SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Hypertensi Kronis Dalam Kehamilan
Pengertian
Hypertensi kronis dalam kehamilan adalah adanya penyakit hypertensi yang telah
terjadi sebelum hamil ataupun diketemukan sebelum usia kehamilan 20 minggu atau
hypertensi yang menetap 6 minggu paska persalinan, apapun yang menjadi sebabnya.
(Winardi. B, 1991 : 2)


Batasan
Penyakit hypertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi
sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas.
(Sastrawinata. S, 1984 : 90)


Klasifikasi Hypertensi
Menurut American Committee and Maternal Welfare yang dikutip oleh Sulaeman
Sastrawinata dalam buku Obstetri Patologi tahun 1981, klasifikasi hypertensi adalah
sebagai berikut :
2.2.2.1 Hypertensi yang hanya terjadi dalam kehamilan dan khas untuk kehamilan
        ialah preeklampsia dan eklampsia.
2.2.2.2 Hypertensi Kronis
        Diagnosa dibuat atas adanya hypertensi sebelum kehamilan atau penemuan
hypertensi sebelum minggu ke 20 dari kehamilan dan hypertensi ini tetap setelah
kehamialn berakhir.
2.2.2.3 Preeklampsia dan eklampsia yang terjadi atas dasar hypertensi yang kronis.
Pasien dengan hypertensi yang kronis sering memberat penyakitnya dalam kehamilan
dengan gejala-gejala hypertensi yang naik, proteinuri dan edema serta kelainan retina.
2.2.2.4 Transient Hypertensi
        Diagnosa dibuat kalau timbul hypertesi dalam kehamilan atau dalam 24 jam
pertama dalam nifas pada wanita yang tadinya normotensi dan yang hilang dalam 10
hari post partum.




2.2.3   Derajad Beratnya Hypertensi Akibat Kehamilan
        Hypertensi akibat kehamilan dapat diklasifikasikan ke dalam bagian ringan
atau berat, menurut frekuensi dan intensitas kelainannya. Adalah penting untuk
menyadari bahwa suatu keadaan yang kelihatannya ringan dapat menjadi berat.
(Winardi. B, 199: 8)
        Tabel 2.1 Indikator Derajad Beratnya Hypertensi Akibat Kehamilan
Kelainan                             Ringan                     Berat
Tekanan Distolik                      < 100mmHg                    > 110mmHg
Proteinnuri                           1+                           ≥ 2+
Sakit kepala                          tidak ada                    ada
Gangguan penglihatan                  tidak ada                    ada
Nyeri perut atas                      tidak ada                    ada
Oliguri                               tidak ada                    ada
Kejang                                tidak ada                    ada
Creatinin serum                       normal                       meningkat
Trombosito penia                      tidak ada                    ada
Hyperbilirubinemia                    tidak ada                    ada


SGOT                                           minimal                    nyata
Fetal Growth Retardasion                       tidak ada                  ada jelas
Sumber : Pritcard, Mac Donald, Giant. William Obstetri, 1991 : 612


2.2.4     Patofisiologi Hipertensi Kronis
          Terdapat banyak akibat hypertensi karena kehamilan yang terjadi pada ibu,
berikut akan dibahas berdasarkan analisa kelainan kardiovaskuler, hematologik,
endokrin, elektrolit, renal, hepatik dan serebral. (Pritchard, Mac Donald, Gant. 1991:
616)
2.2.4.1 Sistem Kardiovaskuler
          Meskipun terdapat peningkatan curah jantung pada ibu hamil normal, tekanan
darah tidak meningkat, tetapi sebenarnya menurun sebagai akibat resistensi perifer
berkurang. Pada ibu hamil dengan hypertensi, curah jantung biasanya tidak
berkurang, karena curah jantung tidak berkurang sedang konstriksi arteriol dan
tahanan perifer naik, maka tekanan darah akan meningkat. (Pritchard, Mac Donald,
Gant. 1991 : 616)
2.2.4.2 Hematologik
          Perubahan-perubahan hematologik penting yang ditemukan pada wanita
hypertensi ialah penurunan atau sebenarnya tidak terjadinya hypervolemia yang
normal pada kehamilan, perubahan-perubahan mekanisme koagulasi dan adanya
peningkatan dekstruksi eritrosit. (Pritchard, Mac Donald, Gant. 1991 : 619)
2.2.4.3 Endokrin
          Pada kehamilan normal, kadar plasma renin, angiotensin II dan aldosteron
meningkat. Sebaliknya pada hypertensi karena kehamilan, bahan tersebut biasanya
menurun mendekati batas normal pada keadaan tidak hamil.
Peningkatan aktivitas hormon anti deuritik juga menyebabkan oliguri, kadar
chorionic gonadotropin dalam plasma meningkat secara tidak tetap sebaliknya
lactogen placenta menurun. (Pritchard, Mac Donald, Gant. 1991 : 620)
2.2.4.4 Cairan dan Elektrolit
        Biasanya volume cairan ekstraselular pada wanita dengan preeklampsia dan
eklampsia sangat bertambah melebihi penambahan volume yang biasanya terjadi
pada kehamilan normal. Mekanisme yang menyebabkan ekspansi cairan yang
patologis belum jelas. (Pritchard, Mac Donald, Gant. 1991 : 621)
2.2.4.5 Perubahan Hepar
        Pada HKK (Hipertensi Karena Kehamilan) yang berat, kadang terdapat
kelainan hasil pemeriksaan hati yang meliputi peningkatan SGOT (Serum Glutamic
Oxaloacetic Transaminace), hyperbilirubin yang berat jarang terjadi. (Pritchard, Mac
Donald, Gant. 1991 : 623)
2.2.5   Pengaruh Hipertensi Terhadap Kehamilan
        Sebagai akibat penurunan sirkulasi uteroplasenta maka konsumsi makanan
terhadap   janin   juga    mengalami    penurunan.    Gangguan     pertumbuhan    dan
perkembangan badan janin merupakan akibat yang paling sering, dalam penelitian
mendapatkan frekuensi 15% bayi IUGR dan 27% bayi premature walaupun dilakukan
perawatan standart. (Winardi. B, 1991 : 5)
        Diduga bahwa kapasitas nutrisi plasenta dalam keadaan tersebut dipacu oleh
peningkatan   tekanan     perfusi,   dengan   ini pula   maka    peningkatan   klirens
dehidroisoandosteron sulfat. (Winardi. B, 1991 : 6)
        Solusio placenta sejak lama diketahui lebih sering dijumpai pada ibu dengan
hypertensi. Insiden tertinggi didapatkan pada ekslampsi 23,6% disusul hypertensi
kronis 10% dan pre eklampsi 2,3%.(Winardi. B, 1991 : 6)
2.2.6   Pengaruh Kehamilan Terhadap Hypertensi
        Dikatakan 60% dari wanita yang menderita hypertensi kronis, pada saat hamil
akan mengalami kenaikan tekanan darah, 15-30% mempunyai resiko untuk
mendapatkan superimposed pre eklampsia.
        Resiko terjadinya superimposed pre eklampsi tidak tergantung pada tingkat
hypertensinya. Bila terjadi penurunan fungsi renal (BUN > 20mg%) kreatinin serum
> 1,5mg% pada keadaan hypertensi kronis, maka resiko terjadinya superimposed pre
eklampsi mendekati angka 100%.
        Dengan meningkatnya tensi pada saat hamil maka resiko lain juga menjadi
lebih tinggi misalnya infark miokard akut, CVA, payah jantung, gagal ginjal,
hematuria. (Winardi. B, 1991 : 6)
2.2.7   Diagnosa
2.2.7.1 Diagnosa hypertensi ditegakkan dengan pengukuran secara serial dalam
        waktu berbeda-beda, dengan selang waktu beberapa jam sampai beberapa
        hari, teknik pemeriksaan sangat penting diperhatikan, karena harus dilakukan
        dengan benar. (Winardi. B, 1991 : 7)
2.2.7.2 Cara Pengukuran
        Cara pengukuran tekanan darah yang dianjurkan adalah sebagai berikut :
        1. Memakai alat sphygnomanometer air raksa dengan menggunakan
            sthetoscope yang baik (peka)
        2. Posisi duduk praktis untuk skrining
        3. Posisi berbaring lebih memberikan hasil yang bermakna
        4. Lengan atas harus bebas dari baju yang ketat
        5. Memakai cuff yang sesuai (dapat melingkari 2/3 panjang lengan atas).
            (Winardi. B, 1991 : 7)
2.2.7.2 Diagnosa hypertensi kronis
        Diagnosa hypertensi kronis harus memnuhi kriteria sebagai berikut :
        1. Terjadi sebelum hamil atau sebelum 20 minggu kehamilan
        2. Tidak ada proses mola (Winardi. B, 1991 : 7)
        Apabila penderita datang pertama kali sesudah minggu 20-24 kehamilan, sulit
untuk membedakannya dengan PIH. Secara khusus kita bisa mengadakan diagnosa
banding dengan beberapa ciri yang agak berbeda dengan PIH antara lain sebagai
berikut :
                  Tabel 2.2 Perbedaan Hypertensi Kronis dengan PIH
                                                Differensial Diagnosa
        Karakteristik          Hypertensi Kronis                        PIH
1.      Onset                  sebelum hamil/                 sesudah minggu 20 -
                               hamil < 20 – 21 minggu         24 kecuali penyakit
                                                              tropoblast
2.      Usia                   biasanya relatif tua           relatif muda
3.      Paritas                biasanya multi                 biasanya primi
4.      Nutrisi                diet adekuat                   diet protein inadekwat
5.      Roll Over Test         negatif                        positif
6.      Sesudah persalinan     permanen, sesudah 3 bulan      biasanya hilang
                                                              6 mg pp selalu hilang
                                                              3 bln pp
7.      Riwayat keluarga       positif                        biasanya negatif
8.      Proteinun              seringkali negatif             biasanya positif
Sumber : Winardi, B. 1991. Hipertensi Kronis Pada Wanita Hamil : 8
2.2.7.4 Pemeriksaan Labotarium
          Pemeriksaan pendahuluan diperlukan untuk menyingkirkan penyakit yang
secara sekunder dapat menyebabkan hypertensi antara lain :
1. Faal ginjal      : untuk mengetahui kemungkinan penyakit ginjal menahun seperti
                      pielonefritis akut, polikistik,dll.
2. Cultur urine     : untuk mengetahui kemungkinan infeksi ginjal.
                                                               (Winardi. B, 1991 : 8)
2.2.7.5 Pemeriksaan Penunjang
          Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menegakan diagnosa
hipertensi kronis adalah sebagai berikut :
Pemeriksaan mata : dengan funduscopy untuk evaluasi lamanya penyakit diderita
Pemeriksaan jantung : dengan bantuan ECG dapat kita diagnosa adanya komplikasi
    pembesaran jantung yang menggambarkan lamanya proses hypertensi.
                                                              (Winardi. B, 1991 : 8)
2.2.7.6 Pemantauan Kesejahteraan Janin
          Oleh karena penyakit hypertensi kronis sering kali menyebabkan gangguan
pertumbuhan dan perkembangan janin, maka pemantauan kesejahteraan janin mutlak
harus dilakukan. Pemantauan bisa dilaksanakan dengan cara paling sederhana berupa
pemantauan pertambahan berat badan, tinggi furdus uteri hingga paling canggih
dengan pamakaian USG, NST dll. (Winardi. B, 1991 : 9)
2.2.8     Penatalaksanaan
          Tujuan dari pengelolaan/pengobatan penderita hypertensi kronis pada wanita
hamil adalah :
2.2.8.1 Untuk mempertahankan aliran darah pada uterus terutama pada saat
          pembentukan plasenta.
Usaha – usaha yang di perlukan untuk mencapai usaha tersebut adalah :
Tirah baring
            Tirah baring terutama pada siang hari mulai setidak-tidaknya 1 jam dalam
    sehari dan ditingkatkan sesuai umur kehamilan. Curet menganjurkan bed rest
    selama 4 jam pada siang hari disamping tidur malam 10 jam. (Winardi. B, 1991 :
    10)
            Keunggulan tirah baring ini dapat meningkatkan perfusi utero placenta
    terutama pada posisi tidur miring kiri.
                  Mekanisme tirah baring dijelaskan sebagai berikut :
Tirah Baring (miring)

