Dokumen tersebut membahas tentang keluarga dan peranannya dalam masyarakat serta pencegahan perkawinan pada usia anak. Keluarga memiliki fungsi agama, kasih sayang, perlindungan, sosial budaya, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, serta ekonomi. Perwakilan Nomor 09 Tahun 2021 mengatur peranan pemerintah desa, orang tua, masyarakat, dan anak untuk mencegah perkawinan pada usia d
2. • .
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan
tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
Berdasar Undang-Undang 52 tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Bab I pasal 1 ayat 6
pengertian
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari
suami istri; atau suami, istri dan anaknya; atau ayah dan anaknya
(duda), atau ibu dan anaknya (janda).
3. Keluarga inti yang terdiri dari suami, istri, dan anak.
Keluarga konjugal yang terdiri dari pasangan dewasa
(ibu dan ayah) dan anak mereka yang terdapat interaksi
dengan kerabat dari salah satu atau dua pihak orang
tua.
Keluarga luas yang ditarik atas dasar garis keturunan di
atas keluarga aslinya. Keluarga luas meliputi hubungan
antara paman, bibi, keluarga kakek, dan keluarga nenek
5. 1.Fungsi Agama
Keluarga menjadi tempat dimana nilai agama diberikan,
diajarkan, dan dipraktikkan. Disini, orangtua berperan
menanamkan nilai agama sekaligus memberi identitas
agama kepada anak. Keluarga yang berhasil menerapkan
nilai-nilai agama melalui contoh dalam kehidupan sehari-
hari mampu memberikan fondasi yang kuat bagi setiap
anggota keluarganya.
6. 2. Fungsi Kasih Sayang
Sejak bayi dilahirkan, sejak itu pula ia mengenal kasih
sayang. Perasaan disayangi sangat penting bagi seorang
anak, karena kelak ia akan tumbuh menjadi seseorang
yang mampu menyayangi pula. Hal ini akan menjadi modal
bagi semua anggota keluarga untuk menumbuhkan rasa
kasih sayang dalam konteks yang lebih luas dan mampu
mengurangi munculnya bibit permusuhan dan anarkisme
dalam masyarakat.
7. 3. Fungsi Perlindungan
Idealnya, keluarga mampu menjadi tempat yang
membuat anggotanya merasa aman dan tentram. Karena
itu, seburuk apapun konflik yang terjadi di dalam
keluarga, hindari terjadinya tindak kekerasan verbal
maupun fisik, diskriminasi, dan pemaksaan kehendak.
8. 4. Fungsi Sosial Budaya
Keluarga juga punya peran penting dalam memperkenalkan
anak kepada nilai-nilai sosial budaya yang ada di masyarakat.
Terlebih lagi di Indonesia, sopan santun sangat dijunjung
tinggi, dengan berbagai macam norma, adat istiadat, dan
budi pekerti yang berlaku di masyarakat. Dari anggota
keluarga yang lebih tua lah anak bisa belajar bagaimana
harus bersikap terhadap orang yang lebih tua dan
mempelajari hal-hal yang pantas dan tidak pantas dalam
budayanya.
9. 5. Fungsi Reproduksi
Salah satu tujuan sebagian besar umat manusia untuk
berkeluarga adalah untuk mendapatkan keturunan. Melalui
pernikahan yang sah, keluarga menjadi entitas yang mampu
menghasilkan generasi penerus bangsa. Pendidikan seks
sejak dini dan sikap menghargai lawan jenis perlu
ditanamkan dalam keluarga.
10. 6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Keluarga menjadi tempat pertama seorang anak belajar
bersosialisasi dengan orang lain, yaitu orangtua dan
saudara-saudaranya. Di dalam keluarga pula proses
pendidikan untuk pertama kalinya diterima oleh anak.
Semua ini disebabkan oleh interaksi intensif yang terjadi
sehingga proses pendidikan terjadi secara natural dan
efektif.
