SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
KELOMPOK 2

DHONA    DIAN EKO    DIAN UJIK
 Aseksual --> Vegetatif
 Seksual   --> Generatif
   Secara vegetatif dapat dilakukan dengan fragmentasi
    miselium (pemutusan benang hifa), pembentukan
    tunas pada jamur uniseluler dan pembentukan spora
    aseksual atau spora vegetatif (dihasilkan oleh satu sel
    tanpa fertilisasi) pada jamur multiseluler.
   Spora yang dihasilkan berbeda-beda bentuk dan
    ukurannya, biasanya uniseluler, tetapi adapula yang
    multiseluler.
   Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak
    diri dengan memproduksi sejumlah besar spora
    aseksual.
   Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila
    mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan
    berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa
 Melalui kontak gametangium dan konjugasi.
  Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya
  singami, yaitu persatuan sel dari dua individu.
  Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama
  adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap
  kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah
  plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk
  bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion.
  Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan
  membelah dalam beberapa waktu dan akhirnya inti
  sel melebur membentuk sel diploid yang segera
  melakukan pembelahan meiosis.
 Proses seksual ini hanya terjadi antara hifa atau
  spora yang tipe kelaminnya berbeda.
 Penyebaran jamur dapat melalui agensi-agensi seperti
  angin,air,burung, serangga,hewan lain,dan manusia. Jamur
  disebarkan dalam bentuk spora. Penyebaran spora pada
  hampir semua jamur berlangsung secara pasif. Angin
  merupakan agensia penyebaran spora yang paling penting
  dari sebagian jamur serta angin dapat membawa spora
  dengan jarak yang jauh. Untuk jamur tertentu,agensia
  seperti air atau serangga dapat memeinkan peranan yang
  penting dibanding dengan angin dalam penyebaran
  sporanya.
 Spora jamur beterbangan diudara dan spora tersebut akan
  berkecambah menjadi sel vegetatif jika jatuh di tempat
  yang memungkinkan untuk hidupnya hal tersebut yang
  mengakibatkan penyebaran jamur yang luas.
 Penyebaran jamur di alam sangat luas. Jamur terdapat
    dalam tanah, buah-buahan, dalam air, bahan
    organik, bahan makanan, sebagai saprofit.
   Dapat pula parasit pada tanaman, hewan dan manusia.
   Jamur hidup pada lingkungan yang beragam dan
    berasosiasi dengan berbagai organisme namun
    sebagian besar jamur hidup di tempat yang lembab.
   Jamur dapat hidup dengan baik pada organisme yang
    masih hidup ataupun sudah menjadi bangkai.
   Jamur juga dapat hidup di lingkungan yang asam serta
    memiliki konsentrasi gula yang tinggi.
ADA 2 MACAM KOLONI JAMUR :
 1. KOLONI KHAMIR / RAGI (Yeast)
    a. Koloni Ragi
    b. Koloni Seperti Ragi
 2. KOLONI KAPANG / FILAMEN (Mould)
    Koloni dibentuk dari miselium hifa sejati
 Koloni basah – berlendir
 Permukaan :
  Leathery (menimbul)
  Halus – berlipat
Warna Koloni :
 Putih                : Candida, Geotrichum
 Krem berlendir       : Cryptococcus
 Merah                : Rhodotorulla
Koloni Khamir terdiri atas :
 Koloni Ragi
    Dari sel-sel ragi dan tidak memiliki miselium. Sel- sel ragi
     membentuk tunas dan pada jamur tertentu ada yang
     membentuk askospora
     - Koloni menimbul, halus dan licin
     - Berisi sel ragi , Blastospora
     - Ditemukan pada koloni berumur muda
 Koloni Seperti ragi
 Terdiri dari sel-sel ragi, dan miselium semu
  (pseudomiselium). Sel–sel ragi membentuk tunas tetapi
  tidak membentuk askospora
    - Koloni berlipat-lipat atau tampak adanya penjuluran
  hifa semu dibagian tepi koloni
    - Berisi sel ragi, Blastospora dan Hifa semu.
    - Ditemukan pada koloni tua, Geotrichum.
KOLONI      KOLONI
 RAGI    SEPERTI RAGI
MIKROSKOPIK : KOLONI KHAMIR




