao Preto. J. Bras
Patol. Med. Lab vol 42 (l): 19-23
Punjabi, N.H. 2004. Demam Tifoid dan Imunisasi
Terhadap Penyakit ini. U.S. NAMRU-2,
Jakarta. http://www.papdi.
Or.id/Imunisasi/demam typhoid dan
imunisasi terh.htrn
Simanjuntak, C. 1993. Demam TYPoid.
Epidemiologi dan Perkembangan Penelitian.
Cermin Dunia Kedokteran. Vol. 3:52'53
Talaro, K.P. and Talaro, A. 2002. Foundations in
Microbiology. Fourth edition. Mc Graw Hill.
612-6t7
Thong, KL.; Bhutta, Z A; P*9, T., 2000.
Multidrug-resistant strains of Salmonella
enterica serotype typhi are genetically
homogenous and coexist with antibiotic-
sensitive strains as distinct, independent
clones. International journal of infectious
diseases. Canada $): 194-197
Thong, KL., Alfwegg, M., P-g, T. 2000'
Comparative Analysis of Salmonella typhi by
rRNA Gene Restriction and Phage Typhing.
Pakistan Joumal of Biological Sciences. 3
(5): 738-739
Wain, J., Deborah, H., Afia, Z,., StePhen, B.,
Satheesh, N., Claire K,, Zulfiqar B., Gordon,
D., and Rumin4 H.. 2005.Vi Antigen
Expression in Salmonella enterica Serovar
Typhi Clinical Isolates from Pakistan. Journal
of Clinical Microbiology p. ll58-1165 Vol'
43 (3):l 158-l 165
Vol.2, No. 1 Juni 2009 ll

More Related Content

What's hot

ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaFransiska Puteri
 
persentasi kuliah mikrobiologi dasar "Bakteri"
persentasi kuliah mikrobiologi dasar "Bakteri"persentasi kuliah mikrobiologi dasar "Bakteri"
persentasi kuliah mikrobiologi dasar "Bakteri"Santiago Santiago
 
Makalah salmonela
Makalah salmonelaMakalah salmonela
Makalah salmonelaWarnet Raha
 
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan JamurMorfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamurpjj_kemenkes
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiRfr Egha
 
Biologi - Eubacteria kelas X SMA sem.1
Biologi - Eubacteria kelas X SMA sem.1Biologi - Eubacteria kelas X SMA sem.1
Biologi - Eubacteria kelas X SMA sem.1Aulia Safitri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel KhamirITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel KhamirFransiska Puteri
 
Soalan ramalan spm 2015 final a skema
Soalan ramalan spm 2015 final a skemaSoalan ramalan spm 2015 final a skema
Soalan ramalan spm 2015 final a skemaAzmi Jaaffar
 
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganismePpt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganismeKalisthiana Yi Ku
 

What's hot (20)

Identifikasi bakteri
Identifikasi bakteriIdentifikasi bakteri
Identifikasi bakteri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
 
Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
Mengenal Bakteri
Mengenal BakteriMengenal Bakteri
Mengenal Bakteri
 
persentasi kuliah mikrobiologi dasar "Bakteri"
persentasi kuliah mikrobiologi dasar "Bakteri"persentasi kuliah mikrobiologi dasar "Bakteri"
persentasi kuliah mikrobiologi dasar "Bakteri"
 
Dasar Bakteriologi
Dasar BakteriologiDasar Bakteriologi
Dasar Bakteriologi
 
Makalah salmonela
Makalah salmonelaMakalah salmonela
Makalah salmonela
 
MIKROBIOLOGI: BAKTERI
MIKROBIOLOGI: BAKTERIMIKROBIOLOGI: BAKTERI
MIKROBIOLOGI: BAKTERI
 
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan JamurMorfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
 
Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
Bakteriologi
BakteriologiBakteriologi
Bakteriologi
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologi
 
Bakteri
Bakteri Bakteri
Bakteri
 
Biologi - Eubacteria kelas X SMA sem.1
Biologi - Eubacteria kelas X SMA sem.1Biologi - Eubacteria kelas X SMA sem.1
Biologi - Eubacteria kelas X SMA sem.1
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel KhamirITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
 
