Dokumen tersebut membahas tentang Republik Maluku Selatan (RMS), sebuah negara yang diproklamasikan pada 1950 di Maluku oleh Dr. Soumokil dan mantan tentara KNIL. RMS didirikan karena ketidakpuasan terhadap proses integrasi Maluku ke NKRI dan status mantan tentara KNIL. Upaya damai pemerintah gagal dan operasi militer dilakukan untuk menumpas RMS. Gerakan RMS terus melakukan aksi hingga kini walaupun dianggap sebagai kelomp
3. Dr. Christian Robert Steven Soumokil (mantan Jaksa Agung NIT)
Mantan prajurit KNIL dan masyarakat Pro-Belanda
4. Ketidakpuasan terhadap proses kembalinya RIS ke
NKRI.
Pemberontakan yang mereka lakukan mengunakan
unsur KNIL yang merasa bahwa status mereka tidak
jelas dan tidak pasti setelah KMB.
6. Cerita Singkat
Soumokil awalnya sudah terlibat dalam
pemberontakan Andi Aziz akan tetapi dia dapat
melarikan diri ke Maluku. Soumokil juga dapat
memindahkan pasukan KNIL dan pasukan Baret
Hijau dari Makasar ke Ambon. v Sebelum
diproklamasikannya “RMS” terlebih dahulu telah
dilakukan propaganda pemisahan diri dari NKRI
yang dilakukan oleh gubernur Sembilan Serangkai
yang beranggotakan KNIL dan Partai Timur Besar.
Sementara menjelang proklamasi RMS, Soumokil
telah berhasil menghimpun kekuatan di lingkungan
Maluku Tengah. Sementara itu, orang-orang yang
7. Pemerintah berusaha mengatasi masalah ini secara
damai -> mengirimkan misi damai yang dipimpin oleh
tokoh asli Maluku, yaitu dr. Leimena. Namun misi ini
ditolak oleh Soumokil -> misi damai yang dikirim
selanjutnya terdiri dari para politikus, pendeta, dokter,
wartawan pun tidak dapat bertemu dengan pengikut
Soumokil. Karena upaya damai mengalami jalan
buntu maka pemerintah melakukan operasi militer
untuk menumpas gerakan RMS yaitu Gerakan
Operasi Militer (GOM) III yang dipimpin oleh Kolonel
A.E. Kawilarang, Panglima Tentara dan Teritorium
Indonesia Timur. Operasi berlangsung [14 Juli 1950] -
> berhasil menguasai pos-pos penting di Pulau Buru -
> 19 Juli 1950, pasukan APRIS berhasil menguasai
Pulau Seram -> 28 September 1950, Ambon bagian
9. Dampak
Pemberontakan RMS
• Dampak/akibat Pada Tahun 1978 anggota RMS menyandera
kurang lebih 70 warga sipil yang berada di gedung
pemerintahan Belanda di Assen-Wesseran. Teror tersebut juga
dilakukan oleh beberapa kelompok yang berada di bawah
pimpinan RMS, seperti kelompok Bunuh Diri di Maluku
Selatan.
• Pada tahun 1975 kelompok ini pernah merampas kereta api
dan menyandera 38 penumpang kereta api tersebut. Pada
tahun 2002, pada saat peringatan proklamasi RMS yang ke-15
dilakukan, diadakan acara pengibaran bendera RMS di
Maluku. Akibat dari kejadian ini, 23 orang ditangkap oleh
aparat kepolisian. Setelah penangkapan aktivis tersebut
dilakukan, mereka tidak menerima penangkapan tersebut
karena dianggap tidak sesuai dengan hukum yang berlaku.
10. • Pada tahun 2002, pada saat peringatan proklamasi RMS
yang ke-15 dilakukan, diadakan acara pengibaran bendera
RMS di Maluku. Akibat dari kejadian ini, 23 orang ditangkap
oleh aparat kepolisian. Setelah penangkapan aktivis tersebut
dilakukan, mereka tidak menerima penangkapan tersebut
karena dianggap tidak sesuai dengan hukum yang berlaku.
Selanjutnya mereka memperadilkan Gubernur Maluku
beserta Kepala Kejaksaan Tinggi Maluku karena melakukan
penangkapan dan penahanan terhadap 15 orang yang
diduga sebagai propokator dan pelaksana pengibaran
bendera RMS tersebut. Aksi pengibaran bendera tersebut
terus dilakukan, dan pada tahun 2004, ratusan pendukung
RMS mengibarkan bendera RMS di Kudamati. Akibat dari
pengibaran bendera ini, sejumlah aktivis yang berada di
bawah naungan RMS ditangkap dan akibat dari
penangkapan tersebut, terjadilah sebuah konflik antara
sejumlah aktivis RMS dengan Kelompok Negara Kesatuan
11. • Tidak cukup dengan aksi tersebut, Anggota RMS kembali
menunjukkan keberadaannya kepada masyarakat Indonesia.
Kali ini mereka tidak segan-segan untuk meminta pengadilan
negeri Den Haang untuk menuntut Presiden SBY (Susilo
Bambang Yudhoyono) dan menangkapnya atas kasus Hak
Asasi Manusia (HAM) yang dilakukan terhadap 93 aktivis RMS.
Peristiwa paling parah terjadi pada tahun 2007, dimana pada
saat itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sedang
menghadiri hari Keluarga Nasional yang berlangsung di
Ambon, Maluku. Ironisnya, pada saat penari Cakalele masuk
ke dalam lapangan, mereka tidak tanggung-tanggung untuk
mengibarkan bendera RMS di hadapan presiden SBY.
12. Hikmah
Integrasi merupakan hal terpenting dalam membangun suatu bangsa,
yang dimana hal itu menjadi hal yang sulit disatukan ketika benih-
benih pemberontak muncul. Sebagai bangsu plural, Indonesia
setidaknya dapat menekan masalah terkait disentegrasi. Sekurang-
kurangnya mengimplementasikan Pancasila dapat menetralisir
ancaman tersebut. Karena cinta kita untuk bangsa , Bhineka Tunggal
Ika untuk satu nusa.