SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
Pembelajaran dengan Permainan Terapeutik untuk Mengkonstruk Pengetahuan pada Anak
Tunagrahita di SLB Negeri Jombang
Oleh : Eka Mei Nuraini
ekameinuraini@gmail.com
Abstrak
Anak berkebutuhan khusus mempunyai karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya.
Salah sat yang termasuk ABK adalah tunagrahita. Karakteristik tunagrahita dalam keterbatasan intelegensi
adalah kemampuan belajar anak sangat kurang, terutama yang bersifat abstrak, seperti membaca dan
menulis, belajar dan berhitung sangat terbatas. Berdasarkan permasalahan tersebut pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan permainan terapeutik untuk mengkonstruk pengetahuan pada anak tunagrahita di
SLB Negeri Jombang diharapkan mampu untuk memperbaiki hasil belajar siswa.
Berdasarkan observasi dan wawancara secara langsung proses belajar mengajar di kelas Tunagrahita
selama ini dalam proses belajar mengajar di kelas menggunakan model pembelajaran kontekstual,
kooperatif, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran individual dan lainnya. Untuk meningkatkan hasil
belajar siswa maka pembelajaran dengan permainan terapeutik dengan pola gerak irama dapat membantu
siswa dalam memahami materi dan dapat mengkonstruk pengtahuan siswa. Sehingga siswa dapat
mengkomunikasikan argumentasinya melalui aplikasi gerak irama. Hasil observasi yang didapatkan
menyatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan permainan terapeutik sangat efektif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa tunagrahita. Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara secara
langsung diketahui bahwa kualifikasi guru kelas tunagrahita pada kategori yang baik dan fasilitas yang
didapatkan oleh siswa juga cukup baik.
Kata Kunci : Permainan Terapeutik, Pembelajaran, Tunagrahita
Abstract
Special needs children have special characteristics different from most children. One of the sat scores that
includes ABK is fiancee. The characteristics of interest in intelligence limitation are that children's learning
skills are lacking, especially those that are abstract, like reading and writing, learning and arithmetic are very
limited. Based on these issues, learning by using a therapeutic game approach to build knowledge of an
eligible child in the country of jombang is expected to improve the study of the students.
Based on direct observation and interview the teaching process of the engagement class has been in the
class's teaching process using a contextual, cooperative, problem-based learning, individual and other
learning. To increase students' learning outcomes then learning by therapeutic games with rhythmic
movement patterns can help students in understanding the material and can construct students' memories. So
that students can communicate the argument through an application of rhythmic movement. The observation
result proclaims that study with a therapeutic play approach is very effective for improving the results of
student learning. Based on data obtained from interviews it is also known that the qualification of a good
class and the facilities the student provides are also good enough.
Keywords : Therapeutic Game, Learning, Mentally Disabled
A. Pendahuluan
Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan
anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik.
Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa,
tunalaras, kesulitan belajar, gangguan perilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan.
Istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena
karakteristik dan hambatan yang dimiliki. ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan
khusus yang sesuai dengan kemampuan dan potensi mereka.
Menurut Aqila (2010:49) tunagrahita merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut
anak atau orang yang memiliki kemampuan intelektual di bawah rata-rata atau bisa juga disebut
dengan retardasi mental. Tunagrahita ditandai dengan keterbatasan intelegensi dan
ketidakcakapan dalam interaksi sosial. Keterbatasan inilah yang membuat para tunagrahita sulit
untuk mengikuti program pendidikan seperti anak pada umumnya. Oleh karena itu, anak-anak ini
membutuhkan sekolah khusus dengan pendidikan yang khusus pula.
Karakteristik tunagrahita dalam keterbatasan intelegensi adalah kemampuan belajar anak
sangat kurang, terutama yang bersifat abstrak, seperti membaca dan menulis, belajar dan
berhitung sangat terbatas. Keterbatasan sosial pada anak tunagrahita yaitu mengalami hambatan
damalam mengurus dirinya didalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, mereka
membutuhkan bantuan bantuan. Anak tunagrahita cenderung berteman dengan anak yang lebih
muda usiannya, ketergantungan terhadap orangtua sangat besar, tidak mampu memikul tanggung
jawab sosial dengan bijaksana sehingga mereka harus selalu dibimbing dan diawasi.
Keterbatasan fungsi mental lainnya pada anak tunagrahita memerlukan waktu yang lebih lama
dalam menyelesaikan reaksi pada situasi yang baru dikenalnya. Mereka memperlihatkan reaksi
terbaiknya bila mengikuti hal-hal yang rutin dan konsisten. Anak tunagrahita tidak dapat
menghadapi suatu kegiatan atau tugas dalam jangka waktu yang lama. Mereka memiliki
keterbatasan dalam bahasa, bukan mengalami kerusakan artikulasi, melainkan karena pusat
pengelolaan pengindraan kurang berfungsi. Mereka membutuhkan kata-kata konkret yang sering
didengarnya.
Berdasarkan tinggi rendahnya kecerdasan intelegensi yang diukur dengan menggunakan tes
Stanford Binet daan skala Wescheler (WISC), tunagrahita digolongkan menjadi empat golongan
yaitu golongan dengan kategori ringan memiliki IQ 50 sampai 70, untuk golongan dengan
kategori sedang memiliki IQ 35-55, untuk kategori berat memiliki IQ 20-45, dan kategori sangat
berat memiliki IQ sangat rendah yaitu dibawah 25. Suatu pembelajaran di kelas idealnya bersifat
individual tetapi hal tersebut dianggap sulit bagi sebagian guru kelas. Kesulitan tersebut
berkaitan dengan dua hal yaitu kesulitan menyusun program pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan setiap peserta didik dan kesulitan mencari bentuk-bentuk tindakan yang dianggap
cocok dengan peserta didik.
Menurut Delphie (2009:184) pengetahuan guru tentang perkembangan, kemampuan, dan
kelemahan fungsional perserta didiknya mengharuskan seorang guru untuk mampu menyusun
program kegiatan belajar mengajar bersifat individual terutama dengan memanfaatkan media
pola gerak irama sebagai inti permainan terapeutik yang sesuaikan dengan kondisi dan
