Televisi telah menjadi bagian dari kehidupan keluarga modern. Meskipun televisi dapat menambah informasi dan hiburan, penggunaannya yang berlebihan dapat menyebabkan kecanduan dan mempengaruhi nilai-nilai moral masyarakat menjadi lebih individualistik, konsumtif, dan egois. Untuk mengatasi hal ini, penonton perlu bijak dalam memilih tayangan berkualitas dan tetap dekat dengan iman keagamaan.
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Televisi dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku Penonton
1. Memang bukan hal yang asing benda yang satu ini dalam keluarga. Setiap anggota
dapat menikmati benda yang canggih ini. Bukan untuk dimakan ataupun diminum, apalagi
kalau bukan “televisi”.
Banyak hal yang dapat ditimbulkan oleh “nya”. Bisa positif bisa pula negative, namun
kita ketahui manusia lebih cenderung atau suka berbuat yang buruk-buruk. Kebanyakan dari
kita pasti suka menonton “televisi”setiap hari, bahkan mengalahkan waktu yang lain.
Contohnya sebelum berangkat kerja, sembari sarapan di „barengi‟ menonton berita di
TV. Menambah informasi dalam mengawali hari secara lebih menarik,efisien, & mudah
dibandingkan dengan Koran.
Ada lagi, setelah seharian bekerja mencari nafkah. Waktu kita dihabiskan lagi dengan
menonton TV. “Katanya” sebagai sarana hiburan mudah, asik dan mengasyikkan bagi
seluruh anggota keluarga. Bukan hanya yeng udah dewasa aja, yang liat “TV…” loh. Jangan
ditanya anak-anak sekarang, banyak waktu mereka yang digunakan untuk menonton TV.
Mereka paham betul acara favorit mereka akan tayang kapan, daripada kapan harus belajar
dan membantu Ibu.
Didalam manfaat nya bagi kita, terselip sesuatu yang membahayakan juga .
Diantaranya membuat kita kecanduan. Apalagi kalau ada acara favorit atau artis , wih…
bukan hanya narkotika dan internet aja yang bikin kecanduan kan.
Mulai dari sinetron ,gosip,film,music, dapat membuat kita betah duduk berlama-lama
di depan TV. Sehingga kita dapat memperoleh hiburan yang menarik ,sehingga kita mudah
terpengaruh akibat acara yang kita tonton. Merubah nilai moral & budaya bangsa Indonesia
yang luhur menjadi keruh. Kita semakin individualis, konsumtif, egois, dan memiliki sikap
acuh.
Memang sulit untuk menyaring informasi yang masuk, akibat gelombang perubahan
jaman yang menerpa kita. Seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami. Dan dalam
masalah ini kata-kata yang sesuai adalah “penonton yang bijak, memilih tayangan yang
berkualitas”. Hanya kekuatan iman dan dekatkan diri selalu kepada Tuhan, untuk mampu
menaklukannya.