Penelitian ini menganalisis risiko usahatani kelapa sawit di Konawe dengan sampel 29 petani. Hasilnya menunjukkan pendapatan rata-rata Rp1,8 juta/hektar dan kelayakan B/C ratio 2,6. Risiko produksi dan pendapatan rendah dengan koefisien variasi <0,5. Upaya penurunan risiko yakni pencegahan hama/penyakit dan pemantauan panen serta tenaga kerja.
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
Hasil Penelitian Elais.pptx
1. ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA SAWIT (Elais
Guenensis Jacq) KELURAHAN ANDABIA KECAMATAN
ANGGABERI KABUPATEN KONAWE
2. Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis) adalah Tanaman penghasil minyak industri, minyak
masak dan bahan bakar (biodiesel). Tanaman ini merupakan tanaman
budidaya tersebar diberbagai Negara yang beriklim tropis sampai
subtropis di Amerika Selatan, Afrika dan Asia. Kelapa sawit dapat
memberikan dampak baik kepada pertumbuhan sosial dan ekonomi
secara signifikan di Indonesia. Produk dari kelapa sawit ialah produk
pertanian yang sukses setelah padi. Tanaman kelapa sawit juga produk
ekspor pertanian terbesar. Bagi rakyat di desa Indonesia kelapa sawit
menjadi tempat mencari nafkah dan perkembangan ekonomi dan akan
terns berkembang. Kebutuhan minyak sawit dunia mengalami
pertumbuhan pesat dalam beberapa dasawarsa terakhir dengan produksi
minyak sawit saat ini diperkirakan lebih dari 45 juta ton. Negara
Indonesia menjadi salah satu produsen minyak sawit didunia, produksi
lebih dari 18 juta Ton minyak/ tahun (Hasan, 2015).
Pengusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia dibedakan menjadi
tiga, yakni perkebunan besar swasta (PBS) sebesar 51,86%, Perkebunan
rakyat (PR) sebesar 41,42%, dan perkebunan besar negara (PBN) sebesar
6,72%. Luas area perkebunan kelapa sawit di Indonesia selama 10 tahun
terakhir cenderung mengalami peningkatan, yaitu 6,59 juta ha pada
tahun 2006 menjadi 11,44 juta ha pada tahun 2015 (Indonesian Palm Oil
Statistic 2007; PASPI 2016).
3. Data yang berhasil dirilis di Dinas Pertanian Konawe menyebutkan 10
perusahaan swasta bidang perkebunan sawit di Konawe sudah mendapat HGU
dan IUP dengan lokasi usaha perkebunan berbeda. Diantaranya PT. Tani Prima
Makmur (TPM) yang total luasnya mencapai 15.500 hektar, yang meliputi
Kecamatan Anggaberi, Amonggedo, Meluhu dan Bondoala, dengan IUP per 15
Oktober 2011. PT. Utama Agrindo Emas (UAM). Luas lahan 7.700 hektar
meliputi daerah Besulutu, Pondidaha dan Wonggeduku. Telah memperpanjang
IUP per 16 Desember 2013. PT. Surya Jaya Agrindo Pratama (SJAP). Luas lahan
13.000 hektar, meliputi, Pondidaha, Wonggeduku, Lambuya dan Puriala. IUP
diperpanjang per 3 Oktober 2011. PT. Harli Tama Makmur (HAM) seluas 12000
hektar, meliputi, Sampara, Besulutu, Bondoala dan Kapoiala. Juga telah
memperpanjang IUP per 25 Juni 2012. (Dinas Pertanian, 2014).
Pengembangan perkebunan kelapa sawit PT. Tani Prima Makmur (TPM) dengan
isin usaha seluas 19.500 Ha yang terletak di Kecamatan Abuki, Tongauna,
Anggaberi, Wawotobi, Amonggedo dan Bondoala dan PT. Konawe Prima Mandiri
(KPM) seluas 6.000 Ha yang terletak di kecamatan Meluhu dan Amonggedo
berdasarkan surat keputusan Bupati Konawe Nomor 408 Tahun 2010. Sesuai
hasil study analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) perusahaan
perkebunan kelapa sawit PT. Tani Makmur (TPM) dapat melakukan kegiatan
pembangunan perkebunan kelapa sawit diprakirakan dapat menimbulkan
dampak besar terhadap lingkungan. Dampak tersebut dapat berubah dampak
positif yaitu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak dan menciptakan
multiplayer efek sehingga dapat membuka peluang bagi masyarakat untuk
membuka usaha baru. Di sisi lain setiap kegiatan pembangunan juga dapat
menimbulkan dampak negative terhadap lingkungan yang disebabkan karena
menurunnya kualitas lingkungan akibat aktifitas pembangunan perkebunan
sawit (Dokumen AMDAL, 2010).
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas
dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai
berikut
1. Bagaimana Analisis Risiko Usahatani Kelapa
Sawit di Kelurahan Andabia Kecamatan
Anggaberi Kabupaten Konawe?