                             KOLONI RAGI
KOLONI SEPERTI RAGI
MAKROSKOPIK

 Koloni padat (dibentuk dari miselium)
 Terdiri atas hifa sejati, yang membentuk miselium
  dan juga membentuk spora
 Permukaan koloni velvety (halus seperti beludru),
  powdery (berserbuk), wolly atau cottony (seperti
  kapas)
 Warna koloni bervariasi dan warna muncul setelah
  terjadi sporulasi dalam jumlah besar
KOLONI FILAMEN
Jamur

More Related Content

What's hot

PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU Riskymessyana99
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi MikrobaRukmana Suharta
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik SterilisasiRukmana Suharta
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan MikroorganismeRukmana Suharta
 
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1Awe Wardani
 
Kel 5 plasmodium malariae
Kel 5 plasmodium malariaeKel 5 plasmodium malariae
Kel 5 plasmodium malariaeKen Ken
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaFransiska Puteri
 
Pewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode KleinPewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode KleinAuliabcd
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringTidar University
 
Morfologi, daur hidup, perilaku nyamuk
Morfologi, daur hidup, perilaku nyamukMorfologi, daur hidup, perilaku nyamuk
Morfologi, daur hidup, perilaku nyamukriski albughari
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiTidar University
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiGoogle
 
Balantidium coli
Balantidium coliBalantidium coli
Balantidium coliArini Utami
 
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - MikrobiologiPewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - MikrobiologiIrawati Nurani
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERILAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERIAmphie Yuurisman
 
Metabolisme mikroba mikroorganisme
Metabolisme mikroba mikroorganismeMetabolisme mikroba mikroorganisme
Metabolisme mikroba mikroorganismeJun Mahardika
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikrobaMifta Rahmat
 

What's hot (20)

PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
 
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
Kel 5 plasmodium malariae
Kel 5 plasmodium malariaeKel 5 plasmodium malariae
Kel 5 plasmodium malariae
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
 
Pewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode KleinPewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode Klein
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
 
Morfologi, daur hidup, perilaku nyamuk
Morfologi, daur hidup, perilaku nyamukMorfologi, daur hidup, perilaku nyamuk
Morfologi, daur hidup, perilaku nyamuk
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
 
Interaksi mikroba 2011
Interaksi mikroba 2011Interaksi mikroba 2011
Interaksi mikroba 2011
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologi
 
Balantidium coli
Balantidium coliBalantidium coli
Balantidium coli
 
Ppt nematoda.
Ppt nematoda.Ppt nematoda.
Ppt nematoda.
 
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - MikrobiologiPewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERILAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
 
Metabolisme mikroba mikroorganisme
Metabolisme mikroba mikroorganismeMetabolisme mikroba mikroorganisme
Metabolisme mikroba mikroorganisme
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
 

Viewers also liked

Viewers also liked (10)

Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7
 
Percobaan 6 (total plate count)
Percobaan 6 (total plate count)Percobaan 6 (total plate count)
Percobaan 6 (total plate count)
 
Kelompok 8
Kelompok 8Kelompok 8
Kelompok 8
 
Penelitian tanaman cacao
Penelitian tanaman cacaoPenelitian tanaman cacao
Penelitian tanaman cacao
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan JamurMorfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
 
slide culture
slide cultureslide culture
slide culture
 
Fungi (mycology)
Fungi (mycology)Fungi (mycology)
Fungi (mycology)
 
Bab 17 Kultur Organisasi
Bab 17 Kultur OrganisasiBab 17 Kultur Organisasi
Bab 17 Kultur Organisasi
 
Fungal cultures
Fungal culturesFungal cultures
Fungal cultures
 

Similar to Jamur

Thallophyta(tumbuhan talus)
Thallophyta(tumbuhan talus)Thallophyta(tumbuhan talus)
Thallophyta(tumbuhan talus)andi septi
 
