PERATURAN PRESIDEN RI NO 7 TAHUN 2015
Pasal 17
Unsur Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf d dan Pasal 7 ayat (1) huruf d, yaitu Inspektorat Jenderal.
Inspektorat Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
Inspektorat Jenderal dipimpin oleh Inspektur Jenderal.
Pasal 18
Inspektorat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan internal di lingkungan Kementerian.
Pasal 19
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi:
penyusunan kebijakan teknis pengawasan internal;
pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;
pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri;
penyusunan laporan hasil pengawasan;
pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal.
Pasal 20
Inspektorat Jenderal terdiri atas Sekretariat Inspektorat Jenderal dan paling banyak 5 (lima) Inspektorat.
Materi sinkronisasi perencanaan dan penganggaran perbatasan negarasuryawanhidayat2
Pengelolaan Perbatasan Negara merupakan amanat dari UU No.43 Tahun 2008, sehingga dibutuhkan mekanisme terpadu dan terukur serta terkait dalam penyusunan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Nasional. Pentingnya mengarahkan, mengendalikan dan mengawasi kebijakan K/L dan Pemerintah Daerah terkait Perbatasan, agar diperoleh Kinerja Optimal dalam Pengelolaan Perbatasan Negara di bawah koordinasi BNPP
Materi sinkronisasi perencanaan dan penganggaran perbatasan negarasuryawanhidayat2
Pengelolaan Perbatasan Negara merupakan amanat dari UU No.43 Tahun 2008, sehingga dibutuhkan mekanisme terpadu dan terukur serta terkait dalam penyusunan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Nasional. Pentingnya mengarahkan, mengendalikan dan mengawasi kebijakan K/L dan Pemerintah Daerah terkait Perbatasan, agar diperoleh Kinerja Optimal dalam Pengelolaan Perbatasan Negara di bawah koordinasi BNPP
Sistem pengendalian intern pemerintah spip menuju birokrasi 4.0Dr. Zar Rdj
Birokrasi 4.0
1. Fleksibilitas Kerja
2. Efesiensi Pelayanan
3. Akurasi Pelayanan
4. Percepatan Pelayanan
SPI adalah Proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi
SPIP adalah sistem pengendalian intern (SPI) yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah
Manfaat dan Tujuan SPIP
kegiatan yg efektif & efisien
Efektif bila telah ditangani sesuai dgn rencana dan hasilnya telah sesuai dgn tujuan & sasaran yang telah ditetapkan.
Efisien bila mampu menghasilkan pelayanan prima dgn sumber daya yang sesuai standar.
Keandalan pelaporan keuangan
Informasi sangat penting untuk pengambilan keputusan.
Agar keputusan yg diambil tepat sesuai kebutuhan, maka informasi yg disajikan harus andal
Pengamanan aset negara
Aset negara diperoleh dengan membelanjakan uang yang berasal dari masyarakat (Pajak & PNBP) yang harus dimanfaatkan untuk kepentingan negara.
Pengamanan aset negara merupakan isu yang mendapat perhatian dari pemerintah & masyarakat.
Ketaatan terhadap peraturan perundang2an
Setiap kegiatan & transaksi merupakan suatu perbuatan hukum.
Krn itu setiap pelaksanaan kegiatan & transaksi harus taat terhadap kebijakan, rencana, prosedur dan peraturan UU yang berlaku.
Badan Permusyawaratan Desa merupakan instrumen Pemerintahan Desa yang jika memahami batasan tugas, fungsi, dan wewenangnya maka akan berdampak pada sinergitas harmonis dalam akselerasi kesejahteraan rakyat menuju desa modern.
Sistem pengendalian intern pemerintah spip menuju birokrasi 4.0Dr. Zar Rdj
Birokrasi 4.0
1. Fleksibilitas Kerja
2. Efesiensi Pelayanan
3. Akurasi Pelayanan
4. Percepatan Pelayanan
SPI adalah Proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi
SPIP adalah sistem pengendalian intern (SPI) yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah
Manfaat dan Tujuan SPIP
kegiatan yg efektif & efisien
Efektif bila telah ditangani sesuai dgn rencana dan hasilnya telah sesuai dgn tujuan & sasaran yang telah ditetapkan.
Efisien bila mampu menghasilkan pelayanan prima dgn sumber daya yang sesuai standar.
Keandalan pelaporan keuangan
Informasi sangat penting untuk pengambilan keputusan.
Agar keputusan yg diambil tepat sesuai kebutuhan, maka informasi yg disajikan harus andal
Pengamanan aset negara
Aset negara diperoleh dengan membelanjakan uang yang berasal dari masyarakat (Pajak & PNBP) yang harus dimanfaatkan untuk kepentingan negara.
Pengamanan aset negara merupakan isu yang mendapat perhatian dari pemerintah & masyarakat.
Ketaatan terhadap peraturan perundang2an
Setiap kegiatan & transaksi merupakan suatu perbuatan hukum.
Krn itu setiap pelaksanaan kegiatan & transaksi harus taat terhadap kebijakan, rencana, prosedur dan peraturan UU yang berlaku.
Badan Permusyawaratan Desa merupakan instrumen Pemerintahan Desa yang jika memahami batasan tugas, fungsi, dan wewenangnya maka akan berdampak pada sinergitas harmonis dalam akselerasi kesejahteraan rakyat menuju desa modern.
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2015 Aksi nomor 57 adalah Kewajiban melakukan Konfirmasi Status Wajib Pajak untuk layanan publik tertentu
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Disusun oleh: Muhammad Rafi Kambara
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan aparat pengawasan intern pemerintah. APIP adalah instansi pemerintah yang dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan intern (audit intern) di lingkungan pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah.
