Metode role playing adalah metode pembelajaran yang melibatkan siswa memerankan tokoh atau situasi tertentu untuk memahami sudut pandang orang lain. Metode ini bertujuan membantu siswa memahami kejadian secara langsung, menganalisis penyebab dan akibat, serta melatih kemampuan berpikir kritis dan berkomunikasi. Langkah-langkah pelaksanaannya meliputi pemilihan masalah, pemilihan peran siswa, pelaksanaan
1. METODE ROLE PLAYING
1. Pengertian Metode Role Playing
Menurut Husein Achmad dalam (Hidayati, 2004: 93) role playing adalah salah
satu bentuk permainan pendidikan yang dipakai untuk menjelaskan peranan, sikap,
tingkah laku, dan nilai dengan tujuan menghayati perasaan, sudut pandang dan cara
berpikir orang lain. Metode role playing ditekankan kepada setiap individu siswa dalam
memerankan suatu tokoh pada drama yang bersangkutan. Dengan metode role playing
siswa diharapkan dapat memerankan berbagai figure dan menghayati dalam berbagai
situasi. Jika metode role playing direncanakan dengan baik dapat menanamkan
kemampuan bertanggung jawab dan bekerja sama dengan orang lain, menghargai
pendapat orang lain dan mengambil keputusan dalam kerja kelompok.
Menurut Sugihartono (2006: 83) metode role playing adalah metode
pembelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa dengan cara
siswa memerankan suatu tokoh baik tokoh hidup maupun tokoh mati, sehingga siswa
berlatih untuk penghayatan dan terampil memakai materi yang dipelajari. Sedangkan
Syaiful Sagala (2003: 213) menjelaskan bahwa metode role playing adalah cara
menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukan dan memerankan cara tingkah
laku dalam hubungan sosial, metode role playing dalam pelaksanaannya peserta didik
mendapat tugas dari guru untuk memerankan suatu situasi sosial yang mengandung
suatu problem, agar peserta didik dapat memecahkan suatu masalah yang muncul dari
situasi sosial.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa metode role playing
adalah cara bermain peran yang ditekankan pada setiap individu dengan berbagai figure
penghayatan dan perasaan. Metode role playing dapat diterapkan pada pengajaran IPS
pokok bahasan peranan tokoh-tokoh ataupun masa-masa kerajaan. Melalui metode role
playing ini dapat melibatkan tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Aspek kognitif meliputi pemecahan masalah, aspek afektif meliputi sikap,
mengembangkan empati atas dasar tokoh yang mereka perankan.aspek psikomotor
saat siswa melakukan role playing.
2. Tujuan dan Manfaat Metode Role Playing
Menurut Mukminan dalam (Hidayati, 2004 : 95), tujuan dan manfaat metode role
playing adalah sebagai berikut:
a. Agar siswa menghayati sesuatu kejadian atau hal yang sebenarnya dalam realita
hidup.
b. Agar siswa memahami apa yang menjadi sebab dari sesuatu serta bagaimana
akibatnya.
c. Mempertajam indera dan rasa siswa terhadap sesuatu.
d. Sebagai penyaluran atau pelepasan ketegangan dan perasaan- perasaan
e. Sebagai alat mendiagnosa keadaan kemempuan siswa
f. Pembentukan konsep dari suatu peran tertentu secara mandiri.
g. Menggali peranan–peranan dari figur seseorang dalam suatu kehidupan kejadian
atau kegiatan.
2. h. Membina kemempuan siswa dalam memecahkan masalah, berpikir kritis analisis,
berkomunikasi, dan hidup dalam kelompok.
i. Melatih kemampuan siswa dalam mengendalikan dan memperbaharui perasaan cara
berpikir, dan perbuatannya.
3. Kekurangan dan Kelebihan Metode Role Playing
Metode Role playing menurut Roestiyah (2001: 92-93) memiliki kelebihan dan
kekurangan sebagai berikut:
a. Kelebihan metode role playing
1) Siswa akan lebih tertarik perhatianya pada pelajaran, karena masalah-masalah
sosial sangat berati untuk siswa.
2) Siswa lebih mudah memahami materi ataupun masalah-masalah sosial itu karena
siswa bermain peran sendiri.
3) Menumbuhkan sikap saling pengertian tenggang rasa, toleransi dan cinta kasih
terhadap sesama karena siswa berperan seperti orang lain ,maka siswa dapat
menempatkan diri seperti watak orang lain, dapat merasakan perasaan orang lain
dan dapat mengakui pendapat orang lain.