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)Fadloli Akhmad
 
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)Fadloli Akhmad
 
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGERI 1 LUWUK
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGERI 1 LUWUK BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGERI 1 LUWUK
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGERI 1 LUWUK firanitaputry
 
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGRERI 1 LUWUK
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGRERI 1 LUWUKBAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGRERI 1 LUWUK
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGRERI 1 LUWUKfiranitaputry
 
Reproduksi Fungi - Tugas Mikrobiologi Pertanian
Reproduksi Fungi - Tugas Mikrobiologi PertanianReproduksi Fungi - Tugas Mikrobiologi Pertanian
Reproduksi Fungi - Tugas Mikrobiologi PertanianN Naomi
 
Ringkasan biology semester 1
Ringkasan biology semester 1Ringkasan biology semester 1
Ringkasan biology semester 1Hulwatun Nissa
 
MIKOLOGI
MIKOLOGIMIKOLOGI
MIKOLOGIUnny Ru
 

Similar to Jamur (20)

Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Jamur (fungi)
Jamur (fungi)Jamur (fungi)
Jamur (fungi)
 
Thallophyta(tumbuhan talus)
Thallophyta(tumbuhan talus)Thallophyta(tumbuhan talus)
Thallophyta(tumbuhan talus)
 
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
 
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Fungi pertemuan 1
Fungi pertemuan 1Fungi pertemuan 1
Fungi pertemuan 1
 
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGERI 1 LUWUK
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGERI 1 LUWUK BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGERI 1 LUWUK
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGERI 1 LUWUK
 
Fungi
FungiFungi
Fungi
 
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGRERI 1 LUWUK
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGRERI 1 LUWUKBAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGRERI 1 LUWUK
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGRERI 1 LUWUK
 
Thallophyta
ThallophytaThallophyta
Thallophyta
 
Protista Mirip Fungi
Protista Mirip FungiProtista Mirip Fungi
Protista Mirip Fungi
 
Reproduksi Fungi - Tugas Mikrobiologi Pertanian
Reproduksi Fungi - Tugas Mikrobiologi PertanianReproduksi Fungi - Tugas Mikrobiologi Pertanian
Reproduksi Fungi - Tugas Mikrobiologi Pertanian
 
Fungi
FungiFungi
Fungi
 
Myxomycetes
MyxomycetesMyxomycetes
Myxomycetes
 
Ringkasan biology semester 1
Ringkasan biology semester 1Ringkasan biology semester 1
Ringkasan biology semester 1
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
MIKOLOGI
MIKOLOGIMIKOLOGI
MIKOLOGI
 

More from progsus6

Kelompok 8
Kelompok 8Kelompok 8
Kelompok 8progsus6
 
Kelompok 6
Kelompok 6Kelompok 6
Kelompok 6progsus6
 
Mikologi kel 5
Mikologi kel 5Mikologi kel 5
Mikologi kel 5progsus6
 
Kelompok 3
Kelompok 3Kelompok 3
Kelompok 3progsus6
 
Kelompok 3
Kelompok 3Kelompok 3
Kelompok 3progsus6
 
Morfologi jamur tugas
Morfologi jamur tugasMorfologi jamur tugas
Morfologi jamur tugasprogsus6
 

More from progsus6 (8)

Kelompok 8
Kelompok 8Kelompok 8
Kelompok 8
 
Kelompok 6
Kelompok 6Kelompok 6
Kelompok 6
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Mikologi
MikologiMikologi
Mikologi
 
Mikologi kel 5
Mikologi kel 5Mikologi kel 5
Mikologi kel 5
 
Kelompok 3
Kelompok 3Kelompok 3
Kelompok 3
 
Kelompok 3
Kelompok 3Kelompok 3
Kelompok 3
 
Morfologi jamur tugas
Morfologi jamur tugasMorfologi jamur tugas
Morfologi jamur tugas
 