Morfologi dan struktur bakteri
Morfologi dan struktur bakteriMorfologi dan struktur bakteri
Morfologi dan struktur bakteri
 
Klasifikasi bakteri
Klasifikasi bakteriKlasifikasi bakteri
Klasifikasi bakteri
 
Soalan ramalan spm 2015 final a skema
Soalan ramalan spm 2015 final a skemaSoalan ramalan spm 2015 final a skema
Soalan ramalan spm 2015 final a skema
 
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganismePpt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme
 

Similar to 3b (1)

47701333 typus-abdominalis
47701333 typus-abdominalis47701333 typus-abdominalis
47701333 typus-abdominalisMo Nas
 
Makalah miktoganisme pada mulut dan gigi
Makalah miktoganisme pada mulut dan gigiMakalah miktoganisme pada mulut dan gigi
Makalah miktoganisme pada mulut dan gigiSeptian Muna Barakati
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiAnjani Hidayah
 
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...brawijaya university
 
Hasil laporan seven jump demam tifoid amee
Hasil laporan seven jump demam tifoid ameeHasil laporan seven jump demam tifoid amee
Hasil laporan seven jump demam tifoid ameeAmee Hidayat
 
180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptx
180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptx180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptx
180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptxRiskiSyahputra4
 
Analisis mikroorganisme pembuat bioetanol
Analisis mikroorganisme pembuat bioetanolAnalisis mikroorganisme pembuat bioetanol
Analisis mikroorganisme pembuat bioetanolAhmad Jihad Almuhdhor
 
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-13.pdf
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-13.pdfPPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-13.pdf
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-13.pdfStevenSamuelBangun
 
Amali 1 bakteria
Amali 1 bakteriaAmali 1 bakteria
Amali 1 bakteriairna zuzy
 
Manfaat sirih merah
Manfaat sirih merahManfaat sirih merah
Manfaat sirih merahbinasuci
 
Archaebacteria & Eubacteria
Archaebacteria & EubacteriaArchaebacteria & Eubacteria
Archaebacteria & EubacteriaPesa Desgamalia
 

Similar to 3b (1) (20)

47701333 typus-abdominalis
47701333 typus-abdominalis47701333 typus-abdominalis
47701333 typus-abdominalis
 
Indah
IndahIndah
Indah
 
Makalah miktoganisme pada mulut dan gigi
Makalah miktoganisme pada mulut dan gigiMakalah miktoganisme pada mulut dan gigi
Makalah miktoganisme pada mulut dan gigi
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologi
 
Pengamatan teh
Pengamatan tehPengamatan teh
Pengamatan teh
 
Samonella thypi
Samonella thypiSamonella thypi
Samonella thypi
 
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
 
REFERAT TORCH
REFERAT TORCHREFERAT TORCH
REFERAT TORCH
 
Hasil laporan seven jump demam tifoid amee
Hasil laporan seven jump demam tifoid ameeHasil laporan seven jump demam tifoid amee
Hasil laporan seven jump demam tifoid amee
 
180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptx
180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptx180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptx
180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptx
 
demam tifoid amee
demam tifoid ameedemam tifoid amee
demam tifoid amee
 
Analisis mikroorganisme pembuat bioetanol
Analisis mikroorganisme pembuat bioetanolAnalisis mikroorganisme pembuat bioetanol
Analisis mikroorganisme pembuat bioetanol
 
Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureusStaphylococcus aureus
Staphylococcus aureus
 
Protozoologi
ProtozoologiProtozoologi
Protozoologi
 
Protozoologi
ProtozoologiProtozoologi
Protozoologi
 
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-13.pdf
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-13.pdfPPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-13.pdf
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-13.pdf
 
Amali 1 bakteria
Amali 1 bakteriaAmali 1 bakteria
Amali 1 bakteria
 
Tb paru 2
Tb paru 2Tb paru 2
Tb paru 2
 
Manfaat sirih merah
Manfaat sirih merahManfaat sirih merah
Manfaat sirih merah
 
Archaebacteria & Eubacteria
Archaebacteria & EubacteriaArchaebacteria & Eubacteria
Archaebacteria & Eubacteria
 

Recently uploaded

Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjkKota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjkklinikrizkiasyifa
 
