Dokumen tersebut membahas peran Puskesmas dalam meningkatkan penemuan kasus penyakit yang dapat dicegah vaksinasi (PD3I) seperti campak dan polio untuk mendukung program eliminasi dan eradikasi penyakit tersebut. Ia menjelaskan capaian target penemuan kasus PD3I tahun 2021 dan kegiatan workshop PD3I beserta diskusi mengenai langkah-langkah untuk meningkatkan penemuan kasus, seperti monitoring evaluasi, pelatihan
1. PERANAN PUSKESMAS DALAM PENINGKATAN
PENEMUAN KASUS PD3I
OLEH
MUHAMMAD KASPI, SKM
UPT. PUSKESMAS ASTAMBUL KAB.BANJAR
2. Dalam rangka mendukung pelaksanaan program
eliminasi campak rubella tahun 2023 dan eradikasi
polio tahun 2026, maka diperlukan kemampuan
optimal penyelenggaraan surveilans PD3I (penyakit
yang dapat dicegah dengan Imunisasi
3. Capaian kinerja kemampuan penemuan kasus PD3I
kasus Suspek Campak dan AFP di Dinas Kesehatan Kab.
Banjar Tahun 2021
Target Kasus Campak 25 kasus
• Capaian 10 Kasus
Target Kasus AFP 25 kasus
• Capaian 3 Kasus
6. RTL WORSHOP PD3I KABUPATEN BANJAR 2021
Dinkes Banjar :
1. Setiap Triwulan Dinas Kesehatan Melakukan Monitoring dan
Evaluasi pada pelaksanaan Surveilans PD3I, yang dituangkan
dalam Surat Umpan Balik Kepala Dinas Kesehatan atau bisa
juga melalui Pertemuan baik secara online/offline.
2. Dinas Kesehatan melakukan On Job Training atau asistensi
baik setiap triwulan ataupun semester pada petugas
puskesmas terkait update terbaru tata laksanana surveilans
PD3I dimasa Pandemi COVID-19.
7. Lanjutan………
3. Dinas Kesehatan membantu prasana penunjang dalam hal ini
alat dan bahan dalam pengambilan Spesimen Kasus PD3I.
4. Dinas Kesehatan menyampaikan hasil laboratorium setiap
adanya spesimen kasus yang dikirim paling lambat 2 minggu
setelah dikirim.
5. Dinas Kesehatan Memberikan reward atau penghargaan kepada
petugas apabila kinerja Surveilans PD3I konsisten mencapai
target setiap tahunnya
8. Lanjutan………
6. Dinas Kesehatan memberikan bingkisan kepada pasien yang
mau diambil sampelnya.
7. Dinas Kesehatan membantu bersama dengan Puskesmas dalam
pelaksanaan Penyelidikan Epidemiologi pada saat terjadi
Kejadian Luar Biasa (KLB) / oubreak
9. RTL WORSHOP PD3I KABUPATEN BANJAR 2021
Puskesmas :
1. Menemukan minimal Kasus 1 (satu) Suspek Campak klinis dan 1
(satu) Kasus AFP dimasing-masing puskesmas dalam estimasi waktu
1 bulan di tahun 2021.
2. Setiap kasus ditemukan agar diupayakan diambil spesimenya
kemudian dikirim serta dilaporkan ke Dinas Kesehatan dengan
Format Kasus PD3I yang tercantum dalam Pedoman Nasional.
3. Melakukan sosialiasi dan advokasi terkait kasus PD3I dalam hal ini
penemuan kasus PD3I yang SOP tercantum pada pedoman
nasional.
10. Lanjutan……..
Puskesmas :
4. Membagi tugas dalam pelaksanaan penemuan kasus PD3I dalam
hal ini target penemuan kasus Suspek Campak Klinis dan Kasus AFP
5. Surveilans Puskesmas melakukan Penyelidikan epidemiologi
selambat-lambatnya 1 x 24 jam setelah ada rumor terlaporkan
dengan menggunakan format penyelidikan epidemiologi yang
dapat didownload di http://tiny.cc/4nfluz
6. Melakukan surveilans aktif puskesmas penemuan kasus PD3I baik di
Poliklinik, Praktek/Klinik Mandiri, Posyandu, bahkan komunitas
(sekolah/pondok)
11. Lanjutan……..
Puskesmas :
7. Pedoman dan Panduan pelaporan kasus PD3I dapat di download di
link ini http://tiny.cc/4nfluz
8. Meningkatkan kordinasi antara petugas di desa (bides dan pustu)
sebagai ujung tombak dalam pelaporan kasus di desa dan respon
alert dengan cara melakukan verifikasi laporan yang dikirim setiap
minggunya ke Puskesmas melalui media social di Grup Komunikasi
9. Melakukan full investigation pada kasus Suspek KLB PD3I bersama
Dinas Kesehatan
12. Lanjutan……..
Puskesmas :
10. Menginput laporan kasus PD3I pada Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respon (SKDR) setiap minggunya dan melakukan verifikasi apabila
ada rumor yang muncul
11. Menganggarkan kegiatan surveilans seperti penyelidikan
epidemiologi,verifikasi rumor, serta penemuan kasus AFP dan PD3I
di dalam APBD, BOK atau sumber anggaran lainnya pada Tahun
2022.
18. Dukungan Anggaran Kegiatan Surveilans Tahun 2022
1. Verifikasi sinyal dan respon cepat sistem kewaspadaan dini dan
respon (SKDR)
2. Pengambilan dan pengiriman specimen penyakit berpotensi KLB ke
Laboratorium kesehatan daerah/Laboratorium rujukan pemerintah
di Kab/Kota
3. Penyelidikan Epidemiologi (PE) penyakit potensi KLB dan
Penanggulangan KLB
4. Penemuan kasus PD3I
5. Pengendalian factor resiko lainnya yang dapat menimbulkan
penyakit pad situasi KLB
6. Surveilans penyakit pada situasi khusus dan bencana