Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Elaeidobius kamerunicus adalah serangga penyerbuk utama pada tanaman kelapa sawit
2) Serangga ini bersifat monofag dan mampu membawa serbuk sari hingga ke bagian dalam bunga
3) Serangga ini tertarik oleh aroma senyawa kimia tertentu yang dihasilkan bunga jantan dan betina kelapa sawit
Elaeidobius kamerunicus sebagai polinator tanaman kelapa sawit
1. Program Pendidikan Magister Program Studi Agronomi
Konsentrasi Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2019
Oleh :
Retno Wulansari (150320180501)
Elaeidobius kamerunicus Sebagai Polinator pada Tanaman Kelapa
Sawit (Elaeis guineensis Jacq)
2. Karakteristik Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq)
• Proses penyerbukan pada bunga kelapa
sawit memerlukan agens penyerbuk
sebagai pembawa serbuk sari dari
bunga jantan ke bunga betina
• Jenis tanaman yang sifat bunganya
berumah satu (monocius)
• Waktu anthesis bunga jantan dan bunga
betina yang berbeda
• Penyerbukan bunga kelapa sawit
berlangsung secara silang
3. Anthesis
• Anthesis adalah masa dimana bunga dalam keadaan matang dan siap untuk
diserbuki atau menyerbuki
• Masa anthesis bunga betina 36–48 jam
• Ciri : bunga mengeluarkan bau seperti adas yang kuat, ujung putik betina yag
memiliki 3 cuping membuka sempurna, ujung putik sedikit mengeluatkan lendir
• Masa anthesis bunga jantan 4–5 hari
Bunga betina
anthesis
Bunga jantan
anthesis
4. Agens penyerbuk kelapa sawit
1. Penyerbukan alami (Angin)
2. Bantuan manusia (assisted pollination)
3. Serangga : Thrips hawaiensis dan Elaeidobius kamerunicus.
• Serangga polifag, memiliki banyak inang
• Kurang aktif karena tidak secara sempurna
dapat menyerbuki seluruh bunga betina
sampai kepangkal tandan yang terjepit
pelepah dan lapisan bunga yang berada di
bagian dalam.
Thrips hawaiensis
Elaeidobius kamerunicus
• Serangga monofag,
• Serangga dapat membawa pollen
hingga ke bagian dalam bunga
5. Serangga Penyerbuk Elaeidobius kamerunicus
Taksonomi
Kingdom: Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Curculionidae
Genus : Elaeidobius
Spesies : E. kamerunicus Faust
Karakteristik Morfologi
• Memiliki panjang tubuh ±4 mm dan lebar
tubuh ±1,5 mm
• Warna tubuh bewarna coklat kehitam-
hitaman
• Memiliki bulu halus pada elytra
• Serangga jantan memiliki benjolan pada
elytra, sedangkan betina tidak ada benjolan
• Ukuran tubuh jantan lebih besar dari betina
• Ukuran alat mulut/moncong pada jantan
lebih pendek dari betina
Serangga jantan
Serangga betina
6. Siklus hidup
• Telur diletakkan dalam lubang, lubang
tersebut terjadi karena jaringan tangkai
sari sebelumnya dimakan oleh
kumbang.
• Larva: stadia ini berkembang dalam
tiga instar .
• Kepompong: Larva instar ketiga
yang akan memasuki masa inaktif,
menggigit bagian ujung bunga
jantan hingga lepas dan
membentuk lubang, sebagai jalan
keluar kumbang dewasa.
