1. Meningkatkan Kemampuan Guru PENJASKES dalam melaksanakan
pembelajaran kontekstual melalui Workshop pada SMP Negeri 2 Jangka
Kabupaten Bireuen
B. LATAR BELAKANG
Pembangunan pendidikan tidak hanya ditekankan pada aspek perluasan
dan kesempatan bagi warga negara untuk memperoleh pendidikan dan
peningkatan luaran institusi pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan
melainkan yang lebih penting adalah peningkatan kemampuan profesionalisme
guru.
Berdasarkan UUGD Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
dinyatakan bahwa, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing mengarahkan , melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Sedangkan profesional
adalah “ pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau menjadi
sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan
pendidikan profesi”.
Sebagai profesi “ guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional (Pasal 8) UUGD Nomor 14 Tahun 2005.
Kebijakan pemerintah (Depdiknas) yang dituangkan dalam struktur
kurikulum tingkat satuan pendidikan standar isi dalam KTSP secara tegas
dijelaskan bahwa seorang guru dituntut memiliki kemampuan profesional.
Kemampuan itu termasuk mampu mendesign/merencanakan pembelajaran,
mampu melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik dan mampu
membimbing siswa.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pembelajaran Penjas Kesdi SMP
Negeri 2 Jangka kec Jangka Kabupaten Bireuen pada saat melaksanakan
pengawasan akademik, nampak bahwa guru Penjasf belum sepenuhnya
menggunakan pendekatan kontekstual. Pada sisis lain sekolah dituntut untuk
1
2. senantiasa mempertinggi mutu pendidikan terlebih lagi pendidikan Penjas Kes di
SMP NEGERI 2 JANGKA
Dengan melihat kondisi di sekolah unggulan tentang proses belajar
mengajar dengan mengguna kan pendekatan kontekstual belum dilaksanakan
secara optimal, persoalan yang muncul adalah bagaimana upaya yang dilakukan
pengawas sekolah dalam rangka meningkatkan kemampuan guru Penjas Kes
dalam melaksanakan pembelajaran kontekstual. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan pengawas sekolah adalam melaksanakan workshop peningkatan
profesionalisme guru melalui penelitian tindakan kepengawasan.
C. PERUMUSAN MASALAH DAN CARA PEMECAHANNYA
Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan guru Penjas Kes ternyata
guru-guru Penjas Kes merasa kurang percaya diri dalam menggunakan
pendekatan pembelajaran kontekstual. Wawasan dan ketrampilan guru dalam
pendekatan pembelajaran Penjas Kes terbatas dan cenderung monoton. Oleh
sebab itu guru perlu dibina melalui workshop.
Permasalahan penelitian adalah sebagai berikut: Apakah melalui workshop
peningkatan profesinalime guru dapat meningkatkan kemampuan guru Penjas Kes
dalam pembelajaran Kontekstual pada SMP Negeri 2 jangka Sekecamatan
Jangka.
Berdasarkan masalah sebagaimana dirumuskan di atas diajukan pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pelaksanaan Wrokshop yang diberikan kepada guru
Penjas Kes ?
2. Bagaimana kemampuan guru Penjas K es dalam melaksanakan
pembelajaran kontekstual setelah guru memperoleh bimbingan dalam
workshop.
D. Tujuan Penelitian Tindakan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan workshop dalam
meningkatkan kemampuan guru Penjas Kes dalam pembelajaran kontekstual di
SMP Negeri 2 Jangka se kecamatan jangka Lebih khusus lagi penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui;
2
3. 1. Proses pelaksanaan workshop
2. Kemampuan guru Penjas Kes dalam pembelajaran kontekstual setelah
memperoleh pembimbingan dalam workshop
E. Manfaat Penelitian Tindakan
Manfaat praktis dalam penelitian ini berguna bagi:
1. Pengawas dalam rangka melaksanan bimbingan dalam workshop
2. Guru dapat mempertinggi mutu proses pembelajarannya
3. Kepala sekolah dalam meningkatkan mutu proses dan hasil belajar siswa
F. Kajian Pustaka pembelajaran kontekstual
G. Prosedur Penelitian
1. Pendekatan Kontekstual
2. Guru Penjas Kes dalam Pembelajaran kontekstual
3. Workshop dan proses pelaksanaannya
4. Workshop dalam
1. Jenis Tindakan
a. Setting Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kepengawasan, dilaksanakan pada
SMP Negeri 2 Jangka yang terdiri dari: SMP Negeri 1 Jangka SMP Negeri 1
Kuta Blang , dan SMP Negeri 2 Kuta Blang SMP N 3 Kuta Blang .SMP N
egeri 2 Ganda Pura , SMP Negeri 3 Ganda Pura dengan jumlah guru Penjas
Kes sebanyak 10 orang. Diharapkan dari 10 guru Penjas Kes sebagai peserta
workshop dapam meningkatkan pembelajarannya dengan menggunakan
pendekatan kontestual.
b. Waktu peneltian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012 S / d
2013pada bulan Oktober 2012.
