SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
Aidul Fitriciada Azhari
Anggota Komisi Yudisial RI
DASAR HUKUM
Pasal 24B UUD NRITahun 1945
UU Nomor 22Tahun 2004 tentang Komisi
Yudisial
UU Nomor 18Tahun 2011 tentang Perubahan
Atas UU Nomor 22Tahum 2004 tentang
KomisiYudisial
DASAR HUKUM
Pasal 24B UUD NRITahun 1945
(1) KomisiYudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan
pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam
rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat,
serta perilaku hakim.
(2) Anggota KomisiYudisial harus mempunyai pengetahuan dan
pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian
yang tidak tercela.
(3) Anggota KomisiYudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
(4) Susunan, kedudukan, dan keanggotaan KomisiYudisial diatur dengan
undang-undang.
SEJARAH PEMBENTUKAN
KomisiYudisial dibentuk sebagai hasil Amandemen UUD
1945
Sejak Perubahan Pertama UUD 1945, para Anggota PAH
III BP MPR sudah membicarakan dan membahas
tentang KomisiYudisial dengan fokus pada pentingnya
pengawasan secara independen terhadap Mahkamah
Agung dan badan peradilan di bawahnya serta
mekanisme yang jelas tentang rekrutmen HakimAgung
dan hakim pada badan peradilan di bawahnya.
SEJARAH PEMBENTUKAN
Pada Perubahan Ketiga akhirnya disepakati rumusan Pasal
24B UUD NRITahun 1945 dengan dua kewenangan
konstitusional, yakni:
(1) mengusulkan pengangkatan hakim agung; dan
(2) mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta
perilaku hakim.
KomisiYudisial dibentuk secara resmi tanggal 2 Agustus
2005 – terhitung sejak pengambilan sumpah anggota KY
Periode 2005-2010.
DASARTEORI: PRINSIPAL-AGEN
 Teori Prinsipal-Agen berpendapat munculnya badan-badan independent
(independent regulatory agencies) adalah karena badan kekuasaan pokok (main body --
legislative, eksekutif, yudikatif) sebagai principal mendelegasikan sebagian
kewenangannya kepada badan kekuasaan tambahan (auxiliary body) sebagai agen
untuk melaksanakannya secara mandiri.
Berdasarkan teori ini, MA mendelegasikan sebagian kewenangan kepada KY untuk
melakukan rekrutmen hakim dan pengawasan eksternal terhadap perilaku hakim.
Sebelum terbentuk KY, menurut Pasal 8 UU No. 14/1985, DPR mengusulkan calon
Hakim Agung kepada Presiden sebagai Kepala Negara setelah mendengar
pertimbangan dari MA dan Pemerintah. Sementara menurut UU No. 39/1999 dibentuk
Dewan Kehormatan Hakim (DKH) yang berwenang mengawasi perilaku hakim,
memberikan rekomendasi mengenai perekrutan, promosi, dan mutasi hakim serta
menyusun kode etik (code of conduct) bagi para hakim.
DASARTEORI: ISOMORFISME HUKUM
 Teori isomorfisme hukum memandang munculnya badan-
badan independen pada tahun 1980an adalah akibat dari proses
isomorfisme (peniruan) atas badan-badan serupa di negara-
negara utama sebagai bagian dari agenda neo-liberalism dalam
kehidupan pemerintahan yang menghendaki reduksi fungsi
negara hingga minimal (minimal state).
 KomisiYudisial muncul sebagai bagian dari reduksi atas
kekuasaan MA dengan cara menyertakan anggota non-hakim
dalam proses pengawasan secara independen
DASARTEORI:
JUDICIAL SELF-GOVERNMENT
 Teori Judicial self-government berpendapat bahwa berkembangnya
lembaga DewanYudisial atau yang serupa adalah bagian dari upaya untuk
menjaga kemandirian peradilan dengan cara menyekat kewenangan
eksekutif dalam urusan organisasi, administrasi, dan finansial badan-badan
peradilan dengan menyerahkannya kepada lembaga independent di luar MA,
sementara MA lebih memusatkan pada kewenangan teknis yudisial, yakni
