SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Oleh:
Dr. Rahim Husain, S.Pi.,M.Si
 Pemasaran dapat diartikan secara sosial maupun
manajerial. Pengertian secara sosial menunjukkan
peran yang dimainkan oleh pemasaran dimasyarakat.
 Menurut Kotler dan Keller (2009), pemasaran secara
sosial adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana
individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan
produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain.
 Untuk pengertian secara manajerial, pemasaran sering
digambarkan sebagai seni menjual produk-produk.
 Menurut American Marketing Association dalam
Kotler dan Keller (2009), pemasaran secara manajerial
adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian
proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan
memberikan niali kepada pelanggan dan untuk
mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang
menguntungkan organisasi dan pemangku
kepentingannya.
 Pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan usaha
yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan
harga, mempromosikan, dan mendistribusikan
barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan pembeli
yang ada maupun pembeli potensioanl, juga tidak
berakhir pada waktu penjualan atau transaksi.
 Semua keputusan yang diambil dalam bidang
pemasaran harus ditunjukkan untuk menentukan
produk, pasar, harga, promosi dan sistem
distribusinya (Pasaribu, 2012).
 Menurut American Marketing Association dalam
Hasyim (2012) pemasaran adalah suatu fungsi
organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan,
mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada
pelaggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan
dengan cara menguntungkan organisasi dan pemangku
kepentingannya.
 Selanjutnya Hasyim (2012) mengatakan tataniaga atau
pemasaran merupakan kegiatan penyaluran produk-
produk hasil pertanian dari pihak produsen ke
konsumen yang disertai dengan penambahan nilai
waktu, tempat, bentuk, dan pengalihan hak milik
lembaga-lembaga tataniaga.
 Hasyim (2012) mengemukakan bahwa tataniga
termasuk tindakan atau usaha produktif, karena
tataniaga menciptakan atau menambahkan kegunaaan
dari suatu barang.
 Efisiensi pemasaran adalah memaksimisasi dari ratio input
dan output. Input berupa biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
lembaga pemasaran yang terlibat dalam memasarkan hasil
pertanian. Sedangkan output adalah kepuasan dari
konsumen.
 Perubahan yang mengurangi biaya input tanpa mengurangi
kepuasan konsumen akan meningkatkan efisiensi,
sedangkan perubahan yang mengurangi biaya input tetapi
mengurangi kepuasan konsumen akan menurunkan efisiensi
pemasaran (Soekartawi dkk, 1985).
 Menurut Mubyarto (1989), sistem pemasaran diangap efisien
apabila memenuhi dua syarat, yaitu mempu menyampaikan
hasil-hasil dari nelayan produsen kepada konsumen dengan
biaya serendah mungkin dan mampu mengadakan
pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar
konsumen akhir kepada semua pihak yang telah ikut serta di
dalam kegiatan produksi dan kegiatan pemasaran komoditas
tersebut.
 Saluran pemasaran merupakan suatu jalur yang dilalui oleh
arus barang-barang dari produsen ke perantara dan
akhirnya sampai ke konsumen. Menurut Soekartawi (1993),
saluran pemasaran pada prinsipnya merupakan aliran
barang dari produsen ke konsumen dan terjadi karena
adanya lembaga pemasaran.
 Peranan lembaga pemasaran sangat bergantung dari sistem
pasar yang berlaku dan karakteristik aliran barang yang
dipasarkan. Dari saluran pemasaran tersebut dapat dilihat
tingkat harga pada masing-masing lembaga
 pemasaran. Menurut Hasyim (2012), saluran pemasaran
produk sampai kepada konsumen akhir dapat panjang atau
pendek, sesuai dengan tujuan dan kebijakan setiap
perusahaan.
 Apabila rantai tataniaga panjang, maka produk tersebut
sebelum sampai kepada konsumen akhir melewati berbagai
macam perantara.
 Menurut Hasyim (2012), margin pemasaran adalah
perbedaan harga pada berbagai tingkat sistem pemasaran.
Margin pemasaran adalah perbedaan harga diantara
tingkat lemabaga dalam sistem pemasaran atau perbedaan
antara jumlah yang dibayakan konsumen dengan jumlah
yang diterima oleh produsen atas produk agribisnis yang
diperjual belikan.
 Secara matematis perhitungan marjin pemasaran
dirumuskan sebagai :
Mji = Psi-Pbi atau mji = bti + πi
 Total marjin pemasaran yang diperoleh saluran pemasaran
yang terlibat dalam pemasaran dirumuskan sebagai : Mji =
Σmji Penyebaran marjin pemasaran dapat dilihat
berdasarkan presentase keuntungan terhadap baiaya
pemasaran (Ratio Profit Margin/RPM) pada masing-
masing lembaga pemasaran, dirumuskan sebagai : RPM =
Dimana :
 Kotler dan Armstrong (2003) menjelaskan bahwa
strategi pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang