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptxMateri Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptxDocApizz
 
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxKONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxrosintauli1
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksihaslinahaslina3
 
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogor
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogorobat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogor
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogorariniastuti020
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptHenryAdhySantoso
 
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasiobat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasiariniastuti020
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIgermanaaprianineno
 
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.ppt
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.pptAPLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.ppt
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.pptrosintauli1
 
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersa
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersafisiologi haid dan bagaimana. Kita bersa
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersaAgusSupriyanto987244
 
ZOLL AED Plus® PRESENTATION WITH II.pptx
ZOLL AED Plus® PRESENTATION WITH II.pptxZOLL AED Plus® PRESENTATION WITH II.pptx
ZOLL AED Plus® PRESENTATION WITH II.pptxadibmuhammad14
 
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandungobat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandungariniastuti020
 
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docxMAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docxcholiftiara1
 
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptx
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptxDIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptx
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptxulfahyus
 

Recently uploaded (15)

Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjkKota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
 
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptxMateri Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
 
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxKONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogor
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogorobat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogor
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogor
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasiobat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
 
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.ppt
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.pptAPLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.ppt
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.ppt
 
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersa
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersafisiologi haid dan bagaimana. Kita bersa
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersa
 
ZOLL AED Plus® PRESENTATION WITH II.pptx
ZOLL AED Plus® PRESENTATION WITH II.pptxZOLL AED Plus® PRESENTATION WITH II.pptx
ZOLL AED Plus® PRESENTATION WITH II.pptx
 
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandungobat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
 
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docxMAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
 
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptx
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptxDIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptx
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptx
 

3b (1)

