1. Anggota :
Syifaul Fajroh
Farhannisa R
Kisin Riyanda R
Meigita Dwi U
Nurul Azizah S
Pazzyarti P
Yoela Damayanti
Kelompok 5
PENJELASAN GAMBAR BAB
5 SIRKULASI DARAH
2. Sistem peredaran darah atau
sistem kardiovaskular adalah
suatu sistem organ yang
berfungsi memindahkan zat
ke dan dari sel. Sistem ini
juga menolong stabilisasi
suhu dan pH tubuh. Sistem ini
menjamin kelangsungan
hidup organisme, didukung
oleh metabolisme setiap sel
dalam tubuh dan
mempertahankan sifat kimia
dan fisiologis cairan tubuh.
GAMBAR 5.1 SISTEM PEREDARAN
DARAH MANUSIA
Hal. 78
3. (a) Jantung adalah sebuah
rongga, rongga organ
berotot yang memompa
darah lewat pembuluh
darah oleh kontraksi
berirama yang berulang.
Terletak di rongga dada
agak sebelah kiri.
(b) Darah adalah cairan yang
terdapat pada semua
hewan tingkat tinggi yang
berfungsi mengirimkan
zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan
tubuh, mengangkut bahan-
bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga
sebagai pertahanan tubuh
terhadap virus atau
bakteri.
GAMBAR 5.2 (A) JANTUNG DAN (B) DARAH
Hal. 181
4. Komposisi darah dapat diperoleh
dengan cara memutar darah
dalam suatu tabung dengan
kecepatan tinggi. Proses
pemutaran tersebut dinamakan
sentrifugasi.Hasil sentrifugasi,
darah akan terpisah menjadi 2
bagian, yaitu bagian bawah yang
padat dan atas yang berupa
cairan. Cairan ada bagian atas
adalah plasma darah (55%),
sedangkan bagian bawah
terdapat sel-sel darah (45%)
GAMBAR 5.3 KOMPONEN DARAH
SETELAH PROSES SENTRIFUGASI
Hal. 182
5. Eritrosit berbentuk lempeng
bikonkaf,yang merupakan
sel gepeng berbentuk
piringan yang dibagian
tengah dikedua sisinya
mencekung,seperti sebuah
donat dengan bagian
tengah mengepeng bukan
berlubang. dengan
diameter 8 µm, tepi luar
tebalnya 2 µm dan bagian
tengah 1 µm.
GAMBAR 5.4 STRUKTUR ERITROSIT
BERBENTUK BIKONKAF
Hal. 184
6. (a) Ketiga jenis granulosit
adalah neutrofil, eosinofil, dan
basofil. Neutrofil paling banyak
dari sel darah putih dan
mengandung inti dengan satu
sampai lima lobus. Eosinofil
mengandung inti tidak teratur
berbentuk dengan dua lobus,
dan tentu saja, seragamBasofil
memiliki inti yang berbentuk S.
(b) Ada dua jenis agranulosit,
yaitu Monosit dan Limfosit.
Monosit adalah jenis sel yang
terbesar darah putih dan berisi
inti berbentuk sepatu kuda.
Limfosit biasanya jenis sel
darah kedua terbanyak putih
dan mengandung satu inti bulat
besar.
GAMBAR 5.5 JENIS-JENIS LEUKOSIT: (A)
GRANULOSIT DAN (B) AGRANULOSIT
Hal.188
7. Dalam proses pembekuan darah,
keping-keping darah (trombosit)
yang menyentuh permukaan luka
yang kasar, akan pecah dan
mengeluarkan trombokinase.
Trombokinase akan mengubah
protrombin menjadi trombin.
Protrombin merupakan enzim yang
belum aktif, berupa senyawa
globulin yang dihasilkan di hati
GAMBAR 5.6 PROSES PEMBEKUAN DARAH
Hal. 189
dengan pertolongan vitamin K, sedangkan trombin merupakan enzim
yang sudah aktif. Pengubahan protrombin menjadi trombin sangat
memerlukan zat kalsium untuk mempercepat proses tersebut. Trombin
mengubah fibrinogen (protein yang larut dalam plasma darah) menjadi
librin yang berbentuk benang-benang.