akan digunakan oleh unit bisnis untuk mencapai tujuan
pemasarannya.
 Strategi tersebut berisi strategi spesifik untuk pasar
sasaran, penetapan posisi, bauran pemasaran, dan
besarnya pengeluaran pemasaran.
 Menurut Rangkuti (2006), strategi pemasaran
merupakan sekumpulan tindakan pemasaran yang
terintegrasi dalam rangka memberikan nilai kepada
konsumen dan menciptakan keunggulan bagi
perusahaan.
 Strategi pemasaran harus bersifat disdinctive (bersifat
unik, tidak mudah ditiru oleh pesaing, dan spesifik)
dan didukung oleh semua potensi yang dimiliki oleh
perusahaan secara oprimal.
1) Strategi Produk
Produk adalah semua yang ditawarkan kepada pasar untuk
diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang
dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya.
Produk tidak hanya terdiri dari barang yang berwujud,
tetapi definisi produk yang lebih luas meliputi objek fisik,
jasa, kegiatan, orang, tempat, organisasi, ide, atau
campuran dari hal-hal tersebut
2) Strategi harga
Harga menurut Kotler dan Armstrong (2008) adalah jumlah
yang ditagihkan atas suatu produk dan jasa. Lebih luas lagi,
harga adalah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan
untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau
menggunakan suatu produk dan jasa. Penetapan harga
barang dan jasa merupakan suatu strategi kunci bagi
perusahaan, karena harga mempengaruhi kinerja keuangan
serta persepsi pembeli dan penentuan posisi merek.
 Menurut Soekartawi (1991:45) Dalam melakukan
usaha perikanan, seorang pengusaha atau
katakanlah seorang petani rumput laut akan selalu
berfikir bagaimana ia mengalokasikan input secara
sefisien untuk dapat memperoleh produksi yang
maksimal.
 Cara pemikiran yang demikian ini adalah wajar
mengingat nelayan rumput laut melakukan konsep
bagaimana memaksimumkan keuntungan. Dalam
budidaya rumput laut petani rumput laut juga harus
memperhitungkan seberapa layak kegiatan usaha
budidaya rumput laut.
 Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui berapa
pendapatan yang akan diperoleh petani rumput
laut agar mereka yakin terhadap prospek usaha
budidaya rumput laut sehingga mereka benar-
benar yakin dan tidak ragu terhadap usaha yang
mereka lakukan.
 Keraguan dalam menjalankan usaha budidaya
akan berpengaruh pada hasil produksi karena
asumsi yang mereka miliki bahwa usaha budidaya
yang mereka lakukan tidak begitu
menguntungkan. Oleh sebab itu analisis kelayakan
usaha perlu dilakukan agar petani yakin bahwa
usaha budidaya rumput laut yang mereka lakukan
memang benar-benar menguntungkan.
 Iklim merupakan kondisi lanjutan dan merupakan kumpulan dari
kondisi cuaca yang kemudian disusun dan dihitung dalam bentuk
rata-rata kondisi cuaca dalam kurun waktu tertentu (Winarso,
2003). Penelitian-penelitian sebelumnya yang menganalisis
mengenai budidaya rumput laut yaitu:
 1. Sri Astuty dan Skalalis Diana (2003), meneliti mengenai
Budidaya Makroalga Kappaphycus alvarezii (lebih dikenal
sebagai Eucheuma cottonii salah satu jenis rumput laut yang
banyak dibudidayakan) di Perairan Pulau Panjang perairan teluk
Serang kabupaten Serang serta analisis ekonominya. Dalam
penelitian tersebut dapat diketahui kelayakan usaha budidaya
makroalga, hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem budidaya
yang dilakukan adalah sistem tali gantung dengan luasan area
lebih dari 40 Ha. Budidaya makroalga ini tidak dapat dilakukan
sepanjang tahun, Secara ekonomi, budidaya ini layak dilakukan,
dilihat dari nilai B/C rasio 1,35 ; BEP pada Rp. 2.378,00 per kg
berat kering atau pada tingkat produksi 4.458,75 kg berat kering
serta dari nilai ROI diketahui keuntungannya Rp. 35 dari modal
Rp. 100.
 2. Muh. Amin, T. P. Rumayar, Femmi N.F., D. Kemur
dan IK Suwitra (2002), meneliti tentang kajian
budidaya rumput laut (Eucheuma Cottoni) dengan
sistem dan musim tanam yang berbeda di Kabupaten
Bangkep Sulawesi Tengah, Pengkajian dilaksanakan
di Desa Apal Kabupaten Bangkep dari bulan Maret-
November 2002, bertujuan untuk mendapatkan
informasi sistem dan waktu tanam rumput laut yang
sesuai dengan perairan setempat, mudah dilakukan
dan dapat meningkatkan pendapatan petani-nelayan.
Di samping itu membuka peluang kesempatan kerja
dan berusaha yang kondusif serta dapat
memanfaatkan sumberdaya pesisir secara optimal.
 Rancangan penelitian yang digunakan adalah
Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan tiga
perlakuan, yaitu kontrol (T0), jalur tanam biasa (T1),
dan jalur tanam legowo tiga (T2) dengan masing-
masing lima ulangan. Penanaman dilakukan empat
kali musim tanam yang masing-masing mewakili
peralihan musim barat ke musim timur (BT), musim
timur (T), peralihan dari musim timur ke musim barat
(TB), dan musim barat (B) yang secara berurutan jatuh
pada bulan April, Juni, Agustus, dan Oktober tahun
2002.
 Hasil pengamatan rata-rata bobot akhir rumput laut