  • 1. JURNAL KESEHATAN KEANEKARAGAMAN GENETIK Salmonella typhi Darmawati, S.' Analis Kesehatan FIKKES UNIMUS ABSTMCT Strain the bacteria Salmonella typhi (5. typhi) is also called Salmonella choleraesuis serovar typhi, Salmonella serovar typhi, Salmonella enterica serovar typhi including members familia Enterobacteriaceae, have O antigen (somatic), H antigen (flaSel) and capsule antigen (Yi), wide- spread around the world. S. typhi have the genetic diversity that can be shown that the dffirence in sensitivity towards antibiotics thqt describes the plasmid profiles of dffirences, as well as the diferences of each of ribotyping strain originating from a dffirent area, By lcnowing the genetic diversity S.typhi bacterial strain can be used as a basis to track the epidemiologt of cases offever typoid, in addition to the wtique-wilh the unique nature of the bacteriql strain can be used as a basis for identi/ication and classification. Keywords: Salmonella typhi, the genetic diversity ABSTMK Strain bakteri Salmonella typhi (5. typhi) disebut juga Salmonella choleraesuis serovar typhi, Sqlmonella serovar typhi , Salmonella enterica seroyar typhi termasuk anggota familia Enterobacteriaceae, memiliki antigen O (somatic), antigen H (lagel) dan antigen kapsul (Vi), tersebar luas di seluruh dunia. S. typhi mempunyai keaneka ragaman genetik yang dapat ditunjukkan dengan adanya perbedaan sensitivitas terhadap antibiotik yang menggambarkan adanya perbedaan profil plasmid, demikian pula dengan adanya perbedaan ribotyping dari setiap strain yang berasal dari daerah yang berbeda. Dengan diketahuinya keaneka ragaman genetik strain baheri S.typhi dapat digunakan sebagai dasar untuk melacak epidemiologi dari kasus demam typoid, disamping itu dengan adanya keunikan-keunikan sifat yang dimiliki oleh strain bakteri tersebut dapat digunakan sebagai dasar identifikasi dan klasifikasinya. Kata Kunci: Salmonella typhi, Keanekaragaman Genetik ' Analis Kesehatan, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang 27
  • 2. Jurnal Kesehatan Keanekaragaman Genet k Salmone ll a typhi Salmonella typhi (5. typhi) disebut juga Salmonella choleraeszls serovar typhi, Salmonella serovar typhi , Salmonella enterica serovar typhi (Holt, et al., 1994 dan Anonimous, 2001). S. typhi adalah strain bakteri yang menyebabkan terjadinya demam tipoid. Demam tipoid merupakan penyakit infeksi serius serta merupakan penyakit endemis yang serta menjadi masalah kesehatan global termasuk di Indonesia dan Negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia dan Thailand. Angka kejadian termasuk tertinggi di dunia yaitu antara 358-810/100.000 penduduk setiap tahun. Penyakit ini mempunyai angka kematian yang cukup tinggi, yaitu 1- Soh dari penderita (Punjabi, 2004). Demam tipoid dapat terjadi pada semua umur, terbanyak pada usia 3-19 tahun, sekitar 77Yo dengan puncak tertinggi pada usia l0- l5 tahun (Simanjuntak,l993). Selain itu S.typhi dapat menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan) dan septikemia. Penyakit ini dianggap serius karena dapat disertai berbagai penyakit, kejadian demam typoid telah diperburuk dengan terjadinya peningkatan resistensi bakteri terhadap banyak antibiotik, meningkatnya jumlah individu yang terinfeksi HIV serta meningkatnya mobilitas pekerja migran dari daerah dengan insiden yang tinggi ( Thong, et a1.,2000). Bakteri ini masuk melalui mulut bersama makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh bakteri tersebut dan hanyut ke saluran pencernakan, apabila bakteri berhasil mencapai usus halus dan masuk ke dalam tubuh mengakibatkan terjadinya demam tipoid. ^S. typhi adalah strain bakteri anggota familia Enterobacteriaceae. Menurut Kauffman-White Scheme bahwa S.typhi dapat dikelompokkan ke dalam serovar berdasarkan perbedaan formula antigen, yaitu berdasarkan antigen O(somatik), antigen Vi (kapsul) dan antigen H (flagel), Sedangkan spesifikasi formula antigen O dideterminasi dari komposisi dan struktur