karakteristik khusus pada peserta didik. Permainan terapeutik dengan media gerak irama tersebut
diharapkan dapat menyenangkan dan tidak menjemukan peserta didik. Program pembelajaran
yang berisikan tindakan khusus (dalam hal ini berupa pola gerak irama yang diramu dalam suatu
permainan yang bersifat terapeutik) diharapkan dapat memberikan penguatan atau penurunan
suatu perilaku atau kompetensi tertentu sebagai sebagai sasaran utama keluarannya. Permainan
terapeutik merupakan permainan yang memperbolehkan anak-anak untuk mencurahkan pikiran
dan perasaannya, memahami kenyataan, mengatasi konflik dalam dirinya dan kemampuan dalam
mengatasi secara efektif.
Pada gerak irama dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan pembelajaran. Alasan
utama mengapa gerak irama digunakan sebagai suatu pendekatan pembelajaran di SLB Negeri
Jombang adalah berdasarkan tujuan utama munculnya gerak irama serta asumsi yang
menyatakan bahwa gerak irama mempunyai kepentingan dalam mengembangkan potensi dan
kemampuan perkembangan kognitif dan sosial setiap peserta didik untuk mencapai komptensi
dirinya secara bulat dan utuh.
B. Metode
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode etnografi, dengan teknik
pengumpulan data berdasarkan dengan wawancara guru kelas dan hasil observasi di SLB Negeri
Jombang. Satori (2009:25) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan
penelitian yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara
benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan
yang diperoleh dari situasi yang alamiah.
Waktu dan Tempat Penelitian
Tempat peneliitian ini dilakukan di SLB Negeri Jombang, mengambil kelas C yaitu kelas
Tunagrahita pada semester gasal tahun ajaran 2019/2020. Waktu penelitian dilaksanakan pada
hari senin tanggal 30 Desember 2019.
Subjek dan Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode populasi yitu metode yang mengambil seluruh subjek
yang ada sebagai sumber data. Subjek atau responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas C
yaitu kelas Tunagrahita dan guru kelas Tunagrahita. Objek penelitian ini adalah proses belajar
mengajar dengan menggunakan pendekatan permaianan terapeutik atau permainan yang intinya
adalah menggunakan pola gerak irama.
Data dan Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data kualifikasi guru kelas tunagrahita dilakukan dengan wawancara secara
langsung. Pengumpulan data input fasilitas dan proses pembelajaran menggunakan dokumentasi
dan wawancara secara langsung. Data kualifikasi guru, input fasilitas dan proses pembelajaran
berupa data kualitatif.
Teknik Analisis Data
Data kualifikasi guru, input fasilitas, dan proses berupa data kualitatif sehingga dianalisis
dengan teknik deskriptif. tif
C. Pembahasan
Setiap pembelajaran di kelas idealnya bersifat individual, tetapi hal tersebut masih dianggap
sulit bagi sebagian besar guru kelas. Kesulitan tersebut berkaitan dengan dua hal, yaitu kesulitan
menyusun program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan setiap peserta didik dan
kesulitan mencari bentuk-bentuk intervensi yang dianggap cocok dengan kebutuhan setiap
peserta didik. Kebutuhan peserta didik sebenarnya dapat dilihat melalui hasil observasi guru
kelas secara langsung dan hasil asesmen yang berkaitan dengan krakteristik khusus setiap peserta
didik. Berdasarkan data mengenai kaakteristik khusus tersebut, seorang guru dapat mencari dan
menyusun strategi pembelajaran dengan menggunakan intervensi khusus sehingga kegiatan
belajar mengajar tidak mengalami ke jenuhan dan kehilangan bentuk sasaran akhir.
Bentuk sasaran akhir dapat berupa sasaran antara (terminal objective) maupun sasaran
tahunan (annual goals) yang hendak dicapai dalam program pembelajaran yang disusun oleh
guru kelas.
Pengetahuan guru tentang perkembangan, kemampuan, dan kelemahan fungsional peserta
didik mengharuskan seorang guru untuk mampu menyusun program kegiatan belajar mengajar
yang bersifat individual, terutama dengan memanfaatkan media pola gerak irama sebagai inti
permainan terapeutik yang disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik khusus peserta didik.
permainan terapeutik dengan media gerak irama tersebut diharapkan dapat menyenangkan dan
tidak menjemuhkan peserta didiknya. Program pembelajaran semacam itu tentunya disesuaikan
pula dengan kurikulum tiap satuan pendidikan yang ditunjukan pada pemberian penyembuhan
melalui intervensi khusus dari guru sehingga dapat lebih memanipulasi alat atau media, sumber
bahan, serta situasi lingkungan sekolah.
Lingkungan sekolah, khususnya saat terjadi peristiwa tertentu (event) dapat memberikan
inspirasi terhadap guru untuk memanfaatkan momentum tersebut sebagai bentuk intervensi
pembelajaran. kesadaran guru terhadap momentum tersebut dapat dilihat saat guru memberikan
pembelajaran dengan sasarannya berupa perilaku atau kompetensi tertentu yang selalu
disesuaikan dengan tingkat kelemahan dan kekuatan yang dimiliki setiap peserta didik. Proses
pembelajaran individual yang memuat suatu sasaran perilaku tertentu memungkinkan seorang
guru mampu memberikan latihan-latihan khusus yang didalamnya berisikan bentuk pola gerak
khususnya sebagai intervensi guru. Intervensi guru umumnya selalu diikuti dengan penerapan
disiplin terhadap pesertaa didik dalamm upaya mengahasilkan sasaran perilaku (termasuk di
dalamnya adalah kompetensi peserta didik) yang diinginkan selaras dengan program
pembelajaran individual.
Program pembelajaran yang berisikan intervensi khusus (hal ini berupa pola gerak irama
yang diramu dalam suatu permainan yang bersifat terapeutik) diharapkan dapat memberikan
penguatan atau penurunan suatu perilaku atau kompetensi tertentu sebagai sasaran utama
keluarannya. Pendekatan semacam ini lebih dikenal sebagai bentuk pendekatan pembelajaran
dengan menggunakan Model Perkembangan Sosial yang Beraneka Segi (The Multifaceted Social
Development Model atau Model ABC). Model meliputi hubungan kerja sama antara antencedent
conditions, related personal characteristics, behavior target, dan concequences.
Alasan mengapa gerak irama digunakan sebagai satu pendekatan pembelajaran di sekolah
adalah berdasarkan tujuan utama munculnya gerak irama serta asumsi yang menyatakan bahwa
pola gerak irama mempunyai kepentingan dalam mengembangkan potensi dan kemampuan
perkembangan kognitif dan sosial setiap peserta didik untuk mencapai kompetensi dirinya secara
bulat dan utuh. Pernyataan-pernyataan berkaitan dengan gerak irama sebagai berikut.
a. Gerakan irama sudah dilakukan sejak seorang anak dilahirkan. Gerak yang dilakukan
