SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Program Pendidikan Magister Program Studi Agronomi
Konsentrasi Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2019
Oleh :
Retno Wulansari (150320180501)
Elaeidobius kamerunicus Sebagai Polinator pada Tanaman Kelapa
Sawit (Elaeis guineensis Jacq)
Karakteristik Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq)
• Proses penyerbukan pada bunga kelapa
sawit memerlukan agens penyerbuk
sebagai pembawa serbuk sari dari
bunga jantan ke bunga betina
• Jenis tanaman yang sifat bunganya
berumah satu (monocius)
• Waktu anthesis bunga jantan dan bunga
betina yang berbeda
• Penyerbukan bunga kelapa sawit
berlangsung secara silang
Anthesis
• Anthesis adalah masa dimana bunga dalam keadaan matang dan siap untuk
diserbuki atau menyerbuki
• Masa anthesis bunga betina 36–48 jam
• Ciri : bunga mengeluarkan bau seperti adas yang kuat, ujung putik betina yag
memiliki 3 cuping membuka sempurna, ujung putik sedikit mengeluatkan lendir
• Masa anthesis bunga jantan 4–5 hari
Bunga betina
anthesis
Bunga jantan
anthesis
Agens penyerbuk kelapa sawit
1. Penyerbukan alami (Angin)
2. Bantuan manusia (assisted pollination)
3. Serangga : Thrips hawaiensis dan Elaeidobius kamerunicus.
• Serangga polifag, memiliki banyak inang
• Kurang aktif karena tidak secara sempurna
dapat menyerbuki seluruh bunga betina
sampai kepangkal tandan yang terjepit
pelepah dan lapisan bunga yang berada di
bagian dalam.
Thrips hawaiensis
Elaeidobius kamerunicus
• Serangga monofag,
• Serangga dapat membawa pollen
hingga ke bagian dalam bunga
Serangga Penyerbuk Elaeidobius kamerunicus
Taksonomi
Kingdom: Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Curculionidae
Genus : Elaeidobius
Spesies : E. kamerunicus Faust
Karakteristik Morfologi
• Memiliki panjang tubuh ±4 mm dan lebar
tubuh ±1,5 mm
• Warna tubuh bewarna coklat kehitam-
hitaman
• Memiliki bulu halus pada elytra
• Serangga jantan memiliki benjolan pada
elytra, sedangkan betina tidak ada benjolan
• Ukuran tubuh jantan lebih besar dari betina
• Ukuran alat mulut/moncong pada jantan
lebih pendek dari betina
Serangga jantan
Serangga betina
Siklus hidup
• Telur diletakkan dalam lubang, lubang
tersebut terjadi karena jaringan tangkai
sari sebelumnya dimakan oleh
kumbang.
• Larva: stadia ini berkembang dalam
tiga instar .
• Kepompong: Larva instar ketiga
yang akan memasuki masa inaktif,
menggigit bagian ujung bunga
jantan hingga lepas dan
membentuk lubang, sebagai jalan
keluar kumbang dewasa.
• Dewasa (Kumbang): kumbang dengan
alat mulut berbentuk moncong dan
sayap depan mengeras, (kopulasi)
terjadi pada siang hari, antara 2-3 hari
sesudah kumbang menjadi dewasa
Proses Penyerbukan
Bunga jantan
Bunga betina
E. Kamerunicus
Pollen transfer
Pollination
E. kamerunicus dapat tertipu
oleh bau bunga betina anthesis
sehingga serangga yang telah
hinggap pada bunga jantan
dapat berpindah ke bunga betina
dan secara tidak langsung
menyebabkan terjadinya
pemindahan polen dari
perbungaan jantan ke
perbungaan betina
Senyawa volatil yang menarik serangga E. kamerunicus
• Elaeidobius kamerunicus mengunjungi bunga betina mekar karena adanya
aroma senyawa kimia p-metosialilbenzena (estrgole) dan untuk mengambil
nektar(Agus et al., 2007).
• Senyawa volatil yg ditemukan pada semua tahap pembungaan bunga jantan: Asam
palmitat, estragole, dan 1-dodecyne
• Senyawa volatil yg ditemukan pada semua tahap pembungaan bunga betina: asam
kloroasetat 4-tetra decyl ester, asam palmitat, farnesol, dan squalene (Anggraeni et
al., 2013)
Kandungan senyawa volatil meningkat secara signifikan seiring dengan pematangan
tahap berbunga. Perbungaan jantan selalu mekar lebih awal dari betina. Ketika bunga
jantan mulai layu, konsentrasi estragol mulai menurun sedangkan konsentrasi farnesol
yang dihasilkan oleh perbungaan betina meningkat. Dalam kondisi ini, sebagian dari E.
kamerunicus pindah ke bunga betina.
Populasi Elaeidobius kamerunicus pada bunga jantan dan betina
.• Semakin tua umur kelapa sawit, populasi E. kamerunicus pada bunga jantan
semakin meningkat
• Nilai kunjungan E. kamerunicus pada bunga betina menurun dengan
bertambahnya umur tanaman
Peran kumbang penyerbuk pada
perkebunan kelapa sawit
• Meningkatkan produksi karena
meningkatnya persentase buah jadi
• Meningkatkan variabilitas keturunan
akibat pencampuran dan rekombinasi
material genetik dari dua tanaman
• Menghemat biaya terutama dalam
tenaga kerja untuk penyerbukan
1. Pemangsa - Burung (Pycnonotus goiavier), tupai dan tikus.
2. Laba-laba - Gasteracantha hasselti
3. Serangga - Cosmolestes picticeps, Cantaconidae sp
4. Patogen - Nematoda Patogen parasit (Elaeolenchus
parthenonema), Nematoda betina yang menginfeksi larva &
kumbang dewasa.
Musuh alami terhadap populasi
kumbang
Yellow-vented Bulbul
Terimakasih