Program secondment (detasering) bagi organisasi asal dan tuan rumah dia terdapat tiga temuan yang strategis antara lain:
1. How do secondments affect the different parties?
a. Benefits to secondees
meningkatkan pengetahuan dan motivasi
meningkatkan keterlibatan pekerjaan menuju tujuan organsiasi yang sama
b. Career Development
mentransfer informasi terkini
memperoleh pengalaman kerja dengan ragam lingkungan
c. General/Specifik Skills Development
media berbagi pengetahuan dan pengalaman
mengembangkan jalur karir
d. Knowledge Increment
meningkatkan kepercayaan diri
mempelajari peran baru yang berbeda
e. Motivation and Engagement
memotivasi berlajar lebih giat
mendorong pertumbuhan antar pegawai
f. Network Development
menciptakan hubungan dan koneksi
membawa pengalaman dan wawasan
2. Benefits to the host organizations
a. Diverse Skills coming from Secondees
mengembangkan kemampuan kolektorat
memperoleh informasi langsung kebutuhan organisasi
b. Expertise Borrowing
membawa keahlian pegawai ke organisasi tuan rumah
memacu kedua belah pihak (organisasi) melakukan evaluasi untuk mengembangan pengetahuan dan peningkatan kualitas
3. Benefits to the home organizations
a. Kowledge transfer
solusi pemecahan transfer knowledge yang sulit
alternatif dalam menggabungkan pengetahuan baru
b. Relationships/Collaborations
berkembangnya hubungan kelembagaan
memberikan peluang berharga bagi pegawai
Aturan pALING LENGKAP Manajemen ASN_pns _sESUAI_NSPK_SLIDE SHARE.pdfDr. Zar Rdj
IMPELEMENTASI MANAJEMEN APARATUR SIPIL NEGARA BERDASARKAN NPSPK (Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria) MELALUI 18 ELEMEN PENGUKURAN DARI
PENYUSUNAN DAN PENETAPAN KEBUTUHAN ASN
PENGADAAN ASN
PENGANGKATAN ASNSEP
PANGKAT
MUTASI
JABATAN
PENGEMBANGAN KARIER ASN
POLA KARIER
PENGGAJIAN, TUNJANGAN, DAN FASILITAS
PENGHARGAAN
JAMINAN PENSIUN DAN JAMINAN HARI TUA
PERLINDUNGAN
PENILAIAN KINERJA
CUTI
KODE ETIK
DISIPLIN
PEMBERHENTIAN
PENSIUN
ANGKA KREDIT
STANDAR KOMPETENSI JABATAN
WASDAL IMPLEMENTASI NSPK MANAJEMEN ASN DI INSTANSI PEMERINTAH
Dengan siklus perubahan yang begitu radikal dan gelombang digitalisasi yang melipatgandakan kecepatan secara eksponensial, maka kehidupan manusia di berbagai bidang mengalami goncangan, Dunia mengalami perubahan di mana perkembangan teknologi tidak lagi mengikuti pertumbuhan linear namun pertumbuhan eksponensial. Perubahan ini memungkinkan invansi teknologi yang transformatif menjadi lebih cepat dibandingkan proses inovasi yang sudah ada sehingga menimbulkan tantangan drastis bagi dunia bisnis, pemerintah dan perilaku masyarakat.
Oleh karena itu dalam mengatasi disrupsi segala aspek diperlukan Fungsi Audit Internal yang Agile atau lincah yang dapat mempersiapkan dalam membangun kemungkinan ada gangguan fenomena disrupsi dalam siklus perencanaan dan penilaian risiko dan Fungsi Auditor Internal yang Adaptif, fleksibel dalam menciptakan mekanisme proses dan pelaporan
Sebagai Auditor Internal, apakah kita sudah siap….?
Prinsip yang harus dimiliki Audit Internal saat ini antara lain:
1. Agility (Kelincahan)
2. Real-time risks & controls monitoring (Pemantauan risiko & kontrol waktu nyata)
3. Dynamic risk assessments (Penilaian risiko dinamis)
4. Effective leveraging of data & advanced technology (Memanfaatkan data & teknologi canggih secara efektif)
Perilaku Kerja Inovatif Memediasi Pengaruh Integritas, Kompetensi Dan Leader...Dr. Zar Rdj
1. Indikator kualitas laporan hasil audit pada variabel efektivitas kerja memiliki nilai terendah di 3.06 (kategori cukup). Ini terjadi kemungkinan karena auditor dalam melaksanakan audit kurang memahami bisnis proses yang ada pada auditan sehingga tingkat responsifitas auditor dalam membaca kebutuhan auditan kurang maksimal, dimana auditor lebih fokus kepada aspek kepatuhan saja. Maka disarankan agar auditor dapat mengeskplorasi lebih secara holistik proses bisnis yang dimiliki auditan serta perlu didukungnya peran lebih dari manajemen terhadap auditor untuk dapat terlibat dalam berbagai rangkaian proses bisnis auditan, sehingga auditor dapat memberikan informasi secara oversight, insight dan foresight.
2. Indikator sikap bijaksana & tanggung jawab pada variabel integritas memiliki nilai terendah 2.67 (kategori tidak baik). Ini terjadi kemungkinan karena banyaknya pertimbangan yang dimiliki auditor dalam mengungkap permasalahan secara seksama dan kurangnya tanggung jawab atas keputusan dan tindakan yang diberikan. Maka disarankan agar auditor dapat memiliki sumber yang cukup sebelum menentukan keputusan serta diperlukannya dukungan dari manajemen atas sikap independen auditor dalam menjalankan tugas.
