Dokumen tersebut membahas konsep kurikulum merdeka yang memberikan kebebasan lebih besar kepada peserta didik dan sekolah dalam menentukan kurikulum dan pembelajaran. Kurikulum ini dirancang untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara lebih mendalam dan relevan dengan fokus pada pengembangan kompetensi peserta didik. Implementasi kurikulum merdeka dilakukan secara bertahap berdasarkan kesiapan masing-masing
4. “…..kekuatan kodrati yang ada
pada anak-anak itu tiada lain
ialah segala kekuatan dalam
hidup batin dan hidup lahir dari
anak-anak itu, yang ada karena
kekuasaan kodrat….”
Ki Hadjar Dewantara (1936-19)
“……hidup tumbuhnya anak-anak itu
terletak di luar kecakapan atau
kehendak kita kaum pendidik. Anak-
anak itu sebagai makhluk, sebagai
manusia, sebagai benda hidup,
teranglah hidup dan tumbuh menurut
kodratnya sendiri…..”
Ki Hadjar Dewantara (1936-1937:21
“...kemerdekaan hendaknya dikenakan
terhadap caranya anak-anak berpikir, yaitu
jangan selalu ‘dipelopori’, atau disuruh
mengakui buah pikiran orang lain, akan
tetapi biasakanlah anak-anak mencari
sendiri segala pengetahaun dengan
menggunakan pikirannya sendiri...” Ki
Hadjar Dewantara (1936-1937)
6. “Mendidik adalah membimbing
siswa untuk melalui (melewati)
perjalanan dari dalam hati ke arah
beragam cara yang benar untuk
melihat dunia dan menjadi
seseorang di dunia”
(Parker J.Palmer)
“Tujuan pembelajaran sebenarnya adalah
menguasai hal-hal baru dan yang menjadi
pusat perhatian adalah mencari strategi-
strategi untuk belajar. Saat ada ketidaklancaran,
itu bukan berhubungan dengan kecerdasan
murid. Ini hanya berarti strategi-strategi yang
tepat belum ditemukan. Teruslah mencari”
(Carol S. Dweck: 2000)
Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara
(Bab I, Pasal I, Ayat (1) UUSPN No. 20 tahun 2003
Bab I, Pasal I, Ayat (1) PP No. 57 Tahun 2021
sebagaimana telah diubah menjadi PP Nomor 4 tahun
2022)
10. BENANG MERAH PENGEMBANGAN KURIKULUM
Kurikulum merdeka melanjutkan arah pengembangan kurikulum
sebelumnya:
Orientasi holistik: kurikulum dirancang untuk mengembangkan murid
secara holistik, mencakup kecakapan akademis dan non-akademis,
kompetensi kognitif, sosial, emosional, dan spiritual.
Berbasis kompetensi, bukan konten: kurikulum dirancang berdasarkan
kompetensi yang ingin dikembangkan, bukan berdasarkan konten atau
materi tertentu.
Kontekstualisasi dan personalisasi: kurikulum dirancang sesuai konteks
(budaya, misi sekolah, lingkungan lokal) dan kebutuhan murid.