More Related Content

What's hot

1.PENGANTAR HORT.ppt
1.PENGANTAR HORT.ppt1.PENGANTAR HORT.ppt
1.PENGANTAR HORT.ppte_firmansyah
 
konservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfahkonservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfahagronomy
 
PPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan PertanianPPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan PertanianNestri Yuniardi
 
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawitCara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawitBenny Benny
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...Moh Masnur
 
Optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan
Optimalisasi pemanfaatan lahan pekaranganOptimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan
Optimalisasi pemanfaatan lahan pekaranganAlfina Nugraheni
 
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 
Nilai kesetaraan lahan
Nilai kesetaraan lahan Nilai kesetaraan lahan
Nilai kesetaraan lahan Puan Habibah
 
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.pptPENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.pptirhamakbar7
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMANovia Dwi
 
Panduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawit
Panduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawitPanduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawit
Panduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawitZul Rapi
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihTidar University
 
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANRepository Ipb
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihUnhy Doel
 
A2 mobilitas pestisida
A2 mobilitas pestisidaA2 mobilitas pestisida
A2 mobilitas pestisidadjojosumarto
 

What's hot (20)

1.PENGANTAR HORT.ppt
1.PENGANTAR HORT.ppt1.PENGANTAR HORT.ppt
1.PENGANTAR HORT.ppt
 
konservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfahkonservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfah
 
PPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan PertanianPPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan Pertanian
 
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawitCara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
 
Budidaya jagung
Budidaya jagungBudidaya jagung
Budidaya jagung
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
 
Optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan
Optimalisasi pemanfaatan lahan pekaranganOptimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan
Optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan
 
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
 
Juknis upbs
Juknis upbsJuknis upbs
Juknis upbs
 
Nilai kesetaraan lahan
Nilai kesetaraan lahan Nilai kesetaraan lahan
Nilai kesetaraan lahan
 
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.pptPENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
 
Gulma, we know it
Gulma, we know itGulma, we know it
Gulma, we know it
 
9. produksi benih
9. produksi benih9. produksi benih
9. produksi benih
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMA
 
Panduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawit
Panduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawitPanduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawit
Panduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawit
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
 
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benih
 
A2 mobilitas pestisida
A2 mobilitas pestisidaA2 mobilitas pestisida
A2 mobilitas pestisida
 
Hama dan penyakit cabai
Hama dan penyakit cabaiHama dan penyakit cabai
Hama dan penyakit cabai
 

Similar to Elaeidobius kamerunicus sebagai polinator tanaman kelapa sawit

Reproduksi seksual pada tumbuhan
Reproduksi seksual pada tumbuhanReproduksi seksual pada tumbuhan
Reproduksi seksual pada tumbuhanSMP Negeri 2 Krian
 
Reproduksi pada hewan
Reproduksi pada hewanReproduksi pada hewan
Reproduksi pada hewanAli Mustofa
 
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaSiklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaGoogle
 
HERBINA S. SIHOTANG - NIM. 19072009710002 - KELAS C - MEDIA PEMBELAJARAN SEM....
HERBINA S. SIHOTANG - NIM. 19072009710002 - KELAS C - MEDIA PEMBELAJARAN SEM....HERBINA S. SIHOTANG - NIM. 19072009710002 - KELAS C - MEDIA PEMBELAJARAN SEM....
HERBINA S. SIHOTANG - NIM. 19072009710002 - KELAS C - MEDIA PEMBELAJARAN SEM....SatriaTinambunan1
 
hamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptx
hamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptxhamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptx
hamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptxAriffatchurFauzi3
 
Hama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman PadiHama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman PadiSupianto Anto
 
PPT KD 3.2; SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN & HEWAN.pdf
PPT KD 3.2; SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN & HEWAN.pdfPPT KD 3.2; SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN & HEWAN.pdf
PPT KD 3.2; SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN & HEWAN.pdfRaisaPutri17
 
Biologi benih
Biologi benihBiologi benih
Biologi benihBP4K
 
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTER
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTERLaporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTER
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTERnurahlina08
 
Laporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hptLaporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hptfahmiganteng
 
9 2. sistem reproduksi
9 2. sistem reproduksi9 2. sistem reproduksi
9 2. sistem reproduksiAlfie Kesturi
 
PENYIAPAN-BAHAN-TANAM.pptx
PENYIAPAN-BAHAN-TANAM.pptxPENYIAPAN-BAHAN-TANAM.pptx
PENYIAPAN-BAHAN-TANAM.pptxFadliTambue2
 
PPT-UEU-Anatomi-dan-Fisiologi-Hewan-Pertemuan-14.pdf
PPT-UEU-Anatomi-dan-Fisiologi-Hewan-Pertemuan-14.pdfPPT-UEU-Anatomi-dan-Fisiologi-Hewan-Pertemuan-14.pdf
PPT-UEU-Anatomi-dan-Fisiologi-Hewan-Pertemuan-14.pdfWukirAsh
 
B. INDONESIA DOC-20230731-WA0005..pptx
B. INDONESIA DOC-20230731-WA0005..pptxB. INDONESIA DOC-20230731-WA0005..pptx
B. INDONESIA DOC-20230731-WA0005..pptxmusfirahanwar2
 
sistemreproduksitumbuhandanhewan EDIT 2.pptx
sistemreproduksitumbuhandanhewan EDIT 2.pptxsistemreproduksitumbuhandanhewan EDIT 2.pptx
sistemreproduksitumbuhandanhewan EDIT 2.pptxclassroomIPA9MTsAF
 
Pengertian metamorphosis
Pengertian metamorphosisPengertian metamorphosis
Pengertian metamorphosisDadang24
 

Similar to Elaeidobius kamerunicus sebagai polinator tanaman kelapa sawit (20)

Reproduksi seksual pada tumbuhan
Reproduksi seksual pada tumbuhanReproduksi seksual pada tumbuhan
Reproduksi seksual pada tumbuhan
 
Reproduksi pada hewan
Reproduksi pada hewanReproduksi pada hewan
Reproduksi pada hewan
 
