SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
Download to read offline
1
TENTANG EKUIVALENSI
TANYA JAWAB
KEGIATAN
PEMBELAJARAN/PEMBIMBINGAN
BAGI GURU YANG BERTUGAS
PADA SMP/SMA/SMK
YANG MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013
PADA SEMESTER PERTAMA MENJADI
KURIKULUM TAHUN 2006
PADA SEMESTER KEDUA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Dalam rangka peningkatan layanan pendidikan yang
berkualitas, satuan pendidikan melaksanakan kegiatan
pembelajaran berdasarkan kurikulum yang ditetapkan oleh
Pemerintah. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan telah menerbitkan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang
Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013.
Ditinjau dari beban belajar peserta didik berdasarkan struktur
Kurikulum Tahun 2006 dan struktur Kurikulum 2013 terdapat
perbedaan jumlah jam pelajaran secara keseluruhan dan
pada beberapa matapelajaran di SMP/SMA/SMK.
Dalam melaksanakan kurikulum di sekolah, sangat terkait
dengan tugas utama guru yaitu mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik. Salah satu ciri guru yang
profesional adalah bersertifikat pendidik. Berdasarkan
peraturan perundang-undangan, guru yang bersertifikat
pendidik berhak mendapatkan tunjangan profesi dan salah
satu persyaratan untuk mendapatkan tunjangan profesi
adalah bahwa guru harus memenuhi beban kerja minimal 24
jam tatap muka per minggu.
Berdasarkan pertimbangan di atas, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan tentang Ekuivalensi Kegiatan Pembelajaran/
KATA PENGANTAR
1
Pembimbingan Bagi Guru yang Bertugas pada
SMP/SMA/ SMK yang Melaksanakan Kurikulum 2013 pada
Semester Pertama Menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada
Semester KeduaTahun Pelajaran 2014/2015.
Untuk memberikan persamaan persepsi dan langkah dalam
melaksanakan Peraturan Menteri dimaksud di sekolah,
disusun Buku Tanya Jawab tentang kemengapaan dan
proses pelaksanaan ekuivalensi kegiatan pembelajaran/
pembimbingan bagi guru yang bertugas di SMP/SMA/
SMK. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan
pembelajaran/pembimbingan yang dilakukan oleh para guru
pada khususnya dan penyelenggaraan pendidikan pada
satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah
pada umumnya.
Semoga Buku Tanya Jawab
ini bermanfaat.
Jakarta, Februari 2015
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
2
D A F T A R I S I
KATA PENGANTAR................................................................... 1
A. UMUM ............................................................................. 7
1. Mengapa Kemdikbud melakukan ekuivalensi kegiatan
pembelajaran/pembimbingan? ........................................................... 7
2. Bagi siapa saja ekuivalensi itu berlaku? ........................................... 8
3. Apa tujuan ekuivalensi itu Dilakukan? ................................................ 8
4. Apakah ekuivalensi dimaksud berlaku untuk semua mata
pelajaran?............................................................................................ 9
5. Mata pelajaran apa saja yang boleh dilakukan ekuivalensi beban
mengajar guru dan pada jenjang pendidikan
apa?.................................................................................................... 9
6. Dari uraian mata pelajaran tersebut, mengapa guru-guru di Sekolah
Dasar tidak terkena dampak? ............................................................. 10
7. Bagaimana dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama dan guru
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di Sekolah
Dasar?.................................................................................................. 10
8. Apa dasar pemikirannya bahwa hanya mata pelajaran tertentu saja di
SMP/SMA/SMK yang dapat dilakukan ekuivalensi?............................ 10
9. Mengapa hanya mata pelajaran tersebut dan tidak bisa untuk mata
pelajaran lain? .................................................................................... 10
10. Bagaimana dengan guru mata pelajaran lain yang memiliki
kekurangan beban mengajar guru? ................................................... 11
11. Berapa banyak kegiatan pembelajaran/pembimbingan yang dapat
diekuivalensikan?................................................................................ 11
12. Kegiatan pembelajaran/ Pembimbingan yang diakui untuk
diekuivalensikan dan bagaimana pengakuan ekuivalensinya?......... 11
13.Apakah beban mengajar guru minimal 24 jam tatap muka per minggunya
dapat dipenuhi dari kegiatan ekuivalensi seluruhnya? berapa pengakuan
maksimalnya....................................................................................... 15
14. Berapa banyak kegiatan ekuivalensi pembelajaran/ pembimbingan
dapat dipilih oleh guru? ....................................................................... 15
15. Mengapa hanya kegiatan-kegiatan tesebut yang dapat diekuivalensikan
dalam pemenuhan beban kerja tatap muka guru SMP/SMA/SMK? ..... 15
3
B.WALI KELAS .............................................................................. 18
1. Kegiatan apa saja yang menjadi tugas wali kelas? ................................ 18
2. Kegiatan apa saja yang termasuk dalam pengelolaan kelas? ............... 18
3. Apakah yang dimaksud dengan interaksi antara wali kelas dengan orang
tua/wali peserta didik? .......................................................................... 18
4. Apa saja yang dibicarakan dalam pertemuan antara wali kelas dengan
orang tua/wali peserta didik?.................................................................. 19
5. Langkah apa yang dilakukan jika ada peserta didik memiliki
permasalahan dalam hal belajar, interaksi sosial, dan yang
lainnya?................................................................................................. 19
6.Bagaimana mengerjakan administrasi kelas?...................20
16. Bagaimana cara melakukan ekuivalensi kegiatan pembelajaran/
pembimbingan untuk memenuhi beban
mengajar guru? ................................................................................... 15
17. Apa yang harus dilakukan agar guru yang mengekuivalensi kegiatan
pembelajaran/pembimbingan dapat dibayarkan
tunjangan profesinya? ........................................................................ 16
18. Apakah dengan melakukan kegiatan ekuivalensi pembelajaran/
pembimbingan, guru matapelajaran yang telah bersertifikat pendidik
tersebut dapat memenuhi beban mengajar tatap muka per minggunya
dan akan mendapatkan SKTunjangan Profesi? ................................... 16
19. Apa kewajiban Dinas Pendidikan Provinsi/ Kabupaten/Kota sesuai
dengan kewenangannya terkait dengan kegiatan ekuivalensi ?..............16
20. Apakah kegiatan pembelajaran/ Pembimbingan yang diekuivalensi ini
bersifat permanen? .............................................................................. 17
1. Berapa jumlah pembina Osis pada setiap satuan pendidikan yang dapat
diberikan nilai ekuivalensi? ..................................................................... 21
2. Siapa saja yang boleh menjadi pembina OSIS terkait dengan
ekuivalensi?..........................................................................................21
3. Bagaimana sistematika penyusunan program pembinaan
OSIS yang dapat dijadikan bukti fisik? .................................................. 21
4. Bagaimana sistematika penyusunan laporan hasil kegiatan pembinaan
OSIS yang dapat dijadiikan bukti fisik? .................................................. 22
C.PEMBINA OSIS ........................................................................... 21
4
5. Bolehkah saya mendapatkan jam tambahan ekuivalensi sebagai Pembina
OSIS di satuan pendidikan lain? ............................................................. 22
6. Mengapa membina OSIS dapat dijadikan salah satu untuk
penambahan jam ekuvalensi?. ............................................................... 22
1. Berapa jumlah minimal dan maksimal guru piket yang di
perbolehkan? dan rasio perhitungannya?...............................................23
2. Adakah kriteria tertentu yang dijadikan dasar untuk menentukan guru
piket selain kekurangan beban mengajar akibat kurikulum 2013 kembali
ke kurikulum tahun 2006? ..................................................................... 23
3. Adakah format isian yang di perlukan untuk ekuivalensi ?......................23
4. Bagai mana cara menghitung jam piket untuk dapat diekuivalensi ?.....23
5. Jika kekurangan beban mengajar 5 jam, dapatkan kekurangan ini
diatasai dengan 5 hari sebagai guru piket ?............................................24
6. Berapa lama masa berlaku SK Guru piket ?...........................................24
7. Dapatkah diperhitungkan sebagai ekuivalensi, jika guru tidak dapat
menjalankan tugas sebagai guru piket sehari penuh sesuai dengan jadwal
piket ( dari jam pertama sampai terakhir) ?.................................................24
1. Apakah yang dimaksud Kegiatan Ekstrakurikuler? ................................. 25
2. Apa saja bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler? ............................................. 25
3. Apakah Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler ?............................................ 26
4. Bagaimana tahapan Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan di
satuan pendidikan? ................................................................................ 26
5. Komponen apa saja yang terdapat dalam Program Kegiatan
Ekstrakurikuler? ..................................................................................... 27
6. Bagaimana penyusunan jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler?.................... 27
7. Komponen apa saja dalam menyusun jadwal Kegiatan
Ekstrakurikuler? ..................................................................................... 27
8. Penilaian seperti apa yang dilakukan dalam kegiatan
Ekstrakurikuler? ..................................................................................... 27
D.GURU PIKET ............................................................................... 23
E. MEMBINA EKSTRAKULIKULER .............................................. 25
5
9. Unsur apa saja yang terlibat dalam pengembangan
Kegiatan Ekstrakurikuler ? ...................................................................... 28
10. Berapa banyak Kegiatan Ekstrakurikuler bagi guru mata pelajaran terkait
ekuivalensi? ......................................................................................... 28
11. Berapa jam yang diakui bagi guru mata pelajaran yang membina
Kegiatan Ekstrakurikuler? ................................................................... 28
F. TUTOR PAKET A, B, ATAU C ........................................... 29
1. Mata pelajaran apakah yang diakui sebagai ekuivalensi kegiatan
pembelajaran/ pembimbingan dalam pendidikan kesetaraan ?..............29
2. Mata pelajaran apakah yang dapat pengakuan ekuivalensi ?...................29
3. Berapa jumlah kegiatan/kelas/kelompok/orang yang diakui sebagai jam
ekuivalensi ?..........................................................................................30
4. Berapa ekuivalensi beban per minggu ?....................................................30
5. Bukti fisik apa yang diperlukan untuk perhitungan ekuivalensi ?................30
6
UMUM
1. Mengapa Kemdikbud melakukan ekuivalensi kegiatan
pembelajaran/pembimbingan?
Pada tahun 2013-2014, Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan telah menetapkan pelaksanaan Kurikulum 2013 di seluruh
sekolah di Indonesia dalam 2 (dua) tahap yaitu tahap1 pelaksanaan
terbatas pada tahun pelajaran 2013/2014, dan tahap II pelaksanaan
pada seluruh sekolah di Indonesia pada tahun pelajaran berikutnya
(2014/2015).
Pada tahun 2014 Pemerintah mengevaluasi pelaksanaan Kurikulum
2013 dan salah satu kebijakan yang diambil adalah menerapkan
perubahan kurikulum secara bertahap. Langkah yang dilakukan adalah
menunda pelaksanaan kurikulum baru pada sekolah yang baru
melaksanakan selama 1 (satu) semester dan sekolah tersebut
diharuskan kembali menggunakan Kurikulum Tahun 2006. Lalu
secara bertahap Pemerintah menyiapkan sekolah dan
mengimplementasikan kurikulum baru.
Dengan adanya kebijakan untuk kembali pada Kurikulum Tahun 2006
berdampak pada terjadinya sebagian guru tidak terpenuhi beban
mengajar 24 jam tatap muka per minggu berdasarkan Kurikulum Tahun
2006. Akibatnya adalah mereka tidak akan memperoleh SKTP sebagai
dasar untuk memperoleh tunjangan profesi.
Untuk mengatasi kondisi pemenuhan beban mengajar - agar mereka
memperoleh tunjangan profesi - dibuat Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan yang terkait dengan ekivalensi kegiatan pembelajaran
pembimbingan di luar tatap muka sebagai bagian dari pemenuhan beban
kerja tatap muka 24 jam per minggu. Khusus untuk jenjang SMP,minimal
hanya rombel yang terdaftar pada data dapodik semester pertama tahun
ajaran 2014/2015 sebagai rombel yang melaksanakan kurikulum 2013.
7
Kegiatan pembelajaran/pembimbingan di luar tatap muka yang dapat
diekuivalensikan sebagai bagian dari pemenuhan beban kerja tatap
muka minimal 24 jam per minggu, diperuntukkan bagi guru
SMP/SMA/SMK yang mengajar mata pelajaran tertentu pada
rombongan belajar yang melaksanakan Kurikulum 2013 pada semester
pertama menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada semester kedua tahun
pelajaran 2014/2015.
Mengatasi permasalahan guru yang bersertifikat pendidik yang
mengajar mata pelajaran tertentu pada rombongan belajar di
SMP/SMA/SMK yang sebelumnya menggunakan kurikulum 2013,
kemudian menggunakan kurikulum tahun 2006 untuk memenuhi beban
mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu.
Tidak. Ekuivalensi berlaku hanya bagi guru SMP/SMA/SMK yang
mengajar mata pelajaran tertentu pada rombongan belajar yang
melaksanakan Kurikulum 2013 pada semester pertama tahun
pelajaran 2014/2015 menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada semester
kedua tahun pelajaran 2014/2015. Sebagai contoh, seorang guru mata
pelajaran matematika yang mengajar pada rombel kelas 7/8 dan 9 atau
rombel kelas 10/11 dan 12, ketika semua rombel tersebut kembali ke
Kurikulum Tahun 2006, guru tersebut dapat melakukan ekuivalensi
pembelajaran/pembimbingan hanya untuk rombel kelas 7/8 dan kelas
10/11. Adapun bagi rombel kelas 9 dan 12 tidak dapat diberlakukan
ekuivalensi pembelajaran/pembimbingan karena belum pernah
melaksanakan Kurikulum 2013 pada tahun pelajaran 2014/2015.
2. Bagi siapa saja ekuivalensi itu berlaku?
3. Apa tujuan dilakukannya ekuivalensi?
4. Apakah ekuivalensi dimaksud berlaku untuk semua guru di
semua rombel?
8
5. Mata pelajaran apa saja yang boleh dilakukan ekuivalensi
pembelajaran/pembimbingan untuk pemenuhan beban
mengajar guru dan pada jenjang pendidikan apa?
Bukan mata pelajaran yang diekuivalensikan kegiatan pembelajarannya,
tetapi guru SMP/SMA/ SMK yang mengajar mata pelajaran tertentu pada
rombongan belajar yang melaksanakan Kurikulum 2013 pada semester
pertama menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada semester kedua tahun
pelajaran 2014/2015 yang dapat melakukan ekuivalensi kegiatan
pembelajaran/ pembimbingan di luar tatap muka sebagai bagian dari
pemenuhan beban kerja tatap muka minimal 24 jam per minggu. Mereka
yang terkena dampak adalah yang mengajar:
1) Bahasa Indonesia,
2) Ilmu Pengetahuan Alam,
3) Matematika,
4) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
5) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan,
6) Seni Budaya, dan
7) TIK.
a. Mata pelajaran di SMP meliputi
b. Mata pelajaran di SMA meliputi
1) Geografi,
2) Matematika,
3) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan,
4) Sejarah, dan
5) TIK.
c. Mata pelajaran di SMK meliputi
1) Bahasa Indonesia,
2) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan,
3) Sejarah, dan
4) TIK/Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi
(KKPI).
9
6. Dari uraian mata pelajaran tersebut, mengapa guru-guru di
Sekolah Dasar tidak terkena dampak?
Guru di sekolah dasar merupakan guru kelas, yang beban kerjanya
sudah bisa mencukupi 24 jam tatap muka per minggu dan bahkan bisa
lebih dari itu berdasarkan struktur program kurikulum.
7. Bagaimana dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama
dan guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di
Sekolah Dasar?
Alokasi waktu mata pelajaran Pendidikan Agama dan guru Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan dalam struktur kurikulum SD
berdasarkan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Tahun 2006 tidak
mengalami perubahan, sehingga tidak ada masalah dalam pemenuhan
beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu jika rombongan
belajarnya mencukupi. Apabila rombongan belajarnya tidak mencukupi,
guru-guru mata pelajaran tersebut, terutama yang telah bersertifikat
pendidik tidak hanya dapat mengajar di sekolahnya, namun juga bisa
mengajar di SD lain, SMP, SMA, atau SMK untuk mata pelajaran yang
sama dengan sertifikat pendidiknya. Dengan demikian tidak diperlukan
kegiatan ekuivalensi dalam pemenuhan beban mengajarnya.
8. Apa dasar pemikirannya bahwa hanya mata pelajaran tertentu
saja di SMP/SMA/SMK yang dapat dilakukan ekuivalensi?
Adanya perbedaan alokasi waktu pada mata pelajaran tertentu di SMP/
SMA/SMK antara Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Tahun 2006,
dimana secara umum jumlah alokasi waktu pada mata pelajaran
tertentu pada kurikulum 2013 lebih banyak dibandingkan dengan
kurikulum tahun 2006, misalnya dari 38 jam pelajaran menjadi 32 jam
pelajaran dengan bobot yang berbeda pada setiap mata pelajarannya.
9. Mengapa hanya mata pelajaran tersebut dan tidak bisa untuk
mata pelajaran lain?
Pada mata pelajaran tertentu tersebut dalam struktur Kurikulum Tahun
2006 alokasi waktu jam pelajaran per minggunya lebih kecil daripada