3. Indikator keahlian khusus pada variabel kompetensi memiliki nilai terendah di 2.67 (kategori tidak baik). Ini terjadi kemungkinan karena kepemilikan auditor terhadap kampuan atau keterampilan yang dimiliki secara pribadi atau spesifik masih berlum merata sebaranya di masing-masing tim audit. Maka disarankan agar auditor secara inisiatif memiliki keahlian khusus yang biasanya dibutuhkan dalam penugasan serta perlu dilakukannya training needs analysis oleh manajemen, sehingga pembangunan kompetensi auditor sejalan dengan kebutuhan yang diperlukan.
4. Indikator perhatian terhadap bawahan pada variabel leadership memiliki nilai terendah di 3.06 (kategori cukup). Ini terjadi kemungkinan dimana perhatian terhadap penyelesaian tugas, tingkat kesejahteraan, bagaimana pola mendiskusikan masalah dan tanggapan atas keluhan yang dirasakan auditor masih belum memadai. Maka disarankan perlunya peran dan keterlibatan nyata dari manajemen terhadap auditor dalam penyelesaian tugas, peningkatan kesejahteraan dan penjaminan karir atas sikap indenpensi yang dilakukan dalam menerima tugas.
5. Indikator idea exploration pada variabel perilaku kerja inovatif memiliki nilai terendah di 2.05 (kategori tidak baik). Ini terjadi kemungkinan dimana auditor belum maksimal dalam memberikan informasi foresight atas sebuah kesempatan atau masalah yang akan dihadapi auditan. Maka disarankan agar auditor dapat memiliki inovasi lebih atau alternatif lain dalam mencari cara mengembangkan output yang berkaitan dengan kinerjanya.
Buku Saku Perilaku Kerja Inovatif dan Efektivitas Kerja Internal AuditDr. Zar Rdj
Novelty pada penelitian ini dengan menghasilkan bukti-bukti empiris sebagai berikut:
1. Integritas, kompetensi dan leadership berpengaruh langsung positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja dan peran perilaku kerja inovatif dalam memediasi integritas, kompetensi dan leadership berpengaruh langsung positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja.
2. Integritas tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku kerja inovatif dan peran perilaku kerja inovatif dalam memediasi integritas juga tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja.
3. Faktor terbesar yang berpengaruh langsung terhadap efektivitas kerja adalah perilaku kerja inovatif dengan indikator tertingginya yaitu idea generation
4. Faktor terbesar yang berpengaruh langsung terhadap perilaku kerja inovatif adalah leadership dengan indikator tertingginya yaitu perhatian terhadap tugas.
5. Faktor terbesar yang berpengaruh tidak langsung terhadap efektivitas kerja adalah leadership yang dimediasi oleh perilaku kerja inovatif dengan indikator tertingginya yaitu perhatian terhadap tugas.
Sistem manajemen kinerja pns permenpan 8 tahun 2021Dr. Zar Rdj
KINERJA INDIVIDU: Getting employees involved in the planning process will help them understand the goals of the rganization, what needs to be done, why it needs to be done, and how well it should be done
SKP ADALAH SASARAN KINERJA PEGAWAI BERBASIS HASIL
SKP disusun berjenjang berdasarkan penyelarasan dan
memiliki IKI serta target yang SMART
SKP disusun berjenjang berdasarkan penyelarasan dan
memiliki IKI serta target
Change it today birokrasi is modern modelDr. Zar Rdj
ORGANISASI PADA MASA DATANG akan menciptakan suatu kombinasi dari gejala-gejala adaptasi, pemecahan persoalan, sistem temporer, aneka ragam spesialisasi, evaluasi staf yang fleksibel, TIDAK DIDASARKAN PADA NORMA HIRARKI VERTIKAL ATAS PERBEDAAN POSISI-POSISI DAN PANGKATNYA.
Pentingnya pengendalian risiko bagi organsiasi menghadapi revolusi global dar...Dr. Zar Rdj
Semakin Cepat Kita Mendeteksi Risiko maka Semakin Cepat Kita Mengetahui Starategi Penanganannya
Semakin Cepat Kita Menyiapkan Obat maka Semakin Cepat Kita Mengambil Tindakan Perbaikan
Mewujudkan birokrasi di era disrupsi dan tatanan normal baruDr. Zar Rdj
Mewujudkan Sistem Kerja dan Manajemen SDM yang Efektif, Efisien, Transparan, dan Akuntabel Berbasis IT
TATANAN BARU BIROKRASI
Paradigm
• Dynamic
• Network
• Collaborative
Institution and Process
• Digital Organization
• Flexible Arrangement
Personnel
• Millennials
• Baby Boomers
Three lines model updated, IIA update model tiga lapis pertahanan risikoDr. Zar Rdj
UPDATE The Three Lines Model membantu organisasi mengidentifikasi struktur dan proses yang terbaik membantu mencapai tujuan dan memudahkan pemerintahan kuat dan manajemen risiko.
• Mengadopsi pendekatan berdasarkan prinsip dan menyesuaikan model untuk sesuai dengan tujuan organisasi dan keadaan.
• Fokus pada konsekuensi manajemen risiko membuat untuk mencapai tujuan dan menciptakan nilai, serta pada masalah "pertahanan" dan melindungi nilai.
• Memahami dengan jelas peran dan tanggung jawab yang diwakili dalam model dan hubungan antara mereka.
• Tindakan implementasi untuk memastikan aktivitas dan tujuan disesuaikan dengan kepentingan prioritas dari stakeholders.
Dua model pengukuran dampak ekonomi proyek infrastruktur publikDr. Zar Rdj
METODE COMPUTABLE GENERAL EQUILIBRUM (CGE)
• Baik secara teoritis maupun studi empiris terdahulu membuktikan bahwa infrastruktur, khususnya infrastruktur trasportasi memiliki dampak positif pada pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, ketimpangan, serta meningkatkan kualitas hidup
• Namun dampak investasi infrastruktur transportasi yang berbeda perlu untuk dianilisis.