8. (a) Tahapan umum pembekuan
1) Pelukaan : pembuluh darah terluka.
2) Kekejangan pembuluh : otot halus di
dinding pembuluh berkontraksi
3) Pembentukan subat keping darah :
keping darah salimg menempel dan
menutup luka
4) Koagulasi : fibrinogen menjadi fibrin
akan membentuk jaring-jaring
sehingga terjadi pembekuan
(b) Fibrin adalah protein berupa serat-
serat benang yang tidak larut
dalam plasma pada proses
penggumpalan atau pembekuan
darah.Fibrin berasal dari fibrinogen yang
berubah karena aktivitas enzim trombin.
Fibrin tidak larut dalam pelarut protein
umumnya, tetapi dapat dilarutkan dengan
enzim tertentu
seperti plasmin dan pepsin
GAMBAR 5.7 PROSES PEMBEKUAN DARAH:
(A) TAHAPAN UMUM PEMBEKUAN DARAH
DAN (B) SINTESIS FIBRIN
Hal. 189
9. sel darah merah mengandung aglutinogen A dan B, sementara plasma darahnya
tidak mengandung antibodi α dan β. Sedangkan, orang yang bergolongan darah O,
padamembran sel darah merah tidak memiliki aglutinogen A dan B, sementara
plasma darahnya mengandung aglutinin α dan β. Golongan darah B, yaitu jika
eritrosit mengandung aglutinogen-B dan aglutinin-a dalam plasa darah.
Golongan darah O, yaitu jika eritrosit tidak memiliki agutinogen-A dan B, dan
plasma darahmemiliki aglutinin-a dan b.
Golongan darah pada manusia dapat dibedakan
menjadi empat golongan berdasarkan ada atau
tidak adanya antigen (aglutinogen) dan antibodi
(aglutinin). Orang yang bergolongan darah A, pada
membran sel darah merah mengandung antigen
atau aglutinogen A. Sementara, plasma darahnya
mengandung aglutinin β (antibodi β). Orang yang
bergolongan darah B, pada membran sel darah
merah mengandung aglutinogen B, sementara
plasma darahnya mengandung aglutinin α (antibodi
α).
Orang yang bergolongan darah AB, pada membran
GAMBAR 5.8 PERBEDAAN STRUKTUR
MOLEKUL AGLUTINOGEN PADA MEMBRAN
ERITROSIT GOLONGAN DARAH A, B, AB, DAN O
Hal. 193
10. Faktor rhesus berpengaruh pasangan
ayah-ibu dengan rhesus berbeda.
Jika ibu memiliki darah rhesus
positif dan janin dikandungnya
memiliki rhesus negatif, perbedaan
ini tidak menimbulkan masalah.
Namun ibu denngan rhesus negatif,
sedangkan janin rhesus positif
(warisan ayah), ibu secara alamiah
akan bereaksi membentuk zat anti
bodi anti-Rh D untuk melidungi
tubuh ibu dan melawan benda asing
(anti gen RhD darah janin) akibatnya
sel darah merah janin akan pecah
dan hancur (hemolisis). Kondisi ini
menyebabkan kematian janin
didalam rahim atau bayi lahir
menderita eritroblasposis fetalis .
GAMBAR 5.9 DIAGRAM TERJADINYA
ERITROBLASTOSIS FETALIS
Hal. 194
11. Uji golongan darah dilakukan
dengan menggunakan serum.
Golongan darah sistem ABO
menggunakan serum anti-A, anti-
B dan anti-AB sistem Rh atau
rhesus menggunakan serum anti-
D atau anti-Rho
GAMBAR 5.10 SERUM DAN BLOOD LANCET
Hal. 196