yang terdapat di dalam struktur program Kurikulum 2013, sedangkan
mata pelajaran lainnya tidak ada perubahan yang signifikan. Artinya,
karena tidak ada perubahan jumlah jam beban belajar peserta didik
maka tidak akan berdampak pada guru dalam memenuhi beban
mengajarnya.
10
10. Bagaimana dengan guru mata pelajaran lain yang memiliki
kekurangan beban mengajar guru?
Itu bisa saja terjadi, dan kondisinya disebabkan karena kelebihan
guru di sekolah dan tidak dilakukan penataan dan pemerataan guru di
daerahnya. Di sinilah letak koordinasi antara sekolah dengan Dinas
Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya
dalam melakukan penataan dan pemerataan kebutuhan guru.
Jadi, kekurangan jam mengajar pada guru mata pelajara lain yang tidak
terkena dampak perubahan kurikulum, mengikuti aturan yang berlaku.
Untuk memperoleh tunjangan profesi guru, mereka harus memenuhi
beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu.
11. Berapa banyak kegiatan pembelajaran/pembimbingan yang
dapat diekuivalensikan?
Ada 5 jenis kegiatan ekivalensi pembelajaran/pembimbingan yang dapat
dipilih oleh guru sesuai dengan kebutuhannya, yaitu guru menjadi:
a. walikelas,
b. pembina OSIS,
c. guru piket,
d. membina kegiatan ekstrakurikuler, seperti OSN, Keagamaan,
Pramuka, Olah raga, Kesenian, UKS, PMR, PencintaAlam, dan
KIR, atau
e. menjadi tutor PaketA, Paket B, Paket C, Paket C Kejuruan, atau
program pendidikan kesetaraan.
12. Kegiatan pembelajaran/pembimbingan apa saja yang diakui
untuk diekuivalensikan dan bagaimana pengakuan
ekuivalensinya?
Kegiatan pembelajaran/pembimbingan yang diakui untuk
diekuivalensikan dan pengakuan ekuivalensinya dijelaskan sebagai
berikut.
11
Wali Kelas
a. Pengelolaan Kelas
b. Berinteraksi dengan
orang tua/wali peserta
didik
c. Penyelenggaraan
Administrasi Kelas
d. Penyusunan dan
laporan kemajuan
belajar peserta didik
e. Pembuatan catatan
khusus tentang
peserta didik
f. Pencatatan mutasi
peserta didik
g. Pengisian dan
pembagian buku
laporan penilaian
hasil belajar
h. dan lain-lain tugas
kewalikelasan
TUGAS
JUMLAH
KEGIATAN/
KELAS/
KELOMPOK/
ORANG
Satu kelas
per tahun
EKUIVALENSI
BEBAN
KERJA
PER MINGGU
2 jam
pelajaran
BUKTI FISIK
a. Surat tugas
sebagai wali
kelas dari
kepala sekolah
b. Program dan
jadwal kegiatan
yang
ditandatangani
oleh kepala
sekolah.
c. Laporan hasil
kegiatan wali
kelas
12
Membina Osis
TUGAS
JUMLAH
KEGIATAN/
KELAS/
KELOMPOK/
ORANG
EKUIVALENSI
BEBAN
KERJA
PER MINGGU
BUKTI FISIK
a. Menyusun program
pembinaan OSIS
b. Mengkoordinasikan
kegiatan upacara rutin
dan hari besar nasional
c. Penyelenggaraan latihan
kepemimpinan dasar
bagi peserta didik
d. Mengkoordinasikan ber-
bagai kegiatan ekstr-
akurikuler dan class
meeting
e. Kegiatan lainnya yang
berkaitan dengan pem-
binaan OSIS
Pengurus
OSIS
1 jam
pelajaran
a. Surat tugas
sebagai pem-
bina OSIS dari
kepala sekolah
b. Program dan
jadwal kegiatan
yang
ditandatangani
oleh kepala
sekolah.
c. Laporan hasil
kegiatan pem-
binaan OSIS
Guru Piket
TUGAS
JUMLAH
KEGIATAN/
KELAS/
KELOMPOK/
ORANG
EKUIVALENSI
BEBAN
KERJA
PER MINGGU
BUKTI FISIK
a. Meningkatkan pelak-
sanaan keamanan,
kebersihan, ketertiban,
keindahan, kekeluargaan,
kerindangan, kesehatan,
keteladanan, dan keter-
bukaan (9K)
b. Mengadakan pendataan
dan mengisi buku piket
c. Menjadi guru pengganti di
kelas kosong
d. Mencatat warga sekolah
yang tidak disiplin
e. Melaporkan kasus-kasus
yang bersifat khusus
kepada kepala sekolah
f. Melakukan kegiatan lain-
nya yang terkait tugas guru
piket
c. Laporan hasil
piket per tugas
13
Membina Ekstrakurikuler
TUGAS
JUMLAH
KEGIATAN/
KELAS/
KELOMPOK/
ORANG
EKUIVALENSI
BEBAN
KERJA
PER MINGGU
BUKTI FISIK
a. Surat tugas per
semester sebagai guru
piket dari kepala sekolah
b. Jadwal piket yang
ditanda tangani oleh
kepala sekolah.
c. Laporan hasil piket per
tugas
Satu paket
per tahun
2 jam
pelajaran
a. Surat tugas
sebagai pembina
ekstrakurikuler
tertentu dari
kepala sekolah
b. Program dan
jadwal kegiatan
yang ditandata-
ngani oleh Kepala
Sekolah.
c. Laporan hasil
kegiatan pembi-
naan ekstrakuri-
kuler tertentu
Menjadi Tutor Paket A, B, atau C
TUGAS
JUMLAH
KEGIATAN/
KELAS/
KELOMPOK/
ORANG
EKUIVALENSI
BEBAN
KERJA
PER MINGGU
BUKTI FISIK
Mengajar peserta didik Paket
A, Paket B, atau Paket C di
PKBM/SKB
a. Surat tugas
sebagai pembina
ekstrakurikuler
tertentu dari
kepala sekolah
b. Program dan
jadwal kegiatan
yang
ditandatangani
oleh kepala
sekolah.
c. Laporan hasil
kegiatan
pembinaan
ekstrakurikuler
tertentu
Jam
pelajaran
per minggu
Sesuai
dengan
alokasi jam
pelajaran
per
minggu,
maksimal
6 jam
pelajaran
14
13. Apakah beban mengajar guru minimal 24 jam tatap muka per
minggunya dapat dipenuhi dari kegiatan ekuivalensi
seluruhnya? Berapa pengakuan maksimalnya?
Tidak.
Ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan diakui paling banyak
25% dari beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu atau 6
jam tatap muka per minggu yang dibuktikan dengan bukti fisik.
14. Berapa banyak kegiatan ekuivalensi pembelajaran/pembim-
bingan yang dapat dipilih oleh guru?
Dapat lebih dari 1 kegiatan ekuivalensi, namun jumlah jam yang diakui
paling banyak adalah 25% dari beban mengajar minimal 24 jam tatap
muka per minggu atau 6 jam tatap muka per minggu.
15. Mengapa hanya kegiatan-kegiatan tesebut yang dapat
diekuivalensikan dalam pemenuhan beban kerja tatap muka
guru SMP/SMA/SMK?
Karena 5 kegiatan ekuivalensi tersebut merupakan kegiatan yang
berinteraksi langsung atau tatap muka dengan peserta didik, sehingga
s a n g a t b e r m a n f a a t d a l a m k e g i a t a n p e m b e l a j a r a n /
pembimbingan/pendidikan di satuan pendidikan.
16. Bagaimana cara melakukan ekuivalensi kegiatan
pembelajaran/pembimbingan untuk memenuhi beban
mengajarguru?
Cara melakukan kegiatan ekuivalensi:
a.Kepala sekolah melakukan pemetaan jumlah guru dan jumlah jam
mengajar di satuan pendidikan.
b.Kepala sekolah membagi tugas kegiatan ekuivalensi dengan
memprioritaskan guru yang bersertifikat pendidik yang masih
kekurangan beban mengajar pada SMP/SMA/SMK yang
mengajar mata pelajaran tertentu pada rombongan belajar yang
melaksanakan Kurikulum 2013 pada semester pertama menjadi
Kurikulum Tahun 2006 pada semester kedua tahun pelajaran
2014/2015.
c. Guru memilih kegiatan ekuivalensi pembelajaran/ pembimbingan
berdasarkan Lampiran Permendikbud yang sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuannya dan diketahui oleh kepala sekolah.
15
d. Guru yang melakukan kegiatan ekuivalensi tersebut menyerahkan
bukti fisik berupa surat tugas, program dan jadwal kegiatan yang
ditandatangani oleh kepala sekolah, dan laporan hasil kegiatan
pembelajaran/ pembimbingan.
17.Apa yang harus dilakukan agar guru yang mengekuivalensi
kegiatan pembelajaran/ pembimbingan dapat dibayarkan
tunjangan profesinya?
Tahapan bagi guru yang melakukan ekuivalensi agar mendapatkan
tunjangan profesi:
a. Guru merencanakan program kegiatan ekuivalensi yang ditugaskan
oleh kepala sekolah.
b. Guru melaksanakan kegiatan ekuivalensi dan menyiapkan
bukti fisik/dokumen kegiatan ekuivalensi yang diperlukan.
c. Kepala sekolah melegalisasi bukti fisik/ dokumen kegiatan ekuivalensi.
d. Kepala sekolah menyampaikan bukti fisik/dokumen yang sudah
dilegalisasi ke dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi sesuai
dengankewenangannya untuk diverifikasi.
e. Dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi sesuai dengan
kewenangannya melaporkan hasil verifikasi ke Direktorat terkait yang
menangani guru sebagai dasar penerbitan Keputusan Penerima
Tunjangan Profesi Guru.
18.Apakah dengan melakukan kegiatan ekivalensi pembelajaran/
pembimbingan, guru matapelajaran yang telah bersertifikat
pendidik tersebut dapat memenuhi beban mengajar minimal
tatap muka per minggunya dan akan mendapatkan SK
Tunjangan Profesi?
Guru yang melakukan kegiatan ekuivalensi tidak otomatis mendapatkan
SK Tunjangan Profesi karena harus memenuhi persyaratan lain sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
19.Apa kewajiban Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/ Kota
sesuai dengan kewenangannya terkait dengan pelaksanaan
kegiatan ekuivalensi?
16
Kewajiban Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan
kewenangannya melakukan:
a. penataan dan pemerataan guru agar tidak terjadi kelebihan guru
di sekolah-sekolah tertentu;
b. verifikasi bukti fisik ekivalensi kegiatan pembelajaran/
pembimbingan yang disampaikan oleh kepala sekolah; dan
c. pemantauan dan pengendalian dalam pembinaan kepada guru-
guru di wilayahnya.
20.Apakah kegiatan pembelajaran/pembimbingan yang
diekuivalensi ini bersifat permanen?
Tidak.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4
Tahun 2015 tentang Ekuivalensi Kegiatan Pembelajaran/Pembimbingan
bagi Guru yang Bertugas pada SMP/SMA/SMK yang Melaksanakan
Kurikulum 2013 pada Semester Pertama Menjadi Kurikulum Tahun
2006 pada Semester Kedua Tahun Pelajaran Tahun 2014/2015, kegiatan
ekuivalensi hanya berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2016.
17
WALI KELAS
1. Kegiatan apa saja yang menjadi tugas wali kelas?
Tugas wali kelas antara lain:
a. pengelolaan kelas,
b. berinteraksi dengan orang tua/wali peserta didik,
c. penyelenggaraan administrasi kelas,
d. penyusunan dan laporan kemajuan belajar peserta didik,
e. pembuatan catatan khusus tentang peserta didik,
f. pencatatan mutasi peserta didik,
g. pengisian dan pembagian buku laporan penilaian hasil belajar,
h. dan lain lain tugas kewalikelasan.
2. Kegiatan apa saja yang termasuk dalam pengelolaan kelas?
Kegiatan yang termasuk dalam pengelolaan kelas antara lain:
a. Memastikan ketersediaan sarana prasana penunjang kelas,
diantaranya kelengkapan kelas, jadwal pelajaran, papan tulis,
ATK, media pembelajaran, listrik, pengaturan sirkulasi udara,
kebersihan dan kesehatan ruangan,
b. Pembentukan pengurus kelas dan tugas-tugas lainnya disertai rincian
tugas dan kewenangannya,
c. Membuat jadwal piket kelas,
d. Mengatur posisi duduk peserta didik sesuai dengan karakteristik mereka.
3. Apakah yang dimaksud dengan interaksi antara wali kelas
dengan orang tua/wali peserta didik?
Hal-hal yang termasuk dalam interaksi antara lain:
a. Interaksi antara wali kelas dengan orang tua/wali peserta didik
adalah pertemuan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan peserta
didik,
b. Interaksi dapat dilakukan minimal tiga kali pertemuan dalam
satu semester.
c. Selain tiga pertemuan, interaksi dapat juga dilakukan melalui telepon,
SMS, media group online (WA, email, BB, line) maupun media cetak
(brosur, buletin, majalah dinding kelas),
18
d. Pertemuan dapat dilakukan dengan mengundang orang
tua/walipeserta didik ke sekolah atau mengunjungi kediaman
peserta didik,
e. Pertemuan dapat dilakukan secara individu, kelompok, atau
seluruh orang tua/wali peserta didik.
4. Apa saja yang dibicarakan dalam pertemuan antara wali
kelas dengan orang tua/wali peserta didik?
Hal-hal yang dibicarakan dalam pertemuan antara wali kelas dengan
orang tua/wali peserta didik antara lain:
a. Kegiatan /pertemuan rutin antara wali kelas dengan orang tua/
wali peserta didik
b. Kebijakan dan program kegiatan sekolah dan kelas dalam bulanan,
semester, dan tahunan
c. Kondisi, potensi, tantangan, dan peluang di kelas dan peserta didik,
d. Perkembangan peserta didik baik akademis maupun
keperibadiannya,
e. Hasil laporan koordinasi dengan BK/Wkl Kepala sekolah Bidang
Kesiswaan, dan/atau pihak terkait lainnya.
Dalam pertemuan wali kelas dengan orang tua/wali peserta didik
hendaknya didiskusikan antara lain hal-hal yang berkaitan dengan
perlunya keterlibatan bersama antara sekolah dengan rumah mengenai:
a. pembentukan karakter building;b. menjunjung tinggi budaya
bangsa;
c. hormat kepada orang tua;
d. pendidikan seks yang sesuai dengan norma dan agama;
e. bahaya Narkoba bagi anak-anak;
f. cinta lingkungan hidup; g. kerukunan umat;
h. keterlibatan masyarakat dalam pendidikan.
5. Langkah apa yang dilakukan jika ada peserta didik memiliki
permasalahan dalam hal belajar, interaksi sosial, dan yang
lainnya?
Langkah yang dilakukan jika ada peserta didik memiliki permasalahan
dalam hal belajar, interaksi sosial, dan yang lainnya antara lain:
19
a. Memanggil peserta didik yang bermasalah.
b. Mencatat permasalahan dalam buku pembinaan peserta didik.
c. Berkoordinasi dengan guru BK atau pihak terkait.
d. Berkomunikasi dengan orang tua/wali peserta didik.
e.Melaksanakan bimbingan dan tindak lanjut hasil pertemuan wali kelas
dan peserta didik.
Hal yang paling penting ketika wali kelas menemukan permasalahan
peserta didik adalah bagaimana guru dapat berlaku sebagai motivator
dan dapat melibatkan pihak-pihak terkait agar peserta didik menjadi
insan yang baik.
6. Bagaimana mengerjakan administrasi kelas?
Kegiatan yang harus dilakukan dalam mengerjakan administrasi kelas
adalah mengisi buku jurnal kelas, agenda kelas, buku penghubung, dan
daftar hadir.
20
PEMBINA OSIS
1. Berapa jumlah pembina OSIS pada setiap satuan pendidikan
yang dapat diberikan nilai ekuivalensi?
Ekuivalensi pembina OSIS adalah 1 jam pelajaran.
Ketentuan jumlah pembina OSIS yang diakui sebagai kegiatan
ekuivalensi sebagai berikut.
a. 1 rombongan belajar sampai dengan 9 rombongan belajar
diangkat satu pembina OSIS.
b. 10 rombongan belajar sampai dengan 18 rombongan belajar
diangkat dua pembina OSIS.
c. 9 rombongan belajar sampai dengan 27 rombongan belajar
diangkat tiga pembina OSIS.
d. Lebih dari 27 rombongan belajar diangkat 4 Pembina OSIS.
2. Siapa saja yang boleh menjadi Pembina OSIS terkait dengan
Ekuivalensi?
Hanya guru yang mengalami kekurangan jam mengajar yang diakibatkan
oleh perubahan kurikulum 2013 ke kurikulum 2006.
3. Bagaimana sistematika penyusunan program pembinaan
OSIS yang dapat dijadikan bukti fisik?
Sistematika penyusunan program pembinaan OSIS antara lain: Cover,
kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran, Maksud dan Tujuan, Manfaat,
Ruang Lingkup kegiatan, Tempat, Strategi pelaksanaan, Jadwal
Kegiatan, Peserta, Indikator Keberhasilan, Pendanaan, Sarana
Prasarana yang dibutuhkan, Penutup.
21
4. Bagaimana sistematika penyusunan laporan hasil
kegiatan pembinaan OSIS yang dapat dijadiikan bukti fisik?
Sistematika penyusunan program pembinaan OSIS antara lain: Cover,
kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran, Maksud dan Tujuan, Manfaat,
Ruang Lingkup kegiatan,Tempat, Strategi pelaksanaan, Jadwal
Kegiatan, Peserta, Indikator Keberhasilan, Pendanaan, Sarana
Prasarana yang dibutuhkan, Hasil Pelaksanaan kegiatan, Dampak
Kegiatan, Hambatan pelaksanaan, Solusi atas hambatan pelaksanaan
Penutup, Kesimpulan, Rekomendasi, dan Lampiran- lampiran.
5. Bolehkah saya mendapatkan jam tambahan ekuivalensi
sebagai Pembina OSIS di satuan pendidikan lain?
Tidak boleh.
6. Mengapa membina OSIS dapat dijadikan salah satu untuk
penambahan jam ekuvalensi?
Karena guru Pembina OSIS melakukan bagian dari tugas pokok guru
dalam rangka membimbing.
Pembina OSIS biasanya merupakan pihak yang dekat dengan peserta
didik dan juga dunia luar di luar lingkungan sekolah. Pembina OSIS bisa
menjadi jembatan antara sekolah dengan masyarakat, dunia usaha, dan
dunia industri. Dalam hal pengembangan motivasi siswa dalam
entrepreneurship misalnya, pembina OSIS dapat melakukan kerjasama
dengan dunia usaha dan dunia industri.
Pembina OSIS hendaknya merancang program agar peserta didik
memiliki ruang yang cukup untuk mengekspresikan budaya setempat
agar sikap kreasi dan produktivitas peserta didik lebih meningkat lagi.
OSIS harusnya menjadi salah satu tempat bagi peserta didik untuk dapat
hidup mandiri dan mengelola kekayaan budaya lokal baik melalui
kegiatan ekstrakurikuler maupun melalui kegiatan lainnya
22
1. Berapa jumlah minimal dan maksimal guru piket yang di
perbolehkan? dan rasio perhitungannya?
Ekuivalensi guru piket adalah 1 jam pelajaran.
Satuan pendidikan dapat mengangkat guru piket berdasarkan
rombongan belajar.
a. 1 rombongan belajar sampai dengan 9 rombongan belajar diangkat
satu guru piket .
b. 10 rombongan belajar sampai dengan 18 rombongan belajar diangkat
dua guru piket .
c. 19 rombongan belajar sampai dengan 27 rombongan belajar diangkat
tiga guru piket
d. Lebih dari 27 rombongan belajar diangkat 4 guru piket.
2.Adakah kriteria tertentu yang dijadikan dasar untuk
menentukan guru piket selain kekurangan beban mengajar
akibat Kurikulum 2013 kembali ke Kurikulum Tahun 2006 ?
Tidak ada kriteria, khusus yang penting sehat jasmani dan rohani dan
dapat bertugas penuh dalam 1 hari sesuai jadwal
3. Adakah format isian yang diperlukan untuk ekuivalensi?
Ada.
Format isian ekuivalensi dapat dilihat dan diunduh pada laman Direktorat
PTK terkait
4. Bagaimana cara menghitung jam piket untuk dapat
diekuivalensi?
Jam piket dihitung dari jam pertama sampai dengan jam terakhir (sesuai
jadwal yang berlaku di sekolah) minimal 1 hari dalam seminggu.
GURU PIKET
23
5. Jika kekurangan beban mengajar 5 jam, dapatkah
kekurangan ini diatasi dengan 5 hari sebagai guru piket?
Tidak bisa, yang diakui adalah pelaksanaan tugas piket 1 hari atau lebih
dalam seminggu yang dihitung dalam satu bulan, kemudian baru
diekuivalensikan dengan 1 jam mengajar.
6. Berapa lama masa berlaku SK Guru Piket?
SK berlaku selama 1 (satu) semester.
7. Dapatkah diperhitungkan sebagai ekuivalensi, jika guru
tidak dapat menjalankan tugas sebagai guru piket sehari
penuh sesuai dengan jadwal piket (dari jam pertama sampai
jam terakhir)?
Tidak dapat diekuivalensikan.
24
MEMBINA
EKSTRAKURIKULER
1. Apakah yang dimaksud Kegiatan Ekstrakurikuler?
Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh
peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan
kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan,
bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan,
kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal
untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan.
Kegiatan ekstrakulikuler hendaknya dirancang sebagai sebuah kegiatan
yang menjadikan peserta didik memiliki ruang yang cukup untuk
mengekspresikan kegiatan-kegiatan yang positif khususnya berkaitan