11. 7. Fungsi Ekonomi
Kondisi ekonomi sebuah keluarga biasanya mempengaruhi
keharmonisan keluarga. Karena itu, mengajarkan anak
untuk berhemat dan menumbuhkan jiwa wirausaha akan
membuat mereka kelak dapat cerdas secara finansial.
12. 8. Fungsi Pembinaan Lingkungan
Gaya hidup ramah lingkungan dapat terwujud jika
ditanamkan sejak dini dalam keluarga. Begitu juga dengan
kebiasaan peduli dengan lingkungan sekitar seperti
tetangga dan masyarakat secara umum.
Tanamkan sifat cinta lingkungan, tidak memboroskan listrik,
air bersih, makanan, juga membiasakan untuk membuang
sampah pada tempatnya sedari dini, karena hanya dari alam
lah kita dapat hidup.
14. PERKAWINAN ADALAH IKATAN LAHIR BATIN
ANTARA SEORANG LAKI-LAKI DENGAN SEORANG
PEREMPUAN SEBAGAI SUAMI-ISTERI DENGAN
TUJUAN MEMBENTUK KELUARGA BAHAGIA
BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
USIA MINIMAL PERKAWINAN ADALAH 19
TAHUN
15. • PERWAKO INI BERISI TENTANG ARAHAN
PERANAN PEMERINTAH DESA/KELURAHAN,
ORANG TUA, MASYARAKAT DAN ANAK ITU
SENDIRI UNTUK MENCEGAH PERKAWINAN
• ANCAMAN DAN POS PENGADUAN
16. PERANAN PEMERINTAH DESA/KELURAHAN:
1. MELAKSANAKAN SOSIALISASI KEPADA MASYARAKAT
2. MENYELENGGARAKAN ADMINISTRASI
KEPENDUDUKAN PADA ANAK
3. MEMBERIKAN DUKUNGAN SOSIAL DAN MORAL PADA
ANAK YANG MENGALAMI PERKAWINAN DI USIA ANAK
17. PERANAN ORANG TUA:
1. MEMENUHI DAN MENDORONG WAJIB BELAJAR 12 TAHUN
SEBAGAI PEMENUHAN HAK ANAK
2. MENGETAHUI DAN MEMAHAMI DAMPAK PERKAWIANAN USIA
ANAK DAN MENGAMBIL SIKAP TIDAK MENIKAHKAN ANAKNYA
DIBAWAH USIA 19 TAHUN
3. MEMBERIKAN PENDIDIKAN KARAKTER, BUDI PEKERTI, AGAMA
DAN BUDAYA SERTA REPRODUKSI DAN KESEHATAN SEKSUAL
18. PERANAN MASYARAKAT:
1. MELAKUKAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TENTANG
REPRODUKSI
2. MEMBERIKAN MASUKAN DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN
PEMERINTAH
3. MELAPORKAN KEPADA PIHAK BERWENANG
4. BERPERAN AKTIF DALAM REHABILITASI DAN REINTEGRASI
PADA ANAK YANG MENIKAH DIBAWAH UMUR
5. MENYELENGGARAKAN KESEPAKATAN BERSAMA
19. PERANAN ANAK UNTUK DIRI SENDIRI:
1. MENGIKUTI WAJIB BELAJAR 12 TAHUN
2. MENGEMBANGKAN MINAT, BAKAT DAN KREATIVITAS
3. MEMPEROLEH PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI
4. MEMPEROLEH LAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI
20. PERANAN ANAK UNTUK TEMAN SEBAYA:
1. MENIYEBRLUASKAN INFORMASI TENTANG PENCEGAHAN
PERKAWINAN ANAK
2. MENYAMPAIKAN PESAN TENTANG RESIKO PERKAWINAN USIA
ANAK
3. MEMBENTUK KELOMPOK PENDUKUNG SEBAYA UNTUK
MELAKUKAN KAMPANYE PENCEGAHAN PERKAWINAN PADA
ANAK