Dokumen ini membahas sistem referensi tinggi yang digunakan dalam survei topografi dan geodesi. Ada tiga jenis sistem tinggi yang dijelaskan yaitu orthometris, geodetik, dan dinamik beserta teknologi dan prinsip kerjanya. Sistem orthometris mendefinisikan tinggi secara fisik terhadap bidang ekuipotensial gravitasi sedangkan sistem geodetik menggunakan referensi ellipsoid. Dokumen ini juga menjelaskan hubun
2. Kegunaan…
• Pendefinisian kerangka referensi sistem tinggi,
terutama untuk konsep deformasi vertikal.
• Penyatuan sistem referensi hitungan tinggi
sangat dibutuhkan bila data tinggi yang
diperoleh berasal dari metode pengamatan
tinggi yang menggunakan datum yang
berbeda-beda pula.
3. Jenis, Referensi & Teknologi…
Sistem
Tinggi
Referensi Teknologi
Orthometris 1. Geoid yang diukur sepanjang garis gaya berat yang melalui titik
tersebut.
2. Terdefinisikan secara fisis terhadap bidang ekuipotensial
gravitasi.
3. Bidang hitung tinggi secara fisis dan beda tinggi diperoleh secara
riil melalui pengukuran tinggi di lapangan.
4. Membutuhkan standard model topografi & densitas massa bumi
secara regional & global.
Sipat Datar
(Kahar, 1997
dan Sulasdi,
2001 dalam
Kahar, 2008)
Geodetik
(Ellipsoid)
1. Ellipsoid yang merupakan ekuipotensial gaya berat normal.
2. Terdefinisikan geometri dan independen terhadap medan
gravitasi.
3. Bidang hitung tinggi secara matematis & beda tinggi diperoleh
dari penurunan tinggi dalam bidang ellipsoid.
4. Membutuhkan pendeskripsian nilai permukaan potensial normal.
1. GPS
(Abidin,2005)
,
2. InSAR
(NASDA,
2003)
Dinamik 1. Tidak memiliki geometrik
2. Titik-titik yang mempunyai tinggi dinamik yang sama
menunjukkan titik-titik tersebut berada terletak pada permukaan
potensial yang sama.
Sipat Datar
(Kahar, 2008)
7. SIPAT DATAR
• Bertujuan untuk menentukan beda tinggi antar
titik, bukan tinggi suatu titik.
• Paling teliti dibanding metode pengukuran
tinggi lain (trigonometrik & barometrik),
dibuktikan dengan teori perambatan kesalahan.
• Biasanya digunakan untuk transfer of level
dalam pengamatan pasut (survei bathimetry),
pengukuran KDV (survei topografi), dan
profiling (profil melintang & memanjang).
8.
9. Hubungan dengan Bowditch…
• Perataan bowditch digunakan untuk
menentukan tinggi titik-titik di antara titik
awal dan titik akhir. (Hi, Hi+1, Hi+2,….., Hf).
• Hi dan Hf harus diketahui tingginya agar
bowditch dapat dilakukan.
10. Tahapan Hitungan
1. 𝐻𝑓 − 𝐻𝑖 = ΣΔH
Tinggi titik akhir – Tinggi titik awal = Jumlah
semua beda tinggi yang terkoreksi.
2. Δ𝐻 = Δ𝐻°
+ 𝑘Δ𝐻
Beda tinggi yang terkoreksi = Beda tinggi
ukuran yang benar + koreksi beda tinggi
3. Δ𝐻°
= Δ𝐻 𝑢
− (𝑑. 𝐾𝑔𝑏)