dengan pelestarian budaya setempat agar sikap kreasi dan produktivitas
peserta didik lebih terarah.
Melalui kegiatan ekstrakurikuler juga diarahkan agar peserta didik dapat
mengelola kekayaan budaya lokal, mengekspresikan kegiatan sesuai
dengan kekinian (misalnya penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi), dan hidup lebih mandiri sesuai dengan minat dan
bakatnya. Melalui kegiatan ekstrakurikuler, peserta didik tidak diajari
menjadi ilmuwan saja, tetapi lebih menekankan kepada pembentukan
karakter yang lebih sesuai dengan kondisi dan situasi peserta didik
khususnya dalam pelestarian budaya, penyesuaian dengan kemajuan
zaman, dan menjadikan peserta didik lebih mandiri.
2. Apa saja bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler?
Pembinaan peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat dijadikan
wahana untuk lebih mengenalkan peserta didik kepada pendidikan
karakter (character building), pengembangan ilmu dan pengetahuan
yang lebih praktis dan tepat guna, pembinaan olah raga, pembentukan
kepribadian, dan tentu saja pelestraiaan budaya bangsa. Secara rinci
kegiatan ekstrakurikuler hendaknya berfokus pada hal-hal berikut ini.
25
Krida, misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS),
Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS),
Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), dan lainnya;
Karya ilmiah, misalnya: kegiatan ilmiah remaja (KIR), kegiatan
penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan
lainnya;
Latihan olah-bakat latihan olah-minat, misalnya: pengembangan
bakat olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, fotografi,
teater, debat, bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya, teknologi
informasi dan komunikasi, rekayasa, dan lainnya;
Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca tulis
alquran, retreat, perayaan idul qurban, penyiapan sesaji untuk keperluan
perayaan galungan dan kuningan, persiapan perayaan waisak, dan lain-
lain;
Bentuk kegiatan lainnya, seperti penyiapan lomba Olimpiade Sains
Nasional (OSN), Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Festival
Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), cerdas cermat empat pilar negara,
dan lain-lain
3. Apakah Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler?
Lingkup kegiatan ekstrakurikuler meliputi:
a. Individual, yakni kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh peserta
didik secara perorangan.
b. Berkelompok, yakni kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh peserta
didik secara:
c. Berkelompok dalam satu kelas (klasikal). d. Berkelompok dalam kelas
parallel
e. Berkelompok antar kelas.
4. Bagaimana tahapan Pengembangan Kegiatan
Ekstrakurikuler pilihan di satuan pendidikan?
Tahapan Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler melalui: (1) analisis
sumber daya yang diperlukan dalam penyelenggaraan kegiatan
ekstrakurikuler; (2) identifikasi kebutuhan, potensi, dan minat
peserta didik; (3) menetapkan bentuk kegiatan yang diselenggarakan;
(4) mengupayakan sumber daya sesuai pilihan peserta didik atau
menyalurkannya ke satuan pendidikan atau lembaga lainnya; (5)
menyusun Program Kegiatan Ekstrakurikuler.
26
5. Komponen apa saja yang terdapat dalam Program
Kegiatan Ekstrakurikuler?
Komponen Program Kegiatan Ekstrakurikuler sekurang-kurangnya
memuat:
a. rasional dan tujuan umum;
b. deskripsi setiap Kegiatan Ekstrakurikuler;
c. pengelolaan;
d. pendanaan; dan e. evaluasi
6. Bagaimana penyusunan jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler?
Penjadwalan kegiatan ekstrakurikuler pilihan dirancang di awal tahun
pelajaran oleh pembina di bawah bimbingan kepala sekolah/ atau wakil
kepala sekolah. Jadwal kegiatan ekstrakurikuler diatur agar tidak
menghambat pelaksanaan kegiatan intra dan kokurikuler.
7. Komponen apa saja dalammenyusun jadwal
kegiatan ekstrakurikuler?
Jadwal kegiatan ekstrakurikuler terdiri dari jadwal latihan rutin dan jadwal
yang bersifat insidental
Jadwal latihan rutin
NO HARI/TGL PUKUL URAIAN PNJWB
1. …………… ……… …………… ……………
2. …………… ……… …………… ……………
dst
.
…………… ……… …………… ……………
Jadwal yang bersifat insidental sesuai dengan kebutuhan.
8. Penilaian seperti apa yang dilakukan dalam kegiatan
ekstrakurikuler?
Penilaian kegiatan ekstrakurikuler berupa penilaian dan dideskripsikan
dalam raport. Kriteria keberhasilannya meliputi proses dan pencapaian
kompetensi peserta didik.
27
9. Unsur apa saja yang terlibat dalam pengembangan Kegiatan
Ekstrakurikuler?
Unsur-unsur yang terlibat dalam pengembangan kegiatan
ekstrakurikuler adalah:
a. Satuan Pendidikan,
b. Komite Sekolah
c. Orangtua,
d. Dunia usaha dan dunia industri.
10. Berapa banyak Kegiatan Ekstrakurikuler bagi guru mata
pelajaran terkait ekuivalensi?
Bagi guru yang memilih untuk membina kegiatan ekstrakurikuler sebagai
ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan untuk memenuhi
beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu, guru yang
bersangkutan maksimal melaksanakan tiga kegiatan ekstrakurikuler
yang berbeda sesuai dengan kemampuannya.
11. Berapa jam yang diakui bagi guru mata pelajaran yang
membina kegiatan ekstrakurikuler?
Guru mata pelajaran yang membina kegiatan ekstrakurikuler sebagai
bagian dari pemenuhan beban mengajar guru dengan beban mengajar
paling banyak 2 (dua) jam pelajaran per minggu.
28
TUTOR
PAKET A, B, ATAU C
1. Mata pelajaran apakah yang diakui sebagai ekuivalensi
kegiatan pembelajaran/pembimbingan dalam pendidikan
kesetaraan?
Mata pelajaran yang sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki
oleh guru mata pelajaran tertentu.
2. Mata pelajaran apakah yang mendapat pengakuan
ekuivalensi?
a. Mata pelajaran di SMPmeliputi
1) Bahasa Indonesia,
2) Ilmu PengetahuanAlam,
3) Matematika,
4) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
5) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan,
6) Seni Budaya, dan
7) TIK.
b. Mata pelajaran di SMAmeliputi
1) Geografi,
2) Matematika,
3) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan,
4) Sejarah, dan
5) TIK.
c. Mata pelajaran di SMK meliputi
1) Bahasa Indonesia,
2) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan,
3) Sejarah, dan
4) TIK/Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI).
29
3. Berapa jumlah kegiatan/kelas/kelompok/orang yang diakui
sebagai jam ekuivalensi?
Jumlah kegiatan/kelas/kelompok/orang yang diakui sebagai jam
ekuivalensi adalah berdasarkan jam pelajaran per minggu sesuai dengan
matapelajaran yang diampunya.
4. Berapa ekuivalensi beban kerja per minggu?
Sesuai dengan alokasi jam pelajaran per minggu, maksimal 6 jam
pelajaran.
5. Bukti fisik apa yang diperlukan untuk perhitungan
ekuivalensi?
Bukti fisik yang diperlukan adalah:
a) SK mengajar sebagai tutor.
b) Jadwal kegiatan yang ditandatangani oleh kepala PKBM/SKB.
c) Laporan pelaksanaan tugas sebagai tutor.
30
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4 TAHUN 2015
TENTANG
EKUIVALENSI KEGIATAN PEMBELAJARAN/PEMBIMBINGAN BAGI GURU
YANG BERTUGAS PADA SMP/SMA/SMK YANG MELAKSANAKAN
KURIKULUM 2013 PADA SEMESTER PERTAMA MENJADI KURIKULUM
TAHUN 2006 PADA SEMESTER KEDUA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
a.bahwa satuan pendidikan melaksanakan kegiatan pembelajaran
berdasarkan kurikulum yang ditetapkan oleh Pemerintah;
b.bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan
Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013, terdapat perbedaan
beban belajar peserta didik pada SMP/SMA/ SMK dalam struktur
kurikulum tahun 2006 dan struktur kurikulum 2013;
c.bahwa salah satu persyaratan untuk mendapatkan tunjangan
profesi, guru harus memenuhi beban kerja minimal 24 jam tatap
muka per minggu;
d.bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Ekuivalensi
Kegiatan Pembelajaran/Pembimbingan Bagi Guru yang Bertugas
pada SMP/SMA/SMK yang Melaksanakan Kurikulum 2013 pada
Semester Pertama Menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada
Semester KeduaTahun Pelajaran 2014/2015;
Menimbang :
31
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun
2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4586);
3.Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32Tahun 2013;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4941);
5.Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara;
6.Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
7. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang
Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri
Kabinet Kerja;
8.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun
2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas
Satuan Pendidikan, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 30 Tahun
2011;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun
2006 dan Kurikulum 2013;
32
MEMUTUSKAN:
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN TENTANG EKUIVALENSI KEGIATAN
PEMBELAJARAN/ PEMBIMBINGAN BAGI GURU YANG
B E R T U G A S PA D A S M P / S M A / S M K YA N G
MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013 PADASEMESTER
GANJIL MENJADI KURIKULUM TAHUN 2006
PADA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN
2014/2015.
Menetapkan :
(1) Beban belajar peserta didik SMP berdasarkan Struktur Kurikulum 2013
meliputi sepuluh mata pelajaran berjumlah 38 jam pembelajaran per
minggu.
(2) Pada struktur kurikulum SMA:
a. Beban belajar peserta didik Kelas X SMAberdasarkan Kurikulum 2013
meliputi dua belas mata pelajaran yang berbeda pada peminatan
MIPA dan IPS, sebelas mata pelajaran yang berbeda pada peminatan
Bahasa dan Budaya dengan minimal 42 jam pelajaran per minggu.
b. Beban belajar peserta didik Kelas XI dan Kelas XII SMAberdasarkan
Kurikulum 2013 meliputi dua belas mata pelajaran yang berbeda pada
peminatan MIPAdan IPS, sebelas mata pelajaran yang berbeda pada
peminatan Bahasa dan Budaya dengan minimal 44 jam pelajaran
per minggu.
(3) Pada struktur kurikulum SMK:
Beban belajar peserta didik SMK berdasarkan Kurikulum 2013 sesuai
dengan kelompok peminatan yang mengacu pada Spektrum Keahlian yang
mencakup Bidang Keahlian, Program Keahlian, dan Paket Keahlian
dengan jumlah 48 jam pembelajaran per minggu.
(4) Peserta didik SMP/SMA/SMK berdasarkan Kurikulum 2013 mendapat
layanan bimbingan dan konseling dari guru Bimbingan dan
Konseling/ Konselor.
(5) Peserta didik SMP/SMA/SMK berdasarkan Kurikulum 2013 mendapat
layanan bimbingan Teknologi Informasi dan Komunikasi/Keterampilan
Komputer dan Pengelolaan Informasi (TIK/KKPI) dari guruTIK/KKPI.
Pasal 1
33
(6) Satuan pendidikan SMP, SMA, dan SMK sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dapat menambah beban belajar per minggu
sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan
akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting, namun
yang diperhitungkan Pemerintah maksimal 2 (dua) jam/minggu.
(1) Beban belajar peserta didik SMP berdasarkan Struktur Kurikulum Tahun
2006 meliputi sepuluh mata pelajaran ditambah muatan lokal dan
pengembangan diri berjumlah 32 jam pembelajaran per minggu.
(2) Pada struktur kurikulum SMA:
a. Beban belajar peserta didik Kelas X SMA berdasarkan Kurikulum Tahun
2006 meliputi enam belas mata pelajaran ditambah muatan lokal dan
pengembangan diri berjumlah 38 jam pembelajaran per minggu.
b. Beban belajar peserta didik Kelas XI dan Kelas XII SMA Program IPA,
Program IPS, dan Program Bahasa berdasarkan Kurikulum Tahun 2006
meliputi masing-masing tiga belas mata pelajaran ditambah muatan
lokal dan pengembangan diri berjumlah 39 jam pembelajaran per
minggu.
(3) Pada struktur kurikulum SMK:
a. Beban belajar peserta didik SMK berdasarkan Kurikulum Tahun
2006 meliputi sepuluh mata pelajaran ditambah muatan lokal dan
pengembangan diri, masing-masing berdasarkan kelompok
kejuruannya.
b. Jumlah jam Kompetensi Kejuruan pada dasarnya sesuai dengan
kebutuhan standar kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi
tidak boleh kurang dari 1044 jam per tahun.
(4) Peserta didik SMP/SMA/SMK berdasarkan KurikulumTahun 2006
mendapat layanan bimbingan dan konseling dari guru Bimbingan dan
Konseling/ Konselor.
(5) Satuan pendidikan SMPdan SMAsebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran
per minggu secara keseluruhan.
Pasal 2
34
Pasal 3
(1) Perubahan beban belajar peserta didik dalam struktur kurikulum
dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Tahun 2006 sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 dan Pasal 2 berdampak tidak terpenuhinya beban mengajar
minimal 24 (dua puluh empat) jam tatap muka per minggu bagi guru mata
pelajarantertentu di SMP/SMA/SMK.
(2) Mata pelajaran tertentu di SMP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika,
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan, Seni Budaya, danTIK.
(3) Mata pelajaran tertentu di SMA sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi Geografi, Matematika, Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan, Sejarah, danTIK.
(4) Mata pelajaran tertentu di SMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan, Sejarah, danTIK/KKPI.
(5) Bagi guru mata pelajaran tertentu di SMP/SMA/SMK sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak dapat diterbitkan Keputusan Tunjangan
Profesinya.
(6) SMP/SMA/SMK wajib melakukan optimalisasi penataan dan pemerataan
beban mengajar guru.
(7) Dalam hal telah dilakukan optimalisasi penataan dan pemerataan beban
mengajar guru dan masih terdapat guru mata pelajaran tertentu di SMP/
SMA/SMK yang tidak dapat memenuhi beban mengajar minimal 24
(dua puluh empat) jam tatap muka per minggu, pemenuhan beban
mengajar dilakukan m e l a l u i e k u i v a l e n s i k e g i a t a n
pembelajaran/pembimbingan sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(8) Ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan sebagaimana
dimaksud pada ayat (7) diakui paling banyak 25% beban mengajar guru
atau 6 jam tatap muka per minggu yang dibuktikan dengan bukti fisik.
(9) Bukti fisik ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan sebagaimana
dimaksud pada ayat (8) berupa fotokopi/salinan yang dilegalisasi
oleh kepala sekolah dan disampaikan ke dinas pendidikan kabupaten/kota/
provinsi sesuai dengan kewenangannya untuk diverifikasi.
35
(10)Dinas pendidikan melaporkan hasil verifikasi ke Direktorat terkait yang
menangani guru sebagai dasar penerbitan KeputusanTunjangan Profesi.
Pasal 4
Pemenuhan beban mengajar melalui Ekuivalensi Kegiatan Pembelajaran/
Pembimbingan berlaku sampai dengan 31 Desember 2016.
Pasal 5
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 13 Februari 2015
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA,
ANIES BASWEDAN
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 18 Februari 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
YASONNA H. LAOLY
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR
36
LAMPIRAN
PERATURANMENTERIPENDIDIKANDANKEBUDAYAANREPUBLIKINDONESIA
NOMOR4TAHUN2015
TENTANG
EKUIVALENSIKEGIATANPEMBELAJARAN/PEMBIMBINGANBAGIGURUYANGBERTUGAS
PADASMP/SMA/SMKYANGMELAKSANAKANKURIKULUM2013PADASEMESTERPERTAMA
MENJADIKURIKULUMTAHUN2006PADASEMESTERKEDUATAHUNPELAJARAN2014/2015
EKUIVALENSIKEGIATANPEMBELAJARAN/PEMBIMBINGAN
NoKegiatanTugas
Jumlah
Kegiatan/Kelas/
Kelompok/
Orang
Ekuivalensi
Beban
KerjaPer
Minggu
BuktiFisik
1.Menjadiwali
kelas
a.PengelolaanKelas
b.Berinteraksidenganorangtua/
walipesertadidik
c.PenyelenggaraanAdministrasi
Kelas
d.Penyusunandanlaporan
kemajuanbelajarpesertadidik
e.Pembuatancatatankhusus
tentangpesertadidik
Satukelasper
tahun
2jam
pelajaran
a.Surattugas
sebagaiwalikelas
darikepalasekolah
b.Programdanjadwal
kegiatanyang
ditandatanganioleh
kepalasekolah.
c.Laporanhasil
kegiatanwalikelas
37
NoKegiatanTugas
Jumlah
Kegiatan/Kelas/
Kelompok/
Orang
Ekuivalensi
Beban
KerjaPer
Minggu
BuktiFisik
f.Pencatatanmutasipeserta
didik
g.Pengisiandanpembagian
bukulaporanpenilaianhasil
belajar
h.danlain-laintugas
kewalikelasan
2.MembinaOSISa.Menyusunprogrampembinaan
OSIS
b.Mengkoordinasikankegiatan
upacararutindanharibesar
nasional
c.Penyelenggaraanlatihan
kepemimpinandasar
bagipesertadidik
d.Mengkoordinasikanberbagai
kegiatanekstrakurikulerdan
classmeeting
e.Kegiatanlainnyayang
berkaitandengan
pembinaanOSIS
PengurusOSIS1jam
pelajaran
a.Surattugassebagai
pembinaOSISdari
kepalasekolah
b.Programdanjadwal
kegiatanyang
ditandatanganioleh
kepalasekolah.
c.Laporanhasil
kegiatanpembinaan
OSIS
38
NoKegiatanTugas
Jumlah
Kegiatan/Kelas/
Kelompok/
Orang
Ekuivalensi
Beban
KerjaPer
Minggu
BuktiFisik
3.Menjadiguru
piket
a.Meningkatkanpelaksanaan
keamanan,kebersihan,
ketertiban,keindahan,
kekeluargaan,
kerindangan,kesehatan,
keteladanan,dan
keterbukaan(9K)
b.Mengadakanpendataandan
mengisibukupiket
c.Menjadigurupenggantidi
kelaskosong
d.Mencatatwargasekolah
yangtidakdisiplin
e.Melaporkankasus-kasusyang
bersifatkhususkepada
kepalasekolah
f.Melakukankegiatanlainnya
Satukalidalam
seminggu
1jam
pelajaran
a.Surattugasper
semester
sebagaiguru
piketdarikepala
sekolah
b.Jadwalpiketyang
ditandatanganioleh
kepalasekolah.
c.Laporanhasilpiket
pertugas
4Membinakegiatan
ekstrakurikuler,
sepertiOSN,
Keagamaan,
Pramuka,Olah
raga,Kesenian,
UKS,PMR,
PencintaAlam,
danKIR
a.Menyusunprogrampembinaan
ekstrakurikulertertentu
b.Melaksanakanpembinaan
kegiatanekstrakurikuler
tertentu
c.Melaporkanpelaksanaan
kegiatanekstrakurikuler
tertentu
Satupaketper
tahun
2jam
pelajaran
a.Surattugas
sebagaipembina
ekstrakurikuler
tertentudarikepala
sekolah
39
NoKegiatanTugas
Jumlah
Kegiatan/Kelas/
Kelompok/
Orang
Ekuivalensi
Beban
KerjaPer
Minggu
BuktiFisik
b.Programdanjadwal
kegiatanyang
ditandatanganioleh
kepalasekolah.
c.Laporanhasil
kegiatanpembinaan
ekstrakurikuler
5Menjaditutor
PaketA,Paket
B,PaketC,Paket
CKejuruan,
atauprogram
pendidikan
kesetaraan
MengajarpesertadidikPaketA,
PaketB,atauPaketCdiPKBM/
SKB
Jampelajaran
perminggu
Sesuai
dengan
alokasijam
pelajaran
perminggu,
maksimal
6jam
pelajaran
a.SKmengajar
sebagaitutor.
b.Jadwalkegiatan
yang
ditandatanganioleh
kepalaPKBM/SKB.
c.Laporan
pelaksanaan
tugassebagai
MENTERIPENDIDIKANDANKEBUDAYAAN
REPUBLIKINDONESIA,
ANIESBASWEDAN
40