4) Menimbulkan diskusi yang hidup, karena merasa menghayati sendiri
permasalahannya.
5) Siswa yang tidak bermain peran atau penonton tidak pasif, tetapi aktif mengamati
dan mengajukan saran dan kritik.
b. Kekurangan metode role playing
1) Jika guru tidak menguasai tujuan instruksional penggunaan tekhnik ini untuk
sesuatu unit pelajaran, maka role playingnya juga tidak akan berhasil.
2) Dengan role playing jangan menjadi kesempatan untuk menumbuhkan sifat
prasangka yang buruk, ras diskriminasi, balas dendam dan sebagainya sehingga
menyimpang dari tujuan semula.
3) Dalam hubungan antar manusia selalu memperhatikan norma- norma kaidah
sosial, adat istiadat, kebiasaan dan keyakinan seseorang jangan sampai
ditinggalkan, sehingga tidak menyinggung perasaan orang lain.
4) Jika guru tidak memahami langkah-langkah pelaksanaan metode ini, sehingga akan
mengacaukan berlangsungya role playing, karena yang memegang peranan atau
penonton tidak tau arah bersama- sama.
Sedangkan menurut Djamarah dan Zain (2002: 89-90 ) metode role playing
mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
a. Kelebihan metode role playing
1) Siswa melatih dirinya untuk memahami dan mengingat isi bahan yang akan
diperankan. Sebagai pemain harus memahami, menghayati isi cerita secara
keseluruhan, terutama untuk materi yang harus diperankannya. Dengan demikian,
daya ingatan siswa harus tajam dan tahan lama.
2) Siswa akan berlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu bermain peran
para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu
yang tersedia.
3. 3) Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan
muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah.
4) Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaikbaiknya.
5) Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab
dengan sesamanya.
6) Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang lebih baik agar mudah
dipahami orang lain.
b. Kekurangan metode role playing
1) Sebagian anak yang tidak ikut bermain peran menjadi kurang aktif.
2) Banyak memakan waktu.
3) Memerlukan tempat yang cukup luas.
4) Sering kelas lain merasa terganggu oleh suara para pemain dan tepuk tangan
penonton atau pengamat.
4. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Role Playing
Menurut Roestiyah (2001: 91) langkah-langkah pelaksanaan metode role playing
sebagai berikut:
a. Pemilihan masalah, guru mengemukakan masalah yang diangkat dari
kehidupanpeserta didik agar mereka dapat merasakan masalah itu dan terdorong
untuk mencari penyelesaiannya.
b. Pemilihan peran, memilih peran yang sesuai dengan permasalahan yang akan
dibahas, mendeskripsikan karakter dan apa yang harus dikerjakan oleh para pemain.
c. Menyusun tahap-tahap bermain peran, dalam hal ini guru telah membuat dialog
tetapi siswa dapat juga menambahkan dialog sendiri.
d. Menyiapkan pengamat, pengamat dari kegiatan ini adalah semua siswa yang tidak
menjadi pemain atau pemeran.
e. Pemeranan, dalam tahap ini para peserta didik mulai bereaksi sesuai dengan peran
masing-masing yang terdapat pada skenario bermain peran.
f. Diskusi dan evaluasi, mendiskusikan masalah-masalah serta pertanyaan yang muncul
dari siswa.
g. Pengambilan kesimpulan dari bermain peran yang telah dilakukan.
Menurut Hidayati (2004 :96) langkah pembelajaran metode role playing adalah
sebagai berikut:
a. Pemahaman (pengantar serta pembahasan ceritera dari guru)
b. Memilih siwa yang akan diperankan
c. Menyiapkan penonton yang akan diobservasi
d. Mengatur panggung
e. Bermain peran
f. Diskusi dan Evaluasi
g. Permainan Berikutnya
h. Diskusi lebih lanjut
i. Generalisasi
4. Daftar Pustaka
Hidayati. (2004). Pendidikan Ilmu Pengatahuan Sosial di Sekolah Dasar. Yogyakarta: UNY.
Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Syaiful B.Djamarah dan Azwan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Pustaka.
Sugihartono, dkk. (2006). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY.
Syaiful Sagala. (2003). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung Alfabeta.
(posted by: jr/februari 2012/all rights reserved)