Aliran darah rahim           RBF  GFR 
                                                                          
Amine endogen                            PNM                         Diurisis 
Epi/Nonepinefrun                          TD                              
                                                                       Na loss 
                        Reaktifitas Kardiovaskuler 

  Keterangan :
         RBF    : Aliran Darah Ginjal
         GFR    : Glomerular Filtration Rate
         TD     : Tekanan Darah
         PNM : Kematian Perinatal                              (Winardi. B, 1991 : 10)
         Tirah baring absolut tidaklah diperlukan. Dikatakan bahwa absolute bed rest
  dapat meningkatkan resiko embas paru. Selain itu dari segi psikologis ibu kurang
  menguntungkan. Pada hypertensi yang berat disarankan tirah baring sampai saat
  persalinan.
  Pemberian Obat
         Pemberian phenobarbital dikatakan dapat meningkatkan keberhasilan program
  tirah baring ini. Apabila tirah baring dan pemberian sedatif                 ringan tak
  memberikan respon, perlu dipikirkan pemberian anti hypertensi. (Winardi. B,
  1991: 12)
  Diet
             Diet yang baik diperlukan bagi pertumbuhan janin dalam rahim.
  Kandungan protein minimal 90 gr setiap hari. Diet rendah garam tidak ada
  keuntungan, bila didapatkan proteinuri maka suplement pengganti protein yang
  hilang harus dipikirkan. Pada penderita obesitas ada baiknya menurunkan berat
  badan. (Winardi. B, 1991 : 12)
2.2.8.2 Untuk mengendalikan hypertensi dan mencegah superimposed pre eklampsia/
         eklampsia.
         Pada hypertensi ringan terapi yang diajarkan adalah tirah baring saja dengan
pemantauan yang rutin 2x seminggu, sampai minggu ke 30, sesudahnya seminggu
sekali, bila perlu dapat diberikan phenobarbital, juga diet seimbang karbohidrat.
Sedangkan obat anti hypertensi yang sering dipakai adalah alfa metildopa, beta
blockers, hidralazin, clonidine, prazosun, antagonis kalsium, diuretikum. (Winardi. B,
1991 : 12)
2.2.8.3 Pengakhiran kehamilan bila keadaan menjelek atau terjadi gangguan
         pertumbuhan janin, apabila janin mampu hidup diluar tubuh ibu.
         Oleh karena disfungsi plasenta seringkali terjadi pada hypertensi esensial yang
berat, dan kematian bayi pada umur kehamilan 38 mg tidak berbeda dengan
kehamilan aterm, maka induksi persalinan dianjurkan.
         Indikasi penyelesaian kehamilan dapat datang dari ibu maupun janin, indikasi
itu meliputi:
Peningkatan serum kreatinin > 50% dari pemeriksaan sebelumnya, gangguan
neurologik berat, platelet count dibawah 100x109/1, hypertensi tak terkontrol,
peningkatan serum bilirubin.
Indikasi anak : berkurangnya pertumbuhan dan pergerakan janin, maturitas paru,
                  kardiotokografi abnormal.
         Cara penyelesaian persalinan dilakukan sesuai dengan situasi dan persyaratan
yang ada. (Winardi. B, 1991 : 19)


2.3     Konsep Asuhan Kebidanan Pada Ibu Multi Gravida Dengan Hypertensi
        Kronis
         Penerapan manajemen kebidanan dalam bentuk kegiatan praktik kebidanan
dilakukan melalui proses yang disebut langkah-langkah proses manajemen
kebidanan. Langkah-langkah itu meliputi : pengkajian, analisa data, diagnosa,
masalah dan kebutuhan, intervensi, implementasi dan evaluasi hasil tindakan.
         Proses manajemen kebidanan merupakan proses yang terus menerus
dilaksanakan, dan kemudian timbul masalah baru maka proses kembali ke langkah
pertama. (Santosa. NI, 1995 : 6)
2.3.1    Pengkajian
         Pengkajian merupakan langkah awal dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
Kegiatan yang dilakukan adalah anamnesa, pemeriksaan data obyektif yang meliputi
palpasi, auskultasi, perkusi, inspeksi serta pemeriksaan penunjang.
2.3.1.1 Anamnesa
         Anamnesa ialah tanya jawab antara penderita dan petugas kesehatan tentang
data yang diperlukan.
         Tujuan anamnesa meliputi : untuk mengetahui keadaan penderita, membantu
menegakkan diagnosa dan agar dapat mengambil tindakan segera bila diperlukan.
(Ibrahim. C,1996 : 80)
         Hal-hal yang ditanyakan pada saat anamnesa meliputi :
              Anamnesa                                        Rasional
 1. Anamnesa Umum                             Dengan     adanya biodata       kita   dapat
      Biodata terdiri darai nama klien dan mengenal         klien     serta     diketahui
      suami, usia, suku bangsa, agama, permasalahan yang timbul sehingga lebih
      pendidikan terakhir, pekerjaan dan terbuka membicarakan masalah kepada
penghasilan        serta       alamat.Pada petugas kesehatan. (Ibrahim. C, 1996 : 81)
    penderita dengan Hipertensi Kronis,
    usia biasanya lanjut atau lebih dari 35
    tahun.
 2. Anamnesa kesehatan keluarga                  Dengan menanyakan penyakit/kesehatan
    Terdiri dari penyakit keluarga klien, keluarga dapat diketahui penyakit yang
    apa ada yang menderita penyakit mempengaruhi                      kehamilan,    langsung
    keturunan (asma), diabetes mellitus, ataupun tak langsung. (Ibrahim. C, 1996 :
    haemophili keturunan kembar dan 83)
    penyakit     kronis.    Pada     penderita
    dengan Hipertensi Kronis ditanya pula
    apakah dari pihak keluarga ada yang
    menderita penyakit hipertensi.
 3. Anamnesa kesehatan klien                     Dengan menanyakan gangguan subyektif
    Yang perlu ditanyakan adalah sakit kepada                 klien     dapat      membantu
    kepala, gangguan mata, nyeri perut menegakkan diagnosa
    atas, dan apakah sebelum hamil atau
    sebelum usia kehamilan 20-21 minggu
    pernah menderita hipertensi .
 4. Anamnesa kebidanan terdiri dari              Dengan menanyakan riwayat kehamilan
    Riwayat kehamilan ini ( keluhan sekarang diharapkan petugas kesehatan
    nutrisi, pola eliminasi, astifitas, pola mengetahui          keadaan        kehamilannya.
    istirahat/tidur, seksualitas, imunisasi)     (Ibrahim. C, 1996 : 85)
    Riwayat menstruasi (menarche, lama Dengan menanyakan riwayat menstruasi
    haid,    siklus,   jumlah   darah    haid, untuk membantuk menegakkan diagnosa
    dismenorrhae, keluhan, hari pertama (umur kelahiran) dan tafsiran persalinan
    haid terakhir, fluor)
    Riwayat kehamilan, persalinan, nifas Dengan menanyakan riwayat kehamilan,
    dan KB yang lalu, apakah pernah persalinan, nifas, KB yang lalu maka
    disertai dengan hipertensi.                  petugas kesehatan dapat memperkirakan
                                                 kelainan     pada     kehamilan     maupun
                                                 persalinan

2.3.1.2 Pemeriksaan Umum
       Pemeriksaan umum adalah pemeriksaan yang lengkap dari penderita untuk
mengetahui keadaan atau kelainan dan penderita.
       Tujuan dari pemeriksaan umum : untuk mengetahui kesehatan umum ibu dan
mengetahui adanya kelainan yang dapat mempengaruhi kehamilan. (Ibrahim. C,1996:
87)
Pemeriksaan umum pada ibu hamil dengan hypertensi kronis meliputi :
 No                  Pemeriksaan                                     Rasional
 1.   Keadaan umum meliputi :                                 Dengan melihat keadaan
        −   Postur tubuh klien (tinggi atau pendek) bentuk umum pasien atau klien
            perut klien, ekspresi klien (lesu, pucat atau dapat                     diketahui
            senang). (Ibrahim. C, 1996 : 87)                  keadaannya normal atau
                                                              menunjukkan             adanya
                                                              kelainan
 2.   Tanda-tanda vital                                       Pada wanita hamil yang
        −   Tekanan darah : pada usia kehamilan 20-30 dikatakan darahnya lebih
            minggu. Normalnya pada wanita hamil dibagi dari              normal         perlu
            menurut umur sebagai berikut :                    mendapat pengawasan dan
            20 tahun      : Tekanan darah 120/80 mmHg         nasehat      untuk      banyak
            20-30 tahun     : Tekanan darah 110/70 mmHg       istirahat dan pengaturan
            (Ibrahim. C, 1996 : 91).                          denyut
            Pada penderita     dengan   hipertensi   kronis
            didapatkan tekanan darah      >140/90 mmHg
            sebelum hamil atau sebelum usia kehamilan
            20-21 minggu.
        −   Nadi : dihitung 15 menit dikalikan empat, Pada               penderita      yang
            menghitung dengannadi pada pergelangan mengalami                    kehilangan
            tangannya. (Bouwhizen. M, 1986 : 28)              darah      maka       frekuensi
                                                              denyut nadi pergelangan
                                                              tangan akan meningkat dan
                                                              denyutnya      lebih     sukar
                                                              diraba
        −   Suhu : suhu badan normalnya 36,5oC-37.5oC. Pada             penderita     dengan
            (Bouwhizen. M, 1986 : 14)                         suhu tubuh lebih dari 38oC
                                                              menunjukkan orang yang
                                                              bersangkutan      mengalami
                                                              demam, kalau suhu tubuh
                                                              kurang dari 35oC maka
                                                              orang tersebut mengalami
                                                              suhu rendah.
−   Respirasi : respirasi dihitung dari keteraturan Dengan          menghitung
                  pernapasan   normalnya 18-24 x 1 menit. pernapasan              dapat     kita
                  (Bouwhizen. M, 1986 : 28)                     ketahui apakah pernapasan
                                                                penderita     terhenti     sama
                                                                sekali atau tidak, sehingga
                                                                perlu       segera       diambil
                                                                tindakan                  untuk
                                                                menyelamatkan penderita
     3.     Mengukur berat badan                                Dengan mengukur berat
            Beratbadan pertambahannya sampai hamil genap badan              dan      memantau
            bulan lebih kurang 11-11,5 kg sehingga kenaikan hasilnya. Pada kenaikan
            rata-rata berat badan setiap minggu 0.5 kg. berat badan yang lebih dari
            (Ibrahim. C,1996 : 110)                             0,5 tiap minggunya dan
            Pada penderita Hipertensi Kronis yang mengarah disertai         adanya       aedema
            kearah superimposed pre eklampsia didapatkan pada trimester III harus
            kenaikan berat badan yang melebihi dari normal.     diwaspadai
            Mengukur tinggi badan                               Dengan mengukur tinggi
            Pengukuran tinggi badan dilakukan pada ibu yang badan dapat kita ketahui
            pertama kali datang. Tinggi badan tidak boleh ≤ apakah ibu hamil masih
            145 cm. (Manuaba. IBG, 1998 : 37)                   belum       katagori      resiko
                                                                tinggi atau resiko rendah
            Mengukur lingkaran lengan atas (LILA) normalnya Dengan mengukur LILA
            ≥23,5 cm. (Santosa. NI, 1995 : 67)                  dapat diketahui status gizi
                                                                ibu     (apakah      mengalami
                                                                kekurangan energi kalori
                                                                atau tidak)

