Hiperemesis gravidarum adalah kondisi mual dan muntah berlebihan pada ibu hamil yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menyebabkan dehidrasi. Penyebabnya belum jelas tetapi dipengaruhi faktor predisposisi, hormonal, dan psikologis. Gejalanya bervariasi dari ringan hingga berat yang dapat mengancam jiwa. Penanganannya meliputi pencegahan, terapi obat, dan perawatan inap untuk kasus berat.
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Hiperemesis gravidarum pada ibu hamil
1. HIPEREMESIS GRAVIDARUM
pada Ibu Hamil
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang
berlebihan pada wanita hamil sehingga mengganggu
pekerjaan sehari-hari dan keadaan umumnya menjadi
buruk, karena terjadi dehidrasi. Biasanya terjadi pada
kehamilan trimester I. Gejala tersebut kurang lebih terjadi
6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
2. Etiologi
Penyebab hiperemesisi gravidarrum belum diketahui secara pasti,
namun beberapa faktor mempunyai pengaruh antara lain:
1.Faktor Predisposisi, sering terjadi pada primigravida, mola
hidatidosa, kehamilan ganda karena peningkatan kadar HCG
2.Faktor Organik, karena masuknya Vili khorialis dalam sirkulasi
maternal, perubahan matabolik akibat hamil dan resistensi ibu
yang menurun dan alergi merupakan salah satu respon dari
jaringan ibu terhadap anak
3.Faktor psikologik, memegang peranan yang sangat penting,
misalnya rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung
jawab sebagai ibu.
4.Faktor endokrin lain, diabetes, hipertiroid
3. Gejala Dan Tingkat
Menurut berat dan ringannya dibagi menjadi 3:
1. Tingkat I : ringan
Mual muntah terus menerus yang menyebabkan penderita lemah, tidak
ada nafsu makan, berat badan turun, nyeri epigastrium nadi sekitar
100x/mnt, tekanan darah sistolik turun, turgor kulit berkurang, lidah
kering, mata cekung.
• 2. Tingkat II : sedang
Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita
lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan
kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan,
berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria
dan konstipasi, dapat pula terjadi asotonuria, dari nafas berbau aseton
• 3. Tingkat III : berat
Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai
koma, nadi kecil, halus dan cepat, dehidrasi berat, suhu badan naik,
tensi turun sekali, ikterus. Dapat terjadi ensekalopati wernicke
4. Patologis
Otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum
diperoleh hasil:
1. Hati
Pada tingkat ringan, hanya ditemukan degenerasi lemak
tanpa nekrosis, degenerasi lemak senri lobuler
2. Jantung
Jantung atrofi, lebih kecil dari biasa, kadang kala ditemukan
perdarahan sub endokardial
3. Otak
Terdapat bercak perdarahan pada otak dan kelainan seperti
ensefalopati wernicke
4. Ginjal
Tampak pucat, degenerasi lemak pada tubula kontorti
5. Patofisiologis
• Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi
mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus
menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak
imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
Faktor psikologis merupakan faktor utama, disamping
pengaruh hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum
kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan
gejala tidak suka makan dan mual, akan mengalami
emesis gravidarum yang lebih berat.
6. Lanjutan..
Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbihidrat dan
lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang
tidak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik,
asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangannya cairan yang
diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi,
sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida
darah turun, demikian pula khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi
menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang.
Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen kejaringan mengurang
pula dan tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Kekurangan kalium sebagai
akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, menambah
frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati. Disamping
dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan
pada selaput lendir esofagus dan lambung, dengan akibat perdarahan
gastrointestinal.
7. Penanganan
1. Pencegahan, penerangan bahwa kehamilan
dan persalinan merupakan proses fisiologis.
Pencegahan lain yaitu tentang diit ibu hamil
dan defekasi yang teratur
2. Terapi obat, menggunakan sedative, vitamin,
anti muntah, antasida, dan anti mulas
3. Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III
harus dirawat inap di RS.