Thaharah merujuk pada kebersihan dan kesucian dari kotoran atau najis. Terdapat beberapa macam thaharah seperti wudlu, mandi, dan tayammum. Tujuan thaharah adalah menyucikan diri dari kotoran dan memenuhi syarat sahnya ibadah. Kisah Nabi Muhammad tentang pentingnya berthaharah dan menjaga kebersihan lingkungan juga dijelaskan.
1. KELOMPOK 4
THAHARAH
VINA NURAYNI 21801081043
MUHAMMAD FATCHUR ROHMAN 21801081175
HIDAYATULLOH 21801081187
KHOIRUL ANAM 21801081264
JUANDA CHRYSTANTORO 21801081505
2. RUMUSAN MASALAH
1. DEFINISI THAHARAH
2. MACAM-MACAM THAHARAH
3. KLASIFIKASI AIR ALAMADZHAB SYAFI’IYAH ANADHLIYYAH
4. TUJUAN THAHARAH
5. THAHARAH SECARA BAIK DAN BENAR ALAMADZHAB SYAFI’IYAH
ANADHLIYYAH
6. KISAH-KISAH ISLAMI TENTANG PENTINGNYA BERTHAHARAH
7. IMPLEMENTASI DARI HIKMAH THAHARAH DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
3. DEFINISI THAHARAH
Thaharah berarti kebersihan dan kesucian dari berbagai kotoran atau najis .
Sedangkan dalam buku yang lain secara etimologi “thaharah” berarti “kebersihan”
ketika dikatakan saya menyucikan pakaian maka yang dimaksud adalah saya
membersihkan pakaian. Dalam buku Fiqh ibadah secara bahasa ath-
thaharah berarti bersih dari kotoran-kotoran, baik yang kasat mata maupun tidak.
Sedangkan menurut istilah atau terminologi thaharah adalah menghilangkan hadas,
menghilangkan najis, atau melakukan sesuatu yang semakna atau memiliki bentuk
serupa dengan kedua kegiatan tersebut.
5. Klasifikasi air alamdzhab
syafiiyyah An-Nahdliyah
Di dalam madzhab Imam Syafi’i para ulama membagi air
menjadi 4 (empat) kategori masing-masing beserta hukum
penggunaannya dalam bersuci. Keempat kategori itu adalah
1. Air suci dan menyucikan,
2. Air musyammas,
3. Air suci namun tidak menyucikan, dan
4. Air mutanajis.
6. TUJUAN THAHARAH
Ada beberapa hal yang menjadi tujuan disyariatkannya thaharah,
diantaranya:
1. Guna menyucikan diri dari kotoran berupa hadats dan najis.
2. Sebagai syarat sahnya shalat dan ibadah seorang hamba.
Nabi Saw bersabda : “Allah tidak menerima shalat seorang diantara
kalian jika ia berhadas, sampai ia wudhu”, karena termasuk yang
disukari Allah, bahwasanya Allah SWT memuji orang-orang yang bersuci
: firman-Nya, yang artinya :“sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertaubat dan mensucikan dirinya”.(Al-Baqarah:122)
7. Thaharah secara baik dan benar
alamadzhab syafiiyah An-Nahdliyah
Thaharah yang baik dan benar tentu dengan beberapa ketentuan seperti
niat, menggunakan air yang suci dan mensucikan , terbasuhnya semua
bagian-bagian yang wajib dibasuh saat bersuci, dan tidak melakukan hal-
hal yang dapat membatalkan thaharah yang kita lakukan. Berikut hal-hal
yang dapat membatalkan kersucian :
Hal-hal yang dapat membatalkan wudhu dan tayamum :
1. Keluarnya sesuatu dari salah satu dua jalan (qubul dan dubur)
2. Hilangnya akal karena tidur, gila, atau lainnya.
3. Bersentuhan kulit seorang laki-laki dan seorang perempuan yang sama-
sama telah tumbuh besar dan bukan mahramnya dengan tanpa
penghalang.
4. Menyentuh kelamin atau lubang dubur manusia dengan menggunakan
bagian dalam telapak tangan atau bagian dalam jari jemari.
8. Kisah-kisah islami tentang
pentingnya berthaharah
Suatu hari Nabi Muhammad Saw. melewati tempat pemakaman bersama para sahabat. Atas izin
Alloh Swt., Nabi Muhammad Saw. dapat mendengar jerit tangis orang-orang yang ada di dalam
kubur sehingga beliau berhenti sejenak dan menitikkan air mata.
Selanjutnya, Nabi Muhammad Saw. mengambil sebuah pelepah kurma yang ada di sekitar kuburan,
lalu menancapkan pelepah itu pada salah satu kuburan. Melihat peristiwa itu, para sahabat
menanyakan kepada Nabi Muhammad Saw.
Sejenak Nabi Muhammad Saw. diam, lalu berkata, "Sesungguhnya aku mendengar jerit tangis
umatku didalam kubur karena siksa Alloh Swt. yang di berikan kepadanya."
Sahabat bertanya, "Kesalahan apakah yang di lakukan orang itu, ya Rosululloh?" jawab Nabi
Muhammad Saw. "Semasa hidupnya orang ini jika kencing atau buang air kecil tidak mau istinjak
sehingga kulit dan pakaian yang di gunakan selalu najis." Itulah siksa Alloh Swt. yang di berikan
kepada kaumku yang tidak memperhatikan kebersihan dan kesuciannya. Oleh karena itu, hati-hatilah
terhadap najis karena Alloh Swt. tidak suka kepada orang yang najis."
Mendengar penjelasan Nabi Muhammad Saw. Para sahabat makin hati-hati dalam memelihara
kebersihan dan kesucian badan, pakaian, dan tempat tinggalnya.
9. Implementasi hikmah thaharah
dalam kehidupan sehari-hari
1. Untuk membersihkan badan, pakaian, dan tempat dari hadas
dan najis ketika hendak melaksanakan suatu ibadah.
2. Menjaga Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal.
3. Menjaga Kebersihan Lingkungan Tempat Ibadah.
4. Menjaga Kebersihan Lingkungan Tempat Umum