secara berirama oleh seorang anak merupakan bentuk penyampaian keinginan dirinya
untuk memenuhi naluri fisik.
b. Suatu gerak dan irama merupakan media interaksi sosial. Anak-anak sangat bergantung
pada kehadiran orang lain disekitar dirinya untuk melakukan interaksi melalui gerakan-
gerakan sebagai wujud penyaluran hasrat keinginan dirinya yang terus berkembang
mengikuti usiannya.
c. Gerakan-gerakan berirama akan dapat terjadi oleh faktor-faktor interaksi sosial.
d. Gerak irama dapat dimunculkan karena faktor-faktor emosi pribadi seseorang.
e. Gerak irama melalui perkembangan sesuai kurun waktu yang dimiliki seseorang sangat
diperlukan bagi perkembangan daya nalar atau intelektual seseorang.
Tujuan utama gerak irama yang dilakukan dalam kehidupan seseorang disebabkan oleh
adanya empat kepentingan dalam fungsi kehidupan seseorang, antara lain sebagai berikut.
a. Adanya persamaan kepentingan yang mana setiap orang mempunyai kebutuhan dan
keinginan yang berbeda antara satu dengan lainnya.
b. Asas stimulasi dalam fungsi.
c. Kehidupan seseorang berupa kemampuan dan presepsi gerak (motor and perceptual
skills), sosial, emosioanal, dan intelektual seseorang.
d. Adanya perbedaan antara pribadi seseorang dengan lingkungannya dengan kehidupan.
e. Adanya daya interaksi yang berbeda untuk setiap orang dan diperlukan masukan
pengalaman sebagai bentuk perkembangan diri seseorang.
Pola gerak irama seseorang tidak terlepas dari kepentingan untuk melakukan interaksi
dengan orang lain, tetapi perlu diketahui bahwa untuk melakukan interaksi tersebut akan banyak
mengalami kendala yang diperoleh dari faktor lingkungan yang ada dalam suatu kehidupan.
Lingkungan disekitar diri seseorang (close enviroment) adalah lingkungan yang dekat
dengan diri seseorang yang mana seseorang merupakan bagian dari suatu lingkungan kehidupan
sehari-hari. Lingkungan ini akan berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung. Kadar
pengaruh dari lingkungan ini akan bervariasi menurut dinamika komunikasi, kebiasaan dan
tradisi seperti tingkat penghargaan yang diberikan kepada seseorang atau anak, serta pandangan
yang dianut terhadap hak seseorang atau anak yang berada disekitar diri orang.
Kualifikasi Guru Kelas Tunagrahita
Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara secara langsung diketahui bahwa
kualifikasi guru kelas tunagrahita pada kategori yang baik. Guru pada kelas tunagrahita
mempunyai latar belakang pendidikan dengan jurusan pendidikan luar biasa. guru juga sudah
mengikuti pelatihan-pelatihan yang akan mendukung kemampuannya dalam mengajar.
Kemudian seiring dengan lama pengalaman mengajar maka keterampilan guru akan meningkat.
Input Fasilitas Belajar
Fasilitas merupakan segala sesuatu yang digunakan sebagai pendukung kelancaran dan
pelaksanaan proses belajar mengajar. Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi yang telah
dilakukan fasilitas di kelas Tunagrahita cukup baik dan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Di kelas tunagrahita pada jenjang SD,SMP, dan SMA masing-masing terdapat 5
siswa, sedangkan untuk jumlah keseluruhan siswa di SLB Negeri Jombang sebanyak 75 siswa
dengan tenaga pendidik sebanyak 15 orang.
Gambar 1.1 Ruang Kelas di SLB Negeri Jombang
Proses Pembelajaran
Proses didalam pembelajaran mencakup segala kegiata belajar mengajar di kelas dengan
tujuan terjadi perubahan tingkah laku dan pengetahuan. Pelaksanaan proses pembelajaran
menjadi sesuatu sangat penting dalam upaya menghasilkan output yang berkualitas.
Keberhasilan kegiatan belajar mengajar tersebut sangat ditentukan oleh proses interaksi antara
siswa dan guru dengan lingkungan yang dapat dikelola secara utuh dan terpadu. Berdasarkan
observasi dan wawancara secara langsung proses belajar mengajar di kelas Tunagrahita selama
ini dalam proses belajar mengajar di kelas menggunakan model pembelajaran kontekstual,
kooperatif, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran individual dan lainnya. Untuk
meningkatkan hasil belajar siswa maka pembelajaran dengan permainan terapeutik dengan pola
gerak irama dapat membantu siswa dalam memahami materi dan dapat mengkonstruk
pengtahuan siswa. Sehingga siswa dapat mengkomunikasikan argumentasinya melalui aplikasi
gerak irama. Dalam penyusunan program pembelajaran individual berbasis pola gerak maka
perlu mempertimbangkan faktor tenaga yang akan digunakan oleh perserta didik. Dalam
pelaksanaan program pembelajaran individual berbasis pola gerak setiap peserta didik diarahkan
untuk mampu menggunakan tenaganya secara tepat guna. Kelebihan penggunaan tenaga sewaktu
melakukan suatu gerakan akan menimbulkan kekakuan atau ketegangan sehingga berdampak
terjadinya kerusakan atau cedera pada otot tubuh. Sebaliknya, kekurangan tenaga sewaktu
melakukan suatu gerakan akan mengakibatkan tubuh lemas sehingga mempersulit gerakan dan
tidak mampu mempertahankan keseimbangan tubuh.
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil obervasi, wawancara secara langsung dan pembahasan yang telah
dideskripsikan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Dari hasil observasi dan wawancara secara langsung disimpulkan bahwa proses belajar
mengajar dikelas Tunagrahita dengan pendekatan permainan terapeutik lebih efektif
diterapkan.
2. Permainan terapeutik dengan pola gerak irama bertujuan untuk memunculkan gerak
irama serta asumsi yang menyatakan bahwa gerak irama mempunyai kepentingan dalam
mengembangkan potensi dan kemampuan perkembangan kognitif dan sosial setiap
peserta didik untuk mencapai komptensi dirinya secara bulat dan utuh.
3. Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara secara langsung diketahui bahwa
kualifikasi guru kelas tunagrahita pada kategori yang baik dan guru juga sudah
mengikuti pelatihan-pelatihan yang akan mendukung kemampuannya dalam mengajar.
Kemudian seiring dengan lama pengalaman mengajar maka keterampilan guru akan
meningkat.
Daftar Pustaka
Delphie, Bandi. 2009. Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus Dalam Setting Pendidikan Inklusi.
Sleman: KTSP
Aqila Smart, Rose. 2010. Anak Cacat Bukan Kiamat Metode Pembelajaran & Terapi untuk Anak
Berkebutuhan Khusus. Sleman: KATAHATI
Satori, Djam’an, Komariah, Aan. 2011. Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
https://id.wikipedia.org/wiki/Anak_berkebutuhan_khusus diakses pada tanggal 30 desember 2019
pukul 15.50
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://digilib.unisayogya.ac.id/1791/1/
NASPUB.pdf&ved=2ahUKEwiIqKXmrN3mAhXK7nMBHRqRBe0QFjABegQIDhAG&usg
=AOvVaw3-wKhv0eJ4rfxHhFLP6osD diakses pada tanggal 30 Desember pukul 19:17