memeriksa, mengadili, dan memutus perkara oleh hakim serta administrasi
perkara oleh panitera. Dengan demikian, hakim tidak dapat diintervensi oleh
eksekutif, tetapi juga tidak bersifat mandiri terhadap MA.
 Judicial self-government ini terutama terkait dengan sistem hukum sipil (civil
law) yang mengenal sistem hakim karir.
 KomisiYudisial RI tidak masuk kualifikasi “judicial self-government”
SISTEM MANAJEMEN HAKIM
Sistem Hukum
Sipil (Civil Law)
Hakim
Karir
Dewan
Yudisial
Sistem Hukum
Kebiasaan
(Common Law)
Hakim
Profesional
Komisi
Yudisial
MANAJEMEN HAKIM : HUKUM SIPIL
Sistem Hukum Sipil (Civil Law)
Sistem karir dari pengangkatan hingga pensiun
Direkrut dari sarjana hukum yg belum berpengalaman
Status PNS di Kementrian Kehakiman/Kementrian lain
Manajemen karir (Eropa Selatan) atau manajemen
peradilan (Eropa Utara) oleh DewanYudisial
Mengenal promosi-mutasi dan pendidikan hakim
10
MANAJEMEN HAKIM : HUKUM KEBIASAAN
Sistem Hukum Kebiasaan (Common Law)
Sistem professional
Diseleksi oleh KY (merit commission), diangkat oleh
eksekutif, dipilih legislatif, atau dipilih secara langsung
dari kalangan praktisi hukum yang berpengalaman
Pejabat dengan masa jabatan terbatas disertai dengan
pemilihan retensi
Tidak mengenal promosi-mutasi dan pendidikan hakim
11
MODEL DEWANYUDISIAL
& KOMISIYUDISIAL
• Model Eropa Selatan – urusan pengembangan karir
hakim (Prancis, Italia, Portugal)
• Model Eropa Utara – urusan manajemen dan
administrasi peradilan (negara Skandinavia)
Dewan
Yudisial
• Model AS-Inggris, yang memisahkan antara Judicial
Appointmen Commission/JAC dan Judicial Conduct
Commission/JCC
• Model Legal Service Commission dengan menyatukan
kewenangan rekrutmen dan perilaku hakim
Komisi
Yudisial
BPK DPD MPR DPR
Presiden
Wk Presiden
PEMDA
Kementerian
MA MK
Komisi
Yudisial
Wantimpres
UUD NRI
Tahun 1945
KPU BI
KEDUDUKAN KOMISIYUDISIAL DALAM
SISTEM KETATANEGARAAN RI
WEWENANG KOMISIYUDISIAL RI
• mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad
hoc di MahkamahAgung kepada DPR untuk
mendapatkan persetujuan
Rekrutmen Hakim
Agung dan Hakim
Ad Hoc di MA
• menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran
martabat, serta perilaku hakim;
• menetapkan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku
Hakim (KEPPH) bersama-sama dengan Mahkamah
Agung; dan
• menjaga dan menegakkan pelaksanaan Kode Etik
dan/atau Pedoman Perilaku Hakim
Pengawasan
Perilaku Hakim
WEWENANG PENGAWASAN HAKIM
Pengawasan
Hakim
Hakim & Hakim
Ad Hoc
Mahkamah
Agung
Badan
Peradilan di
bawah MA
PENGAWASAN PERILAKU HAKIM
Pengawasan
Perilaku Hakim
Pengawasan
Internal
Mahkamah Agung
(Bawas MA)
Pengawasan
Eskternal
KomisiYudisial
TUGAS PENGAWASAN PERILAKU HAKIM
melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap perilaku Hakim;
menerima laporan dari masyarakat berkaitan dengan pelanggaran Kode Etik dan/atau
Pedoman Perilaku Hakim;
melakukan verifikasi, klarifikasi, dan investigasi terhadap laporan dugaan pelanggaran Kode
Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim secara tertutup;
memutuskan benar tidaknya laporan dugaan pelanggaran Kode Etik dan/atau Pedoman
Perilaku Hakim (KEPPH); dan
mengambil langkah hukum dan/atau langkah lain terhadap orang perseorangan, kelompok
orang, atau badan hukum yang merendahkan kehormatan dan keluhuran martabat Hakim.
mengupayakan peningkatan kapasitas dan kesejahteraan Hakim
menganalisis putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap sebagai dasar
rekomendasi untuk melakukan mutasi hakim.
FUNGSI KOMISIYUDISIAL
Independensi &
Impasialitas
Akuntabilitas
19

