Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Nilai oktan
1. Nama: Pujiati
NIM: 06121010018
FKIP Kimia 2012
Kelas Indralaya
Nilai Oktan
ANGKA OKTAN (OCTAN NUMBER) adalah Angka indikator pada bahan bakar
hidrokarbon jenis bensin yang menunjukkan kemudahan bahan bakar untuk menyala sempurna
ketika bersentuhan dengan nyala api pembakaran (ignition) selama proses pembakaran. Angka
Oktan ini merupakan perbandingan kadar % Iso Oktana dan % n-heptana dalam campuran bahan
bakar. Semakin tinggi % Octane dalam campuran bahan bakar maka semakin tinggi Angka
Oktan-nya.
Nilai menununjukkan banyaknya ketukan (knocking) yang ditimbulkan bahan bakar
bensin (petrol atau gasoline). Semakin tinggi nilai oktan, berarti semakin sedikit ketukan yang
dihasilkan,maka semakin baik mutu bensin .
Ketukan adalah suatu perilaku yang kurang baik dari bahan bakar. Yaitu pembakaran
terjadi terlalu dini sebelum piston berada pada posisi yang tepat. Ketukan mengurangi efisiensi
bahan bakar dan dapat merusak mesin.
Untuk menentukan nilai oktan, ditetapkan dua jenis senyawa sebagai pembanding. Yaitu
“isooktana” dan n-heptana” kedua senyawa ini adalah dua di antara banyak macam senyawa
yang terdapat dalam bensin. Isooktana menghasilkan ketukan paling sedikit, diberi nilai 100.
Sedangkan n-heptana menghasilkan ketuka paling banyak, diberi nilai oktan 0(nol). Suatu
campuran yang terdiri dari 80% isooktana dan 20% n-heptana mempunyai nilai oktan sebesar
(80/100 x 100)+(20/100 x 0)=80
Secara umum, alkane rantai bercabang mempunyai nilai oktan lebih tinggi daripada
isomer rantai lurusnya. Sebagai contoh, nilai oktan n-heksana memiliki nilai oktan 25, sedangkan
2,2-metil dimetil butane mempunyai nilai oktan 92.
Pertamax memiliki nilai oktan 92, premium memiliki nilai oktan 88,sedangkan pertamax
plus mempunyai nilai oktan 95. Fraksi bensin dari hasil penyulingan mempunyai nilai oktan
yang terendah. Hal itu terjadi karena sebagian besar bensin dari hasil penyulingan terdiri dari
alkane rantai lurus. Nilai oktan bensin harus ditingkatkan sebelum digunakan sebagai bahan
bakar kendaraan. Yaitu dengan reforming atau penambahan zat anti ketukan. Reforming adalah
proses pengubahan alkane rantai lurus menjadi bercabang.
2. Salah satu zat anti ketukan yang hingga kini masih digunakan di Negara kita adalah
Tetraethyl lead (TEL, lead=timbel atau timah hitam) yang rumus kimianya Pb(C2H5)4.
Penambahan 2-3 mL zat ini ke dalam 1 galon bensin dapat menaikkan nilai oktan sebesar 15
poin. Pembakaran bensin yang diperkaya dengan TEL akan menghasilkan oksida timah hitam
yang akan keluar bersama asap kedaraan atau menempel pada mesin. Untuk mencegah oksida
timbel itu tidak menempel pada mesin, maka kedalam bensin bertimbel dicampurkan etilen
bromida C2H4Br2. Atom bromin dari etilen bromide akan membentuk timbel bromide, PbBr2,
yang mudah menguap. Dengan demikian semua timbel akan keluar bersama asap kendaraan
bermotor. Sayangnya,senyawa timbel ini merupakan racun yang dapat merusak otak. Jadi,
penggunaan bensin bertimbel akan mencemari udara. Sebagai penggantinya. Sekarang
digunakan methyl tertiary buthyl ether (MTBE).