SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Respiratory Distress
Syndrome (RDS)
Nama :
Pembimbing :
Terminologi lainnya
• Penyakit Membran Hialin (PMH)
• Hyaline Membrane Disease (HMD)
• Respiratory Distress Syndrome (RDS)
Definisi
• Suatu sindroma yang terjadi pada bayi prematur
karena imaturitas struktur paru dan insufisiensi
produksi surfaktan.
• Terjadi segera atau beberapa saat setelah lahir,
ditandai adanya kesukaran bernafas yang menetap
atau menjadi progresif dalam 48-96 jam pertama.
Etiologi
• Struktur paru yang imatur menyebabkan kurangnya surfaktan
Surfaktan berfungsi untuk
melawan surface tension dari
paru sehingga tidak kolaps.
Faktor Risiko
Fisiologi Surfaktan
• Pada alveolus terdapat pneumosit tipe 1 dan pneumosit tipe 2.
• Pneumosit tipe 2 merupakan pembentuk surfaktan.
• Surfaktan mulai ada di usia 20 minggu kehamilan dan matang setelah
35 minggu kehamilan.
Paru-paru memiliki surface tension
berfungsi untuk menurunkan area
permukaan alveolus dan menyebabkan
paru untuk cendrung kolaps.
Surfaktan berfungsi untuk mengurangi
surface tension tersebut sehingga paru
tidak kolaps ketika melakukan ekspirasi.
Patofisiologi RDS 1. Faktor risiko menyebabkan
penurunan surfaktan.
2. Terjadi atelectasis.
3. Terjadi hipoventilasi karena proses
atelectasis.
4. Terjadi gangguan perfusi.
5. Menyebabkan penurunan pO2
dan PH.
6. Terjadi kenaikan pCO2.
7. Hipoventilasi menyebabkan
terjadinya vasokonstriksi
pulmonal.
8. Menyebabkan gangguan perfusi
alveol sehingga sel tidak bisa
metabolisme.
9. Surfaktan tidak bisa terbentuk
Manifestasi Klinis
Bayi kurang bulan disertai adanya :
o Takipneu (>60x/menit)
o Retraksi intercostae dan subcostae
o Pernafasan cuping hidung
o Sianosis yang menetap atau progresif setelah 48-72 jam pertama
kehidupan
Gejala mulai terjadi biasanya dalam 24 jam pertama kehidupan.
Klasifikasi Berat (Downe Score)
Diagnosis
• Anamnesis
- Riwayat prematur
- Ibu dengan DM
- Riwayat RDS sebelumnya
- Riwayat gawat janin
• Pemeriksaan Fisik
- Takipnea (frekuensi nafas > 60 x/menit)
- Grunting atau nafas merintih
- Retraksi dinding dada
- Kadang dijumpai sianosis (pada udara kamar)
- Tanda prematuritas
- Hipotermia, edema paru, edema perifer
Pemeriksaan Radiologis
• X-ray AP dan Lateral
Gambaran ground glass appearance + air bronchogram
4 Stadium
Stage I  Gambaran reticulogranular
Stage II  Stage I disertai air bronchogram di luar
bayangan jantung
Stage III  Stage II disertai kesukaran menentukan
batas jantung - paru
Stage IV  Stage III disertai gambaran white lung
Gambaran Ground Glass Appearance
dengan corakan air bronchogram
(panah)
Sugestif RDS
Pemeriksaan Laboratorium
• Darah lengkap dan Kultur darah  mencari ada tidaknya infeksi.
• Analisa Gas Darah
- PaCO2 > 50 mmhg
- PaO2 < 60 mmHg
- SaO2 < 90%
• Rasio Lesitin / Sfingomielin pada cairan paru < 2 : 1
• Tes Kocok (Shake Test)
Aspirat lambung diambil melalui nasogastric tube pada neonatus  lalu ditambahkan alcohol 96% 
dicampur di dalam tabung 4 ml  kemudian dikocok selama 15 detik  didiamkan selama 15 menit
Pembacaan :
o Positif  bila terlihat gelembung udara yang membentuk cincin di atas permukaan cairan dalam
tabung reaksi.
o Negatif  bila tidak terlihat gelembung artinya; tidak terdapat surfaktan didalam cairan dan
kemungkinan bayi untuk menderita HMD lebih besar.
o Ragu  bila terdapat gelembung tetapi tidak terbentuk cincin artinya waspada terhadap
