1. REMAJA DAN SEKS
Tugas Individual Terstruktur
Mata Kuliah: Sosiologi Pedidikan
Dosen Pengampu: Ahmad Mutakin, M.Pd
Oleh:
Kharis (NIM. 1123303062)
Tarbiyah/ Smt. 3/ Kependidikan Islam (KI -2)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PURWOKERTO
2012
1
2. REMAJA DAN SEKS
Disela kesibukan dan kehidupan sehari-hari yang demikian sumpek,
perhatian dan pikiran kita sering kali terpaku pada hal-hal yang besar, yang
dijajakan setiap menit oleh berbagai pedia cetak maupun elektronik. Atau pikiran
dan perhatian kita itu tersudut pada peristiwa-peristiwa sensasional. Kendati
sebenarnya masalah-masalah itu sama sekali tidak menyentuk nadi kehidupan
kita. Selain itu, dalam berbagai hal, kita seringkali memandang masalah-masalah
di sekitar kita sebagai sesuatu yang giyen, taken for granted sudah demikian
adanya. Padahal tanpa kita sadari telah terjadi perubahan bear dalam kehidupan
kita. Cara kita berhubungan dengan orang tua, teman, dan tetangga, cara makan-
minnum, cara berbusana, cara beribadah, singkatnya seluruh gaya hidup kita, yang
diakibatkan oleh kemajuan pesat informasi dan teknologi.
Disadari atau tidak, modernisasi, globalisasi serta akseleresai
pembangunan orde baru, telah berpengaruh besar terhadap para pola perilaku dan
gaya hidup masyarakat Indonesia mulai dari kota besar hingga ke pelosok-
pelosok. Apabila dicermati, banyak perkembangan perilaku mereka yang bersifat
positif, rasional, sebagai bukti kedewasaan sikap mental pelakunya. Yang perlu
kita sadari bahwa setiap perubahan, akanlah membawa sebuah dampak baik
dalam segi mental secara positif maupun negatif, dengan pusatnya perkembangan
informasi dan teknologi akibat dari peran modrnisasi dan globalisasi yang kini
tengah membawa kemajuan yang sangat pesat, terutama bagi para remaja muda
baik yang mengenyam pendidikan ataupun remaja yang tidak mengenyam
pendidikan secara tuntas dalam seharusnya yang didapat.
2
3. Dalam kehidupan yang kini telah dipermudahkan dalam berbagai hal
dengan teknologi dan informasi yang mudah didapat dengan menggunakan akses
internet, akan tetapi di sisi lain dalam penarian informasi yang dibutuhkan
terkadang disajikan pula informasi-informasi yang tidak seharusnya diiklankan
seperti halnya pengiklanan alat kontrasepsi, video-video dan film-film budaya
barat, yang kebanyakan kehidupan di barat tidak lepas dari hubungan seks,
sehingga informasi secara terus menerus dikenyam oleh para remaja muda dan
disebarluaskan melalui teman-teman, bahkan melalui berbagai media, lama-
kelamaan para remaja akan menirukan pula gaya hidup mereka.
Gaya hidup remaja tanpa disadari akan mengalami perubahan akibat
penyalahgunaan teknologi internet, telah mewabah menjadi sebuah hobi atau yang
dalam melakukan atau mengerjakan tugas dengan kebiasaan melalui internet, serta
tidak langsung mereka telah dimanjakan dengan media internet, yang akhirnya
karena kurangnya pemfilteran informasi yang masuk pada suatu negara yang
mana kebanyakan para remaja masih dalam masa-masa meniru atau segala
sesuatu yang baru dikenal dalam masa-masa kebiasaan yang kini mewabah pada
kalangan remaja adalah berhubungan seks baik sesama jenis maupun dengan
lawan jenis. Seperti halnya kehidupan di barat.
Dalam hal ini kasus yang akan dibahas yakni “Remaja dan Seks”, karena
kebanyakan dari kalangan remaja saat ini sedang megnalami haus akan mengenai
seks. Golongan remaja muda adalah para gadis yang berusia 13 sampai 17 tahun,
inipun sangat tergantung pada kematangannya secara seksual, sehingga
3
4. penyimpangan-penyimpangan secara kasuistis pasti ada. Bagi para laki-laki yang
disebut remaja muda yakni usia dari 14 sampai 17 tahun.
Apabila remaja muda sudah menginjak usia 17 tahun sampai 18 tahun,
mereka lazim disebut golongan muda atau pemuda-pemudi. Sikap tindak mereka
rata-rata sudah mendekati pola sikap-tindak orang dewasa, walaupun dari sudut
perkembangan mental belum sepenuhnya demikian. Biasanya mereka berharap
agar dianggap dewasa oleh masyarakat.