2.3.1.3 Pemeriksaan fisik dibagi menjadi :
1.        Pemeriksaan Inspeksi ialah
          Pemeriksaan Inspeksi ialah
            memeriksa penderita dengan melihat atau memandang.
            Tujuan dari inspeksi ialah melihat keadaan umum penderita melihat gejala-
gejala kehamilan dan kemungkinan adanya kelainan-kelainan. (Ibrahim. C,1996: 111)


         Hal-hal yang diperiksa                     Rasional
 Kepala dan muka (muka, mata, hidung, Dengan melihat kepala dan muka dapat
 bibir dan gigi), apakah ada oedema dan disampaikan              keadaan       klien      sehat,
gangguan penglihatan.                         gembira, sakit atau sedih. (Ibrahim. C,
                                               1996 : 112)
 Keadaan leher (kelenjar gondok, linfe, Dengan melihat keadaan leher adalah
 struma, pembesaran vena jogularis)            pembesarannya         kemungkinan     adanya
                                               gangguan kardiokvasikuler. (Ibrahim. C,
                                               1996 : 113)
 Keadaan     buah     dada    (betuk,   warna Dengan melihat keadaan buah dada dapat
 kelainan, puting susu, coloustrun)            diketahui bentuk puting susu sehingga bila
                                               ada kelainan harus mendapat perawatan
                                               atau pemeliharaan yang baik. (Ibrahim. C,
                                               1996 : 114)
 Keadaan perut (bentuk perut, pembesaran, Dengan melihat perut bila ada luka parut
 striae, linea, luka parut)                    mungkin        akan     berpengaruh     atau
                                               mempengaruhi kehamilan dan persalinan.
                                               (Ibrahim. C, 1996 : 114)
 Keadaan vulva (aedema, tandu chadwik, Dengan melihat keadaan vulva untuk
 varisei, fluxus, flour, candi lama)           mencegah       terjadinya   infeksi   waktu
                                               persalinan maupun nifas. (Ibrahim. C,
                                               1996 : 115)
 Keadaan tungkai (aedema, varises, luka Dengan melihat anggota bagian bawah
 dari pangkal paha samapai ujung kaki)         terutama tungkai dapat dipakai untuk
                                               menegakkan diagnosa. (Ibrahim. C, 1996 :
                                               115)

2. Pemeriksaan Palpasi
        Pemeriksaan palpasi ialah memeriksa klien dengan meraba. Tujuan dari
pemeriksaan palpasi meliputi usia kehamilan, posisi, letak dan presentasi janin serta
adanya kelainan.
Hal-hal yang diperiksa meliputi :
               Pemeriksaan                                 Rasional
 Leher meliputi kelenjar thygroid, linfe dan Dengan pemeriksaan palpasi pada leher
 vena jogularis                                untuk mengetahui kelainan seacara dini
 Dada meliputi benjolan, nyeri tekan pada Dengan             pemeriksaan    dada      untuk
 payudara, pengeluaran coloustrum              mengetahui adanya tumor payudara dan
                                               pengeluaran coloustrum
 Abdomen meliputi leopold I, II, III, IV       Dengan palpasi abdomen maka dapat
                                               diketahui usia kehamilan dan posisi janin
Dengan palpasi tungkai maka dapat
 Tungkai
                                                  diketahui adanya kelainan yang menyertai
                                                  kehamilan. (Ibrahim. C, 1996 : 121)

Untuk menentukan tinggi fundus uteri dan umur kehamilan :
             Umur kehamilan         Tinggi findus uteri            Tinggi firdus uteri
                                        (jari)                            (cm)
             0-12 minggu        Belum berubah                  -
             16 minggu          3 jari atas symphisis          -
             20 minggu          3 jari bawah pusat             20 cm
             24 minggu          Setinggi pusat                 23 cm
             28 minggu          3 jari diatas pusat            26 cm
             32 minggu          Antara          pusat   dan
                                processus xyphoideus           30 cm
             36 minggu          Lengkungan tulang iga
                                atau lebih kurang 3 jari
                                dibawah            processus
                                xyphoideus                     33 cm
             40 minggu          3        jari       dibawah
                                processus xyphoideus
                                (Ibrahim. C, 1996 :
                                124)

3. Pemeriksaan Auskultasi
               Pemeriksaan auskultasi adalah memeriksa klien dengan mendengarkan
        detil jantung janting, untuk menentukan keadaan janin didalam rahim hidup
        atau mati. (Ibrahim. C,1996 : 137)
4. Pemeriksaan Perkusi
        Pemeriksaan perkusi adalah memeriksa klien dengan mengetuk lutut bagian
depan menggunakan refleks hammer untuk mengetahui kemungkinnan klien
mengalami kekurangan vitamin B1. (Syahlan. JH, 1993 : 68)
2.3.1.4 Pemeriksaan Penunjang
        Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan labotarium (urin dan darah)
kalau perlu rontgen, ultrasonografi dan Non Stres Test (NST). (Santosa. NI, 1996 : 6 )
2.3.2   Analisa Data, Diagnosa, Masalah, Kebutuhan
        Analisa, diagnosa, masalah adalah interpretasi dan data ke dalam masalah-
masalah yang khusus atau diagnosa-diagnosa. (Varney, 1997 : 25)
Hasil dari perumusan masalah merupakan keputusan yang ditegakkan oleh
bidan yang disebut diagnosa kebidanan.
         Diagnosa kebidanan mencakup : kondisi klien yang terkait dengan masalah-
masalah utama dan penyebab utamanya (tingkat resiko), masalah potensial dan
prognosa (Syahlan, 1995 : 9)
         Masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul dan bila tidak segera
diatasi akan mengganggu keselamatan hidup klien. (Syahlan, 1995 : 10)
         Analisa data dalam rangka menentukan diagnosa atau masalah klien meliputi
pengelompokkan data sejenis, yang dapat menunjang untuk merumuskan suatu
diagnosa, masalah ataupun kebutuhan klien. Analisa data pada klien dengan
hypertensi kronis meliputi :
2.3.2.1 Diagnosa
         Multi gravida dengan hypertensi kronis
Data pendukung : 1. Kehamilan lebih dari satu kali, 2. Tekanan darah arteri melebihi
140/90 mmHg, 3. Tidak terdapat protein dalam urine, 4. Oedema ekstremitas hanya
sedikit atau tidak ada. (Muchtar. R, 1998 : 158)
2.3.2.2 Masalah
         Adapun masalah-masalah yang timbul pada ibu hamil dengan hypertensi
kronis adalah :
Gangguan rasa nyaman pusing, data pendukung : 1. Klien mengeluh kadang-kadang
kepala pusing, 2. Keadaan umum ibu baik, 3. Tekanan darah 140/90 mmHg atau
lebih.
2.3.2.3 Kebutuhan
         Nasehat yang dapat dianjurkan pada ibu hamil dengan hypertensi kronis
adalah sebagai berikut :
     1. Istirahat (tirah baring)
     2. Pemberian obat anti hypertensi
     3. Diet nutrisi seimbang
     4. Pemantauan kahamilan
     5. Pengenalan tanda-tanda persalinan
     6. Pengenalan gawat janin


