Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
dokumen.tips_penjas-pencak-silat.ppt
1. Pencak Silat
Mata Pelajaran : Penjas
Anggota :
Fauji Ajeng
Kitza Valletta Kolen
Linda Amelia Wijaya
Melanita Lusiana
Nining Ayu Aprillia
2. Etimologi
Istilah silat dikenal secara luas di Asia Tenggara, akan
tetapi khusus di Indonesia istilah yang digunakan
adalah pencak silat. Istilah ini digunakan sejak 1948
untuk mempersatukan berbagai aliran seni bela diri
tradisional yang berkembang di Indonesia. Nama
"pencak" digunakan di Jawa, sedangkan "silat"
digunakan di Sumatera, Semenanjung Malaya dan
Kalimantan. Dalam perkembangannya kini istilah
"pencak" lebih mengedepankan unsur seni dan
penampilan keindahan gerakan, sedangkan "silat"
adalah inti ajaran bela diri dalam pertarungan.
3. Pengertian Pencak Silat
Pencak silat adalah suatu metode bela diri yang
diciptakan untuk mempertahankan diri dari bahaya
yang dapat mengancam keselamatan dan kelangsungan
hidup. Dalam kamus bahasa Indonesia, pencak silat
diartika permainan (keahlian) dalam mempertahankan
diri dengan kepandaian menangkis, menyerang dan
membela diri dengan atau tanpa senjata. Ada juga
yang mengatakan bahwa pencak silat adalah gerak bela
diri tingkat tinggi yang disertai dengan perasaan
sehingga penguasaan gerak efektif dan terkendali.
4. Istilah dalam Pencak
Silat
Kuda-kuda: adalah posisi menapak kaki untuk memperkokoh
posisi tubuh. Kuda-kuda yang kuat dan kokoh penting untuk
mempertahankan posisi tubuh agar tidak mudah dijatuhkan.
Kuda-kuda juga penting untuk menahan dorongan atau
menjadi dasar titik tolak serangan (tendangan atau pukulan).
Sikap dan Gerak: Pencak silat ialah sistem yang terdiri atas
sikap (posisi) dan gerak-gerik (pergerakan). Ketika seorang
pesilat bergerak ketika bertarung, sikap dan gerakannya
berubah mengikuti perubahan posisi lawan secara
berkelanjutan. Segera setelah menemukan kelemahan
pertahanan lawan, maka pesilat akan mencoba mengalahkan
lawan dengan suatu serangan yang cepat.
5. Langkah: Ciri khas dari Silat adalah penggunaan langkah.
Langkah ini penting di dalam permainan silat yang baik dan
benar. Ada beberapa pola langkah yang dikenali, contohnya
langkah tiga dan langkah empat.
Kembangan: adalah gerakan tangan dan sikap tubuh yang
dilakukan sambil memperhatikan, mewaspadai gerak-gerik
musuh, sekaligus mengintai celah pertahanan musuh.
Kembangan utama biasanya dilakukan pada awal laga dan
dapat bersifat mengantisipasi serangan atau mengelabui
musuh. Seringkali gerakan kembangan silat menyerupai tarian
atau dalam maenpo Sunda menyerupai ngibing (berjoget).
Kembangan adalah salah satu bagian penilaian utama dalam
seni pencak silat yang mengutamakan keindahan gerakan.
6. Buah: Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik
bertahan dan menyerang. Secara tradisional istilah teknik ini
dapat disamakan dengan buah. Pesilat biasa menggunakan tangan,
siku, lengan, kaki, lutut dan telapak kaki dalam serangan. Teknik
umum termasuk tendangan, pukulan, sandungan, sapuan,
mengunci, melempar, menahan, mematahkan tulang sendi, dan
lain-lain.
Jurus: pesilat berlatih dengan jurus-jurus. Jurus ialah rangkaian
gerakan dasar untuk tubuh bagian atas dan bawah, yang
digunakan sebagai panduan untuk menguasai penggunaan teknik-
teknik lanjutan pencak silat (buah), saat dilakukan untuk berlatih
secara tunggal atau berpasangan. Penggunaan langkah, atau
gerakan kecil tubuh, mengajarkan penggunaan pengaturan kaki.
Saat digabungkan, itulah Dasar Pasan, atau aliran seluruh tubuh.
7. Sapuan dan Guntingan: adalah salah satu jenis buah (teknik)
menjatuhkan musuh dengan menyerang kuda-kuda musuh,
yakni menendang dengan menyapu atau menjepit
(menggunting) kaki musuh, sehingga musuh kehilangan
keseimbangan dan jatuh.