polisakariada selain itu formula antigen O dapat mengalami perubahan karena terjadinya lysogenik oleh phaga. Subdivisi serovar S.typhi dapat dilakukan berdasarkan biovar yaitu berdasarkan kemampuan untuk memfermentasikan xylosa, sehingga dapat dijumpai S.typhi xylosa positip dan S.typhi xylosa negatip, hal ini dapat digunakan sebagai marker epidemiologi (Holt, et a1.,1994; Brenner. Et a|.,1984). Selain itu subdivisi dari serovar dapat didasarkan pada resistensi terhadap antibiotik. . Darmawati (2005), Murini (1998), dan Eri (2006) menyatakan bahwa profil protein pilli dari S. ryphi Isolat Rumah Sakit Kariadi Semarang, Isolat Rumah Sakit Sarjito dan Isolat Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta sangat bervariasi meskipun diantaranya memiliki beberapa protein hemaglutinin sub unit pilli dengan berat molekul yang sama yaitu 36 dan 45 kDa. Selain itu Darmawati, S. dan Anwar, S. (2008) menyatakan bahwa hasil analisis profil protein pilli dari 26 strain ,!. typhi lsolat Jawa juga menunjukkan adanya variasi baik jumlah pita protein sub unit pilli yang terdiri dari 8-17 pita dengan BM tertinggi 200 kDa, terendah l0 kDa. Hal ini menunjukkan adanya variasi protein sub unit pilli yang dimiliki oleh 26 strain S. typhi Isolat lawa . Dengan adanya variasi protein sub unit pilli yang dimiliki oleh 26 strain S. typhi Isolat Jawa menunjukkan adanya variasi genetik, Vol.2, No. I Juni 2009 /g
  • 3. Jurnal Kesehatan Keanekaragaman Gene tk Sal mone I I a typhi karena sintesis protein dikode oleh gen sebagai bagian dari DNA. OIeh karena itu berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan kajian keanekaragaman genetik S.typhi yang merupakan variasi gen atau genom yang dimiliki oleh setiap individu anggota spesies. Dengan diketahuinya variasi genetik ^y. typhi dapat diketahui pula keanekaragaman genetik ,S. typhi yang akhirnya dapat digunakan untuk klasifikasi dan identifikasi S. typhi. Mikroskopis dan makroskopis S. fyphi S. typhi adalah bakteri yang selnya berbentuk batang berukuran 0,7-1,5pm x 2,0-5,0 pm, bersifat Gram-negatip sehingga mempunyai komponen outer layer (lapisan luar) yang tersusun dari LPS (lipopolisakariada) dan dapat berfungsi sebagai endotoksin, bergerak dengan flagel peritrik, tidak membentuk spora. Pada media MacConkey koloni transparan karena bakteri tidak memfermentasikan laktosa, dengan diameter koloni 2-4 mm. Media MacConkey adalah media yang mengandung garam empedu dan kristal violet yang fungsinya dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram-positip. Selain itu media tersebut mengandung laktosa dan indikator neutral red yang dapat untuk menunjukkan terjadinya perubahan pH pada media sehingga dapat untuk membedakan antara bakteri yang memfermentasikan laktosa secara cepat, lambat atau tidak memfermentasikan laktosa. (Koneman, et all. 1992;Holt et al., 1994; Talaro et al., 2A0D. Sealain itu bakteri S.typhi juga memiliki pilli atau fimbriae yang berfungsi untuk adesi pada sel host yang terinfeksi. Pilli merupakan bentukan batang lurus dengan ukuran lebih pendek dan lebih kaku bila dibandingkan dengan flagella. Pilli tersusun atas unit protein yang disebut pillin, mempunyai struktur yang berbentuk pipa, mempunyai peran dalam proses konjugasi, sebagai reseptor bagi bakteriofag dan berperan pula dalam proses perlekatan (adesi) antara bakteri dengan permukaan sel inang. OIeh karena itu pilli mempunyai peran dalam proses patogenesis bakteri, selain itu pilli mampu menginduksi terbentuknya respon imun pada hewan yang terinfeksi. Suatu bakteri dapat memiliki beberapa tipe pilli yang berbeda dalam panjang dan tebalnya, spesifisitas reseptornya. Banyak spesies bakteri dari familia Enterobacteriaceae ( Enterobacter, Proteus, Providencia, morganella, Yersinea, Serratia) mempunyai pilli tipe I dan 3. pilli tipe I diklasifrkasikan sebagai manno s e -sensitiy e hemaglutinin (MSHA), yang mengadakan perlekatan pada sel yang mempunyai reseptor mannose-glycoprotein dan pilli tipe 3 sebagai pilli mannose-resisten hemaglutinin atau MRHA (Hornick, et aII.,1992). Sifat fisiologis S. typhi .S. typhi adalah bakteri yang berdasarkan kebutuhan oksigen bersifat fakultatif anaerob, membutuhkan suhu optimal 37'C untuk pertumbuhannya, memfermentasikan D-glukosa menghasilkan asam tetapi tidak membentuk gas, oksidase negatip, katalase positip, tidak memproduksi indol karena tidak menghasilkan enzim tryptophanase yang dapat memecah tryptophan menjadi indol, methyl red (NIIR.) positip menunjukkan bahwa fermentasi glukosa Vol.2, No. 1 Juni 2009 lQ
