Dokumen tersebut membahas mengenai:
1. Pelaksanaan ujian kompetensi kenaikan jenjang jabatan fungsional dokter gigi
2. Ketersediaan dokter gigi di Aceh tahun 2022 yang masih kurang terutama di beberapa kabupaten/kota
3. Pentingnya analisis beban kerja dan jabatan dalam menentukan formasi jabatan fungsional kesehatan
2. PEMBANGUNAN NASIONAL:
LIMA PRIORITAS KABINET KERJA II (2019 -2024)
VISI
TERWUJUDNYA
INDONESIA MAJU
YANG BERDAULAT,
MANDIRI, DAN
BERKEPRIBADIAN
BERLANDASKAN
GOTONG ROYONG
• SDM yang pekerja Keras, Dinamis,
Terampil, dan menguasai IPTEK
• Mengundang Talenta Global
• Penghubung Produksi dan
Distribusi
• Mempermudah Akses Wisuda
• Mendongkrak Lapangan Kerja
• Nilai Tambah Perekonomian
• Kendala Regulasi disederhanakan,
dipotong dan dibungkus
• Omnibus Law
• Penyederhanaan birokrasi menjadi 2
(dua) level eselon
Daya Saing manufaktur dan jasa
modern bernilai tambah tinggi
TRANSFORMASI EKONOMI
SIMPLIFIKASI BIROKRASI
SIMPLIFIKASI REGULASI
PEMBANGUNAN
SDM
PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR
1
2
3
4
5
9. ANALISIS JABATAN DAN ANALISIS BEBAN KERJA
PP 11 TAHUN 2017
TENTANG MANAJEMEN PNS
“Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis Jabatan PNS
berdasarkan analisis Jabatan dan analisis beban kerja.”
PERMENPAN 13 TAHUN 2019
TENTANG PENGUSULAN, PENETAPAN DAN
PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL PNS
“Penetapan kebutuhan PNS dalam JF dihitung berdasarkan beban kerja yang ditentukan
dari indikator kebutuhan JF”
PERMENPAN 1 TAHUN 2020
TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS
JABATAN
“Instansi Pusat dan Instansi Daerah wajib melaksanakan anjab dan abk sbg prasyarat utk
menyusun peta jabatan, uraian jabatan serta jumlah kebutuhan ASN”
PERMENKES 43 TAHUN 2019
TENTANG PUSKESMAS
“Puskesmas harus menghitung kebutuhan ideal terhadap jumlah dan jenjang nakes
melalui analisis beban kerja”
PERMENKES 03 TAHUN 2020
TENTANG KLASIFIKASI DAN PERIJINAN RUMAH SAKIT
“Jumlah dan kualifikasi sumber daya manusia disesuaikan dengan
hasil analisis beban kerja, kebutuhan, dan kemampuan pelayanan Rumah Sakit.
PERMENKES 43 TAHUN 2017
PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL
KESEHATAN
“Formasi pada satuan organisasi disusun berdasarkan analisis kebutuhan jabatan dengan
menghitung rasio keseimbangan antara beban kerja dengan jumlah jabatan fungsional
kesehatan yang dibutuhkan.”
PASAL
5
PASAL
58
PASAL
2
PASAL
18
PASAL
11
LAMPIRAN
UU 5 TAHUN 2014
TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA
“Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis Jabatan PNS
berdasarkan analisis Jabatan dan analisis beban kerja.”
“Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS dilakukan untuk jangka waktu 5
(lima) tahun yang terperinci per 1(satu) tahun berdasarkan prioritas kebutuhan”
PASAL
56
15. UJI KOMPETENSI
• Uji Kompetensi adalah proses
pengukuran dan penilaian terhadap
kompetensi teknis, manajerial
dan/atau sosial kultural dari seorang
ASN dalam melaksanakan tugas dan
fungsi dalam jabatan (Permenpan 13
tahun 2019)
• Uji Kompetensi Jabatan Fungsional
Kesehatan adalah suatu proses untuk
mengukur pengetahuan, keterampilan, dan
sikap kerja pejabat fungsional kesehatan
yang dilakukan oleh tim penguji dalam
rangka memenuhi syarat kenaikan jenjang
jabatan setingkat lebih tinggi (Permenkes
18/2017)
24. PENYELENGGARA UJI KOMPETENSI
JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN
Instansi Pemerintah Pengguna Jabatan
Fungsional Kesehatan di Pusat dan Daerah
yang sekurangnya dipimpin oleh pejabat
pimpinan tinggi pratama (japimti pratama)
setelah diberikan rekomendasi
penyelenggaraan uji dari Kementerian
Kesehatan.
