2. Sumber
• Simpson, Paul.2004. Stylistics: a resource book for
students. London and New York:Routledge.
• Lakoff, George and Mark Johnson. 1980. Methapors We
Live By. Chicago: The University of Chicago.
• Knowles, M and Moon, R. 2006. Introducing Metaphor.
London and New York: Routledge.
• Junus, U. 1989. Stilistik: Suatu Pengantar.
Dewan Bahasa Kementerian Pendidikan
Malaysia
3. GAYA SBG SERANGKAIAN
CIRI PRIBADI (Junus, 1989)
• Gaya pribdi berasal dari dunia sastra;
pemakaian bahasa seseorang sbg pribadi
penulisnya (La Parole)
• Lihat ciri karya Amir Hamzah, Chairil
Anwar, W.S. Rendra, dsb.
4. GAYA DAN CIRI KOLEKTIF
(Junus, 1989)
• Hubungan ciri dalam satu kelompok (gaya
sosial, gaya bahasa, gaya ideologi) : sbg
ciri La Langue)
• Ciri gaya kolektif dalam dunia sastra dapat
kita lihat pada masing-masing a
• angkatan, misalnya, angkatan Balai
Pustaka, Poejangga baroe, Angkatan 45,
Angkatan 66, dst.
5. GAYA SEBAGAI
PENYIMPANGAN
• Gaya bahasa yang berbeda dari
kebiasaan masyarakat berbahasa
• Terjadi karena menyangkut kebebasan
pengarang
• Contoh: Puisi-puisi Sutarji Kalsum Bahari
Contoh kosa-kata dari Puisi Rustam Effendi:
mutiar untuk mutiara; deta untuk detik,
kemanusiaan peri untuk Perikemanusiaan
6. GAYA SBG PENYIMPANGAN
BAHASA
• Pelanggaran urutan sintaksis atau semantik
• Pelanggaran sosioling: masuknya bahasa gaul,
bahasa waria
• Pelanggaran fokus penceritaan
• Menyisipkan kutipan
• Pelanggaran dengan memanfaatkan metafora
• Menghubungkan pemakaian bhs tertentu kpd
seorang tokoh
• Penggunaan unsur nonverbal/visual
7. Stilistik dan Aspek Bahasa
ASPEK BAHASA ASPEK LINGUISTIK
1. Aspek Bunyi, bagaimana bunyi diucapkan
2. Pola bahasa tulis, format teks pada
halaman
3. Cara kata dibentuk, dan bagaimana
struktur konstituennya
4. Cara kata dipadukan dengan kata lain
untuk membentuk frase dan kalimat
5. Kosakata
6. Makna kata dan kalimat
7. Cara kata dan kalimat digunakan dalam
situasinya; makna bahasa dalam konteks
1. Fonologi, fonetik
2. Grafologi
3. Morfologi
4. Sintaksis dan tata bahasa
5. Analisis leksikal; leksikologi
6. Semantik
7. Pragmatik; analisis wacana
8. Contoh penggalan teks:
aku ini binatang jalang
• Aspek fonetik/fonologi: /i/, /ang/ ada makna?
• Aspek morfologi: kata tanpa afiks vs berafiks
• Aspek sintaksis: kalimat tunggal vs kal majemuk
• Aspek semantik: lingual vs sosial
• Aspek pragmatik: lokusi (makna ungkapan) Ilokusi
(maksud dari pembicara: memberitahu, meminta, dll),
perlokusi (pengaruh ungkapan thd perilaku lawan
bicara: rasa simpati, rasa takut, tersinggung, dll.)
9. Tata Bahasa dan Gaya
• Tata bahasa : kalimat, klausa, frase, kata dan morfem dg
strukturnya sendiri bergantung pada tipologinya (tipe aglutinatif, tipe
sintetik, tipe isolatif).
• Diperlukan pemahaman kaidah-kaidah tata bahasa dan
penggunaanya:
pasif vs bentuk aktif,
pronominal aku vs saya,
kalimat tanpa subjek vs kalimat bersubjek
Tanpa pemahaman kaidah, penganalisis tidak bisa menjelaskan ciri-
ciri bahasa
akhirnya tidak mampu mengungkapkan makna dan pesan teks.
10. Ritme dan Alunan Suku Kata
(Metrik/Metre)
• Unsur Ritme dan alunan suku kata berkaitan
dengan keras lemahnya alokasi tekanan suku
kata
• Ritme atau nada yang memenuhi unsur
fonologis atau fonetik menghasilkan gaya atau
stilistik yang kuat.