More Related Content

What's hot

Kel. 2 keterampilan menjelaskan dan variasi
Kel. 2 keterampilan menjelaskan dan variasiKel. 2 keterampilan menjelaskan dan variasi
Kel. 2 keterampilan menjelaskan dan variasibuddy bubhu
 
JURNAL "PENGARUH PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS DALAM MATA PELAJARAN...
JURNAL "PENGARUH  PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS DALAM MATA PELAJARAN...JURNAL "PENGARUH  PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS DALAM MATA PELAJARAN...
JURNAL "PENGARUH PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS DALAM MATA PELAJARAN...Alorka 114114
 
kajian tindakan sains
kajian tindakan sainskajian tindakan sains
kajian tindakan sainsmamadanial
 
Penyediaan bahan bantu mengajar aktiviti pemulihan
Penyediaan bahan bantu mengajar aktiviti pemulihanPenyediaan bahan bantu mengajar aktiviti pemulihan
Penyediaan bahan bantu mengajar aktiviti pemulihanZainor Din
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptkMier Ajah
 
96433238 kertas-cadangan-kajian-tindakan-1
96433238 kertas-cadangan-kajian-tindakan-196433238 kertas-cadangan-kajian-tindakan-1
96433238 kertas-cadangan-kajian-tindakan-1Noraini Che Embong
 
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PE...
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT  BELAJAR MATEMATIKA PE...PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT  BELAJAR MATEMATIKA PE...
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PE...Alorka 114114
 
Metode dan Teknik Pembelajaran
Metode dan Teknik PembelajaranMetode dan Teknik Pembelajaran
Metode dan Teknik PembelajaranNini Ibrahim01
 
Bab, i, ii, iii, iv, v copy
Bab, i, ii, iii, iv, v copyBab, i, ii, iii, iv, v copy
Bab, i, ii, iii, iv, v copyNona Mere
 
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)Operator Warnet Vast Raha
 
Jurnal Pendidikan_Penggunaan Media Cerita Bergambar
Jurnal Pendidikan_Penggunaan Media Cerita BergambarJurnal Pendidikan_Penggunaan Media Cerita Bergambar
Jurnal Pendidikan_Penggunaan Media Cerita BergambarAdy Setiawan
 
Acf422 fasa7 analisis pengajaran
Acf422 fasa7 analisis pengajaranAcf422 fasa7 analisis pengajaran
Acf422 fasa7 analisis pengajarandramajalansempit
 
Proposal ptk bahasa indonesia
Proposal ptk bahasa indonesiaProposal ptk bahasa indonesia
Proposal ptk bahasa indonesiaLaila Amru
 
Kepentingan Penguasaan Kemahiran Komunikasi
Kepentingan Penguasaan Kemahiran KomunikasiKepentingan Penguasaan Kemahiran Komunikasi
Kepentingan Penguasaan Kemahiran KomunikasiJun Sahrul
 

What's hot (20)

Kel. 2 keterampilan menjelaskan dan variasi
Kel. 2 keterampilan menjelaskan dan variasiKel. 2 keterampilan menjelaskan dan variasi
Kel. 2 keterampilan menjelaskan dan variasi
 
JURNAL "PENGARUH PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS DALAM MATA PELAJARAN...
JURNAL "PENGARUH  PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS DALAM MATA PELAJARAN...JURNAL "PENGARUH  PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS DALAM MATA PELAJARAN...
JURNAL "PENGARUH PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS DALAM MATA PELAJARAN...
 
Esegment mei 2014
Esegment mei 2014Esegment mei 2014
Esegment mei 2014
 
kajian tindakan sains
kajian tindakan sainskajian tindakan sains
kajian tindakan sains
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Penyediaan bahan bantu mengajar aktiviti pemulihan
Penyediaan bahan bantu mengajar aktiviti pemulihanPenyediaan bahan bantu mengajar aktiviti pemulihan
Penyediaan bahan bantu mengajar aktiviti pemulihan
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptk
 
96433238 kertas-cadangan-kajian-tindakan-1
96433238 kertas-cadangan-kajian-tindakan-196433238 kertas-cadangan-kajian-tindakan-1
96433238 kertas-cadangan-kajian-tindakan-1
 
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PE...
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT  BELAJAR MATEMATIKA PE...PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT  BELAJAR MATEMATIKA PE...
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PE...
 