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaSiklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
 
HERBINA S. SIHOTANG - NIM. 19072009710002 - KELAS C - MEDIA PEMBELAJARAN SEM....
HERBINA S. SIHOTANG - NIM. 19072009710002 - KELAS C - MEDIA PEMBELAJARAN SEM....HERBINA S. SIHOTANG - NIM. 19072009710002 - KELAS C - MEDIA PEMBELAJARAN SEM....
HERBINA S. SIHOTANG - NIM. 19072009710002 - KELAS C - MEDIA PEMBELAJARAN SEM....
 
hamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptx
hamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptxhamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptx
hamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptx
 
Hama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman PadiHama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman Padi
 
Bab Iv Reproduksi (C)
Bab Iv Reproduksi (C)Bab Iv Reproduksi (C)
Bab Iv Reproduksi (C)
 
PPT KD 3.2; SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN & HEWAN.pdf
PPT KD 3.2; SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN & HEWAN.pdfPPT KD 3.2; SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN & HEWAN.pdf
PPT KD 3.2; SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN & HEWAN.pdf
 
Biologi benih
Biologi benihBiologi benih
Biologi benih
 
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTER
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTERLaporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTER
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTER
 
Reproduksi 2
Reproduksi 2Reproduksi 2
Reproduksi 2
 
Laporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hptLaporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hpt
 
Lalat BUah
Lalat BUahLalat BUah
Lalat BUah
 
9 2. sistem reproduksi
9 2. sistem reproduksi9 2. sistem reproduksi
9 2. sistem reproduksi
 
PENYIAPAN-BAHAN-TANAM.pptx
PENYIAPAN-BAHAN-TANAM.pptxPENYIAPAN-BAHAN-TANAM.pptx
PENYIAPAN-BAHAN-TANAM.pptx
 
PPT-UEU-Anatomi-dan-Fisiologi-Hewan-Pertemuan-14.pdf
PPT-UEU-Anatomi-dan-Fisiologi-Hewan-Pertemuan-14.pdfPPT-UEU-Anatomi-dan-Fisiologi-Hewan-Pertemuan-14.pdf
PPT-UEU-Anatomi-dan-Fisiologi-Hewan-Pertemuan-14.pdf
 
Bab i2
Bab i2Bab i2
Bab i2
 
B. INDONESIA DOC-20230731-WA0005..pptx
B. INDONESIA DOC-20230731-WA0005..pptxB. INDONESIA DOC-20230731-WA0005..pptx
B. INDONESIA DOC-20230731-WA0005..pptx
 
sistemreproduksitumbuhandanhewan EDIT 2.pptx
sistemreproduksitumbuhandanhewan EDIT 2.pptxsistemreproduksitumbuhandanhewan EDIT 2.pptx
sistemreproduksitumbuhandanhewan EDIT 2.pptx
 
Pengertian metamorphosis
Pengertian metamorphosisPengertian metamorphosis
Pengertian metamorphosis
 

Recently uploaded

Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptxBiokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptxEmmyKardianasari
 
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptxBiokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptxEmmyKardianasari
 
455797170-PROSES dan metode ELISA-pptx.pptx
455797170-PROSES dan metode ELISA-pptx.pptx455797170-PROSES dan metode ELISA-pptx.pptx
455797170-PROSES dan metode ELISA-pptx.pptxKennisRozana3
 
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxPengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxsd1patukangan
 
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.pptsulistyaningsih20
 
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptxFORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptxantonkustanto
 
Penyiasatan Saintifik Tingkatan 4 Jenis-jenis Graf
Penyiasatan Saintifik Tingkatan 4 Jenis-jenis GrafPenyiasatan Saintifik Tingkatan 4 Jenis-jenis Graf
Penyiasatan Saintifik Tingkatan 4 Jenis-jenis Graf2021515943
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxRizkya19
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankYunitaReykasari
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiMemenAzmi1
 
