Bab 8 membahas pentingnya keputusan investasi bagi perusahaan dan beberapa metode untuk menilai investasi seperti Accounting Rate of Return, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return, dan Profitability Index. Keputusan investasi mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang dan melibatkan peramalan arus kas masa depan berupa initial, operational dan terminal cashflow.
1. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Aina Zahra Parinduri SE.,MM MANAJEMEN KEUANGAN 1
BAB 8
KEPUTUSAN
INVESTASI
A. PENTINGNYA KEPUTUSAN INVESTASI
Tugas manajer keuangan yang dilakukan secara rutin adalah bagaimana mengatur
aliran dana agar operasi perusahaan berjalan dengan baik. Tugas rutin tersebut
tentu tidak banyak menyita waktu dan perhatian karena sudah dilaksanakan
berulang-ulang. Di samping tugas rutin tersebut manajer keuangan mempunyai
tugas yang cukup berat yaitu membuat keputusan investasi. Semakin perusahaan
berkembang, maka manajemen dituntut mengambil keputusan investasi, seperti
pembukaan cabang, perluasan usaha, maupun pendirian perusahaan lainnya.
Pada dasarnya setiap perusahaan mempunyai sifat untuk berkembang biak
apabila ada kesempatan. Pengembang biakan perusahaan ini disebut sebagai
diverifikasi yang macamnya ada tiga : (1) Diverifikasi horizontal, (2) Diverifikasi
Vertikal, dan (3) Diverifikasi Konglomerat.
Keputusan investasi mempunyai dimensi waktu jangka panjang, sehingga
keputusan yang diambil harus dipertimbangkan dengan baik, karena mempunyai
konsekuensi berjangka panjang pula. Keputusan investasi ini sering juga disebut
sebagai capital budgeting yakni keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan
keputusan mengenai pengeluaran dana yang jangka waktu kembalinya dana
tersebut melebihi satu tahun atau berjangka panjang. Perencanaan terhadap
keputusan investasi ini sangat penting karena beberapa hal sebagai berikut:
a. Dana yang dikeluarkan untuk keperluan investasi sangat besar, dan jumlah
dana yang besar tersebut tidak bisa diperoleh kembali dalam jangka pendek
atau diperoleh sekaligus.
b. Dana yang dikeluarkan akan terikat dalam jangka panjang, sehingga
perusahaan harus menunggu selama jangka cukup lama untuk bisa
memperoleh kembali dana tersebut. Dengan demikian akan mempengaruhi
penyediaan danauntuk keperluan lain.
c. Keputusan investasi menyangkut harapan terhadap hasil keuntungan di masa
yang akan datang. Kesalahan dalam mengadakan peramalan akan dapat
mengakibatkan terjadinya over dan under investment, yang akhirnya akan
2. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Aina Zahra Parinduri SE.,MM MANAJEMEN KEUANGAN 2
merugikan perusahaan. Misalnya proyeksi penjualan terlalu besar sehingga
membeli peralatan yang besar dengan investasi juga besar, ternyata permintaan
kecil, akhirnya banyak kapasitas yang menganggur dan biaya tetap
(penyusutan) sangat besar, demikian sebaliknya.
d. Keputusan investasi berjangka panjang, sehingga kesalahan dalam
pengambilan keputusan akan mempunyai akibat yang panjang dan berat, serta
kesalahan dalam keputusan ini tidak dapat diperbaiki tanpa adanya kerugian
yang besar.
B. ALIRAN KAS (CASH FLOW)
Keputusan investasi yang dilakukan oleh perusahaan diharapkan akan bisa
ditutup oleh penerimaan-penerimaan di masa yang akan datang. Penerimaan-
penerimaan tersebut berasal dari proyeksi keuntungan yang diperoleh atas
investasi yang bersangkutan. Keuntungan atau laba yang akan digunakan untuk
menutup investasi bisa dalam dua pengertian yakni (1) laba akuntansi yaitu
merupakan laba yang terdapat dalam laporan keuangan yang disusun oleh
bagian akuntansi yakni cukup dilihat dari laba pada Laparan Rugi-Laba, (2) laba
tunai yaitu laba yang berupa aliran kas atau cashflow. Dalam investasi lebih
banyak menggunakan konsep laba tunai atau cashflow, mengapa tidak
menggunakan konsep laba yang diperguanakan dalam akuntansi saja?
Jawabannya adalah karena laba yang dilaporkan dalam laporan akuntansi belum
pasti dalam bentuk kas, sehingga dengan demikian perusahaan dapat
mempunyai jumlah kas yang lebih besar daripada keuntungan yang dilaporkan
dalam laporan akuntansi.
PENGGOLONGAN CASHFLOW
Cashflow yang berhubungan dengan suatu keputusan investasi bisa
dikelompokkan dalam 3 macam aliran kas yaitu (1) Initial cashflow, (2) Operational
cashflow, dan (3) Terminal Cashflow.
CASHFLOW = EAT + PENYUSUTAN
3. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Aina Zahra Parinduri SE.,MM MANAJEMEN KEUANGAN 3
(1) Initial Cashflow
Initial cashflow adalah aliran kas yang berhubungan dengan pengeluaran-
pengeluaran kas untuk keperluan investasi, seperti pengeluaran kas untuk
pembelian tanah, pembangunan pabrik, pembelian mesin, pembelian peralatan lain,
pembelian kendaraan, dan pengeluaran kas lain dalam rangka mendapatkan aktiva
tetap. Termasuk dalam initial cashflow ini adalah kebutuhan dana yang akan
digunakan untuk modal kerja. Initial cashflow biasanya dikeluarkan pada saat awal
pendirian suatu proyek investasi.