• Hasil simulai menggunakan CGE menunjukkan bahwa investasi pada jalan dan jembatan memberikan dampak pada riil PDB, konsumsi rumah tangga, serta pendapatan pajak lebih tinggi dari infrastruktur transportasi lainnya.
• Investasi pada jalan dan jembatan juga relatif memberikan dampak lebih pada peningkatan tenaga kerja serta penurunan kemiskinan.
• Untuk perdagangan, investasi jalan dan jembatan memberikan dampak pada ekspor lebih tinggi dibanding infrastruktur lainnya. Di sisi lain, investasi pada Bendungan/Rel Kereta/Bandara relatif memberikan dampak lebih tinggi daripada investasi jalan dan jembatan.
METODE RANTAI HASIL
• Digunakan untuk mengidentifikasi ultimate outcome dari proyek
• Bahan penyusunan dokumen monitoring dan evaluasi sebelum dan sesudah proyek dibangun
• Ketika telah dimanfaatkan oleh pengguna, evaluasi dampak perlu dilakukan menggunakan metode yang lebih robust misalnya:
– randomized experiment
– causal inference
– instrumental variable
– different-in-different
– regression discontinuity
– dll.
Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...Dr. Zar Rdj
TUJUAN
1. Mengurangi tumpang tindih kegiatan (efektivitas dan efisiensi)
2. Meningkatkan konvergensi kegiatan pembangunan antar K/L (Lintas K/L)
3. Mengurangi cost of bureaucracy karena satu program bisa digunakan oleh beberapa UKE I
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembagaDr. Zar Rdj
TUJUAN
1. Implementasi kebijakan money follow program;
2. Memperkuat penerapan anggaran berbasis kinerja;
3. Meningkatkan konvergensi program dan kegiatan antar Kementerian/Lembaga
4. Keselarasan rumusan program dan kegiatan antara dokumen perencanaan dan dokumen penganggaran;
5. Informasi kinerja yang mudah dipahami oleh publik;
6. Mendorong K/L menerapkan value for money dalam proses perencanaan dan penganggaran serta pelaksanaannya;
7. Sinkronisasi Rumusan Program Belanja K/L dengan Belanja Daerah.
8. Menyelaraskan Visi Misi Presiden, Fokus Pembangunan (arahan Presiden), serta 7 Agenda
9. Pembangunan, Tusi K/L dan Daerah;
10. Rumusan nomenklatur Program, Kegiatan, Keluaran (Output) yang mencerminkan “real work” (konkret)
MANFAAT
1. Adanya hubungan yang jelas antara program, kegiatan, output dan outcome.
2. Meningkatkan Sinergi antar Unit Kerja Eselon I atau antar K/L dalam mencapai sasaran pembangunan.
3. Meningkatkan efisiensi belanja
4. Integrasi Sistem IT perencanaan dan penganggaran.
5. Efisieni organisasi
Maizar_Pembangunan zona integritas zi wbk wbbm tahun 2020 kementerian perhubu...Dr. Zar Rdj
https://itjen.dephub.go.id/2019/12/11/bravo-kemenhub-lompatan-besar-zona-integritas-di-tahun-2019-dalam-mengakselerasi-implementasi-reformasi-birokrasi/
DYNAMIC GOVERNANCE 2025: Pencapaian Tujuan dan Sasaran Pembangunan Semakin baik yang ditandai dengan:
1. tidak ada korupsi;
2. tidak ada pelanggaran;
3. APBN dan APBD baik;
4. semua program selesai dengan baik
5. semua perizinan selesai dengan cepat dan tepat;
6. komunikasi dengan publik baik;
7. penggunaan waktu (jam kerja) efektif dan produktif;
8. penerapan reward dan punishment secara konsisten dan berkelanjutan;
9. hasil pembangunan nyata (propertumbuhan, prolapangan kerja, dan propengurangan kemiskinan)
ZONA INTEGRITAS adalah predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan public
WILAYAH BEBAS dari KORUPSI (WBK) adalah predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi sebagian besar kriteria dalam manajemen perubahan, penataan tatalaksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan, dan penguatan akuntabilitas kinerja.
WILAYAH BIROKRASI BERSIH & MELAYANI (WBBM) adalah predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi sebagian besar kriteria manajemen perubahan, penataan tatalaksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja, dan penguatan kualitas pelayanan publik.
Proses audit jarak jauh selama dan setelah corona virus disease 2019 covid 19Dr. Zar Rdj
Berkembangnya COVID-19 serta adanya pembatasan perjalanan di seluruh dunia, bersamaan dengan adanya kebutuhan untuk melakukan audit sesuai dengan peraturan/ hukum atau adanya keperluan mendesak untuk melakukan audit telah memunculkan kembali pembicaraan serta perhatian terhadap upaya audit internal untuk menemukan alternatif lain sebagai pengganti proses audit tradisional - yang menggunakan metode tatap muka – untuk sesegera mungkin diimplementasikan. Proses audit jarak jauh mungkin merupakan alternatif terbaik yang dapat dilaksanakan, hal ini terutama karena sebagian besar perusahaan telah membatasi perjalanan hanya untuk fungsi-fungsi bisnis yang kritis, dan banyak negara di dunia telah melakukan penutupan sementara perbatasannya.
Pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (...Dr. Zar Rdj
Pada tahun 2025, Pencapaian Tujuan dan Sasaran Pembangunan Semakin baik yang ditandai dengan:
1. tidak ada korupsi;
2. tidak ada pelanggaran;
3. APBN dan APBD baik;
4. semua program selesai dengan baik;
5. semua perizinan selesai dengan cepat dan tepat;
6. komunikasi dengan publik baik;
7. penggunaan waktu (jam kerja) efektif dan produktif;
penerapan reward dan punishment secara konsisten dan berkelanjutan;
8. hasil pembangunan nyata (propertumbuhan, prolapangan kerja, dan propengurangan kemiskinan)
Value based internal auditing - Nilai Dasar Internal AuditDr. Zar Rdj
Nilai dasar Internal Audit
Metodologi di mana auditor internal melakukan layanan audit internal yang berwawasan ke depan untuk menawarkan pemahaman dan secara aktif mencari inovasi untuk meningkatkan organisasi, berupaya melakukan hal ini dari perspektif klien audit.