Bahan
BahanBahan
Bahan
 
Bab i
Bab  iBab  i
Bab i
 
Metode dan Teknik Pembelajaran
Metode dan Teknik PembelajaranMetode dan Teknik Pembelajaran
Metode dan Teknik Pembelajaran
 
Bab, i, ii, iii, iv, v copy
Bab, i, ii, iii, iv, v copyBab, i, ii, iii, iv, v copy
Bab, i, ii, iii, iv, v copy
 
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
 
Assignment benar
Assignment benarAssignment benar
Assignment benar
 
Jurnal Pendidikan_Penggunaan Media Cerita Bergambar
Jurnal Pendidikan_Penggunaan Media Cerita BergambarJurnal Pendidikan_Penggunaan Media Cerita Bergambar
Jurnal Pendidikan_Penggunaan Media Cerita Bergambar
 
Acf422 fasa7 analisis pengajaran
Acf422 fasa7 analisis pengajaranAcf422 fasa7 analisis pengajaran
Acf422 fasa7 analisis pengajaran
 
Proposal ptk bahasa indonesia
Proposal ptk bahasa indonesiaProposal ptk bahasa indonesia
Proposal ptk bahasa indonesia
 
Kepentingan Penguasaan Kemahiran Komunikasi
Kepentingan Penguasaan Kemahiran KomunikasiKepentingan Penguasaan Kemahiran Komunikasi
Kepentingan Penguasaan Kemahiran Komunikasi
 
Jurnal ptk
Jurnal ptkJurnal ptk
Jurnal ptk
 

Similar to Artikel ilmiah

strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahitastrategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahitaTjoetnyak Izzatie
 
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptxIDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptxUMN AL WASHLIYAH
 
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR  BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR  BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...SDN 1 JUGLANGAN
 
Tugas hesti cepriana
Tugas hesti ceprianaTugas hesti cepriana
Tugas hesti ceprianaBunda Dewi
 
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxPERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxFLORENCIACAROLINEAUR
 
bab 1-3, bismillah REVISI PROPOSAL PTK, ASMAWATI (1).pdf
bab 1-3, bismillah REVISI PROPOSAL PTK, ASMAWATI (1).pdfbab 1-3, bismillah REVISI PROPOSAL PTK, ASMAWATI (1).pdf
bab 1-3, bismillah REVISI PROPOSAL PTK, ASMAWATI (1).pdfYolandaYol
 
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Harsidi Side
 
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copy
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips   copyUli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips   copy
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copyOperator Warnet Vast Raha
 
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copy
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips   copyUli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips   copy
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copyOperator Warnet Vast Raha
 
Bab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
Bab II PTK Oimpiade matematika pada PolinomialBab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
Bab II PTK Oimpiade matematika pada PolinomialAri Sanjaya
 
907 1670-2-pb
907 1670-2-pb907 1670-2-pb
907 1670-2-pbBoasIyai1
 
karil pkp pgsd
karil pkp pgsdkaril pkp pgsd
karil pkp pgsdendang zr
 

Similar to Artikel ilmiah (20)

strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahitastrategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
 
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptxIDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptx
 
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR  BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR  BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...
 
Ptk ipa
Ptk ipaPtk ipa
Ptk ipa
 
Tugas hesti cepriana
Tugas hesti ceprianaTugas hesti cepriana
Tugas hesti cepriana
 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
 
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxPERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
 
bab 1-3, bismillah REVISI PROPOSAL PTK, ASMAWATI (1).pdf
bab 1-3, bismillah REVISI PROPOSAL PTK, ASMAWATI (1).pdfbab 1-3, bismillah REVISI PROPOSAL PTK, ASMAWATI (1).pdf
bab 1-3, bismillah REVISI PROPOSAL PTK, ASMAWATI (1).pdf
 
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
 
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
 
Asignment perbezaan individu
Asignment perbezaan individuAsignment perbezaan individu
Asignment perbezaan individu
 
Asignment perbezaan individu
Asignment perbezaan individuAsignment perbezaan individu
Asignment perbezaan individu
 
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copy
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips   copyUli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips   copy
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copy
 
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copy
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips   copyUli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips   copy
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copy
 
Bab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
Bab II PTK Oimpiade matematika pada PolinomialBab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
Bab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
525 650-1-sm (1)
525 650-1-sm (1)525 650-1-sm (1)
525 650-1-sm (1)
 
Jon hendri tugas ptk
Jon hendri tugas ptkJon hendri tugas ptk
Jon hendri tugas ptk
 
907 1670-2-pb
907 1670-2-pb907 1670-2-pb
907 1670-2-pb
 
karil pkp pgsd
karil pkp pgsdkaril pkp pgsd
karil pkp pgsd
 

Recently uploaded

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptAlfandoWibowo2
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfsaptari3
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10maulitaYuliaS
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 

Recently uploaded (20)

Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 

Artikel ilmiah

  • 1. Pembelajaran dengan Permainan Terapeutik untuk Mengkonstruk Pengetahuan pada Anak Tunagrahita di SLB Negeri Jombang Oleh : Eka Mei Nuraini ekameinuraini@gmail.com Abstrak Anak berkebutuhan khusus mempunyai karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya. Salah sat yang termasuk ABK adalah tunagrahita. Karakteristik tunagrahita dalam keterbatasan intelegensi adalah kemampuan belajar anak sangat kurang, terutama yang bersifat abstrak, seperti membaca dan menulis, belajar dan berhitung sangat terbatas. Berdasarkan permasalahan tersebut pembelajaran dengan menggunakan pendekatan permainan terapeutik untuk mengkonstruk pengetahuan pada anak tunagrahita di SLB Negeri Jombang diharapkan mampu untuk memperbaiki hasil belajar siswa. Berdasarkan observasi dan wawancara secara langsung proses belajar mengajar di kelas Tunagrahita selama ini dalam proses belajar mengajar di kelas menggunakan model pembelajaran kontekstual, kooperatif, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran individual dan lainnya. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa maka pembelajaran dengan permainan terapeutik dengan pola gerak irama dapat membantu siswa dalam memahami materi dan dapat mengkonstruk pengtahuan siswa. Sehingga siswa dapat mengkomunikasikan argumentasinya melalui aplikasi gerak irama. Hasil observasi yang didapatkan menyatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan permainan terapeutik sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa tunagrahita. Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara secara langsung diketahui bahwa kualifikasi guru kelas tunagrahita pada kategori yang baik dan fasilitas yang didapatkan oleh siswa juga cukup baik. Kata Kunci : Permainan Terapeutik, Pembelajaran, Tunagrahita Abstract Special needs children have special characteristics different from most children. One of the sat scores that includes ABK is fiancee. The characteristics of interest in intelligence limitation are that children's learning skills are lacking, especially those that are abstract, like reading and writing, learning and arithmetic are very limited. Based on these issues, learning by using a therapeutic game approach to build knowledge of an eligible child in the country of jombang is expected to improve the study of the students. Based on direct observation and interview the teaching process of the engagement class has been in the class's teaching process using a contextual, cooperative, problem-based learning, individual and other learning. To increase students' learning outcomes then learning by therapeutic games with rhythmic movement patterns can help students in understanding the material and can construct students' memories. So that students can communicate the argument through an application of rhythmic movement. The observation result proclaims that study with a therapeutic play approach is very effective for improving the results of student learning. Based on data obtained from interviews it is also known that the qualification of a good class and the facilities the student provides are also good enough. Keywords : Therapeutic Game, Learning, Mentally Disabled
  • 2. A. Pendahuluan Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan perilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. Istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena karakteristik dan hambatan yang dimiliki. ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang sesuai dengan kemampuan dan potensi mereka. Menurut Aqila (2010:49) tunagrahita merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut anak atau orang yang memiliki kemampuan intelektual di bawah rata-rata atau bisa juga disebut dengan retardasi mental. Tunagrahita ditandai dengan keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan dalam interaksi sosial. Keterbatasan inilah yang membuat para tunagrahita sulit untuk mengikuti program pendidikan seperti anak pada umumnya. Oleh karena itu, anak-anak ini membutuhkan sekolah khusus dengan pendidikan yang khusus pula. Karakteristik tunagrahita dalam keterbatasan intelegensi adalah kemampuan belajar anak sangat kurang, terutama yang bersifat abstrak, seperti membaca dan menulis, belajar dan berhitung sangat terbatas. Keterbatasan sosial pada anak tunagrahita yaitu mengalami hambatan damalam mengurus dirinya didalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, mereka membutuhkan bantuan bantuan. Anak tunagrahita cenderung berteman dengan anak yang lebih muda usiannya, ketergantungan terhadap orangtua sangat besar, tidak mampu memikul tanggung jawab sosial dengan bijaksana sehingga mereka harus selalu dibimbing dan diawasi. Keterbatasan fungsi mental lainnya pada anak tunagrahita memerlukan waktu yang lebih lama dalam menyelesaikan reaksi pada situasi yang baru dikenalnya. Mereka memperlihatkan reaksi terbaiknya bila mengikuti hal-hal yang rutin dan konsisten. Anak tunagrahita tidak dapat menghadapi suatu kegiatan atau tugas dalam jangka waktu yang lama. Mereka memiliki keterbatasan dalam bahasa, bukan mengalami kerusakan artikulasi, melainkan karena pusat pengelolaan pengindraan kurang berfungsi. Mereka membutuhkan kata-kata konkret yang sering didengarnya. Berdasarkan tinggi rendahnya kecerdasan intelegensi yang diukur dengan menggunakan tes Stanford Binet daan skala Wescheler (WISC), tunagrahita digolongkan menjadi empat golongan yaitu golongan dengan kategori ringan memiliki IQ 50 sampai 70, untuk golongan dengan kategori sedang memiliki IQ 35-55, untuk kategori berat memiliki IQ 20-45, dan kategori sangat berat memiliki IQ sangat rendah yaitu dibawah 25. Suatu pembelajaran di kelas idealnya bersifat individual tetapi hal tersebut dianggap sulit bagi sebagian guru kelas. Kesulitan tersebut berkaitan dengan dua hal yaitu kesulitan menyusun program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan setiap peserta didik dan kesulitan mencari bentuk-bentuk tindakan yang dianggap cocok dengan peserta didik. Menurut Delphie (2009:184) pengetahuan guru tentang perkembangan, kemampuan, dan kelemahan fungsional perserta didiknya mengharuskan seorang guru untuk mampu menyusun program kegiatan belajar mengajar bersifat individual terutama dengan memanfaatkan media pola gerak irama sebagai inti permainan terapeutik yang sesuaikan dengan kondisi dan karakteristik khusus pada peserta didik. Permainan terapeutik dengan media gerak irama tersebut diharapkan dapat menyenangkan dan tidak menjemukan peserta didik. Program pembelajaran yang berisikan tindakan khusus (dalam hal ini berupa pola gerak irama yang diramu dalam suatu permainan yang bersifat terapeutik) diharapkan dapat memberikan penguatan atau penurunan suatu perilaku atau kompetensi tertentu sebagai sebagai sasaran utama keluarannya. Permainan