(2) Operational Cashflow
Operational cashflow merupakan aliran kas yang akan dipergunakan untuk
menutup investasi. Operational cashflow biasanya diterima setiap tahun selama
usia investasi, dan berupa aliran kas bersih. Operational cashflow inilah yang
sering disebut sebagai cashflow saja. Dengan demikian operational cashflow
dapat dihitung dengan menambahkan laba akuntansi (EAT) dengan penyusutan.
Permasalahan operational cashflow ini muncul bila dalam keputusan investasi
sumber dana yang dipergunakan berasal dari hutang, yang mengakibatkan laba
setelah pajak (EAT) berbeda, dan tentunya akan mengakibatkan cashflow-nya
menjadi berbeda antara bila dibelanjai dengan modal sendiri dan dibelanjai
dengan hutang.
Misalkan ada suatu proyek investasi yang dibelanjai 100% modal sendiri senilai
Rp 100.000.000,-, usia ekonomis 2 tahun, tanpa nilai residu. Biaya tunai pertahun
sebesar Rp 60.000.000,- dan pajak diperhitungkan 25%. Kalau penyusutan
dilakukan dengan metode garis lurus, maka penyusutan per tahunnya sebesar Rp
50.000.000,-,
Penyusutan/tahun =
Dengan demikian taksiran rugi-laba pertahun proyek ini adalah:
Penghasilan Rp 150.000.000,-
Biaya-biaya tunai Rp 60.000.000,-
Penyusutan RP 50.000.000,-
Rp 110.000.000,-
Laba Sebelum Pajak Rp 40.000.000,-
Pajak 25% Rp 10.000.000,-
100.000.000 – 0 = Rp 50.000.000,-
2
4. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Aina Zahra Parinduri SE.,MM MANAJEMEN KEUANGAN 4
Laba setelah pajak RP 30.000.000,-
Maka :
Cashflow = Rp 30.000.000 + Rp 50.000.000 = Rp 80.000.000,
Sekarang kalau misalkan dana yang dibutuhkan untuk membiayai proyek tersebut
dibelanjai 100% dengan hutang dengan bunga 20% per tahun, maka taksiran rugi-
laba yang dibuat adalah sebagai berikut:
Penghasilan Rp 150.000.000,-
Biaya-biaya tunai Rp 60.000.000,-
Penyusutan Rp 50.000.000,-
Rp 110.000.000,-
Laba Sebelum Bunga & Pajak Rp 40.000.000,-
Bunga Rp 20.000.000,-
Laba sebelum pajak Rp 20.000.000,-
Pajak 25% RP 5.000.000,-
Laba setelah pajak Rp 15.000.000,-
Maka apabila kita menggunakan rumus seperti di atas, cashflow-nya akan
nampak:
Cashflow = Rp 15.000.000 + Rp 50.000.000 = Rp 65.000.000,-
Dengan perhitungan tersebut terlihat bahwa satu proyek akan mempunyai
kesimpulan yang berbeda antara bila dibelanja dengan modal sendiri dan modal
asing. Bila demikian maka
Dari contoh tersebut diatas maka cashflownya adalah
Cashflow = Rp 15.000.000 + Rp 50.000.000 + 20.000.000 (1-0,25)
= Rp 80.000.000,-
(3) Terminal Cashflow
Cashflow = Laba Setelah Pajak + Penyusutan + Bunga (1-pajak)
5. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Aina Zahra Parinduri SE.,MM MANAJEMEN KEUANGAN 5
Terminal cashflow merupakan aliran kas yang diterima sebagai akibat
habisnya umur ekonomis suatu proyek investasi. Apabila proyek investasi habis
umur ekonomisnya biasanya masih ada penerimaan kas, misalnya dari penjualan
aktiva tetap yang masih bisa digunakan, juga dana yang digunakan sebagai modal
kerja. Oleh karena itu yang termasuk dalam kelompok terminal cashflow adalah
nilai residu dan modal kerja. Nilai residu adalah taksiran harga jual aktiva tetap
bila usia ekonomis proyek habis, misalnya perusahaan ekonomis 5 tahun dan
taksir mempunyai nilai residu Rp 25.000.000,-, artinya pada lima tahun lagu saat
proyek dianggap ditutup mesin bisa dijual dengan taksiran harga Rp 25.000.000,-.
Sedangkan model kerja merupakan dana yang digunakan untuk membiayai
operasi perusahaan sehari-hari. Modal kerja ini selalu berputar, sehingga pada
akhir umur proyek akan diperhitungkan kembali sebagai penerimaan kas. Terminal
cashflow ini akan diterima pada akhir umur ekonomis, sehingga nantinya akan
diperhitungkan sebagai cashflow di tahun terakhir.
Dengan demikian, apabila pada tahun ke-0 perusahan menginvestasikan
dananya dan selama empat tahun menerima operational cashflow, maka ketiga
jenis cashflow ini jika digambarkan akan nampak sebagai berikut :
C. METODE PENILAIAN INVESTASI
Ada beberapa alat analisa atau metode dalam menilai keputusan investasi.
Metode-metode penilaian investasi tersebut antara lain adalah :
1. Metode Accounting Rate of Return
2. Metode Payback Period
3. Metode Net Present Value
4. Metode Internal Rate of Return
5. Metode Profitability Index
1. Metode Accounting Rate of Return
0 1 2 3 4
Initial
Cashflow
Operational
Cashflow
Operational
Cashflow
Operational
Cashflow
Operational
Cashflow + Terminal
Cashflow