  • 4. Jurnal Kesehatan Keanekaragaman Genetk Salmonella typhi menghasilkan sejumlah asam yang terakumulasi di dalam medium sehingga menyebabkan pH medium menjadi asam (pH=4,2), dengan penambahan indikator metyl red maka warna medium menjadi merah. Voges-Proskauer(VP) negatip, citrat negatip, menghasilkan H2S yang dapat ditunjukkan pada media TSIA (Triple Sugar lron Agar). Bakteri menghasilkan H2S yang merupakan produk hasil reduksi dari asam amino yang mengandung sulfur, H2S yang dihasilkan akan bereaksi dengan garam Fe dalam media yang kemudian menjadisenyawa FeS berwarna hitam yang mengendap dalam media. Urease negatip, nitrat direduksi menjadi nitrit, lysin dan ornithin dekarboksilase positip, laktosa, sukrosa, salisin dan inositol tidak difermentasi, Uji ONPG negatip karena tidak menghasikan enzim betha galaktosidase sehingga bakteri tidak dapat memfermentasikan laktosa, oleh karena itu strain bakteri S.typhi termasuk anggota familia enterobacteriaceae yang bersifat tidak memfermentasikan laktosa (non lactosa fermenter ), IiPase dan deoksiribonuklease tidak diproduksi ( Brenner, et al.1984; Koneman, et al. 1992; Talaro et a|.,2002). Patogenitas S. typhi Demam typoid adalah penYakit demam akut yang disebabkan oleh bakteri S. typhi. Penyakit ini khusus menyerang manusia, bakteri ini ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh kotoran atau tinja dari seseorang pengidap atau penderita demam typoid. Bakteri S.typhi masuk melalui mulut dan hanyut ke saluran pencernaan. Apabila bakteri masuk ke dalam tubuh manusia, tubuh akan berusaha untuk mengeliminasinya. Tetapi bila bakteri dapat bertahan dan jumlah yang masuk cukup banyak, maka bakteri akan berhasil mencapai usus halus dan berusaha masuk ke dalam tubuh yang akhirnya dapat merangsang sel darah putih untuk menghasilkan interleukin dan merangsang terjadinya gejala demam, perasaan lemah, sakit kepala, nafsu makan berkurang, sakit perut, gangguan buang air besar serta gejala lainnya. Gejala klinik penyakit ini adalah demam tinggi pada minggu ke 2 dan ke 3, biasanya dalam 4 minggu gejala tersebut telah hilang, meskipun kadang-kadang bertambah lebih lama. Gejala yang lain yang sering ditemukan adalah anoreksia, malaise, nyeri otot, sakit kepala, batuk, bradikardia (slow heart rate) dan konstipasi. Selain itu dapat dijumpai adanya pembesaran hati dan limpa, bintik rose sekitar umbilicus yang kemudian diikuti terjadinya ulserasi pada Peyer patches pada daerah ilium, yang kemudian diikuti terjadinya perdarahan kerena terjadi perforasi. Masa inkubasi demam tipoid umumnya l-3 minggu, tetapi bisa lebih singkat yaitu 3 hari atau lebih lama sampai dengan 3 bulan, waktu inkubasi sangat tergantung pada kuantitas bakteri dan host factor serta karakteristik strain bakteri yang menginfeksi. (Maier, et al., 2000; Anonimous, 2001). Dosis infektif rata-rata bagi manusia cukup 106 organisme untuk menimbulkan infeksi klinik atau sub klinik. Pada manusia S. typhi dapat menimbulkan demam enterik, bakterimia dengan lesi lokal dan enterokolitis. Untuk diagnosis laboratorium antua lain dengan cara bakteriologik, serologi dan molekuler. Menurut Hatta et al.(2007) polymerase chain reaction (PCR) menggunakan satu pasang primer gen flagelin dapat Vol.2, No. I Juni 2009 lQ