selama 50 hari pemeliharaan menunjukkan bahwa
sistem legowo tiga pada hampir semua musim tanam
masih memberikan hasil terbaik.
Dalam pemilihan lokasi ada 3 faktor yang menjadi
pertimbangan yaitu :
 faktor resiko,
 kemudahan (aksebilitas)
 dan faktor ekologis.
 a) Keterlindungan Untuk menghindari kerusakan fisik
sarana budidaya dan pertumbuhan rumput laut, maka
diperlukan lokasi yang terlindung dari pengaruh angin
dan gelombang yang besar. Lokasi yang terlindung
biasanya didapatkan di perairan teluk atau perairan
terbuka tetapi terlindung oleh adanya penghalang atau
pulau didepannya.
 b) Keamanan Masalah pencurian dan perbuatan sabotase
mungkin dapat terjadi, sehingga upaya pengamanan baik
secara individual maupun bersamasama harus dilakukan.
Pemilik usaha harus menjalin hubungan baik dengan
masyarakat sekitar lokasi budidaya.
 c) Konflik Kepentingan Beberapa kegiatan perikanan
(kegiatan penangkapan ikan, pengumpul ikan hias) dan
kegiatan non perikanan (pariwisata, perhubungan laut,
industri, taman nasional laut) dapat berpengaruh negatif
terhadap aktivitas usaha rumput laut.
 Pemilik usaha budidaya rumput laut
biasanya memilih lokasi yang berdekatan
dengan tempat tinggal, sehingga kegiatan
monitoring dan penjagaan keamanan
dapat dilakukan dengan mudah.
 Lokasi diharapkan berdekatan dengan
sarana jalan, karena dapat mempermudah
dalam pengangkutan bahan, sarana
budidaya, bibit, dan hasil panen. Hal
tersebut akan mengurangi biaya
pengangkutan.
Faktor ekologis yang perlu diperhatikan antara lain:
 arus,
 kondisi dasar perairan,
 kedalaman,
 salinitas,
 kecerahan,
 pencemaran,
 ketersediaan bibit
 dan tenaga kerja yang terampil.
 a.Arus Rumput laut merupakan organisme yang
memperoleh makanan (nutrients) melalui aliran air yang
melewatinya. Gerakan air yang cukup dapat membawa
nutrient yang cukup pula dan sekaligus mencuci kotoran
yang menempel pada thallus, membantu pengudaraan dan
mencegah adanya fluktuasi suhu air yang besar. Suhu yang
baik untuk pertumbuhan rumput laut berkisar 20-28 ºC.
Besarnya kecepatan arus yang ideal antara 20-40 cm/detik.
Indikator suatu lokasi yang memiliki arus yang baik yaitu
adanya tumbuhan karang lunak dan dan padang lamun
yang bersih dari kotoran dan kemiringan ke satu arah.
 b.Dasar Perairan Perairan yang mempunyai dasar pecahan-
pecahan karang dan pasir kasar dipandang baik untuk
budidaya rumput laut euchema spp. Kondisi dasar perairan
yang demikian merupakan petunjuk adanya gerakan air
yang baik. Jenis dasar perairan dapat dijadikan indikator
gerakan air laut. Dasar perairan yang terdiri dari karang
yang keras menunjukkan dasar perairan tersebut
dipengaruhi oleh gelombang yang besar, sebaliknya bila
dasar perairan terdiri dari lumpur menunjukkan adanya
gerakan air yang kurang.
 c. Kedalaman Air Kedalaman perairan yang baik untuk budidaya
rumput laut euchema spp adalah 0,3-0,6 m pada waktu surut terendah
(lokasi yang berarus kencang) untuk metode lepas dasar, 2-15 m untuk
metode rakit apung dan 5-20 m untuk metode rawai (long line) dan
sistem jalur. Kondisi ini untuk menghindari rumput laut kekeringan dan
mengoptimalkan perolehan sinar matahari.
 d.Salinitas Euchema spp adalah rumput laut yang bersifat stenohaline. Ia
tidak tahan terhadap fluktuasi salinitas yang tinggi. Salinitas yang baik
berkisar antara 28-35 ppt. Untuk memperoleh perairan dengan kondisi
salinitas tersebut harus dihindari lokasi yang berdekatan dengan muara
sungai.
 e.Kecerahan Cahaya matahari merupakan sumber energi dalam proses
fotosintesis. Dalam proses fotosintesis terjadi pembentukan bahan
organik yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan yang
normal. Kecerahan perairan berhubungan erat dengan penetrasi cahaya
matahari. Kecerahan perairan yang ideal lebih dari 1 m. Air yang keruh
(biasanya mengandung lumpur) dapat menghalangi tembusnya cahaya
matahari di dalam air sehingga proses fotosintesis terganggu. Disamping
itu kotoran dapat menutupi permukaan thallus dan menyebabkan
thallus tersebut membusuk dan patah. Secara keseluruhan kondisi ini
akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan rumput laut.
 f.Pencemaran Perairan yang telah tercemar oleh limbah
rumah tangga, limbah industri, maupun limbah kapal
laut harus dihindari. Semua bahan cemaran dapat
menghambat pertumbuhan rumput laut.
 g.Ketersediaan Bibit Bibit rumput laut yang baik harus
tersedia, apabila dilokasi budidaya tidak tersedia
sumber bibit maka harus didatangkan dari lokasi lain
yang bisa mencukupi kebutuhan bibit rumput laut.
 h.Tenaga kerja Tenaga kerja sebaiknya dipilih yang
bertempat tinggal berdekatan dengan lokasi budidaya
terutama pembudidaya lokal. Menggunakan tenaga
lokal dapat menghemat biaya produksi dan sekaligus
membuka peluang usaha (Risdiansyah, 2011).
SEKIAN
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