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021AdeImot
 
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docxNiWayanEkaLansuna1
 

Recently uploaded (12)

Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptxBiokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
 
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptxBiokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
 
455797170-PROSES dan metode ELISA-pptx.pptx
455797170-PROSES dan metode ELISA-pptx.pptx455797170-PROSES dan metode ELISA-pptx.pptx
455797170-PROSES dan metode ELISA-pptx.pptx
 
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxPengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
 
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
 
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptxFORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
 
Penyiasatan Saintifik Tingkatan 4 Jenis-jenis Graf
Penyiasatan Saintifik Tingkatan 4 Jenis-jenis GrafPenyiasatan Saintifik Tingkatan 4 Jenis-jenis Graf
Penyiasatan Saintifik Tingkatan 4 Jenis-jenis Graf
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
 
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
 

Elaeidobius kamerunicus sebagai polinator tanaman kelapa sawit

  • 1. Program Pendidikan Magister Program Studi Agronomi Konsentrasi Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2019 Oleh : Retno Wulansari (150320180501) Elaeidobius kamerunicus Sebagai Polinator pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq)
  • 2. Karakteristik Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) • Proses penyerbukan pada bunga kelapa sawit memerlukan agens penyerbuk sebagai pembawa serbuk sari dari bunga jantan ke bunga betina • Jenis tanaman yang sifat bunganya berumah satu (monocius) • Waktu anthesis bunga jantan dan bunga betina yang berbeda • Penyerbukan bunga kelapa sawit berlangsung secara silang
  • 3. Anthesis • Anthesis adalah masa dimana bunga dalam keadaan matang dan siap untuk diserbuki atau menyerbuki • Masa anthesis bunga betina 36–48 jam • Ciri : bunga mengeluarkan bau seperti adas yang kuat, ujung putik betina yag memiliki 3 cuping membuka sempurna, ujung putik sedikit mengeluatkan lendir • Masa anthesis bunga jantan 4–5 hari Bunga betina anthesis Bunga jantan anthesis
  • 4. Agens penyerbuk kelapa sawit 1. Penyerbukan alami (Angin) 2. Bantuan manusia (assisted pollination) 3. Serangga : Thrips hawaiensis dan Elaeidobius kamerunicus. • Serangga polifag, memiliki banyak inang • Kurang aktif karena tidak secara sempurna dapat menyerbuki seluruh bunga betina sampai kepangkal tandan yang terjepit pelepah dan lapisan bunga yang berada di bagian dalam. Thrips hawaiensis Elaeidobius kamerunicus • Serangga monofag, • Serangga dapat membawa pollen hingga ke bagian dalam bunga
  • 5. Serangga Penyerbuk Elaeidobius kamerunicus Taksonomi Kingdom: Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Ordo : Coleoptera Famili : Curculionidae Genus : Elaeidobius Spesies : E. kamerunicus Faust Karakteristik Morfologi • Memiliki panjang tubuh ±4 mm dan lebar tubuh ±1,5 mm • Warna tubuh bewarna coklat kehitam- hitaman • Memiliki bulu halus pada elytra • Serangga jantan memiliki benjolan pada elytra, sedangkan betina tidak ada benjolan • Ukuran tubuh jantan lebih besar dari betina • Ukuran alat mulut/moncong pada jantan lebih pendek dari betina Serangga jantan Serangga betina
  • 6. Siklus hidup • Telur diletakkan dalam lubang, lubang tersebut terjadi karena jaringan tangkai sari sebelumnya dimakan oleh kumbang. • Larva: stadia ini berkembang dalam tiga instar . • Kepompong: Larva instar ketiga yang akan memasuki masa inaktif, menggigit bagian ujung bunga jantan hingga lepas dan membentuk lubang, sebagai jalan keluar kumbang dewasa. • Dewasa (Kumbang): kumbang dengan alat mulut berbentuk moncong dan sayap depan mengeras, (kopulasi) terjadi pada siang hari, antara 2-3 hari sesudah kumbang menjadi dewasa
  • 7. Proses Penyerbukan Bunga jantan Bunga betina E. Kamerunicus Pollen transfer Pollination E. kamerunicus dapat tertipu oleh bau bunga betina anthesis sehingga serangga yang telah hinggap pada bunga jantan dapat berpindah ke bunga betina dan secara tidak langsung menyebabkan terjadinya pemindahan polen dari perbungaan jantan ke perbungaan betina
  • 8. Senyawa volatil yang menarik serangga E. kamerunicus • Elaeidobius kamerunicus mengunjungi bunga betina mekar karena adanya aroma senyawa kimia p-metosialilbenzena (estrgole) dan untuk mengambil nektar(Agus et al., 2007). • Senyawa volatil yg ditemukan pada semua tahap pembungaan bunga jantan: Asam palmitat, estragole, dan 1-dodecyne • Senyawa volatil yg ditemukan pada semua tahap pembungaan bunga betina: asam kloroasetat 4-tetra decyl ester, asam palmitat, farnesol, dan squalene (Anggraeni et al., 2013) Kandungan senyawa volatil meningkat secara signifikan seiring dengan pematangan tahap berbunga. Perbungaan jantan selalu mekar lebih awal dari betina. Ketika bunga jantan mulai layu, konsentrasi estragol mulai menurun sedangkan konsentrasi farnesol yang dihasilkan oleh perbungaan betina meningkat. Dalam kondisi ini, sebagian dari E. kamerunicus pindah ke bunga betina.
  • 9. Populasi Elaeidobius kamerunicus pada bunga jantan dan betina .• Semakin tua umur kelapa sawit, populasi E. kamerunicus pada bunga jantan semakin meningkat • Nilai kunjungan E. kamerunicus pada bunga betina menurun dengan bertambahnya umur tanaman Peran kumbang penyerbuk pada perkebunan kelapa sawit • Meningkatkan produksi karena meningkatnya persentase buah jadi • Meningkatkan variabilitas keturunan akibat pencampuran dan rekombinasi material genetik dari dua tanaman • Menghemat biaya terutama dalam tenaga kerja untuk penyerbukan
  • 10. 1. Pemangsa - Burung (Pycnonotus goiavier), tupai dan tikus. 2. Laba-laba - Gasteracantha hasselti 3. Serangga - Cosmolestes picticeps, Cantaconidae sp 4. Patogen - Nematoda Patogen parasit (Elaeolenchus parthenonema), Nematoda betina yang menginfeksi larva & kumbang dewasa. Musuh alami terhadap populasi kumbang Yellow-vented Bulbul