Audit berbasis nilai adalah tempat profesi audit internal menuju. Tidak banyak fungsi audit internal yang belum terlihat, tetapi merupakan tren yang muncul. Elemen kunci dari audit berbasis nilai ditunjukkan dalam diagram di dimaksd, kemudian diperluas pada komentar terkini.
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
2. 2
PERATURAN PRESIDEN RI NO 7 TAHUN 2015
tentang : ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA
INSPEKTORAT JENDERAL : Pasal 17 sd 20
Pasal 17
1. Unsur Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf d dan Pasal 7 ayat (1)
huruf d, yaitu Inspektorat Jenderal.
2. Inspektorat Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
3. Inspektorat Jenderal dipimpin oleh Inspektur Jenderal.
Pasal 18
Inspektorat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan internal di lingkungan
Kementerian.
Maizar Radjin
3. 3
PERATURAN PRESIDEN RI NO 7 TAHUN 2015
tentang : ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA
INSPEKTORAT JENDERAL : Pasal 17 sd 20
Pasal 19
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Inspektorat Jenderal menyelenggarakan
fungsi:
1. penyusunan kebijakan teknis pengawasan internal;
2. pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi,
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;
3. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri;
4. penyusunan laporan hasil pengawasan;
5. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal.
Pasal 20
Inspektorat Jenderal terdiri atas Sekretariat Inspektorat Jenderal dan paling banyak 5 (lima)
Inspektorat.
Maizar Radjin
4. 4
NO KEMENTERIAN/LEMBAGA FUNGSI UMUM FUNGSI SPESIFIK
1 Kementerian Kehutanan Inspektorat I, II, III, IV Inspektorat Investigasi
2 Kementerian KOMINFO Inspektorat I, II, III, IV
3 Kementerian Pertahanan Inspektorat Umum, Pengadaan, Keuangan, Logistik
4 Kementerian ESDM Inspektorat I, II, III, IV Inspektorat V
5 Kementerian PARKERAF Inspektorat I, II, III
6 Kementerian Perdagangan Inspektorat I, II, III, IV
7 Kementerian Luar Negeri Inspektur Wilayah I, II, III, IV
8 BAPPENAS/IRTAMA
Inspektur Bidang Administrasi Umum dan Bidang
Kelembagaan
9 Kementerian Agama Inspektorat I, II, III, IV Inspektorat Investigasi
10 Kementerian Dalam Negeri Inspektorat I, II, III, IV Inspektorat Khusus
Maizar Radjin
5. 5
NO KEMENTERIAN/LEMBAGA FUNGSI UMUM FUNGSI SPESIFIK
11 Kementerian Kesehatan Inspektorat I, II, III, IV Inspektorat Investigasi
12 Kementerian Keuangan Inspektorat I, II, III, IV, V, VI, VII Inspektorat Bidang Investigasi
13 Kementerian Perindustrian Inspektorat I, II, III, IV
14 Kementerian PU Inspektorat Wilayah I, II, III, IV Inspektorat Wilayah Khusus
15 Kementerian Sosial
Inspektorat Bidang Rehabilitasi Sosial, Bidang
Perlindungan dan Jaminan Sosial, Bidang
Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan,
Bidang Penunjang
16 Kementerian Hukum dan HAM Inspektorat Wilayah I, II, III, IV, V, VI
17 Kementerian Pertanian Inspektorat I, II, III, IV Inspektorat Investigasi
18
Kementerian Kelautan dan
Perikanan
Inspektorat I, II, III, IV Inspektorat V
19 IRWASUM Polri Inspektorat Wilayah I, II, III, IV
20 JAMWAS Kejagung
Inspektorat Kepegawaian dan Tugas Umum, Keuangan,
Perlengkapan dan Proyek Pembangunan, Intelijen,
6. 6
1. Inspektorat Investigasi Kementerian Kehutanan (PMLKH 18/2015)
TUGAS FUNGSI
Inspektorat Investigasi mempunyai
tugas melaksanakan pengawasan,
pengumpulan bahan meneliti,
menganalisis, dan mengevaluasi
atas kasus pelanggaran yang
berindikasi praktek-praktek
korupsi, kolusi, dan nepotisme,
pelanggaran administrasi,
menindak lanjuti pengaduan
masyarakat, serta melaksanakan
tugas lain berdasarkan instruksi
khusus Menteri, dan cakupan yang
ditetapkan oleh Inspektur
Jenderal.
1. penyusunan rencana dan program dibidang pengumpulan bahan penelitian, analisis,
dan evaluasi atas kasus pelanggaran yang berindikasi praktek-praktek korupsi, kolusi,
dan nepotisme, pelanggaran administrasi, serta tindak lanjut pengaduan masyarakat;
2. penyusunan petunjuk pelaksanaan pengumpulan bahan penelitian, analisis, dan
evaluasi atas kasus pelanggaran yang berindikasi praktek-praktek korupsi, kolusi, dan
nepotisme, pelanggaran administrasi, serta tindak lanjut pengaduan masyarakat;
3. pelaksanaan pengumpulan bahan penelitian, analisis, dan evaluasi atas kasus
pelanggaran yang berindikasi praktek-praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme,
pelanggaran administrasi, serta tindak lanjut pengaduan masyarakat;
4. pengawasan atas kasus pelanggaran yang berindikasi praktek-praktek korupsi, kolusi,
nepotisme, dan pelanggaran administrasi;
5. pelaksanaan tugas lain berdasarkan instruksi khusus Menteri, dan cakupan yang
ditetapkan oleh Inspektur Jenderal; dan
6. pelaksanaan urusan ketatausahaan, kepegawaian, kerumahtanggaan, dan pelaporan
di lingkungan Inspektorat Investigasi.