• Puisi dari Thomas Gray: ‘ElegyWritten in a
Country Chuchyard’ (tahun 1751) memiliki pola
Ritme dan Alunan Suka Kata yang teratur (W =
Weak/Suku bertekanan lemah, S = Strong/suku
bertekanan kuat):
11. • The ploughman homeward plods his weary way
• The plough | man home | ward plods | his wea | ry
way
• W S W S W S W S W
S
• De dum de dum de dum de dum de
dum
12. STILISTIK NARATIF
• Hopper (1980 dikutip oleh Pastika 1999):
Teks naratif merupakan rangkaian
peristiwa secara kronologis. Peristiwa itu
dapat dibedakan atas dua bagian:
(i) peristiwa pelatardepanan
(ii) peristiwa pelatarbelakangan
13. Pelataran
• Pelatardepanan: rangkaian peristiwa inti
yang merupakan kerangka sebuah
cerita.
• Pelatarbelakangan: peristiwa bukan inti
yang merupakan informasi tambahan
14. Narasi singkat
Ada seorang pemabuk mendekatiku
lantas menendang punggungku secara membabi
buta
kemudian seorang wanita berlari ke arah kami
dan wanita itu menghentikannya.
15. Analisis Pelataran
• Rangkaian peristiwa pada contoh itu terjadi
secara kronologis.
• Tidak ada aspek pelatarbelakangan karena
tidak adanya kata, frase, klausa atau kalimat
tambahan yang berfungsi untuk menerangkan di
mana, kapan, pelakunya seperti apa, dengan
apa dia melakukan tindakan dan sebagainya.
• Jika teks tersebut dijadikan sebuah narasi maka
dia tidak menunjukkan adanya stilistik narasi
karena sangat kering dengan pengembangan
ide dan informasi tambahan. Atau banyak
informasi yang hilang dalam rangkaian peristiwa
tersebut.
16. Alur Naratif (narrative plot) dan
Wacana Naratif (Narrative Discourse)
• Alur Naratif merupakan rangkaian cerita
atau peristiwa dalam suatu teks naratif.
• Wacana Naratif merupakan perangkat
yang mengembangkan isi dari alur cerita.
Wacana narasi biasanya ditunjang oleh
perangkat stilistik seperti kilas balik
(flashback), previsi (prevision) dan repetisi
(repetition) yang biasanya digunakan
untuk menyela rangkaian cerita dari plot
naratif.
17. Model Struktur Naratif
Rangkaian Rangkaian Cerita Ranah
Cerita yang Diwujudkan Stilistik
Abstrak
PLOT WACANA media teks
kode sosiolinguistik
karakterisasi1:
tindakan dan
peristiwa
karakterisasi 2:
pandangan
struktur tekstual intertekstualitas
18. Penjelasan bagan
• 1) Media Teks
Fisik saluran komunikasi tempat cerita itu dinarasikan:
filem dan novel, balet, musik, kartun.
• 2) Kode Sosiolinguistik
Kode sosiolinguistik mengungkapkan dengan bahasa
tentang sejarah, budaya dan latar bahasa yang
membentuk naratif.
Kode sosiolinguistik menempatkan naratif dalam waktu
dan tempat yang digambarkan oleh bentuk-bentuk
bahasa yang merefleksikan konteks sosiokultural.
Kode sosiolinguistik juga memberitahu pada kita tentang
variasi bahasa (sosial dan
19. Penjelasan bagan
(sambungan)
• 3) Karakterisasi elemen tindakan dan peristiwa
Bagaimana pengembangan tokoh cerita terjadi secara tiba-tiba dan
bagaimana tokoh cerita yang satu dengan tokoh cerita yang lain
saling berlawanan dalam tindakan dan peristiwa dalam cerita.
• 4) Karakterisasi pandangan
Mencari hubungan antara mode narasi dan pandangan tokoh cerita
serta pandangan narator.
Mode narasi, misalnya apakah naratif itu bergantung pada orang
pertama, orang ketiga bahkan orang kedua, sementara pandangan
adalah peristiwa dalam cerita dipandang dari persfektif satu tokoh
khusus ataukah dari narator yang serba tahu, atau merupakan
gabungan dari keduanya.
20. Penjelasan bagan
(sambungan)
• 5) Struktur tekstual
Bagaimana unit-unit naratif disusun dalam
cerita. Dalam studi stilistik dikaji kepaduan
narasi atau unsur-unsur khusus dari naratif.