Dengan istilah “Remaja dan Seks”, kita tak akan lepas dari pandangan
bahwa seks merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi, apalagi seseorang yang
tengah mengalami peralihan dari masa kanak-kanak ke masa remaja masih banyak
keinginan yang harus dicapai dan ditambah lagi dengan kemajuan globalisasi
yang kian semakin pesat tengah membawa arus budaya barat pada tanangan
remaja terutama dalam budaya kebiasaan berhubungan seks, seolah-olah
hubungan seks sudah tidak asing lagi di kalangan remaja sekarang ini. Beda
halnya denganmasa remaja dulu hubungan seks sangatlah diharuskan sekali
dengan adanya sebuah ikatan pernikahan agar dapat melakukan hubungan seks,
karena di masa dulu bagi orang yang melakukan hubungan seks sebelum ada
ikatan akan mendapat sanksi dari masyarakat sekitar dan rasa takutnya hamil di
luar nikah akan mendapat banyak cercaan dari banyak kalangan masyarakat
sekitar.
Namun setelah perkembangan informasi dan teknologi yang semakin
pesat, yang kini telah beredar juga alat kontrasepsi atau biasa juga dikenal di
kalangan remaja yakni kondom yang dapat mencegah terjadinya kehamilan, dan
4
5. banyak yang lainnya seperti ekstasi, aborsi dan sebagainya. Sehingga yang
namanya takut terhadapa kehamilan sebelum menikah kini tengah sirna, yang ada
di kalangan remaja sekarang ini hanyalah pemenuhan kebutuhan seks, terutama di
kalangan remaja bagi mahasiswa-mahasiswi yang bertempat tinggal di kost, akan
mereasa aman untuk melakukan itu semua tanpa pengetahuan dari orang tua dan
sanak kerabatnya yang jauh.
Akibatnya banyak kalangan remaja yang putus cita-citanya karena tengah
terbawa arus hubungan seks, banyak kalangan mahasiswa yang terbengkalai di
dalam perkuliahan, cenderungan untuk mengasingkan diri dari masyarakat sekitar
akibat perbuatannya, banyak pula kalangan remaja yang harus menjadi ibu,
sehingga merasa kurang untuk menikmati masa-masa remaja. Tak jarang dari
kalangan remaja sekarang ini melakukan hubungan seks karena faktor-faktor dari
diri sendiri seperti rasa keingintahuannya tentang hal seks tersebut, karena
kurangnya perhatian dari orang tua, kurangnya pendapatan ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, kurangnya pendidikan mental dalm menghadapi
gejolak hasrat seksualitas. Adapun faktor-faktor di luar seperti pengaruh ajakan
pacar, karena takut diputus, terinspirasi akan adegan-adegan video orang-orang
barat, banyak lagi yang lainnya.
Dengan demikian kita ketahui bahwa seks di kalangan remaja sudah tidak
tabu lagi, seolah-olah sudah menjadi realitas kehidupan yang harus dijalani
dengan adanya kemajuan informasi dan teknologi yang semakin berkembang,
dalam hal apapun mudah didapat, fasilitas seperti tempat hiburan, hotel, bahkan
tempat pemuasan hasrat untuk melakukan seks kini telah banyak di tengah-tengah
5
6. kehidupan mau tidak mau pasti banyak kalangan remaja sekarang menggunakan
jasa untuk memuaskan hasrat seks sesaat. Sehingga semua itu berdampak juga
dalam proses pendidikan di kalangan remaja.
Untuk mengatasi problem tentang remaja dan seks, secara umum dapat
ditangani dengan 3 penanganan. Pertama, pembekalan yang mana dalam hal ini
seorang remaja harus dibekali dari berbagai aspek baik aspek pengetahuan tentang
seks, aspek pengendalian diri, yang sangat dibutuhkan. Kedua, yakni pengawasan,
baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat ataupun sekolah agar gerak-gerik
mereka selalu terpantau dan dapat dikendalikan untuk tidak melakukan hal-hal
yang menyeleweng dari norma-norma yang berlaku.
Penanganan pertama lebih menekankan kepada peran orang tua dan
sekolah untuk selalu memberi wawasan terhadap pengetahuan ataupun cara untuk
selalu bisa mengendalikan diri agar tidak melanggar norma-norma yang berlaku.
Penanganan kedua lebih menekankan pentingnya pengawasan terhadap
para remaja dalam menyikapi kemajuan teknologi baik di rumah, lingkungan
masyarakat, maupun formal supaya setiap remaja dapat melangkah lebih lurus dan
benar dalam mengikuti norma-norma yang berlaku dan menjadikan generasi
remaja yang berkualitas serta mental yang bagus dalam menghadapi kemajuan
infomrasi dan teknologi yang terjadi akibat modernisasi dan globalisasi sekarang
ini.
6
7. DAFTAR PUSTAKA
Marlovitz. 2007. Gallup Youth Survey; Isu dan Tren Utama Remaja dan Seks.
Bandung: Pakar Raya.
Soekanto, Soerjono. 1992. Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja
dan Anak. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Santosa, Imam Budhi. 2001. Kisah Polah Tingkah Potret Gaya Hidup
Transformatif. Yogyakarta: LKiS Yogyakarta.
7