11. Implementasi Kurikulum Merdeka untuk pemulihan pembelajaran dilakukan berdasarkan
kebijakan-kebijakan berikut ini:
11
Capaian Pembelajaran
pada Pendidikan Anak
Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah
Pada Kurikulum Merdeka
Pedoman Penerapan
Kurikulum dalam
Rangka Pemulihan
Pembelajaran
Permendikbudristek
No. 7 Tahun 2022
Standar Isi pada
Pendidikan Anak Usia
Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah
Permendikbudristek
No. 5 Tahun 2022
Standar Kompetensi
Lulusan pada
Pendidikan Anak Usia
Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah
Kepmendikbudristek
No. 262/Tahun 2022
perubahan atas
Kepmendikbudristek No.56
Tahun 2022
Keputusan Kepala BSKAP
No.033/H/KR/2022 Tahun
2022perubahan atas
KepKa BSKAP
No.008/H/KR/2022 Tahun
2022
Dimensi, Elemen dan
Sub Elemen Profil
Pelajar Pancasila Pada
Kurikulum Merdeka
Keputusan Kepala
BSKAP
No.009/H/KR/2022
Tahun 2022
Permendikbudristek
No. 16 Tahun 2022
Standar Proses pada
Pendidikan Anak Usia
Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah
Permendikbudristek
No. 21 Tahun 2022
Standar Penilaian
pada Pendidikan Anak
Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah
12. Implementasi Kurikulum Merdeka
untuk pemulihan pembelajaran
dilakukan berdasarkan kebijakan-
kebijakan berikut ini:
Permendikbudristek
No. 5 Tahun 2022
Standar Kompetensi
Lulusan pada Pendidikan
Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah
Standar kompetensi lulusan merupakan kriteria minimal tentang kesatuan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang menunjukkan capaian
kemampuan peserta didik dari hasil pembelajarannya pada akhir jenjang
pendidikan. SKL menjadi acuan untuk Kurikulum 2013, Kurikulum darurat,
dan Kurikulum Merdeka.
1
13. Permendikbudristek
No. 7 Tahun 2022
Standar Isi pada
Pendidikan Anak Usia Dini,
Jenjang Pendidikan Dasar,
dan Pendidikan Menengah
Standar Isi dikembangkan melalui perumusan
ruang lingkup materi yang sesuai dengan
kompetensi lulusan. Ruang lingkup materi
merupakan bahan kajian dalam muatan
pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan:
1) muatan wajib sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
2) konsep keilmuan; dan
3) jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
Standar Isi menjadi acuan untuk Kurikulum
2013, Kurikulum darurat, dan Kurikulum
Merdeka.
2
14. Implementasi Kurikulum
Merdeka untuk pemulihan
pembelajaran dilakukan
berdasarkan kebijakan-
kebijakan berikut ini:
Permendikbudristek
No. 16 Tahun 2022
Standar Proses pada
Pendidikan Anak Usia Dini,
Jenjang Pendidikan Dasar,
dan Pendidikan Menengah
Standar Proses digunakan sebagai pedoman
dalam melaksanakan proses pembelajaran
yang efektif dan efisien untuk
mengembangkan potensi, prakarsa,
kemampuan, dan kemandirian peserta didik
secara optimal, meliputi:
a. perencanaan pembelajaran;
b. pelaksanaan pembelajaran; dan
c. penilaian proses pembelajaran.
Standar Proses menjadi acuan untuk
Kurikulum 2013, Kurikulum darurat, dan
Kurikulum Merdeka.
15. Implementasi Kurikulum
Merdeka untuk pemulihan
pembelajaran dilakukan
berdasarkan kebijakan-
kebijakan berikut ini:
Permendikbudristek
No. 21 Tahun 2022
Standar Penilaian pada
Pendidikan Anak Usia Dini,
Jenjang Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria
minimal mengenai mekanisme penilaian hasil
belajar peserta didik. Penilaian adalah proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengetahui kebutuhan belajar dan capaian
perkembangan atau hasil belajar yang
dilakukan sesuai dengan tujuan Penilaian
secara berkeadilan, objektif, dan edukatif..
Standar Penilaian menjadi acuan untuk
Kurikulum 2013, Kurikulum darurat, dan
Kurikulum Merdeka
16. Implementasi Kurikulum Merdeka
untuk pemulihan pembelajaran
dilakukan berdasarkan kebijakan-
kebijakan berikut ini:
Kepmendikbudristek
No. 262/Tahun 2022 perubahan
atas Kepmendikbudristek No.56
Tahun 2022
Pedoman Penerapan
Kurikulum dalam Rangka
Pemulihan Pembelajaran
Memuat 3 opsi kurikulum yang dapat
digunakan di satuan pendidikan dalam
rangka pemulihan pembelajaran beserta
struktur Kurikulum Merdeka, aturan
terkait pembelajaran dan asesmen, serta
beban kerja guru.