Editor's Notes

  1. Bunga betina dan bunga jantan tidak pd tandan yg sama, bunga tumbuh pd ketiak daun atau ujung pelepah daun
  2. Jaringan yang membatasi lubang tersebut kemudian mengeras dan mengerut sehingga memberikan perlindungan bagi telur di dalamnya.
  3. Elaeidobius kamerunicus mendapatkan sumber makan dan berkembang biak pada bunga jantan kelapa sawit. Pada saat E. kamerunicus berada di bunga jantan dan merayap pada spikelet, butiran polen yang melekat pada tubuhnya akan jatuh pada stigma disaat Elaeidobius kamerunicus mengunjungi bunga betina untuk mengambil nektar. Elaeidobius kamerunicus mengunjungi bunga betina mekar karena adanya aroma senyawa kimia p-metosialilbenzena (estrgole)
  4. Laba-laba ini biasanya banyak ditemui di India, Cina hingga Maluku.  penelitian di sebuah perkebunan kelapa sawit di Serawak, mendapatkan bahwa burung ini menyukai serangga-serangga ordo Coleoptera dan Homoptera sebagai mangsanya; selain juga memangsa aneka nyamuk (ordo Diptera), cacing tanah, buah-buah kecil (beri) seperti buah senggani (Melastoma), dedaunan, dan serat-serat buah kelapa sawit.[6] Di pekarangan rumah di Jawa, burung ini kerap melubangi buah pepaya dan pisang yang telah masak.