kemungkinan bayi HMD
Tes kocok (Shake Test)
Differensial Diagnosis
• TTN (Transient Tachypnea of The Newborn)
- Gangguan resorbsi cairan
- Gejala membaik dalam 24 jam
- Densitas perihilus naik, gambaran efusi
• Pneumothorax
- Lebih akut
- Gerakan asimetris
- Suaran nafas berkurang
- Radiologi hiperlusen avascular 1 sisi
• PJB Sianotik
- Hipoksik spell (sianosis ketika menangis)
- Mur-mur pada pemeriksaan fisik
- Tidak tampak gambaran ground glass opacity pada x-ray
- Boot shaped pada Tetralogy of Fallot
Tatalaksana
• Jaga airway bersih dan terbuka
• Terapi oksigen
- Pemberian nasal canul untuk pertahankan PaO2 50 – 70 mmHg
- Jika gagal dengan FiO2 60%  CPAP dengan PEEP 5 – 10 cm H2O
Pemberian ventilator mekanik diberikan pada RDS berat dengan kriteria
 pH darah arteri <7,2 gr/dl
 PCO2 darah arteri 60 mmHg atau lebih
 PO2 darah arteri 50 mmHg atau kurang pada konsentrasi oksigen 70-100%
dan tekanan CPAP 6-10 cmH2O
 Apneu persisten
• Jaga kehangatan
• Cairan IV
• Terapi nutrisi
Terapi Surfaktan
• Surfaktan diberikan dalam 24 jam pertama jika bayi terbukti mengalami RDS.
• Syarat pemberian surfaktan:
 Diberikan oleh dokter yang memiliki kualifikasi resusitasi neonatal dan tata laksana
respiratorik serta mampu memberi perawatan pada bayi hingga setelah satu jam pertama
stabilisasi.
 Tersedia staf yang berpengalaman dalam tata laksana ventilasi bayi berat lahir rendah.
 Peralatan pemantauan (radiologi, analisis gas darah, dan pulse oximetry) harus tersedia.
 Terdapat protokol pemberian surfaktan yang disetujui oleh institusi bersangkutan.
Tatalaksana Bedah
• Dilakukan jika timbul komplikasi yang bersifat fatal seperti
pneumotoraks, pneumomediastinum dan emfisema
subkutan.
Komplikasi
Akut
- Pneumothorax
- Pneumomediastinum
- Emfisema interstitial paru
Kronis
- BPD (Bronchopulmonary Dysplasia)
- Neurodevelopmental delay
- Cerebral palsy
Pencegahan
• Mencegah persalinan prematur.
• Pemberian kortikosteroid antenatal pada kehamilan berisiko.
• Pemberian tokolitik untuk mencegah preterm labour.
• Mengelola ibu dengan DM.
Prognosis
• Prognosis bayi yang ditangani dengan steroid antenatal, respiratory
support, dan terapi surfaktan eksogen adalah sangat baik. Kematian
kurang dari 10%.
• Bayi yang tidak menerima intervensi di negara-negara berpenghasilan
rendah, di mana tingkat kematian bayi prematur dengan RDS secara
signifikan lebih tinggi, kadang-kadang mendekati 100%.
Kesimpulan
• RDS adalah suatu sindroma yang terjadi pada bayi prematur karena imaturitas struktur
paru dan insufisiensi produksi surfaktan.
• Terjadi pada bayi prematur dan insidennya secara proporsional berlawanan dengan usia
gestasi dan berat lahir.
• Radiologi berupa pola retikulogranular yang disebut dengan ground glass appearance,
disertai dengan gambaran air bronchogram dapat ditemukan pada pasien RDS.
• Penatalaksaan pasien RDS berupa menjaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka, terapi
oksigen sesuai dengan kondisi, jaga kehangatan, pemberian infus cairan intravena, dan
pemberian nutrisi.
• Pemberian surfaktan dilakukan bila memenuhi persyaratan dan diberikan dalam 24 jam
pertama jika bayi terbukti mengalami penyakit membran hialin.
• Prognosis bayi yang ditangani dengan steroid antenatal, respiratory support, dan terapi
surfaktan eksogen adalah sangat baik.
Respiratory Distress Syndrome (RDS).pptx