Maizar Radjin
7. 7
2. Inspektorat V Kementerian ESDM (PMESDM 13/2016)
TUGAS FUNGSI
Inspektorat V mempunyai tugas
melaksanakan pengawasan
untuk tujuan tertentu atas
penugasan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral,
pengawasan lainnya, dan
kegiatan pengendalian,
pencegahan, dan
pemberantasan terhadap tindak
pidana korupsi serta
penyusunan laporan hasil
pengawasan.
1. penyiapan bahan perumusan kebijakan pengawasan intern;
2. penyusunan rencana dan program pengawasan intern;
3. pelaksanaan audit dengan tujuan tertentu dan pengawasan untuk tujuan tertentu
atas penugasan Menteri;
4. pelaksanaan kegiatan reviu, evaluasi, dan pemantauan dan pengawasan lainnya
lingkup Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral;
5. pelaksanaan monitoring terhadap pelaksanaan pelaporan Harta Kekayaan
Penyelenggara Negara;
6. pelaksanaan pengelolaan Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara;
7. pelaksanaan pengendalian gratifikasi;
8. pelaksanaan pengelolaan dan tindak lanjut whistleblowing system;
9. pelaksanaan tindak lanjut pengaduan masyarakat yang berkadar pengawasan;
10. pemberian keterangan ahli di persidangan atas hasil audit dengan tujuan tertentu
yang mengindikasikan adanya kerugian negara;
11. penyusunan laporan hasil pengawasan;
12. penetapan status tindak lanjut hasil pengawasan;
13. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kearsipan Inspektorat V
Maizar Radjin
8. 8
3. Inspektorat Investigasi Kementerian Agama (Permenag 42/2016)
TUGAS FUNGSI
Inspektorat Investigasi mempunyai tugas
melaksanakan strategi pengawasan,
melaksanakan audit dengan tujuan
tertentu melalui proses investigasi atas
dugaan tindak pidana korupsi dan
kerugian keuangan negara, pelanggaran
disiplin atau penyalahgunaan
wewenang, menangani permasalahan
yang menjadi perhatian publik pada
Kementerian Agama, penyusunan
laporan hasil audit investigatif,
mengoordinasikan hasil audit
investigatif, dan pelaksanaan urusan
ketatausahaan Inspektorat Investigasi.
1. penyusunan rencana strategis, kebijakan, rencana kinerja tahunan,
penetapan kinerja, dan program kerja yang terkait dengan tugas
Inspektorat Investigasi;
2. koordinasi pelaksanaan peran serta dan kerja sama dalam
pemberantasan tindak pidana korupsi dan kejahatan keuangan yang
berkaitan dengan unsur Kementerian Agama;
3. koordinasi penelahaan, analisis dan tindak lanjut pengaduan
masyarakat dan informasi dari media;
4. penanganan permintaan audit dengan tujuan tertentu
5. pelaksanaan dan pengendalian audit investigatif terhadap berbagai
bentuk penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan
oleh unsur Kementerian Agama;
6. pelaksanaan pengumpulan data dan/atau informasi intelijen atas
penanganan audit investigatif;
Maizar Radjin
9. 9
TUGAS FUNGSI
7. penyusunan dan penyampaian laporan audit investigatif serta laporan
akuntabilitas kinerja Inspektorat Investigasi;
8. pemantauan dan penilaian tindak lanjut hasil audit investigatif;
9. pelaksanaan sosialisasi kegiatan investigasi;
10. koordinasi pelaksanaan kajian terhadap peraturan perundang-undangan dan
peraturan pada Kementerian Agama;
11. koordinasi pengawasan yang terkait dengan tugas Inspektorat Investigasi;
12. pemberian keterangan ahli di persidangan;
13. pelaksanaan koordinasi dengan lembaga penegakan hukum, permintaan
informasi, dan pelimpahan kasus kepada lembaga penegakan hukum;
14. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan rumah tangga inspektorat investigasi.
Maizar Radjin
10. 10
4. Inspektorat Khusus Kementerian Dalam Negeri (Permendagri 43/2015)
TUGAS FUNGSI
Inspektorat Khusus sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1139 huruf f,
mempunyai tugas terhadap penegakan
integritas, melaksanakan pemeriksaan
dan pengusutan dalam rangka
penjatuhan sanksi administrasi serta
kebenaran laporan atau pengaduan
terkait adanya indikasi terjadinya
penyimpangan, korupsi, kolusi, dan
nepotisme atas penyelenggaraan tugas
pokok Kementerian dan
penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah, sesuai penugasan Inspektur
Jenderal
1. perencanaan program penanganan kasus dan pengaduan;
2. pengkoordinasian pelaksanaan penanganan kasus dan pengaduan;
3. penyiapan perumusan kebijaksanaan dan fasilitasi penanganan kasus
dan pengaduan;
4. pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian kebenaran
laporan pengaduan;
5. pelaksanaan penegakan integritas di lingkungan Kementerian Dalam
Negeri;
6. pemeriksaan dalam rangka penjatuhan sanksi administrasi kepada
Kepala Daerah dan DPRD;
7. pembinaan penegakan integritas di lingkungan Pemerintah Daerah;
8. pemantauan dan pemutakhiran tindak lanjut hasil pengawasan.