  • 5. Jurnal Kesehatan Keanekaragaman Genet k Salmonella typhi digunakan untuk identifikasi keberadaan S.typhi di dalam darah, urin dan feses, adapun sampel untuk identifikasi bakteri dapat berupa darah, urin, feses, sumsum tulang belakang. Menurut Talaro et al.(2002 bahwa untuk identifikasi strain bakteri anggota familia Enterobacteriaceae dapat dilakukan serangkaian uji biokimia IMViC (indol, metyl red, Voges Proskauer, citrat). Struktur antigen S.typhi S.typhi adalah bakteri enterik yang bersifat gram negatip, mempunyai antigen permukaan yang cukup komplek dau mempunyai peran penting dalam Proses patogenitas, selain itu juga berperan dalam proses terjadinya respon imun pada individu yang terinfeksi. Antigen permukaan tersebut terdiri dari antigen flagel(antigen H), antigen somatik (antigen O) dan antigen kapsul atau antigen K (antigen Vi). Antigen O disebut juga sebagai antigen dinding sel karena antigen tersebut adalah bagian duter layer dari dinding sel bakteri gram negatip. Antigen O tersusun dari LPS (Lipo Polisakarida) Yang berfungsi pula sebagai endotoksin, resisten terhadap pemanasan 100oC, alcohol dan asam, reaksi aglutinasinya berbentuk butir' butir pasir (Joklik et al.,1990). Antigen H atau antigen flagel, antigen ini terdiri dari suatu protein yang dikode oleh gen/g yang berada pada lokus flic. Antigen H bersifat termolabil dan dapat rusak oleh alkohol, pemanasan pada suhu di atas 60oC dan asam, dimana pada reaksi aglutinasinya berbentuk butir-butir pasir yang hilang bila dikocok. Antigen H terdiri dari 2 fase yaitu antigen H fase 1 (Hl) dan antigen H fase 2 (HZ) sehingga dapat dijumpai S.typhi serovar Hl dan S.typhi serovar H 2. Sedangkan antigen Hl terdiri dari Hl-d dan Hl-j sehingga dapat dijumpai pula S.typhi serovar Hl-d yang tersebar luas di seluruh dunia dan S.typhi serovar H-j yang hanya dijumpai di Indonesia. Strain bakteri S.typhi serovar H-j bersifat kurang motil pada media semi solid agar dan kurang invasive apabila dibandingkan dengan S.typhi serovar H-d (Grossman, et al.l995). Antigen Vi atau antigen kapsul, yaitu antigen yang terdiri dari polimer polisakarida dan bersifat asam. Antigen Vi yang dimiliki oleh bakteri berfungsi sebagai antiopsonik dan antipagositik, ekspresi antigen tersebut dikode oleh gen tviA yang berada di dalam lokus via B, tidak semua strain S.typhi mengekspresikan antigen Vi (Wain et a1.,2005), Antigen ini mudah rusak oleh pemanasan selama I jam pada suhu 60oC, selain itu pada penambahan fenol dan asam., dimana pada reaksi aglutinasinya berbentuk seperti awan. Untuk pencegahan terjadinya infeksi oleh .9. typhi dengan mencegah terjadinya kontaminasi makanan dan air oleh binatang pengerat atau binatang [ain, selain itu pencegahan yang paling efektif dengan mencegah terjadinya awal infeksi yaitu dengan vaksinasi. Epidemiologi dan Kepekaan ^S. Aphi terhadap Antibiotik S.typhi tersebar luas di dunia, kasus yang ditimbulkan dapat terjadi secara sporadis pada daerah-daerah tertentu namun kebanyakan kasus dapat menggambarkan asal bakteri dari daerah endemik misalnya strain bakteri yang resisten terhadap banyak obat (MDR) tampak di beberapa area di dunia (Anonimous, 2001). Selain itu asal strain Vol.2, No. I Juni 2009 I I
  • 6. Jurnal Kesehatan Keanekaragaman Genetk Salmonella typhi bakteri S.typhi yang menyebabkan kasus demam typhoid di suatu daerah tertentu dan pada waktu tertentu pula dapat digambarkan dengan ribotyping dan phage typing.Strain bakteri S. typhi yang diisolasi dari daerah yang mengalami kasus demam typhoid secara sporadis dan yang diisolasi dari daerah endemis menunjukkan perbedaan jumlah rybotype dan phage type nya. Hal ini menunjukkan adanya keanekaragaman genetik pada strain bakteri S.typhi (Esteban, et al., 1993; Ng, et al., 1999; Thong, et al., 20001' Martins, el a|.,2006). ,S. typhi rentan terhadap chloramphenicol, ampicilin, amoxillin, TMP.SMX, trimethoprim- sulfamethoxazole, bahkan jumlah strain yang resisten terhadap banyak antibiotik atau MDR (multi-drug resistant) meningkat (Anonimous, .2001; Thong, et al., 2000). Resistensi strain bakteri terhadap antibiotik terjadi karena adanya suatu gen yang terdapat di dalam plasmid, selain itu plasmid juga mengandung gen yang mengkode enterotoksin, kapsul, hemolisin dan fimbriae. Plasmid adalah DNA ekstra kromosom yang berbentuk sirkuler yang dapat berpindah dari satu sel bakteri ke sel bakteri yang lain melalui pilli (fimbriae) yang disebut konjugasi (Talaro et al., 2002). Sehingga plasmid dari strain bakteri yang diisolasi dari daerah yang sama dan dilakukan pada waktu yang sama pula menunjukkan profil plasmid yang homogen, analisis profil menggunakan pulsed-field gel electrophoresis atau PFGE (Thong, et aI.,2000). DAFTAR PUSTAKA Anonimous. 