More Related Content

What's hot

Panduan penilaian cetakan ketiga-1
Panduan penilaian   cetakan ketiga-1Panduan penilaian   cetakan ketiga-1
Panduan penilaian cetakan ketiga-1Suaidin -Dompu
 
Buku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Buku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian BerkelanjutanBuku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Buku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian BerkelanjutanGuru Online
 
Pedoman penyusunan ktsp sma 2018
Pedoman penyusunan ktsp sma 2018Pedoman penyusunan ktsp sma 2018
Pedoman penyusunan ktsp sma 2018Budi Yanto
 
Panduan penilaian smk 2017
Panduan penilaian smk 2017Panduan penilaian smk 2017
Panduan penilaian smk 2017tuwa
 
Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah
Kompetensi Manajerial Kepala SekolahKompetensi Manajerial Kepala Sekolah
Kompetensi Manajerial Kepala SekolahNASuprawoto Sunardjo
 
Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah
Kompetensi Kewirausahaan Kepala SekolahKompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah
Kompetensi Kewirausahaan Kepala SekolahNASuprawoto Sunardjo
 
Panduan bos Madrasah swasta 2012 revisi
Panduan bos Madrasah swasta 2012 revisiPanduan bos Madrasah swasta 2012 revisi
Panduan bos Madrasah swasta 2012 revisiEdi Hari
 
Panduan+penilaian+smk+2018
Panduan+penilaian+smk+2018Panduan+penilaian+smk+2018
Panduan+penilaian+smk+2018DefiRayadi1
 
Draft Kurikulum 2013 SD Revisi 9 Februari 2013 (Kompetensi Inti dan Kompetens…
Draft Kurikulum 2013 SD Revisi 9 Februari 2013 (Kompetensi Inti dan Kompetens…Draft Kurikulum 2013 SD Revisi 9 Februari 2013 (Kompetensi Inti dan Kompetens…
Draft Kurikulum 2013 SD Revisi 9 Februari 2013 (Kompetensi Inti dan Kompetens…Guss No
 

What's hot (12)

Panduan penilaian cetakan ketiga-1
Panduan penilaian   cetakan ketiga-1Panduan penilaian   cetakan ketiga-1
Panduan penilaian cetakan ketiga-1
 
Buku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Buku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian BerkelanjutanBuku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Buku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
 
Pedoman penyusunan ktsp sma 2018
Pedoman penyusunan ktsp sma 2018Pedoman penyusunan ktsp sma 2018
Pedoman penyusunan ktsp sma 2018
 
Panduan penilaian smk 2017
Panduan penilaian smk 2017Panduan penilaian smk 2017
Panduan penilaian smk 2017
 
Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah
Kompetensi Manajerial Kepala SekolahKompetensi Manajerial Kepala Sekolah
Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah
 
Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah
Kompetensi Kewirausahaan Kepala SekolahKompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah
Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah
 
Panduan bos Madrasah swasta 2012 revisi
Panduan bos Madrasah swasta 2012 revisiPanduan bos Madrasah swasta 2012 revisi
Panduan bos Madrasah swasta 2012 revisi
 
Panduan+penilaian+smk+2018
Panduan+penilaian+smk+2018Panduan+penilaian+smk+2018
Panduan+penilaian+smk+2018
 
Draft Kurikulum 2013 SD Revisi 9 Februari 2013 (Kompetensi Inti dan Kompetens…
Draft Kurikulum 2013 SD Revisi 9 Februari 2013 (Kompetensi Inti dan Kompetens…Draft Kurikulum 2013 SD Revisi 9 Februari 2013 (Kompetensi Inti dan Kompetens…
Draft Kurikulum 2013 SD Revisi 9 Februari 2013 (Kompetensi Inti dan Kompetens…
 
BUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAH
BUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAHBUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAH
BUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAH
 
Kompetensi Supervisi
Kompetensi SupervisiKompetensi Supervisi
Kompetensi Supervisi
 
Buku 4
Buku 4  Buku 4
Buku 4
 

Similar to Buku ttg ekuivalensi kegiatan pembelajaran

Buku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guruBuku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guruata bik
 
Buku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guruBuku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guruSuaidin -Dompu
 
Modul Kurikulum 2013 dan Profesionalisasi Bimbingan dan Konseling
Modul Kurikulum 2013 dan Profesionalisasi Bimbingan dan KonselingModul Kurikulum 2013 dan Profesionalisasi Bimbingan dan Konseling
Modul Kurikulum 2013 dan Profesionalisasi Bimbingan dan KonselingRiska Nur'Akhidah Sari
 
Buku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guruBuku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk gurupurdiyanto -
 
Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-sd-rev9feb-130219051617-phpapp02
Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-sd-rev9feb-130219051617-phpapp02Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-sd-rev9feb-130219051617-phpapp02
Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-sd-rev9feb-130219051617-phpapp02Hendrijanto Mazhend
 
Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-sd-Kurikulum 2013
Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-sd-Kurikulum 2013Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-sd-Kurikulum 2013
Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-sd-Kurikulum 2013Hendrijanto Mazhend
 
Penggunaan Program Pengolah Kata untuk Penyiapan Bahan Ajar Matematika SD
Penggunaan Program Pengolah Kata untuk Penyiapan Bahan Ajar Matematika SDPenggunaan Program Pengolah Kata untuk Penyiapan Bahan Ajar Matematika SD
Penggunaan Program Pengolah Kata untuk Penyiapan Bahan Ajar Matematika SDNASuprawoto Sunardjo
 
Penggunaan Program Pengolah Kata untuk Penyiapan Bahan Ajar Matematika SD
Penggunaan Program Pengolah Kata untuk Penyiapan Bahan Ajar Matematika SDPenggunaan Program Pengolah Kata untuk Penyiapan Bahan Ajar Matematika SD
Penggunaan Program Pengolah Kata untuk Penyiapan Bahan Ajar Matematika SDNASuprawoto Sunardjo
 
Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah
Kompetensi Supervisi Kepala SekolahKompetensi Supervisi Kepala Sekolah
Kompetensi Supervisi Kepala SekolahNASuprawoto Sunardjo
 
2. modul 2.implementasi program bk dalam kurikulum 2013
2. modul 2.implementasi program bk dalam kurikulum 20132. modul 2.implementasi program bk dalam kurikulum 2013
2. modul 2.implementasi program bk dalam kurikulum 2013syifaul123
 
Kompilasi materi bk smp kurikulum 2013 print
Kompilasi materi bk smp kurikulum 2013 printKompilasi materi bk smp kurikulum 2013 print
Kompilasi materi bk smp kurikulum 2013 printIman Sriyono
 
5. modul 5. ept pelayanan peserta didik
5. modul 5. ept pelayanan peserta didik5. modul 5. ept pelayanan peserta didik
5. modul 5. ept pelayanan peserta didiksyifaul123
 
Pedoman beban kerja guru tik 2014
Pedoman beban kerja guru tik 2014 Pedoman beban kerja guru tik 2014
Pedoman beban kerja guru tik 2014 laztorino
 
Kajian Kritis dalam Pembelajaran Matematika di SD
Kajian Kritis dalam Pembelajaran Matematika di SDKajian Kritis dalam Pembelajaran Matematika di SD
Kajian Kritis dalam Pembelajaran Matematika di SDNASuprawoto Sunardjo
 

Similar to Buku ttg ekuivalensi kegiatan pembelajaran (20)

Buku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guruBuku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guru
 
Buku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guruBuku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guru
 
Buku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guruBuku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guru
 
Supervisi dan pkg
Supervisi dan pkg   Supervisi dan pkg
Supervisi dan pkg
 
Modul Kurikulum 2013 dan Profesionalisasi Bimbingan dan Konseling
Modul Kurikulum 2013 dan Profesionalisasi Bimbingan dan KonselingModul Kurikulum 2013 dan Profesionalisasi Bimbingan dan Konseling
Modul Kurikulum 2013 dan Profesionalisasi Bimbingan dan Konseling
 
Buku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guruBuku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guru
 
Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-sd-rev9feb-130219051617-phpapp02
Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-sd-rev9feb-130219051617-phpapp02Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-sd-rev9feb-130219051617-phpapp02
Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-sd-rev9feb-130219051617-phpapp02
 
Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-sd-Kurikulum 2013
Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-sd-Kurikulum 2013Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-sd-Kurikulum 2013
Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-sd-Kurikulum 2013
 
Penggunaan Program Pengolah Kata untuk Penyiapan Bahan Ajar Matematika SD
Penggunaan Program Pengolah Kata untuk Penyiapan Bahan Ajar Matematika SDPenggunaan Program Pengolah Kata untuk Penyiapan Bahan Ajar Matematika SD
Penggunaan Program Pengolah Kata untuk Penyiapan Bahan Ajar Matematika SD
 
Penggunaan Program Pengolah Kata untuk Penyiapan Bahan Ajar Matematika SD
Penggunaan Program Pengolah Kata untuk Penyiapan Bahan Ajar Matematika SDPenggunaan Program Pengolah Kata untuk Penyiapan Bahan Ajar Matematika SD
Penggunaan Program Pengolah Kata untuk Penyiapan Bahan Ajar Matematika SD
 
Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah
Kompetensi Supervisi Kepala SekolahKompetensi Supervisi Kepala Sekolah
Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah
 
2. modul 2.implementasi program bk dalam kurikulum 2013
2. modul 2.implementasi program bk dalam kurikulum 20132. modul 2.implementasi program bk dalam kurikulum 2013
2. modul 2.implementasi program bk dalam kurikulum 2013
 
Kompilasi materi bk smp kurikulum 2013 print
Kompilasi materi bk smp kurikulum 2013 printKompilasi materi bk smp kurikulum 2013 print
Kompilasi materi bk smp kurikulum 2013 print
 
BUKU 5 Final 2016.pdf
BUKU 5 Final 2016.pdfBUKU 5 Final 2016.pdf
BUKU 5 Final 2016.pdf
 
BUKU 5 Final 2016.pdf
BUKU 5 Final 2016.pdfBUKU 5 Final 2016.pdf
BUKU 5 Final 2016.pdf
 
5. modul 5. ept pelayanan peserta didik
5. modul 5. ept pelayanan peserta didik5. modul 5. ept pelayanan peserta didik
5. modul 5. ept pelayanan peserta didik
 
Pedoman beban kerja guru tik 2014
Pedoman beban kerja guru tik 2014 Pedoman beban kerja guru tik 2014
Pedoman beban kerja guru tik 2014
 
Kajian Kritis dalam Pembelajaran Matematika di SD
Kajian Kritis dalam Pembelajaran Matematika di SDKajian Kritis dalam Pembelajaran Matematika di SD
Kajian Kritis dalam Pembelajaran Matematika di SD
 
BUKU 5 Final 2016.docx
BUKU 5 Final 2016.docxBUKU 5 Final 2016.docx
BUKU 5 Final 2016.docx
 
BUKU 5 Final 2016.docx
BUKU 5 Final 2016.docxBUKU 5 Final 2016.docx
BUKU 5 Final 2016.docx
 

More from Mohamad Nur Fauzi (20)

Kalkulus tugas
Kalkulus tugasKalkulus tugas
Kalkulus tugas
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
latihan soal dan pembahsan barisan dan deret
latihan soal dan pembahsan barisan dan deretlatihan soal dan pembahsan barisan dan deret
latihan soal dan pembahsan barisan dan deret
 
Contoh RPP kooperatife
Contoh RPP kooperatifeContoh RPP kooperatife
Contoh RPP kooperatife
 
3. pengolahan nilai
3. pengolahan nilai3. pengolahan nilai
3. pengolahan nilai
 
1. konsep penilaian ma
1. konsep penilaian ma1. konsep penilaian ma
1. konsep penilaian ma
 
Pengertian sampel
Pengertian sampelPengertian sampel
Pengertian sampel
 
Format penulisan soal
Format penulisan soalFormat penulisan soal
Format penulisan soal
 
Format penulisan soal (contoh)
Format penulisan soal (contoh)Format penulisan soal (contoh)
Format penulisan soal (contoh)
 
Bab 3
Bab 3 Bab 3
Bab 3
 
Goal
GoalGoal
Goal
 
Trjemahn
TrjemahnTrjemahn
Trjemahn
 
Chapter one
Chapter oneChapter one
Chapter one
 
Materi kalkulus 2
Materi kalkulus 2Materi kalkulus 2
Materi kalkulus 2
 
Signalword
SignalwordSignalword
Signalword
 
Vocabulary_srategies
Vocabulary_srategiesVocabulary_srategies
Vocabulary_srategies
 
Kalkulus tugas
Kalkulus tugasKalkulus tugas
Kalkulus tugas
 
Format penulisan soal
Format penulisan soalFormat penulisan soal
Format penulisan soal
 
Uji normalitas
Uji normalitasUji normalitas
Uji normalitas
 
Ehb.revisi
Ehb.revisiEhb.revisi
Ehb.revisi
 

Recently uploaded

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 

Recently uploaded (20)