Maizar Radjin
11. 11
5. Inspektorat Investigasi Kementerian Kesehatan (Permenkes 64/2015)
TUGAS FUNGSI
Inspektorat Investigasi mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan kebijakan
teknis dan pelaksanaan pengawasan
terhadap kasus pelanggaran yang
berindikasi kerugian negara, pelanggaran
administrasi, tindak lanjut pengaduan
masyarakat dan penugasan lain
berdasarkan instruksi khusus Menteri,
serta penyusunan laporan hasil
pengawasan di lingkungan Kementerian
Kesehatan.
1. penyusunan kebijakan teknis pengawasan investigasi;
2. penyusunan rencana program kerja pengawasan investigasi;
3. pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri;
4. pengawasan investigasi dan pengawasan lainnya;
5. penyusunan laporan hasil pengawasan investigasi;
6. koordinasi penanganan dan pemantauan pelaporan pelanggaran dan
pengaduan masyarakat di lingkungan Kementerian Kesehatan;
Maizar Radjin
12. 12
6. Inspektorat Bidang Investigasi Kementerian Keuangan (PMK 234/2014)
TUGAS FUNGSI
Inspektorat Bidang Investigasi
mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan kebijakan
pengawasan intern, pengawasan
terhadap kinerja dan keuangan
serta pengawasan untuk tujuan
tertentu melalui audit
investigasi, pemantauan dan
kegiatan pengawasan lainnya
terhadap unsur Kementerian
Keuangan, serta penyusunan
laporan hasil pengawasan.
1. penyusunan rencana strategis, kebijakan, rencana kinerja tahunan dan
penetapan kinerja, dan program kerja Inspektorat Bidang Investigasi;
2. koordinasi penanganan informasi media dan current issues yang terkait
dengan dugaan penyimpangan oleh unsur Kementerian Keuangan;
3. koordinasi, penanganan, dan pemantauan pengaduan pelanggaran
(whistleblowing) di lingkungan Kementerian Keuangan;
4. pengumpulan dan pengolahan data dan inforrnasi pendukung kegiatan
investigasi, intelijen, dan surveillance;
5. pelaksanaan kegiatan intelijen dan surveillance;
6. penanganan permintaan audit Investigasi;
7. pelaksanaan dan pengendalian audit investigasi terhadap penyimpangan dan
penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh unsur Kementerian Keuangan;
8. pelaksanaan eksaminasi Laporan Pajak-Pajak Pribadi (LP2P) pegawai Kementerian
Keuangan;
Maizar Radjin
13. 13
TUGAS FUNGSI
9. pelaksanaan Penyelenggara eksarninasi Laporan harta Kekayaan Negara (LHKPN) dan laporan harta
kekayaan pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan
10. pelaksanaan tindaklanjut atas inforrnasi transaksi keuangan mencurigakan;
11. koordinasi pelaksanaan peran serta dan kerja sama dalam pemberantasan tindak pidana korupsi dan
kejahatan keuangan yang berkaitan dengan unsur Kementerian Keuangan;
12. pelaksanaan sosialisasi dalam rangka pencegahan dan pemberantasan korupsi;
13. koordinasi pelaksanaan kajian terhadap peraturan perundang-undangan dan peraturan di lingkungan
Kernenterian Keuangan yang terkait dengan pencegahan dan pemberantasan korupsi;
14. koordinasi pengawasan yang terkait dengan tugas Inspektorat Bidang Investigasi;
15. pemberian keterangan ahli di persidangan dan keterangan saksi dalam proses penanganan kasus oleh
instansi penegak hukum sebelum persidangan;
16. pelaksanaan koordinasi dengan instansi penegak hukum, permintaan informasi, dan pelimpahan kasus
kepada instansi penegak hukum
17. koordinasi pelaksanaan profiling pegawai Kementerian Keuangan;
18. penyusunan dan penyampaian laporan audit investigasi serta laporan akuntabilitas kinerja Inspektorat
Bidang Investigasi;
19. pemantauan dan penilaian tindak lanjut hasil audit investigasi;
20. pelaksanaan administrasi dan pelayanan Inspektorat Bidang Investigasi
Maizar Radjin
14. 14
7. Inspektorat V Kementerian PUPR (Permen PUPR 15/2015)
TUGAS FUNGSI
Inspektorat V mempunyai tugas
melaksanakan pengawasan
terhadap pengaduan
masyarakat yang berindikasi
enyimpangan keuangan negara,
pemeriksaan
khusus/investigasi, reviu
laporan keuangan, reviu
laporan kinerja instansi
pemerintah Eselon I,
pemeriksaan ex officio serta
pemeriksaan menyeluruh di
Unit Organisasi Pusat
berdasarkan peraturan
perundangundangan yang
berlaku
1. penyiapan rencana dan program pengawasan serta program kerja pemeriksaan di Inspektorat V;
2. pengembangan teknik-teknik pemeriksaan yang mengarah untuk meniadakan perilaku koruptif di
lingkungannya;
3. pengembangan prosedur pemeriksaan yang diarahkan untuk mengungkap adanya unsur-unsur
TPK perdata dan kejahatan keuangan lainnya;
4. pelaksanaan pemeriksaan menyeluruh, kinerja administrasi umum, administrasi keuangan dan
pemeriksaan konstruksi di Satuan Kerja Pusat;
5. penyusunan laporan hasil pengawasan di Inspektorat V;
6. pemeriksaan, pengujian dan penilaian terhadap setiap pengaduan masyarakat maupun adanya
indikasi penyimpangan keuangan negara;
7. pemeriksaan khusus/investigatif dan penyelesaian terhadap kebenaran laporan atau pengaduan
masyarakat tentang hambatan, penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang yang dilakukan
oleh pegawai/pejabat di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
8. penyiapan dan pelaksanaan reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah unit Eselon I;
9. penyiapan dan pelaksanaan reviu Laporan Keuangan;
10. penyiapan dan pendataan Pemeriksaan ex officio di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
11. pelaksanaan urusan tata usaha Inspektorat V.