2.3.2.4 Diagnosa Potensial
Diagnosa potensial terhadap kasus hypertensi kronis pada ibu hamil meliputi :
1. Toxemia Gravidarum
   Data pendukung : 1. Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg, 2. Terdapat protein didalam
   urine, 3. Oedema pada extremitas, 4. Disertai gejala-gejala subyektif seperti sakit
kepala, nyeri ulu hati, gangguan penglihatan, oliguri dan berat badan meningkat
   secara berlebihan.
2. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin
  Data pendukung : Non Stres Test (NST)
3. Partus Prematur
  Data pendukung : partus usia kehamilan ≤ 37 minggu.
4. Solusio Placenta
   Data pendukung : 1. Keluarnya darah berwarna kehitaman yang disertai rasa nyeri,
   2. Palpasi rahim teraba keras seperti papan, 3. Anemia, 4. Pada toucher teraba
   ketuban yang tegang terus menerus (karena isi rahim bertambah).
2.3.3     Perencanaan
          Berdasarkan diagnosa, masalah, kebutuhan yang ditegakkan, bidan menyusun
rencana tindakan. Rencana tindakan mencakup tujuan dan langkah-langkah yang
akan dilakukan oleh bidan dalam melakukan intervensi.
          Langkah-langkah penyusunan rencana kegiatan adalah sebagai berikut :
2.3.3.1 Menentukan tujuan tindakan yang akan dilakukan. Di dalam tujuan
          dikemukakan sasaran dan hasil yang akan dicapai.
2.3.3.2 Menentukan kriteria evaluasi dan keberhasilan tindakan. Kriteria evaluasi dan
          hasil tindakan ditentukan untuk mengukur keberhasilan dan pelaksanaan
          asuhan yang dilakukan.
2.3.3.3 Menentukan langkah-langkah tindakan sesuai dengan masalah dan tujuan
          yang akan dicapai.
          Langkah-langkah tindakan mencakup : kegiatan yang dilakukan secara
mandiri, kegiatan kolaborasi dan rujukan. (Syahlan, 1995 : 10-11)
          Perencanaan yang terdapat pada kehamilan dengan hypertensi kronis adalah
sebagai berikut :
                    Rencana                                   Rasional
 1. Diagnosa
     Multigravida dengan hypertensi kronis
 Tujuan :
 Setelah dua minggu dilakukan           asuhan
 kebidanan maka gejala hypertensi kronis
 hilang
 Kriteria hasil :
 Tekanan       darah    ≤      140/90   mmHg,
 pemeriksaan kehamilan normal
 Rencana
Jelaskan pada klien tentang kehamilan
nya dan hal-hal yang harus diperhatikan         Dengan      penjelasan      yang      diberikan
                                                diharapkan klien mengerti dan memahami
                                                kelainan pada kehamilannya sehingga
                                                termotivasi untuk mengatasi masalah yang
Anjurkan pada klien istirahat yang cukup timbul
setidakanya 1 jam pada siang hari dan 10 Keuntungan              tirah       baring       dapat
jam pada tidur malam.                           meningkatkan      perfusi          uteroplacenta
Anjurkan pada klien untuk mengkonsumsi terutama pada posisi tidur miring kiri.
diet gizi seimbang.                             Dengan mengkonsumsi diet gizi seimbang
                                                diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
                                                metabolisme klien dan pertumbuhan janin
Kolaborasi        dengan     dokter     untuk didalam rahim.
pemberian obat anti hypertensi.                 Dengan    melakukan        kolaborasi,    bidan
                                                melakukan      fungsi      dependent      untuk
Jelaskan tanda-tanda bahaya kehamilan membantu mempertahankan kondisi klien.
dan anjurkan untuk segera ke rumah sakit Dengan                mengetahui           tanda-tanda
bila ada tanda-tanda itu.                       berbahaya kehamilan diharapkan klien
                                                dapat segera mengambil keputusan yang
Anjurkan pada klien untuk kontrol satu cepat dan tepat.
minggu atau sewaktu-waktu bila ada Dengan                   kontrol      teratur     diharapkan
keluhan.                                        kesejahteraan ibu dan janin dapat dipantau
Masalah                                         dengan baik.
Gangguan rasa nyaman, pusing
Tujuan :
Setelah      7   hari   dilaksanakan   asuhan
kebidanan pada klien dengan hypertensi
kronis rasa nyaman terpenuhi
Kriteria :
Keluhan kepala pusing tidak ada tekanan
darah ≤ 140/90 mm Hg klien merasa
nyaman
Rencana :
Kaji penyebab timbulnya rasa pusing pada
klien                                           Dengan mengetahui penyebab rasa pusing,
                                                intervens yang diberikan diharapkan dapat
                                                lebih mengena faktor penyebabnya.
Jelaskan     pada    klien   tentang    cara     Dengan penjelasan alternatif-alternatif
mengatasi rasa pusing                          cara      mengatasi/mengurangi              pusing
                                               diharapkan dapat mengurangi masalah
                                               klien
Anjurkan pada klien untuk sering jalan- Dengan               jalan-jalan          pagi      akan
jalan pagi hari sesuai batas kemampuan         menyebabkan      relaxasi      otot       sehingga
                                               kehamilan      dan       persalinan          dapat
                                               berlangsung dengan baik, dan yang lebih
                                               penting klien akan nampak selalu segar
                                               dan sehat
Kebutuhan:
HE tentang kehamilan resiko tinggi .
Tujuan :
Setelah diberikan asuhan kebidanan pada
ibu hamil multigravida dengan hypertensi
kronis selama 24 jam, klien memahami
akan kehamilannya.
Kriteria :
Ekspresi wajah tenang
perasaan khawatir hilang
istirahat cukup
Rencana :
Kaji penyebab rasa cemas dan pengaruh Cemas                 yang      berlebihan            dapat
rasa cemas dan pengaruh cemas terhadap menyebabkan              vasukonstriksi           sehingga
kehamilan                                      terjadi     vasuspasme        dan         akhirnya
                                               menambah peningkatan tekanan darah
Anjurkan     pada    klien   untuk     sering Dengan pengetahuan diharapkan dapat
menyimak berita soal kehamilan seperti mengurangi tingkat kecemasan klien
majalah, TV atau radio
Berikan dukungan dan juga dari keluarga Dengan             dukungan        dari    orang-orang
secara     ramah    dan   tenang     terhadap terdekat, diharapkan dapat mengurangi
kehamilan klien                                beban psikis klien karena lingkungan
                                               banyak yang peduli terhadap klien
Anjurkan untuk kontrol teratur setiap satu Dengan kontrol teratur, dapat dipantau
minggu sekali                                  kesejahteraan janin sehingga mengurangi
                                               kecemasan      klien     terhadap         keadaan
                                               bayinya
2.3.4   Pelaksanaan
        Pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
Beberapa prinsip dalam pelaksanaan tindakan meliputi :
2.3.4.1 Tindakan kebidanan apa yang dapat dikerjakan sendiri, dibantu atau
        dilimpahkan kepada staf lainnya, kepala klien atau keluarga serta di rujuk
        kepada tenaga lain dari team kesehatan.
2.3.4.2 Penguasaan pengetahuan dan ketrampilan bidan tentang tindakan yang
        dilakukan.
2.3.4.3 Mengamati hasil dari tindakan yang diberikan petugas kesehatan.
        dan mengadakan konsultasi atau Mencatat jika perlu dilakukan rujukan.
        (Santosa. NI, 1993 : 131-132)
2.2.4.4 Mencatat dan mengadakan konsultasi jika perlu di lakukan perujukan
        (Santosa. NI, 1993 : 131-132)




2.3.5 Evaluasi
        Evaluasi tindakan merupakan langkah terakhir dalam melaksanakan
manajemen kebidanan. Setelah dilakukan evaluasi, bidan merencanakan pada klien
yang telah dilakukan tindakan kebidanan, perlu atau tidak melakukan follow up.
Apabila perlu dilakukan follow up, harus direncanakan bentuk dan waktu follow up
terhadap klien. Sehingga klien mendapatkan asuhan kebidanan yang kompresiensif
dan berkesinambungan. (Santosa. NI, 1993 : 132).

More Related Content

What's hot

Penyakit yang menyertai kehamilan2
Penyakit yang menyertai kehamilan2Penyakit yang menyertai kehamilan2
Penyakit yang menyertai kehamilan2wiwik yuniarti
 
penyakit jantung dalam kehamilan
penyakit jantung dalam kehamilanpenyakit jantung dalam kehamilan
penyakit jantung dalam kehamilanRahayu Pratiwi
 
Dm gestasional
Dm gestasionalDm gestasional
Dm gestasionalTikaa II
 
hipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilanhipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilanRahayu Pratiwi
 
asuhan kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit ginjal
asuhan kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit ginjal asuhan kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit ginjal
asuhan kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit ginjal jessika amelia
 
MATERI kehamilan dgn penyakit jantung + askeb
MATERI kehamilan dgn penyakit jantung + askebMATERI kehamilan dgn penyakit jantung + askeb
MATERI kehamilan dgn penyakit jantung + askebDian Vivahana
 
Penyakit sistemik kehamilan3
Penyakit sistemik  kehamilan3Penyakit sistemik  kehamilan3
Penyakit sistemik kehamilan3diajengeni
 
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilan
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilanPengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilan
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilanRofi'ah Muwafaqoh
 
hipertensi dalam-kehamilan
hipertensi dalam-kehamilanhipertensi dalam-kehamilan
hipertensi dalam-kehamilanMJM Networks
 
Referat hipertensi dalam kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat hipertensi dalam kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Referat hipertensi dalam kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat hipertensi dalam kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Adeline Dlin
 
Kelainan yang dipengaruhi dan mempengaruhi kehamilan
Kelainan yang dipengaruhi dan mempengaruhi kehamilanKelainan yang dipengaruhi dan mempengaruhi kehamilan
Kelainan yang dipengaruhi dan mempengaruhi kehamilanWak d'Add-Team
 
Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional Kampus-Sakinah
 
Asuhan keperawatan pada pasien
Asuhan keperawatan pada pasienAsuhan keperawatan pada pasien
Asuhan keperawatan pada pasienMha Agistiani
 

What's hot (19)

HIDUP SEHAT
HIDUP SEHATHIDUP SEHAT
HIDUP SEHAT
 
Penyakit yang menyertai kehamilan2
Penyakit yang menyertai kehamilan2Penyakit yang menyertai kehamilan2
Penyakit yang menyertai kehamilan2
 
penyakit jantung dalam kehamilan
penyakit jantung dalam kehamilanpenyakit jantung dalam kehamilan
penyakit jantung dalam kehamilan
 
Dm gestasional
Dm gestasionalDm gestasional
Dm gestasional
 
hipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilanhipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilan
 
72 138-1-sm
72 138-1-sm72 138-1-sm
72 138-1-sm
 
Komplikasi kehamilan lanjut
Komplikasi kehamilan lanjutKomplikasi kehamilan lanjut
Komplikasi kehamilan lanjut
 
asuhan kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit ginjal
asuhan kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit ginjal asuhan kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit ginjal
asuhan kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit ginjal
 
Hipertensi dalam kehamilan : Update
Hipertensi dalam kehamilan : UpdateHipertensi dalam kehamilan : Update
Hipertensi dalam kehamilan : Update
 
MATERI kehamilan dgn penyakit jantung + askeb
MATERI kehamilan dgn penyakit jantung + askebMATERI kehamilan dgn penyakit jantung + askeb
MATERI kehamilan dgn penyakit jantung + askeb
 
Askep gadar akbid paramata muna
Askep gadar akbid paramata muna Askep gadar akbid paramata muna
Askep gadar akbid paramata muna
 
Penyakit sistemik kehamilan3
Penyakit sistemik  kehamilan3Penyakit sistemik  kehamilan3
Penyakit sistemik kehamilan3
 
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilan
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilanPengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilan
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilan
 
hipertensi dalam-kehamilan
hipertensi dalam-kehamilanhipertensi dalam-kehamilan
hipertensi dalam-kehamilan
 
Referat hipertensi dalam kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat hipertensi dalam kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Referat hipertensi dalam kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat hipertensi dalam kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
 
Kelainan yang dipengaruhi dan mempengaruhi kehamilan
Kelainan yang dipengaruhi dan mempengaruhi kehamilanKelainan yang dipengaruhi dan mempengaruhi kehamilan
Kelainan yang dipengaruhi dan mempengaruhi kehamilan
 
Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional
 
Asuhan keperawatan pada pasien
Asuhan keperawatan pada pasienAsuhan keperawatan pada pasien
Asuhan keperawatan pada pasien
 
Penyakit kardiovaskuler dalam kehamilan dr prima
Penyakit kardiovaskuler dalam kehamilan dr primaPenyakit kardiovaskuler dalam kehamilan dr prima
Penyakit kardiovaskuler dalam kehamilan dr prima
 

Viewers also liked

Proses kep keluaga klas 2 b salio
Proses kep keluaga klas 2 b salioProses kep keluaga klas 2 b salio
Proses kep keluaga klas 2 b saliomirapokeh
 
фотоальбом
фотоальбомфотоальбом
фотоальбомaglaya11
 
Askep e salio
Askep e salio Askep e salio
Askep e salio mirapokeh
 
Task 15 masthead for magazine
Task 15 masthead for magazineTask 15 masthead for magazine
Task 15 masthead for magazinemollyclements
 
Task 6 magazine storm
Task 6 magazine stormTask 6 magazine storm
Task 6 magazine stormmollyclements
 
Task 4 magazine genres
Task 4 magazine genresTask 4 magazine genres
Task 4 magazine genresmollyclements
 
Task 14 planning photos
Task 14 planning photosTask 14 planning photos
Task 14 planning photosmollyclements
 