  • 3. terapeutik merupakan permainan yang memperbolehkan anak-anak untuk mencurahkan pikiran dan perasaannya, memahami kenyataan, mengatasi konflik dalam dirinya dan kemampuan dalam mengatasi secara efektif. Pada gerak irama dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan pembelajaran. Alasan utama mengapa gerak irama digunakan sebagai suatu pendekatan pembelajaran di SLB Negeri Jombang adalah berdasarkan tujuan utama munculnya gerak irama serta asumsi yang menyatakan bahwa gerak irama mempunyai kepentingan dalam mengembangkan potensi dan kemampuan perkembangan kognitif dan sosial setiap peserta didik untuk mencapai komptensi dirinya secara bulat dan utuh. B. Metode Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode etnografi, dengan teknik pengumpulan data berdasarkan dengan wawancara guru kelas dan hasil observasi di SLB Negeri Jombang. Satori (2009:25) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah. Waktu dan Tempat Penelitian Tempat peneliitian ini dilakukan di SLB Negeri Jombang, mengambil kelas C yaitu kelas Tunagrahita pada semester gasal tahun ajaran 2019/2020. Waktu penelitian dilaksanakan pada hari senin tanggal 30 Desember 2019. Subjek dan Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan metode populasi yitu metode yang mengambil seluruh subjek yang ada sebagai sumber data. Subjek atau responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas C yaitu kelas Tunagrahita dan guru kelas Tunagrahita. Objek penelitian ini adalah proses belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan permaianan terapeutik atau permainan yang intinya adalah menggunakan pola gerak irama. Data dan Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data kualifikasi guru kelas tunagrahita dilakukan dengan wawancara secara langsung. Pengumpulan data input fasilitas dan proses pembelajaran menggunakan dokumentasi dan wawancara secara langsung. Data kualifikasi guru, input fasilitas dan proses pembelajaran berupa data kualitatif. Teknik Analisis Data Data kualifikasi guru, input fasilitas, dan proses berupa data kualitatif sehingga dianalisis dengan teknik deskriptif. tif C. Pembahasan Setiap pembelajaran di kelas idealnya bersifat individual, tetapi hal tersebut masih dianggap sulit bagi sebagian besar guru kelas. Kesulitan tersebut berkaitan dengan dua hal, yaitu kesulitan menyusun program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan setiap peserta didik dan kesulitan mencari bentuk-bentuk intervensi yang dianggap cocok dengan kebutuhan setiap peserta didik. Kebutuhan peserta didik sebenarnya dapat dilihat melalui hasil observasi guru kelas secara langsung dan hasil asesmen yang berkaitan dengan krakteristik khusus setiap peserta didik. Berdasarkan data mengenai kaakteristik khusus tersebut, seorang guru dapat mencari dan menyusun strategi pembelajaran dengan menggunakan intervensi khusus sehingga kegiatan belajar mengajar tidak mengalami ke jenuhan dan kehilangan bentuk sasaran akhir.
  • 4. Bentuk sasaran akhir dapat berupa sasaran antara (terminal objective) maupun sasaran tahunan (annual goals) yang hendak dicapai dalam program pembelajaran yang disusun oleh guru kelas. Pengetahuan guru tentang perkembangan, kemampuan, dan kelemahan fungsional peserta didik mengharuskan seorang guru untuk mampu menyusun program kegiatan belajar mengajar yang bersifat individual, terutama dengan memanfaatkan media pola gerak irama sebagai inti permainan terapeutik yang disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik khusus peserta didik. permainan terapeutik dengan media gerak irama tersebut diharapkan dapat menyenangkan dan tidak menjemuhkan peserta didiknya. Program pembelajaran semacam itu tentunya disesuaikan pula dengan kurikulum tiap satuan pendidikan yang ditunjukan pada pemberian penyembuhan melalui intervensi khusus dari guru sehingga dapat lebih memanipulasi alat atau media, sumber bahan, serta situasi lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah, khususnya saat terjadi peristiwa tertentu (event) dapat memberikan inspirasi terhadap guru untuk memanfaatkan momentum tersebut sebagai bentuk intervensi pembelajaran. kesadaran guru terhadap momentum tersebut dapat dilihat saat guru memberikan pembelajaran dengan sasarannya berupa perilaku atau kompetensi tertentu yang selalu disesuaikan dengan tingkat kelemahan dan kekuatan yang dimiliki setiap peserta didik. Proses pembelajaran individual yang memuat suatu sasaran perilaku tertentu memungkinkan seorang guru mampu memberikan latihan-latihan khusus yang didalamnya berisikan bentuk pola gerak khususnya sebagai intervensi guru. Intervensi guru umumnya selalu diikuti dengan penerapan disiplin terhadap pesertaa didik dalamm upaya mengahasilkan sasaran perilaku (termasuk di dalamnya adalah kompetensi peserta didik) yang diinginkan selaras dengan program pembelajaran individual. Program pembelajaran yang berisikan intervensi khusus (hal ini berupa pola gerak irama yang diramu dalam suatu permainan yang bersifat terapeutik) diharapkan dapat memberikan penguatan atau penurunan suatu perilaku atau kompetensi tertentu sebagai sasaran utama keluarannya. Pendekatan semacam ini lebih dikenal sebagai bentuk pendekatan pembelajaran dengan menggunakan Model Perkembangan Sosial yang Beraneka Segi (The Multifaceted Social Development Model atau Model ABC). Model meliputi hubungan kerja sama antara antencedent conditions, related personal characteristics, behavior target, dan concequences. Alasan mengapa gerak irama digunakan sebagai satu pendekatan pembelajaran di sekolah adalah berdasarkan tujuan utama munculnya gerak irama serta asumsi yang menyatakan bahwa pola gerak irama mempunyai kepentingan dalam mengembangkan potensi dan kemampuan perkembangan kognitif dan sosial setiap peserta didik untuk mencapai kompetensi dirinya secara bulat dan utuh. Pernyataan-pernyataan berkaitan dengan gerak irama sebagai berikut. a. Gerakan irama sudah dilakukan sejak seorang anak dilahirkan. Gerak yang dilakukan secara berirama oleh seorang anak merupakan bentuk penyampaian keinginan dirinya untuk memenuhi naluri fisik. b. Suatu gerak dan irama merupakan media interaksi sosial. Anak-anak sangat bergantung pada kehadiran orang lain disekitar dirinya untuk melakukan interaksi melalui gerakan- gerakan sebagai wujud penyaluran hasrat keinginan dirinya yang terus berkembang mengikuti usiannya. c. Gerakan-gerakan berirama akan dapat terjadi oleh faktor-faktor interaksi sosial. d. Gerak irama dapat dimunculkan karena faktor-faktor emosi pribadi seseorang. e. Gerak irama melalui perkembangan sesuai kurun waktu yang dimiliki seseorang sangat diperlukan bagi perkembangan daya nalar atau intelektual seseorang.