More Related Content

Similar to Paparan Prof. Dr. Aidul Fitriciada Azhari, S.H., M.Hum.pdf

PPT SISTEM PEMBAGIAN KEKUASAAN BARU.pptx
PPT SISTEM PEMBAGIAN KEKUASAAN BARU.pptxPPT SISTEM PEMBAGIAN KEKUASAAN BARU.pptx
PPT SISTEM PEMBAGIAN KEKUASAAN BARU.pptxjuliantomuhamamdrama
 
Modul Ajar Hukum Kelembagaan Negara.pdf
Modul Ajar Hukum Kelembagaan  Negara.pdfModul Ajar Hukum Kelembagaan  Negara.pdf
Modul Ajar Hukum Kelembagaan Negara.pdfindra tj
 
Pengertian, Jenis-jenis Hukum Acara dan Penegak Hukum di Indonesia
Pengertian, Jenis-jenis Hukum Acara dan Penegak Hukum di IndonesiaPengertian, Jenis-jenis Hukum Acara dan Penegak Hukum di Indonesia
Pengertian, Jenis-jenis Hukum Acara dan Penegak Hukum di Indonesiakadimuddinbaehaki
 
Bab IV Konstitusi dan Sistem Politik Nasional Indonesia
Bab IV Konstitusi dan Sistem Politik Nasional IndonesiaBab IV Konstitusi dan Sistem Politik Nasional Indonesia
Bab IV Konstitusi dan Sistem Politik Nasional Indonesiamugia_islami
 
MAHKAMAH KONSTITUSI.pptx
MAHKAMAH KONSTITUSI.pptxMAHKAMAH KONSTITUSI.pptx
MAHKAMAH KONSTITUSI.pptxShafiraShofia
 
Pembentukan per uu (nindya)
Pembentukan per uu (nindya)Pembentukan per uu (nindya)
Pembentukan per uu (nindya)Nandya Guvita
 
Wewenang dan Peran Lembaga-Lembaga Negara dalam Kekuasaan Kehakiman (Penegak ...
Wewenang dan Peran Lembaga-Lembaga Negara dalam Kekuasaan Kehakiman (Penegak ...Wewenang dan Peran Lembaga-Lembaga Negara dalam Kekuasaan Kehakiman (Penegak ...
Wewenang dan Peran Lembaga-Lembaga Negara dalam Kekuasaan Kehakiman (Penegak ...Nafis Fathur Rizki
 
Hukum kelembagaan negara
Hukum kelembagaan negaraHukum kelembagaan negara
Hukum kelembagaan negaraBagoes Prasetya
 
Penyelenggaraan kekuasaan kehakiman
Penyelenggaraan kekuasaan kehakimanPenyelenggaraan kekuasaan kehakiman
Penyelenggaraan kekuasaan kehakimanabd_
 
PERATURAN DPR-RI NO.2 TAHUN 2015
PERATURAN DPR-RI NO.2 TAHUN 2015PERATURAN DPR-RI NO.2 TAHUN 2015
PERATURAN DPR-RI NO.2 TAHUN 2015Muhammad Sirajuddin
 
ASAS-HUKUM-ACARA-Negara
ASAS-HUKUM-ACARA-NegaraASAS-HUKUM-ACARA-Negara
ASAS-HUKUM-ACARA-NegaraSkupnuRaknu
 
Ringkasan PKN Kelompok 5 Bab 2( SMPN 256 Jakarta )
Ringkasan PKN Kelompok 5 Bab 2( SMPN 256 Jakarta )Ringkasan PKN Kelompok 5 Bab 2( SMPN 256 Jakarta )
Ringkasan PKN Kelompok 5 Bab 2( SMPN 256 Jakarta )Arya Dipa
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALAulia Ulil Fadhilah
 
Hakikat pemerintahan pusat dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia menurut U...
Hakikat pemerintahan pusat dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia menurut U...Hakikat pemerintahan pusat dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia menurut U...
Hakikat pemerintahan pusat dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia menurut U...Shani Ulquiorra
 
PERTEMUAN 13 SISTEM PEMERINTAHAN DAN KELEMBAGAAN NEGARA.pptx
PERTEMUAN 13 SISTEM PEMERINTAHAN DAN KELEMBAGAAN NEGARA.pptxPERTEMUAN 13 SISTEM PEMERINTAHAN DAN KELEMBAGAAN NEGARA.pptx
PERTEMUAN 13 SISTEM PEMERINTAHAN DAN KELEMBAGAAN NEGARA.pptxRyanFanuchi
 