Task 11 photo permission
Task 11 photo permissionTask 11 photo permission
Task 11 photo permissionmollyclements
 
Presentacion final
Presentacion finalPresentacion final
Presentacion finalJorge Cruz
 
our favourite videogames
our favourite videogamesour favourite videogames
our favourite videogamesJorge Cruz
 
Physical education
Physical educationPhysical education
Physical educationJorge Cruz
 
Questionnaire results
Questionnaire resultsQuestionnaire results
Questionnaire resultsChazburt
 

Viewers also liked (20)

Proses kep keluaga klas 2 b salio
Proses kep keluaga klas 2 b salioProses kep keluaga klas 2 b salio
Proses kep keluaga klas 2 b salio
 
фотоальбом
фотоальбомфотоальбом
фотоальбом
 
Askep e salio
Askep e salio Askep e salio
Askep e salio
 
Task 2 cost grid
Task 2 cost gridTask 2 cost grid
Task 2 cost grid
 
Task 8
Task 8Task 8
Task 8
 
Task 7
Task 7Task 7
Task 7
 
Task 15 masthead for magazine
Task 15 masthead for magazineTask 15 masthead for magazine
Task 15 masthead for magazine
 
Task 6 magazine storm
Task 6 magazine stormTask 6 magazine storm
Task 6 magazine storm
 
Task 4 magazine genres
Task 4 magazine genresTask 4 magazine genres
Task 4 magazine genres
 
Task 14 planning photos
Task 14 planning photosTask 14 planning photos
Task 14 planning photos
 
Task 11 photo permission
Task 11 photo permissionTask 11 photo permission
Task 11 photo permission
 
Our artists
Our artistsOur artists
Our artists
 
Presentacion final
Presentacion finalPresentacion final
Presentacion final
 
our favourite videogames
our favourite videogamesour favourite videogames
our favourite videogames
 
Physical education
Physical educationPhysical education
Physical education
 
Esquecidos
EsquecidosEsquecidos
Esquecidos
 
Icosaedro
IcosaedroIcosaedro
Icosaedro
 
Ja
JaJa
Ja
 
Questionnaire results
Questionnaire resultsQuestionnaire results
Questionnaire results
 
Qué es word
Qué es  wordQué es  word
Qué es word
 

Similar to askep e salio 2

Hipertensi dalam kehamilan adalah adanya tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih...
Hipertensi dalam kehamilan adalah adanya tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih...Hipertensi dalam kehamilan adalah adanya tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih...
Hipertensi dalam kehamilan adalah adanya tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih...sitiaisyahochin25
 
Penyakit yang menyertai Kehamilan
Penyakit yang menyertai KehamilanPenyakit yang menyertai Kehamilan
Penyakit yang menyertai KehamilanDESIWILDAYANI1
 
SCREENING PREEKLAMPSI pada ibu hamil.pptx
SCREENING PREEKLAMPSI pada ibu hamil.pptxSCREENING PREEKLAMPSI pada ibu hamil.pptx
SCREENING PREEKLAMPSI pada ibu hamil.pptxSalehaS2
 
Laporan Kasus Tia - HEG.docx
Laporan Kasus Tia - HEG.docxLaporan Kasus Tia - HEG.docx
Laporan Kasus Tia - HEG.docxTianjarnegara
 
Minggu Ke - 9 - Hipertensi dalam Kehamilan.ppt
Minggu Ke - 9 - Hipertensi dalam Kehamilan.pptMinggu Ke - 9 - Hipertensi dalam Kehamilan.ppt
Minggu Ke - 9 - Hipertensi dalam Kehamilan.pptLalaNurHidayatulloh
 
Pre ecclampsia in nefrology
Pre ecclampsia in nefrologyPre ecclampsia in nefrology
Pre ecclampsia in nefrologyMulkan Fadhli
 
Modul 2 kulit kuning GEH
Modul 2 kulit kuning GEHModul 2 kulit kuning GEH
Modul 2 kulit kuning GEHAulia Amani
 
Pre Eklampsia & Eklampsia
Pre Eklampsia & EklampsiaPre Eklampsia & Eklampsia
Pre Eklampsia & EklampsiaErlina Wati
 
Askep ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
Askep ibu hamil dengan hiperemesis gravidarumAskep ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
Askep ibu hamil dengan hiperemesis gravidarumJazirah Compter
 
komplikasi penyulit kehamilan trimester III
komplikasi penyulit kehamilan trimester IIIkomplikasi penyulit kehamilan trimester III
komplikasi penyulit kehamilan trimester IIItita_chubie
 
penyuluhan PEB.pptx
penyuluhan PEB.pptxpenyuluhan PEB.pptx
penyuluhan PEB.pptxMurniati56
 
Hipertensi (kegawatdaruratan)
Hipertensi (kegawatdaruratan)Hipertensi (kegawatdaruratan)
Hipertensi (kegawatdaruratan)tiaraandini3
 
TP 2 Komorbiditas pada kehamilan - Taufiqo N S - 2106795381.pptx
TP 2 Komorbiditas pada kehamilan - Taufiqo N S - 2106795381.pptxTP 2 Komorbiditas pada kehamilan - Taufiqo N S - 2106795381.pptx
TP 2 Komorbiditas pada kehamilan - Taufiqo N S - 2106795381.pptxTezarAndrean1
 
laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...
laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...
laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...NaomiAhimsa
 
Hamil Kok Jadi Terkena Diabetes?
Hamil Kok Jadi Terkena Diabetes?Hamil Kok Jadi Terkena Diabetes?
Hamil Kok Jadi Terkena Diabetes?tanyadokteranda
 
penyakit pada masa kehamilan.pptx
penyakit pada masa kehamilan.pptxpenyakit pada masa kehamilan.pptx
penyakit pada masa kehamilan.pptxFebiRatnasari2
 

Similar to askep e salio 2 (20)

Hipertensi dalam kehamilan adalah adanya tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih...
Hipertensi dalam kehamilan adalah adanya tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih...Hipertensi dalam kehamilan adalah adanya tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih...
Hipertensi dalam kehamilan adalah adanya tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih...
 
Penyakit yang menyertai Kehamilan
Penyakit yang menyertai KehamilanPenyakit yang menyertai Kehamilan
Penyakit yang menyertai Kehamilan
 
Kehamilan tua dan muda
Kehamilan tua dan mudaKehamilan tua dan muda
Kehamilan tua dan muda
 
SCREENING PREEKLAMPSI pada ibu hamil.pptx
SCREENING PREEKLAMPSI pada ibu hamil.pptxSCREENING PREEKLAMPSI pada ibu hamil.pptx
SCREENING PREEKLAMPSI pada ibu hamil.pptx
 
PPT_MARIA ULFA.pptx
PPT_MARIA ULFA.pptxPPT_MARIA ULFA.pptx
PPT_MARIA ULFA.pptx
 
Laporan Kasus Tia - HEG.docx
Laporan Kasus Tia - HEG.docxLaporan Kasus Tia - HEG.docx
Laporan Kasus Tia - HEG.docx
 
Minggu Ke - 9 - Hipertensi dalam Kehamilan.ppt
Minggu Ke - 9 - Hipertensi dalam Kehamilan.pptMinggu Ke - 9 - Hipertensi dalam Kehamilan.ppt
Minggu Ke - 9 - Hipertensi dalam Kehamilan.ppt
 
Pre ecclampsia in nefrology
Pre ecclampsia in nefrologyPre ecclampsia in nefrology
Pre ecclampsia in nefrology
 
PEB.pptx
PEB.pptxPEB.pptx
PEB.pptx
 
Modul 2 kulit kuning GEH
Modul 2 kulit kuning GEHModul 2 kulit kuning GEH
Modul 2 kulit kuning GEH
 
Mute
MuteMute
Mute
 
Pre Eklampsia & Eklampsia
Pre Eklampsia & EklampsiaPre Eklampsia & Eklampsia
Pre Eklampsia & Eklampsia
 
Askep ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
Askep ibu hamil dengan hiperemesis gravidarumAskep ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
Askep ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
 
komplikasi penyulit kehamilan trimester III
komplikasi penyulit kehamilan trimester IIIkomplikasi penyulit kehamilan trimester III
komplikasi penyulit kehamilan trimester III
 
penyuluhan PEB.pptx
penyuluhan PEB.pptxpenyuluhan PEB.pptx
penyuluhan PEB.pptx
 
Hipertensi (kegawatdaruratan)
Hipertensi (kegawatdaruratan)Hipertensi (kegawatdaruratan)
Hipertensi (kegawatdaruratan)
 
TP 2 Komorbiditas pada kehamilan - Taufiqo N S - 2106795381.pptx
TP 2 Komorbiditas pada kehamilan - Taufiqo N S - 2106795381.pptxTP 2 Komorbiditas pada kehamilan - Taufiqo N S - 2106795381.pptx
TP 2 Komorbiditas pada kehamilan - Taufiqo N S - 2106795381.pptx
 
laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...
laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...
laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...
 
Hamil Kok Jadi Terkena Diabetes?
Hamil Kok Jadi Terkena Diabetes?Hamil Kok Jadi Terkena Diabetes?
Hamil Kok Jadi Terkena Diabetes?
 
penyakit pada masa kehamilan.pptx
penyakit pada masa kehamilan.pptxpenyakit pada masa kehamilan.pptx
penyakit pada masa kehamilan.pptx
 