12. Usaha, Evi Yuliana Sari, Hapzi Ali, Manajemen Pemasaran, Universitas Merc...
12. Usaha, Evi Yuliana Sari, Hapzi Ali, Manajemen Pemasaran, Universitas Merc...12. Usaha, Evi Yuliana Sari, Hapzi Ali, Manajemen Pemasaran, Universitas Merc...
12. Usaha, Evi Yuliana Sari, Hapzi Ali, Manajemen Pemasaran, Universitas Merc...
ArifPrasetyo19
 
Analisis lingkungan pemasaran
Analisis lingkungan pemasaranAnalisis lingkungan pemasaran
Analisis lingkungan pemasaran
Anivh Nusaibah
 
Manajemen pemasaran
Manajemen pemasaranManajemen pemasaran
Manajemen pemasaran
Iin Wahyuni
 
Marketing Mix Indomie
Marketing Mix IndomieMarketing Mix Indomie
Marketing Mix Indomie
Andori San
 
Menentukan pilihan yang tepat (kelompok 1)
Menentukan pilihan yang tepat (kelompok 1)Menentukan pilihan yang tepat (kelompok 1)
Menentukan pilihan yang tepat (kelompok 1)
Tata
 
Makalah lingkungan pemasaran
Makalah lingkungan pemasaranMakalah lingkungan pemasaran
Makalah lingkungan pemasaran
Putri Sanuria
 
180255509 makalah-permasalahan-pemasaran-kripik-singkong
180255509 makalah-permasalahan-pemasaran-kripik-singkong180255509 makalah-permasalahan-pemasaran-kripik-singkong
180255509 makalah-permasalahan-pemasaran-kripik-singkong
Operator Warnet Vast Raha
 
Lingkungan pemasaran (hikmah siti nazwah 13.110.0003)
Lingkungan pemasaran (hikmah siti nazwah 13.110.0003)Lingkungan pemasaran (hikmah siti nazwah 13.110.0003)
Lingkungan pemasaran (hikmah siti nazwah 13.110.0003)
Hikmah Siti Nazwah
 
Makalah pemasaran hasil perikanan bab 13
Makalah pemasaran hasil perikanan bab 13Makalah pemasaran hasil perikanan bab 13
Makalah pemasaran hasil perikanan bab 13
ajie prayoga
 
Makalah manajemen pemasaran
Makalah manajemen pemasaranMakalah manajemen pemasaran
Makalah manajemen pemasaran
Asep Sahwani
 

What's hot (19)

Kompetesi pasar
Kompetesi pasarKompetesi pasar
Kompetesi pasar
 
12. Usaha, Evi Yuliana Sari, Hapzi Ali, Manajemen Pemasaran, Universitas Merc...
12. Usaha, Evi Yuliana Sari, Hapzi Ali, Manajemen Pemasaran, Universitas Merc...12. Usaha, Evi Yuliana Sari, Hapzi Ali, Manajemen Pemasaran, Universitas Merc...
12. Usaha, Evi Yuliana Sari, Hapzi Ali, Manajemen Pemasaran, Universitas Merc...
 
Pohon ilmu marketing dan skenario strategy shared
Pohon ilmu marketing dan skenario strategy sharedPohon ilmu marketing dan skenario strategy shared
Pohon ilmu marketing dan skenario strategy shared
 
Analisis lingkungan pemasaran
Analisis lingkungan pemasaranAnalisis lingkungan pemasaran
Analisis lingkungan pemasaran
 
Manajemen pemasaran
Manajemen pemasaranManajemen pemasaran
Manajemen pemasaran
 
Marketing Mix Indomie
Marketing Mix IndomieMarketing Mix Indomie
Marketing Mix Indomie
 
Bauran pemasaran lokasi & saluran distribusi
Bauran pemasaran lokasi & saluran distribusiBauran pemasaran lokasi & saluran distribusi
Bauran pemasaran lokasi & saluran distribusi
 
Menentukan pilihan yang tepat (kelompok 1)
Menentukan pilihan yang tepat (kelompok 1)Menentukan pilihan yang tepat (kelompok 1)
Menentukan pilihan yang tepat (kelompok 1)
 
Makalah lingkungan pemasaran
Makalah lingkungan pemasaranMakalah lingkungan pemasaran
Makalah lingkungan pemasaran
 
Makalah_3 Makalah tugas agribisnis 9
Makalah_3 Makalah tugas agribisnis 9Makalah_3 Makalah tugas agribisnis 9
Makalah_3 Makalah tugas agribisnis 9
 
Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan
Kelembagaan Pemasaran Komoditi PerikananKelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan
Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan
 
180255509 makalah-permasalahan-pemasaran-kripik-singkong
180255509 makalah-permasalahan-pemasaran-kripik-singkong180255509 makalah-permasalahan-pemasaran-kripik-singkong
180255509 makalah-permasalahan-pemasaran-kripik-singkong
 
Proposal riven dikonversi(1)-dikonversi
Proposal riven dikonversi(1)-dikonversiProposal riven dikonversi(1)-dikonversi
Proposal riven dikonversi(1)-dikonversi
 
Lingkungan pemasaran (hikmah siti nazwah 13.110.0003)
Lingkungan pemasaran (hikmah siti nazwah 13.110.0003)Lingkungan pemasaran (hikmah siti nazwah 13.110.0003)
Lingkungan pemasaran (hikmah siti nazwah 13.110.0003)
 
Makalah pemasaran hasil perikanan bab 13
Makalah pemasaran hasil perikanan bab 13Makalah pemasaran hasil perikanan bab 13
Makalah pemasaran hasil perikanan bab 13
 
Makalah manajemen pemasaran
Makalah manajemen pemasaranMakalah manajemen pemasaran
Makalah manajemen pemasaran
 
Pm2 tugas
Pm2 tugasPm2 tugas
Pm2 tugas
 
Makalah manajemen pemasaran
Makalah manajemen pemasaranMakalah manajemen pemasaran
Makalah manajemen pemasaran
 
Dedy Ansari Harahap_Vol7 No3_Nov 2015.pdf
Dedy Ansari Harahap_Vol7 No3_Nov 2015.pdfDedy Ansari Harahap_Vol7 No3_Nov 2015.pdf
Dedy Ansari Harahap_Vol7 No3_Nov 2015.pdf
 