Similar to Paparan Prof. Dr. Aidul Fitriciada Azhari, S.H., M.Hum.pdf (20)

PPT SISTEM PEMBAGIAN KEKUASAAN BARU.pptx
PPT SISTEM PEMBAGIAN KEKUASAAN BARU.pptxPPT SISTEM PEMBAGIAN KEKUASAAN BARU.pptx
PPT SISTEM PEMBAGIAN KEKUASAAN BARU.pptx
 
Modul Ajar Hukum Kelembagaan Negara.pdf
Modul Ajar Hukum Kelembagaan  Negara.pdfModul Ajar Hukum Kelembagaan  Negara.pdf
Modul Ajar Hukum Kelembagaan Negara.pdf
 
Pengertian, Jenis-jenis Hukum Acara dan Penegak Hukum di Indonesia
Pengertian, Jenis-jenis Hukum Acara dan Penegak Hukum di IndonesiaPengertian, Jenis-jenis Hukum Acara dan Penegak Hukum di Indonesia
Pengertian, Jenis-jenis Hukum Acara dan Penegak Hukum di Indonesia
 
Bab IV Konstitusi dan Sistem Politik Nasional Indonesia
Bab IV Konstitusi dan Sistem Politik Nasional IndonesiaBab IV Konstitusi dan Sistem Politik Nasional Indonesia
Bab IV Konstitusi dan Sistem Politik Nasional Indonesia
 
MAHKAMAH KONSTITUSI.pptx
MAHKAMAH KONSTITUSI.pptxMAHKAMAH KONSTITUSI.pptx
MAHKAMAH KONSTITUSI.pptx
 
Pembentukan per uu (nindya)
Pembentukan per uu (nindya)Pembentukan per uu (nindya)
Pembentukan per uu (nindya)
 
Kehakiman
KehakimanKehakiman
Kehakiman
 
Wewenang dan Peran Lembaga-Lembaga Negara dalam Kekuasaan Kehakiman (Penegak ...
Wewenang dan Peran Lembaga-Lembaga Negara dalam Kekuasaan Kehakiman (Penegak ...Wewenang dan Peran Lembaga-Lembaga Negara dalam Kekuasaan Kehakiman (Penegak ...
Wewenang dan Peran Lembaga-Lembaga Negara dalam Kekuasaan Kehakiman (Penegak ...
 
Hukum kelembagaan negara
Hukum kelembagaan negaraHukum kelembagaan negara
Hukum kelembagaan negara
 
Penyelenggaraan kekuasaan kehakiman
Penyelenggaraan kekuasaan kehakimanPenyelenggaraan kekuasaan kehakiman
Penyelenggaraan kekuasaan kehakiman
 
PERATURAN DPR-RI NO.2 TAHUN 2015
PERATURAN DPR-RI NO.2 TAHUN 2015PERATURAN DPR-RI NO.2 TAHUN 2015
PERATURAN DPR-RI NO.2 TAHUN 2015
 
ASAS-HUKUM-ACARA-Negara
ASAS-HUKUM-ACARA-NegaraASAS-HUKUM-ACARA-Negara
ASAS-HUKUM-ACARA-Negara
 
Ringkasan PKN Kelompok 5 Bab 2( SMPN 256 Jakarta )
Ringkasan PKN Kelompok 5 Bab 2( SMPN 256 Jakarta )Ringkasan PKN Kelompok 5 Bab 2( SMPN 256 Jakarta )
Ringkasan PKN Kelompok 5 Bab 2( SMPN 256 Jakarta )
 
Wewenang
WewenangWewenang
Wewenang
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
 
Hakikat pemerintahan pusat dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia menurut U...
Hakikat pemerintahan pusat dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia menurut U...Hakikat pemerintahan pusat dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia menurut U...
Hakikat pemerintahan pusat dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia menurut U...
 
