Dokumen ini membahas dua topik yaitu permainan tradisional anak-anak bernama congklak dan pengalaman seorang anak membantu membersihkan lingkungan di desanya. Dokumen memberikan instruksi bermain congklak dan menceritakan pengalaman seorang anak membantu ayahnya membakar sampah namun terjadi kesalahan karena minyak tanah yang digunakan ternyata air.
1. A.Mendengarkan Penjelasan Melakukan Sesuatu<br />Di Indonesia ada banyak jenis permainan anak-anak. Setiap daerah biasanya memiliki permainan anak-anak. Salah satu permainan anak-anak adalah congklak/dakon.<br />Guru akan membacakan petunjuk bermain congklak berikut ini. Tutuplah buku ini dan dengarkan baik-baik apa yang dibaca guru! Setelah itu, cobalah bermain congklak dengan teman semejamu sesuai dengan petunjuk bermain congklak yang<br />sudah dibacakan guru tadi!<br />a. Siapkan alat congklak, yaitu papan dengan lekukan bulat.<br />b. Siapkan pula anak congklak dari kulit kerang, biji sawo, biji<br />asam, batu kecil, atau benda lainnya. kalau tidak ada alat congklak, kalian bisa menggambar dengan kapur dilantai seperti pada gambar di bawah ini.<br />46037513525500278638013525500<br />c. Taruhlah biji-bijian itu dalam lekukan terakhir (lumbung).<br />d. Pemain congklak ini terdiri atas dua orang yang berhadapan.<br />e. Awalilah permainan ini dengan undian untuk menentukan pemain yang lebih dahulu bermain.<br />f. Ambillah semua biji dalam lumbung, kemudian isikan satu per satu ke dalam lekukan. Jangan lupa mengisi lumbung sendiri dan jangan mengisi lumbung lawan main.<br />g. Begitu seterusnya sampai biji di tanganmu habis. Permainan ini akan berhenti jika biji terakhir jatuh di lekukan temanmu. Jika ini terjadi, maka ganti temanmu yang main. Begitu seterusnya hingga permainan berakhir. Akhir dari permainan congklak ini adalah jika salah satu pemain dapat mengumpulkan semua biji di lumbungnya.<br />B.Menceritakan Pengalaman<br />Bacalah cerita pengalaman temanmu berikut ini!<br />Pada hari minggu semua orang di kampungku bekerja bakti. Tua-muda, besar-kecil, laki-laki maupun perempuan bekerja membersihkan lingkungan. Aku, Rina, dan Budi bertugas mengumpulkan sampah ditempat yang telah disediakan. quot;
Sampah-sampah ini nanti dibakar,quot;
kata Ayah.<br />quot;
Apakah kaleng-kaleng bekas itu juga dibakar, Yah?quot;
aku bertanya.<br />quot;
Tidak, kaleng-kaleng bekas itu nanti ditimbun dengan tanah.<br />Ambilkan minyak tanah untuk membakar sampah ini, Win!quot;
kata Ayah.<br />quot;
Baik ayah.quot;
Segera aku mengambil jerigen berisi minyak tanah dan memberikannya kepada Ayah. Ayah kemudian menyiramkan minyak tanah itu ke gundukan sampah kemudian membakarnya dangan korek api. Berulang kali korek api disulutkan ke sampah yang tadi disiram minyak tanah, tetapi tidak menyala. Korek api di tangan ayah hampir habis, tetapi sampah belum juga terbakar.<br />Semua orang yang melihat heran. Tiba-tiba Bu Ani datang membawa jerigen dan berkata quot;
Coba siram sampah itu dengan minyak tanah ini!quot;
Ayah mencobanya lagi dan sampah itu menyala. Kami semua terkejut sesaat, dan akhirnya tertawa bersama rupanya jerigen yang pertama berisi air bukan minyak tanah. Pantas saja sampahnya tidak terbakar.<br />(R. Nirbaya)<br />SUMBER : BSE – UMRI NUR’AINI<br />