Similar to Analisis usaha rumput laut

PEMASARAN DISTRIBUSI PRODUK AGRIBISNIS.ppt,22 maret.ppt
PEMASARAN  DISTRIBUSI PRODUK AGRIBISNIS.ppt,22 maret.pptPEMASARAN  DISTRIBUSI PRODUK AGRIBISNIS.ppt,22 maret.ppt
PEMASARAN DISTRIBUSI PRODUK AGRIBISNIS.ppt,22 maret.ppt
AhfandhyAhmad
 
Pemasaran hasil produksi peternakan
Pemasaran hasil produksi peternakanPemasaran hasil produksi peternakan
Pemasaran hasil produksi peternakan
Kandhie Jaya
 
ppt proposal penelitian agribisnis RANCANGAN PENYULUHAN PERTANIAN PENGENDALIA...
ppt proposal penelitian agribisnis RANCANGAN PENYULUHAN PERTANIAN PENGENDALIA...ppt proposal penelitian agribisnis RANCANGAN PENYULUHAN PERTANIAN PENGENDALIA...
ppt proposal penelitian agribisnis RANCANGAN PENYULUHAN PERTANIAN PENGENDALIA...
kadarismanLimbong
 

Similar to Analisis usaha rumput laut (20)

Media pembelajaran matakuliah strategi pemasaran dan pengolahan hasil perikan...
Media pembelajaran matakuliah strategi pemasaran dan pengolahan hasil perikan...Media pembelajaran matakuliah strategi pemasaran dan pengolahan hasil perikan...
Media pembelajaran matakuliah strategi pemasaran dan pengolahan hasil perikan...
 
pemasaran distribusi-produk-agribisnis
 pemasaran distribusi-produk-agribisnis pemasaran distribusi-produk-agribisnis
pemasaran distribusi-produk-agribisnis
 
PEMASARAN DISTRIBUSI PRODUK AGRIBISNIS.ppt,22 maret.ppt
PEMASARAN  DISTRIBUSI PRODUK AGRIBISNIS.ppt,22 maret.pptPEMASARAN  DISTRIBUSI PRODUK AGRIBISNIS.ppt,22 maret.ppt
PEMASARAN DISTRIBUSI PRODUK AGRIBISNIS.ppt,22 maret.ppt
 
konsep strategi pemasaran dalam bisnis low.pptx
konsep strategi pemasaran dalam bisnis low.pptxkonsep strategi pemasaran dalam bisnis low.pptx
konsep strategi pemasaran dalam bisnis low.pptx
 
ASPEK PEMASARAN HASIL PERTANIAN.docx
ASPEK PEMASARAN HASIL PERTANIAN.docxASPEK PEMASARAN HASIL PERTANIAN.docx
ASPEK PEMASARAN HASIL PERTANIAN.docx
 
Pemasaran hasil produksi peternakan
Pemasaran hasil produksi peternakanPemasaran hasil produksi peternakan
Pemasaran hasil produksi peternakan
 
Presentasi pemasaran
Presentasi pemasaranPresentasi pemasaran
Presentasi pemasaran
 
Ppt Manajemen Koperasi dan UMKM
Ppt Manajemen Koperasi dan UMKMPpt Manajemen Koperasi dan UMKM
Ppt Manajemen Koperasi dan UMKM
 
Pemasaran Produk
Pemasaran  ProdukPemasaran  Produk
Pemasaran Produk
 
Promosi dan Harga terhadap Keputusan Pembelian
Promosi dan Harga terhadap Keputusan PembelianPromosi dan Harga terhadap Keputusan Pembelian
Promosi dan Harga terhadap Keputusan Pembelian
 
ppt proposal penelitian agribisnis RANCANGAN PENYULUHAN PERTANIAN PENGENDALIA...
ppt proposal penelitian agribisnis RANCANGAN PENYULUHAN PERTANIAN PENGENDALIA...ppt proposal penelitian agribisnis RANCANGAN PENYULUHAN PERTANIAN PENGENDALIA...
ppt proposal penelitian agribisnis RANCANGAN PENYULUHAN PERTANIAN PENGENDALIA...
 
Makalah budidaya tomat
Makalah budidaya tomatMakalah budidaya tomat
Makalah budidaya tomat
 
Tugas uas manajemen pemasaran
Tugas uas manajemen pemasaranTugas uas manajemen pemasaran
Tugas uas manajemen pemasaran
 
Keungulan Letak Geostrategis
Keungulan Letak GeostrategisKeungulan Letak Geostrategis
Keungulan Letak Geostrategis
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Pengertian pemasaran
Pengertian pemasaranPengertian pemasaran
Pengertian pemasaran
 
Ekonomi mikro
Ekonomi mikroEkonomi mikro
Ekonomi mikro
 
Makalah pengantar ilmu ekonomi
Makalah pengantar ilmu ekonomiMakalah pengantar ilmu ekonomi
Makalah pengantar ilmu ekonomi
 
PPT YENSISKO DAN MARTINA EVA.pptx
PPT YENSISKO DAN MARTINA EVA.pptxPPT YENSISKO DAN MARTINA EVA.pptx
PPT YENSISKO DAN MARTINA EVA.pptx
 
Makalah_20 Laporan makalah kel 4
Makalah_20 Laporan makalah kel 4Makalah_20 Laporan makalah kel 4
Makalah_20 Laporan makalah kel 4
 

Recently uploaded (8)

