2. RABIES???
Rabies atau penyakit anjing gila adalah
penyakit infeksi tingkat akut pada
susunan saraf pusat berdarah panas dan
manusia yang disebabkan oleh virus
rabies Penyakit ini bersifat zoonosis.
3. ETIOLOGI
Rabies disebabkan oleh virus rabies
yang masuk dalam keluarga
Rhabdoviridae dan genus Lysavirus.
Karakteristik utama virus keluarga
Rhabdoviridae adalah hanya memiliki
satu utas negatif RNA yang tidak
bersegmen
4. HOST
Semua hewan berdarah panas :
Anjing Afrika, Asia, dan Amerika Latin
kucing
kera/monyet
kelelawar.
rakun dan sigug) Amerika
Utara
rubah merah) Eropa
.
NOTE :di Indonesia Lebih dari 90% kasus rabies pada
manusia ditularkan oleh anjing
5. TRANSMISSI &
PATOGENESA
penularan
•melalui gigitan.
•melalui jilatan hewan perantara pada kulit
yang terluka
6. patogenesa
Host intermediet(hewan) host defenitif
(hewan lain atau manusia) virus masuk
melalui saraf-saraf sensoris sumsum
tulang belakang dan otak (bereplikasi )
jaringan non saraf, (kelenjar liur dan
masuk ke dalam air liur)
8. Gejala pasca infeksi
rabies buas : galak, agresif, menggigit dan
menelan barang,hiper salivasi, meraung-raung,
paralisa dan mati
rabies jinak : paralisa total/lokal,foto phobia,
konvulsi, sulit bernapas, galak.
9. Gejala rabies biasanya mulai timbul dalam waktu 30-50 hari
setelah terinfeksi. Masa inkubasi virus hingga munculnya
penyakit adalah 10-14 hari pada anjing tetapi bisa mencapai 9
bulan pada manusia.
Stadium prodromal : demam, anoreksia, pusing dan pening
(nausea).
Stadium sensoris : nyeri pada daerah luka gigitan, panas,
gugup, kebingungan, hipersalivasi, dilatasi pupil,
hiperhidrosis, hiperlakrimasi.
Stadium eksitasi :gelisah, mudah kaget, konvulsi setiap ada
rangsangan dari luar, aerofobia, fotofobia, dan hidrofobia.[
Stadium paralitik : tanda kelumpuhan dari bagian atas tubuh
ke bawah yang progresif.
gejala
10. Gejala patologi :
Nigri bodys pada sel-sel purkinje cerebellum dan ditemukannya peri
vaskularisasi cuffing
12. Diagnosa
Diagnosis rabies pada manusia dan hewan
berdasarkan gejala klinis dan uji lanjut, uji lanjut
dapat dibuat dengan 4 metode:
Histopatologi Negri bodies
Kultur virus untuk metode imunofluoresensi.
Serologi dengan uji netralisasi infeksi tikus (MNT)
atau rapid fluorescent focus inhibition test (RFFIT).
Rapid Virus Antige n Detection
uji antibodi fluoresensi langsung