More Related Content

What's hot

refrat persalinan normal ( 2-08-2013 RSUD SERANG )
 refrat  persalinan normal ( 2-08-2013 RSUD SERANG ) refrat  persalinan normal ( 2-08-2013 RSUD SERANG )
refrat persalinan normal ( 2-08-2013 RSUD SERANG )
Dea Noviana
 
Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13
tristyanto
 
10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia
Joni Iswanto
 
1. ppt kasus peb+ impending eklamsia
1. ppt kasus peb+ impending eklamsia 1. ppt kasus peb+ impending eklamsia
1. ppt kasus peb+ impending eklamsia
Kohita Perdana
 

What's hot (20)

Skrining kanker cerviks dengan IVA
Skrining kanker cerviks dengan IVASkrining kanker cerviks dengan IVA
Skrining kanker cerviks dengan IVA
 
Distosia Bahu final
Distosia Bahu finalDistosia Bahu final
Distosia Bahu final
 
Pemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan GinekologiPemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan Ginekologi
 
Tatalaksana Gawat Nafas Pada Neonatus
Tatalaksana Gawat Nafas Pada NeonatusTatalaksana Gawat Nafas Pada Neonatus
Tatalaksana Gawat Nafas Pada Neonatus
 
Partus Lama final
Partus Lama finalPartus Lama final
Partus Lama final
 
refrat persalinan normal ( 2-08-2013 RSUD SERANG )
 refrat  persalinan normal ( 2-08-2013 RSUD SERANG ) refrat  persalinan normal ( 2-08-2013 RSUD SERANG )
refrat persalinan normal ( 2-08-2013 RSUD SERANG )
 
2.pemeriksaan ginekologi
2.pemeriksaan ginekologi2.pemeriksaan ginekologi
2.pemeriksaan ginekologi
 
Ketuban pecah dini
Ketuban pecah diniKetuban pecah dini
Ketuban pecah dini
 
Rumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack ConvertedRumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack Converted
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normal
 
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARUCASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
 
Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13
 
10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia
 
PEDIATRIC ASSESSMENT TRIANGLE.pptx
PEDIATRIC ASSESSMENT TRIANGLE.pptxPEDIATRIC ASSESSMENT TRIANGLE.pptx
PEDIATRIC ASSESSMENT TRIANGLE.pptx
 
Proses persalinan normal
Proses persalinan normalProses persalinan normal
Proses persalinan normal
 
Preeklampsia
PreeklampsiaPreeklampsia
Preeklampsia
 
PPT Hernia Diafragmatika
PPT Hernia DiafragmatikaPPT Hernia Diafragmatika
PPT Hernia Diafragmatika
 
1. ppt kasus peb+ impending eklamsia
1. ppt kasus peb+ impending eklamsia 1. ppt kasus peb+ impending eklamsia
1. ppt kasus peb+ impending eklamsia
 
Tanda tanda kehamilan
Tanda tanda kehamilanTanda tanda kehamilan
Tanda tanda kehamilan
 
DISPROPORSI KEPALA PANGGUL
DISPROPORSI KEPALA PANGGULDISPROPORSI KEPALA PANGGUL
DISPROPORSI KEPALA PANGGUL
 

Similar to Respiratory Distress Syndrome (RDS).pptx

Deteksi Dini Gangguan Napas Pada Neonatus Dan Aplikasi Ponek
Deteksi Dini Gangguan Napas Pada Neonatus Dan Aplikasi PonekDeteksi Dini Gangguan Napas Pada Neonatus Dan Aplikasi Ponek
Deteksi Dini Gangguan Napas Pada Neonatus Dan Aplikasi Ponek
msholehkosim
 
Deteksi Dini Gangguan Napas Pada Neonatus Dan Aplikasi Ponek
Deteksi Dini Gangguan Napas Pada Neonatus Dan Aplikasi PonekDeteksi Dini Gangguan Napas Pada Neonatus Dan Aplikasi Ponek
Deteksi Dini Gangguan Napas Pada Neonatus Dan Aplikasi Ponek
msholehkosim
 