Bahasa Arab kelas 4 BAB 6 (kosa kata tentang perlengkapan yang ada di rumah)
Bahasa Arab kelas 4 BAB 6 (kosa kata tentang perlengkapan yang ada di rumah)Bahasa Arab kelas 4 BAB 6 (kosa kata tentang perlengkapan yang ada di rumah)
Bahasa Arab kelas 4 BAB 6 (kosa kata tentang perlengkapan yang ada di rumah)
 
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
 
Materi Presentasi Dasar Perkembangan Tanaman.pptx
Materi Presentasi Dasar Perkembangan Tanaman.pptxMateri Presentasi Dasar Perkembangan Tanaman.pptx
Materi Presentasi Dasar Perkembangan Tanaman.pptx
 
TUGAS MANDIRI 3 _ SKETSA KEHIDUPAN BERAGAMA DI INDONESIA.pdf
TUGAS MANDIRI 3 _ SKETSA KEHIDUPAN BERAGAMA DI INDONESIA.pdfTUGAS MANDIRI 3 _ SKETSA KEHIDUPAN BERAGAMA DI INDONESIA.pdf
TUGAS MANDIRI 3 _ SKETSA KEHIDUPAN BERAGAMA DI INDONESIA.pdf
 
3_Kerangka Kompetensi Numerasi - M Ilhamul Qolbi
3_Kerangka Kompetensi Numerasi - M Ilhamul Qolbi3_Kerangka Kompetensi Numerasi - M Ilhamul Qolbi
3_Kerangka Kompetensi Numerasi - M Ilhamul Qolbi
 
PENGEMBANGAN & PERBANYAKAN TRICHODERMA SP.ppt
PENGEMBANGAN & PERBANYAKAN TRICHODERMA SP.pptPENGEMBANGAN & PERBANYAKAN TRICHODERMA SP.ppt
PENGEMBANGAN & PERBANYAKAN TRICHODERMA SP.ppt
 
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptxBiokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
 
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptxBiokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
 

