Proses pembenihan ikan mas koi meliputi pemeliharaan induk, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva, pemanenan, dan pendederan benih. Pada pembesaran, benih dipelihara sampai berusia satu bulan sebelum dipindahkan ke wadah pembesaran dan diseleksi pada umur enam bulan.
1. Pembenihan Dan Pembesaran Ikan Mas Koi
Nama TTG : Pembenihan dan Pembesaran Ikan Mas Koi
Dalam proses pembenihan ikan mas koi, perlu dilakukan pemeliharaan induk dengan
memisahkan induk jantan dan induk betina dan memberi pakan induk 2 kali sehari. Tahap
kedua adalah pemijahan induk dengan cara mempersiapkan bak, memasang kakaban pada
malam hari, setelah diseleksi, induk jantan dan betina dicampur,proses pemijahan
berlangsung sekitar 3 jam, telur yang menempel pada kakaban dipindahkan esok harinya.
Tahap ketiga, penetasan telur dilakukan pada bak penetasan, telur akan menetas 3 hari setelah
pemijahan, lalu kakaban dapat diangkat setelah larva berumur 2-3 hari. Tahap keempat,
pemeliharaan larva, larva ditebar ke kolam pendederan, pakan buatan diberikan 2 kali sehari
setelah larva berumur 7 hari hingga 8 minggu. Kelima, pemanenan dan penentuan fenotip
warna. Pemanenan setelah benih berusia 30 hari dan berukuran 2-3 cm.
Penentuan fenotipe warna dilakukan setelah benih berumur 1-3 bulan. Keenam, pendederan
benih yang dilakukan sebanyak 2 kali. Pada proses pembesaran ikan mas koi, diperlukan
perlindungan pada kondisi bak. Benih dipelihara sampai berumur 1 bulan setelah itu
dipindahkan ke wadah pembesaran. Pada umur 6 bulan dilakukan penyeleksian yang dilihat
berdasarkan kriteria tertentu.
Pembenihan Ikan Koi Pemeliharaan Induk
Pemeliharaan induk betina dilakukan pada kolam semen, berukuran 0,9 x 1,1 x 4 m yang
memiliki inlet satu buah dan outlet 2 buah, dengan debit air 0,5 leter/detik melalui pipa
paralon 6 inci.
Sedangkan pada induk jantan dilakukan pada kolam semen berukuran 1 x 3 x 6 m dengan
inlet dan outlet masing-masing satu buah melalui paralon 2 inci.
Frekuensi pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari sebanyak 3% dari biomassa dan diberikan
pada pagi hari dan sore hari
Pakan yang digunakan berupa pellet terapung
1) Persiapan Wadah
Pemijahan induk ikan koi dilakukan pada bak fiber berukuran 0,9 x 3,5 x 1 m
Setelah hari menjelang gelap, kemudian dipasang kakaban yang terbuat dari ijuk yang dijepit
oleh dua bilah bambu
Ukuran kakaban yang digunakan 30 x 50 cm.
2) Pemijahan
Setelah diseleksi, dilakukan pencampuran induk jantan dan betina.
Induk ikan koi akan mulai memijah pada tengah malam.
2. Induk betina akan berenang mengelilingi kolam dan diikuti induk jantan di belakangnya.
Induk jantan akan mulai menempelkan badannya ketika mengikuti induk betina.
Pada puncaknya, induk betina akan mengeluarkan telurnya dan induk jantan mengeluarkan
cairan sperma.
Telur-telur betina yang terkena sperma jantan akan menempel pada kakaban
Proses pemijahan berlangsung selama ± 3 jam.
Telur-telur yang menempel pada kakaban harus dipindahkan pada keesokan harinya begitu
juga dengan induk.
Penetasan Telur
Penetasan telur dilakukan pada bak penetasan berukuraan 6 x 2 x 0,5 m.
Telur akan menetas 3 han setelah pemijahan dengan derajat penetasan 60-85%.
Kakaban dapat diangkat apabila larva sudah mencapai umur 2-3 hari.
