ini sangat sesuai untuk dokumen tersebut karena secara singkat dan jelas menggambarkan topik utama dokumen yaitu latar belakang dan kronologi peristiwa kerusuhan di Maluku pada tahun 1999. Judul ini juga optimal untuk pencarian karena kata kunci "Kerusuhan Maluku
Similar to ini sangat sesuai untuk dokumen tersebut karena secara singkat dan jelas menggambarkan topik utama dokumen yaitu latar belakang dan kronologi peristiwa kerusuhan di Maluku pada tahun 1999. Judul ini juga optimal untuk pencarian karena kata kunci "Kerusuhan Maluku
Similar to ini sangat sesuai untuk dokumen tersebut karena secara singkat dan jelas menggambarkan topik utama dokumen yaitu latar belakang dan kronologi peristiwa kerusuhan di Maluku pada tahun 1999. Judul ini juga optimal untuk pencarian karena kata kunci "Kerusuhan Maluku (8)
ini sangat sesuai untuk dokumen tersebut karena secara singkat dan jelas menggambarkan topik utama dokumen yaitu latar belakang dan kronologi peristiwa kerusuhan di Maluku pada tahun 1999. Judul ini juga optimal untuk pencarian karena kata kunci "Kerusuhan Maluku
1. WELCOME IN OUR
PRESENTATION
Kelompok 8
1. Apriana Kartini
2. Ayu Eka Lestari
3. Destia Eddy Muchtar
4. Lia Laswari
5. Nuraini
2. Latar belakang peristiwa kerusuhan Maluku
Awal Peristiwa
Pecahnya kerususuhan dimana-mana
Saling Menyerang
Warga Muslim Daerah Leihitu Bergerak
Timbul Fanatisme Agama yang Kuat
Kerusuhan Bergeser Ke Luar Pulau Ambon
3. Latar Belakang Peristiwa
•
Maluku bulan Januari 1999 telah
Kerusuhan Ambon (Maluku) yang terjadi sejak
menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang cukup besar serta telah
membawah penderitaan dalam bentuk kemiskinan dan kemelaratan bagi
rakyat di Maluku pada umumnya dan kota Ambon pada khususnya.
• Kerusuhan Ambon (Maluku) yang semula menurut pemahaman kalangan
masyarakat awam sebagai sebuah tragedi kemanusiaan yang disebabkan
oleh suatu tindak/peristiwa kriminal biasa, ternyata berdasarkan fakta-
fakta yang ditemukan di lapangan adalah merupakan sebuah rekayasa
yang direncanakan oleh orang atau kelompok tertentu demi
kepentingannya dengan mempergunakan isu SARA ( suku agama ras antar
golongan )
4. Begitu matangnya rencana yang dilakukan yang diikuti dengan berbagai
penyebaran isu yang menyesatkan, seperti adanya usaha-usaha dari
kelompok separatis RMS (Republik Maluku Selatan) yang sengaja diidentifisir
dengan Republik Maluku Serani (Kristen), adanya usaha untuk membantai
umat Islam di Maluku, keterlibatan preman Kristen Jakarta, isu pemasokan
senjata kepada umat Kristen di Maluku dari Israel dan Belanda, serta
berbagai isu menyesatkan lainnya telah menimbulkan semakin kuat dan
mengentalnya sikap dan prilaku fanatisme terhadap masing-masing agama
(Islam dan Kristen).
Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan ABRI untuk
mengklarifikasi isu-isu yang tidak bertanggung jawab tersebut ternyata tidak
mampu meredam kekuatan dari mereka yang menginginkan agar kerusuhan
Ambon (Maluku) terus diperpanjang dan diperluas. ABRI (TNI dan Polri)
seperti sengaja ikut menciptakan konflik yang berkepanjangan melalui
penanganan pengendalian keamanan yang tidak profesional dan terkesan
bertendensi mengipas-ngipas agar kerusuhan di Maluku tak kunjung selesai.
Peranan Pemerintah Daerah, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Militer serta
komponen bangsa lainnya yang ada di daerah melalui berbagai upaya
rekonsiliasi untuk mendamaikan pihak-pihak yang bertikai hanya bersifat
"semu" belaka.
5. Kronologi Peristiwa Kerusuhan Maluku
Awal Peristiwa
Kerusuhan pada tanggal 19 Januari 1999 masih dalam hari raya Idul Fitri (hari kedua), pemuda
Bugis NS bersama temannya seorang pemuda Bugis lain bernama T, melakukan pemalakan di
Batu Merah terhadap pemuda Kristen J.L selama beberapa kali ketika J.L mengendari angkotnya
dari jurusan Mardika – Batu Merah. Namun permintaan kedua pemuda Bugis tersebut tidak
dilayaninya, karena J.L belum mempunyai uang, mengingat belum ada penumpang yang dapat
diangkutnya, karena hari itu hari raya Idul Fitri.
Permintaan dengan desakan yang sama dilakukan oleh pemuda NS hingga kali yang ketiga saat
pemuda Ambon J.L berada di terminal Batu Merah, malah pemuda Bugis NS tidak segan-segan
mengeluarkan badiknya untuk menikam pemuda Ambon J.L. Untunglah J.L sempat
menangkisnya dengan mendorong pintu mobilnya.
Merasa dirinya terancam, pemuda J.L langsung pulang ke rumahnya mengambil parang (golok)
dan kembali ke terminal Batu Merah. Disana ia masih menemukan pemuda Bugis NS bersama
temannya T. Ia kemudian memburunya, dan NS kemudian berlari masuk ke kompleks pasar Desa
Batu Merah.