askep e salio 2

  • 1. Hypertensi Kronis Dalam Kehamilan Pengertian Hypertensi kronis dalam kehamilan adalah adanya penyakit hypertensi yang telah terjadi sebelum hamil ataupun diketemukan sebelum usia kehamilan 20 minggu atau hypertensi yang menetap 6 minggu paska persalinan, apapun yang menjadi sebabnya. (Winardi. B, 1991 : 2) Batasan Penyakit hypertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas. (Sastrawinata. S, 1984 : 90) Klasifikasi Hypertensi Menurut American Committee and Maternal Welfare yang dikutip oleh Sulaeman Sastrawinata dalam buku Obstetri Patologi tahun 1981, klasifikasi hypertensi adalah sebagai berikut : 2.2.2.1 Hypertensi yang hanya terjadi dalam kehamilan dan khas untuk kehamilan ialah preeklampsia dan eklampsia. 2.2.2.2 Hypertensi Kronis Diagnosa dibuat atas adanya hypertensi sebelum kehamilan atau penemuan hypertensi sebelum minggu ke 20 dari kehamilan dan hypertensi ini tetap setelah kehamialn berakhir. 2.2.2.3 Preeklampsia dan eklampsia yang terjadi atas dasar hypertensi yang kronis. Pasien dengan hypertensi yang kronis sering memberat penyakitnya dalam kehamilan dengan gejala-gejala hypertensi yang naik, proteinuri dan edema serta kelainan retina. 2.2.2.4 Transient Hypertensi Diagnosa dibuat kalau timbul hypertesi dalam kehamilan atau dalam 24 jam pertama dalam nifas pada wanita yang tadinya normotensi dan yang hilang dalam 10 hari post partum. 2.2.3 Derajad Beratnya Hypertensi Akibat Kehamilan Hypertensi akibat kehamilan dapat diklasifikasikan ke dalam bagian ringan atau berat, menurut frekuensi dan intensitas kelainannya. Adalah penting untuk menyadari bahwa suatu keadaan yang kelihatannya ringan dapat menjadi berat. (Winardi. B, 199: 8) Tabel 2.1 Indikator Derajad Beratnya Hypertensi Akibat Kehamilan
  • 2. Kelainan Ringan Berat Tekanan Distolik < 100mmHg > 110mmHg Proteinnuri 1+ ≥ 2+ Sakit kepala tidak ada ada Gangguan penglihatan tidak ada ada Nyeri perut atas tidak ada ada Oliguri tidak ada ada Kejang tidak ada ada Creatinin serum normal meningkat Trombosito penia tidak ada ada Hyperbilirubinemia tidak ada ada SGOT minimal nyata Fetal Growth Retardasion tidak ada ada jelas Sumber : Pritcard, Mac Donald, Giant. William Obstetri, 1991 : 612 2.2.4 Patofisiologi Hipertensi Kronis Terdapat banyak akibat hypertensi karena kehamilan yang terjadi pada ibu, berikut akan dibahas berdasarkan analisa kelainan kardiovaskuler, hematologik, endokrin, elektrolit, renal, hepatik dan serebral. (Pritchard, Mac Donald, Gant. 1991: 616) 2.2.4.1 Sistem Kardiovaskuler Meskipun terdapat peningkatan curah jantung pada ibu hamil normal, tekanan darah tidak meningkat, tetapi sebenarnya menurun sebagai akibat resistensi perifer berkurang. Pada ibu hamil dengan hypertensi, curah jantung biasanya tidak berkurang, karena curah jantung tidak berkurang sedang konstriksi arteriol dan tahanan perifer naik, maka tekanan darah akan meningkat. (Pritchard, Mac Donald, Gant. 1991 : 616) 2.2.4.2 Hematologik Perubahan-perubahan hematologik penting yang ditemukan pada wanita hypertensi ialah penurunan atau sebenarnya tidak terjadinya hypervolemia yang normal pada kehamilan, perubahan-perubahan mekanisme koagulasi dan adanya peningkatan dekstruksi eritrosit. (Pritchard, Mac Donald, Gant. 1991 : 619) 2.2.4.3 Endokrin Pada kehamilan normal, kadar plasma renin, angiotensin II dan aldosteron meningkat. Sebaliknya pada hypertensi karena kehamilan, bahan tersebut biasanya menurun mendekati batas normal pada keadaan tidak hamil.
  • 3. Peningkatan aktivitas hormon anti deuritik juga menyebabkan oliguri, kadar chorionic gonadotropin dalam plasma meningkat secara tidak tetap sebaliknya lactogen placenta menurun. (Pritchard, Mac Donald, Gant. 1991 : 620) 2.2.4.4 Cairan dan Elektrolit Biasanya volume cairan ekstraselular pada wanita dengan preeklampsia dan eklampsia sangat bertambah melebihi penambahan volume yang biasanya terjadi pada kehamilan normal. Mekanisme yang menyebabkan ekspansi cairan yang patologis belum jelas. (Pritchard, Mac Donald, Gant. 1991 : 621) 2.2.4.5 Perubahan Hepar Pada HKK (Hipertensi Karena Kehamilan) yang berat, kadang terdapat kelainan hasil pemeriksaan hati yang meliputi peningkatan SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminace), hyperbilirubin yang berat jarang terjadi. (Pritchard, Mac Donald, Gant. 1991 : 623) 2.2.5 Pengaruh Hipertensi Terhadap Kehamilan Sebagai akibat penurunan sirkulasi uteroplasenta maka konsumsi makanan terhadap janin juga mengalami penurunan. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan badan janin merupakan akibat yang paling sering, dalam penelitian mendapatkan frekuensi 15% bayi IUGR dan 27% bayi premature walaupun dilakukan perawatan standart. (Winardi. B, 1991 : 5) Diduga bahwa kapasitas nutrisi plasenta dalam keadaan tersebut dipacu oleh peningkatan tekanan perfusi, dengan ini pula maka peningkatan klirens dehidroisoandosteron sulfat. (Winardi. B, 1991 : 6) Solusio placenta sejak lama diketahui lebih sering dijumpai pada ibu dengan hypertensi. Insiden tertinggi didapatkan pada ekslampsi 23,6% disusul hypertensi kronis 10% dan pre eklampsi 2,3%.(Winardi. B, 1991 : 6) 2.2.6 Pengaruh Kehamilan Terhadap Hypertensi Dikatakan 60% dari wanita yang menderita hypertensi kronis, pada saat hamil akan mengalami kenaikan tekanan darah, 15-30% mempunyai resiko untuk mendapatkan superimposed pre eklampsia. Resiko terjadinya superimposed pre eklampsi tidak tergantung pada tingkat hypertensinya. Bila terjadi penurunan fungsi renal (BUN > 20mg%) kreatinin serum > 1,5mg% pada keadaan hypertensi kronis, maka resiko terjadinya superimposed pre eklampsi mendekati angka 100%. Dengan meningkatnya tensi pada saat hamil maka resiko lain juga menjadi lebih tinggi misalnya infark miokard akut, CVA, payah jantung, gagal ginjal, hematuria. (Winardi. B, 1991 : 6) 2.2.7 Diagnosa
  • 4. 2.2.7.1 Diagnosa hypertensi ditegakkan dengan pengukuran secara serial dalam waktu berbeda-beda, dengan selang waktu beberapa jam sampai beberapa hari, teknik pemeriksaan sangat penting diperhatikan, karena harus dilakukan dengan benar. (Winardi. B, 1991 : 7) 2.2.7.2 Cara Pengukuran Cara pengukuran tekanan darah yang dianjurkan adalah sebagai berikut : 1. Memakai alat sphygnomanometer air raksa dengan menggunakan sthetoscope yang baik (peka) 2. Posisi duduk praktis untuk skrining 3. Posisi berbaring lebih memberikan hasil yang bermakna 4. Lengan atas harus bebas dari baju yang ketat 5. Memakai cuff yang sesuai (dapat melingkari 2/3 panjang lengan atas). (Winardi. B, 1991 : 7) 2.2.7.2 Diagnosa hypertensi kronis Diagnosa hypertensi kronis harus memnuhi kriteria sebagai berikut : 1. Terjadi sebelum hamil atau sebelum 20 minggu kehamilan 2. Tidak ada proses mola (Winardi. B, 1991 : 7) Apabila penderita datang pertama kali sesudah minggu 20-24 kehamilan, sulit untuk membedakannya dengan PIH. Secara khusus kita bisa mengadakan diagnosa banding dengan beberapa ciri yang agak berbeda dengan PIH antara lain sebagai berikut : Tabel 2.2 Perbedaan Hypertensi Kronis dengan PIH Differensial Diagnosa Karakteristik Hypertensi Kronis PIH 1. Onset sebelum hamil/ sesudah minggu 20 - hamil < 20 – 21 minggu 24 kecuali penyakit tropoblast 2. Usia biasanya relatif tua relatif muda 3. Paritas biasanya multi biasanya primi 4. Nutrisi diet adekuat diet protein inadekwat 5. Roll Over Test negatif positif 6. Sesudah persalinan permanen, sesudah 3 bulan biasanya hilang 6 mg pp selalu hilang 3 bln pp 7. Riwayat keluarga positif biasanya negatif 8. Proteinun seringkali negatif biasanya positif Sumber : Winardi, B. 1991. Hipertensi Kronis Pada Wanita Hamil : 8
  • 5. 2.2.7.4 Pemeriksaan Labotarium Pemeriksaan pendahuluan diperlukan untuk menyingkirkan penyakit yang secara sekunder dapat menyebabkan hypertensi antara lain : 1. Faal ginjal : untuk mengetahui kemungkinan penyakit ginjal menahun seperti pielonefritis akut, polikistik,dll. 2. Cultur urine : untuk mengetahui kemungkinan infeksi ginjal. (Winardi. B, 1991 : 8) 2.2.7.5 Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menegakan diagnosa hipertensi kronis adalah sebagai berikut : Pemeriksaan mata : dengan funduscopy untuk evaluasi lamanya penyakit diderita Pemeriksaan jantung : dengan bantuan ECG dapat kita diagnosa adanya komplikasi pembesaran jantung yang menggambarkan lamanya proses hypertensi. (Winardi. B, 1991 : 8) 2.2.7.6 Pemantauan Kesejahteraan Janin Oleh karena penyakit hypertensi kronis sering kali menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin, maka pemantauan kesejahteraan janin mutlak harus dilakukan. Pemantauan bisa dilaksanakan dengan cara paling sederhana berupa pemantauan pertambahan berat badan, tinggi furdus uteri hingga paling canggih dengan pamakaian USG, NST dll. (Winardi. B, 1991 : 9) 2.2.8 Penatalaksanaan Tujuan dari pengelolaan/pengobatan penderita hypertensi kronis pada wanita hamil adalah : 2.2.8.1 Untuk mempertahankan aliran darah pada uterus terutama pada saat pembentukan plasenta. Usaha – usaha yang di perlukan untuk mencapai usaha tersebut adalah : Tirah baring Tirah baring terutama pada siang hari mulai setidak-tidaknya 1 jam dalam sehari dan ditingkatkan sesuai umur kehamilan. Curet menganjurkan bed rest selama 4 jam pada siang hari disamping tidur malam 10 jam. (Winardi. B, 1991 : 10) Keunggulan tirah baring ini dapat meningkatkan perfusi utero placenta terutama pada posisi tidur miring kiri. Mekanisme tirah baring dijelaskan sebagai berikut : Tirah Baring (miring) 