• Dewasa (Kumbang): kumbang dengan
alat mulut berbentuk moncong dan
sayap depan mengeras, (kopulasi)
terjadi pada siang hari, antara 2-3 hari
sesudah kumbang menjadi dewasa
7. Proses Penyerbukan
Bunga jantan
Bunga betina
E. Kamerunicus
Pollen transfer
Pollination
E. kamerunicus dapat tertipu
oleh bau bunga betina anthesis
sehingga serangga yang telah
hinggap pada bunga jantan
dapat berpindah ke bunga betina
dan secara tidak langsung
menyebabkan terjadinya
pemindahan polen dari
perbungaan jantan ke
perbungaan betina
8. Senyawa volatil yang menarik serangga E. kamerunicus
• Elaeidobius kamerunicus mengunjungi bunga betina mekar karena adanya
aroma senyawa kimia p-metosialilbenzena (estrgole) dan untuk mengambil
nektar(Agus et al., 2007).
• Senyawa volatil yg ditemukan pada semua tahap pembungaan bunga jantan: Asam
palmitat, estragole, dan 1-dodecyne
• Senyawa volatil yg ditemukan pada semua tahap pembungaan bunga betina: asam
kloroasetat 4-tetra decyl ester, asam palmitat, farnesol, dan squalene (Anggraeni et
al., 2013)
Kandungan senyawa volatil meningkat secara signifikan seiring dengan pematangan
tahap berbunga. Perbungaan jantan selalu mekar lebih awal dari betina. Ketika bunga
jantan mulai layu, konsentrasi estragol mulai menurun sedangkan konsentrasi farnesol
yang dihasilkan oleh perbungaan betina meningkat. Dalam kondisi ini, sebagian dari E.
kamerunicus pindah ke bunga betina.
9. Populasi Elaeidobius kamerunicus pada bunga jantan dan betina
.• Semakin tua umur kelapa sawit, populasi E. kamerunicus pada bunga jantan
semakin meningkat
• Nilai kunjungan E. kamerunicus pada bunga betina menurun dengan
bertambahnya umur tanaman
Peran kumbang penyerbuk pada
perkebunan kelapa sawit
• Meningkatkan produksi karena
meningkatnya persentase buah jadi
• Meningkatkan variabilitas keturunan
akibat pencampuran dan rekombinasi
material genetik dari dua tanaman
• Menghemat biaya terutama dalam
tenaga kerja untuk penyerbukan
10. 1. Pemangsa - Burung (Pycnonotus goiavier), tupai dan tikus.
2. Laba-laba - Gasteracantha hasselti
3. Serangga - Cosmolestes picticeps, Cantaconidae sp
4. Patogen - Nematoda Patogen parasit (Elaeolenchus
parthenonema), Nematoda betina yang menginfeksi larva &
kumbang dewasa.
Musuh alami terhadap populasi
kumbang
Yellow-vented Bulbul
Bunga betina dan bunga jantan tidak pd tandan yg sama, bunga tumbuh pd ketiak daun atau ujung pelepah daun
Jaringan yang membatasi lubang tersebut kemudian mengeras dan mengerut sehingga memberikan perlindungan bagi telur di dalamnya.
Elaeidobius kamerunicus mendapatkan sumber makan dan berkembang biak pada bunga jantan kelapa sawit. Pada saat E. kamerunicus berada di bunga jantan dan merayap pada spikelet, butiran polen yang melekat pada tubuhnya akan jatuh pada stigma disaat Elaeidobius kamerunicus mengunjungi bunga betina untuk mengambil nektar. Elaeidobius kamerunicus mengunjungi bunga betina mekar karena adanya aroma senyawa kimia p-metosialilbenzena (estrgole)
Laba-laba ini biasanya banyak ditemui di India, Cina hingga Maluku. penelitian di sebuah perkebunan kelapa sawit di Serawak, mendapatkan bahwa burung ini menyukai serangga-serangga ordo Coleoptera dan Homoptera sebagai mangsanya; selain juga memangsa aneka nyamuk (ordo Diptera), cacing tanah, buah-buah kecil (beri) seperti buah senggani (Melastoma), dedaunan, dan serat-serat buah kelapa sawit.[6] Di pekarangan rumah di Jawa, burung ini kerap melubangi buah pepaya dan pisang yang telah masak.