Dokumen tersebut membahas strategi peningkatan cakupan imunisasi dasar pada bayi di Kota Banda Aceh, yang mencakup pemberian layanan imunisasi langsung di Pos Kesehatan Desa pada hari Minggu, pembuatan register sasaran imunisasi, dan penggunaan alat bantu berupa kartu perambuan imunisasi untuk memantau kelengkapan dan ketepatan waktu pemberian imunisasi.
Kimia Farma jakarta jual obat aborsi penggugur kandungan
Strategi peningkatan cakupan Imunisasi
1. 1
KELOMPOK 11
Rahmawati (20220000088)
Mainita Sary (20220000106)
Dessi Sufiani (20220000086)
Lailia Juniarti (20220000109)
Rita Fatma (20220000102)
STRATEGI PENINGKATAN CAKUPAN
IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIK
OTABAND
A ACEH
I. Pendahuluan
Imunisasi merupakan investasi kesehatan masa depan karena
pencegahan penyakit melalui imunisasi merupakan cara perlindungan
terhadap infeksi yang paling efektif dan jauh lebih murah
dibandingkan mengobati seseorang apabila jatuh sakit dan harus
dibawa ke rumah sakit.
Setiap negara mempunyai program imunisasi yang berbeda,
tergantung prioritas dan keadaan kesehatan di masing-masing
negara. Penentuan jenis imunisasi didasarkan atas kajian ahli dan
analisa epidemiologi atas penyakit- penyakit yang timbul.
Di Indonesia, program imunisasi mewajibkan setiap bayi (usia 0-
11 bulan) mendapatkan imunisasi dasar lengkap yang terdiri 1 dosis
hepatitis B, 1 dosis BCG, 3 dosis DPT-HB-Hib, 4 dosis polio tetes, dan
1 dosis campak. Namun Selama 2 tahun terakhir sejak 2020 - 2021
cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi turun drastis. Pada 2020
target imunisasi sebanyak 92% sementara cakupan yang dicapai
84%, pada 2021 imunisasi ditargetkan 93% namun cakupan yang
dicapai 84%.
Sementara untuk provinsi Aceh Dalam beberapa tahun
terakhir juga terjadi penurunan cakupan imunisasi . Di tahun 2021
cakupan imunisasi dasar lengkap pada anak 0-9 bulan di Provinsi
Aceh hanya 33 % sementara target yang dicanangkan pemerintah
2. 2
daerah 93 % anak diimunisasi lengkap. Untuk Kota Banda Aceh,
cakupan imunisasi pada tahun 2021 adalah 40,9 %.
Atas dasar data diatas maka artikel ini mengambil topik
bagaimana Strategi Pemberian Imunisasi Dasar pada bayi di Kota
Banda Aceh.
II. Strategi Peningkatan cakupan imunisasi dasar adalah sbb :
a. Memberikan pelayanan imunisasi secara langsung kepada
sasaran pada hari Minggu pagi di Pos Kesehatan Desa/PKD
dengan tujuan untuk mendekatkan sasaran imunisasi, terutama
lokasi tempat tinggal sasaran yang jauh dari Puskesmas dan
orangtua sasaran yang bekerja pada hari kerja selain hari
Minggu. Apabila terdapat kasus penyakit yang termasuk dalam
kriteria dari PD3I di wilayah , maka bidan segera melaporkan ke
Puskesmas kecamatan untuk ditindaklanjuti.
b. Membuat sasaran imunisasi pada tiap awal tahun yang diambil
dari data riil bayi kelahiran tahun lalu yang belum berumur
sembilan bulan pada tahun perencanaan, lalu ditulis pada
register imunisasi/kohort bayi. Bidan juga terus menambahkan
sasarannya setiap bulan dari data kelahiran bayi pada setiap
bulan berikutnya sebagai data sasaran tahun ini. Bidan membuat
perambuan imunisasi, baik untuk disimpan di PKD maupun
sebagai pelengkap data Posyandu.
c. Apabila bidan wilayah mengalami kendala yaitu adanya
penolakan dari sasaran imunisasi (ibu bayi), maka bidan
melaporkan hal tersebut kepada kepala Puskesmas dan kepala
Dinas Kesehatan Kota serta kepala desa sebagai bentuk
kerjasama dengan lintas program dan lintas sektoral.
d. adanya alat bantu “perambuan imunisasi“ untuk memantau
ketepatan waktu dan kelengkapan imunisasi dalam pemberian
imunisasi bagi sasaran. Strategi “perambuan imunisasi” yang
diterapkan oleh bidan tersebut merupakan ide orisinil dari bidan
desa yang bersangkutan.
Perambuan imunisasi adalah kartu bergambar yang dibuat
3. 3
2 (dua) kartu, satu diberikan kepada kader untuk dimasukan
dalam kantong imunisasi di posyandu dimana tujuannya sebagai
alat bantu untuk mengingatkan orangtua bayi (sasaran) dalam
memantau ketepatan waktu pemberian imunisasi dan
kelengkapan pemberian imunisasi pada setiap sasaran di
posyandu itu, serta satu kartu yang lainnya dimasukkan dalam
“kantong imunisasi” di PKD desa untuk mempermudah bidan
memantau sasaran dan merencanakan jumlah pengeluaran
anggaran vaksin. Bentuk dan model kantung sasaran imunisasi
sama seperti kantong persalinan, bersifat dinamis dengan
membuat kantong – kantong sebanyak 12 buah (12 bulan
berjalan) sebagai perencanaan bulanan selama setahun.
Perambuan imunisasi adalah bentuk kartu bergambar
seorang anak membawa balon sejumlah 4 buah. Warna dari
kartu perambuan itu dibedakan antara anak laki-laki dan anak
perempuan. Warna biru untuk anak laki-laki dan warna merah
muda untuk anak perempuan. Kartu perambuan bergambar itu
mempunyai arti. Apabila telah penuh diwarnai, artinya sasaran
sudah lengkap imunisasinya. Pewarnaan disesuaikan oleh jenis
pemberian imunisasi yang telah didapatkan sasaran (warna
sudah ditentukan dalam gambar tersebut). Untuk waktu
pemberian dicatat di belakang kartu. Pewarnaan dilakukan oleh
kader di posyandu sedangkan di PKD oleh bidan wilayah.
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Strategi pemberian imunisasi dasar pada bayi yang dilakukan
bidan di desa Kota Banda Aceh dalam meningkatkan cakupan
imunisasi adalah memberikan perambuan imunisasi pada setiap
sasarannya. Hal ini juga didukung oleh adanya peran serta
masyarakat yang aktif dari kader posyandu dan orangtua bayi
dalam memanfaatkan perambuan imunisasi sebagai alat bantu
dalam memantau pemberian imunisasi agar tepat waktu dan
lengkap.
4. 4
B. Saran
Diharapkan masyarakat dapat berpartisipasi aktif serta
mendukung penuh dalam setiap kegiatan di Posyandu terutama
sehubungan dengan perambuan imunisasi, sehingga pemberian
imunisasi dasar pada bayi dapat lengkap dan sesuai jadwal. Instansi
terkait diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap
pelaksanaan kegiatan strategi imunisasi dasar pada bayi dengan
menggunakan perambuan imunisasi dalam meningkatkan pencapaian
target UCI.
1. Kartu Perambuan Imunisasi pada Bayi laki-Laki
2. Kartu Perambuan Imunisasi pada Bayi Perempuan