Analisis usaha rumput laut

  • 2.  Pemasaran dapat diartikan secara sosial maupun manajerial. Pengertian secara sosial menunjukkan peran yang dimainkan oleh pemasaran dimasyarakat.  Menurut Kotler dan Keller (2009), pemasaran secara sosial adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain.  Untuk pengertian secara manajerial, pemasaran sering digambarkan sebagai seni menjual produk-produk.
  • 3.  Menurut American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009), pemasaran secara manajerial adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan niali kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya.  Pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan pembeli yang ada maupun pembeli potensioanl, juga tidak berakhir pada waktu penjualan atau transaksi.  Semua keputusan yang diambil dalam bidang pemasaran harus ditunjukkan untuk menentukan produk, pasar, harga, promosi dan sistem distribusinya (Pasaribu, 2012).
  • 4.  Menurut American Marketing Association dalam Hasyim (2012) pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelaggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya.  Selanjutnya Hasyim (2012) mengatakan tataniaga atau pemasaran merupakan kegiatan penyaluran produk- produk hasil pertanian dari pihak produsen ke konsumen yang disertai dengan penambahan nilai waktu, tempat, bentuk, dan pengalihan hak milik lembaga-lembaga tataniaga.  Hasyim (2012) mengemukakan bahwa tataniga termasuk tindakan atau usaha produktif, karena tataniaga menciptakan atau menambahkan kegunaaan dari suatu barang.
  • 5.  Efisiensi pemasaran adalah memaksimisasi dari ratio input dan output. Input berupa biaya-biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran yang terlibat dalam memasarkan hasil pertanian. Sedangkan output adalah kepuasan dari konsumen.  Perubahan yang mengurangi biaya input tanpa mengurangi kepuasan konsumen akan meningkatkan efisiensi, sedangkan perubahan yang mengurangi biaya input tetapi mengurangi kepuasan konsumen akan menurunkan efisiensi pemasaran (Soekartawi dkk, 1985).  Menurut Mubyarto (1989), sistem pemasaran diangap efisien apabila memenuhi dua syarat, yaitu mempu menyampaikan hasil-hasil dari nelayan produsen kepada konsumen dengan biaya serendah mungkin dan mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen akhir kepada semua pihak yang telah ikut serta di dalam kegiatan produksi dan kegiatan pemasaran komoditas tersebut.
  • 6.  Saluran pemasaran merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai ke konsumen. Menurut Soekartawi (1993), saluran pemasaran pada prinsipnya merupakan aliran barang dari produsen ke konsumen dan terjadi karena adanya lembaga pemasaran.  Peranan lembaga pemasaran sangat bergantung dari sistem pasar yang berlaku dan karakteristik aliran barang yang dipasarkan. Dari saluran pemasaran tersebut dapat dilihat tingkat harga pada masing-masing lembaga  pemasaran. Menurut Hasyim (2012), saluran pemasaran produk sampai kepada konsumen akhir dapat panjang atau pendek, sesuai dengan tujuan dan kebijakan setiap perusahaan.  Apabila rantai tataniaga panjang, maka produk tersebut sebelum sampai kepada konsumen akhir melewati berbagai macam perantara.
  • 7.  Menurut Hasyim (2012), margin pemasaran adalah perbedaan harga pada berbagai tingkat sistem pemasaran. Margin pemasaran adalah perbedaan harga diantara tingkat lemabaga dalam sistem pemasaran atau perbedaan antara jumlah yang dibayakan konsumen dengan jumlah yang diterima oleh produsen atas produk agribisnis yang diperjual belikan.  Secara matematis perhitungan marjin pemasaran dirumuskan sebagai : Mji = Psi-Pbi atau mji = bti + πi  Total marjin pemasaran yang diperoleh saluran pemasaran yang terlibat dalam pemasaran dirumuskan sebagai : Mji = Σmji Penyebaran marjin pemasaran dapat dilihat berdasarkan presentase keuntungan terhadap baiaya pemasaran (Ratio Profit Margin/RPM) pada masing- masing lembaga pemasaran, dirumuskan sebagai : RPM = Dimana :
  • 8.  Kotler dan Armstrong (2003) menjelaskan bahwa strategi pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang akan digunakan oleh unit bisnis untuk mencapai tujuan pemasarannya.  Strategi tersebut berisi strategi spesifik untuk pasar sasaran, penetapan posisi, bauran pemasaran, dan besarnya pengeluaran pemasaran.  Menurut Rangkuti (2006), strategi pemasaran merupakan sekumpulan tindakan pemasaran yang terintegrasi dalam rangka memberikan nilai kepada konsumen dan menciptakan keunggulan bagi perusahaan.  Strategi pemasaran harus bersifat disdinctive (bersifat unik, tidak mudah ditiru oleh pesaing, dan spesifik) dan didukung oleh semua potensi yang dimiliki oleh perusahaan secara oprimal.
  • 9. 1) Strategi Produk Produk adalah semua yang ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya. Produk tidak hanya terdiri dari barang yang berwujud, tetapi definisi produk yang lebih luas meliputi objek fisik, jasa, kegiatan, orang, tempat, organisasi, ide, atau campuran dari hal-hal tersebut 2) Strategi harga Harga menurut Kotler dan Armstrong (2008) adalah jumlah yang ditagihkan atas suatu produk dan jasa. Lebih luas lagi, harga adalah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk dan jasa. Penetapan harga barang dan jasa merupakan suatu strategi kunci bagi perusahaan, karena harga mempengaruhi kinerja keuangan serta persepsi pembeli dan penentuan posisi merek.
  • 10.  Menurut Soekartawi (1991:45) Dalam melakukan usaha perikanan, seorang pengusaha atau katakanlah seorang petani rumput laut akan selalu berfikir bagaimana ia mengalokasikan input secara sefisien untuk dapat memperoleh produksi yang maksimal.  Cara pemikiran yang demikian ini adalah wajar mengingat nelayan rumput laut melakukan konsep bagaimana memaksimumkan keuntungan. Dalam budidaya rumput laut petani rumput laut juga harus memperhitungkan seberapa layak kegiatan usaha budidaya rumput laut.
  • 11.  Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui berapa pendapatan yang akan diperoleh petani rumput laut agar mereka yakin terhadap prospek usaha budidaya rumput laut sehingga mereka benar- benar yakin dan tidak ragu terhadap usaha yang mereka lakukan.  Keraguan dalam menjalankan usaha budidaya akan berpengaruh pada hasil produksi karena asumsi yang mereka miliki bahwa usaha budidaya yang mereka lakukan tidak begitu menguntungkan. Oleh sebab itu analisis kelayakan usaha perlu dilakukan agar petani yakin bahwa usaha budidaya rumput laut yang mereka lakukan memang benar-benar menguntungkan.
