Dokumen tersebut membahas tentang keterampilan yang dibutuhkan peserta didik di era modern. Terdapat empat jenis keterampilan yang disebutkan yaitu keterampilan sosial, akademik, vokasional, dan kecakapan hidup. Dokumen ini juga membahas hubungan antara pendidikan kecakapan hidup dengan pendidikan Islam, di mana tujuan akhirnya sama yaitu mengembangkan potensi manusiawi peserta didik.
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Skil yang dibutuhkan peserta didik dalam pembelajaran di copy
1. SKIL YANG DIBUTUHKAN PESERTA
DIDIK DALAM PEMBELAJARAN DI ERA
MODERN
OLEH
JUPRIADI
2. POKOK BAHASAN
A. Konsep Pendidikan Kecakapan Hidup (Life
Skills)
B. Hubungan Pendidikan Kecakapan Hidup
dalam Pendidikan Islam
3. A. KONSEP PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP
(LIFE SKILLS)
1. Pengertian pendidikan kecakapan hidup (life
skills)
2. Kecakapan sosial atau kecakapan interpersonal
(social skills)
3. Kecakapan akademik (academic skills)
4. Kecakapan vokasional (vocational skills)
4. 1. PENGERTIAN PENDIDIKAN KECAKAPAN
HIDUP (LIFE SKILLS)
Secara harfiah kata “skills” dapat diterjemahkan dengan “ketrampilan” namun
dalam konteks ini maknanya menjadi terlalu sempit atau konsepnya kurang
luas dari makna yang sebenarnya. Oleh karena itu kata yang dipandang lebih
memadai untuk menerjemahkan kata skills dalam konteks ini adalah
“kecakapan”.
Pendidikan kecakapan hidup atau life skills menurut tim broad based
education Depdiknas (2002) adalah kecakapan yang dimiliki oleh seseorang
untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara
wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara pro aktif dan kreatif dapat
mencari serta menemukan solusi untuk mengatasinya.
Konsep tentang life skills merupakan salah satu fokus analisis di dalam
pengembangan kurikulum pendidikan yang lebih mengedepankan pada
kecakapan untuk hidup atau bekerja. Menurut Brolin 1989 dalam bukunya
Anwar yang berjudul Pendidikan Kecakapan Hidup Konsep dan Aplikasi
menjelaskan bahwa :
“Life skills constitute a continuum of knowledge and aptitude that are
necessary for a person to function effectively and to availed interruptions of
employment experience”.
5. 2. KECAKAPAN SOSIAL ATAU KECAKAPAN INTERPERSONAL
(SOCIAL SKILLS)
Kecakapan sosial atau kecakapan interpersonal
(social skills) mencakup:
a. Kecakapan untuk dapat berkomunikasi dengan
empati (communication)
b. Kecakapan untuk bisa bekerja sama
(collaboration skills) Di sini empati adalah sikap
dengan penuh pengertian dan seni komunikasi
antara dua arah dengan mendapatkan tekanan
khusus karena dalam konteks ini istilah komunikasi
tidak sekedar dipahami untuk menyampaikan
pesan akan tetapi isi dan cara penyampaian
disertai dengan kesan yang baik, yang akan
menimbulkan hubungan yang harmonis
6. 3. KECAKAPAN AKADEMIK (ACADEMIC SKILLS)
Kecakapan akademik (academic skills) sering kali disebut
juga dengan kemampuan untuk berpikir ilmiah. Pada
dasarnya merupakan pengembangan dari kecakapan berpikir
rasional yang masih bersifat umum, karena kecakapan
akademik sudah lebih mengarah kepada kegiatan yang
bersifat akademik atau keilmuan. Kecakapan akademik
mencakup antara lain:
a. Kecakapan untuk melakukan identifikasi variabel dan
menjelaskan hubungannya pada suatu fenomena tertentu
(identifying variable and describing relationship among then)
b. Merumuskan hipotesis terhadap suatu rangkaian kejadian
(constructing hypotheses)
c. Serta merancang dan melaksanakan penelitian untuk
membuktikan suatu gagasan atau keingintahuan (designing
and implement ting research).
7. 4. KECAKAPAN VOKASIONAL (VOCATIONAL SKILLS)
Kecakapan vokasional (vocational skills) yang sering
disebut juga dengan kecakapan kejuruan yang
artinya kecakapan yang dikaitkan dengan bidang
pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat.
8. B. HUBUNGAN PENDIDIKAN KECAKAPAN
HIDUP DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Pendidikan Islam merupakan salah satu asepk saja
dari ajaran Islam secara keseluruhan. Karenanya,
tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan
hidup manusia dalam Islam yaitu untuk
menciptakan pribadi hamba Allah yang selalu
bertaqwa kepada-Nya dan dapat mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Dalam
konteks sosial masyarakat, bangsa dan negara
maka pribadi yang bertaqwa ini menajdi rahmatan
lil alamin baik dalam skala kecil maupun besar.
9. Proses pendidikan seharusnya lebih diorientasikan
kepada pemberdayaan ilmu dalam meraih
kehidupan yang bermakna, dan pemberdayaan
didasarkan pada cara- cara yang kreatif, demokrasi
tanpa ada pemaksaan. Jika beberapa konsep
tentang pendidikan Islam itu dikaitkan dengan
pendidikan kecakapan hidup, maka sebenarnya
Islam dengan seluas-luasnya dapat menampung
kelima jenis kecakapan yang dikemabangkan
dalam life skills.
10. Jika pendidikan Islam menempatkan manusia pada posisi
sentral, maka sama dengan konsep life skills yang juga
memposisikan peserta didik sebagai subyek perubahan
utnuk dirinya melalui interaksi dengan lingkungan
masing-masing mempunyai tujuan dalam kerangka
utnuk mengembangkan potensi manusiawi didik dalam
menghadapi peranannya di masyarakat. Dengan
keterkaitan tersebut, maka pendidikan kecakapan hidup
dapat dimasukkan dalam kerangka pengembangan
pendidikan Islam karena pada hakikatnya tujuan
mendasar dari keduanya sama, yaitu sebagai
aktualisasi potensi manusai dalam mencapai kehidupan
yang lebih bermakna baik dunia maupun di akhirat
11. KESIMPUILAN
Dari paparan di atas yaitu Agar siswa memiliki soft skill yang baik, maka perlu menerapkan
cara belajar sebagai berikut. Yaitu, learning to know, learning to do, learning to live together,
dan learning to be. Oleh karena itu, Kresna menganjurkan agar pembelajaran tidak hanya
berkutat pada teori namun aplikasi. Seharusnya, guru harus mambawa peserta didik
kedunia nyata, jangan hanya teori,” itulah kenapa banyak lulusan kuliah yang menganggur
gara-gara tidak bisa mengaplikasikan ilmu dalam kehidupan nyata dalam masyarakat.
Kebanyakan lulusan hanya berusaha mencari pekerjaan, dan menjadi PNS muaranya,
apapun ditempuh meskipun harus dengan cara “nyogok”, mereka tidak mapu menciptakan
lapangan kerja bagi dirinya apalagi untuk orang lain. Siswa/mahasiswa yang memiliki soft
skill, dia tidak hanya dapat berfikir secara kreatif (creative thinking) namun juga berfikir kritis
critical thinhking). Tidak hanya itu, siswa juga akan memiliki sikap percaya diri, konsep
berfikir dan ambisi untuk sukses.