24
31. SYARAT PESERTA UJI KOMPETENSI
Sekurang kurangnya sudah memangku jenjang jabatan fungsional
sebelumnya selama 1(satu) tahun;
Memiliki Surat Keputusan jabatan fungsional jenjang terakhir;
Prestasi kerja paling kurang bernilai baik selama satu tahun
terakhir yang dibuktikan dengan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP);
Memiliki Surat rekomendasi dari pimpinan unit kerja untuk
mengikuti uji kompetensi jabatan fungsional kesehatan
32. www.themegallery.com
Mekanisme Uji Kompetensi
Updatin
g data
Jabfung
Pendaftara
n E -
ukom
Ujian
Verifikasi
calon
peserta uji
Mengorganisas
ik an
Pelaksanaan
uji
Memberikan
konsultasi
kepada peserta
dan
menetapkan
metode uji
Menguji &
menentuka
n
kelulusan
Peserta
Penyelengga
ra
Penguji
Membua
t laporan
uji
Membua
t BAP
Pemutakhira
n
Instrumen
Lulu
s
Tida
k
Lulu
s
Sertifikat
Ujian
ulang I
Lulus
Tidak
Lulus
Ujian
ulang II
Lulus
Tida
k
Lulu
s
Peningkata
n
Kemampua
n
Mendapatka
n Nomor
sertifikat
Dicetak &
ditandatanga
ni
Menyiapka
n materi
uji,
instrumen
penilaian
33. www.themegallery.com
Mekanisme Peserta Uji
Mempersiapkan
berkasadministrasi
Mengajukan
permohonan ke
pimpinan instansi
pengguna
Melakukan updating
online jabfung
Menyiapkan
berkas
portofolio
a.Konsultasi
dengan tim
penguji
Mendapatkan
sertifikat bila
lulus
Pelaksanaanuji
Uji ulang ke dua
1
2
3
4
5
Mencetak
bukti
pendaftaran
6
7
8
9
1
0
1
1
Uji ulangpertama
Tidak Lulus
Tidak Lulus
Lulus
Tidak Lulus
Peningkatan pengetahuan
dan kemampuan
Mendaftar uji
kompetensi
online
b. Diberikan
kartu ujianoleh
tim penguji
Lulus
Lulus
Mendapatkan
sertifikat bila
lulus
34. MATERI DAN METODE UJI KOMPETENSI
• Mengacu pada butir butir kegiatan jenjang jabatan yang sedang dipangku
dan jenjang yang akan dipangku sesuai dengan peraturan perundangan
• Metode uji, dapat berupa :
a. Portofolio Wajib
b.
c.
d.
Uji Tulis
Uji Lisan
Uji Praktik
Pilihan
35. METODE UJI PORTOFOLIO
Laporan lengkap
segala aktifitas
seseorang yang
dilakukannya yang
menunjukan
kecakapan pejabat
fungsional
kesehatan
Digunakan sebagai
salah satu cara
penilaian yang mampu
mengungkap
pencapaian standar
kompetensi dan
kompetensi dasar setiap
pejabat fungsional
kesehatan
Dapat merefleksikan
pelayanan yang
diberikan, dapat
menunjukan
kemampuan, memberi
gambaran atas apa
yang dilakukan pejabat
fungsional kesehatan
dan sebagai bukti
otentik
Portofolio
36. KOMPONEN PENILAIAN PORTOFOLIO
1. Komponen Utama adalah bukti Pelayanan/asuhan
Penilaian komponen pelayanan/asuhan ini mengacu dari butir kegiatan jabatan
fungsional dengan kriteria:
a. 75% - 80% komponen pelayanan/asuhan berasal dari kompetensi pada jenjang yang
sedang dipangkunya dan
b. 20% - 25% komponen pelayanan/asuhan berasal dari kompetensi yang akan dipangkunya
2. Komponen tambahan:
a. Pelatihan Sertifikat Pelatihan
Materi diklat memiliki relevansi dengan jabatan fungsional yang dipangkunya.
Durasi diklat sekurang kurangnya 30 JPL
Jumlah sertifikat/piagam diklat yang dapat dinilai 3 (tiga) sertifikat /piagam per tahun
b. Karya Pengembangan Profesi
c. Penghargaan yang relevan di bidang kesehatan
37. Waktu dan Tempat Uji Kompetensi
• Pelaksanaan Uji dilakukan secara periodik (memperhatikan periode
kenaikan pangkat)
• Tempat Uji dapat disesuaikan dengan instansi tempat pejabat fungsional
bekerja atau instansi pembinanya, dapat berupa :
Unit Pembina
Dinkes Provinsi
Dinkes Kab/Kota
UPT Kementerian Kesehatan
Klinik/Poliklinik Kementerian/Lembaga selain Kemenkes
Institusi dan atau Faskes lain
Tempat lain yang ditunjuk atau ditetapkan oleh penyelenggara
38. Sertifikat Uji Kompetensi
• Bukti pengakuan tertulis atas penguasaan
kompetensi kerja.
• Dapat dicetak di instansi penyelenggara uji setelah
mendapat nomor sertifikat dari Puskat mutu
• Ditanda tangani oleh pimpinan instansi
penyelenggara uji dan ketua tim penguji.
39. • Setiap sertifikat akan mendapatkan nomor peserta terdiri dari 16 digit:
– Digit 1 dan 2 adalah kode tahun pelaksanaan uji kompetensi
– Digit 3 dan 4 adalah kode provinsi
– Digit 5, 6 dan 7 adalah kode kabupaten/kota
– Digit 8, dan 9 adalah kode jabatan fungsional
– Digit 10 adalah kode kategori jabatan fungsional
– Digit 11 adalah kode jenjang dalam jabatan fungsional
– Digit 12 adalah kode fasyankes
– Digit 13 s.d. 16 adalah nomor urut peserta
40.
41. SANKSI
• Peserta yang melanggar tata tertib diberi
peringatan oleh tim penguji
• Apabila peserta telah diberikan peringatan dan
tidak mengindahkan peringatan tersebut, maka
tim penguji mencatat dan mengusulkan peserta
tersebut untuk dinyatakan gagal ujian dan
dibuatkan berita acara.