2.Perencanaan Tindakan
3
4. Penelitian tindakan kepengawasan ini dilaksanakan selama dua siklus, yaitu
siklus I pada hari pertama dan hari ke dua,dan siklus II pada hari ke tiga
Siklus I
Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk workshop selama tiga hari, jenis
tindakan yang akan dilaksanakan adalah:
a. Hari pertama selama 2 jam diklat diskusi terpokus pada Model dan
pendekatan pembelajaran
b. Materi pendekatan pembelajaran kontekstual dibuat dalam bentuk
Power point
c. Dua jam berikutnya Penyajian materi pendekatan pembelajaran
kontekstual
d. Dua jam berikutnya Tanya jawab dengan peserta workshop
e. 4 jam berikutnya Peserta mengerjakan tugas-tugas antara lain
- Menyusun jadwal kegiatan workshop
- Membagi peserta dalam kelompok
- Menyusun RPP mata pelajaran Penjas Kes dengan pendekatan
kontekstual
- Menyusun instrumen proses pelaksanaan tindakan, yaitu
instrumen
Pengamatan / observasi pada saat guru mengajar dalam bentuk
peer teaching
- Membuat tes tertulis untuk mengukur penguasaan materi
- Membuat pedoman pengolahan dan analisis data hasil
pengamatan
- Membuat Indikator dari keberhasilan tindakan yatu hasil hasil tes
dan analisis data yaitu sekitar 75 % peserta telah berhasil dan
dilihat pula perubahan perilaku pada peserta.
4
5. 3. Pelaksanaan Tindakan
Pada kegiatan pelaksanan dilakukan pada hari kedua sesuai dengan rencana
tindakan, yaitu:
- Melaksanakan peer teaching pada peserta yang telah ditentukan,
peserta yang lain sebagian sebagai siswa dan yang lain sebagai
pengamat
- Mencatat hal-hal yang terjadi selama guru melaksanakan peer
teaching sesuai dengan instrumen yang telah dibuat
- Pada saat diskusi berlangsung, tim pengamat mencatat proses
diskusi pada lembar pengamatan yang telah dibuat termasuk
mencatat kejadian selama diskusi berlangsung.
- Pada akhir diskusi peserta diberikan tes tentang pendekatan
kontekstual dalam pembelajaran Penjas Kes yang telah dibahas
dalam diskusi. Setelah data tes dan hasil pengamatan terkumpul
dilakukan pengelolaan data dan analisis data sebagai bahan
menarik kesimpulan meningkat atau tidak pemahaman guru
Penjas Kes dalam pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan kontesktual.
4. Evaluasi dan Refleksi Tindakan
Membandingkan hasil pengamatan pelaksanaan diskusi hasil
pelaksanaan peerteaching dengan menggunakan RPP dengan
pendekatan kontekstual dengan hasil tes kemampuan
pembelajaran Penjas Kes dengan pendekatan kontekstual.
Apakah dengan melalui workshop cukup meningkatkan
kemampuan guru Penjas Kes dalam pembelajaran kontekstual.
Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan keberhasilan
indikator yaitu 75. Jika belum berhasil maka dilanjutkan pada
siklus ke dua.
Siklus II
5
6. Pada siklus II dilaksanakan hari ketiga berdasarkan hasil
evaluasi dan refleksi pada siklus I. Kegiatan selanjutnya pada
putaran ini sama dengan pelaksanaan tindakan sebelumnya, yaitu
perencanaan revisi, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Siklus tindakan akan berakhir apabila jenis tindakan dinilai efektif
dapat meningkat dan dapat dilihat dari proses pelaksanaan dan
dampaknya terhadap sasaran tindakan.
DAFTAR PUSTAKA
_______. 2005. UUGD No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Jakarta: Sinar Grafika.
_______. 2007. Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang
Standar Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
_______. 2007. PERMENDIKNAS RI No. 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi, Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
_______. 2008. Sosialisasi KTSP tentang Pembelajaran Berbasis
Kontekstual. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Haryoko, Dr. Sapto. 2008. Bahan Penataran tentang Pembelajaran
Berbasis Kontekstual. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
6
7. Laksono, Krisyani. 2008. Bahan Penataran tentang Pembelajaran
Kontekstual. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
7