  • 6. Aliran darah rahim  RBF  GFR    Amine endogen  PNM  Diurisis  Epi/Nonepinefrun TD  Na loss  Reaktifitas Kardiovaskuler  Keterangan : RBF : Aliran Darah Ginjal GFR : Glomerular Filtration Rate TD : Tekanan Darah PNM : Kematian Perinatal (Winardi. B, 1991 : 10) Tirah baring absolut tidaklah diperlukan. Dikatakan bahwa absolute bed rest dapat meningkatkan resiko embas paru. Selain itu dari segi psikologis ibu kurang menguntungkan. Pada hypertensi yang berat disarankan tirah baring sampai saat persalinan. Pemberian Obat Pemberian phenobarbital dikatakan dapat meningkatkan keberhasilan program tirah baring ini. Apabila tirah baring dan pemberian sedatif ringan tak memberikan respon, perlu dipikirkan pemberian anti hypertensi. (Winardi. B, 1991: 12) Diet Diet yang baik diperlukan bagi pertumbuhan janin dalam rahim. Kandungan protein minimal 90 gr setiap hari. Diet rendah garam tidak ada keuntungan, bila didapatkan proteinuri maka suplement pengganti protein yang hilang harus dipikirkan. Pada penderita obesitas ada baiknya menurunkan berat badan. (Winardi. B, 1991 : 12) 2.2.8.2 Untuk mengendalikan hypertensi dan mencegah superimposed pre eklampsia/ eklampsia. Pada hypertensi ringan terapi yang diajarkan adalah tirah baring saja dengan pemantauan yang rutin 2x seminggu, sampai minggu ke 30, sesudahnya seminggu sekali, bila perlu dapat diberikan phenobarbital, juga diet seimbang karbohidrat. Sedangkan obat anti hypertensi yang sering dipakai adalah alfa metildopa, beta blockers, hidralazin, clonidine, prazosun, antagonis kalsium, diuretikum. (Winardi. B, 1991 : 12) 2.2.8.3 Pengakhiran kehamilan bila keadaan menjelek atau terjadi gangguan pertumbuhan janin, apabila janin mampu hidup diluar tubuh ibu. Oleh karena disfungsi plasenta seringkali terjadi pada hypertensi esensial yang
  • 7. berat, dan kematian bayi pada umur kehamilan 38 mg tidak berbeda dengan kehamilan aterm, maka induksi persalinan dianjurkan. Indikasi penyelesaian kehamilan dapat datang dari ibu maupun janin, indikasi itu meliputi: Peningkatan serum kreatinin > 50% dari pemeriksaan sebelumnya, gangguan neurologik berat, platelet count dibawah 100x109/1, hypertensi tak terkontrol, peningkatan serum bilirubin. Indikasi anak : berkurangnya pertumbuhan dan pergerakan janin, maturitas paru, kardiotokografi abnormal. Cara penyelesaian persalinan dilakukan sesuai dengan situasi dan persyaratan yang ada. (Winardi. B, 1991 : 19) 2.3 Konsep Asuhan Kebidanan Pada Ibu Multi Gravida Dengan Hypertensi Kronis Penerapan manajemen kebidanan dalam bentuk kegiatan praktik kebidanan dilakukan melalui proses yang disebut langkah-langkah proses manajemen kebidanan. Langkah-langkah itu meliputi : pengkajian, analisa data, diagnosa, masalah dan kebutuhan, intervensi, implementasi dan evaluasi hasil tindakan. Proses manajemen kebidanan merupakan proses yang terus menerus dilaksanakan, dan kemudian timbul masalah baru maka proses kembali ke langkah pertama. (Santosa. NI, 1995 : 6) 2.3.1 Pengkajian Pengkajian merupakan langkah awal dalam melaksanakan asuhan kebidanan. Kegiatan yang dilakukan adalah anamnesa, pemeriksaan data obyektif yang meliputi palpasi, auskultasi, perkusi, inspeksi serta pemeriksaan penunjang. 2.3.1.1 Anamnesa Anamnesa ialah tanya jawab antara penderita dan petugas kesehatan tentang data yang diperlukan. Tujuan anamnesa meliputi : untuk mengetahui keadaan penderita, membantu menegakkan diagnosa dan agar dapat mengambil tindakan segera bila diperlukan. (Ibrahim. C,1996 : 80) Hal-hal yang ditanyakan pada saat anamnesa meliputi : Anamnesa Rasional 1. Anamnesa Umum Dengan adanya biodata kita dapat Biodata terdiri darai nama klien dan mengenal klien serta diketahui suami, usia, suku bangsa, agama, permasalahan yang timbul sehingga lebih pendidikan terakhir, pekerjaan dan terbuka membicarakan masalah kepada
  • 8. penghasilan serta alamat.Pada petugas kesehatan. (Ibrahim. C, 1996 : 81) penderita dengan Hipertensi Kronis, usia biasanya lanjut atau lebih dari 35 tahun. 2. Anamnesa kesehatan keluarga Dengan menanyakan penyakit/kesehatan Terdiri dari penyakit keluarga klien, keluarga dapat diketahui penyakit yang apa ada yang menderita penyakit mempengaruhi kehamilan, langsung keturunan (asma), diabetes mellitus, ataupun tak langsung. (Ibrahim. C, 1996 : haemophili keturunan kembar dan 83) penyakit kronis. Pada penderita dengan Hipertensi Kronis ditanya pula apakah dari pihak keluarga ada yang menderita penyakit hipertensi. 3. Anamnesa kesehatan klien Dengan menanyakan gangguan subyektif Yang perlu ditanyakan adalah sakit kepada klien dapat membantu kepala, gangguan mata, nyeri perut menegakkan diagnosa atas, dan apakah sebelum hamil atau sebelum usia kehamilan 20-21 minggu pernah menderita hipertensi . 4. Anamnesa kebidanan terdiri dari Dengan menanyakan riwayat kehamilan Riwayat kehamilan ini ( keluhan sekarang diharapkan petugas kesehatan nutrisi, pola eliminasi, astifitas, pola mengetahui keadaan kehamilannya. istirahat/tidur, seksualitas, imunisasi) (Ibrahim. C, 1996 : 85) Riwayat menstruasi (menarche, lama Dengan menanyakan riwayat menstruasi haid, siklus, jumlah darah haid, untuk membantuk menegakkan diagnosa dismenorrhae, keluhan, hari pertama (umur kelahiran) dan tafsiran persalinan haid terakhir, fluor) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas Dengan menanyakan riwayat kehamilan, dan KB yang lalu, apakah pernah persalinan, nifas, KB yang lalu maka disertai dengan hipertensi. petugas kesehatan dapat memperkirakan kelainan pada kehamilan maupun persalinan 2.3.1.2 Pemeriksaan Umum Pemeriksaan umum adalah pemeriksaan yang lengkap dari penderita untuk mengetahui keadaan atau kelainan dan penderita. Tujuan dari pemeriksaan umum : untuk mengetahui kesehatan umum ibu dan
  • 9. mengetahui adanya kelainan yang dapat mempengaruhi kehamilan. (Ibrahim. C,1996: 87) Pemeriksaan umum pada ibu hamil dengan hypertensi kronis meliputi : No Pemeriksaan Rasional 1. Keadaan umum meliputi : Dengan melihat keadaan − Postur tubuh klien (tinggi atau pendek) bentuk umum pasien atau klien perut klien, ekspresi klien (lesu, pucat atau dapat diketahui senang). (Ibrahim. C, 1996 : 87) keadaannya normal atau menunjukkan adanya kelainan 2. Tanda-tanda vital Pada wanita hamil yang − Tekanan darah : pada usia kehamilan 20-30 dikatakan darahnya lebih minggu. Normalnya pada wanita hamil dibagi dari normal perlu menurut umur sebagai berikut : mendapat pengawasan dan 20 tahun : Tekanan darah 120/80 mmHg nasehat untuk banyak 20-30 tahun : Tekanan darah 110/70 mmHg istirahat dan pengaturan (Ibrahim. C, 1996 : 91). denyut Pada penderita dengan hipertensi kronis didapatkan tekanan darah >140/90 mmHg sebelum hamil atau sebelum usia kehamilan 20-21 minggu. − Nadi : dihitung 15 menit dikalikan empat, Pada penderita yang menghitung dengannadi pada pergelangan mengalami kehilangan tangannya. (Bouwhizen. M, 1986 : 28) darah maka frekuensi denyut nadi pergelangan tangan akan meningkat dan denyutnya lebih sukar diraba − Suhu : suhu badan normalnya 36,5oC-37.5oC. Pada penderita dengan (Bouwhizen. M, 1986 : 14) suhu tubuh lebih dari 38oC menunjukkan orang yang bersangkutan mengalami demam, kalau suhu tubuh kurang dari 35oC maka orang tersebut mengalami suhu rendah.
  • 10. Respirasi : respirasi dihitung dari keteraturan Dengan menghitung pernapasan normalnya 18-24 x 1 menit. pernapasan dapat kita (Bouwhizen. M, 1986 : 28) ketahui apakah pernapasan penderita terhenti sama sekali atau tidak, sehingga perlu segera diambil tindakan untuk menyelamatkan penderita 3. Mengukur berat badan Dengan mengukur berat Beratbadan pertambahannya sampai hamil genap badan dan memantau bulan lebih kurang 11-11,5 kg sehingga kenaikan hasilnya. Pada kenaikan rata-rata berat badan setiap minggu 0.5 kg. berat badan yang lebih dari (Ibrahim. C,1996 : 110) 0,5 tiap minggunya dan Pada penderita Hipertensi Kronis yang mengarah disertai adanya aedema kearah superimposed pre eklampsia didapatkan pada trimester III harus kenaikan berat badan yang melebihi dari normal. diwaspadai Mengukur tinggi badan Dengan mengukur tinggi Pengukuran tinggi badan dilakukan pada ibu yang badan dapat kita ketahui pertama kali datang. Tinggi badan tidak boleh ≤ apakah ibu hamil masih 145 cm. (Manuaba. IBG, 1998 : 37) belum katagori resiko tinggi atau resiko rendah Mengukur lingkaran lengan atas (LILA) normalnya Dengan mengukur LILA ≥23,5 cm. (Santosa. NI, 1995 : 67) dapat diketahui status gizi ibu (apakah mengalami kekurangan energi kalori atau tidak) 2.3.1.3 Pemeriksaan fisik dibagi menjadi : 1. Pemeriksaan Inspeksi ialah Pemeriksaan Inspeksi ialah memeriksa penderita dengan melihat atau memandang. Tujuan dari inspeksi ialah melihat keadaan umum penderita melihat gejala- gejala kehamilan dan kemungkinan adanya kelainan-kelainan. (Ibrahim. C,1996: 111) Hal-hal yang diperiksa Rasional Kepala dan muka (muka, mata, hidung, Dengan melihat kepala dan muka dapat bibir dan gigi), apakah ada oedema dan disampaikan keadaan klien sehat,
  • 11. gangguan penglihatan. gembira, sakit atau sedih. (Ibrahim. C, 1996 : 112) Keadaan leher (kelenjar gondok, linfe, Dengan melihat keadaan leher adalah struma, pembesaran vena jogularis) pembesarannya kemungkinan adanya gangguan kardiokvasikuler. (Ibrahim. C, 1996 : 113) Keadaan buah dada (betuk, warna Dengan melihat keadaan buah dada dapat kelainan, puting susu, coloustrun) diketahui bentuk puting susu sehingga bila ada kelainan harus mendapat perawatan atau pemeliharaan yang baik. (Ibrahim. C, 1996 : 114) Keadaan perut (bentuk perut, pembesaran, Dengan melihat perut bila ada luka parut striae, linea, luka parut) mungkin akan berpengaruh atau mempengaruhi kehamilan dan persalinan. (Ibrahim. C, 1996 : 114) Keadaan vulva (aedema, tandu chadwik, Dengan melihat keadaan vulva untuk varisei, fluxus, flour, candi lama) mencegah terjadinya infeksi waktu persalinan maupun nifas. (Ibrahim. C, 1996 : 115) Keadaan tungkai (aedema, varises, luka Dengan melihat anggota bagian bawah dari pangkal paha samapai ujung kaki) terutama tungkai dapat dipakai untuk menegakkan diagnosa. (Ibrahim. C, 1996 : 115) 2. Pemeriksaan Palpasi Pemeriksaan palpasi ialah memeriksa klien dengan meraba. Tujuan dari pemeriksaan palpasi meliputi usia kehamilan, posisi, letak dan presentasi janin serta adanya kelainan. Hal-hal yang diperiksa meliputi : Pemeriksaan Rasional Leher meliputi kelenjar thygroid, linfe dan Dengan pemeriksaan palpasi pada leher vena jogularis untuk mengetahui kelainan seacara dini Dada meliputi benjolan, nyeri tekan pada Dengan pemeriksaan dada untuk payudara, pengeluaran coloustrum mengetahui adanya tumor payudara dan pengeluaran coloustrum Abdomen meliputi leopold I, II, III, IV Dengan palpasi abdomen maka dapat diketahui usia kehamilan dan posisi janin