Isu-Isu Hukum dan Konstitusi Kontemporer
Isu-Isu Hukum dan Konstitusi KontemporerIsu-Isu Hukum dan Konstitusi Kontemporer
Isu-Isu Hukum dan Konstitusi Kontemporer
 
Uu 22 2004
Uu 22 2004Uu 22 2004
Uu 22 2004
 
PERTEMUAN 13 SISTEM PEMERINTAHAN DAN KELEMBAGAAN NEGARA.pptx
PERTEMUAN 13 SISTEM PEMERINTAHAN DAN KELEMBAGAAN NEGARA.pptxPERTEMUAN 13 SISTEM PEMERINTAHAN DAN KELEMBAGAAN NEGARA.pptx
PERTEMUAN 13 SISTEM PEMERINTAHAN DAN KELEMBAGAAN NEGARA.pptx
 
Struktur lembaga negara republik indonesia
Struktur lembaga negara republik indonesiaStruktur lembaga negara republik indonesia
Struktur lembaga negara republik indonesia
 

Paparan Prof. Dr. Aidul Fitriciada Azhari, S.H., M.Hum.pdf

  • 1. Aidul Fitriciada Azhari Anggota Komisi Yudisial RI
  • 2. DASAR HUKUM Pasal 24B UUD NRITahun 1945 UU Nomor 22Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial UU Nomor 18Tahun 2011 tentang Perubahan Atas UU Nomor 22Tahum 2004 tentang KomisiYudisial
  • 3. DASAR HUKUM Pasal 24B UUD NRITahun 1945 (1) KomisiYudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim. (2) Anggota KomisiYudisial harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela. (3) Anggota KomisiYudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. (4) Susunan, kedudukan, dan keanggotaan KomisiYudisial diatur dengan undang-undang.
  • 4. SEJARAH PEMBENTUKAN KomisiYudisial dibentuk sebagai hasil Amandemen UUD 1945 Sejak Perubahan Pertama UUD 1945, para Anggota PAH III BP MPR sudah membicarakan dan membahas tentang KomisiYudisial dengan fokus pada pentingnya pengawasan secara independen terhadap Mahkamah Agung dan badan peradilan di bawahnya serta mekanisme yang jelas tentang rekrutmen HakimAgung dan hakim pada badan peradilan di bawahnya.
  • 5. SEJARAH PEMBENTUKAN Pada Perubahan Ketiga akhirnya disepakati rumusan Pasal 24B UUD NRITahun 1945 dengan dua kewenangan konstitusional, yakni: (1) mengusulkan pengangkatan hakim agung; dan (2) mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim. KomisiYudisial dibentuk secara resmi tanggal 2 Agustus 2005 – terhitung sejak pengambilan sumpah anggota KY Periode 2005-2010.
  • 6. DASARTEORI: PRINSIPAL-AGEN  Teori Prinsipal-Agen berpendapat munculnya badan-badan independent (independent regulatory agencies) adalah karena badan kekuasaan pokok (main body -- legislative, eksekutif, yudikatif) sebagai principal mendelegasikan sebagian kewenangannya kepada badan kekuasaan tambahan (auxiliary body) sebagai agen untuk melaksanakannya secara mandiri. Berdasarkan teori ini, MA mendelegasikan sebagian kewenangan kepada KY untuk melakukan rekrutmen hakim dan pengawasan eksternal terhadap perilaku hakim. Sebelum terbentuk KY, menurut Pasal 8 UU No. 14/1985, DPR mengusulkan calon Hakim Agung kepada Presiden sebagai Kepala Negara setelah mendengar pertimbangan dari MA dan Pemerintah. Sementara menurut UU No. 39/1999 dibentuk Dewan Kehormatan Hakim (DKH) yang berwenang mengawasi perilaku hakim, memberikan rekomendasi mengenai perekrutan, promosi, dan mutasi hakim serta menyusun kode etik (code of conduct) bagi para hakim.
  • 7. DASARTEORI: ISOMORFISME HUKUM  Teori isomorfisme hukum memandang munculnya badan- badan independen pada tahun 1980an adalah akibat dari proses isomorfisme (peniruan) atas badan-badan serupa di negara- negara utama sebagai bagian dari agenda neo-liberalism dalam kehidupan pemerintahan yang menghendaki reduksi fungsi negara hingga minimal (minimal state).  KomisiYudisial muncul sebagai bagian dari reduksi atas kekuasaan MA dengan cara menyertakan anggota non-hakim dalam proses pengawasan secara independen
