3. Komponen-komponen biaya
produksi Biaya Tetap Total/Total Fixed Cost (TFC)
Biaya Variable Total/Total Variabel Cost (TVC)
Biaya Tetap Rata Rata/Avarage Fixed Cost (AFC)
Biaya Variabel Rata-rata/Average Variable Cost
(AVC)
Biaya Produksi Total / Total Production Cost
(TPC)
Biaya Produksi Rata Rata/Average Production
Cost (ATC)
4. Biaya Tetap
Biaya yang nilainya tetap dan nilainya tidak
dipengaruhi oleh aktivitas produksi
Biaya tetap terdiri dari = biaya alat dan biaya
sewa
Biaya tetap total = biaya alat + biaya sewa
Biaya tetap per unit = biaya tetap total / jumlah
produksi
5. Biaya variabel
Biaya yang nilainya sesuai dengan aktivitas
produksi
Semakin banyak produk yang produksi, semakin
banyak pula biaya variabelnya
Semakin sedikit produk yang produksi, semakin
kecil pila biaya variabelnya
Yang termasuk biaya variable = biaya bahan dan
Gaji
Biaya variable total = biaya bahan+gaji
Biaya variable unit = biaya variable total / jumlah
produksi
6. Perhitungan Gaji
Gaji 1 buln didasarkan pada UMK, UMR atau
UMP
UMP = Upah Minimum Provinsi
UMK = Upah Minimum Kabupaten/Kota
UMR = Upah Minimum Regional
Gaji 1 Hari diperoleh dengan membagi gaji
bulanan dengan 24 hari kerja (1 bulan dihitung 24
Hari kerja)
Gaji 1 jam diperoleh dengan membagi gaji 1 hari
dibagi 8 jam kerja (1 hari ada 3 Shift Kerja)
7. Perhitungan gaji
Perhitungan gaji per bulan = (UMR, UMK, UMP)
Perhitungan gaji per hari = Gaji perbulan / 24
Perhitungan gaji per jam = Gaji per hari / 8
8. Biaya overhead
Biaya diluar biaya tetap dan biaya variable
namun nilanya mempengaruhi biaya produksi
dan harga jual produk
Yang termasuk biaya overhead = biaya bahan
bakar, biaya listrik
Biaya overhead total = biaya bahan bakar + biaya
listrik
Biaya overhead per unit = biaya overhead total /
jumlah produksi
9. Biaya produksi
Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi produk
Biaya produksi total
= biaya tetap total + biaya variable total + biaya
overhead total
Biaya produksi per unit
= biaya produksi total / jumlah produksi
11. BEP (Break Event Point)
Break Even Point (BEP) adalah titik impas di
mana posisi jumlah pendapatan dan biaya sama
atau seimbang sehingga tidak terdapat
keuntungan ataupun kerugian dalam suatu
perusahaan.
Rumus Break Event Point umumnya dibagi
menjadi dua, yakni rumus BEP dasar unit dan
rumus BEP dasar penjualan.
12. BEP dasar Unit
BEP =
Biaya tetap
Harga jual per unit – biaya produksi per unit
13. Contoh:
Misalnya ada seorang pengusaha yang mendirikan
bisnis pabrik kaos. Setiap bulan produksi pabrik
tersebut 50 kaos. Sedangkan harga jual kaos per
buah Rp 50.000. Untuk biaya produksi per kaos rata-
rata Rp 30.000 dan biaya tetap tahunan Rp
2.000.000. Berapakah jumlah produksi kaos minimal
agar mencapai BEP?
Jawab :
BEP =
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 −𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡
BEP =
2.000.000
50.000 −30.000
BEP = 100
Jadi untuk mencapai BEP (titik impas) Pengusaha
harus memproduksi kaos 100 buah kaos
14. BEP dasar Penjualan
BEP =
Biaya tetap total
1− (
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡
)
15. Contoh:
Misalnya ada seorang pengusaha yang mendirikan bisnis pabrik
kaos. Setiap bulan produksi pabrik tersebut 50 kaos. Sedangkan
harga jual kaos per buah Rp 50.000. Untuk biaya produksi per
kaos rata-rata Rp 30.000 dan biaya tetap tahunan Rp 2.000.000.
Berapakah total penjualan minimum agar mencapai BEP?
Jawab :
BEP =
Biaya tetap total
1− (
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡
)
BEP =
2.000.000
1− (
30.000
50.000
)
BEP = 5.000.000
Jadi untuk mencapai BEP (titik impas) pengusaha harus
mendapatkan total penjualan sebesar 5.000.000
16. Coba hitung apakah sesuai?
Jumlah produksi untuk mencapai BEP = 100
Harga jual kaos perunit = 50.000
50.000 X 100 = 5.000.000
Total penjualan minimal agar mencapai BEP =
5.000.000
Harga jual kaos per unit = 50.000
5.000.000 / 50.000 = 100
Sesuai !!1
17. Harga/biaya produksi dapat dihitung
apabila sudah diketahui hal hal berikut:1. Volume produksi masing-masing barang (anggaran
produksi)
2. Biaya bahan mentah untuk masing-masing barang
(anggaran bahan mentah)
3. Biaya tenaga kerja langsung untuk masing masing
barang (anggaran tenaga kerja)
4. Biaya overhead pabrik untuk masing masing
departemen produksi dan departemen jasa
(pembantu)
5. Satuan kegiatan masing-masing departemen
produksi dan departemen jasa (pembantu)
6. Angka angka standar pada masing masing
departemen
18. Manfaat Penentuan Harga Pokok
Produksi
1. Digunakan dalam menentukan harga jual
produk
2. Digunakan dalam memantau realisasi biaya
produksi
3. Digunakan dalam menghitung laba rugi
perusahaan
4. Digunakan dalam menentukan harga pokok
persediaan produk jadi dan produk dalam
proses yang disajikan dalam neraca