2001. Salmonella typhi - Material Safety Data Sheet-Infectious Substances. Public health Agency of Canada Brenner, D.J., Krieg, N.R., Staley, J.T. 1984. Bergey's Manual_Of Systematic Bacteriology. Second edition. Baltomor London. 416-429 Darmawati, S. Dan Haribi, R, 2005. Analisis Profil Protein Pilli Salmonella typhi lsolat Rumah Sakit Kariadi Semarang. Jumal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang, 3(2) Eri, DM., 2006. Efek Anti Bakteri RIP dari Biji Momordica charantia Terhadap Salmonella typhi du Eschericia coli . Tesis. Program Studi Kedokteran Tropis. Program Pasca Sarjana. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Esteban, E., Snipes, K., Hird, D., Kasten, R., Kinde, H. 1993. Use of . Ribotyping for Characterzation of Salmonel/a Serotypes. Journal of Clinical Microbiology. Feb. 1993. American Society for Microbiology. Grossman, D A (DA); Witham, N D (ND); Burr, D H (DH); Lesman4 M (M); Rubin, F A (FA); Schoolnih G K (GK); Parsonnet, J (i). 1995. Flagellar serotypes of Salmonella typhi in Indonesia: relationships among motility, invasiveness, and clinical illness. The Journal of infectious diseases (J Infect Dis). United States. (l7l):212-216 Hatta, M., Smits, Henk, L. 2007. Detection of Salmonella typhi by nested polymerase chain reaction in blood, urine, and stool samples. The American joumal of tropical medicine and hygiene (Am J Trop Med Hyg), published in United States. Holt, J.G., Noel, R.K., Peter, H.A., James, T.S., Stanley, T.W. 1994. Bergey's manual of Determinative Bacteriology. Ninth edition. Williams and Wilkins. Ballimore, Maryland usA. 186,242 Koneman, E.W., Allen, S.D., Janda, W.M., Schreckenberger, P.C., Win, Jr. 1992. Color Atlas and Texbook Of Diagrrostic Microbiology. Fourth edition. J.B. ' Lippincott Company. Philadelphia Maier, RM., Pepper, IL., Gerba, CP. 2000. Environmental Microbiology. Printed in the United States of Amerika. Martins, CHG., Santos, VR., Attie de Castro, F., fernandes, SA., Martinez, R. 2006. Ribotyping of Salmonella enteridis strains Vol.2, No. I iuni 2009 Jf
  • 7. Jurnal Kesehatan Keanekaragaman Genet k Salmonella typhi Reveals the spread of single genotype in the Brazilian ciry of Riberirao Preto. J. Bras Patol. Med. Lab vol 42 (l): 19-23 Punjabi, N.H. 2004. Demam Tifoid dan Imunisasi Terhadap Penyakit ini. U.S. NAMRU-2, Jakarta. http://www.papdi. Or.id/Imunisasi/demam typhoid dan imunisasi terh.htrn Simanjuntak, C. 1993. Demam TYPoid. Epidemiologi dan Perkembangan Penelitian. Cermin Dunia Kedokteran. Vol. 3:52'53 Talaro, K.P. and Talaro, A. 2002. Foundations in Microbiology. Fourth edition. Mc Graw Hill. 612-6t7 Thong, KL.; Bhutta, Z A; P*9, T., 2000. Multidrug-resistant strains of Salmonella enterica serotype typhi are genetically homogenous and coexist with antibiotic- sensitive strains as distinct, independent clones. International journal of infectious diseases. Canada $): 194-197 Thong, KL., Alfwegg, M., P-g, T. 2000' Comparative Analysis of Salmonella typhi by rRNA Gene Restriction and Phage Typhing. Pakistan Joumal of Biological Sciences. 3 (5): 738-739 Wain, J., Deborah, H., Afia, Z,., StePhen, B., Satheesh, N., Claire K,, Zulfiqar B., Gordon, D., and Rumin4 H.. 2005.Vi Antigen Expression in Salmonella enterica Serovar Typhi Clinical Isolates from Pakistan. Journal of Clinical Microbiology p. ll58-1165 Vol' 43 (3):l 158-l 165 Vol.2, No. 1 Juni 2009 ll