Maizar Radjin
15. 15
8. Inspektorat Investigasi Kementerian Pertanian (Permentan 43/2015)
TUGAS FUNGSI
Inspektorat Investigasi mempunyai
tugas melaksanakan penyiapan
perumusan kebijakan teknis dan
pelaksanaan pengawasan untuk
tujuan tertentu, serta upaya
pencegahan korupsi
1. penyusunan rencana, program, kegiatan dan anggaran Inspektorat Investigasi;
2. penyiapan perumusan kebijakan teknis pengawasan tujuan tertentu dan
pencegahan korupsi;
3. pelaksanaan pengawasan tujuan tertentu;
4. pengelolaan pengaduan masyarakat;
5. pelaksanaan upaya pencegahan korupsi;
6. penyusunan laporan hasil pengawasan tujuan tertentu;
7. pelaksanaan urusan tata usaha Inspektorat Investigasi.
Maizar Radjin
16. 16
9. Inspektorat V Kementerian KKP (Permen KKP 6/2017)
TUGAS FUNGSI
Inspektorat V mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan
kebijakan teknis dan
pelaksanaan pengawasan
intern, serta penyusunan
laporan hasil pengawasan
terhadap pelaksanaan kebijakan
dan peraturan perundang-
undangan serta administrasi
lingkup Itjen, pelaksanaan
pengawasan untuk tujuan
tertentu atas penugasan
Menteri, serta audit investigasi
dan tindak lanjut pengaduan
masyarakat di lingkungan KKP
1. penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern lingkup Itjen dan pengawasan
untuk tujuan tertentu;
2. penyusunan rencana program pengawasan intern lingkup Itjen dan pengawasan
untuk tujuan tertentu;
3. pengawasan intern terhadap kinerja, keuangan dan non keuangan melalui audit,
reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya lingkup Itjen;
4. pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri;
5. pelaksanaan audit investigasi dan tindak lanjut pengaduan masyarakat di
lingkungan KKP;
6. pengawasan dan fasilitasi pembangunan budaya integritas lingkup KKP
7. koordinasi pelaporan pengawasan pelaksanaan reviu laporan keuangan;
8. pelaporan hasil pengawasan;
9. pelaksanaan urusan tata usaha dan kerumahtanggaan Inspektorat V
Maizar Radjin
17. 17
9. Inspektorat V Kementerian KKP (Permen KKP 6/2017)
TUGAS FUNGSI
Inspektorat V mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan
kebijakan teknis dan
pelaksanaan pengawasan
intern, serta penyusunan
laporan hasil pengawasan
terhadap pelaksanaan kebijakan
dan peraturan perundang-
undangan serta administrasi
lingkup Itjen, pelaksanaan
pengawasan untuk tujuan
tertentu atas penugasan
Menteri, serta audit investigasi
dan tindak lanjut pengaduan
masyarakat di lingkungan KKP
1. penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern lingkup Itjen dan pengawasan
untuk tujuan tertentu;
2. penyusunan rencana program pengawasan intern lingkup Itjen dan pengawasan
untuk tujuan tertentu;
3. pengawasan intern terhadap kinerja, keuangan dan non keuangan melalui audit,
reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya lingkup Itjen;
4. pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri;
5. pelaksanaan audit investigasi dan tindak lanjut pengaduan masyarakat di
lingkungan KKP;
6. pengawasan dan fasilitasi pembangunan budaya integritas lingkup KKP
7. koordinasi pelaporan pengawasan pelaksanaan reviu laporan keuangan;
8. pelaporan hasil pengawasan;
9. pelaksanaan urusan tata usaha dan kerumahtanggaan Inspektorat V
Maizar Radjin
18. 18
1. Sesuai Perpres 7 tahun 2015 maksimal pembentukan Inspektorat pada Inspektorat Jenderal
paling banyak 5 (lima) Inspektorat
2. Tidak ada ketentuan khusus mengatur numenklatur Inspektorat Khusus atau Inspektorat
Inverstigasi, penamaan/numenklatur diserahkan kepada K/L sesuai dengan kebutuhan dan
tugas serta fungsinya:
3. Tugas/fungsi generik yang pada Inpektorat V/Inspektorat Investigasi/Inspektorat Khusus
adalah sebagai berikut:
a. menangani audit dengan tujuan tertentu atas permintaan khusus
b. menangani pengaduan berkadar pengawasan
c. pemberian keterangan ahli di persidangan atas hasil audit dengan tujuan tertentu
yang mengindikasikan adanya kerugian negara
d. koordinasi pelaksanaan peran serta dan kerja sama dalam pemberantasan tindak
pidana korupsi dan kejahatan keuangan
e. pelaksanaan pengendalian gratifikasi;
Maizar Radjin
19. 19
4. Tugas/fungsi spesifik yang pada Inpektorat V/Inspektorat Investigasi/Inspektorat Khusus
adalah sebagai berikut:
a. koordinasi pelaksanaan kajian terhadap peraturan perundang-undangan dan
peraturan;
b. pengumpulan dan pengolahan data dan inforrnasi pendukung kegiatan investigasi,
intelijen, dan surveillance;
c. pelaksanaan pengelolaan dan tindak lanjut whistleblowing system;
d. pelaksanaan pengelolaan Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara;
e. koordinasi penanganan informasi media dan current issues yang terkait dengan
dugaan penyimpangan;
f. pengawasan dan fasilitasi pembangunan budaya integritas;
g. pelaksanaan eksaminasi Laporan Pajak-Pajak Pribadi (LP2P) pegawai;
h. koordinasi pelaksanaan profiling pegawai.
Maizar Radjin