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 

Buku ttg ekuivalensi kegiatan pembelajaran

  • 1. 1 TENTANG EKUIVALENSI TANYA JAWAB KEGIATAN PEMBELAJARAN/PEMBIMBINGAN BAGI GURU YANG BERTUGAS PADA SMP/SMA/SMK YANG MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013 PADA SEMESTER PERTAMA MENJADI KURIKULUM TAHUN 2006 PADA SEMESTER KEDUA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
  • 2.
  • 3. Dalam rangka peningkatan layanan pendidikan yang berkualitas, satuan pendidikan melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan kurikulum yang ditetapkan oleh Pemerintah. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013. Ditinjau dari beban belajar peserta didik berdasarkan struktur Kurikulum Tahun 2006 dan struktur Kurikulum 2013 terdapat perbedaan jumlah jam pelajaran secara keseluruhan dan pada beberapa matapelajaran di SMP/SMA/SMK. Dalam melaksanakan kurikulum di sekolah, sangat terkait dengan tugas utama guru yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Salah satu ciri guru yang profesional adalah bersertifikat pendidik. Berdasarkan peraturan perundang-undangan, guru yang bersertifikat pendidik berhak mendapatkan tunjangan profesi dan salah satu persyaratan untuk mendapatkan tunjangan profesi adalah bahwa guru harus memenuhi beban kerja minimal 24 jam tatap muka per minggu. Berdasarkan pertimbangan di atas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Ekuivalensi Kegiatan Pembelajaran/ KATA PENGANTAR 1
  • 4. Pembimbingan Bagi Guru yang Bertugas pada SMP/SMA/ SMK yang Melaksanakan Kurikulum 2013 pada Semester Pertama Menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada Semester KeduaTahun Pelajaran 2014/2015. Untuk memberikan persamaan persepsi dan langkah dalam melaksanakan Peraturan Menteri dimaksud di sekolah, disusun Buku Tanya Jawab tentang kemengapaan dan proses pelaksanaan ekuivalensi kegiatan pembelajaran/ pembimbingan bagi guru yang bertugas di SMP/SMA/ SMK. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan pembelajaran/pembimbingan yang dilakukan oleh para guru pada khususnya dan penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah pada umumnya. Semoga Buku Tanya Jawab ini bermanfaat. Jakarta, Februari 2015 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2
  • 5. D A F T A R I S I KATA PENGANTAR................................................................... 1 A. UMUM ............................................................................. 7 1. Mengapa Kemdikbud melakukan ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan? ........................................................... 7 2. Bagi siapa saja ekuivalensi itu berlaku? ........................................... 8 3. Apa tujuan ekuivalensi itu Dilakukan? ................................................ 8 4. Apakah ekuivalensi dimaksud berlaku untuk semua mata pelajaran?............................................................................................ 9 5. Mata pelajaran apa saja yang boleh dilakukan ekuivalensi beban mengajar guru dan pada jenjang pendidikan apa?.................................................................................................... 9 6. Dari uraian mata pelajaran tersebut, mengapa guru-guru di Sekolah Dasar tidak terkena dampak? ............................................................. 10 7. Bagaimana dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama dan guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di Sekolah Dasar?.................................................................................................. 10 8. Apa dasar pemikirannya bahwa hanya mata pelajaran tertentu saja di SMP/SMA/SMK yang dapat dilakukan ekuivalensi?............................ 10 9. Mengapa hanya mata pelajaran tersebut dan tidak bisa untuk mata pelajaran lain? .................................................................................... 10 10. Bagaimana dengan guru mata pelajaran lain yang memiliki kekurangan beban mengajar guru? ................................................... 11 11. Berapa banyak kegiatan pembelajaran/pembimbingan yang dapat diekuivalensikan?................................................................................ 11 12. Kegiatan pembelajaran/ Pembimbingan yang diakui untuk diekuivalensikan dan bagaimana pengakuan ekuivalensinya?......... 11 13.Apakah beban mengajar guru minimal 24 jam tatap muka per minggunya dapat dipenuhi dari kegiatan ekuivalensi seluruhnya? berapa pengakuan maksimalnya....................................................................................... 15 14. Berapa banyak kegiatan ekuivalensi pembelajaran/ pembimbingan dapat dipilih oleh guru? ....................................................................... 15 15. Mengapa hanya kegiatan-kegiatan tesebut yang dapat diekuivalensikan dalam pemenuhan beban kerja tatap muka guru SMP/SMA/SMK? ..... 15 3
  • 6. B.WALI KELAS .............................................................................. 18 1. Kegiatan apa saja yang menjadi tugas wali kelas? ................................ 18 2. Kegiatan apa saja yang termasuk dalam pengelolaan kelas? ............... 18 3. Apakah yang dimaksud dengan interaksi antara wali kelas dengan orang tua/wali peserta didik? .......................................................................... 18 4. Apa saja yang dibicarakan dalam pertemuan antara wali kelas dengan orang tua/wali peserta didik?.................................................................. 19 5. Langkah apa yang dilakukan jika ada peserta didik memiliki permasalahan dalam hal belajar, interaksi sosial, dan yang lainnya?................................................................................................. 19 6.Bagaimana mengerjakan administrasi kelas?...................20 16. Bagaimana cara melakukan ekuivalensi kegiatan pembelajaran/ pembimbingan untuk memenuhi beban mengajar guru? ................................................................................... 15 17. Apa yang harus dilakukan agar guru yang mengekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan dapat dibayarkan tunjangan profesinya? ........................................................................ 16 18. Apakah dengan melakukan kegiatan ekuivalensi pembelajaran/ pembimbingan, guru matapelajaran yang telah bersertifikat pendidik tersebut dapat memenuhi beban mengajar tatap muka per minggunya dan akan mendapatkan SKTunjangan Profesi? ................................... 16 19. Apa kewajiban Dinas Pendidikan Provinsi/ Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya terkait dengan kegiatan ekuivalensi ?..............16 20. Apakah kegiatan pembelajaran/ Pembimbingan yang diekuivalensi ini bersifat permanen? .............................................................................. 17 1. Berapa jumlah pembina Osis pada setiap satuan pendidikan yang dapat diberikan nilai ekuivalensi? ..................................................................... 21 2. Siapa saja yang boleh menjadi pembina OSIS terkait dengan ekuivalensi?..........................................................................................21 3. Bagaimana sistematika penyusunan program pembinaan OSIS yang dapat dijadikan bukti fisik? .................................................. 21 4. Bagaimana sistematika penyusunan laporan hasil kegiatan pembinaan OSIS yang dapat dijadiikan bukti fisik? .................................................. 22 C.PEMBINA OSIS ........................................................................... 21 4
  • 7. 5. Bolehkah saya mendapatkan jam tambahan ekuivalensi sebagai Pembina OSIS di satuan pendidikan lain? ............................................................. 22 6. Mengapa membina OSIS dapat dijadikan salah satu untuk penambahan jam ekuvalensi?. ............................................................... 22 1. Berapa jumlah minimal dan maksimal guru piket yang di perbolehkan? dan rasio perhitungannya?...............................................23 2. Adakah kriteria tertentu yang dijadikan dasar untuk menentukan guru piket selain kekurangan beban mengajar akibat kurikulum 2013 kembali ke kurikulum tahun 2006? ..................................................................... 23 3. Adakah format isian yang di perlukan untuk ekuivalensi ?......................23 4. Bagai mana cara menghitung jam piket untuk dapat diekuivalensi ?.....23 5. Jika kekurangan beban mengajar 5 jam, dapatkan kekurangan ini diatasai dengan 5 hari sebagai guru piket ?............................................24 6. Berapa lama masa berlaku SK Guru piket ?...........................................24 7. Dapatkah diperhitungkan sebagai ekuivalensi, jika guru tidak dapat menjalankan tugas sebagai guru piket sehari penuh sesuai dengan jadwal piket ( dari jam pertama sampai terakhir) ?.................................................24 1. Apakah yang dimaksud Kegiatan Ekstrakurikuler? ................................. 25 2. Apa saja bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler? ............................................. 25 3. Apakah Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler ?............................................ 26 4. Bagaimana tahapan Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan di satuan pendidikan? ................................................................................ 26 5. Komponen apa saja yang terdapat dalam Program Kegiatan Ekstrakurikuler? ..................................................................................... 27 6. Bagaimana penyusunan jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler?.................... 27 7. Komponen apa saja dalam menyusun jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler? ..................................................................................... 27 8. Penilaian seperti apa yang dilakukan dalam kegiatan Ekstrakurikuler? ..................................................................................... 27 D.GURU PIKET ............................................................................... 23 E. MEMBINA EKSTRAKULIKULER .............................................. 25 5
  • 8. 9. Unsur apa saja yang terlibat dalam pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler ? ...................................................................... 28 10. Berapa banyak Kegiatan Ekstrakurikuler bagi guru mata pelajaran terkait ekuivalensi? ......................................................................................... 28 11. Berapa jam yang diakui bagi guru mata pelajaran yang membina Kegiatan Ekstrakurikuler? ................................................................... 28 F. TUTOR PAKET A, B, ATAU C ........................................... 29 1. Mata pelajaran apakah yang diakui sebagai ekuivalensi kegiatan pembelajaran/ pembimbingan dalam pendidikan kesetaraan ?..............29 2. Mata pelajaran apakah yang dapat pengakuan ekuivalensi ?...................29 3. Berapa jumlah kegiatan/kelas/kelompok/orang yang diakui sebagai jam ekuivalensi ?..........................................................................................30 4. Berapa ekuivalensi beban per minggu ?....................................................30 5. Bukti fisik apa yang diperlukan untuk perhitungan ekuivalensi ?................30 6
  • 9. UMUM 1. Mengapa Kemdikbud melakukan ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan? Pada tahun 2013-2014, Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan pelaksanaan Kurikulum 2013 di seluruh sekolah di Indonesia dalam 2 (dua) tahap yaitu tahap1 pelaksanaan terbatas pada tahun pelajaran 2013/2014, dan tahap II pelaksanaan pada seluruh sekolah di Indonesia pada tahun pelajaran berikutnya (2014/2015). Pada tahun 2014 Pemerintah mengevaluasi pelaksanaan Kurikulum 2013 dan salah satu kebijakan yang diambil adalah menerapkan perubahan kurikulum secara bertahap. Langkah yang dilakukan adalah menunda pelaksanaan kurikulum baru pada sekolah yang baru melaksanakan selama 1 (satu) semester dan sekolah tersebut diharuskan kembali menggunakan Kurikulum Tahun 2006. Lalu secara bertahap Pemerintah menyiapkan sekolah dan mengimplementasikan kurikulum baru. Dengan adanya kebijakan untuk kembali pada Kurikulum Tahun 2006 berdampak pada terjadinya sebagian guru tidak terpenuhi beban mengajar 24 jam tatap muka per minggu berdasarkan Kurikulum Tahun 2006. Akibatnya adalah mereka tidak akan memperoleh SKTP sebagai dasar untuk memperoleh tunjangan profesi. Untuk mengatasi kondisi pemenuhan beban mengajar - agar mereka memperoleh tunjangan profesi - dibuat Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang terkait dengan ekivalensi kegiatan pembelajaran pembimbingan di luar tatap muka sebagai bagian dari pemenuhan beban kerja tatap muka 24 jam per minggu. Khusus untuk jenjang SMP,minimal hanya rombel yang terdaftar pada data dapodik semester pertama tahun ajaran 2014/2015 sebagai rombel yang melaksanakan kurikulum 2013. 7
  • 10. Kegiatan pembelajaran/pembimbingan di luar tatap muka yang dapat diekuivalensikan sebagai bagian dari pemenuhan beban kerja tatap muka minimal 24 jam per minggu, diperuntukkan bagi guru SMP/SMA/SMK yang mengajar mata pelajaran tertentu pada rombongan belajar yang melaksanakan Kurikulum 2013 pada semester pertama menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada semester kedua tahun pelajaran 2014/2015. Mengatasi permasalahan guru yang bersertifikat pendidik yang mengajar mata pelajaran tertentu pada rombongan belajar di SMP/SMA/SMK yang sebelumnya menggunakan kurikulum 2013, kemudian menggunakan kurikulum tahun 2006 untuk memenuhi beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu. Tidak. Ekuivalensi berlaku hanya bagi guru SMP/SMA/SMK yang mengajar mata pelajaran tertentu pada rombongan belajar yang melaksanakan Kurikulum 2013 pada semester pertama tahun pelajaran 2014/2015 menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada semester kedua tahun pelajaran 2014/2015. Sebagai contoh, seorang guru mata pelajaran matematika yang mengajar pada rombel kelas 7/8 dan 9 atau rombel kelas 10/11 dan 12, ketika semua rombel tersebut kembali ke Kurikulum Tahun 2006, guru tersebut dapat melakukan ekuivalensi pembelajaran/pembimbingan hanya untuk rombel kelas 7/8 dan kelas 10/11. Adapun bagi rombel kelas 9 dan 12 tidak dapat diberlakukan ekuivalensi pembelajaran/pembimbingan karena belum pernah melaksanakan Kurikulum 2013 pada tahun pelajaran 2014/2015. 2. Bagi siapa saja ekuivalensi itu berlaku? 3. Apa tujuan dilakukannya ekuivalensi? 4. Apakah ekuivalensi dimaksud berlaku untuk semua guru di semua rombel? 8
  • 11. 5. Mata pelajaran apa saja yang boleh dilakukan ekuivalensi pembelajaran/pembimbingan untuk pemenuhan beban mengajar guru dan pada jenjang pendidikan apa? Bukan mata pelajaran yang diekuivalensikan kegiatan pembelajarannya, tetapi guru SMP/SMA/ SMK yang mengajar mata pelajaran tertentu pada rombongan belajar yang melaksanakan Kurikulum 2013 pada semester pertama menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada semester kedua tahun pelajaran 2014/2015 yang dapat melakukan ekuivalensi kegiatan pembelajaran/ pembimbingan di luar tatap muka sebagai bagian dari pemenuhan beban kerja tatap muka minimal 24 jam per minggu. Mereka yang terkena dampak adalah yang mengajar: 1) Bahasa Indonesia, 2) Ilmu Pengetahuan Alam, 3) Matematika, 4) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 5) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, 6) Seni Budaya, dan 7) TIK. a. Mata pelajaran di SMP meliputi b. Mata pelajaran di SMA meliputi 1) Geografi, 2) Matematika, 3) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, 4) Sejarah, dan 5) TIK. c. Mata pelajaran di SMK meliputi 1) Bahasa Indonesia, 2) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, 3) Sejarah, dan 4) TIK/Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI). 9
  • 12. 6. Dari uraian mata pelajaran tersebut, mengapa guru-guru di Sekolah Dasar tidak terkena dampak? Guru di sekolah dasar merupakan guru kelas, yang beban kerjanya sudah bisa mencukupi 24 jam tatap muka per minggu dan bahkan bisa lebih dari itu berdasarkan struktur program kurikulum. 7. Bagaimana dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama dan guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di Sekolah Dasar? Alokasi waktu mata pelajaran Pendidikan Agama dan guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan dalam struktur kurikulum SD berdasarkan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Tahun 2006 tidak mengalami perubahan, sehingga tidak ada masalah dalam pemenuhan beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu jika rombongan belajarnya mencukupi. Apabila rombongan belajarnya tidak mencukupi, guru-guru mata pelajaran tersebut, terutama yang telah bersertifikat pendidik tidak hanya dapat mengajar di sekolahnya, namun juga bisa mengajar di SD lain, SMP, SMA, atau SMK untuk mata pelajaran yang sama dengan sertifikat pendidiknya. Dengan demikian tidak diperlukan kegiatan ekuivalensi dalam pemenuhan beban mengajarnya. 8. Apa dasar pemikirannya bahwa hanya mata pelajaran tertentu saja di SMP/SMA/SMK yang dapat dilakukan ekuivalensi? Adanya perbedaan alokasi waktu pada mata pelajaran tertentu di SMP/ SMA/SMK antara Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Tahun 2006, dimana secara umum jumlah alokasi waktu pada mata pelajaran tertentu pada kurikulum 2013 lebih banyak dibandingkan dengan kurikulum tahun 2006, misalnya dari 38 jam pelajaran menjadi 32 jam pelajaran dengan bobot yang berbeda pada setiap mata pelajarannya. 9. Mengapa hanya mata pelajaran tersebut dan tidak bisa untuk mata pelajaran lain? Pada mata pelajaran tertentu tersebut dalam struktur Kurikulum Tahun 2006 alokasi waktu jam pelajaran per minggunya lebih kecil daripada yang terdapat di dalam struktur program Kurikulum 2013, sedangkan mata pelajaran lainnya tidak ada perubahan yang signifikan. Artinya, karena tidak ada perubahan jumlah jam beban belajar peserta didik maka tidak akan berdampak pada guru dalam memenuhi beban mengajarnya. 10