• 6) Intertekstual
Fiksi naratif tidak terjadi dalam kenyataan dan
bukan peristiwa sejarah tetapi dapat
mencerminkan teks atau citra lain baik secara
intertekstual yang tersirat maupun intertekstual
yang manifes/nyata
21. GAYA sebagai PILIHAN
• Dalam bahasa, perangkat linguistik yang
digunakan untuk mengakomodasi
pengalaman tindakan dan peristiwa
disebut dengan istilah transitivitas.
Transitivitas merupakan bagaimana
makna itu dikodekan ke dalam klausa dan
bagaimana proses yang berbeda
direpresentasikan dalam bahasa.
22. GAYA sebagai PILIHAN
(sambungan)
Ada tiga komponen proses:
• proses itu sendiri yang direpresentasikan
dengan frase verbal/predikat
• partisipan yang direpresentasikan dengan
frase benda
• sirkumstan: preposisi dan adverb sebagai
elemen keterangan (adjunct)
23. GAYA sebagai PILIHAN
(sambungan)
Ada enam tipe proses:
• 1) Proses material:
Ada dua peran partisipan dalam proses material:
ACTOR dan GOAL (suatu peran yang dapat
atau tidak dapat terlibat dalam proses), contoh:
(i) Anjing itu menggigit saya
AKTOR PROSES GOAL
(ii) Uangnya bertambah
AKTOR PROSES
24. GAYA sebagai PILIHAN
(sambungan)
• 2) Proses mental
Proses mental merupakan proses merasakan ;
melibatkan kognisi (yang dikodekan oleh verba
seperti berpikir, cemas), melibatkan reaksi
(dikodekan dengan verba suka dan benci),
melibatkan persepsi (dikodekan dengan verba
melihat atau mendengar); sementara peran
partsipan dibedakan atas Sensor dan
Fenomena contoh:
25. Proses Mental direpresentasikan dalam
klausa
• (1) Joni memahami cerita itu (Kognisi)
Sensor Proses Fenomena
• (2) Ibu memperhatikan bunga itu (Persepsi)
Sensor Proses Fenomena
• (3) Dia membenci pelajaran sejarah (Reaksi)
– Sensor Proses Fenomena
• Peran Sensor dan Fenomena berhubungan secara
eksklusif pada proses mental
26. GAYA sebagai PILIHAN
(sambungan)
• 3) Proses behavioral
Perpaduan antara proses material dan proses
mental yang merepresentasikan aktifitas
‘merasakan’ dan ‘melakukan’, misalnya verba
bernapas atau batuk atau tertawa. Satu-
satunya partisipan dalam proses behavioral
disebut Pelaksana/Behaver, yaitu entitas
kesadaran yang melaksanakan kegiatan:
• (1) Mahasiswa itu tertidur pada saat kuliah saya
BEHAVER PROSES SIRKUMSTANCE
27. GAYA sebagai PILIHAN
(sambungan)
• 4) Proses verbalisasi
Prosses verbalisasi termasuk proses ‘mengatakan’ dan peran
partisipan adalah sebagai Pewicara/Sayer, sebagai
Penerima/Receiver, dan ‘apa yang dikatakan’/Verbiage:
• (1) Doni mengakatan bahwa adiknya sedang sakit
– PEWICARA PROSES VERBIAGE
• (2) Pak Mentri mengumumkan kebijakan baru pada DPR
PEWICARA PROSES VERBIAGE PENERIMA
28. MODEL TUTURAN DAN
PIKIRAN
Penyampaian Tuturan:
• tuturan langsung
Contoh: Dia berkata, “Ibuku akan datang
besok.”
Atau: “Ibuku akan datang besok,” katanya
• tuturan tidak langsung
Contoh: Dia berkata bahwa ibunya akan
datang besok.
29. MODEL TUTURAN DAN PIKIRAN
(sambungan)
Penyampaian Pikiran:
• pikiran langsung
Toni khawatir, ‘Apakah Tuti masih
mencintaiku?’
• pikiran tak langsung
Toni khawatir apakah Tuti masih
mencintainya.