Kuncian: adalah teknik untuk melumpuhkan lawan agar tidak
berdaya, tidak dapat bergerak, atau untuk melucuti senjata
musuh. Kuncian melibatkan gerakan menghindar, tipuan, dan
gerakan cepat yang biasanya mengincar pergelangan tangan,
lengan, leher, dagu, atau bahu musuh.
8. Senjata
Keris: sebuah senjata tikam berbentuk pidau kecil, sering dengan bilah
bergelombang yang dibuat dengan melipat berbagai jenis logam bersama-sama
dan kemudian cuci dalam asam.
Kujang: pisau khas Sunda
Samping/Linso: selendang kain sutera dipakai sekitar pinggang atau bahu, yang
digunakan dalam penguncian teknik dan untuk pertahanan terhadap pisau.
Galah: tongkat yang terbuat dari kayu, baja atau bambu .
Cindai: kain, biasanya dipakai sebagai sarung atau dibungkus sebagai kepala gigi.
Tradisional perempuan menutupi kepala mereka dengan kain yang dapat
diubah menjadi cindai.
Tongkat/Toya: tongkat berjalan yang dibawa oleh orang tua, pengelana dan
musafir.
Kipas: kipas lipat tradisional yang kerangkanya dapat terbuat dari kayu atau
besi.
Kerambit/Kuku Machan: sebuah pisau berbentuk seperti cakar harimau yang
bisa diselipkan di rambut perempuan.
9. Sabit/Clurit: sebuah sabit, biasa digunakan dalam pertanian,
budidaya dan panen tanaman.
Sundang: sebuah ujung pedang ganda Bugis, sering berombak-
berbilah
Rencong: belati Aceh yang sedikit melengkung
Tumbuk Lada: belati kecil yang juga sedikit melengkung mirip
rencong, secara harfiah berarti "penghancur lada".
Gada: senjata tumpul yang terbuat dari baja.
Tombak: lembing yang terbuat dari bambu, baja atau kayu
yang kadang-kadang memiliki bulu yang menempel di dekat
pisau.
Parang/Golok: pedang pendek yang biasa digunakan dalam
tugas sehari-hari seperti memotong saat menyisir hutan.
Trisula: tiga sula atau senjata bercabang tiga
Chabang/Cabang: trisula bergagang pendek, secara harfiah
berarti "cabang".
10. Pencak Silat Sebagai Seni
Ciri khusus lainnya pencak silat adalah merupakan
bagian dari kesenian. Di
daerah-daerah tertentu terdapat tetabuhan atau iringan
musik yang khas dan juga
terdapat kaidah-kaidah gerak dan irama yang
merupakan suatu pendalaman khusus.
Pencak silat sebagai seni harus menurut ketentuan
keselarasan, keseimbangan,
keserasian antara wirama, wirasa, dan wiraga.
11. Pencak Silat sebagai Bela Diri
Pada dasarnya pencak silat adalah usaha
pembelaan diri agar selamat dari serangan lawan.
Dengan demikian, unsur gerakannya terdapat dua
bagian, yaitu unsur untuk menyerang dan unsur
untuk membela termasuk usaha menyelamatkan diri.
Melalui latihan-latihan yang tekun, pesilat dapat
memupuk dan meningkatkan kemampuan,
ketangkasan, keterampilan, dan kekuatannya dalam
melakukan serangan maupun pembelaan diri.
Sesuai falsafah bangsa Indonesia, maka pesilat
Indonesia lebih mengutamakan pembelaan diri dari
pada menyerang. Oleh karena itu pencak silat
disebut seni bela diri bukan seni menyerang.
17. Tata tertib pencak silat
Sejalan dengan norma dan nilai budaya khususnya di Indonesia,
terdapat beberapa peraturan yang harus diperhatikan dan dilakukan
dengan seksama ketika berlatih pencak silat, di antaranya sebagai
berikut.
1. Upacara pembukaan latihan yang terdiri atas:
a) Menyiapkan barisan;
b) Berdoa dipimpin oleh pelatih;
c) Pembacaan “Prasetya pesilat Indonesia"
d) Penghormatan kepada pelatih, dipimpin oleh pemimpin barisan.
2. Pemanasan
3. Latihan inti
4. Pendinginan
5. Upacara penutupan latihan diakhiri dengan penghormatan dan
berjabat tangan.
18. Nilai Positif Pencak Silat
Beberapa nilai positif yang diperoleh dalam
olahraga beladiri pencak silat adalah:
Kesehatan dan kebugaran;
Membangkitkan rasa percaya diri;
Melatih ketahanan mental;
Mengembangkan kewaspadaan diri yang tinggi;
Membina sportifitas dan jiwa ksatria;
Disiplin dan keuletan yang lebih tinggi.