  • 8. DASARTEORI: JUDICIAL SELF-GOVERNMENT  Teori Judicial self-government berpendapat bahwa berkembangnya lembaga DewanYudisial atau yang serupa adalah bagian dari upaya untuk menjaga kemandirian peradilan dengan cara menyekat kewenangan eksekutif dalam urusan organisasi, administrasi, dan finansial badan-badan peradilan dengan menyerahkannya kepada lembaga independent di luar MA, sementara MA lebih memusatkan pada kewenangan teknis yudisial, yakni memeriksa, mengadili, dan memutus perkara oleh hakim serta administrasi perkara oleh panitera. Dengan demikian, hakim tidak dapat diintervensi oleh eksekutif, tetapi juga tidak bersifat mandiri terhadap MA.  Judicial self-government ini terutama terkait dengan sistem hukum sipil (civil law) yang mengenal sistem hakim karir.  KomisiYudisial RI tidak masuk kualifikasi “judicial self-government”
  • 9. SISTEM MANAJEMEN HAKIM Sistem Hukum Sipil (Civil Law) Hakim Karir Dewan Yudisial Sistem Hukum Kebiasaan (Common Law) Hakim Profesional Komisi Yudisial
  • 10. MANAJEMEN HAKIM : HUKUM SIPIL Sistem Hukum Sipil (Civil Law) Sistem karir dari pengangkatan hingga pensiun Direkrut dari sarjana hukum yg belum berpengalaman Status PNS di Kementrian Kehakiman/Kementrian lain Manajemen karir (Eropa Selatan) atau manajemen peradilan (Eropa Utara) oleh DewanYudisial Mengenal promosi-mutasi dan pendidikan hakim 10
  • 11. MANAJEMEN HAKIM : HUKUM KEBIASAAN Sistem Hukum Kebiasaan (Common Law) Sistem professional Diseleksi oleh KY (merit commission), diangkat oleh eksekutif, dipilih legislatif, atau dipilih secara langsung dari kalangan praktisi hukum yang berpengalaman Pejabat dengan masa jabatan terbatas disertai dengan pemilihan retensi Tidak mengenal promosi-mutasi dan pendidikan hakim 11
  • 12. MODEL DEWANYUDISIAL & KOMISIYUDISIAL • Model Eropa Selatan – urusan pengembangan karir hakim (Prancis, Italia, Portugal) • Model Eropa Utara – urusan manajemen dan administrasi peradilan (negara Skandinavia) Dewan Yudisial • Model AS-Inggris, yang memisahkan antara Judicial Appointmen Commission/JAC dan Judicial Conduct Commission/JCC • Model Legal Service Commission dengan menyatukan kewenangan rekrutmen dan perilaku hakim Komisi Yudisial
  • 13. BPK DPD MPR DPR Presiden Wk Presiden PEMDA Kementerian MA MK Komisi Yudisial Wantimpres UUD NRI Tahun 1945 KPU BI KEDUDUKAN KOMISIYUDISIAL DALAM SISTEM KETATANEGARAAN RI
  • 14. WEWENANG KOMISIYUDISIAL RI • mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di MahkamahAgung kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan Rekrutmen Hakim Agung dan Hakim Ad Hoc di MA • menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim; • menetapkan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) bersama-sama dengan Mahkamah Agung; dan • menjaga dan menegakkan pelaksanaan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim Pengawasan Perilaku Hakim
  • 15. WEWENANG PENGAWASAN HAKIM Pengawasan Hakim Hakim & Hakim Ad Hoc Mahkamah Agung Badan Peradilan di bawah MA
  • 16. PENGAWASAN PERILAKU HAKIM Pengawasan Perilaku Hakim Pengawasan Internal Mahkamah Agung (Bawas MA) Pengawasan Eskternal KomisiYudisial
  • 17. TUGAS PENGAWASAN PERILAKU HAKIM melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap perilaku Hakim; menerima laporan dari masyarakat berkaitan dengan pelanggaran Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim; melakukan verifikasi, klarifikasi, dan investigasi terhadap laporan dugaan pelanggaran Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim secara tertutup; memutuskan benar tidaknya laporan dugaan pelanggaran Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH); dan mengambil langkah hukum dan/atau langkah lain terhadap orang perseorangan, kelompok orang, atau badan hukum yang merendahkan kehormatan dan keluhuran martabat Hakim. mengupayakan peningkatan kapasitas dan kesejahteraan Hakim menganalisis putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap sebagai dasar rekomendasi untuk melakukan mutasi hakim.
  • 19. 19