Revolusi Hijau adalah revolusi produksi biji-bijian melalui penemuan benih unggul yang meningkatkan hasil panen. Revolusi Hijau di Indonesia pada masa Orde Baru mengangkat perekonomian melalui peningkatan produktivitas dan swasembada beras, namun menimbulkan dampak negatif seperti kerusakan lingkungan dan kesenjangan sosial. Oleh karena itu diperlukan kehati-hatian dalam menerapkan revolusi hijau.
3. Pengertian Revolusi Hijau
Revolusi Hijau adalah revolusi produksi biji-
bijian dari hasil penemuan-penemuan ilmiah
berupa benih unggul baru dari berbagai
varietas gandum, padi dan jagung yang
membuat hasil panen komoditas tersebut
meningkat di negara-negara berkembang
4. Perkembangan Revolusi Hijau
1. Perang Dunia I
Akibat dari perang ini, banyak lahan pertanian di
Eropa hancur yang mengancam ketersediaan
pangan. Lalu para pengusaha Amerika
membantu dengan mengembangkan pertanian
dengan mengadakan penelitian(disponsori Ford
and Rockfeller Foundation). Penelitian ini
dilakukan di Meksiko, Filipina, India, Pakistan
untuk mencari varietas tanaman penghasil biji-
bijian. Selain itu, perkembangan revolusi hijau
dipicu perkembangan teknologi.
5. Perkembangan Revolusi Hijau
2. Perang Dunia II
Perang ini menimbulkan berbagai kerusakan di
berbagai sendi kehidupan, begitu pula lahan
pertanian. Oleh karena itu dilakukan
peningkatan produksi pertanian, melalui:
-Pembukaan lahan lahan pertanian baru
-Mekanisasi pertanian
-Penggunaan pupuk-pupuk baru
-Mencari metode yang tepat untuk
memberantas hama
6. Perkembangannya di Indonesia
Kebijakan modernisasi pertanian pada masa
Orde baru dikenal dengan sebutan Revolusi
Hijau. Revolusi Hijau merupakan perubahan
cara bercocok tanam dari cara tradisional ke
cara modern. Di Indonesia hal ini didasari
karena kebutuhan pangan penduduk,
kemiskinan, dan tingkat pertanian yang masih
rendah
7. Pelaksanaan Penerapan Revolusi
Hijau
Pemberian penyuluhan dan bimbingan kepada petani.
Kegiatan pemasaran hasil produksi pertanian berjalan
lancar seiring perkembangan teknologi dan komunikasi.
Tumbuhan yang ditanam terspesialisasi atau yang dikenal
dengan monokultur
Pengembangan teknik kultur jaringan untuk memperoleh
bibit unggul
Petani menggunakan bibit padi IR hasil pengembagan
Institut Penelitian Padi Internasional
Pola pertanian berubah dari pola subsistensi menjadi pola
kapital dan komersialisasi.
Pemerintah mendirikan KUD (Koperasi Unit Desa).
8. Dampak Positif bagi Indonesia
1. Memberikan lapangan kerja bagi para petani
maupun buruh pertanian.
2. Kekurangan bahan pangan dapat teratasi.
3. Sektor pertanian mampu menjadi pilar penyangga
perekonomian Indonesia terutama terlihat ketika
Indonesia mengalami krisis ekonomi sehingga orang
beralih usaha ke sektor agrobisnis.
4. Meningkatkan produktivitas tanaman pangan.
5. Indonesia berhasil mencapai swasembada beras.
6. Kualitas tanaman pangan semakin meningkat.
9. Dampak Negatif bagi Indonesia
1. Penggunaan pupuk buatan dan pestisida secara berlebihan
2. Berkurangnya keanekaragaman genetik jenis tanaman
tertentu karena penyeragaman jenis tanaman tertentu
3. Cara bertani tradisional menjadi terpinggirkan.
4. Rasa kegotongroyongan semakin menurun.
5. Muncul komersialisasi produksi pertanian
6. Memudarnya sistem kekerabatan dalam masyarakat yang
awalnya menjadi pengikat hubungan antar lapisan.
7. Harga tanah yang tinggi tidak terjangkau oleh kemampuan
ekonomi petani lapisan bawah sehingga petani kaya
mempunyai peluang sangat besar untuk menambah luas
tanah.
10. Menurut saya, dengan adanya
Revolusi hijau pada masa orde
baru, telah mengangkat tingkat
perekonomian di Indonesia.
Kesimpulan Salah satunya dengan
Mengenai swasembada beras. Namun,
kekurangannya yaitu
Revolusi Hijau di menimbulkan rasa individualis,
Indonesia... kesenjangan dan kerusakan
lingkungan. Jadi sebaiknya
revolusi hijau tetap diadakan,
namun diperhatikan kembali
mengenai dampak dan
solusinya.