1. MANDIRI BELAJAR
2. MANDIRI BERUBAH
3. MANDIRI BERBAGI
17. Implementasi Kurikulum Merdeka untuk
pemulihan pembelajaran dilakukan berdasarkan
kebijakan-kebijakan berikut ini:
Keputusan Kepala BSKAP
No.033/H/KR/2022 Tahun 2022
perubahan atas KepKa BSKAP
No.008/H/KR/2022 Tahun 2022
Capaian Pembelajaran pada
Pendidikan Anak Usia Dini,
Jenjang Pendidikan Dasar,
dan Pendidikan Menengah
Pada Kurikulum Merdeka
Memuat Capaian
Pembelajaran untuk semua
jenjang dan mata pelajaran
dalam struktur Kurikulum
Merdeka.
18. Implementasi Kurikulum Merdeka untuk pemulihan
pembelajaran dilakukan berdasarkan kebijakan-
kebijakan berikut ini:
Keputusan Kepala BSKAP
No.009/H/KR/2022
Tahun 2022
Dimensi, Elemen dan Sub Elemen
Profil Pelajar Pancasila
Pada Kurikulum Merdeka
Memuat penjelasan dan tahap-
tahap perkembangan profil
pelajar Pancasila yang dapat
digunakan terutama untuk projek
penguatan profil pelajar
Pancasila.
19. Keunggulan Kurikulum Merdeka
Lebih Sederhana dan Mendalam
Fokus pada materi yang esensial dan
pengembangan kompetensi peserta
didik pada fasenya. Belajar menjadi
lebih mendalam, bermakna, tidak
terburu-buru dan menyenangkan.
1
19
20. CONTOH PEMBELAJARAN MENDALAM DAN BERMAKNA
URUTAN BILANGAN (MATEMATIKA Kelas I SD)
DISIPLIN, TERTIB, TERATUR, PEDULI,
Pada akhir fase A, Peserta didik
dapat menunjukkan pemahaman
dan membandingkan bilangan
bilangan cacah sampai dengan 100
(atau maksimal tiga angka) dengan
memanfaatkan berbagai alat dan
strategi, dimulai dari benda nyata,
gambar hingga model dan simbol
matematika.
Peserta didik dapat
menghubungkan pemahamannya
tersebut dengan berbagai
penggunaan bilangan dalam
kehidupan sehari- hari/situasi
nyata.
Membedakan:
Jumlah, Ukuran,
prosedur
Membandingkan :
Jumlah, Ukuran,
prosedur
Mengurutkan:
Jumlah (sedikit-banyak)
ukuran (besar-kecil),
prosedur (awal-akhir),
posisi (depan-belakang,
atas-bawah),
KEMAMPUAN
NILAI -SIKAP
Terbiasa
Antri
21. Lebih Merdeka
2
Peserta didik: Tidak ada program peminatan di
SMA, peserta didik memilih mata pelajaran
sesuai minat, bakat, dan aspirasinya.
Guru: Guru mengajar sesuai tahap capaian dan
perkembangan peserta didik.
Sekolah: memiliki wewenang untuk
mengembangkan dan mengelola kurikulum dan
pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan
pendidikan dan peserta didik.
Keunggulan Kurikulum Merdeka
21
22. Keunggulan Kurikulum Merdeka
Lebih Relevan dan Interaktif
Pembelajaran melalui kegiatan projek
memberikan kesempatan lebih luas
kepada peserta didik untuk secara aktif
mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya
isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya
untuk mendukung pengembangan
karakter dan kompetensi Profil Pelajar
Pancasila.