Pemeliharaan Larva
Setelah menetas, larva masih tetap dipelihara di bak penetasan larva dan dipindahkan ke
kolam pendederan pada hari kedua setelah menetas, pada saat sebelum kuning telurnya habis.
Setelah larva ditebar ke kolam pendederan, larva yang sehat akan berenang pada sisi kolam
dan menempel pada dinding kolam.
Berikan daun pisang sebagai pelindung dari sengatan sinar matahari.
Ketersediaan pakan alami terpenuhi melalui pemupukan kolam menggunakan kotoran burung
puyuh.
Pemberian pakan buatan dilakukan setelah larva berumur 7 hari hingga 8 minggu
Pakan yang diberikan berupa pelet yang dihaluskan dan disesuaikan dengan bukaan mulut.
Frekuensi pemberiaan pellet adalah dua kali sehari.
Pemanenan dan Penentuan Fenotip Warna
Pemanenan dilakukan ketika benih mencapai umur 30 hari disertai dengan proses
penyortiran.
Ukuran benih mencapai 2-3 cm, warna yang muncul pada saat itu adalah kuning, putih dan
hitam.
Proses pemanenan dilakukan dengan cara penurunan air kemudian penangkapan
menggunakan serok secara hati-hati.
Setelah pemanenan, benih dipindahkan ke kolam pendederan.
Penentuan fenotip warna dilakukan ketika benih berumur 1-3 bulan.
Pendederan Benih
Pendederan benih dilakukan sebanyak 2 kali pendederan saat larva sampai dengan umur
benih 1 bulan dan pendederan dua pada umur satu bulan sampai dengan lima bulan.
Pendederan I dilakukan dalam kolam yang bervolume 500 m2 Pendederan II dilakukan dalam
kolam bundar yang berdiameter 6 meter dengan kedalaman 1,5 meter.
Pembesaran Ikan Mas Koi
Telur yang telah dibuahi dipindahkan beserta kakaban ke dalam bak penetasan yang
3. berukuran 6 x 2 x 0.5 m3. Suhu air bak penetasan berkisar antara 26-29°C dengan pH 7.
Telur akan menetas setelah ±2 hari. Kakaban dapat diangkat apabila larva sudah mencapai
umur 2-3 hari. Perubahan lingkungan yang cukup tinggi akan mengakibatkan larva menjadi
stres dan akhirnya mati. Untuk itu diperlukan perlindungan dengan memasang terpal plastik
di atas bak.
Larva dapat diberi naupli artemia setelah 2-3 hari. Seminggu kemudian, pakan benih diganti
dengan daphnia atau cacing yang dicacah halus. Benih dipelihara sampai berumur satu bulan
sebelum dipindahkan ke wadah pembesaran. Ukuran benih mencapai 2-3 cm, pemanenan
dilakukan dengan cara penurunan air dan kemudian dilakukan penangkapan menggunakan
serok secara hati-hati. Setelah pemanenan benih dipindahkan ke kolam pendederan.
Benih pada pendederan dipelihara dalam bak berukuran 9 x 1.75 x 0.5 m3. Pada umur 6
bulan dilakukan proses penyeleksian dilihat berdasarkan kriteria sehat, tidak cacat, ukuran,
warna, dan penentuan kategori dan masing-masing varietas.
Gambar 1. Kolam Pemeliharaan Induk
Sumber: Dit PMP, DKP
Gambar 2. Pemeliharaan Induk
Sumber: Dit PMP, DKP
4. Gambar 3. Kolam Pemijahan
Sumber: Dit PMP, DKP
Gambar 4. Kakaban
Sumber: Dit PMP, DKP
6. Gambar 6. Induk Ikan Koi (kawarimono)
Sumber: Dit PMP, DKP
Gambar 7. Burayak Ikan Koi
Sumber: Dit PMP, DKP
Gambar 8. Panen Benih
Sumber: Dit PMP, DKP
7. Gambar 8. Benih Koi yang Dipisahkan Dari Induk
Sumber: Dit PMP, DKP
Gambar 9. Kolam Pendederan I