Asfiksi neonatum
Asfiksi neonatumAsfiksi neonatum
Asfiksi neonatum
Wahyu Nurse
 
penanganan-terkini-bayi-prematur.pdf
penanganan-terkini-bayi-prematur.pdfpenanganan-terkini-bayi-prematur.pdf
penanganan-terkini-bayi-prematur.pdf
SdewiPw
 

Similar to Respiratory Distress Syndrome (RDS).pptx (20)

ka_.172_slide_gawat_napas_pada_neonatus.pdf
ka_.172_slide_gawat_napas_pada_neonatus.pdfka_.172_slide_gawat_napas_pada_neonatus.pdf
ka_.172_slide_gawat_napas_pada_neonatus.pdf
 
Deteksi Dini Gangguan Napas Pada Neonatus Dan Aplikasi Ponek
Deteksi Dini Gangguan Napas Pada Neonatus Dan Aplikasi PonekDeteksi Dini Gangguan Napas Pada Neonatus Dan Aplikasi Ponek
Deteksi Dini Gangguan Napas Pada Neonatus Dan Aplikasi Ponek
 
Deteksi Dini Gangguan Napas Pada Neonatus Dan Aplikasi Ponek
Deteksi Dini Gangguan Napas Pada Neonatus Dan Aplikasi PonekDeteksi Dini Gangguan Napas Pada Neonatus Dan Aplikasi Ponek
Deteksi Dini Gangguan Napas Pada Neonatus Dan Aplikasi Ponek
 
Yohan Parulian Sinaga Pneumothorax.pptx
Yohan Parulian Sinaga Pneumothorax.pptxYohan Parulian Sinaga Pneumothorax.pptx
Yohan Parulian Sinaga Pneumothorax.pptx
 
Yohan Parulian Sinaga Pneumothorax.pptx
Yohan Parulian Sinaga Pneumothorax.pptxYohan Parulian Sinaga Pneumothorax.pptx
Yohan Parulian Sinaga Pneumothorax.pptx
 
Makalah rds
Makalah rdsMakalah rds
Makalah rds
 
CHRONIC OBTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD)
CHRONIC OBTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD)CHRONIC OBTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD)
CHRONIC OBTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD)
 
Makalah rds
Makalah rdsMakalah rds
Makalah rds
 
Penanganan kegawatan neonatus
Penanganan kegawatan neonatusPenanganan kegawatan neonatus
Penanganan kegawatan neonatus
 
Bayi dengan ards
Bayi dengan ardsBayi dengan ards
Bayi dengan ards
 
Apnea pada neonatus
Apnea pada neonatusApnea pada neonatus
Apnea pada neonatus
 
Konsep medis
Konsep medisKonsep medis
Konsep medis
 
Rds
RdsRds
Rds
 
Gawat napas-pada-neonatus
Gawat napas-pada-neonatusGawat napas-pada-neonatus
Gawat napas-pada-neonatus
 
Bronkopneumonia pada anak.pptx
Bronkopneumonia pada anak.pptxBronkopneumonia pada anak.pptx
Bronkopneumonia pada anak.pptx
 
TTN Bayi.pptx
TTN Bayi.pptxTTN Bayi.pptx
TTN Bayi.pptx
 
141371553 woc-rds
141371553 woc-rds141371553 woc-rds
141371553 woc-rds
 
pnemoni anak.pptx
pnemoni anak.pptxpnemoni anak.pptx
pnemoni anak.pptx
 
Asfiksi neonatum
Asfiksi neonatumAsfiksi neonatum
Asfiksi neonatum
 
penanganan-terkini-bayi-prematur.pdf
penanganan-terkini-bayi-prematur.pdfpenanganan-terkini-bayi-prematur.pdf
penanganan-terkini-bayi-prematur.pdf
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 