3
22
24. Dalam pemulihan pembelajaran, sekarang sekolah diberikan kebebasan menentukan
kurikulum yang akan dipilih
Pilihan
1
Pilihan
2
Kurikulum 2013
secara penuh
Kurikulum Darurat
yaitu Kurikulum 2013
yang disederhanakan
Pilihan
3
Kurikulum
Merdeka
24
25. Satuan pendidikan dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara bertahap sesuai kesiapan
masing-masing
Sejak Tahun Ajaran 2021/2022
Kurikulum Merdeka telah
diimplementasikan di hampir
2.500 sekolah yang mengikuti
Program Sekolah Penggerak
(PSP) dan 901 SMK Pusat
Keunggulan (SMK PK) sebagai
bagian dari pembelajaran dengan
paradigma baru.
Kurikulum ini diterapkan mulai
dari TK-B, SD & SDLB kelas I dan
IV, SMP & SMPLB kelas VII, SMA
& SMALB dan SMK kelas X.
Mulai Tahun Ajaran 2022/2023 satuan
pendidikan dapat memilih untuk
mengimplementasikan kurikulum
berdasarkan kesiapan masing-
masing mulai TK B, kelas I, IV, VII,
dan X.
Pemerintah menyiapkan angket
untuk membantu satuan pendidikan
menilai tahap kesiapan dirinya untuk
menggunakan Kurikulum Merdeka.
Tiga pilihan yang dapat diputuskan satuan
pendidikan tentang implementasi
Kurikulum Merdeka pada Tahun Ajaran
2022/2023:
● Menerapkan beberapa bagian dan
prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa
mengganti kurikulum satuan
pendidikan yang sedang
diterapkan
● Menerapkan Kurikulum Merdeka
menggunakan perangkat ajar yang
sudah disediakan
● Menerapkan Kurikulum Merdeka
dengan mengembangkan sendiri
berbagai perangkat ajar.
25
26. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Satuan pendidikan menentukan pilihan berdasarkan Angket Kesiapan Implementasi Kurikulum Merdeka yang
mengukur kesiapan guru dan tenaga kependidikan. Tidak ada pilihan yang paling benar, yang ada pilihan yang
paling sesuai kesiapan satuan pendidikan. Semakin sesuai maka semakin efektif implementasi Kurikulum
Merdeka.
Pilihan 3: Mandiri Berbagi
Menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat
ajar di satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.
Pilihan 2: Mandiri Berubah
Menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan
pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.
Pilihan 1: Mandiri Belajar
Menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti
kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan.
Tiga Pilihan Implementasi Kurikulum Merdeka Jalur Mandiri
26
28. Struktur Kurikulum
Pendidikan Anak Usía Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah
1. Pembelajaran intrakurikuler. Kegiatan
pembelajaran intrakurikuler untuk setiap
mata pelajaran mengacu pada capaian
pembelajaran.
2. Projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Kegiatan khusus yang ditujukan untuk
memperkuat upaya pencapaian profil pelajar
Pancasila yang mengacu pada Standar
Kompetensi Lulusan.
Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek
dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi
jam pelajaran projek dari semua mata pelajaran
dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-
masing projek tidak harus sama.
Alokasi waktu untuk setiap projek penguatan
profil pelajar Pancasila tidak harus sama. Satu
projek dapat dilakukan dengan durasi waktu
yang lebih panjang daripada projek yang lain.
29. Muatan Lokal
Satuan pendidikan menambahkan muatan lokal yang ditetapkan oleh
pemerintah daerah sesuai dengan karakteristik daerah. Satuan pendidikan
dapat menambahkan muatan tambahan sesuai karakteristik satuan pendidikan
secara fleksibel, melalui 3 (tiga) pilihan sebagai berikut:
1. Mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain;
2. Mengintegrasikan ke dalam tema projek penguatan profil pelajar
Pancasila; dan/atau
3. Mengembangkan mata pelajaran yang berdiri sendiri.