  • 5. Tujuan utama gerak irama yang dilakukan dalam kehidupan seseorang disebabkan oleh adanya empat kepentingan dalam fungsi kehidupan seseorang, antara lain sebagai berikut. a. Adanya persamaan kepentingan yang mana setiap orang mempunyai kebutuhan dan keinginan yang berbeda antara satu dengan lainnya. b. Asas stimulasi dalam fungsi. c. Kehidupan seseorang berupa kemampuan dan presepsi gerak (motor and perceptual skills), sosial, emosioanal, dan intelektual seseorang. d. Adanya perbedaan antara pribadi seseorang dengan lingkungannya dengan kehidupan. e. Adanya daya interaksi yang berbeda untuk setiap orang dan diperlukan masukan pengalaman sebagai bentuk perkembangan diri seseorang. Pola gerak irama seseorang tidak terlepas dari kepentingan untuk melakukan interaksi dengan orang lain, tetapi perlu diketahui bahwa untuk melakukan interaksi tersebut akan banyak mengalami kendala yang diperoleh dari faktor lingkungan yang ada dalam suatu kehidupan. Lingkungan disekitar diri seseorang (close enviroment) adalah lingkungan yang dekat dengan diri seseorang yang mana seseorang merupakan bagian dari suatu lingkungan kehidupan sehari-hari. Lingkungan ini akan berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung. Kadar pengaruh dari lingkungan ini akan bervariasi menurut dinamika komunikasi, kebiasaan dan tradisi seperti tingkat penghargaan yang diberikan kepada seseorang atau anak, serta pandangan yang dianut terhadap hak seseorang atau anak yang berada disekitar diri orang. Kualifikasi Guru Kelas Tunagrahita Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara secara langsung diketahui bahwa kualifikasi guru kelas tunagrahita pada kategori yang baik. Guru pada kelas tunagrahita mempunyai latar belakang pendidikan dengan jurusan pendidikan luar biasa. guru juga sudah mengikuti pelatihan-pelatihan yang akan mendukung kemampuannya dalam mengajar. Kemudian seiring dengan lama pengalaman mengajar maka keterampilan guru akan meningkat. Input Fasilitas Belajar Fasilitas merupakan segala sesuatu yang digunakan sebagai pendukung kelancaran dan pelaksanaan proses belajar mengajar. Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi yang telah dilakukan fasilitas di kelas Tunagrahita cukup baik dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Di kelas tunagrahita pada jenjang SD,SMP, dan SMA masing-masing terdapat 5 siswa, sedangkan untuk jumlah keseluruhan siswa di SLB Negeri Jombang sebanyak 75 siswa dengan tenaga pendidik sebanyak 15 orang. Gambar 1.1 Ruang Kelas di SLB Negeri Jombang Proses Pembelajaran Proses didalam pembelajaran mencakup segala kegiata belajar mengajar di kelas dengan tujuan terjadi perubahan tingkah laku dan pengetahuan. Pelaksanaan proses pembelajaran menjadi sesuatu sangat penting dalam upaya menghasilkan output yang berkualitas. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar tersebut sangat ditentukan oleh proses interaksi antara siswa dan guru dengan lingkungan yang dapat dikelola secara utuh dan terpadu. Berdasarkan observasi dan wawancara secara langsung proses belajar mengajar di kelas Tunagrahita selama
  • 6. ini dalam proses belajar mengajar di kelas menggunakan model pembelajaran kontekstual, kooperatif, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran individual dan lainnya. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa maka pembelajaran dengan permainan terapeutik dengan pola gerak irama dapat membantu siswa dalam memahami materi dan dapat mengkonstruk pengtahuan siswa. Sehingga siswa dapat mengkomunikasikan argumentasinya melalui aplikasi gerak irama. Dalam penyusunan program pembelajaran individual berbasis pola gerak maka perlu mempertimbangkan faktor tenaga yang akan digunakan oleh perserta didik. Dalam pelaksanaan program pembelajaran individual berbasis pola gerak setiap peserta didik diarahkan untuk mampu menggunakan tenaganya secara tepat guna. Kelebihan penggunaan tenaga sewaktu melakukan suatu gerakan akan menimbulkan kekakuan atau ketegangan sehingga berdampak terjadinya kerusakan atau cedera pada otot tubuh. Sebaliknya, kekurangan tenaga sewaktu melakukan suatu gerakan akan mengakibatkan tubuh lemas sehingga mempersulit gerakan dan tidak mampu mempertahankan keseimbangan tubuh. D. Kesimpulan Berdasarkan hasil obervasi, wawancara secara langsung dan pembahasan yang telah dideskripsikan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dari hasil observasi dan wawancara secara langsung disimpulkan bahwa proses belajar mengajar dikelas Tunagrahita dengan pendekatan permainan terapeutik lebih efektif diterapkan. 2. Permainan terapeutik dengan pola gerak irama bertujuan untuk memunculkan gerak irama serta asumsi yang menyatakan bahwa gerak irama mempunyai kepentingan dalam mengembangkan potensi dan kemampuan perkembangan kognitif dan sosial setiap peserta didik untuk mencapai komptensi dirinya secara bulat dan utuh. 3. Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara secara langsung diketahui bahwa kualifikasi guru kelas tunagrahita pada kategori yang baik dan guru juga sudah mengikuti pelatihan-pelatihan yang akan mendukung kemampuannya dalam mengajar. Kemudian seiring dengan lama pengalaman mengajar maka keterampilan guru akan meningkat.
  • 7. Daftar Pustaka Delphie, Bandi. 2009. Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus Dalam Setting Pendidikan Inklusi. Sleman: KTSP Aqila Smart, Rose. 2010. Anak Cacat Bukan Kiamat Metode Pembelajaran & Terapi untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Sleman: KATAHATI Satori, Djam’an, Komariah, Aan. 2011. Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta https://id.wikipedia.org/wiki/Anak_berkebutuhan_khusus diakses pada tanggal 30 desember 2019 pukul 15.50 https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://digilib.unisayogya.ac.id/1791/1/ NASPUB.pdf&ved=2ahUKEwiIqKXmrN3mAhXK7nMBHRqRBe0QFjABegQIDhAG&usg =AOvVaw3-wKhv0eJ4rfxHhFLP6osD diakses pada tanggal 30 Desember pukul 19:17