Respiratory Distress Syndrome (RDS).pptx

  • 2. Terminologi lainnya • Penyakit Membran Hialin (PMH) • Hyaline Membrane Disease (HMD) • Respiratory Distress Syndrome (RDS)
  • 3. Definisi • Suatu sindroma yang terjadi pada bayi prematur karena imaturitas struktur paru dan insufisiensi produksi surfaktan. • Terjadi segera atau beberapa saat setelah lahir, ditandai adanya kesukaran bernafas yang menetap atau menjadi progresif dalam 48-96 jam pertama.
  • 4. Etiologi • Struktur paru yang imatur menyebabkan kurangnya surfaktan Surfaktan berfungsi untuk melawan surface tension dari paru sehingga tidak kolaps.
  • 6. Fisiologi Surfaktan • Pada alveolus terdapat pneumosit tipe 1 dan pneumosit tipe 2. • Pneumosit tipe 2 merupakan pembentuk surfaktan. • Surfaktan mulai ada di usia 20 minggu kehamilan dan matang setelah 35 minggu kehamilan.
  • 7. Paru-paru memiliki surface tension berfungsi untuk menurunkan area permukaan alveolus dan menyebabkan paru untuk cendrung kolaps.
  • 8. Surfaktan berfungsi untuk mengurangi surface tension tersebut sehingga paru tidak kolaps ketika melakukan ekspirasi.
  • 9. Patofisiologi RDS 1. Faktor risiko menyebabkan penurunan surfaktan. 2. Terjadi atelectasis. 3. Terjadi hipoventilasi karena proses atelectasis. 4. Terjadi gangguan perfusi. 5. Menyebabkan penurunan pO2 dan PH. 6. Terjadi kenaikan pCO2. 7. Hipoventilasi menyebabkan terjadinya vasokonstriksi pulmonal. 8. Menyebabkan gangguan perfusi alveol sehingga sel tidak bisa metabolisme. 9. Surfaktan tidak bisa terbentuk
  • 10. Manifestasi Klinis Bayi kurang bulan disertai adanya : o Takipneu (>60x/menit) o Retraksi intercostae dan subcostae o Pernafasan cuping hidung o Sianosis yang menetap atau progresif setelah 48-72 jam pertama kehidupan Gejala mulai terjadi biasanya dalam 24 jam pertama kehidupan.
  • 12. Diagnosis • Anamnesis - Riwayat prematur - Ibu dengan DM - Riwayat RDS sebelumnya - Riwayat gawat janin • Pemeriksaan Fisik - Takipnea (frekuensi nafas > 60 x/menit) - Grunting atau nafas merintih - Retraksi dinding dada - Kadang dijumpai sianosis (pada udara kamar) - Tanda prematuritas - Hipotermia, edema paru, edema perifer
  • 13. Pemeriksaan Radiologis • X-ray AP dan Lateral Gambaran ground glass appearance + air bronchogram 4 Stadium Stage I  Gambaran reticulogranular Stage II  Stage I disertai air bronchogram di luar bayangan jantung Stage III  Stage II disertai kesukaran menentukan batas jantung - paru Stage IV  Stage III disertai gambaran white lung
  • 14. Gambaran Ground Glass Appearance dengan corakan air bronchogram (panah) Sugestif RDS
  • 15.
  • 16. Pemeriksaan Laboratorium • Darah lengkap dan Kultur darah  mencari ada tidaknya infeksi. • Analisa Gas Darah - PaCO2 > 50 mmhg - PaO2 < 60 mmHg - SaO2 < 90% • Rasio Lesitin / Sfingomielin pada cairan paru < 2 : 1 • Tes Kocok (Shake Test)
  • 17. Aspirat lambung diambil melalui nasogastric tube pada neonatus  lalu ditambahkan alcohol 96%  dicampur di dalam tabung 4 ml  kemudian dikocok selama 15 detik  didiamkan selama 15 menit Pembacaan : o Positif  bila terlihat gelembung udara yang membentuk cincin di atas permukaan cairan dalam tabung reaksi. o Negatif  bila tidak terlihat gelembung artinya; tidak terdapat surfaktan didalam cairan dan kemungkinan bayi untuk menderita HMD lebih besar. o Ragu  bila terdapat gelembung tetapi tidak terbentuk cincin artinya waspada terhadap kemungkinan bayi HMD Tes kocok (Shake Test)
  • 18. Differensial Diagnosis • TTN (Transient Tachypnea of The Newborn) - Gangguan resorbsi cairan - Gejala membaik dalam 24 jam - Densitas perihilus naik, gambaran efusi • Pneumothorax - Lebih akut - Gerakan asimetris - Suaran nafas berkurang - Radiologi hiperlusen avascular 1 sisi