  • 13. 10. Bagaimana dengan guru mata pelajaran lain yang memiliki kekurangan beban mengajar guru? Itu bisa saja terjadi, dan kondisinya disebabkan karena kelebihan guru di sekolah dan tidak dilakukan penataan dan pemerataan guru di daerahnya. Di sinilah letak koordinasi antara sekolah dengan Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya dalam melakukan penataan dan pemerataan kebutuhan guru. Jadi, kekurangan jam mengajar pada guru mata pelajara lain yang tidak terkena dampak perubahan kurikulum, mengikuti aturan yang berlaku. Untuk memperoleh tunjangan profesi guru, mereka harus memenuhi beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu. 11. Berapa banyak kegiatan pembelajaran/pembimbingan yang dapat diekuivalensikan? Ada 5 jenis kegiatan ekivalensi pembelajaran/pembimbingan yang dapat dipilih oleh guru sesuai dengan kebutuhannya, yaitu guru menjadi: a. walikelas, b. pembina OSIS, c. guru piket, d. membina kegiatan ekstrakurikuler, seperti OSN, Keagamaan, Pramuka, Olah raga, Kesenian, UKS, PMR, PencintaAlam, dan KIR, atau e. menjadi tutor PaketA, Paket B, Paket C, Paket C Kejuruan, atau program pendidikan kesetaraan. 12. Kegiatan pembelajaran/pembimbingan apa saja yang diakui untuk diekuivalensikan dan bagaimana pengakuan ekuivalensinya? Kegiatan pembelajaran/pembimbingan yang diakui untuk diekuivalensikan dan pengakuan ekuivalensinya dijelaskan sebagai berikut. 11
  • 14. Wali Kelas a. Pengelolaan Kelas b. Berinteraksi dengan orang tua/wali peserta didik c. Penyelenggaraan Administrasi Kelas d. Penyusunan dan laporan kemajuan belajar peserta didik e. Pembuatan catatan khusus tentang peserta didik f. Pencatatan mutasi peserta didik g. Pengisian dan pembagian buku laporan penilaian hasil belajar h. dan lain-lain tugas kewalikelasan TUGAS JUMLAH KEGIATAN/ KELAS/ KELOMPOK/ ORANG Satu kelas per tahun EKUIVALENSI BEBAN KERJA PER MINGGU 2 jam pelajaran BUKTI FISIK a. Surat tugas sebagai wali kelas dari kepala sekolah b. Program dan jadwal kegiatan yang ditandatangani oleh kepala sekolah. c. Laporan hasil kegiatan wali kelas 12
  • 15. Membina Osis TUGAS JUMLAH KEGIATAN/ KELAS/ KELOMPOK/ ORANG EKUIVALENSI BEBAN KERJA PER MINGGU BUKTI FISIK a. Menyusun program pembinaan OSIS b. Mengkoordinasikan kegiatan upacara rutin dan hari besar nasional c. Penyelenggaraan latihan kepemimpinan dasar bagi peserta didik d. Mengkoordinasikan ber- bagai kegiatan ekstr- akurikuler dan class meeting e. Kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pem- binaan OSIS Pengurus OSIS 1 jam pelajaran a. Surat tugas sebagai pem- bina OSIS dari kepala sekolah b. Program dan jadwal kegiatan yang ditandatangani oleh kepala sekolah. c. Laporan hasil kegiatan pem- binaan OSIS Guru Piket TUGAS JUMLAH KEGIATAN/ KELAS/ KELOMPOK/ ORANG EKUIVALENSI BEBAN KERJA PER MINGGU BUKTI FISIK a. Meningkatkan pelak- sanaan keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kerindangan, kesehatan, keteladanan, dan keter- bukaan (9K) b. Mengadakan pendataan dan mengisi buku piket c. Menjadi guru pengganti di kelas kosong d. Mencatat warga sekolah yang tidak disiplin e. Melaporkan kasus-kasus yang bersifat khusus kepada kepala sekolah f. Melakukan kegiatan lain- nya yang terkait tugas guru piket c. Laporan hasil piket per tugas 13
  • 16. Membina Ekstrakurikuler TUGAS JUMLAH KEGIATAN/ KELAS/ KELOMPOK/ ORANG EKUIVALENSI BEBAN KERJA PER MINGGU BUKTI FISIK a. Surat tugas per semester sebagai guru piket dari kepala sekolah b. Jadwal piket yang ditanda tangani oleh kepala sekolah. c. Laporan hasil piket per tugas Satu paket per tahun 2 jam pelajaran a. Surat tugas sebagai pembina ekstrakurikuler tertentu dari kepala sekolah b. Program dan jadwal kegiatan yang ditandata- ngani oleh Kepala Sekolah. c. Laporan hasil kegiatan pembi- naan ekstrakuri- kuler tertentu Menjadi Tutor Paket A, B, atau C TUGAS JUMLAH KEGIATAN/ KELAS/ KELOMPOK/ ORANG EKUIVALENSI BEBAN KERJA PER MINGGU BUKTI FISIK Mengajar peserta didik Paket A, Paket B, atau Paket C di PKBM/SKB a. Surat tugas sebagai pembina ekstrakurikuler tertentu dari kepala sekolah b. Program dan jadwal kegiatan yang ditandatangani oleh kepala sekolah. c. Laporan hasil kegiatan pembinaan ekstrakurikuler tertentu Jam pelajaran per minggu Sesuai dengan alokasi jam pelajaran per minggu, maksimal 6 jam pelajaran 14
  • 17. 13. Apakah beban mengajar guru minimal 24 jam tatap muka per minggunya dapat dipenuhi dari kegiatan ekuivalensi seluruhnya? Berapa pengakuan maksimalnya? Tidak. Ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan diakui paling banyak 25% dari beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu atau 6 jam tatap muka per minggu yang dibuktikan dengan bukti fisik. 14. Berapa banyak kegiatan ekuivalensi pembelajaran/pembim- bingan yang dapat dipilih oleh guru? Dapat lebih dari 1 kegiatan ekuivalensi, namun jumlah jam yang diakui paling banyak adalah 25% dari beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu atau 6 jam tatap muka per minggu. 15. Mengapa hanya kegiatan-kegiatan tesebut yang dapat diekuivalensikan dalam pemenuhan beban kerja tatap muka guru SMP/SMA/SMK? Karena 5 kegiatan ekuivalensi tersebut merupakan kegiatan yang berinteraksi langsung atau tatap muka dengan peserta didik, sehingga s a n g a t b e r m a n f a a t d a l a m k e g i a t a n p e m b e l a j a r a n / pembimbingan/pendidikan di satuan pendidikan. 16. Bagaimana cara melakukan ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan untuk memenuhi beban mengajarguru? Cara melakukan kegiatan ekuivalensi: a.Kepala sekolah melakukan pemetaan jumlah guru dan jumlah jam mengajar di satuan pendidikan. b.Kepala sekolah membagi tugas kegiatan ekuivalensi dengan memprioritaskan guru yang bersertifikat pendidik yang masih kekurangan beban mengajar pada SMP/SMA/SMK yang mengajar mata pelajaran tertentu pada rombongan belajar yang melaksanakan Kurikulum 2013 pada semester pertama menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada semester kedua tahun pelajaran 2014/2015. c. Guru memilih kegiatan ekuivalensi pembelajaran/ pembimbingan berdasarkan Lampiran Permendikbud yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya dan diketahui oleh kepala sekolah. 15
  • 18. d. Guru yang melakukan kegiatan ekuivalensi tersebut menyerahkan bukti fisik berupa surat tugas, program dan jadwal kegiatan yang ditandatangani oleh kepala sekolah, dan laporan hasil kegiatan pembelajaran/ pembimbingan. 17.Apa yang harus dilakukan agar guru yang mengekuivalensi kegiatan pembelajaran/ pembimbingan dapat dibayarkan tunjangan profesinya? Tahapan bagi guru yang melakukan ekuivalensi agar mendapatkan tunjangan profesi: a. Guru merencanakan program kegiatan ekuivalensi yang ditugaskan oleh kepala sekolah. b. Guru melaksanakan kegiatan ekuivalensi dan menyiapkan bukti fisik/dokumen kegiatan ekuivalensi yang diperlukan. c. Kepala sekolah melegalisasi bukti fisik/ dokumen kegiatan ekuivalensi. d. Kepala sekolah menyampaikan bukti fisik/dokumen yang sudah dilegalisasi ke dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi sesuai dengankewenangannya untuk diverifikasi. e. Dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi sesuai dengan kewenangannya melaporkan hasil verifikasi ke Direktorat terkait yang menangani guru sebagai dasar penerbitan Keputusan Penerima Tunjangan Profesi Guru. 18.Apakah dengan melakukan kegiatan ekivalensi pembelajaran/ pembimbingan, guru matapelajaran yang telah bersertifikat pendidik tersebut dapat memenuhi beban mengajar minimal tatap muka per minggunya dan akan mendapatkan SK Tunjangan Profesi? Guru yang melakukan kegiatan ekuivalensi tidak otomatis mendapatkan SK Tunjangan Profesi karena harus memenuhi persyaratan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 19.Apa kewajiban Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/ Kota sesuai dengan kewenangannya terkait dengan pelaksanaan kegiatan ekuivalensi? 16
  • 19. Kewajiban Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya melakukan: a. penataan dan pemerataan guru agar tidak terjadi kelebihan guru di sekolah-sekolah tertentu; b. verifikasi bukti fisik ekivalensi kegiatan pembelajaran/ pembimbingan yang disampaikan oleh kepala sekolah; dan c. pemantauan dan pengendalian dalam pembinaan kepada guru- guru di wilayahnya. 20.Apakah kegiatan pembelajaran/pembimbingan yang diekuivalensi ini bersifat permanen? Tidak. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2015 tentang Ekuivalensi Kegiatan Pembelajaran/Pembimbingan bagi Guru yang Bertugas pada SMP/SMA/SMK yang Melaksanakan Kurikulum 2013 pada Semester Pertama Menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada Semester Kedua Tahun Pelajaran Tahun 2014/2015, kegiatan ekuivalensi hanya berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2016. 17
  • 20. WALI KELAS 1. Kegiatan apa saja yang menjadi tugas wali kelas? Tugas wali kelas antara lain: a. pengelolaan kelas, b. berinteraksi dengan orang tua/wali peserta didik, c. penyelenggaraan administrasi kelas, d. penyusunan dan laporan kemajuan belajar peserta didik, e. pembuatan catatan khusus tentang peserta didik, f. pencatatan mutasi peserta didik, g. pengisian dan pembagian buku laporan penilaian hasil belajar, h. dan lain lain tugas kewalikelasan. 2. Kegiatan apa saja yang termasuk dalam pengelolaan kelas? Kegiatan yang termasuk dalam pengelolaan kelas antara lain: a. Memastikan ketersediaan sarana prasana penunjang kelas, diantaranya kelengkapan kelas, jadwal pelajaran, papan tulis, ATK, media pembelajaran, listrik, pengaturan sirkulasi udara, kebersihan dan kesehatan ruangan, b. Pembentukan pengurus kelas dan tugas-tugas lainnya disertai rincian tugas dan kewenangannya, c. Membuat jadwal piket kelas, d. Mengatur posisi duduk peserta didik sesuai dengan karakteristik mereka. 3. Apakah yang dimaksud dengan interaksi antara wali kelas dengan orang tua/wali peserta didik? Hal-hal yang termasuk dalam interaksi antara lain: a. Interaksi antara wali kelas dengan orang tua/wali peserta didik adalah pertemuan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan peserta didik, b. Interaksi dapat dilakukan minimal tiga kali pertemuan dalam satu semester. c. Selain tiga pertemuan, interaksi dapat juga dilakukan melalui telepon, SMS, media group online (WA, email, BB, line) maupun media cetak (brosur, buletin, majalah dinding kelas), 18
  • 21. d. Pertemuan dapat dilakukan dengan mengundang orang tua/walipeserta didik ke sekolah atau mengunjungi kediaman peserta didik, e. Pertemuan dapat dilakukan secara individu, kelompok, atau seluruh orang tua/wali peserta didik. 4. Apa saja yang dibicarakan dalam pertemuan antara wali kelas dengan orang tua/wali peserta didik? Hal-hal yang dibicarakan dalam pertemuan antara wali kelas dengan orang tua/wali peserta didik antara lain: a. Kegiatan /pertemuan rutin antara wali kelas dengan orang tua/ wali peserta didik b. Kebijakan dan program kegiatan sekolah dan kelas dalam bulanan, semester, dan tahunan c. Kondisi, potensi, tantangan, dan peluang di kelas dan peserta didik, d. Perkembangan peserta didik baik akademis maupun keperibadiannya, e. Hasil laporan koordinasi dengan BK/Wkl Kepala sekolah Bidang Kesiswaan, dan/atau pihak terkait lainnya. Dalam pertemuan wali kelas dengan orang tua/wali peserta didik hendaknya didiskusikan antara lain hal-hal yang berkaitan dengan perlunya keterlibatan bersama antara sekolah dengan rumah mengenai: a. pembentukan karakter building;b. menjunjung tinggi budaya bangsa; c. hormat kepada orang tua; d. pendidikan seks yang sesuai dengan norma dan agama; e. bahaya Narkoba bagi anak-anak; f. cinta lingkungan hidup; g. kerukunan umat; h. keterlibatan masyarakat dalam pendidikan. 5. Langkah apa yang dilakukan jika ada peserta didik memiliki permasalahan dalam hal belajar, interaksi sosial, dan yang lainnya? Langkah yang dilakukan jika ada peserta didik memiliki permasalahan dalam hal belajar, interaksi sosial, dan yang lainnya antara lain: 19
  • 22. a. Memanggil peserta didik yang bermasalah. b. Mencatat permasalahan dalam buku pembinaan peserta didik. c. Berkoordinasi dengan guru BK atau pihak terkait. d. Berkomunikasi dengan orang tua/wali peserta didik. e.Melaksanakan bimbingan dan tindak lanjut hasil pertemuan wali kelas dan peserta didik. Hal yang paling penting ketika wali kelas menemukan permasalahan peserta didik adalah bagaimana guru dapat berlaku sebagai motivator dan dapat melibatkan pihak-pihak terkait agar peserta didik menjadi insan yang baik. 6. Bagaimana mengerjakan administrasi kelas? Kegiatan yang harus dilakukan dalam mengerjakan administrasi kelas adalah mengisi buku jurnal kelas, agenda kelas, buku penghubung, dan daftar hadir. 20
  • 23. PEMBINA OSIS 1. Berapa jumlah pembina OSIS pada setiap satuan pendidikan yang dapat diberikan nilai ekuivalensi? Ekuivalensi pembina OSIS adalah 1 jam pelajaran. Ketentuan jumlah pembina OSIS yang diakui sebagai kegiatan ekuivalensi sebagai berikut. a. 1 rombongan belajar sampai dengan 9 rombongan belajar diangkat satu pembina OSIS. b. 10 rombongan belajar sampai dengan 18 rombongan belajar diangkat dua pembina OSIS. c. 9 rombongan belajar sampai dengan 27 rombongan belajar diangkat tiga pembina OSIS. d. Lebih dari 27 rombongan belajar diangkat 4 Pembina OSIS. 2. Siapa saja yang boleh menjadi Pembina OSIS terkait dengan Ekuivalensi? Hanya guru yang mengalami kekurangan jam mengajar yang diakibatkan oleh perubahan kurikulum 2013 ke kurikulum 2006. 3. Bagaimana sistematika penyusunan program pembinaan OSIS yang dapat dijadikan bukti fisik? Sistematika penyusunan program pembinaan OSIS antara lain: Cover, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran, Maksud dan Tujuan, Manfaat, Ruang Lingkup kegiatan, Tempat, Strategi pelaksanaan, Jadwal Kegiatan, Peserta, Indikator Keberhasilan, Pendanaan, Sarana Prasarana yang dibutuhkan, Penutup. 21
  • 24. 4. Bagaimana sistematika penyusunan laporan hasil kegiatan pembinaan OSIS yang dapat dijadiikan bukti fisik? Sistematika penyusunan program pembinaan OSIS antara lain: Cover, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran, Maksud dan Tujuan, Manfaat, Ruang Lingkup kegiatan,Tempat, Strategi pelaksanaan, Jadwal Kegiatan, Peserta, Indikator Keberhasilan, Pendanaan, Sarana Prasarana yang dibutuhkan, Hasil Pelaksanaan kegiatan, Dampak Kegiatan, Hambatan pelaksanaan, Solusi atas hambatan pelaksanaan Penutup, Kesimpulan, Rekomendasi, dan Lampiran- lampiran. 5. Bolehkah saya mendapatkan jam tambahan ekuivalensi sebagai Pembina OSIS di satuan pendidikan lain? Tidak boleh. 6. Mengapa membina OSIS dapat dijadikan salah satu untuk penambahan jam ekuvalensi? Karena guru Pembina OSIS melakukan bagian dari tugas pokok guru dalam rangka membimbing. Pembina OSIS biasanya merupakan pihak yang dekat dengan peserta didik dan juga dunia luar di luar lingkungan sekolah. Pembina OSIS bisa menjadi jembatan antara sekolah dengan masyarakat, dunia usaha, dan dunia industri. Dalam hal pengembangan motivasi siswa dalam entrepreneurship misalnya, pembina OSIS dapat melakukan kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri. Pembina OSIS hendaknya merancang program agar peserta didik memiliki ruang yang cukup untuk mengekspresikan budaya setempat agar sikap kreasi dan produktivitas peserta didik lebih meningkat lagi. OSIS harusnya menjadi salah satu tempat bagi peserta didik untuk dapat hidup mandiri dan mengelola kekayaan budaya lokal baik melalui kegiatan ekstrakurikuler maupun melalui kegiatan lainnya 22
  • 25. 1. Berapa jumlah minimal dan maksimal guru piket yang di perbolehkan? dan rasio perhitungannya? Ekuivalensi guru piket adalah 1 jam pelajaran. Satuan pendidikan dapat mengangkat guru piket berdasarkan rombongan belajar. a. 1 rombongan belajar sampai dengan 9 rombongan belajar diangkat satu guru piket . b. 10 rombongan belajar sampai dengan 18 rombongan belajar diangkat dua guru piket . c. 19 rombongan belajar sampai dengan 27 rombongan belajar diangkat tiga guru piket d. Lebih dari 27 rombongan belajar diangkat 4 guru piket. 2.Adakah kriteria tertentu yang dijadikan dasar untuk menentukan guru piket selain kekurangan beban mengajar akibat Kurikulum 2013 kembali ke Kurikulum Tahun 2006 ? Tidak ada kriteria, khusus yang penting sehat jasmani dan rohani dan dapat bertugas penuh dalam 1 hari sesuai jadwal 3. Adakah format isian yang diperlukan untuk ekuivalensi? Ada. Format isian ekuivalensi dapat dilihat dan diunduh pada laman Direktorat PTK terkait 4. Bagaimana cara menghitung jam piket untuk dapat diekuivalensi? Jam piket dihitung dari jam pertama sampai dengan jam terakhir (sesuai jadwal yang berlaku di sekolah) minimal 1 hari dalam seminggu. GURU PIKET 23