Jamur

  • 1. KELOMPOK 2 DHONA DIAN EKO DIAN UJIK
  • 2.  Aseksual --> Vegetatif  Seksual --> Generatif
  • 3. Secara vegetatif dapat dilakukan dengan fragmentasi miselium (pemutusan benang hifa), pembentukan tunas pada jamur uniseluler dan pembentukan spora aseksual atau spora vegetatif (dihasilkan oleh satu sel tanpa fertilisasi) pada jamur multiseluler.  Spora yang dihasilkan berbeda-beda bentuk dan ukurannya, biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler.  Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual.  Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa
  • 4.  Melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam beberapa waktu dan akhirnya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.  Proses seksual ini hanya terjadi antara hifa atau spora yang tipe kelaminnya berbeda.
  • 5.  Penyebaran jamur dapat melalui agensi-agensi seperti angin,air,burung, serangga,hewan lain,dan manusia. Jamur disebarkan dalam bentuk spora. Penyebaran spora pada hampir semua jamur berlangsung secara pasif. Angin merupakan agensia penyebaran spora yang paling penting dari sebagian jamur serta angin dapat membawa spora dengan jarak yang jauh. Untuk jamur tertentu,agensia seperti air atau serangga dapat memeinkan peranan yang penting dibanding dengan angin dalam penyebaran sporanya.  Spora jamur beterbangan diudara dan spora tersebut akan berkecambah menjadi sel vegetatif jika jatuh di tempat yang memungkinkan untuk hidupnya hal tersebut yang mengakibatkan penyebaran jamur yang luas.
  • 6.  Penyebaran jamur di alam sangat luas. Jamur terdapat dalam tanah, buah-buahan, dalam air, bahan organik, bahan makanan, sebagai saprofit.  Dapat pula parasit pada tanaman, hewan dan manusia.  Jamur hidup pada lingkungan yang beragam dan berasosiasi dengan berbagai organisme namun sebagian besar jamur hidup di tempat yang lembab.  Jamur dapat hidup dengan baik pada organisme yang masih hidup ataupun sudah menjadi bangkai.  Jamur juga dapat hidup di lingkungan yang asam serta memiliki konsentrasi gula yang tinggi.
  • 7. ADA 2 MACAM KOLONI JAMUR : 1. KOLONI KHAMIR / RAGI (Yeast) a. Koloni Ragi b. Koloni Seperti Ragi 2. KOLONI KAPANG / FILAMEN (Mould) Koloni dibentuk dari miselium hifa sejati
  • 8.  Koloni basah – berlendir  Permukaan : Leathery (menimbul) Halus – berlipat Warna Koloni : Putih : Candida, Geotrichum Krem berlendir : Cryptococcus Merah : Rhodotorulla
  • 9. Koloni Khamir terdiri atas :  Koloni Ragi Dari sel-sel ragi dan tidak memiliki miselium. Sel- sel ragi membentuk tunas dan pada jamur tertentu ada yang membentuk askospora - Koloni menimbul, halus dan licin - Berisi sel ragi , Blastospora - Ditemukan pada koloni berumur muda  Koloni Seperti ragi Terdiri dari sel-sel ragi, dan miselium semu (pseudomiselium). Sel–sel ragi membentuk tunas tetapi tidak membentuk askospora - Koloni berlipat-lipat atau tampak adanya penjuluran hifa semu dibagian tepi koloni - Berisi sel ragi, Blastospora dan Hifa semu. - Ditemukan pada koloni tua, Geotrichum.
  • 10.
  • 11. KOLONI KOLONI RAGI SEPERTI RAGI
  • 12. MIKROSKOPIK : KOLONI KHAMIR KOLONI RAGI KOLONI SEPERTI RAGI
  • 13. MAKROSKOPIK  Koloni padat (dibentuk dari miselium)  Terdiri atas hifa sejati, yang membentuk miselium dan juga membentuk spora  Permukaan koloni velvety (halus seperti beludru), powdery (berserbuk), wolly atau cottony (seperti kapas)  Warna koloni bervariasi dan warna muncul setelah terjadi sporulasi dalam jumlah besar