  • 12.  Iklim merupakan kondisi lanjutan dan merupakan kumpulan dari kondisi cuaca yang kemudian disusun dan dihitung dalam bentuk rata-rata kondisi cuaca dalam kurun waktu tertentu (Winarso, 2003). Penelitian-penelitian sebelumnya yang menganalisis mengenai budidaya rumput laut yaitu:  1. Sri Astuty dan Skalalis Diana (2003), meneliti mengenai Budidaya Makroalga Kappaphycus alvarezii (lebih dikenal sebagai Eucheuma cottonii salah satu jenis rumput laut yang banyak dibudidayakan) di Perairan Pulau Panjang perairan teluk Serang kabupaten Serang serta analisis ekonominya. Dalam penelitian tersebut dapat diketahui kelayakan usaha budidaya makroalga, hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem budidaya yang dilakukan adalah sistem tali gantung dengan luasan area lebih dari 40 Ha. Budidaya makroalga ini tidak dapat dilakukan sepanjang tahun, Secara ekonomi, budidaya ini layak dilakukan, dilihat dari nilai B/C rasio 1,35 ; BEP pada Rp. 2.378,00 per kg berat kering atau pada tingkat produksi 4.458,75 kg berat kering serta dari nilai ROI diketahui keuntungannya Rp. 35 dari modal Rp. 100.
  • 13.  2. Muh. Amin, T. P. Rumayar, Femmi N.F., D. Kemur dan IK Suwitra (2002), meneliti tentang kajian budidaya rumput laut (Eucheuma Cottoni) dengan sistem dan musim tanam yang berbeda di Kabupaten Bangkep Sulawesi Tengah, Pengkajian dilaksanakan di Desa Apal Kabupaten Bangkep dari bulan Maret- November 2002, bertujuan untuk mendapatkan informasi sistem dan waktu tanam rumput laut yang sesuai dengan perairan setempat, mudah dilakukan dan dapat meningkatkan pendapatan petani-nelayan. Di samping itu membuka peluang kesempatan kerja dan berusaha yang kondusif serta dapat memanfaatkan sumberdaya pesisir secara optimal.
  • 14.  Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan tiga perlakuan, yaitu kontrol (T0), jalur tanam biasa (T1), dan jalur tanam legowo tiga (T2) dengan masing- masing lima ulangan. Penanaman dilakukan empat kali musim tanam yang masing-masing mewakili peralihan musim barat ke musim timur (BT), musim timur (T), peralihan dari musim timur ke musim barat (TB), dan musim barat (B) yang secara berurutan jatuh pada bulan April, Juni, Agustus, dan Oktober tahun 2002.  Hasil pengamatan rata-rata bobot akhir rumput laut selama 50 hari pemeliharaan menunjukkan bahwa sistem legowo tiga pada hampir semua musim tanam masih memberikan hasil terbaik.
  • 15. Dalam pemilihan lokasi ada 3 faktor yang menjadi pertimbangan yaitu :  faktor resiko,  kemudahan (aksebilitas)  dan faktor ekologis.
  • 16.  a) Keterlindungan Untuk menghindari kerusakan fisik sarana budidaya dan pertumbuhan rumput laut, maka diperlukan lokasi yang terlindung dari pengaruh angin dan gelombang yang besar. Lokasi yang terlindung biasanya didapatkan di perairan teluk atau perairan terbuka tetapi terlindung oleh adanya penghalang atau pulau didepannya.  b) Keamanan Masalah pencurian dan perbuatan sabotase mungkin dapat terjadi, sehingga upaya pengamanan baik secara individual maupun bersamasama harus dilakukan. Pemilik usaha harus menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar lokasi budidaya.  c) Konflik Kepentingan Beberapa kegiatan perikanan (kegiatan penangkapan ikan, pengumpul ikan hias) dan kegiatan non perikanan (pariwisata, perhubungan laut, industri, taman nasional laut) dapat berpengaruh negatif terhadap aktivitas usaha rumput laut.
  • 17.  Pemilik usaha budidaya rumput laut biasanya memilih lokasi yang berdekatan dengan tempat tinggal, sehingga kegiatan monitoring dan penjagaan keamanan dapat dilakukan dengan mudah.  Lokasi diharapkan berdekatan dengan sarana jalan, karena dapat mempermudah dalam pengangkutan bahan, sarana budidaya, bibit, dan hasil panen. Hal tersebut akan mengurangi biaya pengangkutan.
  • 18. Faktor ekologis yang perlu diperhatikan antara lain:  arus,  kondisi dasar perairan,  kedalaman,  salinitas,  kecerahan,  pencemaran,  ketersediaan bibit  dan tenaga kerja yang terampil.
  • 19.  a.Arus Rumput laut merupakan organisme yang memperoleh makanan (nutrients) melalui aliran air yang melewatinya. Gerakan air yang cukup dapat membawa nutrient yang cukup pula dan sekaligus mencuci kotoran yang menempel pada thallus, membantu pengudaraan dan mencegah adanya fluktuasi suhu air yang besar. Suhu yang baik untuk pertumbuhan rumput laut berkisar 20-28 ºC. Besarnya kecepatan arus yang ideal antara 20-40 cm/detik. Indikator suatu lokasi yang memiliki arus yang baik yaitu adanya tumbuhan karang lunak dan dan padang lamun yang bersih dari kotoran dan kemiringan ke satu arah.  b.Dasar Perairan Perairan yang mempunyai dasar pecahan- pecahan karang dan pasir kasar dipandang baik untuk budidaya rumput laut euchema spp. Kondisi dasar perairan yang demikian merupakan petunjuk adanya gerakan air yang baik. Jenis dasar perairan dapat dijadikan indikator gerakan air laut. Dasar perairan yang terdiri dari karang yang keras menunjukkan dasar perairan tersebut dipengaruhi oleh gelombang yang besar, sebaliknya bila dasar perairan terdiri dari lumpur menunjukkan adanya gerakan air yang kurang.
  • 20.  c. Kedalaman Air Kedalaman perairan yang baik untuk budidaya rumput laut euchema spp adalah 0,3-0,6 m pada waktu surut terendah (lokasi yang berarus kencang) untuk metode lepas dasar, 2-15 m untuk metode rakit apung dan 5-20 m untuk metode rawai (long line) dan sistem jalur. Kondisi ini untuk menghindari rumput laut kekeringan dan mengoptimalkan perolehan sinar matahari.  d.Salinitas Euchema spp adalah rumput laut yang bersifat stenohaline. Ia tidak tahan terhadap fluktuasi salinitas yang tinggi. Salinitas yang baik berkisar antara 28-35 ppt. Untuk memperoleh perairan dengan kondisi salinitas tersebut harus dihindari lokasi yang berdekatan dengan muara sungai.  e.Kecerahan Cahaya matahari merupakan sumber energi dalam proses fotosintesis. Dalam proses fotosintesis terjadi pembentukan bahan organik yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan yang normal. Kecerahan perairan berhubungan erat dengan penetrasi cahaya matahari. Kecerahan perairan yang ideal lebih dari 1 m. Air yang keruh (biasanya mengandung lumpur) dapat menghalangi tembusnya cahaya matahari di dalam air sehingga proses fotosintesis terganggu. Disamping itu kotoran dapat menutupi permukaan thallus dan menyebabkan thallus tersebut membusuk dan patah. Secara keseluruhan kondisi ini akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan rumput laut.
  • 21.  f.Pencemaran Perairan yang telah tercemar oleh limbah rumah tangga, limbah industri, maupun limbah kapal laut harus dihindari. Semua bahan cemaran dapat menghambat pertumbuhan rumput laut.  g.Ketersediaan Bibit Bibit rumput laut yang baik harus tersedia, apabila dilokasi budidaya tidak tersedia sumber bibit maka harus didatangkan dari lokasi lain yang bisa mencukupi kebutuhan bibit rumput laut.  h.Tenaga kerja Tenaga kerja sebaiknya dipilih yang bertempat tinggal berdekatan dengan lokasi budidaya terutama pembudidaya lokal. Menggunakan tenaga lokal dapat menghemat biaya produksi dan sekaligus membuka peluang usaha (Risdiansyah, 2011).