2. Seberapa besarnya risiko produksi dan
pendapatan yang dihadapi oleh petani dalam
usahatani kelapa sawit?
3. Bagaimana upaya yang perlu dilakukan oleh
petani dalam mengurangi risiko produksi dan
pendapatan?
5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Usahatani Kelapa Sawit
di Kelurahan Andabia Kecamatan
Anggaberi Kabupaten Konawe.
2. Untuk mengetahui seberapa besarnya
risiko produksi dan pendapatan yang
dihadapi oleh petani dalam usahatani
kelapa sawit.
3. Untuk mengetahui bagaimana upaya yang
perlu dilakukan oleh petani dalam
mengurangi risiko produksi dan
pendapatan.
6. TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa Sawit berasal dari Negara Afrika Barat dan
merupakan tumbuhan tropis yang tergolong family palmae.
Tanaman ini bisa berkembang baik diluar daerah asalnya
seperti di Indonesia. Tanaman ini diusahakan sekala besar
sebagai perkebunan besar dan perkebunan rakyat. Tanaman
ini pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh Colonial
Belanda tahun 1848. (Yan Fauzi, Yustina E Widyastuti, Iman
Satyawibawa, 2002). Tanaman kelapa sawit baru mulai
dibudayakan pada tahun 1911. Varietas kelapa sawit
memiliki ciri daun yang mirip dengan daun kelapa yaitu
membentuk susunan daun majemuk, bersirip genap, dan
bertulang sejajar. Daun-daun tersebut membentuk satu
pelepah yang pajangnya dapat mencapai 8-9 meter pada
tanaman dewasa. Daun muda yang masih kuncup berwama
kuning pucat, dan berubah menjadi semakin hijau seiring
bertambahya usia (Yan Fauzi, Yustina E Widyastuti, Iman
Satyawibawa, 2002) ( Nasamsir and Indrayadi, 2016 ).
7. METODE PENELITIAN
a. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni sampai
dengan bulan Agustus 2022, di Kelurahan Andabia Kecamatan
Anggaberi Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara.
b. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan
dengan metode Total sampling. Total sampling adalah Teknik
pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan
populasi (Sugiyono, 2007). Alasan mengambil total sampling
karena menurut Sugiyono (2007) jumlah populasi yang kurang
dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian
semuanya. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah
berjumlah 29 orang dan jumlah populasi dalam penelitian ini
dijadikan sampel.
8. Variabel yang diamati atau diukur dalam
pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Identitas responden yang meliputi : umur,
pendidikan, jumlah anggota keluarga, dan
pengalaman berusahatani.
Karakteristik yang meliputi : biaya, produksi,
penerimaan pendapatan, dan Risiko
Pendapatan.
9. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni
sampai dengan bulan Agustus 2022, di
Kelurahan Andabia Kecamatan Anggaberi
Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi
Tenggara. Jumlah populasi dalam penelitian
ini adalah berjumlah 22 orang dan jumlah
populasi dalam penelitian ini dijadikan
sampel. Analisis yang digunakan yaitu analisis
pendapatan, kelayakan dan analisis risiko.
HASIL DAN PEMBAHASAN
10. Hasil dari penelitian ini adalah (1). Pendapatan yang
usahatani kelapa sawit (Elais Guenensis Jacq) adalah
Rp.120.323.114,- dengan rata-rata perhektar sebesar
Rp.1.851.125,-. dan kelayakan menunjukkan bahwa
hasil perhitungan nilai B/C ratio dari usahatani kelapa
sawit (Elais Guenensis Jacq) adalah 2,6. (2). Risiko
usahatani kelapa sawit (Elais Guenensis Jacq) di
Kelurahan Andabia Kecamatan Anggaberi Kabupaten
Konawe terdiri dari risiko produksi menunjukkan
bahwa koefisien variasi yang diperoleh berdasarkan
perhitungan dengan membandingkan rata-rata
produksi dengan standar deviasi sebesar 0,41018. Nilai
koefisien variasi kurang dari 0,5 (0,41018<0,5).
11. Hal ini menunjukkan bahwa risiko produksi
petani kelapa sawit (Elais Guenensis Jacq) di
Kelurahan Andabia tergolong risiko rendah
dan risiko pendapatan menunjukkan bahwa
koefisien variasi yang diperoleh berdasarkan
perhitungan dengan membandingkan rata-
rata pendapatan dengan standar deviasi
sebesar 0,31371. Nilai koefisien variasi
kurang dari 0,5 (0,31371<0,5).
12. Upaya yang perlu dilakukan petani dalam
mengurangi risiko produksi dalam usahatani
kelapa sawit (Elais Guenensis Jacq) yaitu
petani segera mencegah dan menyiapkan
obat-obatan yang sesuai dalam mengatasi
hama dan penyakit, serta petani lebih
memperhatikan jadwal panen dan memantau
tenaga kerja saat bekerja dan pengangkutan
buah agar pemasukan buah ke pabrik dapat
dilakukan tepat waktu.