  • 12. Dengan palpasi tungkai maka dapat Tungkai diketahui adanya kelainan yang menyertai kehamilan. (Ibrahim. C, 1996 : 121) Untuk menentukan tinggi fundus uteri dan umur kehamilan : Umur kehamilan Tinggi findus uteri Tinggi firdus uteri (jari) (cm) 0-12 minggu Belum berubah - 16 minggu 3 jari atas symphisis - 20 minggu 3 jari bawah pusat 20 cm 24 minggu Setinggi pusat 23 cm 28 minggu 3 jari diatas pusat 26 cm 32 minggu Antara pusat dan processus xyphoideus 30 cm 36 minggu Lengkungan tulang iga atau lebih kurang 3 jari dibawah processus xyphoideus 33 cm 40 minggu 3 jari dibawah processus xyphoideus (Ibrahim. C, 1996 : 124) 3. Pemeriksaan Auskultasi Pemeriksaan auskultasi adalah memeriksa klien dengan mendengarkan detil jantung janting, untuk menentukan keadaan janin didalam rahim hidup atau mati. (Ibrahim. C,1996 : 137) 4. Pemeriksaan Perkusi Pemeriksaan perkusi adalah memeriksa klien dengan mengetuk lutut bagian depan menggunakan refleks hammer untuk mengetahui kemungkinnan klien mengalami kekurangan vitamin B1. (Syahlan. JH, 1993 : 68) 2.3.1.4 Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan labotarium (urin dan darah) kalau perlu rontgen, ultrasonografi dan Non Stres Test (NST). (Santosa. NI, 1996 : 6 ) 2.3.2 Analisa Data, Diagnosa, Masalah, Kebutuhan Analisa, diagnosa, masalah adalah interpretasi dan data ke dalam masalah- masalah yang khusus atau diagnosa-diagnosa. (Varney, 1997 : 25)
  • 13. Hasil dari perumusan masalah merupakan keputusan yang ditegakkan oleh bidan yang disebut diagnosa kebidanan. Diagnosa kebidanan mencakup : kondisi klien yang terkait dengan masalah- masalah utama dan penyebab utamanya (tingkat resiko), masalah potensial dan prognosa (Syahlan, 1995 : 9) Masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul dan bila tidak segera diatasi akan mengganggu keselamatan hidup klien. (Syahlan, 1995 : 10) Analisa data dalam rangka menentukan diagnosa atau masalah klien meliputi pengelompokkan data sejenis, yang dapat menunjang untuk merumuskan suatu diagnosa, masalah ataupun kebutuhan klien. Analisa data pada klien dengan hypertensi kronis meliputi : 2.3.2.1 Diagnosa Multi gravida dengan hypertensi kronis Data pendukung : 1. Kehamilan lebih dari satu kali, 2. Tekanan darah arteri melebihi 140/90 mmHg, 3. Tidak terdapat protein dalam urine, 4. Oedema ekstremitas hanya sedikit atau tidak ada. (Muchtar. R, 1998 : 158) 2.3.2.2 Masalah Adapun masalah-masalah yang timbul pada ibu hamil dengan hypertensi kronis adalah : Gangguan rasa nyaman pusing, data pendukung : 1. Klien mengeluh kadang-kadang kepala pusing, 2. Keadaan umum ibu baik, 3. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih. 2.3.2.3 Kebutuhan Nasehat yang dapat dianjurkan pada ibu hamil dengan hypertensi kronis adalah sebagai berikut : 1. Istirahat (tirah baring) 2. Pemberian obat anti hypertensi 3. Diet nutrisi seimbang 4. Pemantauan kahamilan 5. Pengenalan tanda-tanda persalinan 6. Pengenalan gawat janin 2.3.2.4 Diagnosa Potensial Diagnosa potensial terhadap kasus hypertensi kronis pada ibu hamil meliputi : 1. Toxemia Gravidarum Data pendukung : 1. Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg, 2. Terdapat protein didalam urine, 3. Oedema pada extremitas, 4. Disertai gejala-gejala subyektif seperti sakit
  • 14. kepala, nyeri ulu hati, gangguan penglihatan, oliguri dan berat badan meningkat secara berlebihan. 2. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin Data pendukung : Non Stres Test (NST) 3. Partus Prematur Data pendukung : partus usia kehamilan ≤ 37 minggu. 4. Solusio Placenta Data pendukung : 1. Keluarnya darah berwarna kehitaman yang disertai rasa nyeri, 2. Palpasi rahim teraba keras seperti papan, 3. Anemia, 4. Pada toucher teraba ketuban yang tegang terus menerus (karena isi rahim bertambah). 2.3.3 Perencanaan Berdasarkan diagnosa, masalah, kebutuhan yang ditegakkan, bidan menyusun rencana tindakan. Rencana tindakan mencakup tujuan dan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh bidan dalam melakukan intervensi. Langkah-langkah penyusunan rencana kegiatan adalah sebagai berikut : 2.3.3.1 Menentukan tujuan tindakan yang akan dilakukan. Di dalam tujuan dikemukakan sasaran dan hasil yang akan dicapai. 2.3.3.2 Menentukan kriteria evaluasi dan keberhasilan tindakan. Kriteria evaluasi dan hasil tindakan ditentukan untuk mengukur keberhasilan dan pelaksanaan asuhan yang dilakukan. 2.3.3.3 Menentukan langkah-langkah tindakan sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan dicapai. Langkah-langkah tindakan mencakup : kegiatan yang dilakukan secara mandiri, kegiatan kolaborasi dan rujukan. (Syahlan, 1995 : 10-11) Perencanaan yang terdapat pada kehamilan dengan hypertensi kronis adalah sebagai berikut : Rencana Rasional 1. Diagnosa Multigravida dengan hypertensi kronis Tujuan : Setelah dua minggu dilakukan asuhan kebidanan maka gejala hypertensi kronis hilang Kriteria hasil : Tekanan darah ≤ 140/90 mmHg, pemeriksaan kehamilan normal Rencana
  • 15. Jelaskan pada klien tentang kehamilan nya dan hal-hal yang harus diperhatikan Dengan penjelasan yang diberikan diharapkan klien mengerti dan memahami kelainan pada kehamilannya sehingga termotivasi untuk mengatasi masalah yang Anjurkan pada klien istirahat yang cukup timbul setidakanya 1 jam pada siang hari dan 10 Keuntungan tirah baring dapat jam pada tidur malam. meningkatkan perfusi uteroplacenta Anjurkan pada klien untuk mengkonsumsi terutama pada posisi tidur miring kiri. diet gizi seimbang. Dengan mengkonsumsi diet gizi seimbang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan metabolisme klien dan pertumbuhan janin Kolaborasi dengan dokter untuk didalam rahim. pemberian obat anti hypertensi. Dengan melakukan kolaborasi, bidan melakukan fungsi dependent untuk Jelaskan tanda-tanda bahaya kehamilan membantu mempertahankan kondisi klien. dan anjurkan untuk segera ke rumah sakit Dengan mengetahui tanda-tanda bila ada tanda-tanda itu. berbahaya kehamilan diharapkan klien dapat segera mengambil keputusan yang Anjurkan pada klien untuk kontrol satu cepat dan tepat. minggu atau sewaktu-waktu bila ada Dengan kontrol teratur diharapkan keluhan. kesejahteraan ibu dan janin dapat dipantau Masalah dengan baik. Gangguan rasa nyaman, pusing Tujuan : Setelah 7 hari dilaksanakan asuhan kebidanan pada klien dengan hypertensi kronis rasa nyaman terpenuhi Kriteria : Keluhan kepala pusing tidak ada tekanan darah ≤ 140/90 mm Hg klien merasa nyaman Rencana : Kaji penyebab timbulnya rasa pusing pada klien Dengan mengetahui penyebab rasa pusing, intervens yang diberikan diharapkan dapat lebih mengena faktor penyebabnya.
  • 16. Jelaskan pada klien tentang cara Dengan penjelasan alternatif-alternatif mengatasi rasa pusing cara mengatasi/mengurangi pusing diharapkan dapat mengurangi masalah klien Anjurkan pada klien untuk sering jalan- Dengan jalan-jalan pagi akan jalan pagi hari sesuai batas kemampuan menyebabkan relaxasi otot sehingga kehamilan dan persalinan dapat berlangsung dengan baik, dan yang lebih penting klien akan nampak selalu segar dan sehat Kebutuhan: HE tentang kehamilan resiko tinggi . Tujuan : Setelah diberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil multigravida dengan hypertensi kronis selama 24 jam, klien memahami akan kehamilannya. Kriteria : Ekspresi wajah tenang perasaan khawatir hilang istirahat cukup Rencana : Kaji penyebab rasa cemas dan pengaruh Cemas yang berlebihan dapat rasa cemas dan pengaruh cemas terhadap menyebabkan vasukonstriksi sehingga kehamilan terjadi vasuspasme dan akhirnya menambah peningkatan tekanan darah Anjurkan pada klien untuk sering Dengan pengetahuan diharapkan dapat menyimak berita soal kehamilan seperti mengurangi tingkat kecemasan klien majalah, TV atau radio Berikan dukungan dan juga dari keluarga Dengan dukungan dari orang-orang secara ramah dan tenang terhadap terdekat, diharapkan dapat mengurangi kehamilan klien beban psikis klien karena lingkungan banyak yang peduli terhadap klien Anjurkan untuk kontrol teratur setiap satu Dengan kontrol teratur, dapat dipantau minggu sekali kesejahteraan janin sehingga mengurangi kecemasan klien terhadap keadaan bayinya
  • 17. 2.3.4 Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Beberapa prinsip dalam pelaksanaan tindakan meliputi : 2.3.4.1 Tindakan kebidanan apa yang dapat dikerjakan sendiri, dibantu atau dilimpahkan kepada staf lainnya, kepala klien atau keluarga serta di rujuk kepada tenaga lain dari team kesehatan. 2.3.4.2 Penguasaan pengetahuan dan ketrampilan bidan tentang tindakan yang dilakukan. 2.3.4.3 Mengamati hasil dari tindakan yang diberikan petugas kesehatan. dan mengadakan konsultasi atau Mencatat jika perlu dilakukan rujukan. (Santosa. NI, 1993 : 131-132) 2.2.4.4 Mencatat dan mengadakan konsultasi jika perlu di lakukan perujukan (Santosa. NI, 1993 : 131-132) 2.3.5 Evaluasi Evaluasi tindakan merupakan langkah terakhir dalam melaksanakan manajemen kebidanan. Setelah dilakukan evaluasi, bidan merencanakan pada klien yang telah dilakukan tindakan kebidanan, perlu atau tidak melakukan follow up. Apabila perlu dilakukan follow up, harus direncanakan bentuk dan waktu follow up terhadap klien. Sehingga klien mendapatkan asuhan kebidanan yang kompresiensif dan berkesinambungan. (Santosa. NI, 1993 : 132).