30. MODEL TUTURAN DAN PIKIRAN
(sambungan)
• DIALOG dan WACANA
• Dialog dalam drama
Lawan Bicara 1 Pesan Lawan Bicara 1
(naskah) (penonton/pendengar)
Lawan Bicara 2 Pesan Lawan Bicara 2
(tokoh A) (Tokoh B)
31. Memahami Dialog dalam Drama:
Konteks, Struktur, Strategi
• Konteks Fisikal
Dalam percakapan langsung, pembicara
ata pendengar berbagi konteks fisik
yang sama, meskipun dalam bentuk
interaksi lisan, media elektronik atau
pembicaraan telepon, pembicara dan
pendengar secara fisik terpisah.
32. Memahami Dialog dalam Drama:
Konteks, Struktur, Strategi
(sambungan)
• Konteks personal
Mengacu pada hubungan sosial dan
personal di antara dua pihak yang
berinteraksi. Konteks personal juga
melalui jejaring sosial dan keanggotaan
kelompok, peran sosial dan institusi dari
pembicara atau pendengar, dan jarak
sosial dan jarak status di antara
partisipan.
33. Memahami Dialog dalam Drama:
Konteks, Struktur, Strategi
(sambungan)
• Konteks kognitif
Mengacu pada latar pengetahun yang
dimiliki bersama oleh sesama partisipan
yang berinteraksi. Konteks kognitif juga
memperluas pandangan partisipan
terhadap dunia, terhadap pengetahuan
budaya dan pengalaman masa lalu.
37. • Polisemi: sebagian untuk seluruhnya (satu nama
(n=name) mewakili makna (sense) yang luas.
Contoh:
Pengendali untuk yang dikendalikan:
- Suharto menginvansi Timor Timur pada 1976.
Tempat untuk institusi
- Wall Street ditinggalkan oleh para investor.
38. Dua kata pertama berhubungan dalam bunyi dan makna,
kata kedua dan ketiga berhubungan hanya dalam makna,
dan kata ketiga dan keempat berhubungan hanya dalam
bunyi saja:
‘cahaya’ ‘matahari’ ‘tidak gelap’ ‘ringan’
S1 S2 S3 S4
n1 n2 n3 n4
[light] [light] [light] [light]
39. Metafora (Knowles and Moon, 2006)
• Penggunaan bahasa yang mengacu pada
makna yang bukan makna aslinya dengan
menghubungkan dua hal.
mahkota =
- sebuah benda artistik yang di
tempatkan di kepala seorang
ratu/raja (makna asli)
- institusi kekuasaan (makna metaforik)
40. Metafora Konseptual
• Metafora merupakan suatu pemikiran atau
konsepsi;
(1) argumen adalah perang
Dia menyerang saya habis-habisan
dalam debat itu.
Dia telah memutar-balikkan fakta.
Jangan kamu ikuti pendapatnya.
41. • 2) Waktu adalah uang (waktu adalah komoditi)
Jangan buang-buang waktu
Saya tak punya waktu untuk itu
Kamu kehabisan waktu
Anda perlu mengatur waktu dengan
baik.
Di sekolah itu menejemen waktunya baik
sekali.
42. • 3) Metafora komunikasi dan pemahaman
Pikirkan matang-matang sebelum
berttindak
Jangan jejali otakmu dengan pemikiran
kiri.
Berbesah hatilah ketika pendapatmu
ditolak mentah-mentah.
43. • 4) Metafora dan Emosi
Pikiran, kata-kata dan ide yang
menyangkut emosi diasosiasika
sebagai benda fisik
Dia disambut dengan hangat
Hubungan yang sangat dekat
Ketika diberitahu soal itu, tiba-tiba
kemarahannya meledak.
44. Empat Kelompok Metafora
• 1) Metafora Antropomorfik
Benda tak bernyawa diasosiasikan
dengan
bagian tubuh manusia
kaki gunung, mulut gua, paru-paru kota
(lungs of a town)
mouth or a river
45. • 2) Metafora Binatang
berjambul bebek
kelas kakap, kelas teri
ayam jantan dari timur
singa kebayoran
46. • 3) Nyata ke Abstrak
masa depannya cerah
bersemangat baja
Izin saya menggarisbawahi pokok-
pokok piran Pak Ketua tadi.
47. • 4) Metafor Sintetik
Metafora yang didasarkan atas trasnposisi dari satu
pengertian ke pengertian lain. Metafora yang berkaitan
dengan kelima indria (rasa, dengar, bunyi, raba, lihat)
Kata-katanya kasar sekali
maksudnya jelas
wajahnya manis sekali
lakoni hidup penuh irama
dia orangnya brisik sekali