  • 19. • PJB Sianotik - Hipoksik spell (sianosis ketika menangis) - Mur-mur pada pemeriksaan fisik - Tidak tampak gambaran ground glass opacity pada x-ray - Boot shaped pada Tetralogy of Fallot
  • 20. Tatalaksana • Jaga airway bersih dan terbuka • Terapi oksigen - Pemberian nasal canul untuk pertahankan PaO2 50 – 70 mmHg - Jika gagal dengan FiO2 60%  CPAP dengan PEEP 5 – 10 cm H2O
  • 21. Pemberian ventilator mekanik diberikan pada RDS berat dengan kriteria  pH darah arteri <7,2 gr/dl  PCO2 darah arteri 60 mmHg atau lebih  PO2 darah arteri 50 mmHg atau kurang pada konsentrasi oksigen 70-100% dan tekanan CPAP 6-10 cmH2O  Apneu persisten • Jaga kehangatan • Cairan IV • Terapi nutrisi
  • 22. Terapi Surfaktan • Surfaktan diberikan dalam 24 jam pertama jika bayi terbukti mengalami RDS. • Syarat pemberian surfaktan:  Diberikan oleh dokter yang memiliki kualifikasi resusitasi neonatal dan tata laksana respiratorik serta mampu memberi perawatan pada bayi hingga setelah satu jam pertama stabilisasi.  Tersedia staf yang berpengalaman dalam tata laksana ventilasi bayi berat lahir rendah.  Peralatan pemantauan (radiologi, analisis gas darah, dan pulse oximetry) harus tersedia.  Terdapat protokol pemberian surfaktan yang disetujui oleh institusi bersangkutan.
  • 23.
  • 24. Tatalaksana Bedah • Dilakukan jika timbul komplikasi yang bersifat fatal seperti pneumotoraks, pneumomediastinum dan emfisema subkutan.
  • 25. Komplikasi Akut - Pneumothorax - Pneumomediastinum - Emfisema interstitial paru Kronis - BPD (Bronchopulmonary Dysplasia) - Neurodevelopmental delay - Cerebral palsy
  • 26. Pencegahan • Mencegah persalinan prematur. • Pemberian kortikosteroid antenatal pada kehamilan berisiko. • Pemberian tokolitik untuk mencegah preterm labour. • Mengelola ibu dengan DM.
  • 27. Prognosis • Prognosis bayi yang ditangani dengan steroid antenatal, respiratory support, dan terapi surfaktan eksogen adalah sangat baik. Kematian kurang dari 10%. • Bayi yang tidak menerima intervensi di negara-negara berpenghasilan rendah, di mana tingkat kematian bayi prematur dengan RDS secara signifikan lebih tinggi, kadang-kadang mendekati 100%.
  • 28. Kesimpulan • RDS adalah suatu sindroma yang terjadi pada bayi prematur karena imaturitas struktur paru dan insufisiensi produksi surfaktan. • Terjadi pada bayi prematur dan insidennya secara proporsional berlawanan dengan usia gestasi dan berat lahir. • Radiologi berupa pola retikulogranular yang disebut dengan ground glass appearance, disertai dengan gambaran air bronchogram dapat ditemukan pada pasien RDS. • Penatalaksaan pasien RDS berupa menjaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka, terapi oksigen sesuai dengan kondisi, jaga kehangatan, pemberian infus cairan intravena, dan pemberian nutrisi. • Pemberian surfaktan dilakukan bila memenuhi persyaratan dan diberikan dalam 24 jam pertama jika bayi terbukti mengalami penyakit membran hialin. • Prognosis bayi yang ditangani dengan steroid antenatal, respiratory support, dan terapi surfaktan eksogen adalah sangat baik.

Editor's Notes

  1. Nama lain RDS adalah HMD
  2. Baca aja lalu kasi liat bahwa kalau RDS parunya kolaps kaya digambar
  3. Intinya yang meningkatkan risiko terjadinya RDS ketika anakny lahir premature jadi - korioamnionitis  cito terminasi walaupun preter, Gemeli  premature DM IBU  BAYI BESAR JADI LAHIR PREMATUR MALNUTRISI  BAYI IUGR DAN LAHIR PREMATUR DLL nanti liat di slide Selain itu juga ada faktor yang nurunin risiko kejadian RDS itu bisa diliat di gambar
  4. Aspirat lambung  cairan lambung
  5. Kiri gambar nasal canule Kanan gambar cpap