  • 26. 5. Jika kekurangan beban mengajar 5 jam, dapatkah kekurangan ini diatasi dengan 5 hari sebagai guru piket? Tidak bisa, yang diakui adalah pelaksanaan tugas piket 1 hari atau lebih dalam seminggu yang dihitung dalam satu bulan, kemudian baru diekuivalensikan dengan 1 jam mengajar. 6. Berapa lama masa berlaku SK Guru Piket? SK berlaku selama 1 (satu) semester. 7. Dapatkah diperhitungkan sebagai ekuivalensi, jika guru tidak dapat menjalankan tugas sebagai guru piket sehari penuh sesuai dengan jadwal piket (dari jam pertama sampai jam terakhir)? Tidak dapat diekuivalensikan. 24
  • 27. MEMBINA EKSTRAKURIKULER 1. Apakah yang dimaksud Kegiatan Ekstrakurikuler? Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan, bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan. Kegiatan ekstrakulikuler hendaknya dirancang sebagai sebuah kegiatan yang menjadikan peserta didik memiliki ruang yang cukup untuk mengekspresikan kegiatan-kegiatan yang positif khususnya berkaitan dengan pelestarian budaya setempat agar sikap kreasi dan produktivitas peserta didik lebih terarah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler juga diarahkan agar peserta didik dapat mengelola kekayaan budaya lokal, mengekspresikan kegiatan sesuai dengan kekinian (misalnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi), dan hidup lebih mandiri sesuai dengan minat dan bakatnya. Melalui kegiatan ekstrakurikuler, peserta didik tidak diajari menjadi ilmuwan saja, tetapi lebih menekankan kepada pembentukan karakter yang lebih sesuai dengan kondisi dan situasi peserta didik khususnya dalam pelestarian budaya, penyesuaian dengan kemajuan zaman, dan menjadikan peserta didik lebih mandiri. 2. Apa saja bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler? Pembinaan peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat dijadikan wahana untuk lebih mengenalkan peserta didik kepada pendidikan karakter (character building), pengembangan ilmu dan pengetahuan yang lebih praktis dan tepat guna, pembinaan olah raga, pembentukan kepribadian, dan tentu saja pelestraiaan budaya bangsa. Secara rinci kegiatan ekstrakurikuler hendaknya berfokus pada hal-hal berikut ini. 25
  • 28. Krida, misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), dan lainnya; Karya ilmiah, misalnya: kegiatan ilmiah remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya; Latihan olah-bakat latihan olah-minat, misalnya: pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, fotografi, teater, debat, bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa, dan lainnya; Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca tulis alquran, retreat, perayaan idul qurban, penyiapan sesaji untuk keperluan perayaan galungan dan kuningan, persiapan perayaan waisak, dan lain- lain; Bentuk kegiatan lainnya, seperti penyiapan lomba Olimpiade Sains Nasional (OSN), Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), cerdas cermat empat pilar negara, dan lain-lain 3. Apakah Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler? Lingkup kegiatan ekstrakurikuler meliputi: a. Individual, yakni kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh peserta didik secara perorangan. b. Berkelompok, yakni kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh peserta didik secara: c. Berkelompok dalam satu kelas (klasikal). d. Berkelompok dalam kelas parallel e. Berkelompok antar kelas. 4. Bagaimana tahapan Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan di satuan pendidikan? Tahapan Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler melalui: (1) analisis sumber daya yang diperlukan dalam penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler; (2) identifikasi kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik; (3) menetapkan bentuk kegiatan yang diselenggarakan; (4) mengupayakan sumber daya sesuai pilihan peserta didik atau menyalurkannya ke satuan pendidikan atau lembaga lainnya; (5) menyusun Program Kegiatan Ekstrakurikuler. 26
  • 29. 5. Komponen apa saja yang terdapat dalam Program Kegiatan Ekstrakurikuler? Komponen Program Kegiatan Ekstrakurikuler sekurang-kurangnya memuat: a. rasional dan tujuan umum; b. deskripsi setiap Kegiatan Ekstrakurikuler; c. pengelolaan; d. pendanaan; dan e. evaluasi 6. Bagaimana penyusunan jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler? Penjadwalan kegiatan ekstrakurikuler pilihan dirancang di awal tahun pelajaran oleh pembina di bawah bimbingan kepala sekolah/ atau wakil kepala sekolah. Jadwal kegiatan ekstrakurikuler diatur agar tidak menghambat pelaksanaan kegiatan intra dan kokurikuler. 7. Komponen apa saja dalammenyusun jadwal kegiatan ekstrakurikuler? Jadwal kegiatan ekstrakurikuler terdiri dari jadwal latihan rutin dan jadwal yang bersifat insidental Jadwal latihan rutin NO HARI/TGL PUKUL URAIAN PNJWB 1. …………… ……… …………… …………… 2. …………… ……… …………… …………… dst . …………… ……… …………… …………… Jadwal yang bersifat insidental sesuai dengan kebutuhan. 8. Penilaian seperti apa yang dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler? Penilaian kegiatan ekstrakurikuler berupa penilaian dan dideskripsikan dalam raport. Kriteria keberhasilannya meliputi proses dan pencapaian kompetensi peserta didik. 27
  • 30. 9. Unsur apa saja yang terlibat dalam pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler? Unsur-unsur yang terlibat dalam pengembangan kegiatan ekstrakurikuler adalah: a. Satuan Pendidikan, b. Komite Sekolah c. Orangtua, d. Dunia usaha dan dunia industri. 10. Berapa banyak Kegiatan Ekstrakurikuler bagi guru mata pelajaran terkait ekuivalensi? Bagi guru yang memilih untuk membina kegiatan ekstrakurikuler sebagai ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan untuk memenuhi beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu, guru yang bersangkutan maksimal melaksanakan tiga kegiatan ekstrakurikuler yang berbeda sesuai dengan kemampuannya. 11. Berapa jam yang diakui bagi guru mata pelajaran yang membina kegiatan ekstrakurikuler? Guru mata pelajaran yang membina kegiatan ekstrakurikuler sebagai bagian dari pemenuhan beban mengajar guru dengan beban mengajar paling banyak 2 (dua) jam pelajaran per minggu. 28
  • 31. TUTOR PAKET A, B, ATAU C 1. Mata pelajaran apakah yang diakui sebagai ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan dalam pendidikan kesetaraan? Mata pelajaran yang sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki oleh guru mata pelajaran tertentu. 2. Mata pelajaran apakah yang mendapat pengakuan ekuivalensi? a. Mata pelajaran di SMPmeliputi 1) Bahasa Indonesia, 2) Ilmu PengetahuanAlam, 3) Matematika, 4) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 5) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, 6) Seni Budaya, dan 7) TIK. b. Mata pelajaran di SMAmeliputi 1) Geografi, 2) Matematika, 3) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, 4) Sejarah, dan 5) TIK. c. Mata pelajaran di SMK meliputi 1) Bahasa Indonesia, 2) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, 3) Sejarah, dan 4) TIK/Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI). 29
  • 32. 3. Berapa jumlah kegiatan/kelas/kelompok/orang yang diakui sebagai jam ekuivalensi? Jumlah kegiatan/kelas/kelompok/orang yang diakui sebagai jam ekuivalensi adalah berdasarkan jam pelajaran per minggu sesuai dengan matapelajaran yang diampunya. 4. Berapa ekuivalensi beban kerja per minggu? Sesuai dengan alokasi jam pelajaran per minggu, maksimal 6 jam pelajaran. 5. Bukti fisik apa yang diperlukan untuk perhitungan ekuivalensi? Bukti fisik yang diperlukan adalah: a) SK mengajar sebagai tutor. b) Jadwal kegiatan yang ditandatangani oleh kepala PKBM/SKB. c) Laporan pelaksanaan tugas sebagai tutor. 30
  • 33. MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG EKUIVALENSI KEGIATAN PEMBELAJARAN/PEMBIMBINGAN BAGI GURU YANG BERTUGAS PADA SMP/SMA/SMK YANG MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013 PADA SEMESTER PERTAMA MENJADI KURIKULUM TAHUN 2006 PADA SEMESTER KEDUA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA a.bahwa satuan pendidikan melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan kurikulum yang ditetapkan oleh Pemerintah; b.bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013, terdapat perbedaan beban belajar peserta didik pada SMP/SMA/ SMK dalam struktur kurikulum tahun 2006 dan struktur kurikulum 2013; c.bahwa salah satu persyaratan untuk mendapatkan tunjangan profesi, guru harus memenuhi beban kerja minimal 24 jam tatap muka per minggu; d.bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Ekuivalensi Kegiatan Pembelajaran/Pembimbingan Bagi Guru yang Bertugas pada SMP/SMA/SMK yang Melaksanakan Kurikulum 2013 pada Semester Pertama Menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada Semester KeduaTahun Pelajaran 2014/2015; Menimbang : 31
  • 34. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); 3.Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32Tahun 2013; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4941); 5.Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara; 6.Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 7. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja; 8.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 30 Tahun 2011; 9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013; 32
  • 35. MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG EKUIVALENSI KEGIATAN PEMBELAJARAN/ PEMBIMBINGAN BAGI GURU YANG B E R T U G A S PA D A S M P / S M A / S M K YA N G MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013 PADASEMESTER GANJIL MENJADI KURIKULUM TAHUN 2006 PADA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Menetapkan : (1) Beban belajar peserta didik SMP berdasarkan Struktur Kurikulum 2013 meliputi sepuluh mata pelajaran berjumlah 38 jam pembelajaran per minggu. (2) Pada struktur kurikulum SMA: a. Beban belajar peserta didik Kelas X SMAberdasarkan Kurikulum 2013 meliputi dua belas mata pelajaran yang berbeda pada peminatan MIPA dan IPS, sebelas mata pelajaran yang berbeda pada peminatan Bahasa dan Budaya dengan minimal 42 jam pelajaran per minggu. b. Beban belajar peserta didik Kelas XI dan Kelas XII SMAberdasarkan Kurikulum 2013 meliputi dua belas mata pelajaran yang berbeda pada peminatan MIPAdan IPS, sebelas mata pelajaran yang berbeda pada peminatan Bahasa dan Budaya dengan minimal 44 jam pelajaran per minggu. (3) Pada struktur kurikulum SMK: Beban belajar peserta didik SMK berdasarkan Kurikulum 2013 sesuai dengan kelompok peminatan yang mengacu pada Spektrum Keahlian yang mencakup Bidang Keahlian, Program Keahlian, dan Paket Keahlian dengan jumlah 48 jam pembelajaran per minggu. (4) Peserta didik SMP/SMA/SMK berdasarkan Kurikulum 2013 mendapat layanan bimbingan dan konseling dari guru Bimbingan dan Konseling/ Konselor. (5) Peserta didik SMP/SMA/SMK berdasarkan Kurikulum 2013 mendapat layanan bimbingan Teknologi Informasi dan Komunikasi/Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (TIK/KKPI) dari guruTIK/KKPI. Pasal 1 33
  • 36. (6) Satuan pendidikan SMP, SMA, dan SMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting, namun yang diperhitungkan Pemerintah maksimal 2 (dua) jam/minggu. (1) Beban belajar peserta didik SMP berdasarkan Struktur Kurikulum Tahun 2006 meliputi sepuluh mata pelajaran ditambah muatan lokal dan pengembangan diri berjumlah 32 jam pembelajaran per minggu. (2) Pada struktur kurikulum SMA: a. Beban belajar peserta didik Kelas X SMA berdasarkan Kurikulum Tahun 2006 meliputi enam belas mata pelajaran ditambah muatan lokal dan pengembangan diri berjumlah 38 jam pembelajaran per minggu. b. Beban belajar peserta didik Kelas XI dan Kelas XII SMA Program IPA, Program IPS, dan Program Bahasa berdasarkan Kurikulum Tahun 2006 meliputi masing-masing tiga belas mata pelajaran ditambah muatan lokal dan pengembangan diri berjumlah 39 jam pembelajaran per minggu. (3) Pada struktur kurikulum SMK: a. Beban belajar peserta didik SMK berdasarkan Kurikulum Tahun 2006 meliputi sepuluh mata pelajaran ditambah muatan lokal dan pengembangan diri, masing-masing berdasarkan kelompok kejuruannya. b. Jumlah jam Kompetensi Kejuruan pada dasarnya sesuai dengan kebutuhan standar kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh kurang dari 1044 jam per tahun. (4) Peserta didik SMP/SMA/SMK berdasarkan KurikulumTahun 2006 mendapat layanan bimbingan dan konseling dari guru Bimbingan dan Konseling/ Konselor. (5) Satuan pendidikan SMPdan SMAsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pasal 2 34
  • 37. Pasal 3 (1) Perubahan beban belajar peserta didik dalam struktur kurikulum dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Tahun 2006 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dan Pasal 2 berdampak tidak terpenuhinya beban mengajar minimal 24 (dua puluh empat) jam tatap muka per minggu bagi guru mata pelajarantertentu di SMP/SMA/SMK. (2) Mata pelajaran tertentu di SMP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Seni Budaya, danTIK. (3) Mata pelajaran tertentu di SMA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Geografi, Matematika, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Sejarah, danTIK. (4) Mata pelajaran tertentu di SMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Sejarah, danTIK/KKPI. (5) Bagi guru mata pelajaran tertentu di SMP/SMA/SMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat diterbitkan Keputusan Tunjangan Profesinya. (6) SMP/SMA/SMK wajib melakukan optimalisasi penataan dan pemerataan beban mengajar guru. (7) Dalam hal telah dilakukan optimalisasi penataan dan pemerataan beban mengajar guru dan masih terdapat guru mata pelajaran tertentu di SMP/ SMA/SMK yang tidak dapat memenuhi beban mengajar minimal 24 (dua puluh empat) jam tatap muka per minggu, pemenuhan beban mengajar dilakukan m e l a l u i e k u i v a l e n s i k e g i a t a n pembelajaran/pembimbingan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (8) Ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) diakui paling banyak 25% beban mengajar guru atau 6 jam tatap muka per minggu yang dibuktikan dengan bukti fisik. (9) Bukti fisik ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) berupa fotokopi/salinan yang dilegalisasi oleh kepala sekolah dan disampaikan ke dinas pendidikan kabupaten/kota/ provinsi sesuai dengan kewenangannya untuk diverifikasi. 35
  • 38. (10)Dinas pendidikan melaporkan hasil verifikasi ke Direktorat terkait yang menangani guru sebagai dasar penerbitan KeputusanTunjangan Profesi. Pasal 4 Pemenuhan beban mengajar melalui Ekuivalensi Kegiatan Pembelajaran/ Pembimbingan berlaku sampai dengan 31 Desember 2016. Pasal 5 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 13 Februari 2015 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, ANIES BASWEDAN Diundangkan di Jakarta pada tanggal 18 Februari 2015 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, YASONNA H. LAOLY BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 36
  • 39. LAMPIRAN PERATURANMENTERIPENDIDIKANDANKEBUDAYAANREPUBLIKINDONESIA NOMOR4TAHUN2015 TENTANG EKUIVALENSIKEGIATANPEMBELAJARAN/PEMBIMBINGANBAGIGURUYANGBERTUGAS PADASMP/SMA/SMKYANGMELAKSANAKANKURIKULUM2013PADASEMESTERPERTAMA MENJADIKURIKULUMTAHUN2006PADASEMESTERKEDUATAHUNPELAJARAN2014/2015 EKUIVALENSIKEGIATANPEMBELAJARAN/PEMBIMBINGAN NoKegiatanTugas Jumlah Kegiatan/Kelas/ Kelompok/ Orang Ekuivalensi Beban KerjaPer Minggu BuktiFisik 1.Menjadiwali kelas a.PengelolaanKelas b.Berinteraksidenganorangtua/ walipesertadidik c.PenyelenggaraanAdministrasi Kelas d.Penyusunandanlaporan kemajuanbelajarpesertadidik e.Pembuatancatatankhusus tentangpesertadidik Satukelasper tahun 2jam pelajaran a.Surattugas sebagaiwalikelas darikepalasekolah b.Programdanjadwal kegiatanyang ditandatanganioleh kepalasekolah. c.Laporanhasil kegiatanwalikelas 37
  • 41. NoKegiatanTugas Jumlah Kegiatan/Kelas/ Kelompok/ Orang Ekuivalensi Beban KerjaPer Minggu BuktiFisik 3.Menjadiguru piket a.Meningkatkanpelaksanaan keamanan,kebersihan, ketertiban,keindahan, kekeluargaan, kerindangan,kesehatan, keteladanan,dan keterbukaan(9K) b.Mengadakanpendataandan mengisibukupiket c.Menjadigurupenggantidi kelaskosong d.Mencatatwargasekolah yangtidakdisiplin e.Melaporkankasus-kasusyang bersifatkhususkepada kepalasekolah f.Melakukankegiatanlainnya Satukalidalam seminggu 1jam pelajaran a.Surattugasper semester sebagaiguru piketdarikepala sekolah b.Jadwalpiketyang ditandatanganioleh kepalasekolah. c.Laporanhasilpiket pertugas 4Membinakegiatan ekstrakurikuler, sepertiOSN, Keagamaan, Pramuka,Olah raga,Kesenian, UKS,PMR, PencintaAlam, danKIR a.Menyusunprogrampembinaan ekstrakurikulertertentu b.Melaksanakanpembinaan kegiatanekstrakurikuler tertentu c.Melaporkanpelaksanaan kegiatanekstrakurikuler tertentu Satupaketper tahun 2jam pelajaran a.Surattugas sebagaipembina ekstrakurikuler tertentudarikepala sekolah 39