NS kemudian ditahan oleh warga Batu Merah, dan ketika ia ditanya apa permaslahannya, maka
ia (NS) menjawab bahwa, "ia akan dibunuh oleh orang Kristen".
Jawabannya ini kemudian yang memicu kerusuhan Ambon, dengan munculnya warga Muslim
dimana-mana untuk menyerang warga Kristen dan sebaliknya juga warga Kristen yang muncul
untuk mempertahankan diri.
6. PECAHNYA KERUSUHAN DIMANA-MANA
Beberapa saat berselang atau sekitar 5 menit setelah peristiwa saling kejar-
mengejar antara pemuda Muslim asal Bugis, NS dengan pemuda Kristen asal
Ambon J.L, seperti ada komando, kerusuhan akhirnya pecah dimana-mana
dalam kota Ambon.
Kira-kira jam 15.00 WIT ratusan masa Muslim muncul dari Desa Batu Merah
(lokasi dimana pemuda Bugis NS dikejar dan berteriak akan dibunuh oleh
oleh orang Kristen) bangkit menyerang warga Kristen di kawasan Mardika
(tetangga desa Batu merah) dengan menggunakan berbagai alat tajam
(parang, panah, tombak dan lain-lain) dengan seragam dan berikat kepala
putih. Mereka sempat melukai, merusak dan mebakar rumah-rumah warga
Kristen Mardika. Demikian juga pada waktu yang bersamaan, beberapa
lokasi pemukiman Kristen seperti Galunggung, Tanah Rata, Kampung Ohiu,
Silale dan Waihaong ikut diserang oleh kelompok penyerang Muslim.
Beberapa orang warga Kristen terbunuh, ratusan rumah dibakar dan sebuah
gereja yang terletak di kawasan Silale dirusak dan akhirnya dibakar oleh
masa.
7. Saling Menyerang
Setelah terjadi kerusuhan pada tanggal 19 Januari 1999
seperti di daerah Batu Merah dan kawasan Merdika,
memasuki malam hingga pagi hari tanggal 20 Januari 1999
suasana terasa semakin mencekam contohnya saja seperti
yg terjadi di daerah Pohon Puleh dan Anthony Rhebok
yang saling melakukan penyerangan dengan pelemparan
batu diteruskan dengan pengrusakan & pembakaran
rumah di antara kedua pihak , keadaan menjadi semakin
memburuk , apalagi disertai dengan semakin
berkembangnya isu pertikaian yang bernuansa SARA
yang memunculkan perasaan “ harus mempertahankan
harga diri dalam membela agama mereka masing masing
“
8. Warga Muslim Jazirah Leihitu Bergerak
Tanggal 20 Januari 1999 kira kira pukul 09.00 WIT ,
warga muslim Jazirah Leihitu (muslim ) mulai bergerak
ke kota Ambon beralasan ingin mengetahui tentang isu
tentang pembakaran sebuah masjid . Namun , ternyata
yg terjadi adalah mereka bekerja sama dg umat muslim
Ambon utk melakukan penyerangan ke desa desa
kristen.
Operasi penyerangan dilakukan sejak pagi hingga sore
hari yang menghanguskan perkampungan seperti
Desa/Dusun Kristen Telaa Kodok, Durian Patah ,
Waiheru dan Negeri Lama.
9. Timbul Fanatisme Agama Yang kuat
Kerusuhan demi kerusuhan di pulau Ambon akhirnya bersangkut paut
dengan sikap toleransi warga yang berdomisili di Ambon , sementara
isu yang bernuansa SARA semakin di pertajam sehingga menimbulkan
fanatisme antar masing masing umat beragama.
10. Penyerangan balik umat kristen
pada tanggal 21 Januari 1999 warga Kristen yang berdomisili di Batu
Gajah Dalam mendengar terbunuhnya 2 (dua) orang pendeta dan
pembakaraan beberapa buah gereja dalam penyerangan yang
dilakukan oleh warga Muslim dari jasirah Leihitu kemudian bangkit
menyerang warga Muslim Dusun Batu Bulan dan membantai
sejumlah warganya. . Dari data di lapangan terungkap 150 buah
rumah dibakar/dirusak, 5 (lima) orang dibunuh dan 1 (satu) buah
Mesjid terbakar.
Demikian juga pada tanggal yang sama warga Kristen yang
berdomesili di Batu Gantung Dalam (Kampung Ganemo), Mangga
Dua, Kudamati ikut melakukan penyerangan terhadap warga Muslim
yang berada di sekitarnya.
11. Kerusuhan bergeser keluar Ambon
provokasi isu SARA dalam kerusuhan Ambon yang semakin mengental di
kalangan masyarakat yang akhirnya keluar dari wilayah pulau Ambon.
Serentak umat Muslim di kota Sanana (Kabupaten Maluku Utara) menyerang
kelompok minoritas Kristen di kota Sanana dan sekitarnya pada tanggal 21
Januari 1999 tengah malam. Puluhan rumah dan bangunan dirusak dan (3
orang warga Kristen dan 3 orang warga Muslim) mengalami luka-luka.
Demikian juga 24 Kepala Keluarga minoritas Kristen yang tinggal di Dusun
Papora, Desa Luhu (beragama Muslim) Kecamatan Seram Barat Piru dibumi
hangsukan oleh warga Desa Luhu. Rumah-rumah dan harta benda mereka
dibakar habis termasuk 2 (dua) buah Gereja.
12. Kesimpulan
Jadi , sebenarnya awal atau permasalahan dari konflik Maluku
itu bukan konfik antar agama melainkan konflik yang
melibatkan umat beragama . Simbol agama di eksploitasi dan
dipolitisi oleh elit kekerasan sehingga menimbulkan suasana
eksplosif dan tidak aman bagi masyarakat maluku.